Anda di halaman 1dari 17

FISIOLOGI DAN PATOLOGI CAIRAN AMNION

I. PENDAHULUAN Pada kehamilan normal, cairan amnion memberikan ruang bagi janin untuk tumbuh, bergerak, dan berkembang. Tanpa cairan amnion, uterus akan berkontraksi dan menekan janin. Jika terjadi pengurangan volume cairan amnion pada awal kehamilan, janin akan mengalami berbagai kelainan seperti gangguan perkembangan anggota gerak, cacat dinding perut, dan sindroma Potter , suatu sindrom dengan gambaran wajah berupa kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang. Pada pertengahan usia kehamilan, cairan amnion menjadi sangat penting bagi perkembangan paru janin. Tidak cukupnya cairan amnion pada pertengahan usia kehamilan akan menyebabkan terjadinya hipoplasia paru yang dapat menyebabkan kematian. Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin, cairan ini mengandung agen-agen anti bakteria dan bekerja menghambat pertumbuhan bakteri yang memiliki potensi patogen. .Selama proses persalinan dan kelahiran cairan amnion terus bertindak sebagai medium protektif pada janin untuk memantau dilatasi servik. Selain itu cairan amnion juga berperan sebagai sarana komunikasi antara janin dan ibu. ematangan dan kesiapan janin untuk lahir dapat diketahui dari hormon urin janin yang diekskresikan ke dalam cairan amnion. !airan amnion juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat adanya kelainan-kelainan pada proses pertumbuhan dan perkembangan janin dengan melakukan kultur sel. Jadi cairan amnion memegang peranan yang cukup penting dalam proses kehamilan dan persalinan. II. FISIOLOGI CAIRAN AMNION "mnion manusia pertama kali dapat diidentifikasi pada sekitar hari ke-# atau ke-$ perkembangan mudigah. Pada awalnya sebuah vesikel kecil yaitu amnion, berkembang menjadi sebuah kantung kecil yang menutupi permukaan dorsal mudigah. arena semakin membesar, amnion secara bertahap menekan mudigah yang sedang tumbuh, yang mengalami prolaps ke dalam rongga amnion. 1,2,3

Gambar 1. Kantung amn !n "a#a $ar %&'1( # tam"a%%an "a#a gambar )&b&*a$ % r #an # )&b&*a$ %anan m&ru"a%an %antung amn !n "a#a $ar %&'12 +ang )&*an,utn+a a%an tumbu$ m&n&%an mu# ga$ # %ut " #ar Cunn ng$am1

!airan amnion pada keadaan normal berwarna putih agak keruh karena adanya campuran partikel solid yang terkandung di dalamnya yang berasal dari lanugo, sel epitel, dan material sebasea. %olume cairan amnion pada keadaan aterm adalah sekitar $&& ml, atau antara '&& ml -()&& ml dalam keadaan normal. Pada kehamilan (& minggu rata-rata volume adalah *& ml, dan kehamilan +& minggu *&& ml, *& minggu ,&& ml. Pada kehamilan *& minggu, cairan amnion lebih mendominasi dibandingkan dengan janin sendiri. !airan amnion diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan amnion sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion. -engan bertambahnya usia kehamilan, produksi cairan amnion didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi membran. Pada kehamilan +& minggu, saat kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin mengambil alih peran tersebut dalam memproduksi cairan amnion. Pada kehamilan aterm, sekitar )&& ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan +&& ml berasal dari cairan trakea. Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi pertukaran sekitar )&& ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion. Pada kondisi dimana terdapat gangguan pada ginjal janin, seperti agenesis ginjal, akan menyebabkan oligohidramnion dan jika terdapat gangguan menelan pada janin, seperti atresia esophagus, atau anensefali, akan menyebabkan polihidramnion*. A. Fung) Ca ran Amn !n !airan amnion merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Pada awal embryogenesis, amnion merupakan perpanjangan dari matriks ekstraseluler dan di sana terjadi difusi dua arah antara janin dan cairan amnion. Pada usia kehamilan $ minggu, terbentuk uretra dan ginjal janin mulai memproduksi urin. Selanjutnya janin mulai bisa menelan. .ksresi dari urin, sistem pernafasan, sistem digestivus, tali pusat dan permukaan plasenta menjadi sumber dari cairan amnion. Telah diketahui bahwa cairan amnion berfungsi sebagai kantong pelindung di sekitar janin yang memberikan ruang bagi janin untuk bergerak, tumbuh meratakan tekanan uterus pada partus, dan mencegah trauma mekanik dan trauma termal. !airan amnion juga berperan dalam sistem imun bawaan karena memiliki peptid antimikrobial terhadap beberapa jenis bakteri dan fungi patogen tertentu. !airan amnion adalah /$0 air dan elektrolit, protein , peptide, hormon, karbohidrat, dan lipid. Pada beberapa penelitian, komponen-komponen cairan amnion ditemukan memiliki fungsi sebagai biomarker potensial bagi abnormalitas-abnormalitas dalam kehamilan. 1eberapa tahun belakangan, sejumlah protein dan peptide pada cairan amnion diketahui sebagai faktor pertumbuhan atau sitokin, dimana kadarnya akan berubah-ubah sesuai dengan usia kehamilan. !airan amnion juga diduga memiliki potensi dalam pengembangan medikasi stem cell (,+,*,' -. .!*um& Ca ran Amn !n %olume cairan amnion pada setiap minggu usia kehamilan bervariasi, secara umum volume bertambah (& ml per minggu pada minggu ke-$ usia kehamilan dan meningkat menjadi ,& ml per minggu pada usia kehamilan +( minggu, yang kemudian akan menurun secara bertahap sampai volume yang tetap setelah usia kehamilan ** minggu. 2ormal volume cairan amnion bertambah dari )& ml pada saat usia kehamilan (+ minggu sampai '&& ml pada pertengahan gestasi dan (&&&

3 ()&& ml pada saat aterm. Pada kehamilan postterm jumlah cairan amnion hanya (&& sampai +&& ml atau kurang. 1race dan 4olf menganalisa semua pengukuran yang dipublikasikan pada (+ penelitian dengan #&) pengukuran cairan amnion secara individual. %ariasi terbesar terdapat pada usia kehamilan *+-** minggu. Pada saat ini, batas normalnya adalah '&& 3 +(&& ml(,+,*,'.

Gambar 2. Gra/ % +ang m&nun,u%%an "&ruba$an 0!*um& 1a ran amn !n )&)ua #&ngan "&namba$an u) a g&)ta) # %ut " #ar G *b&rt 2 C. P&ngu%uran Ca ran Amn !n Terdapat * cara yang sering dipakai untuk mengetahui jumlah cairan amnion, dengan teknik single pocket ,dengan memakai 5ndeks !airan "mnion 65!"7, dan secara subjektif pemeriksa. Pemeriksaan dengan metode single pocket pertama kali diperkenalkan oleh 8anning dan Platt pada tahun (/$( sebagai bagian dari pemeriksaan biofisik, dimana +ccm dianggap sebagai batas minimal dan $ cm dianggap sebagai polihidramnion. 8etode single pocket telah dibandingkan dengan "95 menggunakan amniosintesis sebagai gold standar. Tiga penelitian telah menunjukkan bahwa metode pengukuran cairan ketuban dengan teknik 5ndeks !airan "mnion 65!"7 memiliki korelasi yang lemah dengan volume amnion sebenarnya 6R2 dari 0.55, 0.30 dan 0.247 dan dua dari tiga penelitian ini menunjukkan bahwa teknik single pocketmemiliki kemampuan yang lebih baik. elebihan cairan amnion seperti polihidramnion, tidak mempengaruhi fetus secara langsung, namun dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Secara garis besar, kekurangan cairan amnion dapat berefek negatif terhadap perkembangan paru-paru dan tungkai janin, dimana keduanya memerlukan cairan amnion untuk berkembang ,,#

Gambar 3. P&ngu%uran 1a ran amn !n b&r#a)ar%an &m"at %ua#ran # %ut " #ar G *b&rt2 D. D )tr bu) Ca ran Amn !n 1. Ur n 3an n Sumber utama cairan amnion adalah urin janin. :injal janin mulai memproduksi urin sebelum akhir trimester pertama, dan terus berproduksi sampai kehamilan aterm. 4ladimirof dan !ampbell mengukur volume produksi urin janin secara * dimensi setiap () menit sekali, dan melaporkan bahwa produksi urin janin adalah sekitar +*& ml ; hari sampai usia kehamilan *, minggu, yang akan meningkat sampai ,)) ml;hari pada kehamilan aterm. <abinowit= dan kawan-kawan, dengan menggunakan teknik yang sama dengan yang dilakukan 4ladimirof dan !ampbell, namun dengan cara setiap + sampai ) menit, dan menemukan volume produksi urin janin sebesar (++' ml;hari. Pada tabel menunjukkan rata-rata volume produksi urin per hari yang didapatkan dari beberapa penelitian. Jadi, produksi urin janin rata-rata adalah sekitar (&&&-(+&& ml; hari pada kehamilan aterm.1,2,3,2,4,5 2. Ca ran Paru !airan paru janin memiliki peran yang penting dalam pembentukan cairan amnion. Pada penelitian dengan menggunakan domba, didapatkan bahwa paru-paru janin memproduksi cairan sampai sekitar '&& ml;hari, dimana )&0 dari produksi tersebut ditelan kembali dan )&0 lagi dikeluarkan melalui mulut. 8eskipun pengukuran secara langsung ke manusia tidak pernah dilakukan, namun data ini memiliki nilai yang representratif bagi manusia. Pada kehamilan normal, janin bernafas dengan gerakan inspirasi dan ekspirasi, atau gerakan masuk dan keluar melalui trakea, paru-paru dan mulut. Jadi jelas bahwa paru-paru janin juga berperan dalam pembentukan cairan amnion. 1,2,3,2,4,5 3. G&ra%an m&n&*an Pada manusia, janin menelan pada awal usia kehamilan. Pada janin domba, proses menelan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia kehamilan. Sherman dan teman-teman melaporkan bahwa janin domba menelan secara bertahap dengan volume sekitar (&&-*&& ml;kg;hari. 1anyak teknik berbeda yang dicoba untuk mengukurrata-rata volume cairan amnion yang ditelan dengan menggunakan hewan, namun pada manusia, pengukuranyang tepat sangat sulit untuk dilakukan. Pritchard meneliti proses menelan pada janin dengan menginjeksi kromium aktif pada kompartemen

amniotik, dan menemukan rata-rata menelan janin adalah #+ sampai +,+ ml;kg;hari. (,+,',),#,$ "bramovich menginjeksi emas koloidal pada kompartemen amniotik dan menemukan bahwa volume menelan janin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Penelitian seperti ini tidak dapat lagi dilakukan pada masa sekarang ini karena faktor etik, namun dari penelitian di atas jelas bahwa kemampuan janin menelan tidak menghilangkan seluruh volume cairan amnion dari produksi urin dan paru-paru janin, karena itu, harus ada mekanisme serupa dalam mengurangi volume cairan amnion. 1,2,2,4,5

Gambar 6. D )tr bu) 1a ran amn !n "a#a %&$am *an D %ut " #ar G *b&rt2 6. Ab)!r") Intram&mbran Satu penghalang utama dalam memahami regulasi cairan amnion adalah ketidaksesuaian antara produksi cairan amnion oleh ginjal dan paru janin, dengan konsumsinya oleh proses menelan. Jika dihitung selisih antara produksi dan konsumsi cairan amnion, didapatkan selisih sekitar )&&-#)& ml;hari, yang tentu saja ini akan menyebabkan polihidramnion. 2amun setelah dilakukan beberapa penelitian, akhirnya terjawab, bahwa sekitar +&&-)&& ml cairan amnion diabsorpsi melalui intramembran. :ambar menunjukkan distribusi cairan amnion pada fetus. -engan ditemukan adanya absorbsi intramembran ini, tampak jelas bahwa terdapat keseimbangan yang nyata antara produksi dan konsumsi cairan amnion pada kehamilan normal. 2 E. Kan#ungan Ca ran Amn !n Pada awal kehamilan, cairan amnion adalah suatu ultrafiltrat plasma ibu. Pada awal trimester kedua, cairan ini terdiri dari cairan ekstrasel yang berdifusi melalui kulit janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin. 2amun setelah +& minggu, kornifikasi kulit janin menghambat difusi ini dan cairan amnion terutama terdiri dari urin janin. >rin janin mengandung lebih banyak urea, kreatinin, dan asam urat dibandingkan plasma. Selain itu juga mengandung sel janin yang mengalami deskuamasi, verniks, lanugo dan berbagai sekresi. arena =at-=at ini bersifat hipotonik, maka seiring bertambahnya usia gestasi, osmolalitas cairan amnion berkurang. !airan paru memberi kontribusi kecil terhadap volume amnion secara keseluruhandan cairan yang tersaring melalui plasenta berperan membentuk sisanya. /$0 cairan amnion adalah air dan sisanya adalah elektrolit, protein, peptid, karbohidrat, lipid, dan hormon.*,#,$ Terdapat sekitar *$ komponen biokimia dalam cairan amnion, di antaranya adalah protein total, albumin, globulin, alkalin aminotransferase, aspartat

aminotransferase, alkalinfosfatase, ?-transpeptidase, kolinesterase, kreatinin kinase, isoen=im keratin kinase, dehidrogenase laktat, dehidrogenase hidroksibutirat, amilase, glukosa, kolesterol, trigliserida, High Density Lipoprotein (HDL , lo!"density lipoprotein (LDL , #ery"lo!"density lipoprotein ($LDL , apoprotein "( dan 1, lipoprotein, bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek, sodium, potassium, klorid, kalsium, fosfat, magnesium, bikarbonat, urea, kreatinin, anion gap , urea, dan osmolalitas. 3,4,5 9aktor pertumbuhan epidermis 6epidermal growth factor, .:97 dan factor pertumbuhan mirip .:9, misalnyatrans%orming gro!th %actor"&, terdapat di cairan amnion. 5ngesti cairan amnion ke dalam paru dan saluran cerna mungkin meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi jaringan-jaringan ini melalui gerakan inspirasi dan menelan cairan amnion.(-# 1eberapa penanda (t'mor marker juga terdapat di cairan amnion termasuk @-fetoprotein 6"9P7, antigen karsinoembrionik 6!."7, feritin, antigen kanker (+) 6!"(+)7, dan (// 6!"-(//7. 1,2,3,2,4 1. ALFA FE7O PRO7EIN 8AFP9 8erupakan suatu glikoprotein yang disintesa yolk sac janin pada awal kehamilan onsentrasinya dalam cairan amnion meningkat sampai kehamilan (* minggu dan kemudian akan berkurang. Jika kadar "9P ini meningkat dan diiringi dengan peningkatan kadar asetil kolin esterase menunjukan adanya kelainan jaringan syaraf seperti ne'ral t'be de%ect atau defek janin lainnya. Jika peningkatan kadar "9P tidak diiringi dengan peningkatan kadar asetilkolinesterase menunjukan adanya kemungkinan etiologi lain atau adanya kontaminasi dari darah janin. 1 2. L&) t n : S/ ng!m &* n Aesitin ( dipalmitoyl phosphatidycholine merupakan suatu unsur yang penting dalam formasi dan stabilisasi dari lapisan surfaktan yang mempertahankan alveolar dari kolaps dan respiratori distress, sebelum minggu ke *' kadar lesitin dan sfingomielin dalam cairan amnion sama konsentrasinya. Setelah minggu ke *' konsentrasi lesitin terhadap sfingomielin relatifmeningkat . Jika konsentrasi lesitin dalam cairan amnion lebih dari dua kali kadar sfingomielin 6 A;S <atio 7, menunjukan resiko terjadinya gawat nafas pada janin sangat rendah. Tetapi jika perbandingan kadar lesitinsfingomielin kecil dari dua resiko terjadinya gawat nafas pada janin meningkat. arena lesitin dansfingomielin juga ditemukan pada darah dan mekonium, kontaminasi oleh kedua substansi tersebut dapat membiaskan hasil. Selama kehamilan sejumlah agen bioaktif bertumpuk di cairan amnion, kompartemen cairan amnion merupakan suatu tempat penyimpanan yang luar biasa yang khususnya bermanfaat dalam kehamilan dan persalinan. 1anyaknya agen bioaktif yang terakumulasi dalam cairan amnion selama kehamilan merupakan suatu hal yang tipikal dari inflamasi jaringan. Suatu hal yang unik dari agen agen bioaktif ini adalah bersifat uterotonik seperti P:. + , P:9+ , P"9 dan endothelin-(, produk-produk ini dapat dilihat pada vagina dan cairan amnion setelah proses persalinan dimulai. "gen-agen inflamasi ini penting peranannya dalam proses dilatasi servik. (,,,$,/ 3. S t!% n 8akrofag terdapat dalam cairan amnion dalam jumlah yang kecil sebelum proses persalinan, sebenarnya leukosit tidak dapat melakukan penetrasi normal melalui

membran janin baik secara in vivo atau in vitro, tetapi dengan adanya inflamasi dari desidua pada partus preterm, leukosit ibu akan diambil menuju cairan amnion, fenomena juga pada partus yang aterm, aktivasi leukosit diakselerasi oleh inflamasi dan memungkinkan melewati membran janin. 1,;,5 6. Int&r*&u% n '1< 5nterleukin -(B merupakan sitokin primer, yang diproduksi secara cepat sebagai respon dari infeksi dan perubahan imunologi dan 5nterleukin -(B akan merangsang sitokin lain dan mediator inflamasi lainnya. 5nterleukin -(B secara normal tidak terdeteksi sebelum proses persalinan, 5nterleukin -(B baru akan muncul pada cairan amnion pada persalinan yangpreterm atau sebagai reaksi dari infeksi pada cairan amnion. Pada kehamilan aterm, seperti prostaglandin,5nterleukin -(B diproduksi pada desidua setelah induksi persalinan atau dilatasi servik, yang kemudian akan didistribusikan pada cairan amnion dan vagina. Sitokin lainnya yang terdapat dalam cairan amnion adalah 5nterleukin -, atau 5nterleukin 3 $. 1,;,5 2. Pr!)tag*an# n Prostaglandin terutama P:.+ juga P:9+@ di dapatkan pada cairan amnion pada semua tahap persalinan . Sebelum proses persalinan dimulai prostanoid dalam cairan amnion dihasilkan dari ekskresi urine janin dan mungkin juga oleh kulit , paru-paru dan tali pusat. Seiring dengan pertumbuhan janin , kadar prostaglandin dalam cairan amnion meningkat secara bertahap. 4alaupun demikian tidak ada pertambahan kadar prostaglandin yang dapat dihubungkan atau diinterprestasikan sebagai pertanda pre partus.9aktanya jumlah total kadar prostaglandin dalam cairan amnion pada saat kehamilan cukup bulan sebelum persalinan dimulai sangat kecil 6sekitar (Cg7 , karena waktu paruh prostaglandin dalam cairan amnion sangat lama yaitu , 3 (+ jam jumlah dari prostaglandin yang memasuki cairan amnion sangat kecil. Dubungan antara peningkatan kadar prostaglandin dalam cairan amnion dan inisiasi dari persalinan menjadi suatu tanda tanya selama lebih *& tahun terakhir. 1,;,5 III. PA7OLOGI CAIRAN AMNION Pada keadaan normal, volume cairan amnion meningkat menjadi ( liter atau lebih sedikit pada gestasi *, minggu, tapi kemudian berkurang. Secara kasar, cairan amnion yang lebih dari +&&& ml dianggap berlebihan dan disebut hidramnion, dan kadang-kadang disebut polihidramnion. Pada kasus yang jarang, uterus mungkin mengandung cairan dalam jumlah yang sangat besar. Pada sebagian besar kasus, yang terjadi adalah hidramnion kronik, yaitu peningkatan cairan berlebihan secara bertahap. Pada hidramnion akut, uterus mungkin mengalami peregangan mencolok dalam beberapa hari. %olume cairan amnion yang kurang dari +&& ml disebut oligohidramnion. 1,6,2 A. H #ramn !n Didramnion dijumpai pada sekitar ( persen dari semua kehamilan. Sebagian besar penelitian klinis mendefinisikan hidramnion sebagai cairan amnion yang lebih besar dari +) cm. -engan menggunakan indeks +) cm atau lebih, 1iggio dan kawan kawan di >niversity of "labama melaporkan insidensi ( persen dari hampir *,.')& kehamilan.

-alam suatu penelitian terdahulu oleh Dill dan kawan kawan dari 8ayo !linic,lebih dari /&&& pasien prenatal menjalani evaluasi ultrasonografi rutin menjelang awal trimester ketiga. 5nsidensi hidramnion adalah &,/ persen. Didramnion ringan 6didefinisikan sebagai kantung yang berukuran vertikal $-(( cm7 terdapat pada $& persen kasus dengan cairan berlebihan. Didramnion sedang 6didefinisikan sebagai kantung yang hanya mengandung bagian bagian kecil dan berukuran kedalaman (+-() cm7 dijumpai pada () persen. Danya ) persen yang mengalami hidramnion berat 6yang didefinisikan sebagai adanya janin mengambang bebas dalam kantung cairan yang berukuran (, cm atau lebih7. 4alaupun dua pertiga dari semua kasus bersifat idiopatik, sepertiga lainnya terjadi pada anomali janin, diabetes ibu atau gestasi multi janin. 6,2 1. Et !*!g H #ramn !n -erajat hidramnion serta prognosisnya berkaitan dengan penyebabnya. 1anyak laporan yang mengalami bias signifikan karena berasal dari dari pengamatan terhadap wanita yang yang dirujuk untuk menjalani pemeriksaan ultrasonografi terarah. Penelitian-penelitian lainnya berbasis populasi, tetapi mungkin masih belum mencerminkan insidensi yang sebenarnya kecuali apabila dilakukan penapisan ultrasonografi secara universal. 1agaimanapun, hidramnion yang jelas patologis sering berkaitan dengan malformasi janin, terutama susunan saraf pusat atau saluran cerna. Sebagai contoh, hidramnion terdapat pada sekitar separuh kasus anensefalus dan atresia esophagus. -alam penelitian oleh Dill dan kawankawan 6(/$#7 terhadap pasien-pasien prenatal nonrujukan di 8ayo !linic, kausa hidramnion ringan teridentifikasi hanya pada sekitar () persen kasus. Sebaliknya pada peningkatan volume cairan amnion derajat sedang atau berat, kausa teridentifikasi pada lebih dari /& persen kasus. Secara spesifik, pada hampir separuh kasus hidramnion sedang dan berat, ditemukan adanya anomali janin. 2amun , hal yang sebaliknya tidak berlaku, dan dalam(panish )ollaborati#e (t'dy o% )ongenital *al%ormations (+)+*) terhadap lebih dari +#&&& janin dengan anomali, hanya *,# persen yang mengalami hidramnion. Tiga persen lainnya mengalami oligohidramnion.1,6,2 7ab&* 1. -&b&ra"a %&a#aan +ang #a"at m&n+&bab%an $ #ramn !n. Fa%t!r ,an n Fa%t!r bu An!ma* %!ng&n ta* D ab&t&) ta% t&r%!ntr!* - Ebstruksi gastrointestinal I# !"at % - "bnormalitas sistem saraf pusat - Digroma kistik - Didrops non imun - "neuploidi S n#r!ma # )tr!/ mu)%u*ar # %ut " #ar Cunn ng$am1 Gambar 4. H #ramn !n t ng%at *an,ut # %ut " #ar 1 -amato dan kawan-kawan melaporkan hasil pemeriksaan lebih dari (&) wanita yang dirujuk untuk evaluasi kelebihan cairan amnion. -engan menggunakan definisi-definis serupa yang dijelaskan oleh Dill dan kawan-kawan, para peneliti ini mengamati bahwa hampir ,) persen dari (&) kehamilan ternyata abnormal. Terdapat '# janin tunggal dengan satu anomali atau lebihF saluran cerna 6()7, hidrops non imun6(+7, susunan saraf pusat 6(+7, toraks 6/7, tulang rangka 6$7, kromosom 6#7, dan jantung 6'7. -ari (/ kehamilan kembar, hanya dua yang normal. -ua belas dari (# sisanya memperlihatkan transfusi antar kembar. 6,2

-engan menggunakan indeks cairan amnion yang lebih dari +) cm sebagai patokan hidramnion, sebagian besar studi menunjukkan bahwa mortalitas perinatal meningkat secara bermakna. -alam suatu laporan oleh !arlson dan kawan-kawan, mengenai '/ wanita dengan indeks +' cm atau lebih, ++ 6'' persen7 mengalami malformasi janin dan enam dari mereka juga mengalami aneuploidi. Terjadi (' kematian perinatal di antara ke-'/ wanita tersebut. 1rady dan kawan-kawan menggunakan indeks +) cm atau lebih pada )&&& wanita non rujukan dan menemukan hidramnion tanpa kausa atau idiopatik pada (+) kasus. 8ereka menemukan dua janin dengan trisomi ($ dan dua dengan trisomi +(. Panting- emp dan kawan-kawan mendapatkan bahwa hidramnion idiopatik tidak disertai dengan peningkatan hasil yang merugikan selain seksio seksaria. ;,= 2. Pat!g&n&) ) H #ramn !n Pada awal kehamilan, rongga amnion terisi oleh cairan yang komposisinya sangat mirip dengan cairan ektrasel. Selama paruhpertama kehamilan, pemindahan air dan molekul kecil lainnya berlangsung tidak saja melalui amnion, tapi juga menembus kulit janin. Selama trimester kedua, janin mulai berkemih, menelan dan menghirup cairan amnion. Dampir pasti proses ini secara bermakna mengatur pengendalian volume cairan amnion. arena dalam keadaan normal janin menelan cairan amnion, diperkirakan bahwa mekanisme ini adalah salah satu cara pengaturan volume cairan amnion. Teori ini dibenarkan dengan kenyataan bahwa hidramnion hampir selalu terjadi bila janin tidak dapat menelan, seperti pada kasus atresia esofagus. Proses menelan ini jelas bukan satu-satunya mekanisme untuk mencegah hidramnion. Pritchard dan "bramovich mengukur hal ini dan menemukan bahwa pada beberapa kasus hidramnion berat, janin menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. (,),,,/ Pada kasus anesefalus dan spina bifida, faktor etiologinya mungkin adalah meningkatnya transudasi cairan dari meningen yang terpajan ke dalam rongga amnion. Penjelasan lain yang mungkin pasca anensefalus, apabila tidak terjadi gangguan menelan, adalah peningkatan berkemih akibat stimulasi pusat-pusat di serebrospinal yang tidak terlindung atau berkurangnya efek antidiuretik akibat gangguan sekresi arginin vasopressin. Dal sebaliknya telah jelas dibuktikan bahwa kelainan janin yang menyebabkan anuria hampir selalu menyebabkan oligohidramnion.),,,/ Pada hidramnion yang terjadi pada kehamilan kembar mono=igot, diajukan hipotesis bahwa salah satu janin merampas sebagian besar sirkulasi bersama dan mengalami hipertropi jantung, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan luaran urin pada masa neonates dini, yang mengisyaratkan bahwa hidramnion disebabkan oleh meningkatnya produksi urin janin. Didramnion yang sering terjadi pada diabetes ibu selama trimester ketiga masih belum dapat diterangkan. Salah satu penjelasannya adalah bahwa hiperglikemia janin yang menimbulkan diuresis osmotik. 1ar Dava dan kawan kawan 6(//'7 membuktikan bahwa volume air ketuban trimester ketiga pada *// diabetes gestasional mencerminkan status glikemik terakhir. Gasuhi dan kawan kawan 6(//'7 melaporkan peningkatan produksi urin janin pada wanita diabetik yang puasa dibandingkan dengan kontrol nondiabetik. Gang menarik, produksi urin janin meningkat pada wanita nondiabetik setelah makan, tetapi hal ini tidak dijumpai pada wanita diabetes.(,),,,/,(& 3. G&,a*a K* n ) :ejala utama yang meyertai hidramnion terjadi semata-mata karena faktor mekanis dan terutama disebabkan oleh tekanan di dalam sekitar uterus yang mengalami

overdistensi terhadap organ-organ di dekatnya. "pabila peregangannya berlebihan, ibu dapat mengalami dispnea dan pada kasus ekstrim, mungkin hanya dapat bernafas bila dalam posisi tegak. Sering terjadi edema akibat penekanan sistem vena besar oleh uterus yang sangat besar, terutama di ekstremitas bawah, vulva, dan dinding abdomen. 4alaupun jarang, dapat terjadi oligouria berat akibat obstruksi ureter oleh uterus yang sangat besar. Pada hidramnion kronik, penimbunan cairan berlangsung secara bertahap dan wanita yang bersangkutan mungkin mentoleransi distensi abdomen yang berlebihan tanpa banyak mengalami rasa tidak nyaman. 2amun pada hidramnion akut, distensi abdomen dapat menyebabkan gangguan yang cukup serius dan mengancam. Didramnion akut cenderung muncul pada kehamilan dini dibandingkan dengan bentuk kronik dan dapat dengan cepat memperbesar uterus. Didramnion akut biasanya akan menyebabkan persalinan sebelum usia gestasi +$ minggu, atau gejala dapat menjadi demikian parah sehingga harus dilakukan intervensi. Pada sebagian besar kasus hidramnion kronik, tekanan cairan amnion tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan pada kehamilan normal. :ejala klinis utama pada hidramnion adalah pembesaran uterus disertai kesulitan dalam meraba bagian-bagian kecil janin dan mendengar denyut jantung janin. Pada kasus berat, dinding uterus sangat tegang.8embedakan antara hidramnion, asites, atau kista ovarium yang besar biasanya mudah dilakukan dengan evaluasi ultrasonografi. !airan amnion dalam jumlah besar hampir selalu mudah diketahui sebagai ruang bebas-echo yang sangat besar di antara janin dan dinding uterus atau plasenta. adang mungkin ditemui kelainan janin misalnya anensefalus atau defek tabung syaraf lain, atau anomali saluran cerna. (,),,,/,(& Penyulit tersering pada ibu yang disebabkan oleh hidramnion adalah solusio plasenta, disfungsi uterus dan perdarahan pasca persalinan. Pemisahan dini plasenta yang luas kadang-kadang terjadi setelah air ketuban keluar dalam jumlah yang besarkarena berkurangnya luas permukaan uterus di bawah plasenta. -isfungsi uterus dan perdarahan pasca persalinan terjadi akibat atonia uteri karena overdistensi. 1. P&nata*a%)anaan H #ramn !n Didramnion derajat ringan jarang memerlukan terapi. 1ahkan yang derajat sedang dengan sedikit gangguan juga dapat ditangani tanpa intervensi sampai terjadi persalinan atau sampai selaput ketuban pecah spontan. Tirah baring jarang berpengaruh pada pasien hidramnion, dan pemberian diuretika serta pembatasan air dan garam juga biasanya kurang efektif. 1aru-baru ini dilakukan terapi indometasin untuk hidramnion simtomatik. Amn !)&nt&) ) Tujuannya adalah untuk meredakan penderitaan ibu, dan cukup efektif untuk tujuan ini. 2amun amniosentesis kadang memicu persalinan walaupun hanya sebagian kecil cairan yang dikeluarkan. .lliot dan kawan-kawan 6(//'7 melaporkan hasil-hasil dari +&& amniosentesis pada /' wanita dengan hidramnion. ausa umum adalah transfusi antar kembar 6*$ 07, idiopatik 6+, 07, anomali janin 6(# 07 dan diabetes 6(+07.(,(( !ara melakukan amniosentesis adalah dengan memasukkan sebuah kateter plastikyang menutupi secara erat sebuah jarum ukuran ($ melalui dinding abdomen yang telah dianestesi lokal ke dalam kantung amnion. Jarum ditarik dan set infus intravena disambungkan ke kateter. >jung selang yang berlawanan diturunkan ke dalam sebuah silinder berskala yang diletakkan setinggi lantai dan kecepatan aliran air ketuban dikendalikan dengan klem putar sehingga dikeluarkan

sekitar )&& ml;jam. Setelah sekitar ()&&-+&&& ml dikeluarkan, ukuran uterus biasanya cukup berkurang sehingga kateter dapat dikeluarkan. -engan menggunakan teknik aseptik ketat, tindakan ini dapat diulang sesuai kebutuhan agar wanita yang bersangkutan merasa nyaman. .lliott dan kawan-kawan 6(//'7 menggunakan penghisap di dinding dan mengeluarkan (&&& ml dalam +& menit 6)& ml;menit7.(,(( 7&ra" In#!m&)ta) n -alam ulasan terhadap beberapa penelitian, ramer dan kawan-kawan 6(//'7 menyimpulkan bahwa indometasin mengganggu produksi cairan paru atau meningkatkan penyerapannya, mengurangi produksi urin janin, dan meningkatkan perpindahan cairan melalui selaput janin. -osis yang digunakan oleh sebagian besar peneliti berkisar dari (,) 3 * mg;kg;hari. !abrol dan kawan-kawan 6(/$#7 mengobati $ wanita dengan hidramnion idiopatik sejak usia gestasi +'-*) minggu dengan indometasin selama +-(( minggu . (,)-# Didramnion, yang didefinisikan sebagai minimal ( kantung cairan ukuran $cm, membaik pada semua kasus. Tidak terjadi efek samping serius dan hasil semua kasus baik. irshon dan kawan-kawan 6(//&7 mengobati $ wanita 6* kembar7 dengan hidramnion dari minggu ke +( sampai ke *). Pada seluruh wanita ini, dilakukan + amniosintesis terapeutik sebelum indometasin diberikan. -ari (( janin, * kasus lahir mati berkaitan dengan sindrom transfusi antar kembar dan satu neonates meninggal pada usia * bulan, # bayi sisanya normal. (,)-# 8amopoulus dan kawan-kawan 6(//&7 mengobati () wanita, (( mengidap diabetes yang mengalami hidramnion pada gestasi +) 3 *+ minggu. 8ereka diberi indometasin dan volume cairan amnion pada semua wanita ini berkurang, dari ratarata (&,# cm pada gestasi +# minggu menjadi ),/ cm setelah terapi. Dasil akhir pada seluruh neonatus baik. ekhawatiran utama pada penggunaan indometasin adalah kemungkinan penutupan duktus arteriosus janin. 8oise dan kawan-kawan 6(/$$7 melaporkan bahwa )&0 dari (' janin yang ibunya mendapat indometasin mengalami konstriksi duktus seperti dideteksi oleh ultrasonografi -oppler. Studi 3 studi yang dijelaskan sebelumnya tidak menemukan adanya konstriksi menetap dan penyulit ini juga belum pernah dijelaskan dalam studi-studi yang memberikan indometasin untuk tokolitik. (,)-#,(( A. OLIGOHIDRAMNION Pada kasus-kasus yang jarang, volume air ketuban dapat turun di bawah batas normal dan kadang-kadang menyusut hingga hanya beberapa ml cairan kental. Penyebab keadaan ini belum sepenuhnya dipahami. Secara umum, oligohidramnion yang timbul pada awal kehamilan jarang dijumpai dan sering memiliki prognosis buruk. 8arks dan -ivon 6(//+7 menemukan oligohidramnion pada (+0 dari )(( kehamilan usia '( minggu atau lebih pada (+( wanita yang diteliti secara longitudinal terjadi penurunan rata-rata 5!" sebesar +)0 perminggu setelah '( minggu. "kibat berkurangnya cairan, risiko kompresi tali pusat, dan pada gilirannya gawat janin, meningkat pada semua persalinan, terutama pada persalinan post term.),(* ebocoran kronik suatu defek di selaput ketuban dapat mengurangi volume cairan dalam jumlah bermakna, tetapi seringkali kemudian segera terjadi persalinan. Pajanan ke inhibitor en=im pengubah-angiotensin 6"!. 57 dilaporkan berkaitan dengan oligohidramnion Sebanyak () sampai +) 0 kasus berkaitan dengan anomali janin. Pryde dan kawan-kawan 6+&&&7 mampu memvisualisasikan

struktur-struktur janin pada hanya separuh dari wanita yang dirujuk untuk evaluasi ultrasonografi terhadap oligohidramnion mid trimester. 8ereka melakukan amnioinfusi dan kemudian mampu melihat ## 0 dari struktur-struktur yang dicitrakan secara rutin. 5dentifikasi anomali terkait meningkat dari (+ menjadi *( 0. (,)-# 7ab&* 2. -&b&ra"a %&a#aan +ang #a"at m&n+&bab%an !* g!$ #ramn !n Fa%t!r 3an n Fa%t!r Ibu - "genesis ginjal - Penyakit hipertensi - >ropati obstruksi - 5nsufisiensi utero-plasenta - Pecah selaput ketuban - Sindrom antifosfolipid - ehamilan lewat waktu - -ehidrasi-hipovolemi 2 # %ut " #ar G *b&rt Dasil luaran janin pada oligohidramnion di kehamilan usia dini adalah buruk. Shenker dan kawan-kawan 6(//(7 melaporkan $& kehamilan semacam itu dan hanya separuh dari janin-janin ini yang selamat. 8ercer dan 1rown 6(/$,7 melaporkan *' kehamilan mid trimester yang mengalami penyulit oligohidramnion dan didiagnosis secara ultrasonografis berdasarkan tidak adanya kantung cairan amnion yang besamya lebih dari ( cm di semua bidang vertikal. Sembilan 6+, persen7 dari janin-janin ini mengalami anomali, dan (& dari +) yang secara fenotipe normal mengalami abortus spontan atau lahir mati karena hipertensi ibu yang parah, hambatan pertumbuhan janin, atau solusio plasenta. -ari (' bayi lahir hidup, delapan lahir preterm dan tujuh meninggal. .nam bayi yang lahir aterm tumbuh normal. :armel dan kawan-kawan 6(//#7 mengamati bahwa oligohidramnion sebelum minggu ke-*# pada janin yang tumbuh sesuai masa kehamilannya memperlihatkan peningkatan angka kelahiran preterm sebesar tiga kali lipat, tetapi tidak untuk hambatan pertumbuhan atau kematian janin. 2ewbould dan kawan-kawan6(//'7 melaporkan temuan otopsi pada $/ bayi dengan sekuensi oligohidramnion. Danya *0 yang memiliki saluran ginjal normalH *' 0 menderita agenesis ginjal bilateralH *' 0 displasia kistik bilateralH / 0 agenesis unilateral dengan displasiaH dan (& 0 kelainan saluran kemih minor. 1ayi yang tadinya normal dapat mengalami akibat dari oligohidramnion awitan dini yang parah. Perlekatan antara amnion dan bagian-bagian janin dapat menyebabkan kecacatan serius termasuk amputasi. Selain,itu, akibat tekanan dari semua sisi, penampakan janin menjadi aneh, dan kelainan otot-rangka, misalnya kaki gada 6cl'b%oot7 sering terjadi. 5nsidensi hipoplasia paru saat lahir tidak banyak berubah dan berkisar dari (,( sampai (,' per (&&& bayi. "pabila cairan amnion sedikit, sering terjadi hipoplasia paru. 4inn dan kawan-kawan 6+&&&7 melakukan suatu studi kohort prospektif pada (,* kasus oligohidramnion yang terjadi pada selaput ketuban pecah dini pada gestasi () sampai +$ minggu. Dampir (* 0 janin mengalami hipoplasia paru. Penyulit ini lebih sering terjadi seiring dengan berkurangnya usia gestasi. ilbride dan kawan-kawan 6(//,7 mempelajari (() wanita dengan ketuban pecah dini sebelum minggu ke-+/. Terjadi tujuh kelahiran mati dan '& kematian neonatus sehingga mortalitas perinatal menjadi '&/ per (&&&. ( <isiko hipoplasia paru letal adalah +& 0. Dasil yang merugikan lebih besar kemungkinannya apabila pecah ketuban terjadi lebih dini serta durasinya melebihi (' hari. 8enurut 9oI dan 1adalian 6(//'7 serta Aauria dan kawan-kwan 6(//)7, terdapat tiga kemungkinan yang menjadi penyebab hipoplasia paru. Pertama, tertekannya toraks mungkin menghambat pergerakan dinding dada dan ekspansi

paru. edua, kurangnya gerakan napas janin mengurangi aliran masuk ke paru. etiga dan model yang paling luas diterima adalah kegagalan mempertahankan cairan amnion atau meningkatnya aliran keluar pada paru yang tumbuhkembangnya terhambat. !ukup banyaknya cairan amnion yang dihirup olehjanin normal, seperti dibuktikan oleh -uenhoelter dan Pritchard 6(/#,7, mengisyaratkan bahwa cairan yang terhirup tersebut berperan dalam ekspansi, dan pada gilirannya, pertumbuhan paru. 2amun, 9isk dan kawan-kawan 6(//+7 menyimpulkan bahwa gangguan pernapasan janin tidak menyebabkan hipoplasia paru pada oligohidramnion.( -alam suatu eksperimen unik, 8c2amara dan kawan-kawan 6(//)7 melaporkan temuan-temuan dari dua set kembar monoamnionik dengan anomali ginjal yang berlawanan. 8ereka menyajikan bukti bahwa volume cairan amnion yang normal memungkinkan perkembangan paru normal walaupun terdapat obstruksi ginjal janin Secara normal, volume cairan amnion secara normal berkurang setelah usia gestasi *) minggu. -engan menggunakan indeks cairan amnion kurang dari ) cm, !asey dan kawan3kawan 6+&&&7 mendapatkan insidensi oligohidramnion pada +,* 0 dari ,'&& kehamilan lebih yang menjalani sonografi setelah minggu ke-*' di ,arkland Hospital. 8ereka memastikan pengamatan-pengamatan sebelumnya bahwa hal ini berkaitan dengan peningkatan risiko hasil perinatal yang merugikan.( Pada kehamilan yang terpilih karena Jrisiko tinggiJ, 8agann dan kawan-kawan 6(///7 tidak mendapatkan bahwa oligohidramnion 6indeks cairan amnion kurang dari ) cm7 meningkatkan risiko penyulit intrapartum seperti mekonium kental, deselerasi variabel frekuensi denyut jantung, seksio sesarea atas indikasi gawat janin, atau asidemia neonatus. !hauhan dkk. 6(///7 melakukan metaanalisis terhadap ($ penelitian yang meliputi lebih dari (&.)&& kehamilan yang indeks cairan amnion intrapartumnya kurang dari ) cm. -ibandingkan dengan kontrol yang indeksnya lebih dari ) cm, wanita dengan oligohidramnion memperlihatkan peningkatan risiko bermakna untuk seksio sesarea atas indikasi gawat janin. ompresi tali pusat selama persalinan sering terjadi pada oligohidramnion. Sarno dan kawan-kawan 6(/$/, (//&7 melaporkan bahwa indeks ) cm atau kurang menyebabkan peningkatan angka seksio sesarea sebesar lima kali lipat. -ivon dan kawan-kawan 6(//)7 meneliti ,*$ kehamilan postterm in partu dan mengamati bahwa hanya wanita yang indeks cairan amnionnya ) cm atau kurang yang mengalami deselerasi frekuensi denyut jantung janin dan mekonium. Amn ! n/u) 5nfus kristaloid untuk menggantikan cairan amnion yang berkurang secara patologis paling sering digunakan selama persalinan untuk mencegah kompresi tali pusat. Dasil amnioinfusi intrapartum untuk mencegah morbiditas janin akibat air ketuban tercemar mekonium sering berkaitan dengan oligohidramnion masih belum jelas. Pierce dan kawan-kawan melakukan meta-analisis terhadap (* penelitian dengan (/+' wanita yang dibagi secara acak untuk mendapat amnioinfus atau tanpa terapi. 8ereka mendapatkan penuruan bermakna hasil yang merugikanF mekonium di bawah tali pusat (odds ratio, E< &,($7, sindrom aspirasi mekonium 6E< &,*&7, asidemia neonatus 6E< &,'+7, dan angka seksio sesarea 6&,#'7. 4enstrom dan kawan-kawan 6(//)7 mensurvei departemen-departemen obstetri di fakultas kedokteran dan melaporkan bahwa amnioinfusi digunakan secara luas dengan penyulit yang relatif sedikit.(,(+,('

I.. PEMERIKSAAN >ANG MENGGUNAKAN CAIRAN AMNION A. Amn !) nt&) ) Ebstetri modern menginginkan deteksi kelainan pada kehamilan sedini mungkin . >ntuk membuat diagnosis terrsebut umumnya dipakai sel-sel yang terdapat di dalam cairan amnion dengan melakukan amniosintesis ."mniosintesis pada saat ini lebih sering dilakukan melalui transabdominal. Penggunaan amniosintesis antara lain digunakan dalam manajamen kelahiran preterm , dimana dapat mendeteksi secara cepat adanya infeksi intraamnion. Penggunaan lainnya adalah untuk mendeteksi infeksi sitomegalo virus pada janin yang dilakukan dengan kultur cairan amnion. Dal ini berkaitan dengan adanya reaksi rantai polymerase yang digunakan untuk mendeteksi -2" virus . Penggunaan lain amniosintesis adalah untuk mendeteksi kadar alpha "9P dalam cairan amnion .-eteksi kadar alpha feto protein ini dilakukan jika pada pemeriksaan >S: tidak menunjukkan adanya peningkatan kadar alpha feto protein serum ibu. "mniosintesis sering digunakan untuk mengkonfirmasi kematangan paru janin, dengan menggunakan konsentrasi relatif dari surfaktan 3 aktif fosfolipid."mniosintesis untuk diagnostik genetik biasanya dilakukan pada usia kehamilan ()-+& minggu, beberapa pusat studi telah mengkonfirmasikan pada saat itu amniosintesis cukup aman dilakukan dan mempunyai keakuratan diagnostik //0. (,),((,(+ Pada wanita yang berusia *) tahun amniosintesis rutin dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan genetik, karena terjadinya peningkatan resiko tersebut . Pada penyakit-penyakit hemolitik dari janin penggunaan amniosintesis dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin dalam cairan amnion. etika sel-sel darah janin mengalami hemolisis, menjadi pigmen-pigmen terutama bilirubin. adar bilirubin dalam cairan amnion berhubungan langsung dengan derajat hemolisis dan secara tidak langsung memprediksikan anemia pada janin, pengukuran kadar bilirubin ini menggunakan spektrofometer, yang dilakukan pada lebih *)& - #&&C rentang panjang gelombang dan nilai-nilainya ditulis pada suatu kertas semilogaritma dengan panjang gelombang sebagai koordinat linear dan kepadatan optik sebagai koordinat logaritma. Selain penggunaan diagnostik, amniosintesis juga digunakan sebagai terapi seperti kasus-kasus hidroamnion, dengan memindahkan cairan amnion. 1antuan >S: diperlukan untuk memandu jarum spinal ukuran +&-++ mencapai kantong amnion dengan menghindari plansenta, tali pusat dan janin. 5nspirasi awal sekitar (-+ ml , kemudian cairan tersebut dibuang untuk mengurangi kemungkinan adanya kontaminasi sel-sel ibu, kemudian lebih kurang +& ml cairan diambil lagi , kemudian jarum dilepaskan ,Titik luka di observasi kalau ada perdarahan dan denyut jantung janin dipantau omplikasi kecil seperti bercak perdarahan pada vagina , atau kebocoran amnion berkisar (-+ 0, dan insiden korioamniotis jauh lebih kecil dari ( dibandingkan (&&& kejadian. emungkinan terkenanya tusukan jarum pada janin sangat jarang dengan penggunaan bantuan >S:. esalahan dalam kultur sel juga sangat jarang tetapi dapat terjadi jika janin abnormal. ematian pada janin berkisar kurang dari &,) 0 yang sebagian dihasilkan karena telah adanya abnormalitas pada janin seperti abrupsi plasenta , implantasi abnormal plasenta , anomali uterus dan infeksi.(,',(&,(( B. Shake Test

(hake test atau test busa diperkenalkan oleh clements dan kawan-kawan pada tahun (/#+, untuk mempersingkat waktu dan mempunyai akurasi yang lebih tepat dalam mengukur kadar lesitin 3 sphingomyelin. Tes ini tergantung kepada kemampuan surfaktan dalam cairan amnion , ketika dicampur dengan ethanol , untuk mendapatkan busa yang stabil pada batas air dan cairan.() C. Luma#&?' FSI t&) 8erupakan suatu tes yang didasarkan dari shake tes untuk mengidentifikasi aktifitas surfaktan pada cairan amnion. () D. F*u!r&)&n P!*ar )a) 8Microviscometri9 "dalah sebuah tes yang menggunakan mikroviskositas dari lemak yang terdapat dalam cairan amnion , yang kemudian dicampur dengan suatu bahan fluorsensi spesifik yang berikatan dengan hidrokarbon dari lemak surfaktan . 5ntensitas dari fluoresensi ini diinduksi dengan lampu polarisasi kemudian akan diukur. Teknik ini cepat dan mudah dilakukan, akan tetapi biaya yang diperlukan untuk melakukan tes ini cukup mahal(+,() E. D "a*m t!+*"$!)"$at #+*1$!* n 8DPPC t&)9 8erupakan suatu tes dengan menggunakan pengukuran kadar -ipalmitoylphosphatidylcholin dalam cairan amnion yang mempunyai sensitifitas dan spesifisitas (&&0 dan /,0 , yang digunakan untuk mendeteksi gawat nafas pada janin F. P&m&r %)aan untu% m&n# agn!) ) %&tuban "&1a$ # n etuban pecah sebelum waktunya 6 PS47, terjadi sekitar ',)-#,,0 pada kehamilan. Jika terjadi sebelum usia kehamilan *# minggu, dapat diindikasikan mungkin terjadi amnionitis , dan ini meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. () 1elakangan ini, dengan ditemukan banyaknya jenis protein yang terkandung dalam amnion, termasuk prolaktin, alfa fetoprotein, fetal fibronectin, B-D!:, dan 5:91-( 65nsulin-Aike :rowth 9actor 1inding Protein-(7, tentu mempermudah dalam mendiagnosis ketuban pecah sebelum waktunya. Jenis protein yang cukup menjanjikan tampaknya adalah 5:91P-(. >ntuk mendeteksinya, dengan menggunakan dipstick immunokromatografi, dimana kadarnya pada cairan amnion (&&-(&&& kali lebih tinggi daripada dalam serum, dan keberadaannya dalam cairan vagina menunjukkan keberadaan cairan amnion, yang merupakan pertanda pasti ketuban pecah sebelum waktunya 6 PS47.() .. RINGKASAN !airan amnion diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. !airan amnion merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin selama kehamilan. Telah diketahui bahwa cairan amnion berfungsi sebagai kantong pelindung di sekitar janin yang memberikan ruang bagi janin untuk bergerak, tumbuh meratakan tekanan uterus pada partus, dan mencegah trauma mekanik dan trauma termal. %olume cairan amnion pada setiap minggu usia kehamilan bervariasi, secara umum volume bertambah (& ml per minggu pada minggu ke $ usia kehamilan dan meningkat menjadi ,& ml per minggu pada usia kehamilan +( minggu, yang kemudian akan menurun secara bertahap sampai volume yang tetap setelah usia kehamilan ** minggu. 2ormal volume cairan amnion bertambah dari )& ml pada saat usia kehamilan (+ minggu sampai '&& ml pada pertengahan gestasi dan (&&& 3 ()&& ml pada saat aterm. Terdapat * cara yang sering dipakai untuk mengetahui

jumlah cairan amnion, dengan tehnik single pocket , dengan memakai 5ndeks !airan"mnion 65!"7, dan secara subjektif pemeriksa. Sumber utama cairan amnion adalah urin janin. :injal janin mulai memproduksi urin sebelum akhir trimester pertama, dan terus berproduksi sampai kehamilan aterm. !airan paru janin memiliki peran yang penting dalam pembentukan cairan amnion. Pada penelitian dengan menggunakan domba, didapatkan bahwa paru-paru janin memproduksi cairan sampai sekitar '&& ml;hari, dimana )&0 dari produksi tersebut ditelan kembali dan )&0 lagi dikeluarkan melalui mulut. >ntuk mencapai keseimbangan dalam regulasi cairan amnion, janin menelan cairan amnion, dan juga mengabsorbsinya. Sembilan puluh delapan persencairan amnion adalah air dan sisanya adalah elektrolit, protein, peptide, karbohidrat, lipid, dan hormon. 9aktor pertumbuhan epidermis 6epidermal gro!th %actor, .:97 dan faktor pertumbuhan mirip .:9, misalnya transforming growth factor-@, terdapat di cairan amnion. Didramnion dijumpai pada sekitar ( persen dari semua kehamilan. Sebagian besar penelitian klinis mendefinisikan hidramnion sebagai cairan amnion yang lebih besar dari +) cm. Didramnion terjadi oleh karena berbagai sebab. -ari faktor janin sendiri misalnya karena anomali kongenital, obstruksi gastrointestinal, hidrops non imun, aneuploidi.Sedangkan Eligohidramnion , 8arks dan -ivon 6(//+7 menemukan pada (+0 dari )(( kehamilan usia '( minggu atau lebih pada (+( wanita yang diteliti secara longitudinal. 1erbagai penyebabnya atara lain, dari faktor janin, adalah agenesis ginjal, kehamian lewat waktu, dan uropati obstruksi,-ari faktor ibu misalnya diabetes mellitus tak terkontrol, dan idiopatik.Sedangkan Eligohdramnion, -ari faktor janin sendiri misalnya agenesis ginjal, uropati obstruksi, ketuban pecah sebelum waktunya 6 PS47, hamil post term. -ari faktor ibu misalnya dehidrasi-hipovolemi, penyakit hipertensi, insufisiensi utero-plasenta, sindrom antiposfolipid, dan idiopatik. !airan amnion sering digunakan untuk keperluan diagnosis, misalnya untuk mengetahui kematangan paru janin, mendeteksi gawat nafas pada janin dan mendiagnosis ketuban pecah sebelum waktunya.
.I. RU3UKAN (. !unningham 9:, :ant 29, Aeveno J, :ilstrap A!, Dauth J!, 4enstorm -. 4illiams obstetric. ++ nd ed. 2ew Gork. 8c:raw-Dill !ompanies, 5ncH +&&). +. 9oI D. The placenta , membranes and umbilical cord. 5nF !hamberlain :, Steer P, editors. TurnbullKs obstetrics. *rd ed. AondonF !hurchill AivingstoneH +&&+. *. Aaughlin -, nuppel <". 8aternal-placental-fetal unitHfetal L early neonatal physiology. 5nF -e!herney "D, 2athan A. !urrent obstetric L gynecologic diagnosis L treatment. /th ed. 2ew GorkF The 8c:raw-Dill !ompaniesH+&&*. '. !hamberlain :, editor. Ebstetrics by ten teacher. (,th ed. 2ew GorkF EIford >niversity PressH(//). ). :ilbert 48. "mniotic fluid dynamics. 2eo<eviews +&&,H#He+/+-e+//. ,. :ibbs <S, arlan 1G, Daney "9, 2ygaard 5, editors. -anforthKs obstetrics and gynecology. (& th ed. 1altimoreF Aippincott 4illiams L 4ilkinsH +&&$. #. Ewen P. 9etal assessment in the third trimesterF fetal growth and biophysical methods. 5nF !hamberlain :, Steer P, editors. TurnbullKs obstetrics. *rd ed. AondonF !hurchill AivingstoneH +&&+H('#-/H'(-'*. $. Tong MA, 4ang A, :ao T1, Nin G:, Mu GP. Potential function of amniotic fluid in fetal development-2ovel insight by comparing the composition of human amniotic fluid with umbilical cord and maternal serum at mid and late gestation. J !hin 8ed "ssoc. +&&/ JulH #+6#7 *,$-#*. /. 2eilson JP. 9etal medicine in clinical practice. 5nF etih -, .dmons, editors. -ewhurstKs teItbook of obstetrics and gynaecology for postgraduates. ,th ed. AondonF 1lackwell PublishingH (///. (&. 1arbati ", <en=o :!-. 8ain clinical analyses on amniotic fluid. "cta 1io 8edica "teneo Parmenese. +&&'H #) Suppl (F ('-(#. ((. Pernoll 8A. 1enson and PernollKs handbook of obstetrics and gynecology. (&th ed. 2ew GorkF The 8c:raw-Dill !ompaniesH +&&(. (+. <odeck !D, !ockell "P. "lloimmunisation in pregnancyF rhesus and other red cell antigens. 5nF !hamberlain :, Steer P, editors. TurnbullKs obstetrics. *rd ed. AondonF !hurchill AivingstoneH +&&+H+),-#. (*. !udleigh T, Thilaganathan 1. Ebstetric ultrasoundF how , why, and when. *rd ed. Aondon. .lsevier Science AimitedH +&&'.

('. "l-Salami S, Sada ". 8aternal hydration for increasing amniotic fluid volume in hydramnions. 1as J Surg. +&&# SeptH )/-,+. (). Dacker 29, 8oore J:, :ambone J!. .ssentials of obstetric and gynecology. .dinburgh. !hurchill AivingstoneH +&&'.

Anda mungkin juga menyukai