Anda di halaman 1dari 3

Sifat Pendidik Yang Sukses

Disampaikan oleh Sr. Niko EA, S.Pd, M.Si

Bismillah, tulisan ini adalah ringkasan dari kajian Ust. Abdullah Sholeh Al-Hadrami dari Malang yang saya dengarkan beberapa waktu yang lalu. Isinya sangat bagus. dan alhamdulillah saya sempat mencatat beberapa poin-poin pentingnya. Isi kajiannya tentang Pendidikan anak dan yang ini bab tentang sifat-sifat pendidik. Tentu dalam mendidik anak dibutuhkan pendidik-pendidik yang mengerti bagaimana dia harus mendidik. Seorang pendidik tentu diharuskan memiliki sifat-sifat pokok, sifat-sifat dasar yang membantu dia ketika sedang melaksanakan pendidikannya kepada anak-anak didiknya. Memang manusia yang sempurna tidak ada selain para nabi dan para rasul. Namun kita sebagai manusia biasa berusaha semaksimal mungkin meniru pendidik yang paling mulia Rasulullah SAW yang beliau adalah pendidik teladan secara mutlak. Baik mendidik anak-anak maupun mendidik siapapun. Hendaklah para pendidik memberikan contoh dengan akhlak-akhlak yang terpuji karena pendidik ibaratnya adalah benda, anak-anak didik ibarat bayang-bayang. Apabila benda itu lurus maka luruslah bayang2 benda tersebut. Jika benda itu bengkok maka jangan harap bayang2 benda itu akan menjadi lurus. Jika pendidik itu baik, insyaAllah anak didiknya akan baik. Begitupun sebaliknya. Oleh karena itu kawan2ku, semoga Alloh menjadikan kita pendidik2 yang baik. Sifat yang perlu dimiliki oleh pendidik adalah :

1. Santun dan tenang Yang dimaksud dengan santun itu adalah tidak mudah emosi. Yang dimaksud tenang adalah tidak terburu-buru. Dua sifat ini adalah dua sifat yang dicintai oleh Allah SWT sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat muslim melalui jalan sahabat ibnu abbas. rasulullah berkata kepada salah seorang sahabat,sesungguhnya pada dirimu ada 2 sifat yang disukai oleh Allah swt, yaitu santun dan tenang Sifat santun ini penting sekali agar kita tidak cepat emosi karena bagaimana mungkin seorang pendidik akan bisa mendidik anak didiknya jika dia akan cepat emosi, gampang emosi sehingga dia akan mengambil keputusan2 yang sesuai dengan hawa nafsunya, yang sesuai dengan emosinya. Kemudian tenang, tidak terburu-buru. Segala sesuatu dipikirkan secara matang, baru diputuskan, tenang! Ada kisah yang menarik tentang masalah sifat santun dan tenang ini. Diriwayatkan oleh Abdullah bin tohhir. Ini berkaitan dengan seorang khalifah dari kalangan bani abasiyah yang bernama al ma'mun. Dia adalah putra dari khalifah Harun Ar-Rasyid. Abdullah bin tohhir ini berkata,suatu hari saya berada di samping khalifah al ma'mun. Kemudian khalifah memanggil pembantu. Ternyata pembantunya tidak merespons. Sampai ketiga kali dipanggil,

kemudian agak ditinggikan suara khalifah. Baru pembantunya datang marah-marah. Sang pembantu datang memarahi khalifah(kepala negara). Kata pembantu itu,anda ini bagaimana sih? Apa pembantu itu tidak boleh makan, tidak boleh minum? Tiap kami menjauh dari anda, anda selalu memanggil terus. Sampai kapan anda akan menyeru seperti itu terus? ternyata khalifah tidak marah. Al-Ma'mun menundukkan kepalanya. Cukup lama. Sampai2 abdullah bin tohhir yang meriwayatkan kisah ini mengatakan,wah, jangan2 aku akan diperintahkan memenggal leher pembantu ini? Kemudian Al-Ma'mun melihat abdullah bin tohhir kemudian berkata,hai abdullah, sesungguhnya apabila seseorang itu akhlaknya baik kemudian pembantunya berani kepadanya, tapi kami tidak akan merusak akhlak kami demi untuk memperbaiki akhlak pembantunya. Maksudnya apab ila kita berhadapan dengan orang yang berakhlak tidak baik, maka kita jangan sampai terpancing.

2. Sikap lemah lembut, jauh dari kekerasan Rasulullah SAW diriwayatkan dari imam muslim melalui jalan Ibunda 'Aisyah mengatakan,telah bersabda rasulullah, sesungguhnya Allah itu Maha lembut, Allah menyukai kelembutan, dan Allah memberikan sifat lemah lembut itu yang tidak diberikan kepada sifat kasar. jadi maksud dari hadist ini adalah Allah Maha lembut, Allah menyukai kelembutan. Dan pada sifat lemah lembut itu terdapat kebaikan yang sangat banyak yang tidak terdapat pada sikap kasar dan keras. Kemudian pada riwayat bukharimuslim rasulullah mengatakan,sesungguhnya Allah Maha lembut dan Allah menyukai kelembutan dalam segala perkara Dalam riwayat Muslim yang lain Rasulullah mengatakan,sesungguhnya sifat lembut itu tidak ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya dan tidak pula dicabut dari sesuatu melainkan akan menjadikannya buruk . Jadi maksud hadits ini sesuatu jika dihiasi dengan sifat lemah lembut maka akan menghiasinya. Dan jika sesuatu tidak ada sifat lemah lembut, maka akan menjadi buruk. Lebih tegas lagi dalam riwayat muslim mengatakan,barang siapa yang tidak diberi sifat lemah lembut, maka dia tidak diberi kebaikan semuanya. jadi orang yang tidak mempunyai sifat lemah lembut, maka dia tidak mempunyai kebaikan sama sekali. Memang benar lembut pada tempatnya adalah baik, keras pada tempatnya adalah baik. Namun yang mendominasi adalah sifat lemah-lembut. Karena sifat keras pada saat tertentu, pada kadar tertentu, atau istilahnya kondisional ya? Kita bisa mengambil hati orang dengan sifat lemah lembut dan membuat orang lari dari kita dengan sifat keras. Disinilah rahasia kenapa para sahabat sedemikian cinta kepada rasulullah. Ya karena sifat lembut beliau, sifat kasih beliau. Jadi pendidik harus punya sifat lemah lembut dan jauh dari kekerasan. Apalagi mendidik anak kecil, anak umur 2 tahun, 3 tahun. Buat apa mereka dimarahi? Sungguh jika ada orang yang memarahi mereka, memukul mereka, menyakiti mereka. Itu adalah perbuatan yang dholim dan Allah lebih bisa membalas kedholiman mereka. 3. Hati yang penuh dengan kasih sayang. Apalagi mendidik anak2, usia belia, balita sangat membutuhkan kasih sayang. Rasulullah adalah pendidik yang hatinya penuh dengan cinta dan kasih sayang. Diriwayatkan dari bukharimuslim melalui jalan abu sulaiman,ketika itu para sahabat yang masih muda2 datang kepada rasulullah untuk menuntut ilmu. Dan mereka sempat tinggal bersama rasulullah selama 20 hari. Mereka dari tempat yang jauh. Kemudian setelah 20 hari itu mereka mengatakan, rasulullah adalah orang yang penyayang dan lemah lembut sehingga rasulullah meMahami bahwa kami sudah sangat merindukan keluarga kami dan rasulullah menyadari hal itu dan mengijinkan mereka pulang ke rumah kami masing2. Itu adalah sifat kasih sayang rasulullah. Kemudian sifat lemah lembut itu sangat penting. Allah menyukai hambanya yang mempunyai sifat lemah lembut. Kalau sampai anak kecil dipukul itu keterlaluan. Rasulullah pernah mencium cucu-cucunya. Kemudian ada seorang badui mengatakan,ya rasulullah, saya punya cucu dan anak yang banyak, tapi tidak pernah mencium mereka ya rasulullah kemudian rasulullah menjawab,wah, kalau gitu saya khawatir Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi. kalau kita mencintai manusia,

menyayangi

anak2

kita

maka

Allah

dan

para

malaikat

akan

menyayangi

kita.

4. Memudahkan Hendaklah pendidik itu memberikan kepada anak didiknya itu yang mudah-mudah, jangan yang berat2. Selama hal itu tidak menjerumuskan mereka ke dalam dosa. Apalagi anak kecil, balita, maka perlu mereka diberikan kemudahan dan kita jangan mempersulit mereka. Inilah yang dilakukan oleh rasulullah dalam bukharimuslim disebutkan,tiadalah rasulullah memilih 2 perkara melainkan akan memilih yang paling mudah selama tidak berdosa tapi kalo dosa, rasulullah akan memilih yang paling jauh dari dosa. 5. Pengertian Artinya adalah bisa memahami orang lain dengan pemahaman yang sempurna dan menyeluruh. Sehingga bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Pengertian bisa juga diartikan mudah dalam bergaul dan enak waktu diajak bicara. Sehingga anak didik akan nyaman dengan sang pendidik. Dalam riwayat at-tirmidzi rasulullah bersabda,maukah kamu aku beritahu orang yang diharamkan masuk neraka? Yaitu neraka diharamkan membakar orang yang dekat,yang lembut, yang baik, yang mudah . Intinya yang pengertian, yang akhlaknya baik. 6. Jauh dari marah-marah kalau pendidik sering marah-marah maka anak didik akan lari darinya. Atau bahkan kalau bapak-ibu sering marah-marah maka anak akan tidak kerasan dirumah. Mereka suka di luar rumah. Buat apa di rumah, nanti dimarahi terus. Ya tho? Jauh dari marah kecuali pada saat tertentu dengan kadar tertentu saja. Rasulullah pernah didatangi seseorang yang dimintai wasiat, maka rasulullah mengatakan,jangan marah(beliau mengatakannya 3x) seorang dikatakan kuat jika dia kuat menahan amarahnya. Rasulullah mengatakan, bukanlah orang itu yang kuat membanting orang lain, melainkan orang yang mampu menguasai dirinya ketika sedang marah. Saat sedang marah kuasailah diri. Sehingga tidak melampau batas, tidak mengeluarkan kata -kata yang tidak sepantasnya, tidak melotot, urat-uratnya tidak keluar. Jadi sangat terkontrol. 7. Sederhana Rasulullah pernah marah ketika melihat sholat yang sangat panjang sekali sehingga sangat menyusahkan para makmum yang sholat disana. Kemudian rasulullah mengatakan kepada orang tersebut,sesungguhnya ada diantara kamu yang membuat orang-orang lain pada lari, karena sifatnya yang berlebih-lebihan. Sikap sederhana pada sesuatu sangat dicintai Allah. Rasulullah bersabda,perkara yang paling dicintai adalah perkara yang pertengahan 8. Memberi nasehat pada waktu2 tertentu Jadi tidak terus menerus ditegur. Tapi pada waktu-waktu tertentu. Kalau terus menerus ditegur atau diberi nasehat maka bisa membuat kebosanan. Sebagaimana para sahabat memberikan tausiahnya seminggu sekali. Ibnu mas'ud memberikan tausiahnya seminggu sekali setiap hari kamis. Lalu beliau diminta untuk menambahnya. Tapi sahabat ibny mas'ud mengatakan,saya bukannya tidak mau memberikan tiap hari, tapi aku tidak suka membuat kalian bosan. Aku memberikan nasehat ini pada waktu-waktu tertentu seperti yang dilakukan rasulullah karena takut membuat anak didiknya bosan. itu beberapa poin yang sempat disampaikan oleh ust.Abdullah Soleh Al-Hadrami yang sempat saya catat. Semoga bermanfaat bagi semua. Dan semoga Allah menjadikan kita sebagai pendidik sukses, baik mendidik anak, istri, murid dan sahabat.

Anda mungkin juga menyukai