Anda di halaman 1dari 8

5. Bagaimana menentukan nilai koefisien perpindahan kalor menyeluruh dan tahanan kontak termal ?

Koefisien Perpindahan Kalor menyeluruh Perpindahan kalor menyeluruh dinyatakan dengan membagi beda suhu menyeluruh dengan jumlah tahanan termal. Koefisien perpindahan kalor menyeluruh dinyatakan dengan U yang memiliki satuan atau
.

Perhatikan pada gambar (1a) dimana terdapat sistem dengan penanmpang dinding datar dengan konduktivitas termal (k) dan tebal plat ( dan konduktasi rata-rata permukaan (h) dimana terdapat fluida panas A yang ke lebih panas dan fluida B yang lebih dingin pada kedua sisi sitem tersebut. Proses perpindahan kalor dapat digambarkan dengan jaringan tahanan seperti gambar (1b).

(a)

(b)

Gambar 1. Perpindahan Kalor Menyeluruh Melalui Dinding Datar (Sumber : Holman, 2002, halaman 31)

Perpindahan kalor pada sistem diatas dinyatakan oleh

Perhatikan! aliran kalor menyeluruh merupakan hasil gabungan proses konduksi dan konveksi. "ilai 1#hA menunjukan tahanan konveksi dan #kA merupakan tahanan konduksi . "ilai gabungan dari tahanan konduksi dan tahanan konveksi tersebut dapat dinyatakan dengan koefisien perpindahan kalor menyeluruh ($). dimana A adalah luas bidang aliran kalor! sehingga koefisien perpindahan kalor menyeluruh adalah %e&ara umum! koefisien perpindahan kalor menyeluruh dapat dinyatakan sebagai berikut

Diamana R merupakan tahanan termal dari konduksi maupun konveksi. Tahanan kontak termal

Tahanan kontak termal adalah tahanan termal yang terdapat pada kontak antara dua padatan yang saling terhubung kedua sisinya dan memiliki konduktivitas termal yang berbeda. Perpindahan panas pada dua padatan hanya berlangsung dalam arah aksial terlihat pada gambar (2a). Profil temperatur pada sistem tersebut digambarkan pada gambar (2b) dimana terlihat adanya penurunan suhu secara drastis pada titik 2 (T2A T2 ). Penurunan suhu pada titik 2 ini disebabkan oleh tahanan kontak termal pada sistem tersbut dimana padatan memiliki kekasaran beragam sehingga ketika ada dua padatan tergabung maka kontak antara dua konduktor tersebut terdapat celah atau ruang!ruang kosong terlihat pada gambar (2c). "leh karena itu# perpindahan panas melalui kontak tersebut men$adi terhambat karena ada udara yang ter$ebak pada celah dimana seperti yang kita ketahui bah%a konduktivitas termal dari udara sangat kecil dibandingkan padatan.

(a)

(b)

(c)

Gambar 2. Perpindahan Kalor Menyeluruh Melalui Dinding Datar

&a$u perpindahan pada sistem tersbut sebagai berikut '

dimana ()hcA adalah tahanan kontak termal dan hc adalah koefisien kontak. Ada dua unsur pokok yang menentukan perpindahan kalor pada sambungan 1. konduksi antara 'at padat dengan 'at padat pada titik-titik singgung( ). konduksi melalui gas yang terkurung pada ruang-ruang (&elah)yang terbentuk karena persinggungan. *aktor kedua ini diperkirakan memberikan tahanan utama terhadap aliran kalor! karena konduktivitas gas sangat ke&il dibandingkan dengan 'at padat.

. Bagaimana menetukan nilai la!u perpindahan kalor konduksi tunak pada sistem dengan penampang yang berbeda dan sistem dengan sumber kalor ? Bagaimana menentukan nilai laju perpindahan kalor konduksi tunak pada sistem dengan penampang yang berbeda dan sistem dengan sumber kalor? "a#aban $ Konduksi %unak %anpa &umber Kalor 1. Dinding

Gambar 5. Perpindahan Kalor &atu Dimensi Melalui Dinding (Sumber : Holman, 2002, halaman 26)

$ntuk bentuk penampang berupa dinding! persamaan perpindahan kalornya adalah

2.

Silinder

Gambar . Perpindahan Kalor &atu Dimensi Melalui &ilinder (Sumber : Holman, 2002, halaman 29)

$ntuk perpindahan kalor pada sistem berpenampang silinder adalah

3.

Shpere $ntuk perpindahan kalor pada sistem berpenampang sphere adalah

.
Kondisi %unak dengan &umber Kalor 1. Bidang Datar dengan Sumber Kalor

Gambar '.(lustrasi Masalah Konduksi &atu Dimensi dengan &umber Kalor (sumber : Holman, 2002, halaman 3 )

+ambar , menunjukkan sebuah dinding datar dengan sumber kalor yang tersebar merata. -ebal dinding adalah 2L pada arah x. Aliran panas dianggap satu dimensi karena dimensi-dimensi pada arah lain &ukup besar. Kalor yang dihasilkan per satuan volum adalah q! dan diasumsikan konduktivitas termal tidak berubah terhadap suhu. Aliran panas dinyatakan dengan persamaan

%ebagai kondisi batas! suhu pada kedua sisi dinding ditentukan %olusi umum yang diperoleh dari persamaan (.)

%uhu pada kedua sisi dinding harus sama!maka dinding (x=0) dinyatakan sebagai To

harus /. %uhu pada bidang tengah

0istribusi suhu diperoleh sebagai distribusi parabola. atau

1umus untuk suhu pada bidang tengah To dapat diperoleh dengan nera&a energi. Pada kondisi tunak! jumlah kalor yang dihasilkan harus sama dengan kalor yang hilang pada permukaan.

di mana A adalah luas penampang bidang. +radien suhu pada dinding ditentukan dengan mendiferensiasikan persaman (1)b)

%ehingga

dan

2asil yang sama dapat diperoleh dengan mensubstitusi T =T! pada x = L ke persamaan (1)a). Persamaan untuk distribusi suhu dapat ditulis sebagai

2. Silinder dengan Sumber Kalor %ebuah silinder dengan jari-jari 1 memiliki sumber kalor yang tersebar merata dan konduktivitas termal yang konstan. 3ika silinder &ukup panjang maka suhu dapat dianggap hanya sebagai fungsi jari-jari dengan persamaan diferensial

Kondisi batasnya adalah yang hilang pada permukaan

pada r 4 " dan kalor yang dihasilkan sama dengan kalor

Karena fungsi suhu harus kontinu pada pusat silinder! maka Kondisi pada persamaan ()/) akan se&ara otomatis terpenuhi jika dua kondisi batas terpenuhi. Persamaan (1.) dapat ditulis menjadi

dan perhatikan bah5a

Pengintegrasian menghasilkan

. . .

dan

0ari kondisi batas kedua di atas!

sehingga #1 harus nol karena pada r = 0 fungsi logaritma menjadi tak terhingga. 0ari kondisi batas yang pertama!

sehingga

. .

%olusi akhir untuk distribusi temperatur adalah

atau dalam bentuk tak berdimensi

Gambar ).(lustrasi &istem &ilinder Berlubang

$ntuk silinder berlubang dengan sumber kalor yang terdistribusi merata! maka kondisi batas yang berlaku adalah

$ntuk solusi umumnya masih

0engan memasukkan kondisi batas yang baru maka diperoleh di mana konstanta

(. $sulkan suatu sistem insulasi untuk sebuah oven pemanas yang beroperasi pada suhu

. dan

%istem insulasi tersebut diharapkan dapat menahan laju kalor sebesar menjadikan suhu dibagian luar oven menjadi .

3a5ab $ntuk menentukan sistem insulasi yang baik pada sebuah barang! maka kita membutuhkan barang yang kekuatan menyerap kalor nya ke&il. Berdasarkan persamaan *ourier berikut

maka! kita harus menggunakan barang yang memiliki nilai konduktivitas yang rendah supaya kalor yang diserap pun juga akan semakin rendah.

0engan menggunakan table )-1! kita dapat menentukan jenis bahan isolasi yang baik digunakan dengan mengidentifikasi jangkauan suhu yang diperlukan. Pada soal oven dapat beroperasi pada suhu menjadi dengan laju kalor yang menjadikan suhu luar oven

. %ehingga dengan ini! jangkauan suhunya sebagai berikut.

dengan diketahuinya jangkauan suhu! maka jenis bahan yang dapat dipakai sesuai dengan table )-1 adalah L$n%e e&a'ua(e% su)er$nsula($on (%uper isolasi 6inde), Ure(hane *oam (Busa uretana), #ellular +lass blo',s (Blok ka&a sel) dan -$ber+lass blan,e(s (%elubung ka&a serat). Akan tetapi! dari keempat jenis bahan yang dapat dipakai! kita harus men&ari bahan yang memiliki range nilai konduktivitas yang ke&il. Bahan yang memiliki nilai konduktivitas yang ke&il adalah L$n%e e&a'ua(e% su)er$nsula($on.%uper isolasi 6inde. $ntuk mengetahui nilai konduktivitas pada saat jangkauan suhu yang sebesar perhitungannya. ! maka kita perlu mengunakan interpolasi. Berikut

%etelah diketahui nilai konduktivitas termal dan jangkauan suhu! maka kita dapat menentukan lebar dinding datar yang akan digunakan pada oven dengan mensubtitusikan langsung pada persamaan fourier. Berikut perhitungannya.

7aka! sistem insulasi yang diusulkan adalah dengan menggunakan jenis bahan super isolasi 6inde. Karena! nilai konduktivitas yang dimiliki bahan tersebut sangatlah ke&il. %ehingga men&egah kalor yang diserap terlalu banyak.

Anda mungkin juga menyukai