istilah pengganti dari istilah Legal Theory nya Wolfgang Friedmann (Disiplin Hukum, hal. pula di istilahkan dengan ii!. Disiplin Hukum dapat "hilosophy of La#,
$urispruden%e (&nglo 'a(on!, Teori Hukum, Ilmu Hukum. 1. Dasar Disiplin Hukum &)aran dikelompokkan ke tentang hukum (Disiplin hukum Hukum! yang dalam ma*ha+,aliran
mem+i%arakan antara lain mengenai isi hukum dan +entuk hukum yang diungkapkan dalam teori-teori hukum. .iri-%iri ma*ha+/ 0erupakan hukum!. - Terdapat pemimpin (pelopor! atau sekelompok pemimpin. Dianut dalam )angka #aktu %ukup lama (+era+ad atau ratusan tahun!. - 0em+entuk tradisi/ Tradisi dalam +erfikir,mengka)i1 Tradisi dalam +ersikap tindak. - Di dalam intern ma*ha+ dikenal per+edaan. $adi hukum, +i%ara ma*ha+/ mempela)ari pandangan pada masa mengenai pandangan termasuk situasi,+udaya pandangan hukum sekelompok orang (ahli
hukum terse+ut mun%ul. &)aran tentang yang isi hukum tidak terlepas dan dari a)aran +erfikir +entuk
filsafat mengenai
+erhu+ungan (kualitatif!
dengan
metode mengenai
(kuantitatif!.
1
0isal apa+ila mem+i%arakan manusia terdiri dari/ $i#a (isi! dan raga (+entuk!. Laki-laki / +ertanggung )a#a+, melindungi (isi! kaya, kekar (+entuk!. Wanita / +aik, lemah lem+ut (isi! molek, seksi (+entuk!. &)aran,teori tentang hukum dari +er+agai aliran hukum sesungguhnya men%erminkan asumsi dasar,ideologi hukum yang dise+ut nilai. 2ilai se+agai maupun (disini! hasil dari merupakan a+straksi kenyataan konsepsi dari hidup paling di a+strak +a#ahnya di konsepsi manusia.
3onsepsi
+a#ah nilai dapat +erupa asas, kaedah dan fakta yang +erasal dari kenyataan hidup. Ideologi +iasanya a. hukum dalam a)aran,teori tentang hukum, tersirat dan tidak tersurat, misal/ mengenai keadilan dalam hukum,
Hukum 3odrat,2atural La# (isi hukum! 0em+i%arakan +ersifat idealisme, uni ersal, a+strak.
+.
"ositi isme (+entuk hukum! 0em+i%arakan perkem+angan hasil dari hukum suatu hu+ungan se+agai +angsa, sosial, hasil hukum dari hukum merupakan merupakan
perintah penguasa yang +er#enang. 4ersifat empirisme, realiti isme, konkrit. Disiplin Hukum se+agian +erhu+ungan dengan Filsafat se+agian Disiplin dinamakan hukum. lagi Hukum +erhu+ungan yang Hukum, dengan yang politik. dengan +erfungsi hukum 4agian filsafat untuk yang +erhu+ungan
Filsafat
menemukan atau menentukan sifat-sifat keadilan dari 'edangkan +agian dari disiplin +erhu+ungan dengan politik dise+ut "olitik Hukum yang
2
dalam
memilih
dan
menerapkan
hukum
dalam
atau
konkrit. 4agian lain dari Disiplin Hukum yang tidak Filsafat Hukum, Hukum Hukum +erfungsi hukum
kehidupan masyarakat merumuskan prinsip-prinsip hukum dan menggarap kaedah hukum. 2. Macam Disiplin Hukum a. 2atural La# (Hukum 3odrat! &sumsi dasar,ideologi Hukum 3odrat/ Hukum positif tergantung,+erdasarkan terti+ yang le+ih oleh/ 5! 6! 7! "engaruh a)aran Tuhan1 &lasan yang su%i1 3odrat manusia (misalnya pikiran manusia dimanapun, kapanpun adalah sama!. $adi hukum dimana sa)a, kapan sa)a, +agi siapa sa)a +erlaku sama (uni ersal!. "enguasa dianggap Hukum Hukum "rinsip yang tidak tidak adil mense)ahterakan dan dianggap dari oleh #arganya tidak moral a)aran +erlaku suatu sifattinggi,supranatural, yaitu dipengaruhi
men%erminkan hukum yang +aik. dipengaruhi,tidak 3odrat Hukum terpisah )uga (se+agai landasan dari keadilan!. dipengaruhi 3odrat/ Filsafat, 8tika dan &gama. Hukum "ositif dari! su%i dan +erdasarkan oleh (per#u)udan alasan yang
sistem,terti+ yang le+ih tinggi yang ditetapkan Tuhan,De#a, sifat kondrat manusia.
"andangan tentang hukum yang dianut oleh ma*ha+ Hukum 3odrat +er)alan sangat pan)ang dan penuh dengan 3uno peru+ahan-peru+ahan sampai dengan (se)ak *aman ma*ha+ 9unani hukum sekarang!,
3odrat mempunyai peranan yang sangat penting dan menentukan dalam hu+ungannya dengan pandangan +entuk "lato dan agama,ideologi "elopor muridnya aliran Hukum politik, 3odrat adalah
penasehat ra)a pada *aman 9unani 3uno!. b. Positivism &sumsi dasar,Ideologi Hukum "ositi isme/ +ah#a hukum positif tidak tergantung,tidak +erdasarkan terti+ yang le+ih tinggi,supranatural. 5! "engaruh terhadap "ositi isme a! +! Hukum pengaruh (perkem+angan! ilmu-ilmu sosial1 "enelitian empiris. terpisah masa dari itu moral +ah#a dari yaitu indera (sesuai ilmu kata apa dengan pengetahuan posite yang yang dapat
anggapan
terpisah dari moral!. "ositi isme artinya diterima hal,o+yek dilakukan +erasal pan%a menentukan, oleh
manusia
+enar adanya, metode menerima,menangkap sesuatu dengan oleh pan%a indera sosial fakta hanya dengan yang dan ilmu-ilmu
penelitian empiris. "ositi isme diamati dan a+srtaksi mengutamakan #alaupun hasil tidak data menolak a+traksi-
pengamatan,
men%ari atau tidak menerima suatu realitas yang le+ih tinggi diatas dunia indra#i. :leh karena itu %enderung sekuler, empiris dan relati is. "ositi isme ma*ha+ yang "ositi is pengertian hidup sosial. 6!. "rinsip "ositi isme/ a!. Hukum disuatu masa,#aktu +er+eda dengan hukum dimasa yang lain, dengan hukum selalu +erkem+ang dengan +!. Hukum sesuai perkem+angan yang +er+eda +angsa di dalam hukum lain satu yang mun%ul klasik yang a#al a+ad ma*ha+ ;I;, hukum men%ari metode merupakan kodrat. suatu dan menentang
+ertu)uan
menyeluruh menggunakan
tentang
dunia
dengan
ilmu-ilmu
+angsa yang +ersangkutan, perkem+angan yang ter%ipta +er+eda (tempolisme!. masyarakat itu %!. dengan
ter%ipta di masyarakat yang lain, hal dise+a+kan per+edaan ke+udayaan (lokalisme!. Hukum se+agai suatu produk penguasa yang sah disuatu negara +er+eda dengan hukum se+agai negara 3etiga dasar untuk prinsip dari produk lain, itu penguasa hal dise+ut itu yang sah di dise+a+kan dan
per+edaan politik. relati isme aliran positi isme hukum dengan dan
merumuskan
prinsip-prinsip
0a*ha+ se)arah,
dipengaruhi
oleh/
ilmu
antropologi,
politik,
ekonomi dan lain-lain. 3esimpulan hukum positif tidak tergantung, tidak +erdasarkan tetapi hukum dari terti+ yang le+ih tinggi, positif adanya karena ditentukan
oleh para ahli hukum. 4e+erapa ahli ma*ha+ positi isme adalah/ F... on 'a igny, 'ir Henry 0aine, &uguste .omte,H. 'pen%er, dan lain-lain. !. "itik "olak Disiplin Hukum1 a. +. %. Titik Titik Titik satu tolak tolak tolak sistem filsafat ideologi Ilmu yang (ahli politik metafisika (Disiplin yaitu atau Hukum teori dan 2eokantian!. 'osialisme dan Fasisme!. "engetahuan, +ulat (sistem pengetahuan dan ideologi politik di)alin dalam 'kolastik Hegel!. #. "u$as Disiplin Hukum %&a'bruc()2. 0en)elaskan nilai-nilai hukum, postulat-postulat (dugaan-dugaan!, sampai pada dasar-dasar filsafatnya yang terakhir.
1 Purnadi Purbacaraka dan M Chidir Ali, Disiplin Hukum, cetakan ke empat, (Bandung : Citra Adit a Bakti, 1!!"#, $al% 1% 2
*. P rk mban$an Disiplin Hukum! a. 'e+elum a+ad ;I; (disiplin hukum )aman dahulu! hasil a)aran sampingan politik, dari oleh pada, karena agama, itu etika dan ahli-ahlinya
a+ad dan
pergeseran
dari
hukum
para
politikus
filsafat
para ahli hukum ($uris!. B.PLA"+# HUKUM K+D&A" "endekatannya/ metafisis. 1.Keadilan Dari Ilham 9ang merupakan keadaan seim+ang di dalam +athin manusia, yang tidak dapat dianalisa oleh akal. 2. Republic (Politeia) a.2egara harus dipimpin oleh ra)a yang ahli filsafat dan +i)aksana agar ter)amin pemerintah yang adil. +.Tugas penguasa menga#asi supaya manusia melakukan peker)aannya. %.Tidak ada tempat +agi hukum, se+agai suatu sistem peraturan !. ,"( yang disusun dan dirumuskan untuk mengikat masyarakat. La-s. %Nomoi) tentang prinsip-prinsip dan isi hukum dalam negara (hukum se+agai proses,tata %ara!. a.0em+ahas
+."engetahuan ketentuan
tentang Hukum
keadilan adalah
yang tetap
mempedomani merupakan
2egara
ilham mistik (ghai+!. 3onsepsi 3eadilan/ se+agai pengungkapan tentang ke+aikan yang diterima oleh hanya +e+erapa orang yang terpilih lalu meneruskannya kepada masyarakat se+agai hukum. /. A&01"+"ELE1* HUKUM K+D&A" "endekatan/ rasional 1. Pengertian Keadilan: 'uatu hal yang dipertengahkan antara dua ekstrem yang dideduksikan menurut ilmu pasti semu dari suatu )alinan dari +entuk-+entuk ekstrem dalam pemerintahan dan hu+ungan antar manusia. 2. Sumbangan Aristoteles Bagi a. 'um+angan 5 'ifat ganda ta+iat manusia se+agai +agian dari alam (manusia takhluk kepada hukum )asmaniah dan segenap pen%iptaan-2ya! dan se+agai penguasa alam (dengan akalnya manusia menguasai +e+as alam, yang dan mem+erikan yang )ahat!. +. 'um+angan 6/ "er+edaan 3eadilan 5. 5! 3eadilan yang Distri+utif (mem+eri +agian! pem+agian kepada, +arang-+arang tiap orang dan penghargaan dengan sesuai kehendak kepadanya isiplin !u"um
kedudukannya,statusnya dalam masyarakat, serta menghendaki perlakuan yang sama +agi mereka yang +erstatus sama, menurut hukum positif,
5
+erdasarkan prinsip-prinsip etika dan politik tertentu. 6! 3eadilan =kuran yang dari 3orektif (per+aikan! teknis pada itu atau yang hukum dalam <emedial (pengo+atan!/ prinsip-prinsip dari karena perlu ==!. :leh hukum, menguasai (pelaksanaan mengatur administrasi hu+ungan
ditemukan
ukuran umum untuk menanggulangi aki+at-aki+at per+uatan, tanpa memandang siapapun orangnya, dan maksudnya harus dapat dinilai menurut ukuran o+yektif. 0isalnya/ - Hukum harus memper+aiki ke)ahatan1 - >anti %. rugi harus memper+aiki kesalahan perdata. 'um+angan 7/ "em+edaan 3eadilan 6/ 5. 3eadilan ==,Hukum "ositif1 0endapat hukum. 6. 3eadilan alam,Hukum &lam. 0endapatkan kekuatannya dari apa yang didasarkan pada ta+iat manusia dimana sa)a dan kapan sa)a, adalah sama. d. 'um+angan ?/ "em+edaan 3eadilan 7. 5. 3eadilan &+strak/ 'iapapun yang salah harus ditindak,dihukum, oleh karena itu hukum sifatnya adalah umum dan sering kali ketat. 6. 3eadilan 8@uity (3ese+andingan! 4ila hukum terse+ut dilaksanakan terhadap suatu perkara yang khusus, maka 8@uity dapat mengu+ah
!
kekuatannya
dari
penetapan
se+agai
dan
memperlunak
keketatan
dalam
mempertim+angkan perkara yang khusus terse+ut. e. 'um+angan A/ Definisi Hukum. 'uatu kumpulan peraturan yang mengikat +aik pe)a+at-pe)a+at maupun rakyat. #. Peranan !u"um 0em+im+ing melaksanakan tingkah tugasnya yang laku atau para untuk pe)a+at menghukum dan dalam para
pelanggar1 oleh karena itu hukum tidak sama dengan ketentuan-ketentuan +entuk konstitusi. $. Bu"un%a Ret&oric (Pedoman Proses Berper"ara) mengatur mengungkapkan
Menasehati pihak-pihak untuk memilih hukum uni ersal, +ila hukum tertulis (positif! menentang mereka1 tetapi menuntut keunggulan hukum positif terhadap hukum yang tidak tertulis (uni ersal,alam!, +ilamana suatu hukum positif mendukung suatu pihak. '. Bu"un%a Politics Ia menyamakan kedadilan dengan hukum positif, karena keadilan diatur merupakan menurut ke+i)aksanaan dan politik, negara itu ketentuannya, ketentuan
merupakan ukuran tantang apa yang adil ()adi keadilan yang legal,positif, le+ih diutamakan dari pada prinsip ke+aikan a+adi manapun!.
MAZHAB P+10"03E H01"+&01 1. (nti A)aran ((deologi !u"um) Sa*ign% 3esadaran tidak se+angsa karena dengan yang +angsa ke+utuhan +angsa sama, dan dan +athiniah, lain, hukum akhirnya men)adi yang tum+uh kuat mati mengeksklusifkan mempunyai dengan +ersama +ersama 2. (+eda!
asal-usul kekuatan
pertum+uhan
+angsa,rakyat
ketika suatu +angsa kehilangan ke+angsaannya. o"trin+do"trin dari ,a-&ab Se)ara& a. Hukum hukum tidak +. Hukum itu ditemukan +ukan yang di+uat, tidak pertum+uhan disadari dan merupakan +egitu yang proses
organis1 maka dari itu perundang-undangan adalah penting mulai tindak di+andingkan se+agai dengan hu+ungan dalam ke+iasaan. tum+uh yang hukum,sikap sudah dipahami
masyarakat-masyarakat primitif kearah hukum yang le+ih kompleks dalam perada+an modern, menye+a+kan kesadaran hukum rakyat tidak dapat lagi men)elma se%ara hukum, se%ara %. langsung, yang teknis. tetapi di#akili oleh sar)ana hukum adalah merumuskan "em+entukan prinsip-prinsip =ndang-undang
tahap akhir. Hukum tidak mempunyai daya laku uni ersil. Tiap +angsa sendiri1 ()i#a rakyat. memperkem+angkan Hal terse+ut +angsa! men)elmakan ke+iasaan dikarenakan dirinya hukumnya Bolkgeist pada hukum
11
Ia memandang rendah kekaguman pada kodifikasi hukum, yang modern di "rusia, &ustria dan "eran%is (yang meniru 3odifikasi <oma#i!. 0enurutnya perlu studi ilmiah tentang system hukum tertentu, dalam perkem+angan yang kontinyu dan tiap-tiap generasi mengadaptasikan hukum itu sesuai dengan ke+utuhannya (%ontoh/ corpus juris di <oma#i se+elum ter+entuk disesuaikan dengan ke+utuhannya!. $. Ke%a"inan Sa*ign% a. +. Ilmu Hukum le+ih +aik dari pem+aharuan hukum. 3esadaran (hukum! rakyat adalah sum+er +agi segala hukum dan dalam perada+an yang terma)u. :leh karena itu sar)ana hukumlah yang merumuskan kesadaran hukum rakyat men)adi prinsip-prinsip hukum. '. Penentang A)aran Sa*ign% 4esseler, 8i%horn dan >ierke (<ationel "ositi isem! menolak konsepsi romantisem 'a igny tentang paranan se)arah rakyat, +er+eda hukum karena dengan se+agai hukum ilmu penggarap hidup kesadaran dikalangan yang teknis hukum rakyat dan yang
pengetahuan
artifisil (asli! dari sar)ana hukum. 0. Kelema&an A)aran Sa*ign% &dalah suatu aspek yang ironis dari a)aran 'a igny dan "u%hta, +ah#a sementara menekankan #atak ke+angsaan dari segala hukum, mereka sendiri mengam+il inspirasi dari hukum <oma#i dan dalam karya-karya utamanya menyesuaikan (hukum <oma#i! dengan kondisi modern. 1. Kesimpulan &)aran aliran ini dalam keseluruhannya, mengunggulkan naluri mela#an ratio dan e olusi graduel mela#an
12
tindakan
yang
senga)a,
ma*ha+
aliran
se)arah
tidak
mema)ukan energi kreatif dan pem+aruan hukum. N+"E7 H01"+&0/AL 8U&01P&UDEN/E %MAZHAB HUKUM H01"+&01) C C 0elihat hukum se+agai kekhasan suatu +angsa. Hukum se+agai suatu proses (se)arah!, yaitu perkem+angan hukum se+agai (sesuai dengan! perkem+angan (suatu! +angsa yang +er+eda dengan perkem+angan hukum +angsa lain. C 0enggam+arkan hukum se+agai +ersifat mistik, karena menerima perkem+angan hukum se+agai apa adanya (naluriah! yang tidak dapat direkayasa oleh pikiran manusia. C "elopor Histori%al $urispruden%e adalah F... pandangannya/ &sumsi/ +ah#a setiap +angsa dalam hal-Hal tertentu merupakan satu kesatuan Hukum +ersum+er pada olkgeist ($i#a 4angsa!. &liran ini +ersifat romantis, menekankan pada perasaan dan ke+udayaan yang +ersifat mistis. "enganut ma*ha+ ini menganggap hukum +ukanlah se+agai aturan pengikat yang a+strak (norma!, tetapi se+agai +agian yang integral dari masyarakat yang +erasal dari ke+iasaan sosial dan ekonomi dan menghu+ungkan masa lalu dengan masa kini dari anggotanya. Toleransi a)aran ini/ nilai-nilai +udaya asing disaring agar sesuai dengan nilai-nilai +udaya +angsa sendiri dan apa+ila pemerintah $erman hendak mem+uat kodifikasi hukum Hukum "erdata, haruslah +ersum+er $erman pada (yang ke+iasaan masyarakat,+angsa on 'a igny,
memerlukan +antuan para ahli hukum untuk merumuskan prinsip-prinsip hukum ke+iasaan terse+ut!.
13
Ma9(ab Positivis Historis 7 0enentang aliran hukum alam,hukum kodrat yang prinsipnya dimana sa)a, kapan sa)a, untuk siapa sa)a hukum +erlaku sama. &liran ini prinsipnya hukum di suatu masa +er+eda dengan hukum di masa yang lain. .ontoh / a. 0isal/ =ndang D undang "T1 se+elum tahun 5EEA +er+eda dengan =ndang D undang "T setelah tahun 5EEA. +. Dalam hukum perka#inan1 se+elum tahun 5EF?, hukum perka#inan diatur dalam 4W, Hukum Islam, dan Hukum &dat. Dan setelah tahun 5EF? diatur di dalam 4W, =ndang ketentuan Hukum D D undang 2o.5 Tahun yang Hukum 5EF? diatur Islam sehingga dalam ketentuan
&dat,ke+iasaan,
dianggap tidak +erlaku sepan)ang +ertentangan dengan =ndang D undang 2o.5 Tahun 5EF?. "endapat,a)aran Dunia .ode 'a igny ini mun%ul (a#al a+ad 5E! karena pada masa itu pemerintah $erman (se+elum perang 3edua!, akan .i il "eran%is mem+uat kodifikasi se+enarnya hukum "erdata dari kode $erman yang +ersum+er dari .ode .i il "eran%is. +ersum+er <oma#i. :leh karena itu 'a igny mengatakan +ah#a hukum $erman tentulah tidak sama dengan hukum +angsa lain, sehingga haruslah apa+ila hendak mem+uat pada kodifikasi hukum hukum +ersum+er ke+iasaan
masyarakat,+angsa $erman yang melalui +antuan para ahli hukum untuk merumuskan prinsip D prinsip hukum dari hukum ke+iasaan terse+ut. .ontohnya di Indonesia ter)adi dalam pem+uatan =ndang D undang "okok &graria 2o.A tahun 5EGH dan =ndang-undang
14
"erka#inan 2o.5 Tahun 5EF? (yang +ersum+er dari hukum ke+iasaan!. 2amun di dalam =ndang D undang "okok &graria dan =ndang D =ndang "erka#inan tidak seluruhnya +ersum+er pada hukum ke+iasaan, %ontohnya / a. Dalam =ndang D undang "okok &graria mengenai /
* * *
4uku 2ikah "ersamaan Hak +ersum+er pada hak Hukum 4arat pada (4uku 2ikah!, prinsip hukum +ersum+er
0asih
persamaan
Internasional ("rinsip Hak &sasi 0anusia!. E. P+10"0301 1+10+L+401: 0en%ari "engertian k (i'upan manusia dan (i'up b rsama manusia dengan menggunakan metode ilmiah (sosiologi!. "elopornya &uguste .omte (5FEI D 5IAF! dan H.'pen%er (5I6HD5EH7!. Au$ust /omt 7 masyarakat Li+eral (di "eran%is! untuk
0enyelidiki
men%ari pengertian tentang masyarakat dengan menemukan Hukum D hukum yang menguasai kehidupan sosial dan yang +ersifat menentukan +agi hu+ungan D hu+ungan antara orang dalam negara.
+he, $ui-ber., Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, (/,g akarta, Penerbit 0ani.iu. : 1!!5#, Cet%
0edelapan,
15
2. P+10"0301 5U&0D01; Dalam pandangan "ositi is 9uridis, hukum hanya +erlaku oleh karena mendapat b ntuk positi<n=a dari suatu instansi yang b r- nan$. Hukum hanya ada hu+ungan dengan +entuk formalnya dengan ini +entuk yuridis hukum dipisahkan dari kaedahDkaedah hukum material. 3aedahDkaedah hukum material atau dise+ut )uga isi hukum tergantung dari situasi etis dan politik suatu negara, maka Hukum harus dipela)ari dalam suatu tetap ilmu pengetahuan, #alaupun a)aran lain, +ukan dalam ilmu pengetahuan hukum. positif dianggap +erlaku +ertentangan dengan hukum kodrat asal sa)a +erguna demi kepentingan negara. "ositi is 9uridis ideDidenya tentang kedaulatan rakyat yang satuDsatunya sum+er hukum adalah pem+entukannya oleh negara. 4. HAN1 KEL1EN> 38L'82 mengemukakan Pure Theory of Law ter)emahannya teori murni tentang hukum yang (yang murni
+ukan hukumnya tetapi teorinya!, a)arannya yaitu/ dalam mem+uat teori hukum haruslah +ersih,murni dari pengaruh unsur-unsur lain. 0urni di sini dimaksudkan tidak dipengaruhi oleh ilmu D ilmu lain, unsur,a)aranDa)aran lain misalnya agama filsafat, se)arah, sosiologi, antropologi, ekonomi dan se+againya.
+he, $ui-ber., Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, (/,g akarta, Penerbit 0ani.iu. : 1!!5#, Cet% 0edelapan,
!
1'
=ntuk mendukung teori murni tentang hukumnya, 3elsen mengemukakan teori 'tufen+au yaitu mengenai ke+erlakuan kaidah hukum. 1tu< nbau t ori maksu'n=a 7 3e+eradaan konkrit sedangkan kaidah yang le+ih rendah kaidah ditentukan a+strak, oleh kaidah le+ih tinggi dengan demikian kaidah +erlaku kaidah +erdasarkan a+strak +erlaku +erdasarkan
kaidah dasar atau grund norm. Kai'a( Konkrit %0n'ivi'ual Norm) &dalah suatu kaidah yang +erlaku,mengatur +agi su+yek hukum yang ditentukan dengan konkrit. .ontohnya /
*
'urat pe)a+at,
keputusan
pengangkatan,pem+erhentian
* *
3etiga ma%am surat terse+ut di dalamnya ditentukan dengan konkrit siapa nama su+yek hukum (su+yek D su+yek hukum!, +erapa umurnya,kapan +erdirinya, apa pangkat golongannya, apa peker)aannya, dimana alamat tempat tinggalnya (semuanya itu merupakan identitas harus su+yek hukum terse+ut! dan apa yang lama dilakukannya, apa hukumnya,+erapa
hukumannya. Kai'a( Abstrak %4 n ral Norm) &dalah suatu kaidah yang +erlaku,mengatur +agi su+yek hukum yang ditentukan se%ara umum. (+aik
1(
+erlaku+agi suatu masyarakat atau hanya golongan tertentu!. .ontohnya =ndangDundang perka#inan1 dimana setiap W2I maupun W2& ("erka#inan .ampuran! yang menikah di Indonesia +erlaku =ndangDundang terse+ut. .ontohnya "" 2o.5H tahun 5EI7 (hanya +erlaku +agi golongan "ega#ai 2egeri 'ipil!, "eraturan Daerah mengenai pemilikan 3T" +erlaku hanya untuk #arga disuatu tempat +iasanya propinsi,ka+upaten atau kotamadya. Kai'a( Dasar %4run' Norm) &dalah suatu kaidah yang sangat a+strak dan terdiri hanya satu kaidah sa)a yang di Indonesia +ukanlah "an%asila asas, +erlaku serta atau dan ==D ==D 5E?A 5E?A
tidak terdiri dari satu kaidah sa)a. K sala(an?ti'ak konsist n teori murni 3elsen terletak pada tanpa kaidah dasarnya yang diterangkan yang oleh 3elsen, pada yaitu tidak ada norma dasar,kaidah dasar dapat diakui keefektifan yang minimal men)urus pentaatan,kepatuhan hingga taraf tertentu. =ntuk mengetahui dan mengukur kepatuhan,pentaatan dari #arga masyarakat terse+ut hanya dapat dilakukan dengan (ilmu! sosiologi. $adi kesalahan,tidak konsisten teori murni 3elsen terletak pada kaidah dasar,norma dasar yang tidak murni lagi karena dipengaruhi oleh sosiologi.
1)
Kai'a( 'asar / dapat +erlaku kalau ditaati dipatuhi :leh masyarakat, untuk mengukurnya harus dianalisis dengan ilmu yang namanya sosiologi. (mengukur masyarakat! Kai'a( Abstrak ? umum Kai'a( Konkrit ? k(usus kepatuhan #arga
N+"E7 0enurut dilakukan 3elsen, oleh "emilihan ilmu mengenai hukum norma dasar tidak +ersifat se#enang D #enang se+aliknya pilihan terse+ut harus ahli pada prinsipDprinsip ke+erlakuan, yaitu +ah#a terti+ hukum se%ara keseluruhan
harus +ersandar pada asumsi yaitu ke+erlakuan se%ara luas, dalam arti +ah#a se%ara umum #arga +erprilaku sesuai dengan asumsi itu. 2orma dasar +ukanlah hukum positif dan maka tidak +erkaitan dengan ilmu hukum, tetapi sepenuhnya formal dalam mem+erikan kesatuan terhadap system hukum dan mem+uat +atasD +atas akan norma D norma itu yang dipela)ari ilmu hukum.
1!
H.
NE+ P+10"0301ME1@ Da id Hume, menolak semua pengetahuan yang +ukan pengetahuan )adi tidak sema%am mungkin itu ide-ide dianggapnya metafisika se+agai se+agai yang
empiris, khayalan,
pem+a#a ke+enaran. "ositi isme Filsuf-filsuf kegunaan dalam hidup mengunggulkan utilitarisme sosial pengetahuan ilmiah +erpangkal pada empirisme. mengutamakan apa yang prinsip ternyata manusia1
+erguna +agi perkem+angan manusia dianggap +aik dan +enar (a+ad ;;!. 0ereka +erusaha menghindari semua u%apan yang tidak dapat dipertanggung )a#a+kan se%ara ilmiah. :leh karena itu mereka mengam+il alih metode empiris dan analisis se+agai satu-satunya metode yang sah. Dalam a+ad ;; mun%ullah kritik terhadap ilmu pengetahuan, yang meragukan tentang ke+enaran u%apan ilmiah. Dalam situasi dilema ini aliran-aliran filsafat +aru mun%ul, filsuf-filsuf +ahasa se%ara positivism . $adi 2eopositi isme mem+eri perhatian le+ih +esar kepada logika dan kepada hu+ungan yang erat antara logika dan +ahasa. &EAL01ME HUKUM AME&0KA11 <ealisme masalah-masalah yang
1"
aliran
ini
isi
pengertian aliran
dan ,N o
mendalam,
dise+ut
Hukum
&merika tidak
+ersifat
pemikir-pemikirannya
mem+eri tentang
perhatian
mengindahkan lagi aspek normati e dari hukum. 4agi mereka penting diperlukan se%ara
+he, $ui-ber., Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah,1pcit%, hal% 1(4 2 1(5
11
aktual misalnya orang-orang yang men)alankan hukum seperti para hakim dan pega#ai-pega#ai pengadilan lainnya, merekalah yang mem+uat hukum. Ilmu "engetahuan hukum harus pertamatama +erpedoman kepada kelakuan hakim. +.A. Holm s %1;#1B1>!*) 0enurutnya kelakuan para hakim pertama-tama ditentukan oleh kaedah-kaedah kemudian hukum. Di 4erdasarkan samping tafsiran la*im hukum kaedah+ersama kaedah hukum itu dapat diduga, +agaimana kelakuan hakim di hari. kaedah-kaedah sifatnya, moral hidup pri+adi dan kepentingan sosial ikut menentukan putusan para hakim )uga. 8 rom 2rank %1;;>B1>*:)
0enurut Frank seorang modern tidak mau lagi ditipu oleh ilusi-ilusi dari suatu teori yang +ersifat a+strak. 0anusia sekarang tahu +ah#a hukum se+enarnya dan hanya terdiri dari itu putusan-putusan pengadilan, putusan-putusan
tergantung dari +anyak faktor/ 3aedah-kaedah hukum yang +erlaku1 "rasangka politik1 "rasangka ekonomi Dan moral. )uga simpati dan antipati pri+adi +erperan dalam
3esemua faktor terse+ut ikut menentukan putusan para hakim +ahkan putusan terse+ut.
21
D&FT&< "='T&3& Hui)+ers, Theo, Filsafat Hukum Dalam Lintasan 9ogyakarta, "ener+it 3anisius / 5EEA. Sejarah,
"ur+a%araka, "urnadi dan 0 .hidir &li, Disiplin Hukum, %etakan ke empat, 4andung / .itra &ditya 4akti, 5EEH.
22