KELOMPOK 3
MEDAN
2023
Kelompok 3 : Metode Penelitian Tentang Studi Kasus
Dalam tugas kelompok ini, kami akan membahas tentang topik Metode
Penelitian tentang Studi Kasus dengan tujuan untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian. Kami berharap dapat memberikan pemahaman dan penjelasan
yang lebih dalam terkait hal tersebutyang menjadi fokus dari pembahasan kami.
Tugas Tersebut kami rangkum menjadi beberapa Kerangka tugas seperti yang ada
dibawah ini :
1. SUMBER
Jurnal Sosial
Judul Artikel : Studi Kasus Perilaku Agresif Remaja Di Pondok Pesantren
Penulis : Elvia Netrasari
2. BIDANG ILMU
Dari judul jurnal "Studi Kasus Perilaku Agresif Remaja di Pondok
Pesantren" yang disusun oleh Elvia Netrasari, dapat disimpulkan bahwa bidang
ilmu yang terkait adalah psikologi, khususnya psikologi remaja. Penelitian ini
lebih spesifik lagi membahas mengenai perilaku agresif pada remaja yang tinggal
di lingkungan pondok pesantren, sehingga dapat dikaitkan juga dengan studi
agama atau studi keislaman. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji faktor-faktor
yang memengaruhi perilaku agresif pada remaja, seperti faktor lingkungan, faktor
personal, dan faktor sosial. Oleh karena itu, bidang ilmu yang terkait juga dapat
meliputi sosiologi, antropologi, dan kriminologi. Selain itu, dalam penelitian ini
juga digunakan pendekatan studi kasus, sehingga bidang ilmu yang terkait dengan
metode penelitian ini dapat mencakup ilmu sosial, ilmu pendidikan, dan ilmu
kesehatan mental.
6. PEMBAHASAN
Studi kasuss yang dilakukan oleh Neviasari Netrasari pada tahun 2015
bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku agresif pada remaja di pondok pesantren. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara mendalam dan observasi partisipatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku agresif pada remaja di pondok pesantren terdiri dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kebutuhan untuk mengekspresikan
diri, rasa frustrasi, ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik secara
konstruktif, dan pengaruh teman sebaya. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari
lingkungan sosial, budaya agresif, pengaruh media, dan lingkungan keluarga yang
kurang harmonis.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pola perilaku agresif
pada remaja di pondok pesantren lebih banyak terjadi dalam bentuk verbal
daripada fisik, dan umumnya dilakukan oleh remaja laki-laki. Dampak dari
perilaku agresif tersebut antara lain memicu timbulnya konflik antarindividu dan
berpotensi merusak harmoni dan stabilitas lingkungan pesantren.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Neviasari Netrasari
merekomendasikan perlunya pengembangan program pencegahan dan intervensi
yang terintegrasi, melibatkan para pengasuh, pendidik, dan orangtua dalam
mengatasi perilaku agresif pada remaja di pondok pesantren. Selain itu, perlu juga
dilakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pihak
terkait tentang pentingnya pencegahan dan penanganan perilaku agresif pada
remaja di pondok pesantren.