Anda di halaman 1dari 6

Resep 1: a. Farsix 40 mg No.

XV 1 dd

I. Skrining Farmasetik 1. Nama Obat: Furosemid 2. Dosis, Frekuensi dan Cara Pemberian Obat: - Edema: secara oral 20-80 mg diberikan dalam dosis tunggal, sebaiknya pada pagi hari. Jika diperlukan, ulangi pemberian dengan dosis yang sama 6-8 jam kemudian atau tingkatkan dosisnya 20-40 mg dan berikan tidak kurang dari 6-8 jam setelah dosis terakhir hingga respon diuretik (termasuk penurunan berat badan) yang diharapkan telah muncul. Dosis dapat ditingkatkan secara hati-hati hingga 600 mg per hari pada kasus berat (AHFS Drug Information Essential 2011). - Hipertensi: secara oral 40 mg dua kali sehari. Jika tekanan darah yang dikehendaki tidak tercapai, pertimbangkan untuk menambahkan obat antihipertensi lain (AHFS Drug Information Essential 2011). 3. Lama Penggunaan: 4. Bentuk Sediaan: Tablet. 5. Potensi / Kekuatan Obat: 20 mg. 6. Stabilitas: Sensitif terhadap cahaya, sehingga harus disimpan dalam kemasan yang kuat dan tidak tembus cahaya pada 15-30C (AHFS Drug Information Essential 2011; Handbook of Clinical Drug Data). 7. Inkompaktibilitas Obat: Buprenorphine, chlorpromazine, diazepam, dobutamine, erythromycin lactobionate, isoproterenol, meperidine, metoclopramide, netilmicin, prochlorperazine edisylate, promethazine (Drug Information Handbook, 17th Edition).

II. Skrining Farmakologi 1. Alergi: Dapat menyebabkan reaksi alergi pada pasien dengan alergi terhadap obat-obat golongan sulfonamida (AHFS Drug Information Essential 2011). 2. Efek Samping: dehidrasi, hipotensi, alkalosis hipokloremik, dan hipokalemia sering terjadi (Handbook of Clinical Drug Data). 3. Interaksi Obat: dengan cisplastin, dapat meningkatkan resiko terjadinya ototoksisitas. Dengan diuretik golongan tiazid, dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan elektrolit. Dengan kolestiramin dan kolestipol, dapat menurunkan absorpsi furosemid di saluran cerna (MedFacts Pocket Guide of Drug Interactions). Obat-obat golongan

4. 5. 6. 7.

NSAID dapat menurunkan efek diuretik dari furosemid (Handbook of Clinical Drug Data). Kesesuaian Dosis: Sesuai. Kesesuaian Cara Pemberian: Sesuai. Kesesuaian Jumlah Obat: Sesuai. Kondisi Khusus: -

Yang harus diberitahukan pada pasien/keluarga: Arahkan pasien untuk meminum obat pada pagi hari untuk menghindari gangguan tidur dikarenakan peningkatan urinasi dan minum obat bersama makanan atau susus untuk menghindari gangguan saluran cerna. Ajarkan pasien untuk melakukan dan memantau denyut jantung setiap hari, terutama jika pasien menggunakan obat-obat jantung sebagai tambahan untuk furosemid. Sarankan pasien untuk memakan makanan yang kaya akan kalium. Sediakan daftar makanan yang disarankan (seperti baked potato, pisang, cantaloupe, alpukat, kurma, kismis, jus jeruk, persik, semangka). Tekankan pentingnya kunjungan lanjutan dan pemeriksaan tekanan darah secara berkala selama menggunakan obat. Sarankan pasien untuk mengontrol hipertensi melalui penurunan berat badan, pembatasan konsumsi natrium, dan olahraga. Jelaskan pada pasien pengidap diabetes bahwa furosemid dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan mempengaruhi hasil uji glukosa urin , dan bahwa kadar glukosa harus dipantau secara seksama. Untuk pasien yang menggunakan furosemid untuk menurunkan tekanan darah, jelaskan bahwa mereka akan merasa mudah lelas selama beberapa minggu pertama terapi. Arahkan pasien untuk meneruskan menggunakan obat, namun konsultasikan dengan physician jika masalah tersebut berlanjut. Instruksikan pasien untuk melaporkan gejala-gejala berikut kepada physician: indikasi lemas, kepala berkunang-kunang, mudah bingung, anoreksia, muntah, sakit kepala atau demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada perut, diare, detak jantung yang cepat atau tidak beraturan, mata dan kulit yang menguning, atau dispnea. Peringatkan pasien untuk menghindari perubahan posisi tubuh secara mendadak untuk mencegah hipotensi ortostatik.

Anjurkan pasien untuk menghindari paparan sinar matahari dan gunakan tabir surya atau kenakan pakaian pelindung untuk menghindari reaksi fotosensitifitas. Arahkan pasien untuk tidak menggunakan aspirin tanpa berkonsultasi dengan physician. (A to Z Drug Facts).

b. Letonal 100 mg No. XXX 3 dd 1

I. Skrining Farmasetik 1. Nama Obat: Spironolakton 2. Dosis, Frekuensi dan Cara Pemberian Obat: - Edema: secara oral 25-200 mg/hari (umumnya 100 mg) dalam 2-4 dosis terbagi pada awalnya, lalu dosis disesuaikan setelah 5 hari. - Hipertensi: secara oral 50-100 mg/hari pada awalnya, lalu meningkat hingga 200-400 mg/hari dala 2-4 dosis terbagi (Handbook of Clinical Drug Data). 3. Lama Penggunaan: 4. Bentuk Sediaan: Tablet. 5. Potensi / Kekuatan Obat: 100 mg. 6. Stabilitas: Simpan pada suhu <25C (AHFS Drug Information Essential 2011). 7. Inkompaktibilitas Obat: -

II. Skrining Farmakologi 1. Alergi: Dapat menyebabkan anafilaksis (AHFS Drug Information Essential 2011). 2. Efek Samping: Hiperkalemia dapat terjadi, paling banyak pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (terutama mereka dengan diabetes mellitus) dan mereka yang mengkonsumsi suplemen kalium. Dehidrasi dan hiponatremia cukup sering terjadi, terutama jika obat dikombinasikan dengan diuretik lain (Handbook of Clinical Drug Data). 3. Interaksi Obat: Penggunaan bersama inhibitor ACE meningkatkan resiko hiperkalemia, terutama pada gangguan ginjal. Spironolakton meningkatkan konsentrasi digoksin dalam serum dengan mengurangi klirens ginjal. Sebagai tambahan, spironolakton dan metabolitmetabolitnya bereaksi silang dengan antibodi pengikat digoksin pada beberapa digoxin immunoassay (Handbook of Clinical Drug Data).

4. 5. 6. 7.

Kesesuaian Dosis: Sesuai. Kesesuaian Cara Pemberian: Sesuai. Kesesuaian Jumlah Obat: Sesuai. Kondisi Khusus: -

Yang harus diberitahukan pada pasien/keluarga: Jelaskan bahwa efek diuretik penuh dari pengobatan dapat tidak tercapai selama 1 hingga 2 minggu. Arahkan pasien untuk menghindari makanan kaya kalium atau pengganti garam kalium dalam jumlah besar. Untuk pasien yang sedang dirawat karena hipertensi, jelaskan bahwa pasien dapat merasakan lelah untuk beberapa minggu karena tubuh yang perlu menyesuaikan dengan tekanan darah yang diturunkan. Arahkan pasien untuk mengkonsumsi obat bersama makanan untuk mengurangi iritasi pada saluran cerna. Beritahu pasien untuk menimbang berat badan sendiri dua kali dalam seminggu dan beritahu physician jika ada peningkatan. Arahkan pasien untuk melaporkan gejala-gejala berikut kepada physician: rasa tidak enak pada saluran cerna, diare, rasa haus, sakit kepada, ruam pada kulit, menstruasi yang tidak normal, pembesaran suara dan pembesaran ukuran payudara pada pria. Anjurkan pasien bahwa obat dapat menyebabkan kepala berkunangkunang dan untuk tidak mengkonsumsi obat selama berkendara atau melakukan kegiatan lain yang memerlukan kesiagaan mental. Arahkan pasien untuk tidak menggunakan obat lain tanpa berkonsultasi dengan dokter (A to Z Drug Facts).

c. Valsartan 160 mg No. XXX 1 dd

I. Skrining Farmasetik 1. Nama Obat: Valsartan 2. Dosis, Frekuensi dan Cara Pemberian Obat: - Hipertensi: secara oral 80 mg (awal); maintenance: 80-320 mg (A to Z Drug Facts). 3. Lama Penggunaan: 4. Bentuk Sediaan: Kapsul. 5. Potensi / Kekuatan Obat: 80 mg. 6. Stabilitas: Simpan pada kemasan tertutup rapat pada 25C; lindungi dari kelembaban udara (AHFS Drug Information Essential 2011). 7. Inkompaktibilitas Obat: -

II. Skrining Farmakologi 8. Alergi: 9. Efek Samping: CNS: Sakit kepala, kepala berkunang-kunang, lelah. EENT: Sinusitis, faringitis, rinitis. GI: rasa sakit pada perut, diare, mual. Darah: neutropenia. Metabolisme: hiperkalemia. Pernafasan: batuk. Lainnya: lelah, infeksi virus, edema, arthralgia. (A to Z Drug Facts) 10. Interaksi Obat: penggunaan ebrsama litium dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma, berakibat pada peningkatan efek farmakologis dan efek samping dari litium. (A to Z Drug Facts) 11. Kesesuaian Dosis: Sesuai. 12. Kesesuaian Cara Pemberian: Sesuai. 13. Kesesuaian Jumlah Obat: Sesuai. 14. Kondisi Khusus: -

Yang harus diberitahukan pada pasien/keluarga: Arahkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diresepkan pada waktu yang sama setiap hari. Beritahu pasien bahwa valsartan mengendalikan hipertensi, bukan menyembuhkannya. Peringatkan pasien untuk mengkonsumsi obat sesuai dosis yang diresepkan dan tidak menghentikan pengobatan bahkan jika mereka merasa lebih baik. Arahkan pasien untuk tidak mengurangi atau meningkatkan dosisnya.

Arahkan pasien untuk tidak meminum obat lain tanpa berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Ajarkan pasien mengenai kemampuan mengukur tekanan darah dan detak jantung. Anjurkan pasien untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan jika hasil yang tidak normal muncul. Arahkan pasien dan ajarkan mengenai metode pencegahan jatuh termasuk bangun perlahan dan duduk di sisi tempat tidur sebelum berdiri terutama pada awal terapi. Beritahu pasien mengenai pentingnya melengkapi terapi dengan program latihan (olahraga) berkala, makan makanan yang sehat, pengurangan berat badan, makanan rendah natrium, program berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan manajemen stres. Arahkan pasien untuk melaporkan gejala berikut kepada penyedia layanan kesehatan: perubahan pada air seni, rasa tidak nyaman saat berkemih, lelah, lesu, kepala berkunang-kunang, dan jaundice. Anjurkan (pasien) wanita untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan jika sedang hamil, berencana untuk hamil atau sedang dalam masa menyusui. Tekankan pentingnya kunjungan lanjutan dan penilaian tekanan darah secara berkala selama mengkonsumsi obat. (A to Z Drug Facts).

Anda mungkin juga menyukai