Anda di halaman 1dari 2

Afrizal Faldy Pratama/1106019395/Kelompok 2 Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca pada Proses Pengolahan Logam Aluminium Aluminium merupakan

salah satu logam yang paling banyak digunakan dalam kehidupan seharihari. Tak mengherankan jika industri produksi aluminium merupakan salah satu industri utama dan paling berkembang di kebanyakan negara. Namun, seperti yang telah kita ketahui, industry secara umum selain memberikan manfaat juga akan menghasilkan efek negative. Salah satu efek negative tersebut berupa gas emisi rumah kaca yang disebabkan karena tingginya konsumsi energy di dalam proses pengolahan aluminium, terutama pada tahap smelting. Meskipun sudah cukup banyak usaha untuk mengurangi dampak negative terhadap lingkungan dari produksi aluminium, proses smelting HallHeroult tetap menimbulkan masalah polusi, dan menjadi alasan utama terus dikembangkannya metode alternative dalam proses pengolahan aluminium. Aluminium utamanya diproduksi dari

bauksit. Lebih dari 90% sumber bauksit dunia berasal dari daerah tropis dan sub-tropis. Secara singkat, proses pengolahan aluminium diawali dengan mengekstrak alumina dari bauksit. Untuk menghasilkan satu ton aluminium diperlukan sekitar dua ton alumina. Bauksit mengandung sekitar 40-60% alumina. Selain itu, terkandung juga silicon, besi oksida, dan titanium dioksida. Untuk mendapatkan alumina, diperlukan proses Bayer. Setelah mendapatkan alumina, tahap selanjutnya adalah reduksi aluminium dengan proses Hall-Heroult, melalui prinsip elektrolisis, untuk mendapatkan aluminium yang diinginkan. Gambar 1. Proses pengolahan aluminium Secara global, sekitar 45% dari produksi aluminium sangat bergantung pada energy listrik yang dihasilkan dari bahan bakar karbon, seperti batubara, minyak, dan gas. Penggunaan karbon sebagai

anoda di proses Hall-Heroult juga menambah jumlah karbon dioksida yang dihasilkan selama proses produksi aluminium. Apalagi, anoda karbon yang digunakan dalam proses ini akan habis dengan cepat sehingga harus diganti dengan anoda karbon baru. Pengolahan satu ton aluminium dapat melepaskan hingga 1.5 ton karbon dioksida ke udara. Pada beberapa kasus, jika sel elektrolisis gagal mencapai kondisi optimum, fluorine pada elektrolit akan bereaksi dengan karbon di anoda sehingga menghasilkan Perfluorocarbons (PFC), yang merupakan salah satu gas rumah kaca dan lebih berpotensi menyebabkan pemanasan global dibandingkan karbon dioksida. Penggantian anoda karbon dengan anoda koloid yang memiliki ketahanan panas lebih baik merupakan salah satu metode yang saat ini banyak diimplementasikan untuk mengurangi emisi hydrofluoric, fluorine, karbon dioksida, dan benzo(a)pyrene secara signifikan. Selain mampu mengurangi kadar emisi, penggunaan anoda koloid juga dapat mengurangi konsumsi energy hingga 17%. Teknologi anoda lain yang sedang dikembangkan adalah anoda dari keramik yang bersifat tahan panas dan inert. Selain itu, di Amerika Serikat tengah diinvestigasi penggunaan inert alloy sebagai anoda dan lapisan katoda. Penggantian anoda ini bertujuan untuk mengefisiensikan penggunaan energy yang pada akhirnya akan berimbas pada berkurangnya gas buang yang dihasilkan. Pengurangan konsumsi energy juga dapat dilakukan dengan menggunakan sensor dan control yang terkomputerisasi sehingga kondisi optimal dapat tercapai dan mengurangi emisi gas buang. Kap tertutup juga digunakan pada sel sehingga semua gas buang dapat ditangkap dan di-treatment. Cara ini dapat megurangi emisi PFC hingga 60% dalam 10 tahun terakhir. Reduksi emisi gas buang juga mungkin dilakukan dengan mengganti sumber listrik untuk aluminium smelter dari coal-based menjadi natural gas-based atau hydroelectricity. Referensi http://www.aluminiumleader.com/en/facts/extraction/ diakses pada 18/9/2013 jam 14:02 http://www.greener-industry.org.uk/pages/aluminium/aluminium_3issues.htm diakses pada 18/9/2013 jam 14:05 http://www.im-mining.com/2009/01/26/rusal-sees-great-advantages-in-colloidal-anode-paste-atkrasnoyarsk/ diakses pada 18/9/2013 jam 14:33 http://www.minerals.csiro.au/sd/CSIRO_Paper_LCA_Al.htm diakses pada 18/9/2013 jam 14:02 http://www.strappingline.com/aluminiums-processing/ (incl. picture) diakses pada 18/9/2013 jam 14:10

Anda mungkin juga menyukai