Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

1. 1.

Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat menunjang untuk berpikir

dan melahirkan pendapat. Namun, belakangan ini sering kita temukan berbagai bahasa yang terkesan sangat santai dan sederhana. Unsur bahasanya dinilai kurang ilmiah dan tidak patut untuk diterapkan dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Salah satu contohnya adalah bahasa alay. Hampir semua kalangan muda-mudi mengenalnya. Bahasa alay ini meluas di kalangan remaja. Bahasa alay sendiri sesungguhnya adalah bahasa lisan yang dituliskan. Bahasa ini bermula dari kebiasaan berbahasa singkat dalam SMS untuk mempersingkat karakter. Karena kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang, bahasa alay akhirnya menjadi budaya dan melekat di kalangan remaja. Berkembangnya bahasa alay diyakini oleh sebagian masyarakat dapat mengancam keberadaan bahasa Indonesia. Padahal, dalam pandangan bahasa Indonesia, berkembangnya bahasa alay tidak akan mengancam kedudukan bahasa Indonesia selama penggunaannya dalam ragam nonformal, seperti SMS dan

Facebook. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, kami bermaksud untuk mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan tersebut dalam makalah yang berjudul Fenomena Bahasa Alay dalam SMS dan Facebook .

1. 2.

Rumusan dan Batasan Masalah Dalam penulisan makalah ini dapat disusun perumusan masalah sebagai

berikut: 1. 2. Bagaimana perkembangan bahasa alay dalam SMS dan facebook? Bagaimana pandangan masyarakat terhadap bahasa alay dalam SMS dan facebook? 3. Bagaimana sudut pandang bahasa Indonesia terhadap bahasa alay dalam SMS dan facebook?

Dalam penulisan makalah ini, kami membatasi permasalahan pada penggunanaan bahasa alay dalam SMS dan facebook.

1. 3.

Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. 2.

Mengetahui perkembangan bahasa alay dalam SMS dan facebook. Mengetahui pandangan masyarakat terhadap bahasa alay dalam SMS dan facebook.

3.

Mengetahui sudut pandang bahasa Indonesia terhadap bahasa alay dalam SMS dan facebook.

BAB II BAHASA ALAY DALAM SMS DAN FACEBOOK

2. 1.

Perkembangan Bahasa alay dalam SMS dan Facebook Belakangan ini gaya penulisan telah menjadi fenomena di kalangan

masyarakat, salah satu contohnya adalah bahasa alay. Maraknya bahasa alay dalam SMS dan facebook dapat kita temukan berdasarkan fakta-fakta berikut.

A: Alluw kag! Leh knal? Ap kBrx? B: Wa'alaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh...Dengan hormat, sampainya pesan ini, saya akan memberitahukan bahwa kabar saya baik-baik saja.... Maaf beribu-ribu maaf, Ini gerangan nomer siapa ya? Kok acap kali sms nomernya ga ke save ya? (bales sepanjang mungkin) A: Owh ea muuph lupa ng@s1h s4L4m,,,, Ini EnDoet LuThuwna EmbeM C@ianK Cmu@na. Inged gag kag? Eh, kug blzna pjg bgd ch? Gi ng4ps? B: Yaiyalah panjang.... Lagian ga dibayar perhurup inih! Gw lagi mabok nerjemahin kata2 lo nih. Keypadnya ilang2an ya? Oh elo.... Eh, siapa tadi? Tembem semua? Perasaan temen-temen gw kalopun ada yang tembem paling sebagian dipipi doang. Ga sampe seluruh badan dah. A: Huft ...Plz dund...bkn t3mb3m cmu4, tp emb3m c@iank cMuana. W AD klaz xmp lw dlu. J4h@d bgd d3ch......fufufuuu :( Contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari bukti maraknya penggunaan bahasa alay dalam media komunikasi semacam SMS. Hampir setiap kalangan menggunakannya, terutama remaja. Selain dalam SMS, bahasa alay juga banyak ditemukan dalam facebook, baik dalam penulisan status maupun nama akun facebook itu sendiri. Tulisannya unik, biasanya kombinasi huruf besar-kecil atau singkatan yang hampir sama seperti bahasa alay dalam SMS. Memang tidak banyak facebooker yang terangterangan mendeklarasikan dirinya sebagai alay sejati, tetapi mereka mempunyai sebuah komunitas atau grup facebook. Grup ini merupakan komunitas orang-

orang yang sering menggunakan bahasa alay. Mereka bebas untuk menuliskan apapun yang mereka inginkan. Tetapi ada juga grup facebook yang menamakan dirinya komunitas anti alay, yang terdiri dari orang-orang yang tidak menyukai bahasa alay maupun orang-orang yang terganggu dengan bahasa alay. Apabila melihat ke belakang, di zaman kakak, tante, bahkan ibu, dan ayah pun, mungkin memiliki bahasa gaul yang sefenomenal bahasa alay sekarang. Sebagai contohnya adalah penggunaan bahasa sisispan dengan penambahan pi atau go di setiap suku kata, misalnya kepimapiripin apikupi dapitaping, kapimupi upidapih pupilaping (kemarin aku datang, kamu udah pulang). Ada pula penggunaan bahasa dengan kata yang dibalik, seperti tikas turep, halas nakam (sakit perut, salah makan). Setiap generasi atau masa selalu muncul bahasa sandi yang berlaku dalam suatu komunitas kecil atau besar. Berbeda dengan bahasa gaul masa lalu, bahasa alay ini banyak mendapat perhatian, bahkan muncul berbagai situs yang menjelaskan tentang alay. Ada pula yang kreatif membuat translator bahasa alay. Salah satunya dapat dilihat pada situs alaygenerator.co.cc. yang dalam sekejap mampu mengubah kalimat yang kita ketik menjadi bahasa alay. Fakta-fakta mengenai fenomena alay tersebut mendorong kita untuk mengetahui bagaimana istilah alay itu muncul dan berkembang hingga saat ini. Istilah alay sering diartikan sebagai singkatan dari Anak layangan, Alak lebay, Anak Layu, atau Anak kelayapan. Koentjara Ningrat menyatakan bahwa alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia yang ingin diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu masyarakat dunia maya sehingga diharapkan sifat ini segera hilang. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa gejala alay biasanya ditunjukan dengan cara mengubah gaya tulisan, gaya berpakaian, sekaligus meningkatkan kenarsisan. Meskipun begitu, alay lebih khas dalam gaya tulisan. Umumnya, bahasa alay hanya dipahami oleh komunitas alay itu sendiri. Hal ini dikarenakan bahasa alay sangat sulit dibaca oleh orang awam yang tidak

biasa menggunakan bahasa alay. Akan tetapi, komunitas alay menganggap tulisan ini sebagai bentuk tulisan yang simple. Bahasa alay muncul pertama kalinya sejak ada program SMS (Short Message Service) dari layanan operator yang mengenakan tarif per karakter yang berfungsi untuk menghemat biaya. Namun, dalam perkembangannya tulisan yang disingkat tersebut semakin menyimpang. Bahkan, arti kosakatanya pun menyimpang jauh dari yang dimaksud. Bahasa alay mulai berkembang melalui jejaring sosial facebook yang terlihat pada dinding, comment dan status para facebooker. Bahasa alay pada dasarnya memanfaatkan bahasa gaul anak muda ibukota, yang berkembang di akhir 1980-an, kemudian menjadi ragam bahasa media jejaring sosial yang khas. Dalam pergaulan media jejaring sosial, bahasa alay dipergunakan sebagai bahasa pergaulan, karena sifatnya yang unik, lucu, aneh bila didengar, yang maknanya bisa jadi bertentangan dengan arti yang lazim. Pesatnya perkembangan jumlah pengguna bahasa alay menunjukkan semakin akrabnya generasi muda Indonesia dengan dunia teknologi terutama internet. Munculnya bahasa alay juga menunjukkan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa harus menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis. Tidak dipungkiri hingga sekarang bahasa alay semakin luas pemakaiannya dan semakin banyak para remaja bahkan orang dewasa menggunakan penulisan atau pengucapan bahasa alay. Hal itu dikarenakan adanya unsur daya tarik yang membuat orang-orang yang sebelumnya kurang mengerti akan bahasa alay ini menjadi ingin tahu dan akhirnya ikuti menggunakan tulisan tersebut. Berdasarkan perkembangannya, bahasa alay dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan, di antaranya: 1. Tingkat Rendah Pengguna alay tingkat ini biasanya bercirikan: a. Menyingkat kata, seperti gi pha?? atau bsen bgd; b. Memakai simbol tambahan, seperti "p@ k@bar L0e??" atau "~hha..~ y nh.. lg bosen~";

c. Menggunakan huruf z dibelakang kata, seperti "mlz bgtz!" atau "gurunya malezin yh". 2. Tingkat Sedang Pada tingkat sedang, bahasa alay yang digunakan bercirikan: a. b. Penggantian kata, seprti w, loe/lw, dumzz/dwunhh; Menggabungkan nickname facebook dengan nama orang yang disukai, seperti aquwh cayyank dya clalu. 3. Tingkat Tinggi Pada tingkat teratas ini, bahasa alay yang digunakan adalah dengan cara: a. Menggabungkan huruf kapital-kecil, seperti "aLoW kLiAnZ hArUz ADd GwE YaH!!"; b. Menggabungkan huruf-angka, seperti "K4Ng3nZ dW3cChh".

2. 2.

Pandangan Masyarakat Terhadap Bahasa Alay dalam SMS dan Facebook Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda dalam menanggapi suatu

hal, termasuk dalam menanggapi bahasa alay yang berkembang dalam SMS maupun facebook. Sebagian masyarakat menerima kehadirannya. Sementara sebagaian lainnya merasa terganggu. Namun, ada juga yang menanggapinya secara netral. Bagi mereka yang menerima bahasa alay menganggap bahwa tulisan seperti itu merupakan sebuah kreativitas. Alayers itu kreatif meskipun bukan pada zamannya, begitu terang salah seorang mahasiswi yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Namun, mereka yang merasa terganggu menganggap bahwa bahasa alay sangat menyulitkan bagi beberapa orang untuk membacanya. SMS yang dipahami maksudnya. Seringkali mereka menggabungkan huruf kapital dan kecil dalam tulisannya bahkan menggabungkan angka dengan huruf sehingga semakin memusingkan para pembacanya. Nike dan Artha pun mengungkapkan kekesalannya saat kesulitan membaca bahasa alay dalam SMS maupun facebook. Terkadang kalau sedang kesal langsung saja hapus SMS-nya atau remove dari friendlist, begitu jelasnya.

Dalam wawancara yang telah kami lakukan, Diana mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap bahasa alay. Menurutnya, tulisan seperti itu adalah suatu bentuk tulisan yang dipaksakan agar terlihat gaul dan keren, padahal sebenarnya terlihat kampungan alias norak. Sejalan dengan Diana, Nike pun menyatakan pendapat yang senada. Di lain pihak, Siddik berpendapat bahwa alay itu bukan sesuatu yang mengganggu dan merupakan hak asasi manusia. Jadi, sah saja bagi mereka yang ingin mengembangkan kreativitasnya selama tidak menganggu hak asasi orang lain. Berkembangnya bahasa alay dalam SMS maupun facebook, ternyata oleh sebagaian orang dianggap menimbulkan dampak yang cukup serius terutama terhadap penggunaan dan penulisan bahasa indonesia baik dan benar. Rosiana menyatakan bahwa bahasa alay dapat menimbulkan perbedaan makna. Sementara itu, Diana berpendapat bahwa bahasa alay dapat merusak tata bahasa indonesia. Hal itu mengakibatkan anak-anak alayers akan semakin jauh dari kemampuan penggunaan bahasa indonesia yang baku sesuai EYD, begitu jelas Bitha.

2. 3.

Bahasa Alay dalam Sudut Pandang Bahasa Indonesia Beragamnya pendapat masyarakat mengenai bahasa alay membuat kita

harus mengkaji lebih dalam mengenai bahasa alay tersebut. Kajian mengenai bahasa alay ini dapat diawali dengan peranan bahasa dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk berkomunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain dalam suatu masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mustakim (1994 : 2) bahwa bahasa sebagai alat komunikasi digunakan oleh anggota masyarakat untuk menjalin hubungan dengan masyarakat lain yang mempunyai kesamaan bahasa. Dengan bahasa, manusia dapat saling berhubungan dengan manusia lainnya, walaupun latar belakang sosial dan budayanya berbeda. Menurut Fasold (1984: 213-214) pergeseran dan pemertahanan bahasa merupakan hasil dari proses pemilihan bahasa dalam jangka waktu yang sangat panjang. Pergeseran bahasa menunjukkan adanya suatu bahasa yang benar-benar ditinggalkan oleh komunitas penuturnya. Hal ini berarti bahwa ketika pergeseran

bahasa terjadi, anggota suatu komunitas bahasa secara kolektif lebih memilih menggunakan bahasa baru dari pada bahasa lama yang secara tradisional biasa dipakai. Gejala-gejala yang menunjukkan terjadinya pergeseran dan pemertahanan bahasa pun dapat diamati. Misalnya, ketika ada gejala yang menunjukkan bahwa penutur suatu komunitas bahasa mulai memilih menggunakan bahasa baru dalam domain-domain tertentu yang menggantikan bahasa lama, hal ini memberikan sinyal bahwa proses pergeseran bahasa sedang berlangsung. Akan tetapi, apabila komunitas penutur bahasanya monolingual dan secara kolektif tidak

menggunakan bahasa lain, maka dengan jelas ini berarti bahwa komunitas bahasa tersebut mempertahankan pola penggunaan bahasanya. (Sumber:

http://andriew.blogspot.com ) Kalangan pendidik hendaknya tidak perlu gelisah berlebihan karena menganggap perkembangan bahasa alay dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Bahasa alay yang digunakan merupakan salah satu ragam bahasa non formal. Penggunaan bahasa alay dalam ragam nonformal seperti dalam jejaring sosial adalah hal yang wajar, namun tidak tepat jika bahasa alay digunakan dalam ragam formal seperti pidato resmi, seminar, atau dalam tata cara surat menyurat resmi di perkantoran. Apabila bahasa alay hanya digunakan sebagai bahasa pergaulan dalam media seperti SMS dan facebook, tidak ada alasan untuk mengkhawatirkan keberadaannya. Selain itu, bahasa alay dapat memperkaya kajian para ahli linguistik yang tengah menyusun skripsi, tesis, atau disertasi. Oleh karena itu, tidak perlu mengambil langkah berlebihan dalam melindungi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia justru akan teruji dan berkembang sesuai zaman dengan adanya berbagai variasi bahasa di sekitarnya. Keberadaan bahasa alay tidak perlu dipermasalahkan sebagai sebuah ancaman terhadap eksistensi bahasa Indonesia, hal itu dikarenakan bahasa alay akan mengalami masa pasang-surut sebagaimana bahasa gaul lainnya. Selain itu setiap generasi memiliki selera dan dinamikanya tersendiri. Mungkin saja generasi

saat ini menggunakan bahasa alay sebagai media untuk mengekspresikan rasa kebersamaan mereka. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa alay itu digunakan ketika dalam situasi nonformal dan pada komunitas tertentu saja. Kita tidak perlu terlalu khawatir bahasa alay akan menggantikan bahasa Indonesia. Namun jika terjadi penyimpangan, seperti penggunaan bahasa alay dalam ragam formal (karya tulis, artikel), maka bahasa alay perlu dikaji dan ditelaah ulang bahkan diberantas jika perlu.

BAB III SIMPULAN

3. 1.

Simpulan Bahasa alay adalah satu fenomena unik yang marak di masa kini.

Penggunaannya cukup beragam, mulai dari anak-anak sekolah dasar hingga ibubapak kantoran. Namun, biasanya kaum remaja lebih menggandrungi. Pandangan masyarakat mengenai bahasa alay ini cukup beragam. Sebagian kalangan berpendapat bahwa bahasa alay dalam SMS dan facebook megganggu ketentraman khususnya pancaindra penglihatan. Alasan lain karena sulit untuk menerjemahkan bahasa alay. Sebagian lagi masih memuji bahwa bahasa alay adalah salah satu bentuk kekreatifan. Namun ada pula yang memilih bersikap netral. Kalangan netral ini menganggap bahwa sah saja setiap orang menggunakan bahasa apapun termasuk bahasa alay dalam SMS dan facebook, tentu saja selama tidak mengganggu hak asasi orang lain. Beragamnya pendapat masyarakat memacu kita untuk mengkaji lebih dalam mengenai bahasa alay dalam SMS dan facebook. Dalam bahasa Indonesia, bahasa alay termasuk dalam ragam nonformal. Tempat pemakaiannya pun dalam lingkungan nonformal seperti dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa alay pun tidak digunakan dalam ragam formal seperti karya tulis. Oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir berlebihan bahwa bahasa alay akan mengancam eksistensi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Positifnya, ahli-ahli linguistik mempunyai lebih banyak bahan kajian untuk skripsi, tesis, atau disertasi.

3. 2.

Saran Keberadaan bahasa alay memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun,

alangkah lebih baik jika kita melakukan upaya pemberantasan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam penggunaan bahasa alay tersebut. Ada beberapa komunitas yang sengaja dibentuk untuk memberantas penggunaan bahasa alay dalam SMS dan facebook. Lahirnya komunitas ini

biasanya didasari oleh ketidaksukaan terhadap pengguanaan bahasa alay. 10

11

Meskipun ada beberapa oknum yang menjadikan komunitas tersebut sebagai ajang caci maki terhadap pengguna bahasa alay. Namun, ada pula komunitas yang jelas keberadaannya dan memberikan solusi terhadap pemberantasan penggunaan bahasa alay, misalnya, Komunitas Anti Alay dan PASUKAN PEMBERANTAS ALAY-SAY NO TO ALAY. Kami pun ingin ikut berpartisipasi dalam upaya pemberantasan penggunaan bahasa alay. Adapun saran-saran yang kami berikan bagi para pengguna bahasa alay di antaranya: 1. Pelajari kosakata bahasa Indonesia dengan baik dan benar Banyak pengguna bahasa alay sering menyalahgunakan penggunaan bahasa Indonesia dengan mengubah kata-katanya menjadi terlalu singkat atau mengombinasi huruf kapital dan kecil yang tidak beraturan. Dengan mempelajari kosakata bahasa Indonesia dengan baik dan bear dapat menghindari penyalahgunaan tersebut. 2. Kurangi aktivitas di media sosial Media sosial seperti SMS dan facebook selain memiliki manfaat positif juga memiliki sisi negatif. Pemanfaatan media sosial untuk aktivitas yang kurang penting sebaiknya dihindari karena akan menyita waktu dengan hal yang tidak bermanfaat. 3. Perbanyak membaca buku Dengan membaca buku yang bermutu kita dapat mempelajari cara penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 4. Mengurangi intensitas bergaul dengan komunitas alay Lingkungan dapat mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Banyak bergaul dengan komunitas alay dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku layaknya pengguna bahasa alay.

DAFTAR PUSTAKA

Andri. (Tanpa Tahun). Tinjauan Sosiolinguistik Bahasa Alay. [Online]. Tersedia:http://andriew.blogspot.com/2011/02/tinjauan-sosiolinguistikbahasa-alay.html (21 Maret 2012) Rosyid, Bagus. (2011). Fenomena Alay. [Online]. (21

Tersedia:http://bagusrosyid.wordpress.com/category/fenomena-alay/ Maret 2012) Sumarlam. (2003).

Bahasa alay merusak bahasa Indonesia. [Online].

Tersedia:http://aaknasional.wordpress.com/2012/01/28/bahasa-alay-merusakbahasa-indonesia/ (21 Maret 2012) Tim redaksi. (2011). Gaya Jijay Generasi Awal. [Online].

Tersedia:http://driseonline.com/bukamata/444-gaya-jijay-generasi-alay.html (21 Maret 2012) Ariwibowo, Ariz. Dampak Buruk Bahasa Alay Terhadap Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:http://ariz-ariwibowo.blogspot.com/2011/02/dampak-

buruk-bahasa-alay-terhadap_23.html (21 Maret 2012)

12

Anda mungkin juga menyukai