Anda di halaman 1dari 7

Ahmad Fauzi 1110016200048

Tumbuhan Kedawung (Parkia roxburgii G. Don.)


1. Deskripsi Pohon ini mempunyai tinggi 20-40 m. Batangnya berkayu, tegak dengan permukaan licin-kasar. Percabangan batang berupa percabangan monopodial. Diameter batang 30 cm. Saat batang masih muda berwarna coklat sedangkan setelah tua berwarna putih kotor. Daun majemuk dengan tangkai daun berkelenjar. Pada cabang pertama terdapat 15-42 pasang anak daun, pada cabang kedua sampai 80 pasang. Anak daun panjangnya 4-10 mm dengan lebar 1-2 mm. Pangkal daun membulat sedangkan ujungnya meruncing. Permukaan atas daun mengkilap dan berwarna hijau. Bunga majemuk berbentuk malai. Bunga jantan mempunyai benang sari berjumlah sepuluh, terletak di dekat tangkai. Bunga lainnya berwarna kuning, berkelamin dua dengan 10 benang sari dan satu putik. Buahnya berupa buah polong, berwarna hitam, panjang 20-36 cm, lebar 3-4,5 cm. Dalam tiap buah terdapat 15-21 biji. Biji berbentuk bulat telur dan pipih. Panjang 1-2 cm, lebar 1,5 cm, tebal 1,5-2 mm. Bagian tengah biji berbintik-bintik, bagian tepi halus, berwarna coklat tua sampai hitam. Akar tunggang berwarna coklat.

Gambar 1 Tanaman Kedawung (Parkia roxburgii G. Don.)

Ahmad Fauzi 1110016200048 Tanaman ini mempunyai nama umum yaitu kedawung, orang Jawa dan Melayu menyebut tanaman ini dengan nama yang sama, tetapi orang Sunda menyebutnya peundeuy. Sinonim dari tanaman ini adalah Parkia biglobosa Auet. non Bth. Atau Parkia timoriana (DC.) Merr. Klasifikasi Divisi Sub divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Fabales : Mimosaceae : Parkia : Parkia roxburghii G. Don.1

Kedawung merupakan tumbuhan yang masih tergolong dalam keluarga polong-polongan atau Leguminosae. Tumbuhan ini tersebar secara luas di kawasan Afrika seperti Senegal dan Gambia. Kulit batang, daun, bunga dan polong dari tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional maupun bahan makanan. 2. Khasiat Secara tradisional tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat berbagai penyakit. Biji kedawung tua sering digunakan untuk mengobati penyakit kolik dan juga sebagai bahan campuran obat kolera. Seduhan tepung biji yang dicampur dengan daun sembung biasa diminum untuk pengobatan penyakit kejang pada waktu haid, dan sebagai obat penguat lambung. Biji kedawung juga banyak digunakan sebagai salah satu bahan campuran dari jamu, khususnya jamu gendong. Dari berbagai jenis jamu gendong yang ada, lima diantaranya yakni beras kencur, cabe puyang, pahitan, kudu laos dan uyup-uyup selalu menggunakan kedawung sebagai salah satu campurannya.2

Ruslan Aspan, dkk, Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup, (Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008), hlm.66. (http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/ebook/taksonomi.pdf) 2 Djadjat Tisnadjaja, dkk, Pengkajian Kandungan Fitosterol pada Tanaman Kedawung

Ahmad Fauzi 1110016200048

3.

Kandungan Metabolit Sekunder Tanaman kedawung merupakan salah satu dari sekian tanaman yang mengandung senyawa sterol yang berupa fitosterol yang merupakan jenis dari senyawa steroid. Streoid merupakan kelompok senyawa organik bahan alam yang merupakan salah satu metabolit sekunder. Steroid merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A, B dan C beranggotakan enam atom karbon, dan cincin D beranggotakan lima.3

Gambar 2 Struktur senyawa steoid

Steroid terdiri atas beberapa kelompok senyawa, dan pengelompokan ini didasarkan pada efek fisiologis yang diberikan oleh masing-masing kelompok. Kelompok-kelompok itu ialah sterol , asam-asam empedu, hormon seks, hormone adrenokortikoid, aglikon kardiak, dan sapogenin. Ditinjau dari segi struktur molekul, perbedaan antara berbagai kelompok steroid ini ditentukan oleh: a. Jenis substituen R1, R2 dan R3, yang terikat pada kerangka dasar karbon, seperti tercantum diatas.

(Parkia roxburgii G. Don.), Jurnal Biodiversitas Volume 7, Nomor 1, 2005, hlm. 21. (http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0701/D070107.pdf) 3 Zulfikar, Steroid, diakses dari http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiakesehatan/biomolekul/steroid/ pada tanggal 16-11-2013 pukul 10.05 WIB

Ahmad Fauzi 1110016200048 b. Sedangkan perbedaan antara senyawa satu dengan yang lain dari suatu kelompok tertentu ditentukan oleh c. d. e. f. Panjang rantai karbon R1, Gugus fungsi yang terdapat pada substituen R1, R2 dan R3, Jumlah serta posisi gugus fungsi oksigen dan ikatan rangkap, dan Konfigurasi dari pusat-pusat asimetris pada kerangka dasar karbon itu.4 Salah satu jenis kelompok steroid adalah sterol. Sterol rnerupakan alkohol berbobot rnolekul tinggi yang terdapat pada fraksi tidak tersabunkan dari rninyak dan lemak pada jaringan hewan dan tanaman. Sterol pada hewan adalah kolesterol, sedangkan pada tanaman adalah fitosterol. Beberapa fitosterol antara lain adalah sitosterol, stigmasterol, campesterol, 6-7-stigmasterol dan 6-5avenasterol.5 Beberapa hasil penelitian salah satunya adalah menurut National Nutritional Foods Association pada tahun 2001, menunjukkan bahwa fitosterol mampu mengurangi kadar kolesterol total dan LDL kolesterol di dalam darah. Kehadiran beta-sitosterol di dalam hati akan mempercepat rusaknya enzim spesifik yang dibutuhkan hati untuk memproduksi kolesterol, atau secara tidak langsung menghambat pembentukan kolesterol di hati. Beta-sitosterol memiliki struktur kimia yang hampir sama dengan kolesterol sehingga bisa menghambat absorpsi kolesterol oleh darah. Kolesterol yang tidak terabsorpsi oleh darah tersebut kemudian akan terekskresikan keluar tubuh.6

Sovia Lenny, Senyawa Terpenoida dan Steroida. (Sumatera Utara: USU, 2006), hal. 20 (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1860/1/06003488.pdf) 5 Sri Anna Marliyati, dkk, Ekstraksi Dan Analisis Fitosterol Lembaga Gandum (Triticum sp.), Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XVI No. 1 TCI, 2005, hlm. 1 (http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/45410/SCANING15134.pdf?sequence=1) 6 Op.Cit, hlm.21

Ahmad Fauzi 1110016200048 4. Ringkasan Jurnal Pengkajian Kandungan Fitosterol pada Tanaman Kedawung (Parkia roxburgii G. Don.) Jurnal Biodiversitas, Volume 7, Nomor 1, Tahun 2005, Pengarang: Djadjat Tisnadjaja., Suci Lestari Hidayat, Sukma Sumirja, Partomuan Simanjuntak

Tujuan dari jurnal ini adalah mengingat tanaman kedawung mengandung senyawa sterol yaitu berupa fitosterol atau yang lebih dikenal sebagai betasitosterol dan juga karena fitosterol ini sangat penting sekali karena dapat menghambat pembentukan kolesterol dalam tubuh kita. Maka, untuk lebih memastikannya lagi dilakukanlah uji kandungan fitosterol dalam tanaman kedawung ini. Metode dan hasil dari penelitian pada jurnal ini adalah sebagai berikut: 1) Ekstraksi sterol menggunakan refluks. Dalam proses ekstraksi ini ekstrak yang paling banyak dihasilkan adalah pada biji sedangkan yang paling rendah adalah polong. 2) Identifikasi awal ekstrak fitosterol menggunakan kromatografi lapis tipis dimana dua pereaksi pembentuk warna yaitu Cerium Sulfat dan reagen Lieberman-Burchard digunakan sebagai penampak noda. Hasilnya adalah keduanya memberikan hasil positif dari semua bagian tanaman kedawung. 3) Pemurnian ekstrak fitosterol. Pemurnian fitosterol dilakukan dengan kromatografi kolom menggunakan fase diam silikagel dan eluen nheksanaetilasetat. Bagian kulit pohon memberikan ekstrak dengan bobot paling tinggi diantara bagian tanaman lainnya. 4) Analisis dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Dari data yang diperoleh tersebut, berdasarkan persentase kadar rata-rata senyawa fitosterol, bagian tangkai daun memiliki kadar tertinggi, kemudian polong, kulit pohon, daun dan biji. Persentase kadar rata-rata senyawa fitosterol pada bagian biji paling kecil diantara bagian tanaman lain. Hal ini cukup beralasan, karena dari beberapa hasil penelitian sebelumnya memberikan data bahwa pada biji kedawung banyak mengandung lemak.

Ahmad Fauzi 1110016200048 Berdasarkan keseluruhan pengujian kandungan fitosterol yang dilakukan pada tanaman kedawung (Parkia roxburgii G. Don), maka diperoleh hasil sebagai berikut: a. Seluruh bagian tanaman kedawung, P. roxburgii (Mimosaceae) antara lain biji. polong, daun, tangkai daun, kulit pohon mengandung senyawa fitosterol yang cukup signifikan. b. Kandungan fitosterol paling tinggi terdapat pada bagian tangkai daun, 35,24% (b/b) dan polong, 29,67% (b/b). c. Senyawa betasitosterol merupakan komponen utama dari kandungan fitosterol yang terdeteksi pada setiap bagian tanaman.

5.

Daftar Pustaka Anna Marliyati, Sri, dkk. Ekstraksi Dan Analisis Fitosterol Lembaga Gandum (Triticum sp.), Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. XVI No. 1 TCI 2005.(http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/45410/SCANI NG15134.pdf?sequence=1) Aspan, Ruslan, dkk. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.(http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/ebook/taksonomi. pdf) Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Terpenoida dan Steroida. Sumatera Utara: USU. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1860/1/06003488.pdf) Tisnadjaja, Djadjat dkk. Pengkajian Kandungan Fitosterol pada Tanaman Kedawung (Parkia roxburgii G. Don.). Jurnal Biodiversitas Volume 7 Nomor 1 2005. (http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0701/D070107.pdf) Zulfikar. Steroid. diakses dari (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiakesehatan/biomolekul/steroid/ pada tanggal 16-11-2013 pukul 10.05 WIB)

Ahmad Fauzi 1110016200048

Anda mungkin juga menyukai