Surat Ex Tapol 1965 Bakri Ilyas Kepada Komnas Ham
Surat Ex Tapol 1965 Bakri Ilyas Kepada Komnas Ham
KOMNAS HAM
Kepada Yth.Jakarta,
Jalan Latuharhari
Jakarta
Dengan hormat,
Masalah Tapol jenis inilah yang diangkat da-lam surat ini, bukan Tapol/Napol
G30S/PKI yang mendiami rumah-rumah tahanan/Lembaga Pemasyarakatan;
dan memohon bantuan KOMNAS HAM untuk mendapatkan penyelesaian
hukum sehingga mereka dapat menik-mati dan melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai UUD 1945, dan sekaligus mengangkat citra Indonesia
sebagai satu Negara berdasar-kan hukum.
Menurut keterangan Pangab dalam Raker dengan Komisi I DPR Februari 1990
a. Ketentuan "Wajib Lapor Diri" setelah "Bebas Penuh" dari tahanan militer
(Teperda). Lurah dan Camat dengan didampingi oleh komponen Tripida
masing-masing yang mengawasi pelaksanaan lapor diri tersebut tidak pernah
memberikan alasan/dasar hukum pelaksanaan lapor diri tersebut kecuali
"Perintah dari Atasan". Frekwensi lapor diri: 1 x per bulan ke Kelurahan; dan 1
x per triwulan ke Kecamatan.
• dan sebagainya.
Hal ini dilaporkan penulis kepada KOMNAS HAM dengan surat tanggal 13-08-
1994 tetapi sesuai dengan sistem "Pembinaan dan Pengawasan" yang berlaku
bagi ex Tapol G30S/PKI penunjukkan Team Formatur tersebut pada akhirnya
memang batal.
Penulis kemudian meminta kepada bapak Marzuki Darusman SH untuk
mendeponeer saja laporan tersebut sampai ke waktu dan iklim yang lebih
baik; penulis ketika itu sangat memahami kebekuan Pemerintah Presiden
Soeharto yang merupakan replika dari kekuasaan kegelapan yang dikenal
dalam sejarah peradaban dunia sebagai periode "dark ages".
Waktu dan iklim baru pun datang. Mengikuti irama jalannya sejarah
diharapkan gerakan reformasi yang kini sedang marak di tanah air dapat pula
mencairkan kebekuan kekuasaan yang memerintah; semoga seperti
mencairnya kebekuan di musim winter berganti dengan kecerahan di musim
spring.
Penulis dan para ex Tapol G30S/PKI tersebut tidak berkecil hati atas
pernyataan Pemerintah Reformasi Pembangunan yang menyatakan bahwa
"Tapol G30S/PKI tidak termasuk mereka yang mendapat amnesti dari
Presiden".
d. Tapol G30S/PKI yakin bahwa KOMNAS HAM akan dapat membantu mereka
karena sekarang KOMNAS HAM sudah menjadi tumpuan harapan manusia
Indonesia untuk pembelaan dan perlindungan hak-hak azasinya. Di samping
itu KOMNAS HAM telah mendapat kepercayaan pula dari Pemerintah Presiden
Habibie untuk membentuk POKJA Reformasi Nasional.
Tetapi bilamana karena satu dan lain hal KOMNAS HAM tidak dalam posisi
untuk memberikan bantuannya terhadap masalah dan harapan yang kami
sampaikan haraplah suka memberikan acknowledgement betapapun pahitnya.
6. Penulis adalah satu dari rekan-rekan senasib, Tapol G30S/PKI yang berada
di luar rumah-rumah tahanan. Penulis surat ini adalah seorang dari rekan-
rekan senasibnya yang permasalahan dan harapan-harapannya telah
dituangkan dan disampaikan melalui surat ini. Penulisan dilakukan secara
perseorangan dengan resiko dan tanggung jawab perseorangan pula karena
penulis memang tidak mewakili siapapun.
Sebagai tercatat dalam dossier Depdagri yang disebut dalam butir 1 penulis
adalah:
A. Bakri Ilyas