Anda di halaman 1dari 18

evolusi pasca darwin

Charles Robert Darwin


Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Inggris, 12 Desember 1809 meninggal di Downe, Inggris, 19 April 1882 pada umur 72 tahun). Pada tahun 1831 Dawin melakukan perjalanan lautnya ke seluruh dunia dengan kapal HMS Beagle selama lima tahun. Selama perjalanan tersebut ia banyak melakukan peng pengamatan dan mengumpulkan bahan dari berbagai jenis tanaman dan hewan dari berbagai penjuru dunia tulisan-tulisannya yang berikutnya menjadikannya seorang geologis y terkemuka dan penulis yang terkenal. (http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp) Setelah kembali, Darwin mempelajari catatan dan koleksinya yang telah dikumpulkan selama 20 tahun. Dalam mempelajari tersebut,ia menemukan bukti yang dapat digunakan untuk menyusun pendapat umum. Maka pada bulan Juli 1858 dalam suatu pertemuan kelompok Linnaean Sociaty, untuk pertama kalinya diumumkan burupa ringkasan makalah yang kemudian dikenal dengan wawasan Darwin tentang perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. (Sihombing, dkk :2007)

Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life (biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) merupakan karyanya yang paling terkenal sampai sekarang. Wawasan Darwin yang tertuang secara lengkap dalam bukunya ini menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman di dalam alam. (http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp

Evolusi Darwin
Teori evolusi Darwin yang tertuang dalam bukunya The Origin of Species disimpulkan sebagai berikut: 1. 2.

Teori

Bahwa spesies yang hidup sekarang ini walaupun telah mengalami perubahan-perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang hidup di bumi pada masa silam Bahwa evolusi terjadi karena seleksi alamiah.

(Sihombing, dkk :2007)

Teori Evolusi Pasca Darwin


Pada abad ke-19, terutama semenjak penerbitan buku Darwin "The Origin of Species", pemikiran bahwa kehidupan berevolusi mendapat banyak kritik dan menjadi tema yang controversial. walaupun tidak membahas evolusi manusia secara terang-terangan, bukunya mendapat tantangan keras. Namun demikian, kontroversi ini pada umumnya berkisar dalam implikasi dari teori evolusi di bidang sosial, dan agama. Di dalam komunitas ilmuwan, fakta bahwa organisme berevolusi telah diterima secara luas dan tidak mendapat tantangan.

A. Teori Evolusi vs Agama


Banyak orang yang merasa terganggu dengan pemikiran bahwa alam organic dan alam fisik masing-masing diatur oleh hukum alam yang pasti. Bukti-bukti Darwin yang meyakinkan mengenai perubahan organic dan meningkatnya pengertian mengenai asal usul, menyebutkan sebagian besar orang-orang sadar bahwa alam dan agama mempelajari

fenomena yang berbeda dan tujuan yang berbeda. (Sihombing, dkk:2007). Ketika suatu kelompok agama berusaha menyambungkan ajaran mereka dengan teori evolusi melalui berbagai konsep evolusi, banyak pendukung ciptaanisme yang percaya bahwa evolusi berkontradiksi dengan mitos penciptaan yang ditemukan pada ajaran agama mereka.Seperti yang sudah diprediksi oleh Darwin, permasalahan yang paling kontroversial adalah asal usul manusia. Dalam konteks agama, debat mengenai benar atau tidaknya teori ini memang sangat terkait dengan keyakinan agama bahwa Tuhan adalah pencipta semua makhluk hidup di dunia ini, sementara teori evolusi menyangkal terjadinya fenomena penciptaan tersebut dan menggantikannya dengan suatu konsep evolusi.

(http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada-penolakan-terhadap-teori-evolusidarwin/)
Di beberapa negara, terutama di Amerika Serikat, pertentangan antara agama dan sains telah mendorong kontroversi penciptaan-evolusi, konflik keagamaan yang pada akhirnya berfokus pada politik dan pendidikan. Disamping itu juga bidang-bidang sains lainnya seperti kosmologi dan ilmu bumi sebenarnya juga bertentangan dengan interpretasi literal banyak teks keagamaan, namun biologi evolusionerlah yang lebih signifikan terlebih menyangkut asal usul manusia dimana menurut teori evolusi manusia bersal dari kera.

(http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/teori-evolusi.html)
Pandangan beberapa agama terhadap teori evolusi Darwin: 1. Islam Bagi darwin dan darwinian teori evolusi kejadian alam dan kehidupan terjadi secara kebetulan dan jika dilihat dalam agama islam itu merupakan hal yang salah besar. Karena berdasarkan keyakinan umat Islam yang tertera dalam kitab sucinya asal-usul kejadian manusia maupun alam adalah sebagai berikut: Asal mula kejadian alam Pada proses penciptaan alam di dalam al Quran surat fust-shilat ayat 9-12 Dalam surat tersebut di sebutkan allah menciptkan alam dengan sebaik2nya dan di sebutkan bahwa alam tercipta dari satu menjadi banyak. Dalam ilmu logis berarti 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pada awal proses penciptaan alam, Allah ciptakan dari lentuman besar atau big bang sehingga bongkahan yang menyatu berhamburan memenuhi langit dengan kecepatan yang amat sangat tinggi. Pecah-pecahan tersebut mengembang ke segenap penjuru. Pecahan itu yang terdiri dari ruang, materi dan radiasi, kemudian bercampur aduk menjadi lebur (dalam sains di sebut sup kosmos). Lentuman tersebut telah di tulis di sural al-anbiya ayat 30. Proses selanjutnya adalah suhu bubur kosmos menurun pada tahap ini, jumlah inti atom mulai terbentuk kemudian terjadilah pengelompokan materi. Sinar atau cahaya mulai muncul dari pengelompokan tadi. Cahaya yang muncur akan mengurangi elektron dari big bang tadi. Bumi dan planet2 lainnya adalah bagian dari pecahan matahari. Dulu planet dan bumi sangat panas.. Ketika suhu turun kulit planet mengeras, dan akhirnya menjadi daratan Terjadinya laut karena bercampurnya hidrogen dan oksigen sehingga menghasilkan air. Sementara kulit bumi terus bergerak maka terciptalah gunung, bukit, dataran tinggi dsb. Selama kerak keras bumi mengalami pergeseran air mengikir bumi. hujan jatuh membuat tanah jadi subur 11. Lalu allah menciptakan tumbuhan, hewan(1pasang tapi berpasang2), manusia (1orang adam). 12. Lalu allah menciptakan adam tanpa ibu dan ayah 13. Setelah itu allah menciptakan hawa. 14. Akhirnya adam dan hawa melakukan berkembang biak 15. Hingga akhirnya menjadi banyak dan banyak

10. Lalu terik matahari menguapkan air yang ada di laut, lalu uap air tersebut jadi awan, lalu jadi air hujan, air

Jadi, menurut pandangan Islam salah jika darwin mengatakan kalau spesies yang ada yang sekarang ini walaupun

telah mengalami perubahan-perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang hidup di muka bumi pada masa silam. Seperti manusia yang menurut Darwin adalah keturunan dari kera. Menurut Islam semua ini ada karena ada yang menciptakan.

(http://kumpulan17.wordpress.com/2009/08/31/pertentangan-teoridarwin-pada-pandangan-islam-bab-penciptaan-alam-semesta/).
2. Kristen Tahun 1860 terjadi perdebatan antara Louis Agassiz (ilmuwan yang dianggap banyak berjasa dalam membangun ilmu pengetahuan Amerika) yang menentang validitas dari argumentasi Darwin dengan Asa Gray yang mencoba menemukan rekonsiliasi antara Darwinisme dengan ajaran agama Kristen. Agassiz meyakini bahwa makhluk hidup (spesies) diciptakan oleh Tuhan dan tidak berubah menjadi spesies lain. Menurutnya teori Darwin hanya merupakan suatu dugaan belaka, tanpa dukungan fakta, dan adanya tingkatan kemajuan bentuk hidup dari pengamatan fosil dari suatu strata ke strata berikutnya menunjukkan adanya perencanaan dalam penciptaan makhluk hidup dan bukan merupakan perubahan alami akibat adanya tekanan dari lingkungan. Sementara itu Asa Gray berpandangan bahwa teori seleksi alam yang diajukan Darwin merupakan instrumen Tuhan dalam penciptaan. Pandangan Gray ini sendiri sebetulnya bertentangan dengan pandangan Darwin yang tidak mempercayai adanya peran Tuhan dalam pembentukan makhluk hidup. Dalam Alkitab atau kitab suci umat kristiani sendiri mengatakan, dalam Malachi 2: 10: "Have we not all one father? hath not one God created us? why do we deal treacherously every man against his brother, by profaning the covenant of our fathers?" (KJV). Semua manusia berasal dari satu sumber, Bapa sang pencipta, dan Dia hidup tidak hanya 3000 juta tahun yang lalu, bahkan Dia hidup sebelum waktu diciptakan, karena waktu adalah ciptaan daripada Tuhan. Waktu adalah ukuran ruang dan waktu, dan waktu adalah bagian dari alam. Tuhan ada sebelum waktu. "Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir." (Wahyu 22: 13).

(http://www.soulcast.com/post/show/74541/Evolusi-dan-Agama).
Jadi jelas lah bahwa teori Darwin sangat bertentangan dengan paham yang dianut beberapa agama (diantaranya Islam dan Kristen) tentang penciptaan manusia. Namun sedikit disesalkan ketika sampai saat ini masih saja ada umat beragama yang menolak keberadaan dari suatu teori ilmu pengetahuan hanya karena ada perbedaan dengan yang tertulis di dalam kitab suci tanpa adanya telaah yang lebih mendalam dari ayat yang bertentangan itu. Teori evolusi Charles Darwin, sampai sekarang masih menjadi bahan pertentangan. Terlepas benar tidaknya teori itu, Charles Darwin hanyalah seorang manusia yang tak luput dari kesalahan, namun ilmu tetaplah harus dihormati dan sudah sangat banyak jasanya bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu biologi. Permasalahan utamanya terlihat pada istilah kera . Ketika Charles Darwin mengatakan nenek moyang manusia adalah kera ( yang berjalan tegak ), mungkin benar pada saat itu dia sedang mengejek agama, dan dengan membabi buta golongan agama menolaknya. Mungkin kalau Charles Darwin lebih halus dengan tidak mengatakan golongan kera sebagai nenek moyang manusia, mungkin seluruh dunia akan menerimanya Tentunya Charles Darwin mengemukakan teori itu atas hasil usaha kerasnya selama bertahun-tahun dan bukan tanpa dasar.Penemuan-penemuan baru yang membuka kesalahan teori lama sudah hal yang biasa dalam ilmu pengetahuan, tetapi pembantahan terhadap suatu ilmu dengan tanpa dasar dan kurangnya pendalaman penafsiran adalah hal yang tidak bisa diterima dalam kajian ilmu pengetahuan.

B. Teori evolusi dan teori keilmuan


Teori evolusi darwin adalah suatu hipotesis atau dugaan yang harus di buktikan kebenarannya dengan di dukung penelitian atau penemuan ilmiah seperti menemukan fosil yang mendukung teori tersebut atau penelitian yang membuktikan bahwa mutasi kromoson atau mutasi gen yang menyongkong teori ini dapat di buktikan kebenarannya.http://darwinexpired.blogspot.com/2009/09/mahluk-hidup-menurut-darwin.html Hugo De Vries (1848-1935) Hugo Vries adalah seorang ahli botani Belanda terkenal karena studi tentang mutasi. Dia adalah salah satu dari tiga ilmuan yang secara mandiri menemukan kembali dan mengukuhkan hukum hereditas sebagaimana yang disampaikan oleh Gregor Mendel.

Ia menjadi profesor botani di Universitas Amsterdam pada tahun 1878. Ia menemukan bentuk-bentuk baru di antara tampilan Evening Primrose Oenothera lamarcklana tumbuh liar di padang rumput limbah. Hal ini menyebabkan dia percaya bahwa evolusi mungkin akan dipelajari oleh metode eksperimental baru. Metode baru ini menganggap sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan dan menghasilkan suatu pendekatan baru untuk evolusi dan zaman baru dalam sejarahnya.. Nama "mutasi" itu diberikan kepada metode baru menghasilkan spesies baru dan varietas (kultivar) yang ia menunjukkan timbul tidak terduga.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http:// www.hcs.ohio-state.edu/hort/history/119.html
Menurut Hugo, evolusi itu berlangsung karena munculnya suatu seri perubahan dalam plasma benih (perubahanperubahan) genetic yang di sebut mutasi. Perubahan-perubahan itu mungkin sangat besar atau sangat kecil, tetapi perubahan-perubahan itu tidak ekivalen (setara dengan variasi individual. Sejak tahun 1875 para ahli botani mempelajari proses-proses dalam plasma sel benih dan hubungannya dengan reproduksi. Dari hasil penelitian diperoleh asal-usul dari variasi yang diwariskan dan sitogenik atau proses-proses genetic yang semuanya penting dalam pengertian proses evolusi. Pokok-pokok mutasi itu dapat digolongkan sebagai berikut: 1. 2. 3. Kromosom-kromosom dalam inti sel mengandung gen-gen ultramikroskopis dan tersusun Linier. Gen-gen itu bertanggung jawab tentang perkembangan karakteristik dalam tiap individu. Meosis memisahkan anggota pasangan kromosom yang homolog dan membagi dua jumlah total untuk tiap gamet. Fertilisasi persatuan secara ranom 2 gamet, berasal dari kelamin yang berbeda, menyatukan kromosomkromosom yang terpisah secara pilihan yang berasal dari orang tuanya, menghasilkan individu-individu yang berbeda kombinasi gennya. 4. Ini merupakan perubahan dalam plasma sel benih atau ada mutasi dalam gen-gen dan ada penataan kembali kromosom. Kedua proses itu menghasilkan perubahan pemilihan karakteristik yang diteruskan pada generasi berikutnya. Mutasi ini dapat dengan jelas terlihat pada lalat buah, dan jelas berlangsung dalam alam. Ini berarti selalu terjadi mutasi, muncul individu-individu baru, sehingga populasi spesies itu akan menjadi heterozigot tinggi. (Sihombing, dkk :2007)

Ludvig Wilhelm Johannsen Wilhelm Johannsen (3 Februari 1857 11 November 1927) adalah seorang Denmark botani, fisiologi tanaman dan genetika. Di masa mudanya, ia magang kepada seorang apoteker dan bekerja di Denmark dan Jerman mulai tahun 1872 sampai lulus ujian apoteker-nya pada tahun 1879. Pada 1881, ia menjadi asisten di Jurusan Kimia di Laboratorium Carlsberg di bawah kimiawan Johan Kjeldahl.

(http://www.answers.com/topic/wilhelm-johannsen)
Percobaan dengan buncis (1909) dilakukan oleh Johannsen membuktikan bahwa seleksi alam tidak mempengaruhi populasi yang mengadakan silang dalam, setelah beberapa generasi pertama karena variasi yang diturunkan dengan cepat habis. T.H. Morgan salah satu perintis dalam menjalankan hereditas mendukung pendapat bahwa pengetahuan yang lebih banyak mengenai sebab-sebab mutasi akan dengan sendirinya menjelaskan evolusi. Tahun 1930-an mulai timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari berbagai bidang biologi. Penelitiaan Theodosius Donzhansky, George Gaylord Simpson dan Erns Mayr serta para ahli lainnya lambat laun menyebabkan timbulnya teori evolusi sekarang ini yang disebet Neo Darwinisme karena seleksi alam merupakan kunci, tetapi sama sekali bukan satusatunya cara. (Sihombing, dkk:2007)

Gregor Mandel Gregor Johann Mendel (20 Juli 1822 - 6 Januari 1884) adalah seorang Augustinian imam dan ilmuwan, yang memperoleh ketenaran dari ilmu baru genetika untuk studi tentang warisan tertentu pada tanaman. Mendel menunjukkan bahwa pewarisan sifat-sifat khusus, hukum, yang kemudian dinamai menurut namanya.

(http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|idu=http://en.wikipedia.org/wiki/Gregor_ Mendel)
Pada abad ke-19 maka timbul suatu pandangan mengenai evolusi dari berbagai bidang-bidang biologi diantaranya bidang genetika. Gregor Mandel mulai merumuskan dua hokum berdasarkan penyilangan tumbuhan kacang polong (Pisum sativum) yang bertahun-tahun lamanya. Kedua hokum tersebut hingga kini menjadi dasar bagi semua pengertian tentang genetika. Hukum Mendel I Hukum Mendel I disebut juga hokum segresi (Pemisahan gen sealel) . Bunyi hokum Mendel I : Pembentukan gamet-gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan diurai atau disegresi kedalam dua sel anak. Hukum Mendel II Hukum Mendel II (Hukum Independen Assortment) menyatakan bahwa: bila 2 individ u disilangkan berbeda 1 sama lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasng itu tidak tergantung dari pasangan sifat lain. (Sihombing,dkk : 2007)

Weismann Agustus Weismann lahir pada 17 Januari 1834, di Frankfurt am Main. Ia memasuki Universitas di Gttingen pada 1852 dan mengambil jurusan kedokteran selama empat tahun. Pada tahun 1858 ia pergi ke Baden dan ke Italia sebagai dokter tentara. Pada tahun 1861 ia bekerja di Giessen selama 2 bulan di bawah Rudolf Leuckart, Weismann yang sangat dikagumi dan dedikasinya kepada The plasma nutfahWeismann kemudian memperoleh penunjukan sebagai dokter pribadi ke Stephen Archduke dari Austria. Tahun 1863 Weismann bergabung dengan Universitas Freiburg im Breisgau sebagai dozent di fakultas kedokteran, mengajar zoologi dan anatomi komparatif.. Pada tahun 1865 ia diangkat sebagai profesor luar biasa, dan berkat antusiasme, sebuah zoologi lembaga dan museum, ia diangkat menjadi kepala, pada tahun 1874 ia diangkat sebagai profesor ordinarius di Freiburg, menjadi penghuni pertama kursi di bidang zoologi di universitas, di mana ia tetap hingga pensiun pada tahun 1912. Ia meninggal di Freiburg pada 5 November 1914. Weismann mendukung kuat teori evolusi oleh seleksi alam, seperti yang dikemukakan oleh Charles Darwin dan Alfred Wallace. Namun, Weismann merasa perlu untuk tidak setuju pada bagian di mana teori Darwin telah menerima pandangan Lamarck pewarisan karakter yang diperoleh. Weismann sangat tidak setuju dengan konsep ini. Dia menunjukkan ketidakmungkinan mengusulkan sebuah mekanisme di mana perubahan-perubahan dalam organ dan jaringan eksternal binatang, yang disebabkan oleh lingkungan, akan disampaikan ke generasi berikutnya.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/August_ Weismann
Weismann tidak menentang teori evolusi Darwin, justru menjelaskan teori evolusi Darwin. Menurt Weismann, perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. (Izzudin :2004). Weisman berpendapat bahwa evolusi menyangkut masalah bagaimana pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin. Dengan kata lain evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap factor-faktor genetika. Sifat leher panjang atu pendek pada jeraph dikendalikan oleh gen. Gen untuk sifat leher panjang bersifat dominan, jerapah yang berleher pendek adalah turunan yang bersifat homozigot resesif, karena jerapah yang berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya maka akan punah. Berarti ang tersingkir adalah sifat-sifat resesif. Karena jerapah yang berleher pendek adalah homozigot resesif dan selalu tersingkir/ punah. (Sihombing,dkk :2007). Kesadaran Darwin Sebenarnya Darwin sendiri menyadari bahwa teori evolusinya itu sulit untuk dibuktikan. Dalam bab Difficulties of the theory Darwin menulis: jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah besar bentuk transisi dimanapun ? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan kacau balau, tetapi

justru seperti kita lihat, spesies-spesies hidup dengan bentuk sebaik-baiknya ? Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar tetapi: mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung ? Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat ? Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya

(http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada- penolakan-terhadap-teori-evolusidarwin/)

Hubungan Teori Evolusi dengan Palaenthologi

Paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil. Seluk beluk fosil dipelajari oleh seorang paleontologist. Fosil sendiri adalah jejak kehidupan masa lalu. ( http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/). Dalam Mempelajari evolusi tidak bisa meninggalkan fosil. Dahulu teori evolusi banyak diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada masa lalu. Bahkan ada kasus pemalsuan fosil (piltdown case), karena saking pentingnya fosil dalam pengujian teori evolusi ini. Tetapi perlu diketahui juga bahwa Charles Darwin ketika membuat buku the origin of species tidak diawali dengan fosil namun lebih banyak memanfaatkan fenomena burung-burung di Galapagos. Perkembangan teori evolusi saat ini sudah menggunakan bermacam-macam metode mutahir, tetapi jelas tidak hanya kearah masa kini dengan memanfaatkan DNA saja. Fosil masih merupakan alat terbaik dalam mempelajari, mengkaji, dan menguji teori evolusi. Banyak yang mengira kalau ketemu fosil dinosaurus itu berupa tulang yang utuh, namun sebenarnya yang sering ditemukan itu hanyalah bagian dari tulang, atau tulang-tulang yang berserakan. Penemuan fosil hanya secara kebetulan saja, dan jarang sekali ditemukan fosil yang utuh seluruhnya. Hal demikian mudah kita pahami karena banyak factor yang menyebakan hancurnya tubuh organisme yang telah mati, misalnya karena berikut ini: 1. Proses lipatan batu bumi 2. Pengaruh angin 3. Air 4. Bakteri Pengurai 5. Hewan pemakan bangkai Menurut kajian struktur bumi struktur bumi berlapis-lapis dan pada setiap lapisan kulit bumi mempunyai umur yang berbeda-beda. Pada umumnya lapisan betu-batuan bumi yang lebih tua letaknya lebih dalam dari pada lapisan bumi yang lebih muda, tetapi karena pengaruh tenaga endogen dan eksogen memungkinkan tejadinya susunan yang sebaliknya. Dari berbagai lapisan ditemukannya adanya fosil yang menunjukkan adanya perubahan struktur tubuh secara berangsur-angsur.Dengan membandingkan struktur tubuh hewan sekarang, dapat diambil kesimpulan keadaan lingkungan pada masa lampau berbeda-beda dengan masa sekarang. Jadi fosil-fosil yang ditemukan pada setiap lapisan batuan bumi menggambarkan catatan sejarah perkembangan makhluk hidup yang dapat menjadi petunjuk tentang adanya evolusi. Sebagai contoh fosil yang paling dikenal tentang adanya perubahan-perubahan bentuk dari masa kemasa adalah fosil kuda, hal ini disebabkan karena fosil-fosilnya ditemukan secara lengkap pada setiap zaman geologi. (sihombing, dkk :2007) Menurut paleontologist (ahli paleontologi) ada macam macam fosil tetapi secara umum ada tiga macam jenis fosil yg perlu diketahui: Yaitu bagian dari organisme itu sendiri, Sisa-sisa aktifitasnya, juga ada fosil palsu (yaitu bentuknya mirip fosil tetapi sebenarnya bukan).

http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/
Namun seorang ahli palaentologi yang juga seorang evolusionis, Mark Czarnecki menyatakan: Masalah utama yang menjadi kendala dalam pembuktian teori evolusi adalah catatan fosil; yakni sisa-sisa peninggalan spesies punah yang terawetkan dalam lapisan-lapisan geologis Bumi. Catatan [fosil] ini belum pernah menunjukkan bukti-bukti adanya bentuk-bentuk transisi antara yang diramalkan Darwin - sebaliknya spesies [makhluk hidup] muncul dan punah secara tiba-tiba, dan keanehan ini telah memperkuat argumentasi kreasionis [=mereka yang mendukung penciptaan] yang mengatakan bahwa tiap spesies diciptakan oleh Tuhan. (Mark Czarnecki, "The Revival of the Creationist Crusade", MacLean's, 19 Januari 1981, hal. 56) Teori neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil. Tidak pernah ditemukan di belahan dunia mana pun "bentuk-bentuk transisi" yang diasumsikan teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari

spesies primitif ke spesies lebih maju. Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang dan keturunannya.

(http://www.biologikomputer.co.cc/2009/09/teori-evolusi-darwin-masih-berlakukah.html)
Hubungan Teori Evolusi dengan Teori Thomas Malthus THOMAS MALTHUS (1766-1834) Mulanya dia tak lebih dari seorang pendeta yang samasekali tak dikenal. Tetapi tahun 1798 pendeta Inggris yang namanya Thomas Robert Malthus itu menerbikan sebuah buku walau tipis namun sangat berpengaruh. Judulnya An Essay on the Principle of Population as it Affects the Future Improvement of Society. Pokok tesis Malthus ini adalah pemikiran bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam esainya yang orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup kaku. Dia bilang, penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya). Darwin sudah lama berpikir tentang evolusi bahwa semua species berhubungan satu sama lain dan mempunyai "common ancestor" (berasal dari satu garis keturunan) dan melalui mutasi species baru muncul. Namun dia masih penasaran tentang mekanisme bagaimana proses itu terjadi. Secara kebetulan, ia membaca tulisal-tulisan Thomas Malthus. Malthus berpendapat bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal siasia. Dengan gembira Darwin menggunakan mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya. Ia menulis: "Manusia cenderung untuk bertambah dalam tingkat yang lebih besar daripada caranya untuk bertahan. Akibatnya, sesekali ia harus berjuang keras untuk bertahan, dan seleksi alam akan mempengaruhi apa yang terletak di dalam jangkauan ini." (Descent of Man, Ps.21) Ia menghubungkan hal ini dengan temuan-temuannya mengenai spesies-spesies yang terkait dengan tempat-tempat, penelitiannya tentang pengembang-biakan binatang, dan gagasan tentang "hukum seleksi alam" (Natural Selection). Menjelang akhir 1838 ia membandingkan ciri-ciri seleksi para peternak dengan seleksi alam menurut teori Malthus dari varian-varian yang terjadi "secara kebetulan" sehingga "setiap bagian dari struktur yang baru diperoleh sepenuhnya dipraktikkan dan disempurnakan", dan menganggap bahwa ini adalah "bagian yang paling indah dari teori saya" tentang bagaimana spesies-spesies itu bermula. Sebagaimana kita ketahui inti sari dari teori seleksi Alamiah Darwin didasarkan pada tiga pengamatan dan dua kesimpulan. Pengamatan I dari Darwin adalah tanpa tekanan lingkungan, setiap jenis organisme hidup akan berkembang biak sangat tinggi atau fertilitas setiap organisme hidup sangat tinggi. Dengan demikian Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup itu berkembang iak secara cepat, dan hal ini sesuai teori Thomas Robert Malthus di atas.

kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu: 1. Teori evolousi Darwin dicetuskan Charles Robert Darwin pada tahun 1859 dalam buku nya The Origin of Species. Teori evolusi Darwin disimpulkan sebagai berikut: Bahwa spesies yang hidup sekarang ini walaupun telah mengalami perubahan -perubahan adalah keturunan langsung dari spesies yang hidup di bumi pada masa silam Bahwa evolusi terjadi karena seleksi alamiah. 2. Evolusi Darwin mengalami kritikan dari teori penciptaan (agama). Karena teori bertentangan dengan ajaran agama yang meyakini adanya Tuhan sang pencipta. 3. Teori evolusi darwin merupakan hipotesis atau dugaan yang harus di buktikan kebenarannya dengan di dukung

penelitian atau penemuan ilmiah oleh karenanya banyak teori/ ilmuan melakukan penelitian pasca evolusi Darwin. Seperti: Hugo De Vries (1848-1935) : Mutasi Wilhem Johannsen (1857-1927) : Seleksi Alam Gregor Mendel (1822-1884) : Genetika Weismann (1834-1914) : Pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya 4. Teori evolusi sangat berhubungan dengan Palaenthologi. Teori evolusi banyak diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada masa lalu yang tentunya melalui palaenthologi. 5. Teori Evolusi berhubungan dengan teori Malthus. Menurut Malthus populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia.Kemudian Darwin menggunakan mekanisme ini untuk menjelaskan teorinya :Manusia cenderung untuk bertambah dalam tingkat yang lebih besar daripada caranya untuk bertahan. Akibatnya, sesekali ia harus berjuang keras untuk bertahan, dan seleksi alam akan mempengaruhi apa yang terletak di dalam jangkauan ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://darwinexpired.blogspot.com/2009/09/mahluk-hidup-menurut-darwin.html http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Origin_of_Species_title_page.jp http://klikhimabio.blogspot.com/2009/01/teori-evolusi.html http://kumpulan17.wordpress.com/2009/08/31/pertentangan-teori-darwin-pada-pandanganislam-bab-penciptaan-alam-semesta/ http://rovicky.wordpress.com/2007/04/16/apa-itu-fosil/ http://taufikurahman.wordpress.com/2008/04/04/mengapa-ada-penolakan-terhadap-teorievolusi-darwin/ http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.hcs.ohiostate.edu/hort/history/119.html http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki /August_Weismann http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki /Gregor_Mendel http://www.answers.com/topic/wilhelm-johannsen http://www.soulcast.com/post/show/74541/Evolusi-dan-Agama Izzudin,Fuad. Tadjuddin., (2004), Intisati Biologi, Penerbit Kawan Pustaka, Jakarta Sihombing,P., Sinaga,E., Sitompul,D., Manalu,A., (2007),Evolusi, FMIPA Universitas Negeri Medan Yatim,W., (1983), Genetika, Penerbit Tarsito, Bandung.

TEORI EVOLUSI SEBELUM DAN SETELAH DARWIN


PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan buku On The Oringin of Species by Means of Natural Selection. Buku ini sempat mengguncangkan dunia ilmu pengetahuan karena isinya yang cukup kontroversial untuk masa itu. Kontroversial muncul karena adanya kesalahan penapsiran atas pernyataan yang dikeluarkannya. Sebenarnya, apakah isi buku tersebut menimbulkan kontroversi. Dalam buku tersebut, Darwin menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang ada di bumi ini merupakan hasil dari moyang yang sama, yang mengalami modifikasi. Dengan kata lain, teori ini menyatakan bahwa spesies bukanlah merupakan sesuatu yang kekal atau tidak mengalami perubahan, melainkan berevolusi melalui proses perubahan bertahap dari berbagai spesies yang telah ada. Teori yang dikeluarkan Darwin merupakan hasil analisis data yang didapat dari proses observasinya selama keikutsertaannya dalam ekspedisi-ekspedisi yang diikutunya. Namun, ekspedisi paling penting yang pernah diikutinya adalah perjalanan dengan kapal HMS Beagle. Meskipun Darwin membuat konsep evolusi yang dapat diterima, tetapi pemikiran mengenai evolusi ini sudah sangat tua dan bertahun-tahun lebih tua dari Darwin. Berikut uraian singkat tentang pendapat dari berbagai ahli yang masih berkaitan dengan konsep dasar evolusi. 1. Plato (428-348 sebelum masehi) Ia membayangkan seorang pencipta yang menciptakan dunia dari kehancuran dan kemudian menciptakan dewa-dewa yang lalu membuat manusia laki-laki. Wanita dan hewan timbul dari reinkarnasi jiwa laki-laki. Makin cacad jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.

2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi) Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan melihat banyak bukti mengenai desain dan tujuan. Dia mengatur semua organisme di dalam suatu skala alam yang meliputi dari yang sederhana sampai yang kompleks. Organisme yang ada dianggap tidak sempurna tetapi bergerak kearah keadaan yang lebih baik. Hal ini kadang-kadang diartikan sebagai pemikiran evolusi, tetapi Aristoteles sangat samar-samar mengenai sifat gerakan tersebut. Mungkin gerakan itu merupakan pendekatan yang makin cocok dengan idealis penciptaan tiap spesies tertentu, yang pasti Aristoteles tidak merinci suatu pemikiran mengenai transmutasi spesies. Seorang bangsa Prancis, Pierre-Louis de Maupertius pada tahun 1745 mengemukakan bahwa beberapa bangsa mungkin mulai timbul karena menyimpang secara kebetulan dari desain alami. pemikiran mengenai evolusi yang cermat kemudian dikemukakan oleh Denis Diderot (1746), george Louis LeClere, Comte de Buffon (1779), Erasmus Darwin (1794).

3. Anaximander (600-546 sebelum masehi) Beliau dapat dipandang sebagai pelopor dari ajaran desendensi (ajaran penurunan) oleh karena ia mengajarkan bahwa kosmos itu mungkin terbebtuk dari kekacoan (chaos), kehidupan itu timbul dari zat mati, sedangkan makluk yang tinggi tingkatannya timbul dari makluk yang rendah tingkatannya. Akan tetapi teori ini sama sekali tidak mempunyai pengaruh

apa-apa terhadap alam pemikiran para sarjana di zaman itu dan di zaman berikutnya. Baru setelah teori-teori evolusi ini berkembang dengan pesat, maka dalam tulisan-tulisan sarjana itu dapat menemukan kembali petunjuk-petunjuk tentang adanya pendapat-pendapat semacam itu. Para ahli ilmu hewan dari abad 17 dan 18 setuju sekali akan pendapat-pendapat dari kitab suci injil yang tertulis dalam buku genesis yang disebut dengan teori Penciptaan. Salah satu ahli yang sejalan dengan pikiran tadi adalah Carolus Linnaeus.

4. Carolus Linnaeus (1707-1778) Carolus Linnaeus dilahirkan tanggal 23 Mei 1707 disebuah desa kecil di Swedia, sebagai anak seorang pendeta. Dia mula-mula juga bekerja untuk menjadi pendeta, kemudian belajar untuk menjadi tabib, tetapi kemudian dia lebih tertarik pada tumbuh-tumbuhan dan binatang. Pada umur 24 tahun ia sudah memberi kulaih-kuliah dan demonstrasi pada Universitas di Uppsala. Setelah mengadakan perjalanan penyelidikan di Laplandia maka dia menikah setelah itu pergi ke Belanda. Pada tahun 1735 ia telah lulus dari Universitas Harderwijk yang dibubarkan dalam abad 19. Kemudian ia pergi ke Leiden dan mencetak buku systema Naturae. Dalam buku ini pembagian sistematiknya sudah dibentangkan secara skematis. Karangan-karangannya yang terkenal adalah : Fundamenia Botanica, Classae Plantarum, Philosophia Botanica dan Genera Plantarum, Systema Naturae, Spesies Plantarum dal lain-lainya. Setelah mengunjungi paris, Linnaeus kembali ke Swedia untuk menjadi mahaguru di Uppsala. Disinilah ia menjadi salah satu dari mahagurumahaguru yang terkenal di zaman itu, sehingga Raja Swedia mengangkat dia menjadi seorang bangsawan. Pada tahun 1778 dia meninggal dunia dan mewariskan perpustakaannya. Selain itu juga mewariskan kumpulan 19.000 tanaman kering, lebih dari 3000 ekor serangga, 1500 kulit-kulit berbagai kerang dan kulit-kulit binatang, 1500 ekor ikan, beberapa ekor burung dan 2500 minerasl. Kumpulan-kumpulan itu masih dapat dilihat digedung Linnean Society di London, sebuah perkumpulan peneliti pengetahuan alam yang memakai nama Linnaeus.

Linnaeus menyampaikan bahwa : 1. Semua tanaman dan binatang yang hidup sekarang ini dahulu dengan serentak diciptakan diatas bumi oleh satu ciptaan saja. 2. Mereka diciptakan dalam bentuk seperti yang tampak sekarang ini. 3. Tidak pernah ada tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang lain di bumu ini kecuali tanaman-tanaman dan binatang-binatang yang hidup sampai sekarang.

Pembagian sistematika hewan menurut Linnaeus adalah sebagai berikut : 1. Binatang-binatang menyusui 2. Burung-burung 3. Ampibi-ampibi 4. Cacing-cacing 5. Serangga-serangga

Binatang-binatang menyusui ini dibagi lagi menjadi 8 golongan. Binatang yang termasuk salah satu dari 8 golongan ini diantaranya ialah (1) Gajah ; (2) Sapi Laut; (3) Macan Loreng; (4) Pemakan Semut; (5) Trenggiling. Pembagian ini jelas tidak didasrkan atas persamaan-persamaan cara hidup dari binatang-binatang itu dan ia tetap tidak menyangsikan kebenaran teori penciptaan.

5. Cuvier (1769-1832) Cuvier adalah anak dari seorang bangsa Prancis yang telah melarikan diri ke negeri Jerman, ia akhirnya belajar di negeri ini. Pada tahun 1795 ia kembali ke paris. Disana ia menjadi seorang sarjana yang terkenal. Mula-mula ia sebagai mahaguru pada Jardin des Plantes, kemudian sebagai sekretaris dari Akedemi Pengetahuan di Paris. pada tahun 1831 ia diangkat menjadi bangsawan yang tertinggi dari Prancis. Ia menyampaikan bahwa sisa-sisa hewan yang telah mebatu itu adalah dari sisa hewan yang telah mati di zaman dulu. Mammouth yang dikeluarkan dari timbunan es di Rusia dengan utuh itupun telah diketahui oleh Cuvier. Ilmu geologi yaitu ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk dari kulit bumi. Lapisan-lapisan tanah (yang merupakan kulit bumi) itu menandakan berbagai periode dalam sejarah bumi. Dari hewan-hewan yang telah mati itupun dapat ditemukan jenis-jenisnya yang merupakan petunjuk dari berbagai periode tersebut. Berdasarkan pertimbangan ini, Cuvier kemudian menyusun teori yang terkenal dengan Teori Catalysma. Ia beranggapan bahwa tiap-tiap periode dalam sejarah bumi itu mungkin selalu diakhiri dengan suatu bencana yaitu semacam kiamat. air bah yang diceritakan dalam Kitab Injil, yang memusnahkan ataupun hampir melenyapkan semua makluk hidup. Sesudah itu oleh Tuhan mingkin menciptakan lagi suatu tumbuhan dan hewan baru. Jadi teori Civiert ini pada hakekatnya adalah sama saja dengan teori Linnaeus, akan tetapi penciptaan yang dimaksudnya terjadi berulang-ulang. Cuvier menambahkan bahwa mungkin sekali lenyapnya hewan-hewan itu bukannya dimana-mana, dengan demikian ada kemungkinan juga bahwa hewan-hewan yang diciptakan dalam periode yang sudah lamapau dari suatu daerh tertentu, kemudian pindah menempati daerah lain yang baru di bumi ini. Hal ini berkaitan dengan sebaran hewan atau geografi hewan. Pendapat lain dari Cuvier yang penting adalah bahwa semua hewan dapat dianggap sebagai sukusuku dari suatu deret yang mulai dari hewan bersel satu yang sederhana sampai tingkat manusia. Hal ini dikenal dengan Tangga Dari Alam.

6. Lammarck (1744-1829) Sebelum Lammarck, ahli lain yang sejalan dengan pemikiran Lammarck adalh Buffon (1707-1788) dan Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin, 1731-1802) menulis syair yang dianggap sebagai karangan berpengetahuan yang berjudul Zoonomia ia berpendapat bahwa hew an-hewan mungkin juga timbul dari hewan-hewan lain. Nama lengkap Lammarck adalah Jean Baptist Pierre Antoine De Monet, Chavalier De Lammarck. Sewaktu masih muda ia belajar untuk menjadi pendeta, kemudian ia menjadi tentara sampai ia dalam pertempuran mendapat pujian karena keberaniannya. Ia meninggalkan angkatan perang, untuk belajar ilmu ketabiban di Paris, akan tetapi kemudian ia malah lebih tertarik akan ilmu tumbuh-tumbuhan. Sesudah bekerja keras selama 9 tahun, ia menerbitkan sebuah buku yang besar mengenai tumbuh-tumbuhan yang hidup ditanah airnya. Bukunya itu menarik perhatian para sarjana, sehingga ia

mendapat tawaran untuk bekerja di Jardin du Roi. Setelah revolusi dai diangkat menjadi mahaguru pada Jardin du Roi itu juga, yang kemudian berganti nama menjadi Jardin des Plantes (semacam kebun raya). Ia menjadi mahaguru di bidang Evertebrata. Ia menyusun buku yang berjudul Philosophie Zoologioque. Ia menjadi buta dihari tuanya dan terpaksa hidup miskin dan sengsara sekali. Oleh rekan-rekannya di zaman itu tidak ada yang mengerti jasa-jasanya sebagaimana mestinya. Setelah ia meninggal, maka berkat kegiatan Darwin, ia dijungjung tinggi lagi dan sampai sekarang pun ia masih dipandang sebagai salah satu seorang sarjana besar di zaman itu. Sayang sekali teori-teorinya tidak dilengkapi dengan bukti-bukti dan kenyataan-kenyataan.

Teori Lammarck ialah : 1) Bahwa di bumi ini mula-mula timbul makluk hidup yang sederhana, yang mungkin berasal dari benda-benda mati (dengan jalan Generatio Spontanea), akan tetapi dari makluk yang sederhana ini kemudian dalam tempo yang panjang sekali timbulah jenis-jenis makluk yang hidup sampai sekarang, tanpa ada penghentian jalannya kehidupan seperti yang dimaksudkan dalam cerita kiamat dari kitab Injil ataupun teori bencana menurut Cuvier. Teori evolusi menganggap bahwa hewan bersela satu sebagai permulaan evolusi dan menganggap manusia sebagai akhir evilusi. 2) Diantara sebab-sebab yang menyelenggarakan perubahan-perubahan dan penyempurnaan tubuh makluk hidup, Lammarck mengemukakan bahwa pentingnya mempergunakan dan tidak mempergunakan alat tubuh tertentu. Kalau sebuah alat tubuh sering digunakan maka ia akan tumbuh sempurna dan bila ia jarang digunakan ataupun tidak digunakan sama sekali maka ia akan terbelakang tumbuhnya, sedang tiap-tiap perubahan yang dialami oleh individu itu selama masa hidupnya kelak akan diturunkan kepada keturunanya, sehingga kelak sifat itu tampak sempurna pada keterunannya. Lammarck memberi contoh Ular adalah binatang yang mempunyai kebiasaan untuk merangkak/merayap dengan cepat masuk ke dalam tanah, kalau mereka mau bersembunyi. Kaki-kaki yang panjang malah merugikan untuk merangkak dan bersembunyi di dalam tanah dan keberadaan kaki tersebut justru merintangi gerakan. Jadi kebiasaan bergerak dari binatang itu menyebabkan lenyapnya kaki-kaki pada tubuhnya sendiri. Sedangkan jerapah memiliki leher yang panjang karena mereka mempunyai kebiasaan hidup untuk mengambil daundaunan dari pohon-pohon yang tinggi. Dan sebaliknya hewan yang hidup di gua-gua gelap akan mempunyai mata ayang mundur ketajamannya. Hewan itu mempunyai kemampuan untuk selalu mempertahankan sifat yang telahmereka miliki dalam usaha menyempurnakan organisasi alat-alat tubuhnya, tetap dipertahankan terus hingga dengan demikian kelak pada suatu ketika berturut-turut terjadilah makluk hidup dari berbagai kelas dan bangsa, yang disebabkan oleh karena keadaan lingkungan hidupnya yang bermacam-macam.

7. Etienne Geoffroy ST. Hilaire (1722-1844) Disamping Cuvier dan Lammarck, pada waktu itu di Paris hidup pula seorang ahli ilmu hewan bernama Etienne Geoffroy ST. Hilaire yang mempunyai anggapan yang sama dengan Lammarck dan Goethe. Ia berpendapat bahwa ada suatu hubungan antara hewan-hewan yang mempunyai bentuk dasar dari tubuhnya.

8. Charles Lyell (1797-1875) Lyell dilahirkan di skotlandia. Ia mula-mula belajar hukum di Oxford, kemidian ia menjadi pengacara di London. Akan tetapi ia tertarik sekali akan ilmu geologi, sehingga dengan segera ia menjadi penulis dari perkumpulan geologi. Pada tahun 1831 ia menjadi mahaguru dalam ilomu geologi. Ia diangkat menjadi seorang bangsawan dan setelah meninggal dimakamkan dengan penghormatan besar di Westminister abbey di London. Sebagai seorang sarjana besar. Isi teori yang disampaikan oleh Lyell dalam bukunya An Enquiry How Far The Former Changes of The Earths Surface are Referable to Causes Now in Operatiaon (Suatu Penyelidikan Sampai Kemanakah Perubahan -Perubahan yang terjadi Zaman Dahulu Dari Permukaan Bumi Ini Dapat Kita Hubungkan Dengan Sebab Musabab Alam Yang Sampai Sekarang Masih Terjadi Terus). Lyell membuktikan dengan contoh-contoh dari penyelidikan geologis bahwa untuk dapat menerangkan struktur dari kulit bumi serta lapisan tanah dibawahnya, tidak perlu beranggapan bahwa di zaman purba dulu terjadi kiamat berturut-turut. Tenaga-tenaga geologi yang samapi sekarang masih bekerja terus, tentu sudah cukup untuk menerapkan struktur bumi tadi. Tenaga geologi itu misalnya ialah daya erosi dari air, gerakan dari kulit bumi sendiri, daya gunung berapi dan lain-lainnya. Lebih lanjut Charles Lyell pada awal abad 19 mengembangkan pandangan hutton yang lebih dahulu kedalam prinsip geologi mengenai uniformitarianisme yang diterbitkan dalam bukunya Principles of geology (1830 -1833). Lyell mengemukakan bahwa gunung dan lembah dan ciri-ciri fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarangatau tidak dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh berlanjutnya proses vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya dalam jangka waktu yang sangat lama dan masih berlangsung sampai sekarang. Uniformitarianisme sangat penting bagi perkembangan lebih lanjut dari pengertian mengenai evolusi organik. Pertama, evolusi organik pada satu pihak merupakan penerapan prinsip uniformitarianisme pada dunia organik. Proses yang pada waktu ini berlangsung dan berlanjut selama periode waktu yang lama dapat menjelaskan mengenai asalusul spesies. Kedua, dari pemikiran Lyell dapat ditarik kesimpulan bahwa bumi ini jauh lebih tua dari perkiraan Uskup Ussher, yang dibuat dalam tahun 1650 dengan menjumlahkan geneologi dalam buku Kejadian, sehingga ia mendapatkan bahwa bumi ini diciptakan 4000 tahun sebelum masehi. Untuk perubahan organik yana lambat yang terlibat dalam seleksi alam tersedia cukup banyak waktu.

9. Wilhelm Hofmeister (1824-1877) Dalam bukunya yang terkenal mengenai sejarah perkembangan Kryptogamen (paku-pakuan dan lumut) telah menulis : Perubahan dari Jungermanniaceae (suku dari Lumut Hati) yang tak berdaun ke Jungermanniaceae yang berdaun adalah lambat sekali dan perubahan itu terjadi dengan jalan suatu deret bentuk antara yang sedikit-sedikit bedanya, yang tak ada putus-putusnya. Pernyataan itu adalah sangat berprinsip, yang boleh dikatakan benar-benar Darwinistis. Akan tetapi aneh sekali pernyataan itu hanya ditulis sambil lalu saja.

10. Leopold Von Buch

Leopold Von Buch pada abad 19 telah menarik kesimpulan dari penyebaran tanaman-tanaman di Kepulauan Canari, bahwa oleh karena proses evolusi, maka di dalam jurang-jurang yang dalam, disitu terjadilah jenis-jenis tanaman yang baru dari jenis tertentu.

11. Robert Chambers (1802-1871) Ia adalah seorang penerbit dan ahli filsalfat alam bangsa scot. Pada tahun 1844 terbit sebuah buku tak berpenulis yang berjudul Vertiges of The Natural history of Creation (Jejak Sejarah Kehidupan Makluk Hidup), yang sangat laku dijual. Chambers-lah yang menerbitkannya. Oleh karenanya ia berpendapat bahwa pikiran-pikiran yang dimuat dalam buku itu niscaya akan menjatuhkan mana baik dari perusahannya. Dan memang ada protes-protes dan cemooh yang hebat mengenai isi buku itu. Kelak Chambers mengaku bahwa ialah yang menulisnya. Di Eropa pun buku itu sangat laku dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Terjemahan dalam Bahasa Belanda berjudul tambahan Penciptaan d an Kemajuan perkembangan dari tumbuh-tumbuhan dan Binatang-Binatang yang Dipengaruhi dan Dikuasai oleh hukumHukum Alam. Dalam buku ini Generatio Spontanae dibicarakan dengan mendalam sekali, misalnya diceritakan tentang terjadinya kutu dengan pertolongan alira listrik didalam larutan garam yang jenuh. Disamping itu Chambers juga menyetujui pendapat Lyell yang menyatakan bahwa perubahan kulit bumi yang berlangsung secara perlahan-lahan karena pengaruh tenaga-tenaga alam itu adalah sesuai dengan kemauan Tuhan. akan tetapi tenaga-tenaga alam itu pun bertanggungjawab atas segala perubahan da pembentukan dari makluk hidup yang berkembang serasi dan bersamasama dengan perkembangan bumi ini. Perubahan dari jenis-jenis makluk hidup dan penciptaan jenis baru yang terus menerus yang berasal dari jenis yang rewndah tingkatannya bagi Chambers sudah pasti, seperti anggapn Lammarck, St. Hilaire dan pengikut-pengikutnya. Akan tetapi Chambers tidak percaya bahwa perubahan-perubahan jenis binatang itu disebabkan karena seringnya pemakaian dan tidak seringnya pemakaian dari alat-alat tubuh, ataupun karena pengaruh yang berlangsung dari keadaan lingkungan hidupnya. Dia berpendapat bahwa keinginan yang sewajarnya dari makluk-makluk itu sendirilah yang menjadi sebab. Ia mengemukakan Theory of Organic Development (Teori Perkembangan Organik). Hal yang berkaitan dengan manusia, juga disinggung oleh Chambers dengan menyatakan bahwa terjadinya manusia itu tidak lain ialah dari jenis-jenis binatang-binatang yang lain.

12. Weismann Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap faktor ngenetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi dengan perubahan diatur oleh faktor genetik atau gen. Weismann memotong ekor tikus sampai 20 generasi, tetapi anaknya tidak ada yang tidak berekor dan percobaan ini menyanggah teori evolusi Lamarck.

13. Charles Darwin

Dalam bukunya On The Origin of Spesies by Means of Natural Selection, Darwin mengeluarkan teori evolusi yang intinya dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini 1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut. 2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hai ini terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklink dan proses persaingan. 3. Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum dialam,akan tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi. 4. Menghasilkan the survival of fittest kelestarian didapat dari organisasi yang memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu=individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi berikutnya. Menurut Dawin terjadi evolusi karena adany seleksi alam (faktor alam yang mampu menyeksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam). Jerapah yang berleher panjang berasal dair yang berlehar panjang pula, sedangkan yang berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi) adalah seleksi alam

A. Pengertian Evolusi Evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang lama.Evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan atau perkembangan secara bertahap dan perlahan-lahan. Perubahan yang terjadi menuju ke arah semakin kompleksnya struktur dan fungsi makhluk hidup dan semakin banyak ragam jenis yang ada. Definisi lain tentang evolusi adalah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit, memakan waktu lama, dan menghasilkan perkembangan spesies baru. Evolusi juga dapat diartikan sebagai suatu perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam terhadap variasi gen dalam suatu individu hingga menghasilkan perkembangan spesies baru. Evolusi pada dasarnya berarti proses perubahan dalam jangka waktu tertentu.Dalam konteks biologi moderm, evolusi berarti perubahan frekuensi gen dalam suatu populasi. Akumulasi perubahan gen ini menyebabkan terjadinya perubahan pada mahluk hidup. Evolusi menjelaskan sejarah mahluk hidup seperti : manusia, hewan, tumbuhan, fungi , mikroba. B. Teori-teori Evolusi Kini evolusi bisa dikatakan telah menjadi teori sentral dalam biologi modern (Hendriani, 2008).Seperti yang dikatakan dalam Farber (2003) tentang apa yang diucapkan Dobzansky (1973), sebagian ahli biologi akan mengatakan bahwa The Theory of evolution is central organizing theory of the life sciences. Teori evolusi merupakan pusat teori di dalam kehidupan alam. Teori Evolusi mempelajari perubahan yang berangsur angsur menuju arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi mempelajari proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Selain itu juga, teori evolusi juga mengalami evolusi atau perubahan sesuai dengan perubahan jaman dan perkembangan teknologi. Perkembangan teori evolusi tidak lepas dari perkembangan bidang-bidang ilmu yang lain terkait dengan genetika, biokimia, biologi molekuler, fisiologi dan lain-lain. Teori evolusi berkembang sejalan dengan perubahan zaman dalam arus globalisasi.Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka teori evolusi mengalami perkembangan.Adapaun perkembangan teori evolusi terbagi menjadi teori evolusi sebelum Darwin dan teori evolusi setelah Darwin. a) Teori Evolusi sebelum Darwin Teori evolusi yang dikemukakan para ahli sebelum munculnya teori evolusi Darwin adalah teori kreasionisme, teori katastropisme, teori gradualisme, teori uniformitarianisme, dan Lamarck atau Teori Perolehan yang Terwariskan Secara Genetik. 1. Teori Kreasionisme Teori kreasionisme merupakan teori tentang penciptaan yang terjadi dalam sekali waktu kehidupan sekaligus lengkap, kemudian selesai dan tidak ada lagi evolusi atau perubahan.Paham ini dianut berdasar pada keyakinan agama, juga berdasarkan keterangan Aristoteles.Teori kreasionisme dianggap tidak valid karena kenyataannya banyak spesies yang hidupnya tidak sekaligus ada pada satu zaman.Misalnya masa hidup dinosaurus tidak bersamaan dengan masa hidup manusia. 2. Teori Katastropisme Teori katastropisme merupakan paham tentang keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh adanya bencana alam. Teori ini diperkenalkan oleh George Cuvier ( 1769 1832 ), seorang ahli Paleontologi atau ilmu fosil. Alasan Cuvier adalah karena ia mengamati setiap sedimen batuan kuno yang ia temukan mengandung beberapa jenis hewan dan tumbuhan yang berbeda. Karena itu, ia berpikir bahwa setiap sedimen mewakili tiap masa atau waktu evolusi. Tiap sedimen yang mengandung jenis-jenis organisme yang berbeda tersebut mewakili zaman dimana organisme hidup dan mati karena bencana. 3. Teori Gradualisme Teori gradualisme dikemukakan oleh ahli Geologi Swedia bernama James Hutton( 1726 1797 ). Paham tersebut menyatakan bahwa perubahan geologis berlangsung pelan-pelan tetapi pasti.Tetapi teori gradualisme ini tidak mampu dijelaskan dengan mekanisme yang meyakinkan. 4. Teori Uniformitarianisme Teori uniformitarianisme dinyatakan oleh Charles Lyell( 1797 1875 ). Paham ini menyatakan bahwa proses-proses geologis ternyata menuruti pola yang seragam, sehingga kecepatan dan pengaruh perubahan selalu seimbang dalam kurun waktu.Misalnya, terbentuknya gunung selalu diimbangi dengan erosi gunung.Teori uniformitarianisme memang menjelaskan kejadian evolusi geologis, tetapi dapat menjelaskan kejadian terbentuknya spesies. 5. Teori Lamarck Teori Lamarck juga disebut dengan teori perolehan yang terwariskan secara genetik.Awal abad ke-19, Lamarck memperkenalkan bahwa sifat fenotip perolehan lingkungan dapat diwariskan secara genetik. Bagian dari tubuh yang tidak digunakan akan mengalami retardasi atau tidak bergkembang, bagian atau alat tubuh yang digunakan akan mengalami perkembangan lebih kuat dan lebih besar. Ia menerangkan bahwa nenek moyang jerapah berleher pendek, tetapi karena terus menerus leher dijulurkan ke atas untuk menggapai makanan, leher jerapah menjadi panjang. Jadi, menurut Lamarck evolusi disebabkan oleh pewarisan sifat genetik yang diperoleh dari lingkungannya.Teori Lamarck mengandung kesalahan yang dapat dibuktikan melalui percobaan.Yang paling sederhana adalah percobaan Weissman yang menunjukkan bahwa tikus yang ekornya dipotong di laboratorium tidak mewariskan pengalaman tanpa ekornya itu pada keturunannya. Teori Lamarck, oleh para ahli sejarah disebut: adaptasi-transformasi. Teori Lamarck dikenal dengan paham use and disuse dari buku Philosophie Zoologique, diterbitkan pada tahun 1809.Kelebihan teori Lamarck Mengemukakan ide dasar bahwa ada hubungan evolusi dengan lingkungan. Merupakan orang pertama yang mengemukakan teori evolusi organik. Orang pertama yang mengarahkan perhatian manusia tentang hubungan genotipe dengan lingkungan. Kelemahan teori Lamarck, tidak dapat menemukan bukti empiris yang mendukung hukum use and disuse. Pendapat Weismann ini adalah menentang pendapat Lamarck, Weismann menyatakan bahwa perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan. Untuk membuktikan pendapatnya tersebut, Weismann melakukan percobaan sebagai berikut: mengawinkan 2 ekor tikus yang masing-masing dipotong ekornya. Ternyata anak-anaknya tetap berekor.Anak-anak tikus itu setelah dewasa dipotong ekornya dan dikawinkan sesamanaya, ternyata anak-anaknya tetap berekor. Percobaan tersebut dilaksanakan 21 kali, ternyata hasilnya tetap (Amin, 2009) Dari percobaan yang dilakukan tersebut maka akhirnya Weismann menarik kesimpulan seperti berikut: 1) Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan kepada generasi berikutnya 2) Evolusi merupakan masalah genetika, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika

b) Teori Evolusi Pada Masa Darwin Perkembangan Teori Evolusi Darwin 1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 1882) 1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle. 1844: Draft buku Origin of Species by Means of Natural Selection telah selesai. 1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan Wallace di forum Society. 1859: Publikasi buku On The Origin of Species by Means of Natural Selection 1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku Descen of Man (1871) dan The Expression of E motion in Man and Animals (1871). Buku Origin of Species by Means of Natural Selection yang diterbitkan tahun 1959 ini, menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain kitab suci) selama ini. 2. Perkembangan Teori Evolusi Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain: Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya. Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil. Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan.Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup.Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul. Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836). Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu: 1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau. 2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam. Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah process of preserving in n ature favorable variations and ultimately eliminating those that are injurious. Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah: a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation). b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895). c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942). Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya: a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya. b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu. c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA). d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya. e. Generasi berikut mewarisi kombinasi gen yang sukses dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi. 3. Implikasi Teori Evolusi Darwin 1. Asal Usul Spesies Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama: a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup ilmiah. b. Kelompok Creationist yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu. c. Kelompok penganut filsafat idealist yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tirua n tidak sempurna dari pola umum archetypes.Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan. Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan bahwa keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan spesies adalah tidak ilmiah.Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah interesting dan unity of typenya merupakan hukum biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya.Darwin pada edisi berikutnya menambahkan tetapi itu bukan penjela san ilmiah.Menurut Darwin penjelasan tentang homologi dan unity of types terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah. Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalam timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham Materialisme.

2. Seleksi Alam Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi. Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya. Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa generasi.Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970). Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer survival of the fittest in the struggle for life sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi.Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile. Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970). Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat namun juga social-ekonomi dan budaya: Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi. Paham creationisme berkurang pengaruhn ya. Penolakan terhadap teleology kosmis. Penjelasan desain di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama. Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi. Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan eugenic di Singapura di masa Lee Kuan Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian. c) Teori Evolusi Setelah Darwin Masa ini sering dikatakan sebagai neo-Darwinisme. Para ahli menemukan bahwa ilmu genetika sangat perlu untuk menjelaskan proses evolusi. Selain itu semua sifat yang dimiliki oleh suatu organisme dapat digunakan untuk menunjang teori evolusi. Pelopor penelitian dalam bidang genetika, yakni J. G. Mendel mengemukakan teori genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang dikode oleh satu macam gen. Teori genetika dapat menjelaskan darimana keanekaragaman pada makhluk hidup. Dengan berbagai perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika maka kemudian teori evolusi Darwin diperkaya. Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (neo-Darwinian) terjadi kareana adanya : Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan da genotipe yang terakumulasi seiring berjalannya waktu. Produksi varian baru melalui pada materi genetik yang diturunkan (DNA//RNA). Kompetisi antara individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya. Generasi berikutnya mewarisikombinasi gen yang sukses dari individu fertil (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi. Setelaha neo-Darwinisme diikuti masa evolusi modern.Teori evolusi modern berpandangan bahwa sifat-sifat benda hidup berubah dengan bertambahnya waktu dan perubahan ini diarahkan oleh seleksi alam. Perubahan pada individu sepanjang hidupnya menyangkut suatu populasi dalam beberapa generasi. Suatu individu tidak dapat dikatakan mengalami evolusi, tetapi populasilah yang mengalami hal tersebut. Perubahan yang diperoleh individu adalah perubahan dalam ekspresi dari potensi pertumbuhan yang dikandung gen yang dibawa. Di dalam populasi baik komposisi maupun ekspresi dari potensi pertumbuhan dapat mengalami pertumbuhan. Perubahan komposisi genetis inilah yang disebut evolusi. Di alam terdapat dua faktor yang bekerja secara harmonis yaitu factor penyebab keanekaragaman dan faktor yang bekerja untuk mempertahankan keutuhan suatu jenis. Pada masa ini, para ahli tidak hanya bekerja dengan data morfologi, anatomi, dan penurunan genetika dalam mempelajari evolusi, tetapi, para ahli pada masa ini menggunakan pendekatan molekuler, dan fisiologis. Dengan demikian dapat ditentukan bahwa suatu organisme berkerabat dekat atau jauh terhadap organisme lainnya dari perbedaan dalam semua aspek yang mungkin dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai