Anda di halaman 1dari 6

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan Siti Nurlela, Saryono dan Isma Yuniar tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas tidur pasien post operasi laparatomi di ruangan inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong tahun 2009 disimpulkan bahwa adanya hubungan antara faktor fisiologis dengan kualitas tidur pasien post operasi laparatomi di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gombong . Terdapat hubungan antara faktor psikologis dengan kualitas tidur pasien post operasi laparatomi di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gombong . Terdapat hubungan antara faktor lingkungan dengan kualitas tidur pasien post operasi laparatomi di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gombong . Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kualitas tidur pasien post operasi laparatomi diruang rawat inap RS PKU Muhamadiyah Gombong adalah faktor fisiologis. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TIDUR PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Siti Nurlela1, Saryono2, Isma Yuniar3 1,3Jurusan Keperawatan STKes Muhammadiyah Gombong 2Jurusan Keperawatan UNSOED Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 1, Februari 2009

HUBUNGAN ANTARA NYERI DAN KEBUTUHAN TIDUR PADA KLIEN PASKA BEDAH FRAKTUR FEMUR TERTUTUP Tutu April Ariani*, Ahmad Suseno** *Prodi S1 Keperawatan Stikes Maharani Malang **IRNA II RSU dr. Saiful Anwar Malang Jl. Simpang Candi Panggung No. 133 Malang, Telp/Fax (0341) 4345375, 7751871 E-mail: ariani.april@yahoo.com Jurnal Kesehatan, Vol. 3, No. 1, September 2012 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tutu April Ariani dan Ahmad Suseno tentang hubungan antara nyeri dan kebutuhan tidur pada klien paska bedah fraktur femur tertutup di IRNA II RSU Dr. Saiful Anwar Malang didapatkan hasil bahwa sebagian besar dari responden mengalami intensitas

skala nyeri paska pembedahan fraktur femur tertutup adalah tergolong sedang (60%). Sedangkan pemenuhan kebutuhan tidur yang dirasakan oleh para klien paska bedah fraktur femur sebagian besar mengaku terganggu kebutuhan tidurnya (75%). Terdapat keterkaitan hubungan antara nyeri dan kebutuhan tidur pascaoperasi dimana semakin rendah tingkat intensitas skala nyeri para klien paska pembedahan fraktur femur tertutup di IRNA II RSU Dr. Saiful Anwar Malang, maka pemenuhan kebutuhan tidurnya akan cenderung tidak terganggu. Sebaliknya semakin tinggi tingkat intensitas skala nyeri para klien paska pembedahan fraktur femur tertutup di IRNA II RSU Dr. Saiful Anwar Malang, maka pemenuhan kebutuhan tidurnya akan cenderung terganggu.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari 20 Responden pasien post operasi Sectio Cesarea hari ke-0 sampai ke-2 Skala nyeri didapatkan skala nyeri ringan dengan skala 1-3 adalah 10 %, skala 4-6 yang tergolong nyeri sedang, dengan prosentase 75 %, nyeri berat dengan skala 7-10 adalah 15 %, dengan demikian dari 20 responden sebagian besar pasien post sectio cesarea hari ke-0 sampai ke-2 mengalami nyeri sedang dengan skala 4-6 dengan prosentase 75 %. Pemenuhan kebutuhan tidur pasien post operasi Sectio Cesarea hari ke-0 sampai ke-2 dapat diketahui yaitu; tidurnya tidak terpenuhi dengan prosentase 85 %, dan tidurnya kurang terpenuhi 15 %, tidur cukup terpenuhi 0 %, tidur terpenuhi 0 %. Hal ini dikarenakan adanya rasa nyeri post operasi Sectio Cesarea yang nyeri bersifat akut menyerangnya sangat mendadak. Nyeri ada hubungannya dengan terjadinya pemenuhan kebutuhan tidur dari hasil penelitian didapatkan; hubungan nyeri dengan terjadinya pemenuhan kebutuhan tidur adalah (0,8812). Dari hasil analisis data didapatkan hilai rho hitung (0,8812) > rho tabel (0,450), jadi Ho ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan hasil penelitian nyeri pada pasien post operasi Sectio Cesarea adalah nyeri sedang maka perawat ruangan harus mengajarkan pada pasien untuk mengajarkan tehnik distraksi relaksasi waktu nyeri timbul, Pasien tidak hanya diberi obat analgesik saja, karena jika efek obat analgesiknya hilang maka nyeri akan timbul lagi. Dan Perawat yang bertugas pada malam harus mengerti kebutuhan pasien tentang tidur, diantaranya perawat bisa menggunakan sepatu yang tidak menimbulkan bunyi keras, perawat tidak berbicara keras-keras apabila pasien sedang tidur, perawat juga bisa membatasi pengunjung dimalam hari

supaya istirahat tidur pasien tidak terganggu. KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN NYERI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR PADA PASIEN POST SECTIO CESAREA HARI KE-0 SAMPAI KE-2 Suatu studi di Ruang Brawijaya RSD Kabupaten Malang Oleh : MRIYAH SIKAMAT 03010037

PROGRAM DIPLOMA IIIKEPERAWATAN NIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG, AGUSTUS 2006

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 97,2% pasien yang mempunyai keluhan penyakit, 50% pasien yang mengalami stres psikologis, 97,2% pasien yang mempunyai motivasi yang baik, 52,8% pasien yang mempunyai lingkungan ruang

rawat yang baik dan 55,6% pasien yang mengalami gangguan istirahat dan tidur. Didapatkan hubungan yang bermakna antara stres psikologi dengan istirahat dan tidur (p= 0,001), antara lingkungan dengan istirahat dan tidur (p=0,019), sedangkan untuk keluhan penyakit tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan istirahat dan tidur pasien (p= 0,444) serta antara motivasi dengan istirahat dan tidur juga tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,444). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur Pada Pasien yang Mengalami Hospitalisasi Ismaiwetri a, Hema Malini a, Yeni Suki b

a Program Studi Ilmu Keperawatan FK Unand

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

83

HUBUNGAN TINGKAT NYERI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Rahmat Sumanto1, Marsito 2, Ernawati 3 1,2,3Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat kecemasan pasien post sectio caesarea sesuai dengan HRS A (Hamilton Rate Scale for Anxiety) yang paling banyak adalah tingkat kecemasan sedang sebanyak 26 pasien (86,6%) dengan jumlah responden 30 pasien. Tingkat nyeri pasien post sectio caesarea sesuai dengan skala nyeri yang paling banyak adalah tingkat nyeri sedang sebanyak 23 pasien (76,3%) dengan jumlah responden 30 pasien Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat nyeri dengan tingkat kecemasan pada pasien post sectio caesarea.

Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 30 responden menggunakan pendekatan Purposive sampling yang dilakukan dari tanggal 1 Mei 2012 1 Juni 2012. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan lembar chek list untuk mengetahui tingkatan nyeri dan keluhan responden. Analisa data menggunakan analisa deskriptif dengan tabel univariat. Hasil analisis statistik untuk variabel nyeri 43,3% responden merasa nyeri menderita dan keluhan aktivitas 43,3% responden melakukan mandiri untuk 1 fungsi, keluhan tidur 75,9% responden terbangun ditengah malam dan pagi hari dan keluhan makan 50% menghabiskan setengah yang diberikan Studi Deskriptif Nyeri dan Keluhan Penyerta Pada Pasien Post Operasi Fraktur dengan Menggunakan Format Pengkajian McGill di RS Sekabupaten Pekalongan Tahun 2012 Aang Jatmiko Sugiharto, MAN, Dafid Arifiyanto, Skep. Ns Prodi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai