Anda di halaman 1dari 19

PENATALAKSANAAN SINUSITIS MAKSILARIS DENTOGEN

I. PENDAHULUAN Sinusitis makasilaris dentogen merupakan penjalaran infeksi yang berasal dari gigi. Namun sinusitis maksilaris juga dapat berasal dari infeksi hidung. Anatomi Rongga Sinus Maksilaris. Sinus maksilaris pada waktu lahir berupa rongga kecil yang tubuler. Pertumbuhan sinus maksilaris mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan wajah. Ukuran dan bentuk sinus bervariasi. Pada beberapa orang tulang antara apeks gigi dengan rongga sinus maksilaris agak tebal, pada yang lainnya kadang-kadang akar gigi masuk dalam sinus maksilaris dengan sedikit atau tanpa tulang yang meliputinya. Pada umumnya bentuk sinus maksilaris menyerupai piramid dengan dinding medial sinus atau dinding lateral rongga hidung sebagai basis piramid dan biasanya simetris kiri dan kanan. asar sinus maksilaris dibentuk oleh procesus alveolaris gigi posterior rahang atas dengan anterior oleh permukaan facial maksila dan posterior dibentuk oleh dinding spenomaksila. inding medial dibentuk oleh dinding lateral rongga hidung. Sebelah atas sebagai atap rongga sinus maksilaris dibentuk oteh dasar orbita dan pada atapini terdapat saluran yaitu kanalis infra orbitalis yang dilewati oleh nervus dan arteri infraorbitalis. Sinus maksilaris atau antrum highmore terbesar diantara sinus paranasalis lainnya. !enurut Schiffer, ukuran rata-rata untuk bayi adalah "-# $ %-& $ '-% mm, pada umur (# tahun adalah '(-') $ (#-)* $ (+-)* mm, dan kapasitas sinus ini hampir (, ml, hampir ) kali dari volume waktu lahir. -ntrum berhubungan dengan meatus media melalui ostium maksilaris dan lokasinya pada bagian atas depan dinding medial sinus maksilaris premolar ), molar (, dan molar ). Sinus maksilaris biasanya hanya merupakan satu ruang yang batas-batasannya antara lain orbita di superior, bagian dental dan alveolar maksila di inferior, prosesus .igomatikus di lateral, dan sebuah dinding tulang tipis yang memisahkan rongga tersebut dengan fossa infratemporal dan pterygopalatina di posterior, serta prosesus unsinatus, fontanel dan konka inferior di medial. /stium sinus maksilaris terletak di dalam (0' bagian paling posteroinferior infundibulum 1"(,#23.

Pada atap sinus ini dijumpai atap dari nervus infraorbital yang terletak pada alur tulang, nervus ini dibatasi oleh membran mukosa atau oleh tulang yang tipis dan akan terpotong waktu kuretase dari operas sinus. (,),' 4ariasi anatomis tersering dari sinus maksilaris adalah sel-sel etmoidalis infraorbital atau disebut 5 6aller7s 8ell9. 6aller, seorang ahli anatomi pada abad (#, pertama kali menyatakan 5sel etmoidal yang excavates os planum dan os maksila, diluar berhubungan dengan kapsula labirin etmoid. Selulae ini adalah selulae etmoid yang mengalami pneumatisasi ke lantai orbita sinus maksilaris, letaknya inferlateral dai bulla etmoid, dan berhubungan erat dengan infundibulum etmoid dan ostium sinus maksilaris. Sel 6aller ini dikatakan berasal dari etmoidalis anterior 1##23 dan etmoidalis posterior 1()23. Nama-nama lain untuk sel 6aller ini antara lain adalah sel ma$illo-orbital, sel ma$illo-etmoidal, dan sel orbitoetmoidal. :api penamaan sel 6aller untuk sekarang dipakai sel etmoidalis infraorbital . ;stilah ini lebih tepat, berdasarkan lokasi dan asal daris sel ini dan membedakannya dari sel supraorbital dari resesus frontalis atau resesus suprabullar. 4ariasi anatomis lainnya adalah hipoplasia atau atelektasis sinus maksilaris. Pada variasi ini, sinus maksilaris lebih kecil dan dikelilingi oleh tulang maksila yang lebih tebal, prosesus unsinatus juga mengalami hipoplasia dan terletak pada bagian inferomedial orbita< jadi infundibulum juga mengalami atelektasis. Uncinektomi menjadi sulit pada pasien-pasien ini karena lateral displacement dari struktur tersbut darn risiko masuk orbita. Pneumatisasi dari sinus maksilaris berkaitan dengan erupsi gigi geligi tetap dan berlangsung paling cepat antara usia "-() tahun. =ila gigi-gigi posterior atas tanggal, maka sinus akan meluas lebih jauh sehingga menempati linggir yang tersisa. >esorpsi linggir selanjutnya dan hiperaerasi antrum akan menyisakan lapisan tulang yang sangat tipis antara krista linggir dan dasar antrum. >egio molar pertama rahang atas merupakan daerah yang paling sering berhubungan dengan keterlibatan sinus, diikuti oleh regio molar kedua dan premolar kedua. Sinus maksilaris ini berdrainase melalui ostium ke meatus nasi medius.

Gambar . !. Gambaran koronal "ari Sinus Maksilaris #

Pada umumnya gigi yang berhubungan dengan sinus maksilaris adalah P) atas !( ? !) atas. Pada gambaran rontgen kadang-kadang bayangan sinus terbentang sampai ke gigi P( dan bahkan sampai ke ;). 6ubungan sinus maksilaris dengan gigi-gigi rahang atas sangat bervariasi pada tiap individu. =agian lateral sinus maksilaris dapat meluas kebawah mendekati apeks 0 akar gigi P dan ! atas. r. @uckerkandl telah membuat klasifikasi sebagai berikutA (. ). '. %. Perluasan kearah alveolar, sinus mengadakan periuasan kearah apeks gigi. Perluasan kearah palatinal, sinus mengadakan perluasan ke anterior sampai ;) Perluasan kearah prosesus .igomaticus. Perluasan kearah infraorbita, sinus mengadakan perluasan kearah

kadang-kadang sampai median line dari palatum.

anteroposterior. !enurut =atson terdapat perluasan sinus maksilaris kearah tuberositas sehingga dinding sinus menjadi tipis. II. ETIOLOGI DAN GE$ALA SINUSITIS MAKSILARIS Sinusitis maksilaris dapat terjadi secara dentogen dan rinogen.

a.

S%&ara Rinog%n

'

Seringkali sinusitis maksilaris ini dapat disebabkan oleh peradangan melalui hidung atau merupakan komplikasi rinitis. >initis adalah peradangan yang terjadi pada membran mukosa hidung, dapat bersifat akut dan kronik

>initis -kut >initis akut merupakan peradangan akut yang tejadi pada membran mukosa hidung yang ditandai adanya pembengkakan, hiperemi dan bertambahnya sekresi kelenjar seromukosa. Bejala klinisnya adalah gatal-gatal, bersin, hidung terasa kering, kemudian diikuti oleh pengeluaran lendir yang sangat banyak. Sedikit penyumbatan hidung, mata berair, suhu badan meninggi dan pasien merasa nyeri seluruh tubuh dan sakit kepala.

A&ut% Sinusitis' Sinus In(%&tion)

=erdasaikan etiologi rinitis akut dapat berupaA (. Primer 8ommond cold >initis influen.a >initis akut yang terjadi akibat beberapa penyakit seperti measless, scarlet fever, pertusis, golongan enterik, tifus, small po$, Cchickenpo$C. >initis akut spesifik yang disebabkan oleh difteri, sifilis, antraks, monilia, gonorhoea. >initis akut yang aspesifik yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti streptokokus, pneumokokus, stafilokokus, haemofilus influensa, basilus CfriendlanderC, basilus koli, basilus piosianeus, basilus proteus. >initis akut akibat iritasi lokal seperti debu, gas, pekerja yang berhubungan dengan asam kromik, merkuri, dan arsen >initis akut akibat trauma misalnya operasi atau benda asing.

).

Sekunder < merupakan peradangan akut oleh karena patogenitas bakteri disertai dengan salah satu faktor rinitis akut primer diatas, misalnya rininitis akut Ccory.aC disertai invasi bakteri patogen.

Rinitis Kronis

a. >initis kronika spesifik >initis kronik yang simpel< selesma 1CchatarrhalC3, rinitis kronika purulent,

fibrinous dan ulseratif. >initis kronik hiperplastika, polipoi, sika, atropik, rinitis kronik dengan

pembentukan CcaseousC, malignant granuloma, gangosa. b. >initis kronika spesifik< sebagai akibat beberapa penyakit spesifik, seperti A sifilis, difteri, tuberkulosa, lupus vulgaris, D=oeck sarcoid7, skleroma, leprosi, jaws, glanders, rinosporidiosis, leismaniasis, mikosis seperti< aktinomikosis, blastomikosis, aspergilloses, moniliasis, histoplasmisis, sporotrikosis.

Eeadaan yang cenderung menyempitkan saluran hidung terutama didaerah meatus media merupakan penyebab sinusitis, karena menghalangi drainage sinus. Perubahan vasomotor yang meluas yang berhubungan dengan variasi suhu atau penyesuaian suhu yang tidak cocok menyebabkan gangguan drainage sinus dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya sinusitis maksilaris.

b.

S%&ara O"ontog%n Faktor-faktor etiologi sinusitis maksilaris secara dentogen adalah sebagai berikutA

(.

Eomplikasi infeksi ;nfeksi periapikal ;nfeksi periodontal Bigi impaksi, unerupted, supemumerary ;nfeksi residual ;nfeksi akar gigi0 gangren radi$

).

Eomplikasi akibat trauma :erambilnya sebagian dasar sinus yang mengelilingi akar gigi :erbukanya sinus maksilaris dan masuknya akar gigi kedalam sinus !asuknya gigi yang impacted0supemumerer kedalam sinus pada waktu ekstraksi

'.

Eomplikasi akibat kista 1dentigerous0folikuler3 dan tumor0neoplasma -danya peradangan periapikal mengakibatkan destruksi dan resorbsi tulang sekitar gigi. :eknik pencabutan yang kurang baik pada gigi P atau ! atas akan mengakibatkan terambilnya sebagian dasar sinus yang mengelilingi gigi tersebut Eebanyakan gigi yang impacted pada rahang atas seperti 8, P, dan !, hanya dipisahkan oleh tulang tipis atau hanya lapisan epitel saja terhadap dinding sinus. engan demikian pengambilan secara sectional memungkinkan akar masuk kedalam sinus. -danya kista dalam sinus maksilaris menyebabkan dinding sinus habis dan epitel sinus melekat dengan dinding kista, dan menurut Eruger kista yang paling sering adalah kista dentigerous. ;ritasi bakteri melalui pulpa gigi atau akibat trauma dapat menyebabkan peradangan supuratif pada sinus maksilaris. ;nfeksi akut dan kronis pada

&

gigi rahang atas dapat menyebabkan terjadinya sinusitis maksilaris dan dapat juga infeksi terjadi akibat bakteri yang ikut aliran darah.

Bejala-gejala sinusitis maksilaris adalah sebagai berikutA *. Sinusitis maksilaris akut Pada kebanyakan kasus terdapat perubahan dalam rongga hidung. Selaput lendir hidung merah dan oedematus. Gika terjadi akibat komplikasi rinitis akut maka selaput lendir hidung akan membengkak seluruhnya. Pada pemeriksaan hidung, terdapat nanah pada meatus media. :erdapat pengeluaran cairan bila kepada ditundukkan. 8airan dapat bersifat encer, serous atau purulen. Pemafasan dan penciuman terganggu karena adanya pembengkakan selaput lendir hidung. -pabila berasal dari gigi maka biasanya gigi yang bersangkutan terasa sakit. Bejala umumnya adalah demam, lemas, konsentrasi terganggu, sakit kepala, pipi dan kelopak mata bagian bawah membengkak, berwarna merah dan terasa nyeri bila ditekan.

Bambaran sinusitis maksilaris akut . Sinusitis mak+ilaris kronis =iasanya ada keluhan sering keluar cairan dari hidung hanya satu sisi saja. Eegiatan cillia terganggu akibat terjadi kerusakan selaput lendir hidung dan terbentuk polip atau penebalan mukosa akibat dari adanya rangsang kronis. Bejala lain adalah adanya penurunan nafsu makan, adanya keluhan bau tidak enak akibat adanya cairan yang purulen didalam hidung. Eepala terasa berat, panas badan tidak jelas sehingga tidak ada keluhan demam dan kalaupun ada hanya subfebris.

"

Perkusi pada daerah pipi kadang-kadang terasa nyeri, karena rangsangan kronik dapat timbul polip pada satu sisi saja. Polip ini sering masuk ke Dchoane7 oleh karena itu disebut Dantro-choanal polip7. Pada umumnya sinusitis yang berasal dari gigi maupun dari hidung menunjukkan gejala yang hampir sama. Perbedaannya adalahA Pada sinusitis yang berasal dari gigi 1dentogen3A (. ). '. %. Pada anamese ada keluhan dimana sinusitis terjadi setelah dilakukan perawatan gigi atau ada keluhan sakit gigi. =iasanya bersifat unilateral, kadang-kadang bilateral 8airan yang keluar bersifat purulen dan lebih bau. alam keadan akur lebih sedikit dan toksisitasnya lebih hebat.

Pada sinusitis yang berasal dari hidung 1rinogen3< (. ). Sekretnya beivariasi serous, mukoid, atau mukopurulen tetapi tidak begitu berbau. Sering ditemukan polip dan mukosa yang oedematus pada hidung.

III. *.

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA SINUSITIS MAKSILARIS

P%m%riksaan Klinis Pemeriksaan klinis biasanya dimulai dengan keadaan umum penderita, kemudian ekstra oral dan intra oral. Pemeriksaan ekstra oral meliputi pemeriksaan pipi, mata, hidung, kelenjar limphe. Pemeriksaan intra oral meliputi pemeriksaan oral higiene, mukosa bukalis, mukosa palatum, mukosa gingiva, lidah, tonsil, faring, keadaan gigi terutama di rahang atas yang letaknya dekat dengan sinus maksilaris seperti P dan !.

P%m%riksaan Transiluminasi Pemeriksaan transiluminasi mempakan pemeriksaan yang sederhana dan singkat. !elalui pemeriksaan transiluminasi dapat diketahui keadaan sinus maksilaris dan sinus frontalis. Pemeriksaan ini dilakukan diruang gelap dengan lampu dimasukkan dalam mulut dan mata pasien dalam keadaan terbuka. :erdapat tiga tanda pada sinus maksilaris yang normal yaituA

a.

-danya refleks pupil, terlihat cahaya terang merah muda.

b. c.

Pada daerah infra orbita terdapat cahaya berbentuk bulan sabit. Pasien dapat merasakan cahaya tersebut bila mata ditutup.

Gika tanda-tanda diatas tidak tampak maka berarti sinus mengalami peradangan. =ila terjadi penebalan mukosa atau pembentukan nanah, maka tidak terlihat adanya cahaya atau tampak samar-samar. 6al ini disebabkan karena cahaya tidak ditembuskan. engan menggunakan transiluminasi dapat dilihat sinus maksilaris dan sinus frontalis dengan tanda sebagai berikutA

=erarti sinus terang. bersifat serous.

apat menunjukkan sinus normal atau adanya kista yang

Sinus maksilaris gelap atau dapat karena tulang yang tebal.

Sinus kanan gelap, harus curiga adanya sinusitis.

EeteranganA ' H menunjukkan sinus terang ) H sinus antara gelap dan terang 1samar-samar3 * H sinus gelap

!.

P%m%riksaan Rontg%nologis

Pemeriksaan ini merupakan suatu alat yang dapat membantu menegakkan diagnosa sinusitis maksilaris. Pada semua kasus sinusitis maksilaris dibutuhkan proyeksi ekstra oral. Proyeksi intra oral kadang-kadang diperlukan untuk melihat adanya kelainan gigi, akar gigi dalam hubungannya dengan sinus maksilarls.

a.

Pro,%ksi intra oral

igunakan pemotretan dengan memasukkan film kedalam mulut. Film itu dapat berupa film standart dan film oklusal. b. adalahA (. Proyeksi posterior anterior apat digunakan untuk melihat tulang hidung, chonca nasalis, sinus ethmoidalis, sinus frontalis dan bagian depan rahang atas dan rahang bawah. ). Pro,%ksi lateral apat digunakan untuk melihat daerah sinus maksilaris, fraktur maksila, fraktur tulang hidung, kist, metastase tumor ganas. Pro,%ksi %kstra oral Proyeksi ekstra oral yang dapat digunakan untuk pemeriksaan sinus antara lain

8oronal !>; scan showing opacification of the left ma$illary and ethmoid sinuses. -$ial !>; scan showing opacification of the left ma$illary sinus. 8oronal 8: scan showing right ma$illary sinus opacification. -lso, note the septal deviation to the right and the hypertrophy of the left inferior turbinate. 8oronal 8: scan of the sinuses showing bilateral ma$illary sinusitis. :he opacification is more prominent on the left side. :he septum is also deviated to the left.

(*

'.

Pro,%ksi Water's view apat digunakan untuk melihat gambaran sinus maksilaris, arkus .igomatikus, lokalisasi benda asing dan kista.

IatersC view of the sinuses showing partial opacification of the right ma$illary sinus, with an air-fluid level.

#.

Pro,%ksi -anoramik engan proyeksi ini dapat dilihat gambaran seluruh maksila dan mandibula serta sinus maksilaris, gambaran gigi geligi dan keadaan patologis jaringan sekitarnya termasuk patologis tulang.

I..

KOMPLIKASI SINUSITIS MAKSILARIS

Eomplikasi sinusitis maksilaris terjadl akibat peradangan akut atau suatu eksaserbasi sinusitis kronik yang lama. Eomplikasi tersebut dapat berupaA *. S%lulitis orbita "an abs%s Eomplikasi ini terjadi secara langsung melalui atap rongga sinus maksilaris atau karena penjalaran infeksi melalui sinus etmoid dan sinus frontalis. >asa nyeri disekitar mata diikuti pembengkakan kelopak mata dan konjunctiva, gerakan bola mata terbatas. Pasien mengeluh rasa sakit yang hebat dan bila mengenai N. /ptikus akan menyebabkan kebutaan. -pabila tidak dilakukan perawatan, selulitis orbita ini akan menjadi abses.

. M%ningitis

((

=iasanya disebabkan karena periuasan langsung dari sinusitis maksilaris atau tromboflebitis yang menyebar.

!. Abs%s otak !erupakan kelanjutan peradangan otak, biasanya ditandai dengan adanya gangguan ingatan, sikap dan tingkah laku serta sakit kepala yang hebat.

#. Mukok%l :erjadi akibat adanya penimbunan dan retensi sekresi mukus dan mukoid sehingga terjadi penyumbatan osteum sinus. Gika terdapat pus didalam sinus dikenal sebagai mukokel atau piokel.

/. Trombosis sinus &a0%mosus Eeadaan ini terjadi akibat adanya infeksi melalui vena, memiliki tanda yang mirip dengan abses orbita, biasanya meliputi kedua sisi. Penyebaran infeksi ini berlangsung cepat dan pasien dapat meninggal.

1. 2istula oro antral Fistula ori antral didefinisikan sebagai lubang sinus yang bertahan selama lebih dari %# jam, lubang ini terbentuk setelah pembedahan 1sengaja atau tidak sengaja3 dan akibat trauma pada sinus dan jarang sekali disebabkan cacat perkembangan atau infeksi. :idak semua lubang kearah antrum akan menyebabkan fistula. Fistula lebih mungkin terjadi bila lubang yang terbentuk lebih dari ' mm dan melibatkan dasar, adanya sinusitas serta bila perawatan yang dilakukan tidak memadai. Eeluhan pasien biasanya adalah masuknya isi rongga mulut kedalam hidung, keluarnya udara kedalam mulut dan rasa tidak enak. >asa sakit jarang dikeluhkan kecuali bila ada infeksi.

3. Ost%om,%litis :erjadi karena perluasan proses nekrosis, pada dinding sinus maksilaris. menghasilkan nanah yang dikeluarkan melalui hidung dan mulut. 6al ini dapat

()

juga terjadi akibat kesalahan perawatan pada sinusitis maksilaris akut. =ila keadaan ini tidak dirawat akan menyebar keseluruh maksila, orbita dan dinding lateral rongga hidung.

.. sinus,

TERAPI SINUSITIS MAKSILARIS sehingga memperbaiki drainage dan meringankan rasa sakit.

Pada keadaan akut perawatan pertama ditujukan untuk memperbaiki fungsi ostia Pembengkakan selaput lendir hidung mempakan keadaan yang mengahalangi drainage, sehingga diperlukan obat-obatan yang mempunyai fungsi sebagai dekongestan.

/.*

P%ra4atan "%ngan obat5obatan

Eebanyakan kasus sinusitis akut sembuh dengan memuaskan bila pasien tinggal di tempat tidur dalam ruangan hangat dengan ventilasi cukup. Untuk mempeibaiki drainage sinus, dipergunakan obat tetes dekongestan hidung. obat semprot atau obat isap. Jfedrin (-) 2 dalam laruten Na8l fisiolosis adalah obat yang mempunyai kasiat mengerutkan selaput tendir hidung dalam waktu yang lama, dan tidak menggangu kegiatan silia. Untuk menghilangkan rasa sakit diberikan analgetik dalam dosis yang cukup, dan antibiotik diberikan untuk menghilangkan infeksi. -ntibiotik yang biasa digunakan adalah amo$cicillin0clavulanic acid. -ntibiotik alternatifnya adalah 8ephalosporin, penisilin 4 untuk sinusife akut dan clindamycin untuk sinusitis kronis.

/.

P%nusukan antral "an irigasi 6Antral la0ag%) Perawatan ini merupakan peosedur operasi sederhana, yang digunakan pada kasus-kasus yang mengalami kegagalan pada perawatan dengan obat-obatan. ;rigasi pada keadaan akut dihindarkan. =ila keadaan akut telah reda dan demam berkurang baru dapat dilakukan irigasi melalui ostium. =ila sekresi berlebih atau tidak dapat dilakukan melalul ostium, maka dinding antral dibawah concha inferior dibuan suatu iubang dengan antral trokar.

('

T%knik P%nusukan Antral 6idung disemprot dengan larutan kokaine (* 2 dengan menggunakan obat semprot yang baik. =eberapa menit kemudian meatus inferior diisolasi dengan menggunakan salep kokaine atau silokain dan adrenalin yang diletakkan pada kapas atau kain kasa. :usukan dibuat dengan menggunakan jarum Kichwit. dan kanula. -ntrum harus ditusuk pada tempat yang sama untuk menghindarkan terjadinya salah tusuk dan jika dilakukan tusukan berulang dilakukan pada lubang yang smaa. Setelah jarum menembus antrum jarum ditarik dan kanula ditekan sampai mencapai dinding belakang dan kemudian ditarik kurang lebih ( inchi. Syring 6igginson diisi dengan larutan saline fisiologis kemudian dihubungkan dengan jarum dan latrutan dikeluarkan dengan hati L hati. 8airan tersebut akan keluar kedalam hidung melalui ostium dan isi antrum akan terbawa.

(%

Eesulitan dan bahaya teknik ini adalah Eemungkinan Garum tidak memasuki antrum. Gika terlalu jauh kedepan dibawah concha inferior, jarum akan masuk kedalam jaringan lunak di depan apertura piriformis. Garum memasuki antrum tapi terdesak kejaringan lunak pipi atau kedalam orbita. Gika ada rasa sakit harus diperhatikan adanya infeksi akut atau adanya salah tusuk. =iasanya terasa pada pipi atau mata. Gika ostium tertutup polip atau lendir, akan mencegah cairan atau nanah keluar melalui ostium. Pada keadaan ini digunakan jarum kedua yang digunakan untuk mengeluarkan pencucian melalui jarum ini. /.! P%ra4atan o-%rati( /perasi dapat dilakukan melalui hidung 1intranasal antrostomi3 atau melalui fosa kanina 1radikal antrostomi atau C8aldwel Kuc /perationC3. /.!.* Antrostomi Intra nasal

-ntrostomi intra nasal dilakukan pada A (. ). Sinusitis maksilaris subakut atau jika menggunakan perawatan konservatif tidak berhasil Sinusitis kronika, jika dengan perawatan konservatif tidak berhasil.

Eeuntungan dilakukan operasi intra nasalA (. ). '. Prosedur lebih singkat dan sederhana. :idak ada risiko kerusakan syaraf atau suplai darah pada gigi. !ukosa yang melapisi antrum tidak mengalami kerusakan dan pada kebanyakan kasus sembuh dan membentuk lapisan yang lebih baik.

Picture of left antrochoanal polyp hanging into the oropharyn$.

(,

Photograph of the removed antro-choanal polyp. Jndoscopic photograph of right nasal cavity showing an antrochoanal polyp arising from the middle meatus and blocking the right posterior choana

8oronal 8: scan image showing the above antrochoanal polyp arising from the right ma$illary antrum and e$tending into the right nasal cavity through the widened natural ostium of the sinus

:his photograph of the medial wall of the ma$illary sinus shows the widened ostium through which the antrochoanal polyp prolapsed into the nasal cavity. 1:he photo was taken through a 8aldwell-Kuc approach3

(&

T%knik antrostomi intranasal -nastesi dapat dilakukan dengan anastesi umum atau lokal. -ntrum ditusuk dengan elevator jenis 6ill, seperti pada tusukan antral. inding naso antral dihilangkan sedekat mungkin dengan lantai hidung dan antrum sehingga terbentuk suatu lubang. Kubang tersebut diperbesar kedepan dan kebawah. Kubang tersebut dibuat dekat dengan lantai hidung dan antrum. !elalui lubang tersebut sinus dapat dibersihkan atau diirigasi0 di drainage.

/.!. dilakukan bilaA

Antrostomi ra"ikal 678al"4%ll Lu& O-&ration7)

/perasi ini merupakan operasi eksternal untuk sinus maksilaris. /perasi ini (. Pada kasus sinusitis subakut atau sinusitis maksilaris kronika yang tidak berhasil dengan operasi intra nasal. ). Sinusitis sklerotik kronik atau sinusitis maksilaris atropika kronika. '. Polip antral dan polip choanal %. =enda asing dalam antrum. ,. Sinusitis maksilaris akibat komplikasi dari peradangan gigi yang tidak berhasil dengan irigasi. &. Fistulaoroantral ". Eista pada gigi yang besar dan meluas kedalam sinus. #. !ukokele antrum +. Neoplasmapadaantrum.

Prosedur /perasi 8aldwell l<uc

("

T%knik O-%rasi 98al"4%ll Lu&:; /perasi ini dilakukan dibawah anastesi umum endotracheal atau dengan blok syaraf maksila. Gika menggunakan anastes endotracheal maka dapat diberikan injeksi lokal vaso konstriktor yang efeknya untuk mengurangi perdarahan di daerah operasi. ;nsisi dibuat pada batas gusi dibawah gingivo labial folg sisi posterior gigi 8 sampai !( dan !). !ukosa periosteum diangkat dari fosa kanina dan dikaitkan dengan ) retraktor. -ntrum dibuka dengan menggunakan pahat atau bor kemudian selaput mukosa sinus diinsisi, sehingga tampak rongga sinus maksilaris. inding atronasal pada meatus nasi inferior diangkat dan selaput mukosa pada sisi hidung dari dinding antro nasal dibuka, sehingga terbentuk suatu lubang. Sinus maksilaris terbuka dan dibuat hubungan antara rongga hldung dan sinus maksilaris melalui dinding antro nasal dibawah turbinate nasalis inferior, untuk menjamin drainage yang tetap kedalam hidung. ;nsisi sub labial dijahit dengan jahitan interupted

.I.

KESIMPULAN (. Sinusitis maksilaris merupakan peradangan yang terjadi pada membran mukosa yang melapisi rongga sinus maksilaris yang dapat berasal dari hidung 1rinogen3 atau dari gigi 1dentogen3, dengan gejala yang hampir sama. ). Perawatan sinusitis maksilaris dapat didakukan secara konvensional yaitu dengan mengunakan obat-obatan atau dengan cara operasi. DA2TAR PUSTAKA

(#

(. :opa.ian and morton, (++%, /ral and !a$illo Faciat ;nfektion, 'rd ed., I= saunders company, Philadelphia, US-. ). Peterson K. (++#. Oral and Maxillofaciat Surgery. 'rd ed., !osby-year book, ;nc., St Kois, !issouri, US-. '. Eruger. /. (+#%. Oral and Maxillofacial Surgery. &th ed., 84 !osby 8ompany., St Kois, !issouri, US%. Pedersen. Bordon. (+##. =uku -jar Praktis =edah !ulut. l,( ed. JB8, Gakarta

(+

Anda mungkin juga menyukai