Anda di halaman 1dari 27

Drum adalah salah satu instrumen musik pukul yang sering digunakan sebagai salah satu alat pengiring

lagu. Bunyi yang dihasilkan drum terkesan monoton, tidak seperti gitar. Hal itu dikarenakan drum tidak memiliki konfigurasi nada seperti halnya gitar. Keras lemah bunyi yang dihasilkan drum bergantung pada kekuatan pukulan. Sebuah lagu yang hanya diiringi drum terkesan kurang begitu menarik. Dengan menambahkan iringan gitar, keyboard, bass dan alat lainnya suara musik menjadi lebih enak didengarkan. Bunyi tidak hanya dihasilkan oleh alat-alat musik seperti yang telah disinggung sebelumnya. Setiap hari kita selalu bersinggungan dengan bunyi. Telinga kita memiliki rentang pendengaran yang cukup lebar. Frekuensi paling rendah yang dapat dideteksi dengan jelas adalah sekitar 20 Hz sedangkan frekuensi maksimum yang dapat diakomodasi telinga adalah 20.000 Hz. Pada bab ini kita akan mempelajari tentang bunyi, bagaimana proses rambatan bunyi, dan bagaimana bunyi dihasilkan.

Bab yang akan dipelajari:


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Gelombang bunyi Kecepatan gelombang bunyi Intensitas bunyi Gelombang bunyi berdiri dan modus normal Resonansi pada bunyi Interferensi gelombang Layangan Efek Doppler Gelombang kejut

Tujuan Pembelajaran:
1. 2. 3. 4. 5. 6. Mendeskripsikan gelombang bunyi sebagai gelombang tekanan dan gelombang simpangan Menghitung kecepatan gelombang bunyi dalam berbagai bahan Menghitung intensitas bunyi Menentukan frekuensi tertentu yang dihasilkan oleh organ atau flute Menjelaskan resonansi alat music Menganalisis bagaimana berbagai bunyi dari sumber bunyi yang berbeda saling berinterferensi Mendeskripsikan apa yang muncul jika terjadi kombinasi antara dua sumber bunyi yang memiliki perbedaan frekuensi sangat kecil Menjelakan mengapa bunyi sirine berubah saat bergerak melewati kita

7.

8.

Rosari Saleh dan Sutarto

Rosari Saleh dan Sutarto

Bab 16 Bunyi | 269

Bunyi termasuk gelombang longitudinal yang ditransmisikan dalam bentuk perapatan dan peregangan medium yang dilaluinya. Gelombang suara dapat menjalar melalui medium gas, cair atau padat. Segmen rapatan dan regangan memiliki perbedaan sifat fisis antara lain volume dan massa jenis. Ketika gelombang suara sampai ke telinga kita, gelombang suara tersebut merambat melalui medium gas yaitu udara. Gelombang suara ditransmisikan melalui tumbukan antar molekul-molekul udara. Molekul udara yang membawa energi gelombang suara yang sampai ditelinga kita dan menumbuk gendang telinga maka gendang telinga kita akan bergetar. Getaran tersebut dikirim ke otak melalui syaraf pendengaran. Otak kemudian menterjemahkan getaran yang muncul pada gendang telinga tersebut sebagai bentuk sensasi pendengaran yang dapat kita kenali dan pahami. Gelombang suara dapat merambat melalui medium gas, cair dan padat. Tentu saja karakteristik gelombang suara pada setiap medium berbeda-beda. Namun demikian, gejala-gejala fisis yang muncul ketika gelombang suara melewati medium-medium tersebut adalah sama. Bunyi dapat muncul dalam berbagai bentuk. Ketika Anda mendengarkan musik, speaker pada alat elektronik yang Anda gunakan mengeluarkan bunyi. Gemericik air sungai, gemuruh petir, ketukan pintu, alunan seruling dan suara burung yang berkicau merupakan contoh-contoh gelombang bunyi. Dalam kehidupan seharihari, bunyi selalu diidentikkan dengan telinga. Suatu benda dikatakan menghasilkan bunyi jika ada sesuatu yang bisa kita dengar dengan telinga kita yang berasal dari benda tersebut. Kita bisa membedakan bunyi yang keras dan lemah. Ketika kita mendengar bunyi ledakan, kita menyebut bunyi tersebut keras. Ketika teman Anda berbisik ke telinga Anda, suara teman Anda itu dikatakan lemah. Telinga kita bisa membedakan bunyi keras dan lemah. Berdasarkan fakta bahwa bunyi merupakan rambatan energi dalam medium secara longitudinal maka kita dapat mengambil hipotesis awal bahwa keras lemah bunyi bergantung dari seberapa besar energi yang dibawa gelombang tersebut. Ternyata, telinga kita memiliki batas pendengaran. Telinga kita tidak dapat mendeteksi semua bunyi yang muncul di alam. Kita tidak dapat mendengar bunyi yang sangat lemah. Misalnya saja bunyi detak jantung katak yang ada di kebun atau bunyi gesekan daun. Hal ini berarti telinga kita memiliki batas-batas pendengaran. Berdasarkan kepekaan telinga kita dalam mendeteksi gelombang bunyi, bunyi dikolmpokkan menjadi tiga yaitu infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik. Pengelompokan tersebut diidentifikasi berdasarkan rentang frekuensi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi. Gelombang infrasonik adalah gelombang yang memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz. Rentang frekuensi yang sangat kecil ini hanya dapat dideteksi oleh jenis hewan tertentu misalnya anjing dan jangkrik. Gelombang RosariSalehdanSutarto

270 | Bab 16 Bunyi

audiosonik adalah gelombang yang memiliki frekuensi antara 20 Hz 20.000 Hz. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dalam rentang frekuensi tersebut. Gelombang dengan frekuensi di atas 20.000 Hz termasuk dalam kelompok gelombang ultrasonik. Seperti halnya gelombang infrasonik, gelombang ultasonik hanya dapat dideteksi oleh telinga hewan-hewan tertentu saja misalnya kelelawar. Gelombang bunyi merambat melalui partikel-partikel udara. Jika kita lihat pada level mikroskopik, udara merupakan jenis partikel gas dimana salah satu karakteristik molekuler partikel-partikel udara tersebut adalah saling bebas satu sama lain. Hal ini dikarenakan gaya tarik antar molekul udara sangat lemah sehingga molekul udara cenderung bergerak bebas ke segala arah. Tentu kita masih ingat dengan prinsip Hooke tentang gerak harmonik sederhana. Pada babbab sebelumnya kita telah mendiskusikan bahwa gangguan pada suatu medium yang dirambatkan dalam bentuk gelombang menghasilkan suatu mekanisme gerak periodik dimana medium menghasilkan semacam gaya pemulih sebagai bentuk reaksi terhadap gangguan yang mengenainya. Sifat-sifat semacam ini dimiliki oleh zat padat dan cair dimana gaya intermolekuler yang mengikat antar elemen penyusun zat tersebut berperan penting dalam mekanisme Hooke tersebut. Gaya intermolekuler itu berperilaku seperti halnya konstanta pegas pada sebuah pegas. Dengan sifat gas yang cenderung bebas satu sama lain, maka sifat kepegasan gas tidak memainkan peranan yang signifikan dalam perambatan energi. Jika demikian, lantas bagaimana suara dapat dirambatkan melalui udara? Untuk memahami bagaimana gelombang bunyi merambat dalam medium udara, bayangkanlah Anda dapat melihat partikel-partikel udara di sekitar Anda. Partikelpartikel udara tersebut bergerak bebas dan menyelubungi Anda dalam segala arah. Ketika Anda mengeluarkan suara, maka pada saat itu pula Anda telah membangkitkan gelombang suara. Energi yang dibawa oleh suara Anda tertransfer ke molekul udara di sekitar Anda dalam bentuk tekanan. Molekul udara yang menerima tekanan tersebut tentu saja akan bergerak dengan momentum yang searah dengan arah tekanan gelombang suara. Sekarang, perhatikan pergerakan molekul-molekul udara tersebut pada satu arah rambatan saja. Kita dapat memodelkan molekul-molekul udara tersebut sebagai segerombolan molekul udara yang berada dalam tabung dimana molekul udara dikenai tekanan dari salah satu sisi, perhatikan Gambar 16.1. Molekul udara yang ada di dekat membran menerima tekanan dan bergerak ke kanan dengan memomentum tertentu. Molekul-molekul udara mengalami peregangan. Molekul-molekul udara tersebut menumbuk molekul udara yang lain dan pada daerah tumbukan tersebut, dalam segmen volume yang sama dengan segmen kolom udara lainnya, terdapat lebih banyak molekul udara. Keadaan semacam ini disebut rapatan. Akibatnya adalah densitas udara pada RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 271

daerah tersebut membesar. Pada bagian dimana jumlah partikel udara lebih sedikit dibanding yang lain, keadaan semacam itu disebut regangan.

sumber suara membran yang dapat berkontraksi

B
arah rambat gelombang

regangan

rapatan

satu panjang gelombang,

Gambar 16.1 Sebuah sumber suara berupa membran yang dapat berkontraksi menghasilkan tekanan ke molekul-molekul udara.

Tumbukan antar molekul udara seperti tampak pada Gambar 16.1 membentuk pola regangan dan rapatan. Tumbukan antar molekul udara ini hampir elastik artinya jumlah energi yang ditransfer hampir 100%, dengan kata lain jumlah energi yang hilang akibat tumbukan dapat diabaikan. Molekul udara tidaklah bergerak dari satu ujung ke ujung lainnya, molekul-molekul udara tersebut hanya bergeser dan menumbuk molekul udara di depannya, kemudian molekul udara yang ditumbuk tersebut menumbuk molekul udara lain di depannya. Demikian seterusnya. Molekul udara di A terpantul setelah menumbuk molekul udara di B. Mula-mula molekul udara di A ini bergerak dengan momentum tertentu menuju ke B. Tentu saja densitas udara di A berkurang karena molekul-molekul udara berpindah ke B. Di B, mula-mula terdapat molekul-molekul udara yang berada dalam keadaan diam. Ketika molekul udara di A datang ke B maka dengan sendirinya jumlah partikel udara di B meningkat, menyebabkan densitas udara di B meningkat. Molekul udara dari A kemudian bertumbukan dengan molekul udara di B sehingga terjadi transfer energi. Karena tumbukan antar molekul udara tersebut hampir elastik maka kita dapat mengasumsikan bahwa energi yang ditransfer RosariSalehdanSutarto

272 | Bab 16 Bunyi

mendekati 100%. Tumbukan tersebut menyebabkan molekul udara di B bergerak ke kanan sehingga pada segmen B terjadi pengurangan jumlah molekul. Ketika molekul-molekul udara yang berasal dari B ini bertemu dengan molekul udara di segmen yang ada di depannya maka proses tumbukan seperti halnya yang dialami molekul udara di A dan B terulang kembali. Perhatikan dengan seksama bahwa pola regangan dan rapatan terjadi secara periodik. Pola tersebut dapat kita lihat dalam dua sudut pandang yaitu pola rapatanregangan densitas udara dan pola rapatanregangan tekanan udara. Perhatikan kembali Gambar 16.1, kita dapat mengasumsikan membran sebagai sumber yang memberikan gangguan terhadap udara berupa tekanan. Ketika membran tersebut berkontraksi maka membran memberikan tekanan sebesar p ke udara yang ada pada tabung. Misalnya membran berkontraksi dengan kecepatan vm selama selang waktu t. Tekanan yang dihasilkan tersebut akan dijalarkan oleh molekul-molekul udara dengan kecepatan, misalnya, vu. Kita asumsikan juga bahwa kecepatan kontraksi membran vm jauh lebih kecil dibanding kecepatan rambat tekanan vu. Dalam selang waktu yang sama yaitu t, baik membran dan molekul udara menempuh jarak masing-masing vmt dan vut. Tekanan yang bekerja pada udara menyebabkan perubahan momentum molekul-molekul udara. Perubahan momentum ini sama dengan perubahan momentum yang terjadi pada membran. Perubahan momentum membran dapat dinyatakan sebagai berikut: I = Ft = Ap t Sedangkan perubahan momentum udara adalah: I = mv mvu (162) (161)

Massa udara yang bergerak dapat kita nyatakan dalam varabel massa jenis dimana m = 0Avmt. Volume udara yang bergeser adalah sebanding dengan jarak yang ditempuh membran dikali dengan luas penampang kolom udara. Dengan demikian persamaan (162) dapat kita modifikasi menjadi: I = 0Avmvut (163)

Karena momentum membran sama dengan momentum udara maka persamaan (161) sama dengan persamaan (163), sehingga: Apt = 0Avmvut p = 0vmvu (164)

Ingat kembali pembahasan elastisitas pada Bab 9, perubahan tekanan yang mengenai suatu zat sebanding dengan rasio perubahan volume V terhadap volume awal V dikali dengan modulus bulk, B. Dalam RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 273

ekspresi matematik, pernyataan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk:

p = B

V V

(165)

Dimana volume V menyatakan volume mula-mula udara yang ada dalam kolom udara. Besarnya volume V ini adalah V = Ax, dimana x menyatakan panjang kolom udara yang besarnya x = vut. Perubahan volume V menyatakan volume udara yang bergeser akibat tekanan membran. Besarnya volume ini adalah V = Avmt. Dengan demikian kita memiliki hubungan kesebandingan sebagai berikut:
V v m V Av m t = = V Avu t V vu

(166)

Dengan mensubstitusikan persamaan p, persamaan (164), ke persamaan (165), dengan terlebih dulu menyisipkan hubungan kesebandingan pada persamaan (166) ke persamaan (165) maka diperoleh:

0 v m vu = B
2 = vu

vm vu

0
B

vu =

(167)

Persamaan (167) adalah persamaan umum untuk mencari kecepatan rambat gelombang suara pada sembarang medium, asal kita mengetahui massa jenis dan modulus bulk dari medium tersebut. Pada kasus gelombang suara yang merambat pada udara maka modulus bulk B berbanding lurus dengan tekanan. Lihat kembali pembahasan Bab 15 Gelombang Mekanik tentang persamaan gelombang longitudinal. Persamaan cepat rambat gelombang suara v = ekuivalen dengan persamaan v =

p0

RT , dimana R menyatakan M konstanta gas universal yang memiliki nilai sebesar 8,314 J/mol K. Dalam pembahasan bab berikutnya, kita akan mengetahui bahwa cepat rambat gelombang suara bergantung pada temperatur gas T dan juga massa molar gas M. Untuk udara, besarnya massa molar M ini adalah sekitar 29 x 10-3 kg/mol.

Kita dapat menyatakan persamaan gelombang suara dalam variabel tekanan. Telah kita buktikan bahwa gelombang suara dapat dilihat sebagai bentuk gangguan terhadap medium dimana gangguan tersebut RosariSalehdanSutarto

274 | Bab 16 Bunyi

berupa tekanan. Perhatikan kembali persamaan (165), dengan mengganti nilai B dengan persamaan (167) maka kita peroleh persamaan (165) yang termodifikasi sebagai berikut:
2 V p = 0 vu V

(168)

Perhatikan Gambar 16.2, molekul udara mula-mula berada dalam volume V = A (x2 x1) = Ax, pada saat udara diberi tekanan sebesar p maka akan terjadi pergeseran volume udara. Jika pergeseran tersebut menyebabkan perubahan rentang jarak x maka tentu saja tidak terjadi perubahan volume. Namun jika pergeseran tersebut lebih besar atau lebih kecil dibanding x maka telah terjadi perubahan volume sebesar V dimana besarnya perubahan volume ini sebanding dengan perubahan jarak pada arah x.

x1 x = x2 x1

x2

Gambar 16.2 Tabung udara yang diberi piston. Piston memberikan tekanan ke udara ke arah kanan. Molekul-molekul udara bergerak dalam arah panah.

Jika perubahan tersebut disimbolkan dengan z maka perubahan volume udara dapat dituliskan sebagai:

V = Az
Dengan mensubstitusikan persamaan ini ke persamaan (168) maka akan kita peroleh persamaan baru berikut ini:
2 z p = 0 vu x

(169)

Untuk rentang pengukuran volume yang sangat kecil maka perubahan atau pergeseran z juga sangat kecil sehingga persamaan (169) dapat dituliskan menjadi:
2 dz p = 0 vu dx

(1610)

RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 275

Dengan menggunakan persamaan gelombang mekanik umum z (x, t ) = A sin (t kx + ) maka solusi dari persaman (1610) dapat kita tentukan yaitu:
2 ( kA cos(t kx + )) p = 0 vu 2 = 0 vu kA cos(t kx + )

2 Besaran 0 vu kA adalah tekanan pada keadaan mula-mula yaitu p0. Jika p kita tuliskan sebagai p (x, t) maka persamaan gelombang suara yang dinyatakan dalam variabel tekanan adalah:

p(x, t ) = p 0 cos(t kx + )

(1611)

Jika massa jenis suatu gas adalah maka gelombang suara dapat juga kita nyatakan dalam persamaan gelombang yang bergantung pada massa jenis medium yang merambat pada arah x (+) yaitu: = A sin (kx t )
(1612)

Dimana = 0 merupakan simpangan yang terjadi pada densitas diukur relatif terhadap densitas 0 sedangkan A adalah simpangan maksimum densitas udara. Biasanya nilai dari A adalah jauh lebih kecil dibanding 0. Cepat rambat gelombang suara pada medium udara memenuhi persamaan v =

p0

dimana, p0 adalah

tekanan udara, 0 adalah massa jenis udara dan adalah konstanta yang bergantung pada jenis molekul gas dimana gas merambat. Untuk molekul udara, nilai yang biasa digunakan adalah 1,4. Frekuensi sudut gelombang dapat ditentukan dengan relasi = kv dimana k menyatakan bilangan gelombang. Kita tentu bertanya-tanya, pada persamaan (1611) terlihat bahwa tekanan bergantung pada koordinat spasial dan waktu namun jika diperhatikan lebih detail kita akan mendapatkan bahwa persamaan tersebut hanya mengandung satu komponen koordinat spasial saja yaitu x. Koordinat spasial yang kita kenal memiliki tiga komponen yaitu x, y, dan z. Persamaan (1611) menceritakan pada kita bahwa persamaan tersebut berlaku untuk gelombang suara yang merambat dalam satu dimensi. Dalam kenyataannya ketika kita berbicara dengan seseorang di depan kita, suara kita tidak hanya dapat didengar oleh orang di depan kita itu tetapi juga orang-orang yang ada di sekitar kita. Seandainya gelombang suara hanya merambat pada satu arah koordinat saja maka hal itu, tentu saja, berakibat sangat tidak baik terhadap komunikasi yang kita jalin. Orang yang tidak tepat berada di depan kita, berada pada arah yang segaris dengan mulut kita, orang
RosariSalehdanSutarto

276 | Bab 16 Bunyi

tersebut tidak akan mendengar bunyi-bunyian yang keluar dari mulut kita. Peristiwa sehari-hari yang nampaknya sederhana ternyata memberikan gambaran ide bahwa gelombang suara tidaklah merambat pada satu arah koordinat saja melainkan menyebar ke seluruh ruang yang terdapat medium di dalamnya. Hal ini sangat mudah untuk dibuktikan. Silahkan Anda ngobrol dengan teman-teman Anda dimana temanteman Anda tersebut duduk mengelilingi Anda. Ketika Anda berbicara maka teman-teman Anda, dimanapun posisi duduknya, akan mendengar suara Anda. Jika Anda duduk ditempat yang tinggi dan ada teman Anda yang duduk di lantai maka Anda akan dapati bahwa teman Anda yang duduk di bawah itu juga dapat mendengar suara Anda. Demikian halnya pada posisi di atas Anda. Peristiwa tersebut dengan sangat gamblang membuktikan pada kita bahwa gelombang suara dirambatkan dalam ruang tiga dimensi. Jika suatu sumber gelombang kita anggap sebagai sebuah titik maka titik tersebut akan memancarkan gelombang yang bergerak ke segala arah dan dimana konfigurasi arah gelombang tersebut berbentuk bola.
muka gelombang

arah rambat gelombang

sumber suara

Gambar 16.3 Sumber suara mengeluarkan gelombang suara. Arah rambat gelombang suara tersebut adalah ke segala arah dan membentuk bola.

Arah rambat gelombang ditandai dengan anak panah warna kuning. Karena menyebar ke segala arah maka setiap titik gelombang yang berada pada jarak yang sama, misalnya r1, maka akan membentuk luasan berupa permukaan bola. Permukaan semacam itu disebut dengan muka gelombang. Sumber titik yang memancarkan gelombang secara seragam ke semua arah, energi yang dibawa gelombang pada
RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 277

jarak r dari sumber titik tersebut akan terdistribusi secara merata pada kulit bola yang memiliki luas permukaan sebesar 4r2. Jika untuk menempuh jarak sejauh r rambatan energi tersebut membutuhkan waktu t maka besarnya daya pada titik tersebut adalah P = E/t. Daya P yang mengenai luasan sebesar A disebut dengan intensitas bunyi. Jika intensitas bunyi kita simbolkan dengan I maka:
I= P A = 4r 2 A P = 4r 2

(1613)

Pada persamaan (1613), kita lihat bahwa intensitas bunyi I berbanding terbalik dengan jarak r. Jika kita perhatikan kembali Gambar 16.3, maka kita dapat memprediksikan bahwa intensitas bunyi pada jarak r2 lebih kecil dibanding intensitasu bunyi pada jarak r1. Perbandingan intensitas bunyi di r1 dan r2 dapat kita nyatakan dalam persamaan: I1 : I 2 = = = P P : A1 A2

P P : 2 4r1 4r22 r22 r12

Hasil di atas dapat kita perumum untuk menentukan intensitas di sembarang r yaitu:
2 I n rm = 2 I m rn

(1614)

Yang mana rm menyatakan intensitas bunyi pada titik m sedangkan rn menyatakan intensitas bunyi pada titik n. Telah kita ketahui bahwa semakin jauh jarak suatu titik dari sumber bunyi maka intensitas bunyi di titik tersebut semakin kecil. Sifat fisis semacam itu juga kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Ketika Anda sedang mengikuti kuliah dan Anda duduk di bagian paling belakang maka suara dosen akan sayup-sayup terdengar. Lain halnya jika Anda duduk di bagian depan. Anda akan mendengar suara dosen dengan jelas dan terdengar nyaring. Hal yang sama juga bisa Anda temui ketika Anda berada dekat jalan raya dimana banyak kendaraan yang berlalu lalang disana. Tepat di pinggir jalan, Anda akan mendengar suara bising kendaraankendaraan tersebut. Namun jika Anda bergerak menjauh dari tempat dimana posisi Anda semula maka Anda akan mendengar suara bising kendaraan bermotor semakin berkurang. Semakin jauh Anda dari jalan raya maka semakin lemah bunyi bising yang Anda dengar. Dikaitkan
RosariSalehdanSutarto

278 | Bab 16 Bunyi

dengan ilustrasi tersebut, menyatakan apa sebenarnya intensitas bunyi tersebut? Telah kita definisikan dimuka bahwa intensitas bunyi adalah daya yang mengenai luas permukaan tertentu. Karena daya menyatakan energi per satuan waktu maka kita dapat mendefinisikan intensitas bunyi sebagai besarnya energi per satuan waktu yang mengenai suatu luas permukaan tertentu. Perhatikan bahwa ketika rambatan gelombang telah sampai pada segmen volume x molekul-molekul udara yang ada di dalamnya berosilasi. Molekul-molekul udara ini berosilasi karena membawa energi yang dirambatkan dalam bentuk gelombang longitudinal. Dengan demikian, terdapat hubungan langsung antara intensitas bunyi dan energi gelombang. Jika energi yang terkandung dalam segmen volume x kita definisikan sebagai u maka u = E/V dimana V adalah segmen volume bola yang sangat kecil, V = 4r2x. Kita juga memiliki relasi antara energi E dan daya P yaitu E = Pt. Daya P dengan demikian dapat kita nyatakan dalam persamaan:

P=

E E = uV t uAx x = = vcepat rambat gelombang t t = uAv

Persamaan (1613) dapat kita modifikasi dengan persamaan P yang baru saja kita turunkan, kita peroleh:

I=

uAv A = uv

(1614)

Persamaan (1614) menunjukkan relasi antara intensitas bunyi dan energi per satuan volume dimana jika energi gelombang semakin besar maka intensitas yang dihasilkannya pun semakin besar. apalagi jika gelombang tersebut juga memiliki cepat rambat yang besar pula, intensitas bunyi tentu saja menjadi semakin besar lagi. Energi gelombang bunyi di udara dirambatkan melalui tumbukan antar molekul-molekul udara. Molekul udara yang menerima momentum dari molekul udara yang lain tentu akan mengalami osilasi. Osilasi molekul udara ini mencerminkan besarnya energi gelombang suara yang menjalar padanya. Dengan logika semacam itu maka kita dapat menentukan besarnya energi gelombang suara secara tidak langsung yaitu dengan menentukan energi osilasi molekul udara. Coba Anda ingat kembali pembahasan gerak harmonik sederhana pada Bab 13. Energi sistem yang melakukan gerak harmonik sederhana dirumuskan dengan persamaan E = m2A02 dimana m menyatakan massa, dan A0 masing-masing mewakili frekuensi sudut RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 279

dan simpangan maksimum osilasi. Massa m dapat kita nyatakan dalam variabel massa jenis dan volume yaitu m = 0V. Dengan demikian energi E dapat kita ungkapkan kembali dalam bentuk persamaan E = 0V2A02. Dari persamaan yang baru ini kita bisa menentukan besaran u yaitu energi per satuan volume, u = E/V u = 02A02. Tentu Anda sudah curiga dengan bentuk persamaan terakhir ini. Persamaan u = 02A02 kita sisipkan ke persamaan (1614) dan kita peroleh:

I=

1 0 2 A 2 v 0Av = p0 2 2 1 p0 = 2 v

(1615)

Dengan demikian menjadi jelas bahwa intensitas berhubungan dengan energi dan daya yang dibawa gelombang suara. Dua contoh kasus yang disajikan sebagai pembuka diskusi tentang intensitas bunyi, dapat dijelaskan dalam termonologi intensitas bunyi. Jadi, ketika Anda berada dekat dengan jalan raya dan merasa sangat bising, hal itu dikarenakan intensitas bunyi yang Anda terima sangat besar. Jumlah daya per satuan luas yang menghantam gendang telinga Anda sangat besar. Ketika Anda bergerak semakin menjauh dari jalan raya maka intensitas bunyi yang Anda dengar semakin lama semakin berkurang dalam orde kuadratik. Telinga kita memiliki rentang pendengaran yang sangat lebar yaitu antara 20 Hz hingga 20.000 Hz. Hal ini berkaitan dengan rentang intensitas bunyi yang dapat diakomodasi oleh telinga kita. Ternyata, telinga kita memiliki rentang toleransi yang sangat lebar terhadap intensitas bunyi yaitu antara 10-12 W/m2 hingga 1 W/m2. Nilai intensitas 10-12 W/m2 sering kali disebut sebagai nilai intensitas ambang batas dan disimbolkan I0. Sensasi keras lemah terhadap bunyi merupakan hasil proses biologis rumit yang terjadi dalam tubuh kita. Terlepas dari kerumitan proses itu, kita dapat membedakan dan merasakan bunyi-bunyi tertentu yang memiliki nilai intensitas-intensitas ekstrim. Terkait dengan variasi tekanan yang terjadi pada medium udara, batas bawah dimana suatu bunyi masih dapat didengar dengan baik adalah sekitar 3 x 10-5 Pa. Kadang ketika berada di tempat yang sangat berisik, sistem indera pendengaran kita tidak lagi mendeteksi bunyi sebagai keras atau lemah lagi. Sensasi yang lebih dominan justru berupa rasa sakit pada telinga. Hal semacam ini sering terjadi. Nilai ambang batas bunyi yang menyebabkan rasa sakit ini adalah sekitar 30 Pa. Secara psikologis, kita terkadang sulit membedakan dua bunyi yang memiliki nilai intensitas hampir sama. Adaptasi tubuh kita terhadap variasi berbagai intensitas bunyi cenderung bersifat logaritmik.
RosariSalehdanSutarto

280 | Bab 16 Bunyi

Respon tubuh semacam ini ternyata menjadi salah satu alasan mengapa intesitas bunyi dinyatakan dalam skala logaritmik, di samping karena rentang nilai toleransi yang sangat lebar. I, secara praktis, menyatakan kenyaringan bunyi. Skala logaritmik mempermudah analisis kita. Nilai logaritma I disebut dengan tingkat intensitas bunyi dan disimbolkan dengan TI atau dan diukur dalam satuan decibel (dB). didefinisikan sebagai berikut:

= 10 log

I I0

(1616)

Dimana I menyatakan intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh sumber sedangkan I0 adalah intensitas bunyi ambang batas yaitu sebesar 10-12 W/m2. Batas bawah tingkat intensitas bunyi adalah pada saat intensitas bunyi = I0. Jika nilai ini kita mauskkan ke persamaan (1616) maka kita peroleh nilai tingkat intensitas bunyi minimum adalah nol. Batas atas tingkat intesitas bunyi dicapai pada saat intensitas bunyi I = 10-12 W/m2. Jika kita masukkan nilai I ke persamaan (1616) maka akan kita peroleh tingkat intensitas maksimum (ambang batas rasa sakit) adalah 120 dB. Jadi dengan menggunakan skala logaritmik, rentang toleransi pendengaran kita adalah antara 0 hingga 120 dB. Jika suatu sumber bunyi memiliki intensitas bunyi lebih kecil dibanding I0 sudah dipastikan telinga kita tidak sanggup untuk mendeteksi bunyi sumber tersebut. Sebaliknya jika intensitas suatu sumber bunyi lebihbesar dari 10-12 W/m2 maka, demi keselamatan pendengaran kita, sebaiknya Anda menghindar dari sumber bunyi tersebut karena intensitas bunyi sebesar itu dapat menyebabkan rasa sakit pada telinga yang akibat sekundernya adalah merusak sistem pendengaran kita.

16 1 Gelombang Bunyi Berdiri

Seperti halnya pada gelombang transversal yang merambat pada tali, gelombang suara juga dapat menghasilkan gelombang berdiri. Jika sebuah pipa yang memiliki ukuran penampang jauh lebih kecil dibanding panjang gelombang suara yang merambat maka pipa tersebut akan mudah menghasilkan gelombang bunyi berdiri. Pada tali, gelombang berdiri dapat dihasilkan jika kedua ujung tali diikat. Jika sebuah pipa yang diisi dengan udara, kedua ujung pipa kemudian ditutup maka kita akan memiliki sebuah sistem yang mirip dengan sistem tali. Perhatikan Gambar 16.4. Molekul-molekul udara bertumbukan satu sama lain dan terbentuklah gelombang longitudinal pada pipa. Ketika rambatan gelombang ini telah sampai di ujung yang lain maka gelombang tersebut akan dipantulkan dalam arah yang berlawanan. Perhatikan pada gambar (a),
RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 281

pola rapatan dan regangan menghasilkan panjang gelombang, . Pada gambar (b), menghasilkan 1 . Jika pola tersebut terjadi pada tali maka frekuensi yang dihasilkan disebut frekuensi harmonik. Gambar (a) menunjukkan frekuensi harmonik pertama, sedangkan gambar (b) menunjukkan frekuensi harmonik kedua. Gambar (c), menghasilkan 3/2 dimana bersesuaian dengan frekuensi harmonik ketiga. Cepat rambat gelombang dapat dituliskan sebagai:

v suara = f

(1617)

rapatan

regangan

(a)

rapatan

(b)

regangan

rapatan

regangan

(c)

3/2

Gambar 16.4 Sebuah pipa sepanjang L kedua ujungnya tertutp. Pipa diisi dengan udara. Gelombang dibangkitkan dengan memberikan tekanan pada salah satu sis pipa dengan menggunakan piston.

Gambar 16.5 Pola gelombang bunyi berdiri pada pipa. Gelombang berdiri yang terbentuk memiliki konfigurasi perut dan simpul.

Pola gelombang berdiri yang dihasilkan pada pipa dapat dilihat pada Gambar 16.5. Untuk pipa yang kedua ujungnya tertutup, simpangan pada ujung yang tertutup adalah nol sehingga pada titik tersebut terbentuk simpul gelombang. Terlihat bahwa hanya panjang gelombang harmonik dengan bilangan ganjil saja yang muncul. Dengan memperhatikan ketiga gambar tersebut, kita dapat mengambil hubungan antara panjang gelombang dan panjang pipa maka untuk RosariSalehdanSutarto

282 | Bab 16 Bunyi

sistem pipa yang ujungnya tertutup yaitu n = dimana n adalah n bilangan bulat ganjil, n = 1, 3, 5 Pada kasus sebaliknya dimana salah satu ujung pipa dibiarkan terbuka, ketika gelombang suara menjalar melalui pipa, ketika gelombang tersebut telah sampai pada salah satu ujung maka gelombang akan dipantulkan. Karena ujung tersebut terbuka maka pola yang terbentuk adalah perut gelombang. Perhatikan Gambar 16.5. Pada ujung tersebut terbentuk pola perut gelombang. Dengan memperhatikan ketiga gambar di samping, dengan mudah kita dapat menemukan relasi antara panjang gelombang dan panjang pipa L yaitu
n =
2L , n = 1, 2, 3, ... n

4L

Pola gelombang bunyi berdiri terbentuk pada setiap nilai n. Dengan menggunakan relasi pada persamaan (17), kita dapat menyatakan relasi panjang gelombang dan panjang pipa sebagai
n = n
v , n = 1, 2, 3, ... 2L

Gambar 16.6 Pola gelombang bunyi berdiri pada pipa yang salah satu ujungnya terbuka.

Gelombang berdiri memiliki satu sifat yang cukup menarik yaitu kemampuannya dalam mentransfer energi. Pada bab 15, kita telah melihat contoh kasus runtuhnya jembatan Tacoma Narrows akibat gelombang berdiri yang dihasilkannya sendiri akibat adanya angin turbulens. Gelombang berdiri yang dihasilkan oleh bunyi juga dapat melakukan atraksi yang serupa, seperti terlihat pada gambar 16.7.

16 2 Interferensi Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi yang kita dengar sesungguhnya tidak sesederhana seperti yang kita perkirakan. Tidak semua gelombang bunyi dapat kita modelkan sebagai gelombang harmonik. Dalam beberapa kasus khusus, asumsi bahwa suatu gelombang adalah harmonik berlaku jika rapatan dan regangan yang terjadi pada medium sangat kecil sehingga respon medium terhadap gangguan yang bekerja padanya bersifat linier. Jika dalam satu medium terdapat lebih dari satu gelombang yang dirambatkan maka gelombang-gelombang tersebut akan saling bersuperposisi satu sama lain. Misalnya terdapat dua gelombang yaitu z1 ( x, t ) dan z 2 ( x, t ) maka penjumlahan dari dua gelombang tersebut adalah juga merupakan solusi dari dua geombang tersebut. Dua gelombang atau lebih yang bergabung dan membentuk satu gelombang tunggal, proses yang demikian itu disebut dengan
RosariSalehdanSutarto

Gambar 16.7 Gelas tersebut pecah karena frekuensi alamiahnya bersesuaian dengan frekuensi suatu sumber gelombang. Kesesuaian frekuensi alamiah ini disebut dengan resonansi. Jika dua benda beresonanasi maka dua benda tersebut akan mudah untuk saling mentrasfer energi.

Bab 16 Bunyi | 283

superposisi. Superposisi yang terjadi pada gelombang disebut dengan interferensi. Perhatikan gambar dibawah ini. Dua gelombang z1 dan z2 merambat pada arah x. Dua gelombang tersebut saling berinterferensi membentuk gelombang baru z. Perhatikan bahwa baik pada gambar (a) dan (b), dua gelombang saling mengalami interferensi dan membentuk satu gelombang baru. Namun, interferensi yang terjadi pada (a) berbeda dengan interferensi yang terjadi pada (b). Gelombang hasil interferensi pada (a) memiliki amplitudo yang lebih besar dari amplitudo gelombang-gelombang yang membentuknya. Sedangkan pada gambar (b), amplitudo gelombang hasil interferensi menjadi lebih kecil dibanding dengan amplitudo gelombang pembentuknya. Jenis interferensi seperti yang tampak pada gambar (a) disebut dengan interferensi konstruktif sedangkan interferensi pada gambar (b) disebut dengan interferensi destruktif. Dalam beberapa kasus, interferensi destruktif dapat menghasilkan gelombang dengan amplitudo nol! Hal ini dapat terjadi jika dua gelombang yang saling berinterferensi identik dan memiliki beda fase yang berlawanan.

Gambar 16.8 Interferensi dua gelombang z1 dan z2 membentuk gelombang baru z. Interferensi gelombang pada (a) termasuk dalam interferensi konstruktif karena gelombang yang dihasilkan memiliki amplitudo yang lebih besar dibanding dengan amplitudo dua gelombang pembentuknya. Interferensi pada gambar (b) disebut dengan interferensi yang bersifat destruktif.

Demikian juga untuk kasus interferensi yang bersifat konstruktif, gelombang hasil interferensi akan maksimum jika dua gelombang memiliki fase sama. Kita telah mengetahui bahwa gelombang suara merupakan gleombang yang dihasilkan karena tekanan yang dirambatkan dalam medium udara. Misalnya terdapat dua buah gelombang bunyi sembarang yang masing-masing memiliki persamaan seperti berikut ini:

p1 = p01 sin (k1 x 1t + 01 )


RosariSalehdanSutarto

284 | Bab 16 Bunyi

dan

p 2 = p02 sin (k 2 x 2 t + 02 )
Interferensi pada hakikatnya adalah penjumlahan persamaan gelombang. Dengan demikian, persamaan gelombang suara hasil interferensi dapat dituliskan sebagai berikut:

p = p1 + p2 (1618) = p01 sin (k1 x 1t + 01 ) + p02 sin (k 2 x 2t + 02 )


Pada kasus dimana amplitudo tekanan p01 = p02, bilangan gelombang k dan frekuensi sudut sama maka persamaan (1618) menjadi sangat mudah untuk diselesaikan. Persamaan gelombang p dengan demikian dapat dinyatakan sebagai:

p = p0 [sin (kx t + 01 ) + sin (kx t + 02 )] 1 [(kx t + 01 ) + (kx t + 01 )]cos 1 [(kx t + 01 ) (kx t + 02 )] 2 2 02 + 01 02 01 = p0 sin kx t + cos 2 2 = p0 sin 01 + 01 01 ' = p0 cos 02 p0 = p0 cos 02 kx t + 02 sin 2 2 2 02 + 01 ' = p0 sin kx t + 2 (1619)

Suku pertama pada persamaan (1619) menyatakan amplitudo gelombang hasil interferensi yang baru. Sedangkan suku kedua dari persamaan tersebut menceritakan pada kita bahwa gelombang hasil interferensi yang terbentuk merupakan gelombang sinusoidal. Kita perhatikan amplitudo gelombang hasil interferensi, p0. Nilai amplitudo p0 bergantung pada selisih fase dua gelombang. Interferensi konstruktif terjadi pada saat nilai cosines maksimum yang berarti selisih sudut 01 dan 02 haruslah nol. Dengan kata lain sudut fase 01 harus sama dengan 02. Jika dikaitkan dengan asumsi awal terhadap persamaan gelombang yang kita ambil maka dua gelombang tersebut merupakan dua gelombang identik. Interferensi destruktif terjadi jika nilai cosines adalah nol yang berarti selisih sudut fase 01 dan 02 haruslah n dimana n adalah bilangan bulat positif. Bagaimana jika dua gelombang yang mengalami interferensi tersebut tidak identik? Kita ambil satu contoh kasus dimana dua gelombang memiliki amplitudo sama namun frekuensi dan bilangan gelombangnya berbeda. Gelombang hasil interferensi ditunjukkan oleh persamaan berikut:
RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 285

p = p1 + p 2 = p0 sin (k1 x 1t ) + p0 sin (k 2 x 2t )


Hasil pengamatan yang cukup menarik adalah jika dua gelombang tersebut memiliki perbedaan frekuensi dan bilangan gelombang yang sangat kecil. Apa yang dihasilkan jika dua gelombang tersebut berinterferensi? Kita mulai investigasi kita dari aspek kuantitatif dahulu. Kita definisikan bahwa 1 > 2 dan k1 > k2. Selisih antara frekuensi sudut dan bilangan gelombang masing-masing dinyatakan oleh:

(1 2 ) dan

1 (1 + 2 ) 2

k (k1 k 2 ) dan K (k1 k 2 )


Dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan persamaan gelombang p1 dan p2 kita peroleh:
1 p1 = p 0 sin (Kx t ) + ((k )x + ( )t ) 2 1 p 2 = p0 sin (Kx t ) + ((k )x + ( )t ) 2

tersebut

ke

(1620)

(1621)

Dengan menjumlahkan persamaan (1620) dan (1621) kita peroleh persamaan gelombang hasil interferensi sebagai berikut:

k p = 2 p0 sin (Kx t ) cos x t 2 2

(1622)

Hasil interferensi persamaan (1622) tampak pada Gambar 16.9. Persamaan (1622) terepresentasi dalam Gambar 16.9. Gelombang yang dibentuk oleh garis titik berwarna hijau dihasilkan oleh suku persamaan cosines yang memiliki masing-masing bilangan gelombang dan frekuensi sudut k dan . Gelombang tersebut menghasilkan gejala fisis yang disebut dengan layangan bunyi atau beat. Panjang gelombang layangan ini dapat kita tentukan dengan mudah yaitu:
1

beat

= =

k beat 2 2 k beat = k1 k 2 = 2 1 2 1 1 1 2 1 2

Dengan demikian kita juga dapat menentukan frekuensi bunyi layangan ini dengan persamaan berikut:

RosariSalehdanSutarto

286 | Bab 16 Bunyi

f beat = =

beat 1 (1 2 ) beat = 2 4
1 ( f1 f 2 ) 2

Baik panjang gelombang maupun frekuensi gelombang bunyi layangan adalah bernilai positif karena kita telah mengasumsikan bahwa 1 > 2 dan k1 > k2.

Gambar 16.9 Hasil interferensi gelombang p1 dan p2. Suku pertama yaitu sinus membentuk pola gelombang sinusoidal yang ditunjukkan dengan garis berwarna merah sedangkan suku kedua yaitu cos ditunjukkan oleh garis titik berwarna hijau. Pola yang dibentuk oleh garis titik berwarna hijau itu juga membentuk gelombang yang memiliki panjang gelombang jauh lebih besar dibanding panjang gelombang sinus.

16 3 Efek Doppler

Secara umum, gelombang mekanik bergerak dengan kecepatan yang terbatas. Pada kasus gelombang suara, kita dapat membagi sistem menjadi dua elemen yaitu sumber suara dan pendengar. Baik sumber suara maupun pendengar dapat bergerak relatif satu sama lain. Anda mungkin pernah mengalami peristiwa semacam ini. Pada suatu saat Anda berdiri di tepi jalan raya dan melihat mobil melaju dengan kencang sambil membunyikan klaksonnya. Anda akan mendengar seolah-olah bunyi klakson tersebut berubah ketka mobil telah
RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 287

bergerak menjauhi Anda. Efek semacam ini disebut dengan efek Doppler. Perubahan bunyi tersebut terkait dengan besarnya frekuensi yang terukur oleh pendengar. Pada ilustrasi yang telah disajikan, pengendara mobil yang bergerak dambil membunyikan klakson tadi tidak mendengar adanya perubahan pada bunyi klakson yang ia bunyikan. Seperti kita ketahui bahwa pada saat itu, posisi pengendara mobil diam relatif terhadap klakson sedangkan Anda bergerak relatif terhadap mobil. Kejadiannya akan berbeda jika mobil tersebut berhenti di depan Anda kemudian pengendara membunyikan klaksonnya. Anda tidak akan mendengar perubahan pad abunyi klakson. Demikian juga bunyi yang didengar pengendara. Peristiwa tersebut memberikan sentilan ide pada kita bahwa ada perbedaan bunyi yang didengar jika salah satu dari dua elemen bergerak relatif satu sama lain. Bunyi yang kita dengar berhubungan dengan frekuensi gelombang yang dipancarkan suatu sumber bunyi. Perubahan bunyi yang kita dengar menandakan perubahan frekuensi yang dideteksi oleh telingan kita. Kita mulai diskusi kita dengan kasus sumber bunyi yang bergerak dengan kecepatan vs. Perhatikan ilustrasi berikut ini. Sebuah sumber bunyi titik menghasilkan gelombang suara dengan frekuensi fs.

Gambar 16.10 Ketika sumber bergerak ke kanan maka muka gelombang yang ada di depannya akan terkompresi menjadi lebih rapat dibanding muka gelombang di arah yang lain.

Kita dapat menghitung panjang gelombang bunyi di depan sumber dan di belakang sumber. Misalnya panajng gelombang di depan sumber adalah p dan di belakang sumber adalah s maka ketika sumber telah bergerak selama t maka gelomabng yang dihasilkan adalah N = fst. Muka gelombang ppaling depan (pertama) menempuh jarak sejauh vut sedangkan sumber bergerak sejauh vst dimana vu
RosariSalehdanSutarto

288 | Bab 16 Bunyi

adlaah cepat rambat bunyi. Dengan demikian, sejumlah N gelombang tadi berada dalam rentang jarak x = vut - vst. Panjang gelombang di muka sumber bunyi dapat ditentukan dengan persaman:

depan =

vu v s t N = f s t N v vs = u fs = vu fs vs 1 v u

Sedangkan panjang gelomabng di bekalang sumber adalah:

belakang =

vu + v s t N = f s t N v + vs = u fs = vu fs vs 1 + v u

Kita dapat menurunkan satu persamaan lagi untuk menentukan frekuensi yang didengar oleh orang berada di depan sumber dan di belakang sumber. Bagi orang yang berada di depan sumber maka kita dapat melihat bahwa sumber tersebut sedang mendekati pendengar. Pada kasus yang demikian, besarnya frekuensi bunyi yang didengar oleh pendengar adalah: fp = = vu

depan
fs vs 1 v u

Sedangkan bagi orang yang berada di belakang sumber, orang tersebut akan melihat bahwa sumber bunyi tersebut sedang bergerak menjauhinya. Frekuensi yang didengar oleh pendengar ini adalah: fp = =

belakang
fs vs 1 + v u

vu

Dengan menggunakan analogi yang sama kita dapat membalik kasus yang terjadi yaitu jika sumber berada dalam keadaan diam sedangkan
RosariSalehdanSutarto

Bab 16 Bunyi | 289

pendengar bergerak menjauh dan mendekat. Untuk kasus pendengar yang mendekati sumber maka analoginya sama dengan kasus sumber yang mendekati pendengar sehingga frekuensi yang ditangkap oleh pendengar yang bergerak dengan kecepatan vp adalah:

fp = =

depan
fs vp 1 v u

vu

Sedangkan jika pendengar bergerak menjauh maka frekuensi yang dideteksi oleh pendengar dapat ditentukan dengan persamaan berikut: fp = =

belakang
fs vp 1 + v u

vu

Kasus lain yang lebih menarik adalah jika sumber dan pendengar saling bergerak satu sama lain. Bagi Anda yang sering naik kendaraan di jalan raya mungkin Anda pernah berpapasan dengan mobil yang bergerak dalam arah berlawanan yang sedang membunyikan klakson. Efek perubahan bunyi yang Anda dengar serupa dengan kasus di atas. Jika sumber dan pendengar sama-sama bergerak maka frekuensi yang didengar oleh pendengar dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini: fp

(1 ) f = (1 )
vp vs vp vs

(1623)

Jika diperhatikan dengan seksama, besarnya frekuensi yang ditangkap oleh pendengar ini dipengaruhi oleh kecepatan gerak relatif antara sumber dan pendengar. Jika kita definiskan kecepatan gerak relatif sebagai vrel =

(1 ) , maka persamaan (1623) dapat dinyatakan (1 )


vp vs vp vs

kembali dalam notasi yang lebih general:

f p = vrel f s

(1624)

RosariSalehdanSutarto

290 | Bab 16 Bunyi

16 4 Gelombang Kejut

Gelombang kejut adalah gelombang yang ditimbulkan karena sumber bunyi bergerak lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan suara. Situasi seperti ini dapat dilihat pada Gambar 16.11. Gelombang kejut menimbulkan suara yang memekakkan telinga dan dalam keadaan tertentu dapa tmembahayakan. Pesawat-pesawat yang dirancang dapat bergerak dengan kecepatan melebihi kecepatan suara ini tidak diijinkan lewat di atas daerah pemukiman karena potensi gelombagn kejut sangat berbahaya bagi pada penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Analoginya adalah misalnya Anda sedang berbicara dengan teman Anda. Pada suatu ketika teman Anda menyampaikan pertanyaan dan karena satu dan lain hal Anda kemudian berlari menjauhi teman Anda dengan kecepatan melebihi kecpeatan suara. Tentu saja kita membayangkan Anda sedang dikejar suara teman Anda. Jika Anda terus mempertahankan kecepatan lari Anda maka suara teman Anda tidak akan sampai ke telinga Anda. Situasi semacam ini dapat lihat secara skematis pada gambar berikut ini: Di depan sumber tidak terdapat muka gelombang, tentu saja. Hal ini dikarenakan laju muka gelombang lebih kecil dibandingkan dengan laju sumber. Ketika sumber telah bergerak selama t maka sumber telah menempuh jarak sebesar vst. Dalam hal ini muka gelombang menempuh jarak sejauh vut. Perhatikan Gambar 16.12, Bentuk kerucut gelombang kejut tersebut membentuk formasi segitiga sikusiku dengan sisi miring vst. Dengan relasi trigomoetri kita peroleh hubungan berikut ini:
sin =
Gambar 16.11 Pesawat jet yang bergerak dengan kecepatan lebih dari kecepatan suara. Pada bagian belakang pesawat tampak seperti kabut putih berbentuk lingkaran. Efek itulah yang disebut sebagai gelombang kejut.

v u t vu = vs t vs

(1625)

vu Rasio v s

dikenal sebagai bilangan Mach.

Bilangan Mach =

vs vu

Bilangan menyatakan rasio kecepatan sumber dan kecepatan gelombang suara. Semakin besar bilangan Mach maka semakin besar pula kecepatan sumber. Gelombang kejut yang dihasilkannya pun lebih dahsyat.

Gambar 16.12 Sebuah sumber suara yang bergerak dengan kecepatan vs dimana vs > vu. Terjadi penumpukan gelombang di belakang sumber. Di depan sumber tidak terdapat gelombang suara. Gelombang yang dipancarkan oleh sumber membentuk formasi seperti kerucut dengan besar sudut . Terlihat bahwa kecepatan sumber dibanding kecpeatan gelombang merupakan nilai sin .

RosariSalehdanSutarto

Lampiran Referensi Gambar Bab16Bunyi GambarCoverBab16Bunyi Sumber:http://www.poweralley.com

Gambar

Sumber

Gambar 16.1 Sebuah sumber suara berupa membran yang dapat berkontraksi menghasilkan tekanan ke molekulmolekul udara.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physics forScientistsandEngineerswith ModernPhysics,3rdEdition.New Jersey:PrenticeHall,Inc.Page:418.

Gambar 16.2 Tabung udara yang diberi piston. Piston memberikan tekanan ke udara DokumentasiPenulis ke arah kanan. Molekulmolekul udara bergerakdalamarahpanah. Gambar 16.3 Sumber suara mengeluarkan gelombang suara. Arah rambat gelombang suara tersebut adalah ke segala arah dan membentukbola. Gambar 16.4 Sebuah pipa sepanjang L kedua ujungnya tertutp. Pipa diisi dengan udara. Gelombang dibangkitkan dengan memberikan tekanan pada salah satu sis pipa denganmenggunakanpiston. Gambar16.5Polagelombangbunyiberdiri padapipa.Gelombangberdiriyangterbentuk memilikikonfigurasiperutdansimpul. Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. CollegePhysics,7thEdition,USA: HarcourtBraceCollegePublisher. Page:466.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physics forScientistsandEngineerswith ModernPhysics,3rdEdition.New Jersey:PrenticeHall,Inc.Page:419.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physics forScientistsandEngineerswith ModernPhysics,3rdEdition.New Jersey:PrenticeHall,Inc.Page:420.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physics Gambar 16.6 Pola gelombang bunyi berdiri forScientistsandEngineerswith ModernPhysics,3rdEdition.New padapipayangsalahsatuujungnyaterbuka. Jersey:PrenticeHall,Inc.Page:420. Gambar 16.7 Gelas tersebut pecah karena frekuensi alamiahnya bersesuaian dengan frekuensi suatu sumber gelombang. Kesesuaian frekuensi alamiah ini disebut dengan resonansi. Jika dua benda beresonanasi maka dua benda tersebut akan

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physics forScientistsandEngineerswith ModernPhysics,3rdEdition.New Jersey:PrenticeHall,Inc.Page:421.

mudahuntuksalingmentrasferenergi. Gambar 16.8 Interferensi dua gelombang z1 dan z2 membentuk gelombang baru z. Interferensi gelombang pada (a) termasuk dalam interferensi konstruktif karena gelombang yang dihasilkan memiliki amplitudo yang lebih besar dibanding dengan amplitudo dua gelombang pembentuknya. Interferensi pada gambar (b) disebut dengan interferensiyangbersifatdestruktif. Gambar 16.9 Hasil interferensi gelombang p1 dan p2. Suku pertama yaitu sinus membentuk pola gelombang sinusoidal yang ditunjukkan dengan garis berwarna merah sedangkan suku kedua yaitu cos ditunjukkan oleh garis titik berwarna hijau. Pola yang dibentuk oleh garis titik berwarna hijau itu juga membentuk gelombang yang memiliki panjang gelombang jauh lebih besar dibanding panjang gelombangsinus. Gambar16.10Ketikasumberbergerakke kananmakamukagelombangyangadadi depannyaakanterkompresimenjadilebih rapatdibandingmukagelombangdiarah yanglain. Gambar 16.11 Pesawat jet yang bergerak dengankecepatanlebihdarikecepatansuara. Pada bagian belakang pesawat tampak seperti kabut putih berbentuk lingkaran. Efek itulahyangdisebutsebagaigelombangkejut. Gambar 16.12 Sebuah sumber suara yang bergerak dengan kecepatan vs dimana vs > vu. Terjadi penumpukan gelombang di belakang sumber. Di depan sumber tidak terdapat gelombang suara. Gelombang yang dipancarkan oleh sumber membentuk formasisepertikerucutdenganbesarsudut. Terlihat bahwa kecepatan sumber dibanding kecpeatangelombangmerupakannilaisin.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physics forScientistsandEngineerswith ModernPhysics,3rdEdition.New Jersey:PrenticeHall,Inc.Page:437.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physics forScientistsandEngineerswith ModernPhysics,3rdEdition.New Jersey:PrenticeHall,Inc.Page:440.

Fishbane,P.M.,et.al.2005.Physics forScientistsandEngineerswith ModernPhysics,3rdEdition.New Jersey:PrenticeHall,Inc.Page:423.

Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. CollegePhysics,7thEdition,USA: HarcourtBraceCollegePublisher. Page:473.KeithLawson/ Bettmann/Corbis.

Serway,R.AandFaughn,J.S.,1999. CollegePhysics,7thEdition,USA: HarcourtBraceCollegePublisher. Page:472.

Daftar Pustaka Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. College Physics, 7th Edition, USA: Harcourt Brace College Publisher. Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 11, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson. Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 12, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson. Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Huggins, E.R. 2000. Physics 2000. Moose Mountain Digital Press. Etna, New Hampshire 03750. Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version, 5th Edition. W.H. Freeman & Company. Young, Freedman. 2008. Sears and Zemankys University Physics with Modern Physics, 12th Edition. Pearson Education Inc. Crowell, B. 2005. Vibrations and Waves. Free Download at: http://www.lightandmatter.com. Crowell, B. 2005. Newtonian Physics. Free Download at: http://www.lightandmatter.com. Crowell, B. 2005. Conservations Law. Free Download at: http://www.lightandmatter.com. Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7th Edition. John-Willey and Sons, Inc. Pain, H.J. 2005. The Physics of Vibrations and Waves, 6th Edition. John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19 8SQ, England. Mason, G.W., Griffen, D.T., Merril, J.J., and Thorne, J.M. 1997. Physical Science Concept, 2nd Edition. Published by Grant W. Mason. Brigham Young University Press. Cassidy, D., Holton, G., and Rutherford, J. 2002. Understanding Physics, Springer-Verlag New York, Inc. Serway, R.A. and Jewet, J. 2003. Physics for Scientist and Engineers, 6th Edition. United State of America: Brooks/Cole Publisher Co.

Anda mungkin juga menyukai