Anda di halaman 1dari 17

Nama NIM Tutorial

: M. Hadley Aulia : 04111001052 : L10

I. Analisis Masalah 1. Mengapa ontra si sudah ter!adi pada usia ehamilan " #ulan$ Apa yang mengindu sinya$ Tanda-tanda inpartu yang normal adalah kontraksi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit, penipisan/pembukaan serviks, dan adanya lendir darah (bukan tanda pasti). Pada kasus ini, yonya !olehah dira"at di rumah sakit dikarenakan kontraksinya yang mungkin sudah merupakan tanda-tanda inpartu dengan umur kehamilan # bulan yang berarti preterm. $ang paling mungkin men%adi risiko persalinan preterm pada kasus ini adalah &aktor usia !olehah. 'sia yang dipandang memiliki risiko saat melahirkan adalah di ba"ah 20 tahun dan di atas () tahun. !edangkan antara 20-() tahun dari segi usia risiko melahirkannya nol. 'ntuk yang usia di ba"ah 20 tahun, risiko kehamilannya karena alat-alat atau organ reproduksinya belum siap untuk menerima kehamilan dan melahirkan. *lat-alat reproduksi yang belum siap itu antara lain organ luar seperti liang vagina, bibir kemaluan, muara saluran ken+ing dan perinium (batas antara liang vagina dan anus) tidak siap untuk beker%a mendukung persalinan. ,egitu pula halnya dengan organ dalam seperti rahim, saluran rahim dan indung telur. -anita muda yang umurnya di ba"ah 20 tahun terhitung masih dalam proses pertumbuhan. .emang mereka sudah mendapatkan haid (menstruasi), namun sebenarnya bukan berarti organ reproduksinya sudah matang seratus persen. !edangkan untuk "anita de"asa berusia lebih dari () tahun ke atas, kondisi organ-organ reproduksinya berbanding terbalik dengan yang di ba"ah 20 tahun. Pada usia itu "anita mulai mengalami proses penuaan. /engan kondisi seperti itu maka ter%adi regresi atau kemunduran dimana alat reproduksi tidak sebagus layaknya normal, sehingga sangat berpengaruh pada penerimaan kehamilan dan proses melahirkan (0mon, 2001). !elain berpengaruh pada penerimaan kehamilan dan proses melahirkan, kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun dan di atas () tahun %uga berisiko untuk melahirkan bayi prematur (.anuaba, 122#). yonya

2. %agaimana interpretasi dari A&'A( s)ore$ %agaimana )ara penilaian A&'A( s)ore$ !kor *pgar digunakan untuk menggambarkan kondisi bayi selama beberapa menit kehidupan. !kor ini dinilai pada menit pertama dan kelima kehidupan. 3ika skor masih di ba"ah 1 atau bayi memerlukan resusitasi maka penilaian ini diteruskan setiap ) menit sampai normal atau sampai 20 menit Ta#le 1. * or Apgar Tanda /enyut %antung Pernapasan Tonus otot 9epekaan re&leks -arna 0 Tidak ada Tidak ada 7emah Tidak ada ,iru atau pu+at 1 4100 5/menit 7ambat, ireguler !edikit &leksi pada ekstremitas .eringis ,adan biru *tas dasar pengalaman klinis, skor *pgar dapat dibagi dalam beberapa rentang untuk menilai as&iksia neonatorum: 1. Vigarous baby !kor *pgar 1-10. /alam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istime"a. 2. Mild-moderate asphyxia !kor *pgar ;-<. Pada pemeriksaan &isik akan terlihat &rekuensi %antung 61005/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianois, re&leks iritabilitas tidak ada. 3. Severe asphyxia !kor *pgar 0-(. Pada pemeriksaan &isik ditemukan &rekuensi %antung 41005/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pu+at, re&leks iritabilitas tidak ada. !kor *pgar dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan resusitasi pada neonates. !kor *pgar pada menit 1) dan 20 lebih 2 6100 5/menit ,agus, menangis 8erakan akti& ,atuk, bersin,

menangis merah .erah muda

muda, ekstremitas

bernilai dalam prognosis neonates dibandingkan skor *pgar pada menit 1 dan ). Tinda an resusitasi #erdasar an s or Apgar * or Apgar #,2,10 ),<,1 2,(,; 0 &enilaian * or Apgar 1. !kor *pgar berguna dalam menilai kondisi bayi saat lahir 2. !kor *pgar sa%a tidak dapat di%adikan bukti adanya kerusakan neurologis yang disebabkan oleh hipoksia (. ,ayi yang lahir dengan as&iksia yang +ukup berat sehingga dapat menyebabkan kerusakan neurologis akut harus menun%ukkan semua tanda di ba"ah ini: a. /itemukan a+ademia metaboli+ atau +ampuran (p= 1.00) pada +ontoh arteri umbili+us b. !kor *pgar 0-( selama lebih dari ) menit +. .ani&estasi neurologi seperti ke%ang, koma, atau hipotonik d. ,ukti adanya dis&ungsi multiorgan 9ita membedakan antara penggunaan terminology depresi neonates dengan as&iksia neonatorum. /epresi neonates merupakan suatu kondisi dimana neonates itu memiliki skor *pgar yang rendah, kurang dari ) dalam menit pertama atau kurang dari 1 dalam menit ke-). ,ayi yang menun%ukkan tanda-tanda tonus yang lemah, "arna yang %elek, respons yang buruk, dan depresi. *s&iksia perinatal adalah kondisi dimana bayi memiliki mani&estasi abnormalitas gas darah, dan p= lebih rendah dari 1,1 pada arteri dan 1,2 pada vena. 3adi as&iksia hanya dapat dinyatakan apabila benar-benar telah ditemui abnormalitas pada gas darah, karena as&iksia berarti interupsi dari respirasi. .ayoritas bayi-bayi dengan skor *P8*? yang rendah tidak memiliki p= darah yang rendah. +e urangan s or Apgar (esusitasi Tidak ada =anya masker >2 ,agging dan masker >2 *kselerasi %antung (?3P)

*pgar skor tidak menun%ukkan prognosis %angka pan%ang dari bayi. !kor ini hanyalah suatu perkiraan semikuantitati& dari pemeriksaan &isik dan respon bayi saat dilakukan pemeriksaan. 'ntuk mendiagnosa depresi neonates sebagai suatu as&iksia dan hipoksikiskemia en+ephalopati, selain skor *pgar yang rendah, %uga diperlukan bukti adanya asidosis metaboli+, kerusakan multisystem organ, dan mungkin ke%ang. /ilakukan pemantauan nilai *pgar pada menit ke-1 dan menit ke-), bila nilai apgar ) menit masih kurang dari 1 penilaian dilan%utkan tiap ) menit sampai skor men%adi 1. Pada kasus ini skor *pgar pada menit pertama adalah 1, pada menit ke-) adalah (, dan pada menit ke-10 adalah 1. ilai apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi baru lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai (0 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis.

,.

Apa sa!a -a tor risi o dari asus ini$ ?esiko ter%adi P.= meningkat pada ibu dengan diabetes, kelahiran kembar, persalinan se+ara se+tio +aesar , persalinan ter%al, as&iksia, stres dingin, dan ri"ayat bayi prematur sebelumnya. /i sisi lain, risiko P.= berkurang pada ibu dengan hipertensi kronis atau terkait-kehamilan dan rupture membran yang berkepan%angan, dan pro&ilaksis kortikosteroid antenatal. 9elangsungan hidup telah meningkat se+ara signi&ikan, terutama setelah adanya sur&aktan eksogen (.alloy @ Areeman, 2000) dan sekarang angka kelangsungan hidup men%adi 6 20B. !aat ini, P.= menyumbang 4<B dari semua kematian neonatus.1,2,;,1

Ta#el 1. Aaktor ?esiko yang meningkatkan dan menurunkan P.= 4. %agaimana *+.I terhadap asus ini$ Persalinan Preterm C (* 9etuban Pe+ah /ini C (* ?esusitasi C (

II. Learning Issue D. P0 /*='7'* *s&iksia adalah progresi& hipoksemia dan hiperkapnea yang disertai dengan perkembangan progresi& dari asidosis metabolik. 9e%adian *sphyi5ia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat berna&as se+ara spontan dan teratur setelah lahir. =al ini disebabkan oleh hipoksia %anin dalam uteris dan hipoksia ini berhubungan dengan &aktor-&aktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Aaktor tersebut diantaranya dalah adanya (1) penyakit pada ibu se"aktu hamil seperti hipertensi, gangguan atau penyakit paru, dan gangguan kontraksi uterus, (2) pada ibu yang kehamilannya beresiko, (() &aktor plasenta, seperti %anin dengan solusio plasenta, (;) &aktor %anin itu sendiri, seperti ter%adi kelainan pada tali pusat antara %anin dan %alan lahir, serta ()) &aktor persalinan seperti partus lama atau partus dengan tindakan tertentu. *s&iksia dapat bermani&estasi sebagai dis&ungsi multiorgan, ke%ang dan ense&alopati hipoksik-iskemik, serta asidemia metabolik. ,ayi yang mengalami

episode hipoksia-iskemi yang signi&ikan saat lahir memiliki risiko dis&ungsi dari berbagai organ, dengan dis&ungsi otak sebagai pertimbangan utama. =aupt (1211) memperlihatkan bah"a &rekuensi gangguan perdarahan pada bayi sebagai akibat hipoksia sangat tinggi.*sidosis,gangguan kardiovaskuler serta komplikasinya sebagai akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan ini akan sering berlan%ut men%adi sindrom gangguan perna&asan pada hari-hari pertama setelah lahir (%ames,12)2). Penyelidikan patologi anatomis yang dilakukan oleh 7arrho+e dan *maka"a (1211) .enun%ukkan nekrosis berat dan di&us pada %aringan otak bayi yang meninggal karena hipoksia. DD. 0PD/0.D>7>8D /iperkirakan bah"a sekitar 2(B seluruh angka kematian neonatus di seluruh dunia disebabkan oleh as&iksia neonatorum, dengan proporsi lahir mati yang lebih besar. 7aporan dari >rganisasi 9esehatan /unia (-=>) menyebutkan bah"a se%ak tahun 2000-200( as&iksia menempati urutan ke-<, yaitu sebanyak#B, sebagai penyebab kematian anak diseluruh dunia setelah pneumonia, malaria, sepsis neonatorum dan kelahiran prematur.1,( /iperkirakan 1 %uta anak yang bertahan setelah mengalami as&iksia saat lahir kini hidup dengan morbiditas %angka pan%ang seperti +erebral palsy, retardasi mental dan gangguan bela%ar.; .enurut hasil riset kesehatan dasar tahun 2001, tiga penyebab utama kematian perinatal di Dndonesia adalah gangguan pernapasan/respiratory disorders ((),2B), prematuritas ((2,;B) dan sepsis neonatorum (12.0B). .enurut data-data di ?umah !akit =a%i *dam .alik .edan tahun 200; bayi baru lahir ber%umlah 1#; orang, meninggal 2 orang (;,#2B) 1 bayi meninggal dengan asphy5ia neonatorum. Tahun 200) bayi baru lahir ber%umlah 21), meninggal 2 orang (;,12B) dimana 1 bayi meninggal dengan asphy5ia neonatorum. /i ?umah !akit /r Pirngadi .edan. Tahun 200), bayi baru lahir ber%umlah 1); orang, 21 bayi ((,)#B) meninggal dan tahun 200< dari %umlah kelahiran 1.1#) bayi, bayi dengan asphy5ia neonatorum 20) meninggal sebelum usia 1 hari se%umlah 1(; (11,(1B), dimana asphy5ia neonatorum merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 10# bayi (#1B) dan tahun 2001 angka

kelahiran 1)1, bayi lahir dengan as&iksia neonatorum sebanyak 2(; ((0,(1B) dan meninggal sebelum usia 1 hari sebanyak )2 (11,2; per seribu) dan bayi meninggal dengan asphy5ia neonatorum sebanyak 20 bayi ((;B). DDD. 0TD>7>8D *s&iksia neonatorum dapat ter%adi selama kehamilan, pada proses persalinan dan melahirkan atau periode segera setelah lahir. 3anin sangat bergantung pada pertukaran plasenta untuk oksigen, asupan nutrisi dan pembuangan produk sisa sehingga gangguan pada aliran darah umbilikal maupun plasental hampir selalu akan menyebabkan as&iksia. Perubahan pertukaran gas dan transport oksigen selama kehamilan dan persalinan akan mempengaruhi oksigenasi sel-sel tubuh yang selan%utnya dapat mengakibatkan gangguan &ungsi sel. 8angguan &ungsi sel ini dapat ringan dan sementara atau menetap, tergantung dari perubahan homeostatis yang terdapat pada %anin. Perubahan homeostatis ini berhubungan erat dengan beratnya danlamanya anoksia atau hipoksia yang diderita dan mengakibatkan ter%adinya perubahan &ungsi sistem kardiovaskuler. ( To"eil (12<<) menggolongkan penyebab asphy5ia neonatorum terdiri dari : 1. Aaktor Dbu a. =ipoksia ibu Ter%adi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika atau anestesia dalam. =al ini akan menimbulkan hipoksia %anin dengan segala akibatnyab. 8angguan aliran darah uterus. .engurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan ke%anin. =al ini sering ditemukan pada (a) 8anguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit atau obat, (b) =ipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan, (+) =ipertensi pada penyakit akiomsia dan lain-lain.2. Aaktor Plasenta. Pertukaran gas antara ibu dan %anin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. *s&iksia %anin akan ter%adi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.(. Aaktor

Aetus, 9ompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam p+mbuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan %anin. 8angguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan : tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar %anin dan %alan lahir dan lain-lain.;. Aaktor eonatus, /epresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat ter%adi karena beberapa hal, yaitu : (a) Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu se+ara langsung dapat menimbulkan depresi pusat perna&asan %anin. (b) Trauma yang ter%adi pada persalinan, misalnya perdarahan intrakranial. (+) 9elainan konginental pada bayi, misalnya hernia dia&rakmatika atresia/stenosis saluran perna&asan, hipoplasia paru dan lain-lain. DE. P*T>AD!D>7>8D !ebelum lahir, paru %anin tidak ber&ungsi sebagai sumber oksigen atau %alan untuk mengeluarkan karbondioksida. Pembuluh arteriol yang ada di dalam paru %anin dalam keadaan konstriksi sehingga tekanan oksigen (p>2) parsial rendah. =ampir seluruh darah dari %antung kanan tidak dapat melalui paru karena konstriksi pembuluh darah %anin, sehingga darah dialirkan melalui pembuluh yang bertekanan lebih rendah yaitu duktus arteriosus kemudian masuk ke aorta. !etelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru sebagai sumber utama oksigen. Fairan yang mengisi alveoli akan diserap ke dalam %aringan paru, dan alveoli akan berisi udara. Pengisian alveoli oleh udara akan memungkinkan oksigen mengalir ke dalam pembuluh darah di sekitar alveoli. *rteri dan vena umbilikalis akan menutup sehingga menurunkan tahanan pada sirkulasi plasenta dan meningkatkan tekanan darah sistemik. *kibat tekanan udara dan peningkatan kadar oksigen di alveoli, pembuluh darah paru akan mengalami relaksasi sehingga tahanan terhadap aliran darah bekurang. 9eadaan relaksasi tersebut dan peningkatan tekanan darah sistemik, menyebabkan tekanan pada arteri pulmonalis lebih rendah dibandingkan tekanan sistemik sehingga aliran darah paru meningkat sedangkan aliran pada duktus arteriosus menurun. >ksigen yang diabsorbsi di alveoli oleh pembuluh darah di vena pulmonalis dan darah yang banyak mengandung oksigen kembali ke bagian %antung kiri, kemudian dipompakan ke seluruh tubuh bayi baru lahir. Pada

kebanyakan keadaan, udara menyediakan oksigen (21B) untuk menginisiasi relaksasi pembuluh darah paru. Pada saat kadar oksigen meningkat dan pembuluh paru mengalami relaksasi, duktus arteriosus mulai menyempit. /arah yang sebelumnya melalui duktus arteriosus sekarang melalui paru-paru, akan mengambil banyak oksigen untuk dialirkan ke seluruh %aringan tubuh. Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan menggunakan paru-parunya untuk mendapatkan oksigen. Tangisan pertama dan tarikan napas yang dalam akan mendorong +airan dari %alan napasnya. >ksigen dan pengembangan paru merupakan rangsang utama relaksasi pembuluh darah paru. Pada saat oksigen masuk adekuat dalam pembuluh darah, "arna kulit bayi akan berubah dari abu-abu/biru men%adi kemerahan. ,ila terdapat gangguaan pertukaran gas/pengangkutan >2 selama kehamilan persalinan akan ter%adi as&iksia yang lebih berat. 9eadaan ini akan mempengaruhi &ugsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. 9erusakan dan gangguan &ungsi ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya as&iksia. *s&iksia yang ter%adi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea) disertai dengan penurunan &rekuensi %antung selan%utnya bayi akan memperlihatkan usaha berna&as (gasping) yang kemudian diikuti oleh perna&asan teratur. Pada penderita as&iksia berat, usaha berna&as ini tidak tampak dan bayi selan%utnya berada dalam periode apnu kedua (!e+ondary apnea). Pada tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. /isamping adanya perubahan klinis, akan ter%adi pula 8( metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidoris respiratorik, bila 8( berlan%ut dalam tubuh bayi akan ter%adi metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh , sehingga glikogen tubuh terutama pada %antung dan hati akan berkuang.asam organik ter%adi akibat metabolisme ini akan menyebabkan tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selan%utnya akan ter%adi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya sumber glikogen dalam %antung akan mempengaruhi &ungsi %antung ter%adinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel %aringan termasuk otot %antung sehinga menimbulkan kelemahan %antung dan pengisian udara alveolus

yang kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan kesistem tubuh lain akan mengalami gangguan. *sidosis dan gangguan kardiovaskuler yang ter%adi dalam tubuh berakibat buruk terhadap sel otak. 9erusakan sel otak yang ter%adi menimbuikan kematian atau ge%ala sisa pada kehidupan bayi selan%utnya. E. /D*8 >!D! *namnesis Pada anamnesis didapatkan gangguan/ kesulitan bernapas "aktu lahir dan lahir tidak berna&as/menangis. Pada anamnesis %uga diarahkan untuk men+ari &aktor resiko. Pemeriksaan Aisis, pada pemeriksaan &isis, skor apgar dipakai untuk menentukan dera%at berat ringannya as&iksia kemampuan se%umlah &ungsi tubuh yang bersi&at esensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi seperti perna&asan, denyut %antung, sirkulasi darah dan re&leks-re&leks primiti& seperti mengisap dan men+ari puting susu, salah satu +ara menetapkan vitalitas bayi yaitu dengan nilai apgar. (D/*D, 122#) 2

1. !kor apgar 1-10 ( Eigorous ,aby). /alam hal ini bayi di anggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istime"a. 2. !kor apgar ;-< (.ild-moderate asphy5ia)- *s&iksia sedang. Pada pemeriksaan &isis akan terlihat &rekuensi %antung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, re&leks iritabilitas tidak ada. )

(. *. *s&iksia berat. !kor apgar 0-(. Pada pemeriksaan &isis akan terlihat &rekuensi %antung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadangkadang pu+at, re&leks iritabilitas tidak ada.,. *s&iksia berat dengan henti %antung. /imaksudkan dengan henti %antung ialah keadaan (1) bunyi %antung &etus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum Gahir lengkap, (2) bunyi %antung bayi menghilang post partum. /alam hal ini pemeriksaan &isis lainnya sesuai dengan yang ditemukan pada penderita as&iksia berat. /ilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-), bila nilai apgar ) menit

masih kurang dari 1 penilaian dilan%utkan tiap ) menit sampai skor men%adi 1. ilai apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi baru lahir dan menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai (0 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis.

ED. P0 *T*7*9!* ** Tu%uan utama mengatasi as&iksia adalah mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan membatasi ge%ala sisa (sekuele) yang mungkin timbul dikemudian hari. Tindakan yang diker%akan pada bayi, laHim disebut resusitasi bayi baru lahir. a. ?esusitasiPada pemeriksaan atau penilaian a"al dilakukan dengan men%a"ab ; pertanyaan: a. apakah bayi +ukup bulanI b. apakah air ketuban %ernihI +. apakah bayi bernapas atau menangisI d. apakah tonus otot bayi baik atau kuatI ,ila semua %a"aban JyaJ maka bayi dapat langsung dimasukkan dalam prosedur pera"atan rutin dan tidak dipisahkan dari ibunya. ,ayi dikeringkan, diletakkan di dada ibunya dan diselimuti dengan kain linen kering untuk men%aga suhu. ,ila terdapat %a"aban JtidakJ dari salah satu pertanyaan di atas maka bayi memerlukan satu atau beberapa tindakan resusitasi berikut ini se+ara berurutan : (1) langkah a"al dalam stabilisasi (a) memberikan kehangatan,ayi diletakkan diba"ah alat peman+ar panas (radiant "armer) dalam keadaan telan%ang agar panas dapat men+apai tubuh bayi dan memudahkan eksplorasi seluruh tubuh. ,ayi dengan ,,7? memiliki ke+enderungan tinggi men%adi hipotermi dan harus mendapat perlakuan khusus.2( ,eberapa penghangatan kepustakaan seperti merekomendasikan penggunaan plastik pemberian teknik dan tambahan pembungkus

meletakkan bayi diba"ah peman+ar panas pada bayi kurang bulan dan

,,7?.2;,2) *lat lain yang bisa digunakan adalah alas penghangat. ; (b) memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya ,ayi diletakkan telentang dengan leher sedikit tengadah dalam posisi menghidu agar posisi &arings, larings dan trakea dalam satu garis lurus yang akan mempermudah masuknya udara. Posisi ini adalah posisi terbaik untuk melakukan ventilasi dengan balon dan sungkup dan/atau untuk pemasangan pipa endotrakeal. (+) membersihkan %alan napas sesuai keperluan. *spirasi mekoneum saat proses persalinan dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.1< !alah satu pendekatan obstetrik yang digunakan untuk men+egah aspirasi adalah dengan melakukan penghisapan mekoneum sebelum lahirnya bahu (intrapartum su+tioning), namun bukti penelitian dari beberapa senter menun%ukkan bah"a +ara ini tidak menun%ukkan e&ek yang bermakna dalam men+egah aspirasi mekonium. Fara yang tepat untuk membersihkan %alan napas adalah bergantung pada keakti&an bayi dan ada/tidaknya mekonium. ,ila terdapat mekoneum dalam +airan amnion dan bayi tidak bugar (bayi mengalami depresi pernapasan, tonus otot kurang dan &rekuensi %antung kurang dari 1005/menit) segera dilakukan penghisapan trakea sebelum timbul pernapasan untuk men+egah sindrom aspirasi mekonium. Penghisapan trakea meliputi langkah-langkah pemasangan laringoskop dan selang endotrakeal ke dalam trakea, kemudian dengan kateter penghisap dilakukan pembersihan daerah mulut, &aring dan trakea sampai glotis. ,ila terdapat mekoneum dalam +airan amnion namun bayi tampak bugar, pembersihan sekret dari %alan napas dilakukan seperti pada bayi tanpa mekoneum, mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi yang benar .eletakkan pada posisi yang benar, menghisap sekret, dan mengeringkan akan memberi rangsang yang +ukup pada bayi untuk memulai pernapasan. ,ila setelah posisi yang benar, penghisapan sekret dan pengeringan, bayi belum bernapas adekuat, maka perangsangan taktil dapat dilakukan dengan menepuk atau menyentil telapak kaki, atau dengan menggosok punggung, tubuh atau ekstremitas

bayi. ,ayi yang berada dalam apnu primer akan bereaksi pada hampir semua rangsangan, sementara bayi yang berada dalam apnu sekunder, rangsangan apapun tidak akan menimbulkan reaksi pernapasan. 9arenanya +ukup satu atau dua tepukan pada telapak kaki atau gosokan pada punggung. 3angan membuang "aktu yang berharga dengan terus menerus memberikan rangsangan taktil. (1) Eentilasi tekanan positi& Eentilasi tekanan positi& (ETP) dilakukan sebagai langkah resusitasi lan%utan bila semua tindakan diatas tidak menyebabkan bayi bernapas atau &rekuensi %antungnya tetap kurang dari 1005/menit. !ebelum melakukan ETP harus dipastikan tidak ada kelainan +ongenital seperti hernia dia&ragmatika, karena bayi dengan hernia dia&ragmatika harus diintubasi terlebih dahulu sebelum mendapat ETP. ,ila bayi diperkirakan akan mendapat ETP dalam "aktu yang +ukup lama, intubasi endotrakeal perlu dilakukan atau pemasangan selang orogastrik untuk menghindari distensi abdomen. 9ontra indikasi penggunaan ventilasi tekanan positi& adalah hernia dia&ragma. (2) 9ompresi dada 9ompresi dada dimulai %ika &rekuensi %antung kurang dari <05/menit setelah dilakukan ventilasi tekanan positi& selama (0 detik. Tindakan kompresi dada (+ardia+ massage) terdiri dari kompresi yang teratur pada tulang dada, yaitu menekan %antung ke arah tulang belakang, meningkatkan tekanan intratorakal, dan memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh organ vital tubuh. 9ompresi dada hanya bermakna %ika paru-paru diberi oksigen, sehingga diperlukan 2 orang untuk melakukan kompresi dada yang e&ekti&Ksatu orang menekan dada dan yang lainnya melan%utkan ventilasi.>rang kedua %uga bisa melakukan pemantauan &rekuensi %antung, dan suara napas selama ventilasi tekanan positi&. Eentilasi dan kompresi harus dilakukan se+ara bergantian. Teknik ibu %ari lebih direkomendasikan pada resusitasi bayi baru lahir karena akan menghasilkan pun+ak sistolik dan per&usi koroner yang lebih besar. (;) pemberian epine&rin dan atau pengembang volume (volume e5pander). 9eputusan

untuk melan%utkan dari satu kategori ke kategori berikutnya ditentukan dengan penilaian ( tanda vital se+ara simultan (pernapasan, &rekuensi %antung dan "arna kulit). -aktu untuk setiap langkah adalah sekitar (0 detik, lalu nilai kembali, dan putuskan untuk melan%utkan ke langkah berikutnya (lihat bagan 1). b. Pemberian obat-obatan (1) 0pine&rinDndikasi pemakaian epine&rin adalah &rekuensi %antung kurang dari <05/menit setelah dilakukan ETP dan kompresi dada se+ara terkoordinasi selama (0 detik. 0pine&rin tidak boleh diberikan sebelum melakukan ventilasi adekuat karena epine&rin akan meningkatkan beban dan konsumsi oksigen otot %antung. /osis yang diberikan 0,1-0,( ml/kg,, larutan1:10.000 (setara dengan 0,01-0,0( mg/kg,,) intravena atau melalui selang endotrakeal. /osis dapat diulang (-) menit se+ara intravena bila &rekuensi %antung tidak meningkat. /osis maksimal diberikan %ika pemberian dilakukan melalui selang endotrakeal. (2) Eolume 0kspanderEolume ekspander diberikan dengan indikasi sebagai berikut: bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi, hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. 9linis ditandai adanya pu+at, per&usi buruk, nadi ke+il atau lemah, dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat. /osis a"al 10 ml/kg ,, DE pelan selama )-10 menit. /apat diulang sampai menun%ukkan respon klinis. 3enis +airan yang diberikan dapat berupa larutan kristaloid isotonis ( aFl 0,2B, ?inger 7aktat) atau tran&usi golongan darah > negati& %ika diduga kehilangan darah banyak. (() ,ikarbonatDndikasi penggunaan bikarbonat adalah asidosis metabolik pada bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi. /iberikan bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik. Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia harus disertai dengan pemeriksaan analisa gas darah dan kimia"i. /osis yang digunakan adalah 2 m0L/kg ,, atau ; ml/kg ,, ,i+ at yang konsentrasinya ;,2 B. ,ila hanya terdapat ,i+ at dengan konsetrasi 1,; B maka dien+erkan dengan aLuabides atau dekstrosa )B sama banyak. Pemberian se+ara intra vena dengan ke+epatan tidak melebihi dari 1 m0L/kg,,/menit. (;) alokson alokson hidroklorida adalah antagonis narkotik diberikan dengan

indikasi depresi perna&asan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan narkotik dalam "aktu ; %am sebelum melahirkan. !ebelum diberikan nalokson ventilasi harus adekuat dan stabil. 3angan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya di+urigai sebagai pe+andu obat narkotika, sebab akan menyebabkan ge%ala putus obat pada sebagian bayi. Fara pemberian intravena atau melalui selang endotrakeal. ,ila per&usi baik dapat diberikan melalui intramuskuler atau subkutan. /osis yang diberikan 0,1 mg/kg ,,, perlu diperhatikan bah"a obat ini tersedia dalam 2 konsentrasi yaitu 0,; mg/ml dan 1 mg/ml. EDD. P0 F08*=* Pen+egahan se+ara 'mum Pen+egahan terhadap as&iksia neonatorum adalah dengan menghilangkan atau meminimalkan &aktor risiko penyebab as&iksia. /era%at kesehatan "anita, khususnya ibu hamil harus baik. 9omplikasi saat kehamilan, persalinan dan melahirkan harus dihindari. 'paya peningkatan dera%at kesehatan ini tidak mungkin dilakukan dengan satu intervensi sa%a karena penyebab rendahnya dera%at kesehatan "anita adalah akibat banyak &aktor seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, keper+ayaan, adat istiadat dan lain sebagainya. 'ntuk itu dibutuhkan ker%asama banyak pihak dan lintas sektoral yang saling terkait. Pen+egahan saat persalinan. Penga"asan bayi yang seksama se"aktu memimpin partus adalah penting, %uga ker%a sama yang baik dengan ,agian Dlmu 9esehatan *nak. $ang harus diperhatikan: - =indari &or+eps tinggi, versi dan ekstraksi pada panggul sempit, serta pemberian pituitarin dalam dosis tinggi. - ,ila ibu anemis, perbaiki keadaan ini dan bila ada perdarahan berikan >2 dan darah segar. - 3angan berikan obat bius pada "aktu yang tidak tepat, dan %angan menunggu lama pada kala DD. DM. P?>8 >!D!

=asil akhir as&iksia perinatal bergantung pada apakah komplikasi metabolik dan kardiopulmonalnya (hipoksia, hipoglikemia, syok) dapat diobati, pada umur kehamilan bayi (hasil akhir paling %elek %ika bayi preterm), dan pada tingkat keparahan ense&alopati hipoksik-iskemik. 2 Prognosis tergantung pada kekurangan > dan luasnya perdarahan dalam otak. ,ayi yang dalam keadaan as&iksia dan pulih kembali harus dipikirkan kemungkinannya menderita +a+at mental seperti epilepsi dan bodoh pada masa mendatang. 1

.A/TA( &0*TA+A

1. Thilo 0=. The

e"born Dn&ant. /alam: =ay --, 7evin .3, !ondheimer 3.,

/eterding ??, editors. Furrent Pediatri+ /iagnosis @ Treatment, 0disi ke-1#. Folorado: The .+8ra"-=ill FompaniesG 2001. 2. =ansen T=. =yaline .embrane /isease. /alam: ?udolph F/, ?udolph *., =ostetter, .9, 7ister 8, !iegel .+8ra"-=ill FompaniesG 200(. (. ,hakta 9$. ?espiratory /istress !yndrome. /alam: Floherty 3P, 0i+hen"eld 0F, !tark *?, editors. .anual o& eonatal Fare. 0disi ke-<. Philadelphia: 7ippin+ott -illiams @ -ilkinsG 200#. h. (2(-(0. ;. 9osim .!. 8angguan D/*DG 200#. h. 12<-;). apas pada ,ayi ,aru 7ahir. /alam: 9osim .!, $unanto 3. ?udolphNs Pediatri+s, 0disi ke-21. e" $ork:

*, /e"i ?iHalya, dkk. ,uku *%ar eonatologi. 0disi ke-1. 3akarta: ,adan Penerbit

Anda mungkin juga menyukai