+ +
| o
Keterangan :
N = Jumlah sampel yang dibutuhkan
o
Z
= Deviat baku alfa pada derajat kepercayaan 95% yaitu sebesar
1,96
|
Z
= Deviat baku beta pada derajat kepercayaan 80% yaitu sebesar
0,84
P = Proporsi rata-rata ((P
1
-P
2
)/2)
P
1
= Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgemen
peneliti
P
2
= Proporsi pada kelompok responden yang sudah diketahui
nilainya. [ a/(a+b) ] yaitu sebesar 0,5
P
1
-P
2
= Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna yaitu
sebesar 0,2
(Nilai P
2
berasal dari skripsi Angesti, 2010)
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel minimal yang
diperlukan sebanyak 94 orang.
3.3.3. Cara pengambilan sampel
Pengambilan data berasal dari kuesioner pada remaja putri di MA KMI
Diniyyah Puteri Padang Panjang pada bulan Februari 2011 yang diambil
secara total population
3.3.4. Kriteria sampel
3.3.4.1 Kriteria Inklusi
- Remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri yang setuju menjadi sampel
dan mengisi lembar persetujuan penelitian
- Hadir pada saat pengambilan data dilakukan
3.3.4.2 Kriteria Eksklusi
- Remaja putri di MA KMI Diniyyah Puteri yang tidak mengisi
kuesioner dengan lengkap
3.4. Cara Kerja Penelitian
Bagan 3.1 Alur kerja Penelitian
3.5. Managemen data
3.5.1 Pengumpulan data
- Data primer
Siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang yang
ditetapkan menjadi sampel
Informed consent
Ya
Tidak
Pengisian kuesioner
Pengumpulan dan pengolahan data dengan
SPSS for Windows
Skoring
Sikap
Baik
Sedang Kurang
Perilaku Pengetahuan
Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang dibagikan
pada pada siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang yang
memenuhi kriteria inklusi.
- Alat Pengumpulan data
Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner
Sebelum dilakukan pengambilan data dengan kuesioner, maka terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
dan kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk
mencari validitas kuesioner adalah dengan rumus korelasi Product Moment yaitu :
Keterangan:
r xy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
X = skor masing-masing item
Y = skor total
XY = jumlah perkalian
X2 = jumlah kuadrat X
Y2 = jumlah kuadrat Y
N = jumlah subjek
Setelah diperoleh harga rxy melalui uji validitas kuesioner pada Siswi MAN
Bangko sejumlah 30 orang, selanjutnya dikonsultasikan dengan harga kritik r product
moment. Hasil validitas dari 15 item pernyataan mengenai pengetahuan tentang
SADARI, 5 item pertanyaan sikap dan 9 item pertanyaan perilaku SADARI
menunjukkan bahwa rxy > rtabel sehingga dapat dikatakan item pernyataan pada
kuesioner tersebut valid. Perhitungan validitas kuesioner dilakukan dengan
menggunakan program komputer SPSS for Windows.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauhma hasil
pengukuran tetap konsisten. Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas instrument adalah rumus Alpha. Rumus Alpha adalah sebagai
berikut :
Keterangan:
ri = reliabilitas instrumen yang dicari
k = banyaknya butir pertanyaan
ob2 = jumlah varian butir soal
o2 t = varians total
Setelah dilakukan uji reliabilitas, hasil perhitungan juga harus dibandingkan
dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Hasil dari uji reliabilitas item pernyataan
mengenai pengetahuan tentang SADARI menunjukkan nilai 0,896. Hasil uji
reliabilitas pertanyaan mengenai sikap SADARI menunjukkan nilai 0,742 dan hasil
uji reliabilitas pertanyaan mengenai perilaku SADARI menunjukkan nilai 0,876.
Angket atau kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai r total > r tabel atau dengan nilai
reliabilitas > 0,6 sehingga kuesioner mengenai pengetahuan tentang SADARI dan
perilaku SADARI dapat dikatakan reliabel. Perhitungan reliabilitas kuesioner
dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows.
3.5.2 Pengolahan Data
Semua data dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan dan kemudian diolah
dengan menggunakan program SPSS for windows. Setelah data terkumpul, tahap
selanjutnya adalah melakukan proses editing yaitu memeriksa data hasil pengisian
kuesioner oleh responden. Setelah proses editing selesai, tahap selanjutnya adalah
proses coding yaitu pemberian nilai kepada setiap jawaban dari responden dan tahap
berikutnya adalah meng-entry data ke perangkat lunak komputer serta dilakukan
proses cleaning data untuk membersihkan kesalahan data yang dimasukkan. Setelah
data benar-benar bersih, baru dilakukan analisa lebih lanjut terhadap data dengan
menggunakan perangkat lunak pengolah data. Berikut bagan yang menjelaskan
proses pengolahan data :
Bagan 3.2 Proses Pengolahan Data
3.5.3 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu analisis univariat dan
analisis bivariat.
3.5.3.1 Analisis Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel
independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
3.5.3.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen. Untuk melihat apakah ada hubungan
antara pengetahuan, sikap tentang SADARI dengan perilaku SADARI.
Data Editing
Data
Entry Data ke
Komputer
Cleaning
Data
Coding
Data
Melalui uji statistik akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini
digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan
bermakna jika mempunyai nilai p 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan
dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p > 0,05 yang berarti Ho diterima dan
Ha ditolak.
3.5.4 Penyajian Data
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
3.6 Etika Penelitian
Jenis Penelitian ini tidak melewati kaji etik tapi dalam pelaksanaannya telah
melewati informed consent.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang
pada bulan Februari 2011. Besar sampel yang dikumpulkan dalam kurun waktu
tersebut sebanyak 115 responden.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan,
sikap tentang SADARI terhadap perilaku SADARI pada siswi MA KMI Diniyyah
Puteri Padang Panjang melalui kuesioner. Penelitian serupa belum pernah dilakukan
sebelumnya di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang
4.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu: penelitian
ini menggunakan desain studi cross sectional atau desain potong
lintang yang hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen maupun
dependen pada waktu yang sama, sehingga tidak bisa untuk melihat adanya hubungan
sebab akibat.
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
pengisian kuesioner kepada responden. Selama proses pengumpulan data ada
beberapa kendala yang dialami oleh peneliti, yaitu penerimaan yang kurang
bersahabat dari beberapa responden saat pengisian kuesioner sehingga jawaban yang
diberikan cenderung sekedarnya saja. Hal ini bisa menyebabkan bias informasi.
4.2 Distribusi Sebaran Responden
Hasil penelitian mengenai sebaran responden berdasarkan usia siswi MA KMI
Diniyyah Puteri Padang Panjang pada tabel 4.1. data yang dikumpulkan dari 115
responden pada penelitian ini, diperoleh data responden yang berusia 15-16 adalah
sebanyak 53,9% dan responden yang berusia 17-18 adalah sebanyak 46,1%.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Variabel Kategori Persentase
Usia 1.15-16 53,9
2. 17-18 46,1
4.3 Analisis Univariat
Pada analisis univariat ini ditampilkan distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel yang diteliti, baik variabel independen maupun dependen.
Selanjutnya hasil analisis univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut:
4.3.1 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap SADARI
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang SADARI
Dapat Dilakukan Sendiri Oleh Wanita
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Ya 87 75,7
Tidak 22 19,1
Tidak Tahu 6 5,2
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden
menjawab benar mengenai pertanyaan tentang SADARI dapat dilakukan sendiri
oleh wanita yaitu sebanyak 87 responden (75,7%) menjawab Ya.
Tabel 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap
Pengertian SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Upaya untuk menetapkan adanya tumor atau
tidak yang dilakukan sendiri dengan perabaan
77 67
Upaya untuk menetapkan adanya tumor atau
tidak dalam payudara yang dilakukan oleh dokter
12 10,4
Periksa USG Payudara 3 2,6
Tidak Tahu 23 20
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden
menjawab benar mengenai pertanyaan tentang pengertian SADARI yaitu sebanyak 77
responden (67%) menjawab upaya untuk menetapkan adanya tumor atau tidak yang
dilakukan sendiri dengan perabaan.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap
Tujuan SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Untuk mencegah kanker payudara 20 17,4
Sebagai deteksi dini kanker payudara
(penyakit keganasan)
74 64,3
Untuk mengobati kanker payudara 0 0
Tidak Tahu 21 18,3
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden
menjawab benar pertanyaan tentang pengertian SADARI yaitu sebanyak 74
responden (64,3%) menjawab sebagai deteksi dini kanker payudara (penyakit
keganasan).
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Usia Anjuran SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
20 tahun 49 42,6
30 tahun 0 0
40 tahun 0 0
Tidak Tahu 66 57,4
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan hasil bahwa 66 responden (57,4%)
menjawab tidak tahu pertanyaan usia anjuran SADARI. Ini menunjukkan responden
tidak mengetahui usia anjuran untuk melakukan SADARI.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Waktu Melakukan SADARI Pada Wanita Yang Belum Menopause
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Setelah menstruasi setiap bulan 33 28,7
Satu minggu setelah menstruasi
setiap bulan
14 12,2
Pada masa menstruasi 0 0
Tidak Tahu 68 59,1
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak
mengetahui waktu melakukan SADARI pada wanita yang belum menopause, yaitu
sebanyak 68 responden (59,1%) menjawab tidak tahu yaitu.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap
Waktu Melakukan SADARI Pada Wanita Menopause
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Satu bulan sekali,pada tanggal
yang sama
26 22,6
Seminggu sekali 9 7,8
Sebulan sekali 6 5,2
Tidak Tahu 74 64,3
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak
mengetahui waktu melakukan SADARI wanita yang telah menopause, yaitu
sebanyak 74 responden (64,3%) menjawab tidak tahu.
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap Alat
Melakukan SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Alat pendeteksi yang dibeli di apotik 0 0
Secara manual dengan menggunakan
tangan
82 71,3
Dengan USG 6 5,2
Tidak Tahu 27 23,5
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan hasil bahwa 82 responden (71,3%)
menjawab benar pertanyaan alat melakukan SADARI , dengan menjawab secara
manual dengan menggunakan tangan.
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Cara Melakukan SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Memperhatikan 0 0
Meraba 21 18,3
Memperhatikan dan meraba 79 68,7
Tidak Tahu 15 13
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan hasil sebanyak 79 responden (68,7%)
menjawab benar pertanyaan cara melakukan SADARI. Jawaban yang paling banyak
dipilih responden adalah memperhatikan dan meraba.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap
Posisi Melakukan SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Berdiri 10 8,7
Berdiri & Berbaring 32 27,8
Berdiri,berbaring & duduk 38 33
Tidak tahu 35 30,4
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil sebanyak 38 responden (33%)
menjawab benar pertanyaan posisi melakukan SADARI, dengan menjawab berdiri,
berbaring dan duduk.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap Hal
yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Bentuk,ukuran & kulit payudara 28 24,3
Bentuk payudara 16 13,9
Keseimbangan payudara 31 27
Tidak Tahu 40 34,8
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan hasil sebanyak 40 responden (34,8%)
tidak mengetahui hal yang perlu diperhatikan saat melakukan SADARI, dengan
menjawab tidak tahu.
Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Posisi Tangan Untuk Melihat Adanya Penarikan Kulit Karena
Adanya Sel Tumor Yang Tumbuh Di Payudara Sewaktu
Melakukan SADARI Pada Posisi Berdiri
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Dilipat didepan dada 8 7
Diangkat di atas kepala 42 36,5
Lurus ke bawah 3 2,6
Tidak tahu 62 53,9
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan hasil sebanyak 62 responden (53,9%)
tidak mengetahui posisi tangan untuk melihat adanya penarikan kulit karena adanya
sel tumor, dengan menjawab tidak tahu.
Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Spesifik Bagian Tangan Yang Digunakan Pada Saat Meraba
Sewaktu Melakukan SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Ujung jari 29 25,2
Telapak tangan 19 16,5
Telapak jari 18 15,7
Tidak tahu 49 42,6
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan hasil sebanyak 49 responden (42,6%)
tidak mengetahui spesifik bagian tangan yang digunakan pada saat meraba payudara
sewaktu melakukan SADARI, dengan menjawab tidak tahu.
Tabel 4.14 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Posisi Tangan Saat Melakukan Perabaan Pada Posisi Berbaring
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Bawah kepala 18 15,7
Samping badan 16 13,9
Pinggang 2 1,7
Tidak Tahu 79 68,7
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan hasil sebanyak 79 responden (68,7%)
tidak mengetahui posisi tangan saat melakukan perabaan pada posisi berbaring,
dengan menjawab tidak tahu.
Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Tujuan Pemeriksaan Ketiak Saat Melakukan SADARI
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Adanya kotoran pada ketiak 6 5,2
Radang pada ketiak 2 1,7
Kanker telah metastasis (menyebar) 49 42,6
Tidak tahu 58 50,4
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan hasil sebanyak 58 responden (50,4%)
tidak mengetahui tujuan pemeriksaan ketiak saat melakukan SADARI, dengan
menjawab tidak tahu.
Tabel 4.16 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan terhadap
Urutan Melakukan SADARI yang Benar
Pilihan Jawaban Jumlah Persentase
Melihat payudara-meraba payudara-
meraba ketiak
41 35,7
Meraba payudara-melihat payudara-
meraba ketiak
11 9,6
Meraba ketiak-meraba payudara-
melihat payudara
10 8,7
Tidak tahu 53 46,1
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan hasil sebanyak 53 responden (46,1%)
tidak mengetahui urutan melakukan SADARI yang benar, dengan menjawab tidak
tahu.
Tabel 4.17 Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan secara keseluruhan:
Kategori pengetahuan Jumlah Persentase
Baik 13 11,3
Sedang 41 35,7
Kurang 61 53
Total 115 100
Tabel 4.17 tentang distribusi pengetahuan responden secara keseluruhan,
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang
tentang SADARI sebanyak 61 responden (53%). Sedangkan responden yang
memiliki pengtahuan yang sedang sebanyak 41 responden (35,7%) dan responden
yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 13 responden (11,3%).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang. Dilihat dari hasil penelitian ini secara keseluruhan
responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI yaitu sebanyak 61
responden (53%). Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor
latar belakang pendidikan sebagai siswi SMU yang belum mendapatkan informasi
atau pengetahuan tentang SADARI, pengalaman yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang dan kurangnya media informasi.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sri (2008) pada remaja puteri di SMUN 5 Jambi
menunjukkan responden yang berpengetahuan kurang tentang SADARI sebanyak
72,6%.
50
Penelitian Lorna (2008) pada mahasiswi Fakultas Sastra USU
menunjukkan hasil serupa, sebanyak 50% responden berpengetahuan kurang
mengenai SADARI.
51
Bahkan penelitian Nina (2009) menunjukkan sebanyak 95%
responden berpengetahuan kurang.
52
Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan
Payudara Jakarta pada tahun 2005 menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti
pentingnya pemeriksaan dini payudara. Sebanyak 70% kasus kanker payudara
ditemukan dalam stadium lanjut (III dan IV) sehingga angka kesintasannya rendah.
Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran, pengertian, dan pengetahuan
masyarakat tentang kanker payudara.
10
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Angesti (2010) pada
mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS menunjukkan hasil sebagian besar responden
(57%) berpengetahuan baik mengenai SADARI.
53
Perbedaan hasil tersebut dapat
disebabkan oleh faktor subjek penelitian dengan latar pendidikan yang berbeda.
Subjek penelitian yang digunakan Angesti adalah mahasiswi DIV Kebidanan FK
UNS yang telah mendapatkan pengetahuan atau informasi tentang kanker payudara
dan SADARI. Sedangkan peneliti menggunakan subjek siswi SMA yang belum
mendapatkan pengetahuan tentang SADARI.
4.3.2 Gambaran Sikap Responden terhadap SADARI
Tabel 4.18 Data Sikap Responden tentang SADARI
No Pernyataan
Setuju Tidak Setuju TidakTahu
% % %
1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
penting untuk wanita sebagai deteksi dini
kanker payudara
109 94,8 0 0 6 5,2
2 SADARI mudah dan murah untuk dilakukan
karena dilaksanakan tanpa menggunakan alat
90 78,3 6 5,2 19 16,5
3 SADARI sebaiknya dilakukan sebulan sekali
pada masa haid
54 47 13 11,3 48 41,7
4 Perabaan dengan menggunakan ujung jari
dianjurkan dalam melakukan SADARI
60 52,2 5 4,3 50 43,5
5 Dengan deteksi lebih dini, diharapkan
prognosis (harapan sembuh) kanker
payudara akan lebih baik
85 73,9 9 7,8 21 18,3
Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan sebanyak 109 responden (94,8%)
menjawab setuju terhadap pernyataan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
penting untuk wanita sebagai deteksi dini kanker payudara. Responden paling
banyak menjawab tidak tahu terhadap pernyataan Perabaan dengan menggunakan
ujung jari dianjurkan dalam melakukan SADARI, yaitu sebanyak 50 responden
(43,5%).
Tabel 4.19 Distribusi responden berdasarakan sikap secara keseluruhan:
Kategori Sikap Jumlah Persentase
Baik 11 9,6
Sedang 79 68,7
Kurang 25 21,7
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.19 tentang distribusi sikap responden secara
keseluruhan, menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang
sedang tentang SADARI sebanyak 79 responden (68,7%). Sedangkan responden
yang memiliki sikap yang baik sebanyak 11 responden (9,6%) dan responden yang
memiliki sikap kurang sebanyak 25 responden (21,7%).
Menurut Newcomb yang dikutip Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa
sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi
tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
16
Dari hasil penelitian ini menunjukkan 68,7% responden memiliki sikap yang
sedang terhadap SADARI. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nisa (2010)
pada karyawati di kantor Dinas Pendidikan Sumatra Utara sebanyak 65,5%
responden memiliki sikap yang sedang.
54
Penelitian ini berbeda dengan penelitian Fuji (2010) pada mahasiswi FK USU
angkatan 2005. Pada penelitian ini diperoleh hasil sebanyak 97,1% responden
memiliki sikap yang baik terhadap SADARI.
55
Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan oleh faktor subjek penelitian
dengan latar pendidikan yang berbeda. Subjek penelitian yang digunakan Fuji
adalah mahasiswi FK USU. Sedangkan peneliti menggunakan subjek siswi SMA.
4.3.3 Gambaran Perilaku Responden terhadap SADARI
Tabel 4.20 Data Perilaku Responden terhadap SADARI
No Pertanyaan
Selalu Sering Kadang Pernah Tidak
Pernah
% % % %
1 Apakah Anda
melakukan SADARI
untuk mendeteksi
kanker payudara?
0 0 0 0 20 17,4 41 35,7 54 47
2 Apakah Anda
melakukan SADARI
dengan cara
memperhatikan dan
meraba?
2 1,7 8 7 21 18,3 37 32,2 47 40,9
3 Apakah Anda
melakukan SADARI
minimal satu bulan
sekali seminggu
setelah haid secara
teratur?
0 0 1 0,9 27 23,5 5 4,3 82 71,3
4 Apakah Anda
melakukan SADARI
di depan cermin
untuk memeriksa
payudara?
2 1,7 2 1,7 15 13 6 5,2 90 78,3
5 Apakah Anda
mengangkat tangan
ketika melakukan
SADARI?
10 8,7 9 7,8 13 11,3 29 25,2 54 47
6 Apakah Anda melihat
bentuk payudara
ketika melakukan
SADARI?
5 4,3 9 7,8 25 21,7 15 13 61 53
7 Apakah Anda
menggunakan telapak
jari pada saat
melakukan perabaan?
10 8,7 4 3,5 22 19,1 24 20,9 55 47,8
8 Apakah Anda melihat
warna kulit payudara
Anda ketika
melakukan SADARI?
0 0 1 0,9 10 8,7 9 2,8 5 82,6
9 Apakah Anda
memijat sampai ke
puting untuk
mengetahui adanya
cairan yang keluar
melalui putting?
4 3,5 1 0,9 7 6,1 11 9,6 92 80
Berdasarkan Tabel 4.20 tentang perilaku responden terhadap SADARI
menunjukkan 10 responden (8,7%) selalu mengangkat tangan ketika melakukan
SADARI, 9 responden (7,8%) sering mengangkat tangan dan memperhatikan bentuk
payudara ketika melakukan SADARI, 25 responden (21,7%) kadang
memperhatikan bentuk payudara saat melakukan SADARI, 41 responden (35,7%)
pernah melakukan SADARI untuk mendeteksi kanker payudara dan 92 responden
(80%) tidak pernah memijat hingga ke puting untuk mengetahui adanya cairan yang
keluar melalui puting.
Tabel 4.21 Distribusi responden berdasarakan Perilaku secara keseluruhan:
Kategori Perilaku Jumlah Persentase
Baik 0 0
Sedang 3 2,6
Kurang 112 97,4
Total 115 100
Berdasarkan tabel 4.21 tentang distribusi perilaku responden secara
keseluruhan, menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku yang
lanjutan
kurang terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebanyak 112 resonden
(97,4%), responden yang memiliki perilaku sedag sebanyak 3 responden (2,6%), dan
tidak ada responden yang memiliki perilaku yang baik.
Menurut Suryaningsih (2009) SADARI merupakan salah satu cara yang lebih
mudah dan efisien untuk dapat mendeteksi kelainan payudara oleh diri sendiri.
56
Dari
hasil penelitian menunjukkan perilaku yang kurang untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI) yaitu sebanyak 112 responden (97,4%) hal ini bisa
dikarenakan responden mempunyai pengetahuan dan sikap yang kurang, sehingga
perilaku responden juga kurang. Dalam tinjauan teori disebutkan bahwa tingginya
angka kematian karena kanker payudara disebabkan sebagian besar penderita datang
setelah stadium lanjut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
penderita tidak tahu atau kurang mengerti tentang kanker payudara, kurang
memperhatikan payudara, rasa takut akan operasi, percaya dukun atau tradisional dan
rasa malas serta malu memperlihatkan payudara.
57
Dari hasil penelitian Angesti
(2010) sebagian besar responden (64,1%) kadang merasa malas untuk melakukan
SADARI.
53
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008)
sebanyak 97,8% responden berperilaku salah tentang SADARI,
58
penelitian Sri
(2008) sebanyak 50,7% berperilaku tidak baik
50
dan penelitian Nisa (2010)
berperilaku kurang sebanyak 68,1%.
54
SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7
sampai ke-10 terhitung hari pertama haid, karena pada saat ini pengaruh hormonal
estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak
membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor ataupun kelainan pada
payudara.
13
Dari hasil penelitian ini sebanyak 82 (71,3%) tidak pernah melakukan
SADARI sesuai dengan frekuensi dan waktu yang ditentukan. Hal ini juga sejalan
dengan penelitian Auvyka (2010) sebanyak (4,1%) responden yang melakukan
secara teratur dan (7,8%) yang melakukan SADARI secara benar (7-10 hari) setelah
menstruasi.
59
4.4 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis uji chi square.
Melalui uji statistic chi square akan diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini
digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan
bermakna jika mempunyai nilai p 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima
dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai p> 0,05 yang berarti Ho
diterima dan Ha ditolak.
60
Selanjutnya hasil analisis bivariat akan dijelaskan pada
sub-bab berikut:
4.4.1 Hubungan antara Tingkat pengetahuan dengan Perilaku Responden
Tentang SADARI
Tabel 4.22 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku
Responden Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri
Tingkat
Penge-
tahuan
Total
P value
Kurang Sedang
% % %
Kurang 61 54,5 0 0 61 53
0,100
Sedang
+ Baik
51 45,5 3 100 54 47
Total 112 100 3 100 115 100
Pada tabel 3x3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku responden
tentang SADARI, didapatkan nilai expected yang kurang dari 5 ada 50% jumlah sel.
Oleh sebab itu dilakukan penggabungan sel, karena pada tabel 3x3 tersebut tidak
layak untuk diuji dengan chi-square. Kemudian pada tabel 2x2 ini karena sel yang
memiliki nilai expected kurang dari 5 ada 50% jumlah sel, maka table 2x2 ini tidak
layak untuk di uji dengan uji chi-square. Oleh karena itu uji yang dipakai adalah uji
alternative uji chi-square yaitu uji fisher.
60
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji alternatif chi-square
yaitu uji tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap responden
tentang kanker payudara dan SADARI pada tabel 4.22, diperoleh hasil bahwa dari
115 responden, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang
tentang SADARI dengan perilaku yang kurang juga tentang SADARI, yaitu
sebanyak 61 orang (100%). Sedangkan responden yang memilki pengetahuan
kurang dengan perilaku yang sedang tentang SADARI tidak ada (0%). Responden
yang memilki pengetahuan yang sedang dan baik dengan perilaku yang kurang
tentang SADARI adalah sebanyak 51 orang (94,4%) sedangkan responden yang
memilki pengetahuan yang sedang dan baik dengan perilaku yang sedang SADARI
sebanyak 3 responden (5,6%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P value sebesar
0,100, nilai P value lebih besar dari 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang SADARI terhadap Perilaku
SADARI.
Menurut Bloom (1908) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) pengetahuan
adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya.
16
Dari penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI. Hasil uji
statistik diperoleh nilai P value sebesar 0,100. Nilai P value lebih besar dari 5%
(0,05). Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya yang berjudul
Hubungan Pengetahuan Sikap Remaja Putri Terhadap perilaku SADARI di SMUN 2
Pasar Kemis Kabupaten Tangerang Tahun 2010 dengan menggunakan desain
penelitian cross sectional, yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI dengan p=1,000
14
Sejalan dengan hasil studi yang dilakukan WHO dan para ahli pendidikan
kesehatan, terungkap memang benar bahwa pengetahun masyarakat tentang
kesehatan sudah tinggi, tetapi praktik mereka masih rendah. Hal ini berarti bahwa
perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi,
tetapi prilakunya masih rendah. Hal ini berarti bahwa perubahan atau peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan tidak diimbangi dengan prilakunya. Hasil
penelitian diatas ternyata tidak sesuai dengan tinjauan teori yang menyebutkan
bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
17
Dari hasil penelitian ini juga terdapat perbedaan dengan penelitian
sebelumnya, karya Angesti (2010) dengan judul Hubungan antara Tingkat
Pengetahuan tentang SADARI dengan Perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker
payudara pada mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS. Hasil analisis pada penelitian
tersebut diperoleh nilai = 0,404 dengan tingkat signifikansi 0,00 (P < 0,05)
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
tentang SADARI dengan perilaku SADARI dengan tingkat korelasi sedang.
53
Perbedaan hasil analisis tersebut dapat disebabkan oleh faktor subjek
penelitian dengan latar pendidikan yang berbeda. Subjek penelitian yang digunakan
Angesti adalah mahasiswi DIV Kebidanan FK UNS sedangkan peneliti disini
menggunakan subjek penelitian dari siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang.
4.4.2 Hubungan antara Sikap Responden Tentang SADARI dengan Perilaku
SADARI
Tabel 4.23 Distribusi Responden Menurut Sikap terhadap Perilaku SADARI
Sikap
Perilaku
Total
P value
Kurang Sedang
% % % 2-sided 1-sided
Kurang 25 22,3 0 0 25 21,7
1,000
0,476
Sedang
+ Baik
87 77,7 3 100 91 78,3
Total 112 100 3 100 115 100
Pada tabel 3x3 Hubungan Sikap dengan Perilaku responden tentang
SADARI, didapatkan nilai expected yang kurang dari 5 ada 50% jumlah sel. Oleh
sebab itu dilakukan penggabungan sel, karena pada table 3x3 tersebut tidak layak
untuk diuji dengan chi-square. Kemudian pada tabel 2x2 ini karena sel yang
memiliki nilai expected kurang dari 5 ada 50% jumlah sel, maka tabel 2x2 ini tidak
layak untuk di uji dengan uji chi-square. Oleh karena itu uji yang dipakai adalah uji
alternative uji chi-square yaitu uji fisher.
60
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan alternatif uji chi-square yaitu
uji Fisher tentang hubungan antara sikap responden terhadap SADARI dengan
perilaku SADARI pada tabel 4.23, diperoleh hasil bahwa dari 115 responden,
sebagian besar responden memiliki sikap yang sedang dan baik terhadap SADARI
dengan perilaku yang kurang untuk melakukan SADARI, yaitu sebanyak 87
responden (77,7%). Sedangkan responden yang memilki sikap yang kurang dengan
perilaku SADARI yang kurang adalah sebanyak 25 responden (22,3%). Responden
yang memilki sikap yang sedang dan baik dengan perilaku yang sedang untuk
melakukan SADARI adalah sebanyak 3 responden (100%) dan tidak ada responden
yang memilki sikap kurang dengan perilaku SADARI yang sedang. Hasil uji statistik
diperoleh nilai P value sebesar 1,000 pada 2-sided (two tail) dan 0,476 pada 1-sided
(one tail). Nilai P value lebih besar dari 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan perilaku SADARI antara responden yang memilki sikap yang
kurang dengan responden yang memilki sikap sedang dan baik.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek.
16
Dari penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI. P value
sebesar 1,000 pada 2-sided (two tail) dan 0,476 pada 1-sided (one tail). Nilai P value
lebih besar dari 5% (0,05). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Novi
(2008) pada anak wanita penderita kanker payudara dengan desain cross sectional,
yaitu ada hubungan antara sikap dan tindakan SADARI dengan p=0,09.
59
Perbedaan hasil analisis tersebut dapat disebabkan oleh factor subjek
penelitian yang berbeda. Subjek penelitian yang digunakan Novi adalah anak
penderita kanker payudara sedangkan peneliti disini menggunakan subjek penelitian
dari siswi MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang.
Pembentukan sikap menurut Azwar (2005) dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu salah satunya pengalaman pribadi, haruslah meninggalkan kesan yang kuat.
Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
61
Hal ini mungkin menjadi
sebab adanya hubungan antara sikap dan perilaku SADARI pada penelitian yang
dilakukan oleh Novi (2008) pada anak penderita kanker payudara dimana responden
memiliki pengalaman pribadi dan faktor emosional yang kuat terhadap kanker
payudara karena ibunya pernah menderita kanker payudara sehingga mereka menjadi
lebih waspada dengan melakukan deteksi dini dengan cara SADARI.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Secara keseluruhan responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang
SADARI yaitu 61 responden (53%)
2. Secara keseluruhan responden memiliki sikap yang sedang tentang SADARI
yaitu 79 responden (68,7%)
3. Secara keseluruhan responden memiliki perilaku kurang untuk melakukan
SADARI yaitu 112 responden (97,4%)
4. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan responden terhadap perilaku
responden p value= 0,100
5. Tidak ada hubungan antara sikap responden terhadap perilaku responden p
value= 0,476
5. 1. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka perlu diadakan pemberian informasi
yang edukatif yaitu salah satunya dengan penyuluhan tentang SADARI agar siswi
tersebut dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin dan
teratur setiap bulan pada waktu seminggu setelah haid,sehingga dengan pemeriksaan
tersebut maka kemungkinan adanya kanker payudara diharapkan bisa di deteksi
secara dini dan prognosisnya akan lebih baik lagi jika dilakukan pengobatan lebih
awal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit
ed.6. Jakarta: EGC; 2007.
2. The Global Burden of Disease 2004 Update [Online]. 2008 [cited 2011 April
25]; Available from
URL:http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GBD_report_200
4update_full.pdf
3. WHO (World Health Organization). Breast Cancer : Prevention and
control[Online]. 2011 [cited 2011 April 25]; Available from: URL:
http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html
4. Rasjidi I. Deteksi dini dan pencegahan kanker pada wanita. Jakarta: CV
Sagung Seto; 2009.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
796/Menkes/SK/VII/2010 Tentang Pedoman Teknis Pengendalian Kanker
Payudara dan Kanker Leher Rahim
6. GLOBOCAN 2008 Cancer Fact Sheet : Breast cancer incidence and mortality
worldwide in 2008 Summary [Online]. 2010 [cited 2011 Jul 8]. Available
from: URL: http://globocan.iarc.fr/factsheets/cancers/breast.asp
7. http://www.depkes.go.id/profil kesehatan 2007/ [cited 2011 Mar 3]
8. http://www.dharmais.co.id/index.php/cance-statistic.html [cited 2011 Apr 25]
9. Supit N. Deteksi dini keganasan payudara. Dalam: Deteksi dini kanker.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005.
10. Rasjidi I. Epidemiologi kanker pada wanita. Jakarta: Sagung Seto; 2010.
11. Tambunan G. Diagnosis dan tata laksana sepuluh jenis kanker terbanyak di
Indonesia. Jakarta: EGC; 1993.
12. Rasjidi I. 100 questions & answers kanker pada wanita. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo; 2010.
13. Staf Pengajar FKUI. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: Binapura Aksara; 2008.
14. Imeldyanti A. Hubungan pengetahuan sikap remaja putri terhadap perilaku
SADARI di SMUN 2 Pasar Kemis Kabupaten Tangerang Tahun 2010.
Jakarta: Skripsi FKM UI; 2010.
15. Abdel-Fattah M, Zaki A, Bassili A, El-Shazly M, Tagnoni G. Breast self
examination and its impact on breast cancer diagnosis in Alexandria,Egypt.
Eastern Mediteranean Health Journal [serial online] 2000. [cited 2011 jul 8 ];
6(1):34-40 Available from:
URL:http:www.emro.who.int/publications/emhj/0601/t0503.gif.
16. Notoatmodjo S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2003.
17. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
2007.
18. Notoatmodjo S. Konsep perilaku kesehatan. Dalam: Promosi kesehatan teori
& aplikasi edisi revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
19. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009.
20. Machfoedz I, Suryani E, Pendidikan kesehatan bagian dari promosi
kesehatan.Yogyakarta: Fitramaya; 2007.
21. Mubarak WI. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
dalam pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2007.
22. Machfoedz I, Suryani E. Pendidikan kesehatan bagian dari promosi kesehatan.
Yogyakarta: Fitramaya; 2007.
23. Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum YE. Kesehatan reproduksi.
Yogyakarta: Fitramaya; 2009.
24. Hurlock EB. Psikologi perkembangan, edisi ke 5. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama; 1999.
25. Papalia DE, Olds SW, Feldman RD. Human development 8th ed. Boston:
McGraw-Hill; 2001.
26. Santrock, JW. Remaja ed.11 jilid 1. Jakarta: Erlangga; 2007.
27 .http://www.newsperuvian.com/wp-content/uploads/2011/05/breast-anatomy-
7.jpg [cited 2011 Aug 13]
28. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.
29. Monkhouse S. Clinical anatomy. 2nd ed. China: Churchill Livingstone
Elsevier; 2007.
30. Ross and Wilson. Anatomy and physiology in health and illness. 9
th
ed. Spain:
Churchill Livingstone Elsevier; 2001.
31. Prawirohardjo S. Ilmu kandungan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2009.
32. National Cancer Institute. Breast cancer [Online]. [cited 2011 Aug 12] ;
Available from: URL:http://www.cancer.gov/cancertopics/types/breast
33. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/breast+cancer [cited 2011
Aug 12]
34. Breast Cancer Organization. Pregnancy history.In:Breast cancer risk factor
[Online]. 2011 [cited 2011 Jan 30]; Available from:
URL:http://www.breastcancer.org/risk/factors/menstrual_hist.jsp
35. Breast Cancer Organization. Pregnancy history.In:Breast cancer risk factor
[Online]. 2011 [cited 2011 Jan 30]; Available from:
URL:http://www.breastcancer.org/risk/factors/pregnancy_hist.jsp
36. Breast Cancer Organization. Breastfeeding history.In:Breast cancer risk
factor [Online]. 2011 [ 2011 Jan 30] Available from:
URL:http://www.breastcancer.org/risk/factors/breastfeed_hist.jsp
37. Breast Cancer Organization. Radiation for chest or face before age
30.In:Breast cancer risk factor [Online]. 2011 [cited 2011 Jan 30] Available
from: URL:http://www.breastcancer.org/risk/factors/radiation.jsp
38. Burstein HJ, Harris JR, Morrow M. Malignant tumors of the breast. In:
Devita, Hellman, Rosenbergs Cancer: Principle & practice of oncology 8th
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
39. Buku ajar onkologi klinis Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Indonesia; 2008.
40. Zager JS, Solorzano CC, Thomas E, Beig FW, Babiera GV. Invasive breast
cancer. In: The MD Anderson surgical oncology handbook 4
th
ed. Texas:
M.D Anderson Cancer Center Department of Surgical Oncology; 2006.
41. Sukardja IDG. Onkologi klinik. Surabaya: Airlangga University Press; 2000.
42. Buku saku pencegahan kanker payudara & kanker leher rahim. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal PP & PL Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular; 2010.
43. Sinclair C. Buku saku kebidanan. Jakarta: EGC; 2009.
44. Screening for breast cancer with breast self examination [serial online].
JAMA. 1987 [cited 2011 Jul 8]; 257(16):2196-2203. Available from: URL:
http://jama.ama-assn.org/content/257/16/2196.short
45. Kearney N, Richardson A. Nursing patients with cancer: Principles and
practices [Online]. 2006. Available from:
URL:http://books.google.co.id/books?id=_RHhiV-
PNzYC&pg=PA173&lpg=PA173&dq=sensitivity+of+BSE+influenced+by+p
alpation&source=bl&ots=C6wHD8gm7F&sig=-
coh_WpIEQYLwsIo4iXfy0XGyU8&hl=id&ei=XKRFTuuyCYf0mAXdiLXV
Bg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&sqi=2&ved=0CBUQ6AE
wAA#v=onepage&q=sensitivity%20of%20BSE%20influenced%20by%20pal
pation&f=false Churchill LivingStone;Elsevier [cited 2011 Aug 13]
46. Smith RA, Saslow D, Sawyer KA, Burke W, Costanza ME, Evans WP.
American Cancer Society Guidelines for Breast Cancer Screening: Update
2003. CA A Cancer Journal for Clinician [serial online] 2003 [cited 2011 Jan
29]; 53:141 sec 4. Available from:
URL:http://caonline.amcancersoc.org/cgi/content/full/53/3/141
47. The Center for Advanced Breast Cancer. Breast self examination [Online].
2005 [cited 2011 Aug 18]; Available from:
URL:http://www.advancedbreastcare.net/brestself.htm
48. Panduan pencegahan kanker leher rahim dan payudara untuk fasilitas dengan
sumberdaya terbatas. Jakarta:Depkes;2007
49. Breast Cancer Organization. The five steps of breast self-exam [Online]. 2011
[cited 2011 Sept 19]; Available from:
URL:http://www.breastcancer.org/symptoms/testing/types/self_exam/bsesteps
.jsp
50. Utama SY. Gambaran pengetahuan sikap dan perilaku remaja puteri terhadap
SADARI. Jambi; 2008.
51. Ni LTK. Tingkat pengetahuan mahasiswi tentang SADARI sebagai salah satu
cara untuk mendeteksi dini kanker payudara Fakultas Sastra USU Medan
angkatan 2008 [skripsi]. Medan: FK USU; 2010.
52. Damanik NM. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan
wanita usia 20-40 tahun di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia
tentang SADARI sebagai salah satu cara untuk mendeteksi dini kanker
payudara [skripsi]. Medan: FK USU; 2009.
53. Nugraheni A. Hubungan tingkat pengetahuan tentang SADARI dengan
perilaku SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada mahasiswi DIV
Kebidanan FK UNS [skripsi]. Solo: FK UNS; 2010.
54. Harahap NH. Perilaku karyawati di kantor Dinas Pendidikan Sumatera Utara
mengenai metode SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara [skripsi].
Medan: FK USU; 2010.
55. Khairunnisa F. Gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2005 terhadap
Pemeriksaan Payudara Sadari (SADARI) [skripsi]. Medan: FK USU; 2010.
56. Suryaningsih E. Kupas tuntas kanker payudara. Yogyakarta: Paradigma
Indonesia; 2009.
57. Sutjipto. Permasalahan deteksi dini dan pengobatan kanker payudara [Online].
2007 [cited 2011 Jan 29]; Available from: URL:http//www.dharmais.co.id
58. Handayani DS. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan
perilaku para wanita dewasa awal dalam melakukan Pemeriksaan Payudara
Sendiri di Kelurahan Kalangan Kecamatan Pedan Klaten [skripsi]. Semarang:
FK UNDIP; 2008.
59. Anjarwati ND. Hubungan pengetahuan SADARI dan sikap SADARI
responden dengan tindakan SADARI pada anak wanita penderita kanker
payudara tahun 2008. Depok: Skripsi FKM UI; 2010.[abstrak]
60. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salaemba
Medika; 2009.
61. Azwar S. Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Belajar; 2005.
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Siswi MA KMI Diniyyah Puteri
Di Padang Panjang
Dengan hormat,
Saya Arini Estetia Putri, mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bermaksud
mengadakan penelitian untuk memperoleh gambaran tentang Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang SADARI terhadap Perilaku SADARI di
MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang Bulan Februari 2011. Penelitian ini
dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan adik-adik untuk
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuesioner.
Keikutsertaan adik-adik dalam mengisi kuesioner bersifat sukarela dan tidak
berpengaruh pada nilai apapun. Jawaban yang telah adik-adik berikan akan dijamin
kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.
Semoga amal ibadah adik-adik mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.
Padang Panjang, 2011
Pemohon
Arini Estetia Putri
Lampiran 2
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
(INFORMED CONSENT)
Program Studi Pendidikan Dokter
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur : tahun
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian
tersebut di bawah ini yang berjudul :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
TENTANG SADARI TERHADAP PERILAKU SADARI DI MA KMI
DINIYYAH PUTERI PADANG PANJANG BULAN FEBRUARI 2011
dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan
bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan
persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.
Padang Panjang, 2011
Mengetahui
Yang menyetujui Penanggung jawab penelitian
( ) ( )
Lampiran 3
Kuesioner
Pilihlah salah satu jawaban a,b,c atau d pada jawaban yang anda anggap paling
benar dengan menyilangnya (X)
Perlu diketahui, SADARI yang dimaksud disini adalah pemerikSAan payuDAra
sendiRI
Pengetahuan SADARI (Pemeriksaan payudara Sendiri)
1. Apakah pemeriksaan payudara dengan cara SADARI untuk mendeteksi
benjolan di payudara dapat dilakukan sendiri oleh setiap wanita?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak Tahu
2. Pengertian SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah
a. Upaya untuk menetapkan adanya benjolan atau tidak dalam payudara
yang dilakukan sendiri dengan perabaan
b. Upaya untuk menetapkan adanya benjolan atau tidak dalam payudara
yang dilakukan oleh dokter
c. Periksa USG payudara
d. Tidak tahu
3. Mengapa SADARI perlu dilakukan?
a. Untuk mencegah kanker payudara
b. Sebagai deteksi dini kanker payudara (penyakit keganasan)
c. Untuk mengobati kanker payudara
d. Tidak tahu
4. SADARI dianjurkan untuk dilakukan mulai usia..
a. 20 tahun
b. 30 tahun
c. 40 tahun
d. Tidak tahu
5. Kapan sebaiknya pemeriksaan SADARI secara teratur perlu dilakukan?
a. Setelah haid setiap bulan
b. Satu minggu setelah haid setiap bulan
c. Pada masa haid
d. Tidak tahu
6. Bagi wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya dilakukan .
a. Satu bulan sekali, pada tanggal yang sama
b. Seminggu sekali
c. Setahun sekali
d. Tidak tahu
7. SADARI dilakukan dengan menggunakan ..
a. Alat pendeteksi yang dibeli di apotik
b. Secara manual dengan menggunakan tangan
c. Dengan USG
d. Tidak Tahu
8. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan..
a. Memperhatikan
b. Meraba
c. Memperhatikan dan meraba
d. Tidak tahu
9. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan posisi.
a. Berdiri
b. Berdiri dan berbaring
c. Berdiri, berbaring dan duduk
d. Tidak Tahu
10. Saat berdiri di depan cermin, dengan posisi kedua tangan lurus ke bawah di
samping badan, maka yang akan perlu diperhatikan adalah
a. Bentuk, ukuran dan kulit payudara
b. Bentuk payudara
c. Keseimbangan payudara
d. Tidak tahu
11. Untuk melihat adanya retraksi (penarikan ) kulit atau perlekatan tumor
terhadap otot ,maka tangan seharusnya.
a. Dilipat di depan dada
b. Diangkat di atas kepala
c. Lurus ke bawah
d. Tidak tahu
12. Bagian tangan yang digunakan untuk meraba payudara adalah.
a. Ujung jari
b. Telapak tangan
c. Telapak jari
lanjutan
d. Tidak tahu
13. Jika ingin meraba payudara kanan pada saat berbaring maka tangan kanan
terletak di.
a. Bawah kepala
b. Samping badan
c. Pinggang
d. Tidak tahu
14. Pemeriksaan ketiak pada SADARI, juga perlu dilakukan untuk
mengetahui..
a. Adanya kotoran pada ketiak
b. Radang pada ketiak
c. Kanker telah metastasis (menyebar)
d. Tidak tahu
15. Tahapan pemeriksaan lengkap payudara sendiri terdiri dari.
a. Melihat payudara-meraba payudara- meraba ketiak
b. Meraba payudara-melihat payudara- meraba ketiak
c. Meraba ketiak- meraba payudara melihat payudara
d. Tidak tahu
Sikap SADARI
No. Pernyataan Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) penting
untuk wanita sebagai deteksi dini kanker payudara
2. SADARI mudah dan murah untuk dilakukan karena
dilaksanakan tanpa menggunakan alat
3. SADARI sebaiknya dilakukan sebulan sekali pada
masa haid
4. Perabaan dengan menggunakan ujung jari
dianjurkan dalam melakukan SADARI
5. Dengan deteksi lebih dini, diharapkan prognosis
(harapan sembuh) kanker payudara akan lebih baik
lanjutan
Perilaku SADARI
No Pertanyaan Pernah Sering Selalu Kadang-
kadang
TidakPernah
1. Apakah Anda melakukan
SADARI untuk memeriksa
kanker payudara?
2. Apakah Anda melakukan
SADARI dengan cara
memperhatikan dan meraba?
3. Apakah Anda melakukan
SADARI minimal satu bulan
sekali seminggu setelah haid
secara teratur?
4. Apakah Anda melakukan
SADARI di depan cermin
untuk memeriksa payudara?
5. Apakah Anda mengangkat
tangan ketika melakukan
SADARI?
6. Apakah Anda melihat bentuk
payudara ketika melakukan
SADARI?
7. Apakah Anda menggunakan
telapak jari pada saat
melakukan perabaan?
8. Apakah Anda melihat warna
kulit payudara Anda ketika
melakukan SADARI?
9. Apakah Anda memijat
sampai ke puting untuk
mengetahui adanya cairan
yang keluar melalui putting?
Jawaban Pengetahuan
No Jawaban yang diharapkan Skor
1 A 1= benar (A)
0= salah (B), tidak tahu (C)
2 A 2= benar (A)
1= mendekati benar (B)
0= salah (C), tidak tahu (D)
3 B 1= benar (B)
0= salah (A,C) , tidak tahu (D)
4 A 1= benar (A)
0= salah (B,C,D) , tidak tahu (D)
5 B 2= benar (B)
1= mendekati benar (A)
0= salah (C) , tidak tahu (D)
6 A 1= benar (A)
0= salah (B,C,) , tidak tahu (D)
7 B 1= benar (B)
0= salah (A,C) , tidak tahu (D)
8 C 2= benar (C)
1= mendekati benar (A,B)
0= tidak tahu (D)
9 C 3= benar (C)
2= mendekati benar (B)
1= hampir mendekati benar (A)
0= tidakk tahu (D)
10 A 2= benar (A)
1= mendekati benar (B,C)
0= tidak tahu (D)
11 B 1= benar
0= salah (A,C) , tidak tahu (D)
12 C 1= benar (C)
0= salah (A,B) , tidak tahu (D)
13 A 1= benar (A)
0= salah (B,C) , tidak tahu (D)
14 C 2= benar (C)
1= mendekati benar (B)
0= salah (A) , tidak tahu (D)
15 A 2= benar (A)
1= mendekati benar (B,C)
0= tidak tahu (D)
Jawaban Sikap
No. Jawaban yang diharapkan Skor
1 Setuju 2= Setuju
1= Tidak setuju
0= Tidak tahu
2 Setuju 2= Setuju
1= Tidak setuju
0= Tidak tahu
3 Tidak Setuju 2= Tidak setuju
1= Setuju
0= Tidak tahu
4 Tidak Setuju 2= Tidak Setuuju
1= Setuju
0= Tidak tahu
5 Setuju 2= Setuju
1= Tidak setuju
0= Tidak tahu
lanjutan
Jawaban Perilaku
No. Jawaban yang diharapkan Skor
1 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
2 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
3 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
4 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
5 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
6 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
7 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
8 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
9 Selalu 4= selalu
3= sering
2= kadang-kadang
1= pernah
0= tidak pernah
lanjutan
Lampiran 4
Hasil Analisis Data
A. Analisis Univariat
a. Tingkat Pengetahuan
tingkat_pengetahuan1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 61 53.0 53.0 53.0
sedang 41 35.7 35.7 88.7
tinggi 13 11.3 11.3 100.0
Total 115 100.0 100.0
b. Sikap
tingkat_sikap1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid rendah 25 21.7 21.7 21.7
sedang 79 68.7 68.7 90.4
Baik 11 9.6 9.6 100.0
Total 115 100.0 100.0
c. Perilaku
tingkat perilaku1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
rendah 112 97.4 97.4 97.4
sedang 3 2.6 2.6 100.0
Total 115 100.0 100.0
B. Analisis Bivariat
a. Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 3.787
a
2 .151
Likelihood Ratio 4.766 2 .092
Linear-by-Linear Association 3.667 1 .055
N of Valid Cases 115
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .34.
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 3.480
a
1 .062
Continuity Correction
b
1.637 1 .201
Likelihood Ratio 4.627 1 .031
Fisher's Exact Test .100 .100
Linear-by-Linear Association 3.449 1 .063
N of Valid Cases
b
115
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.41.
b. Computed only for a 2x2 table
b. Hubungan Sikap terhadap Perilaku
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 11.731
a
2 .003
Likelihood Ratio 6.642 2 .036
Linear-by-Linear Association 6.365 1 .012
N of Valid Cases 115
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .29.
Chi-Square Tests
Value Df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .856
a
1 .355
Continuity Correction
b
.047 1 .829
Likelihood Ratio 1.493 1 .222
Fisher's Exact Test 1.000 .476
Linear-by-Linear Association .848 1 .357
N of Valid Cases
b
115
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .65.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas & Reliabilitas
a. Uji Validitas dan reliabilitas pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.896 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SADARI dapat dilakukan
sendiri
41.70 95.045 .438 .894
pengertian SADARI 41.23 85.495 .574 .890
tujuan SADARI 40.63 90.654 .523 .891
usia anjuran SADARI 40.53 85.499 .466 .898
waktu SADARI 39.83 86.557 .615 .887
waktu SADARI wanita
menopause
39.83 83.178 .725 .882
alat SADARI 40.43 87.013 .688 .885
SADARI dengan cara 40.23 95.426 .395 .895
posisi SADARI 40.27 88.754 .587 .889
yang perlu diperhatikan 39.97 94.309 .615 .891
retraksi kulit 39.90 88.093 .685 .885
bagian tangan 40.80 86.234 .593 .888
posisi tangan 39.90 85.541 .776 .881
pemeriksaan ketiak 39.77 87.978 .680 .885
tahapan SADARI 40.23 87.220 .484 .894
b. Uji validitas dan reliabilitas sikap
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.742 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SADARI penting 3.70 4.976 .562 .684
SADARI mudah dan murah 4.20 4.166 .502 .707
SADARI sebulan sekali 5.00 5.241 .500 .706
Perabaan dengan ujung jari 4.97 5.206 .445 .719
Prognosis kanker akan lebih
baik
4.13 3.844 .598 .663
c. Uji validitas dan reliabilitas perilaku
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.876 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
melakukan sadari 3.90 26.645 .593 .867
memperhatikan dan meraba 3.57 23.220 .739 .851
satu bulan sekali seminggu
setelah haid
4.00 26.690 .553 .869
di depan cermin 4.07 26.478 .616 .866
mengangkat tangan 3.70 23.045 .647 .862
memperhatikan bentuk
payudara
3.57 22.392 .772 .848
telapak jari 3.60 23.007 .663 .860
warna kulit 4.13 28.257 .407 .879
memijat hingga ke puting 3.87 22.947 .656 .861
Lampiran 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Arini Estetia Putri
Tempat Tanggal Lahir : Benoa, 1 Mei 1990
Alamat : Jl. Prof. M.Yamin SH, No85 Simp.Harapan Ps.Atas
Bangko 37312
Email : arin.sweety@yahoo.co.id
No.Telpon : 085789214819
Riwayat Pendidikan
- TK Bhakti Puspitek Tangerang (1994-1996)
- SDN Batan Indah Cisawuk Tangerang (1996-1999)
- SD No.2/VI Bangko (1999-2002)
- MTs DMP Diniyyah Puteri Padang Panjang (2002-2005)
- MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang (2005-2008)
- FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-
Sekarang)