Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

diajukan sebagai tugas ujian akhir semester mata kuliah Metodologi Penelitian Hubungan Internasional

Oleh SITI ROZALIA ARRASYI NIM 110910101017

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER 2013

1. Deskripsi 5 metode analisis utama dalam studi dan penelitian HI. Dalam studi ilmu HI terdapat 5 metodologi yang digunakan dalam penelitian, yaitu: a) Descriptive analysis Metodologi dalam penelitian ilmu HI dimana metode ini melihat bagaimana penelitian awalnya didasarkan pada pengamatan empiris langsung, selanjutnya, behavioral revolution pada pertengahan 1960an mengacu pada naiknya jumlah ketersediaan analisis kuantitatif-empiris pada akhir tahun 1960an dan 1970an. b) Case studies Metode studi kasus menunjuk pada analisis di dalam kasus dari satu kasus dan pembandingan di antara beberapa kasus, sebagai mana sebagian besar studi kasus melibatkan kedua jenis analisis tersebut terkait keterbatasan masing-masing metode apabila digunakan sendiri. c) Quantitative analysis Metode analisis kuantitatif memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan tentang dunia dengan menerapkan hukum-hukum probabilitas data yang ada dan menggabungkan dengan metode statistik dapat meringkas informasi kuantitatif yang relevan dengan cara yang kompak, hal itu juga memerlukan evaluasi reliabilitas dan validitas dari tindakan dan kesimpulan. d) Formal modeling Model ini akan membantu penelitian dengan memberikan bahasa yang tepat untuk menggambarkan unsur masalah, sebuah penjelasan deduktif kuat yang memperluas kekuatan logis dari teori kita, dan merupakan sarana penting untuk memperluas pemahaman kita dan interpretasi dunia. e) Cross-method studies Merupakan sebuah model yang menggabungkan berbagai macam metode dalam melakukan sebuah penelitian (kombinasi). Diantara periode tahun 1975-2000, metode descriptive analysis merupakan metodologi yang mengalami penurunan popularitas sedangkan metode quantitative analysis, formal modeling, dan metode kombinasi yang semakin populer digunakan dalam penelitian. 2. Case Study Methods. Metode studi kasus itu metode yang merujuk pada analisis di dalam kasus dari satu kasus dan pembandingan di antara beberapa kasus, sebagai mana sebagian besar studi kasus melibatkan kedua jenis analisis tersebut terkait keterbatasan masing-masing metode apabila digunakan sendiri. Bahkan pada satu studi kasus biasanya digambarkan secara implisit perbandingan terhadap kasus yang lebih luas. Kemudian di dalam metode studi kasus ini, terdapat prinsip pokok yakni sebuah studi kasus itu merupakan aspek yang didefinisikan secara baik dari kejadian sejarah yang oleh peniliti dipilih untuk dianalisi. Selanjutnya para peniliti akan memutuskan tingkat kejadian, aspek yang mana dari suatu kasus dasar, dan variabel yang mana yang akan difokuskan.analisis, dari pada kejadian sejarah itu sendiri. Desain penelitian dari metode studi kasus ini dapat disusun secara sistematis yaitu; (1) menentukan masalah penelitian dan tingkatan/kelas peristiwa yang akan diteliti, (2) menentukan variable independen, dependen dan teori intervining yang relevan, (3) memilih kasus yang akan diteliti dan dibandingkan, (4) memutuskan bagaimana cara terbaik untuk 2

mengkarakterisasi variasi dalam variabel independen dan dependen, dan (5) merumuskan secara rinci sebuah rangkaian pertanyaan sederhana (standar) yang akan diterapkan untuk setiap kasus. Desain metode studi kasus ini dapat berbentuk studi kasus tunggal dan studi kasus komparatif, dimana yang membedakan keduanya adalah jumlah kasus yang dibandingkan berbeda. Aplikasi dari metode studi kasus ini dapat digunakan untuk melihat kasus-kasus yang ada seperti dalam bidang Ekonomi Politik Internasional. Sebagai contohnya, saya mencoba menggunakan metode studi kasus untuk melihat latar belakang Brazil melakukan dominasi dalam regionalisme Mercosur di kawasan Amerika Selatan yang pembentukan regionalisme tersebut dipelopori oleh Brazil. Dalam penelitian tersebut, fokus utamanya adalah melihat bagaimana bentuk dominasi yang dilakukan oleh Brazil, dan hal yang melatarbelakangi terjadinya dominasi tersebut. Di dalam penelitian tersebut saya menggunakan pendekatan neo-realisme dan konsep hegemoni untuk melihat alasan dominasi Brazil. Dimana menurut pendekatan neo-realisme, Mercosur dibentuk Brazil karena melihat struktur di regional Amerika yang membentuk regionalisme dari negara-negara power kuat di Amerika Utara, dan menurut Brazil perlu adanya upaya untuk menandingi hal tersebut. Dan dalam Mercosur sendiri, karena Brazil merupakan negara yang paling besar dan ekonominya jauh lebih kuat disbanding negara lainnya, hal itu yg mendasari hegemoni Brazil di wilayah Amerika Selatan dan juga dalam Mercosur. 3. Case Study Methods tentang International Security Studies. Metode Studi Kasus juga dapat diaplikasikan dalam penelitian di bidang studi keamanan internasional. Dalam studi keamanan internasional, sama seperti bidang lain dalam studi Hubungan Internasional dan ilmu sosial, satu hal yang tidak dapat selalu sepaham dengan kesimpulan kausal dan/atau statistik dan sebagai konsekuensi dari peranannya dalam pemikiran ilmiah tidak dapat selalu bersifat realistik. Dengan kata lain, terdapat semacam hubungan dialektika antara penerapan metode studi kasus untuk mengembangkan teori tipologis dan penggunaan teori ini untuk merancang penelitian sttudi kasus dan memilih kasus yang menggunakan simpulan induktif dan perumusan teori secara deduktif. Selain itu metode studi kasus pada bidang keamanan internasional bertindak sebagai metodologi middle ground. Karena studi kasus ini dapat bertindak sebagai jembatan metodologis yang dapat menjembatani pemikiran peniliti HI yang beraliran positifis maupun konstruktivis. Sehingga pembahasan dengan metode studi kasus dalam bidang keamanan internasional dapat lebih mendetail. Jembatan metodologis terbentuk dapat terbentuk karena terdapat kesamaan dari peneliti aliran positifis dan konstruktivis yang cenderung menggunakan metode studi kasus komparatif (perbandingan) dalam penelitiannya. Pada metode studi kasus terdapat beberapa hal yang perlu diatasi agar penelitian dengan metode studi kasus dapat memberikan hasil yang riil. Dalam hal tersebut, terdapat beberapa prinsip pokok yang harus dipegang teguh ketika menggunakan metode ini. Prinsip tersebut yaitu, harus bebas dari adanya pembiasan, endogenitas, maupun adanya pembeda-pembeda tertentu dalam melihat data pada suatu kasus. Dengan demikian , process tracing (proses pelacakan) telah menjadi strategi yang lebih baik untuk merancang penelitian studi kasus dalam keamanan internasional, baik dalam kasus tunggal atau dengan perbandingan beberapa kasus. 3

Sedangkan desain dari penelitian studi kasus dalam studi keamanan internasional, dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama, metode studi kasus tunggal, dimana terdapat kontribusi teoritis desain penelitian kasus tunggal, penggunaannya untuk satu atau dua studi kasus dapat memberikan pentingnya tujuan heuristic, memberikan penjelasan yang masuk akal pemeriksaan atau pengujian untuk teori yang bersaing, dan akan cukup mengungkapkan tentang kekuatan teori. Kedua, metode studi kasus perbandingan terstruktur yang difokuskan. Dimana metode ini merupakan upaya penulis untuk menentukan dan membenarkan seleksi kasus mereka, untuk merancang metode studi kasus mereka secara ilmiah (atau semi-ilmiah), cara, dan untuk menarik perbandingan lintas-kasus sesuai dengan desain yang dirumuskan. Penggunaan metode studi kasus dalam bidang studi keamanan internasional, dapat dicontohkan melalui penelitian studi kasus mengenai peran NATO dalam konflik yang ada di Pakistan. Pada studi kasus tersebut yang digunakan adalah studi kasus tunggal karena yang menjadi fokus bahasan hanya seputar peran dari NATO dalam konflik di Pakistan. Dimana pada penelitian tersebut digunakan konsep defensive realism untuk menganalisis. Konsep tersebut digunakan untuk melihat faktor pendorong NATO melakukan intervensi atas konflik di Pakistan, yang notabene bukan anggota NATO. Apa yang dilakukan oleh NATO tersebut semata-mata berdasarkan alasan kemanusiaan sehingga NATO mengintervensi konflik di Pakistan tersebut. Sebab sesuai asumsi dari ahli defensive realism yang menganggap bahwa dunia internasional yang anarkis sehingga mendorong negara-negara di dunia untuk memiliki pertahanan bagi negaranya sendiri. Hal ini disebabkan oleh pandangan bahwa perang dapat terjadi kapan saja tetapi tidak dalam waktu dekat (constant but not immediate). Sehingga setiap negara harus mempertahankan sistem internasional yang moderat dan bebas dari tindak kekerasan demi menjamin keamanan bersama. Sehingga ketika terjadi konflik di Pakistan yang memakan banyak korban manusia, maka NATO yang pada awal pembentukannya ditujukan untuk menyaingi pakta warsawa bentukan Uni Soviet, dengan alasan kemanusiaan NATO masuk ke Pakistan untuk berusaha meredakan konflik.

Anda mungkin juga menyukai