Anda di halaman 1dari 4

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKRJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS No. Dokumen : INDUK/IK.14/PI.12/026 Tgl.

Berlaku 1 2 3 4 5 Tujuan Ruang Lingkup Definisi Acuan Ketentuan Umum


PERSETUJUAN REQUEST

Revisi ke : R-01 Tanggal : 01 Juni 2005

: 30 Oktober 2003

1. Instruksi Kerja ini menguraikan cara pengawasan pencampuran semata. Cara pemeriksaan mutu harian campuran diuraikan dalam Instruksi Kerja yang lain. 1. Spesifikasi seksi 6.3.5. 2. Job Mix Formula campuran yang bersangkutan.

JM F OK Ya

Tidak

Pemeriksaan Aspal

Pemeriksaan Agregat

Pemeriksaan AMP

Penimbangan Bahan

Pencampuran

Tidak

Sifat Campur an Ya PENGESAHAN PENGIRIMAN

Hal

1/4

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKRJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS No. Dokumen : INDUK/IK.14/PI.12/026 Tgl. Berlaku : 30 Oktober 2003 Revisi ke : R-01 Tanggal : 01 Juni 2005

1. UMUM 1) Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 2) Bahan yang dicampur, cara pelaksanaan pencampuran, Instalasi Pencampur harus sama dengan yang tertulis daiam JMF. 2. INSTALASI PENCAMPUR ASPAL (AMP) 1) Instalasi Pencampur harus sudah diperiksa sesuai dengan Instruksi Kerja Pemeriksaan AMP No. IK.58/PI.12/026 Daftar Simak Pengawasan AMP No. DS 58/PI.12/026. 2) Pada instalasi pencampur harus tersedia timbangan untuk agregat, filler serta aspal yang terpisah. 3) Berat setiap bahan yang akan dicampur (sesuai yang tertulis dalam JMF) harus ditanda kan pada pembacaan timbangan, agar memudahkan operator menimbang setiap bahan yang dicampur. 4) Di ruang operator harus terpasang pembacaan suhu agregat serta suhu aspal yang sedang berlangsung. 5) Ukuran bucket loader harus tidak lebih besar dari pada ukuran bin dingin, agar pemasukan agregat ke suatu bin tidak tumpah ke bin di sebelahnya. 6) Sistem pengumpul debu (Dust Collector) harus berfungsi, dan debu yang keluar tiupan > pembakaran dapat masuk kembali ke elevator panas. 3. BAHAN ASPAL 1) Bahan aspal yang digunakan harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam JMF. 2) Suhu aspal untuk pencampuran adalah suhu yang memberikan viskositas (kekentalan) 0,2 Pa.s (Pascal second), seperti yang ditetapkan dalam Tabel 6.3.5.(1). 4. AGREGAT 1) Agregat yang digunakan harus sama dengan yang telah ditetapkan daiam JMF. 2) Penyimpanan setiap jenis agregat hams tegas terpisah, tidak boleh saling berdekatan yang menyebabkan terjadinya saling tercampur. 3) Kadar air agregat harus lebih rendah atau sama dengan 5% (kadar air 5% adalah yang mampu dikeringkan oleh dryer selama pemanasan; bila lebih tinggi dari 5% setelah mencapai hot bin ada kemungkinan agregat masih mengandung air). 5. FILLER 1) Apabila digunakan filler tambahan, harus sesuai dengan yang telah ditetapak dalam JMF. Persyaratan filler menurut AASHTO M 17 : Saringan No. 30 (600 m) No. 50 (300 m) No. 200 (75 m) % lolos 100 95 - 100 70 - 100

2) Penambahan filler harus melalui penimbangan seperti halnya Hal 2/4

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKRJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS No. Dokumen : INDUK/IK.14/PI.12/026 Tgl. Berlaku : 30 Oktober 2003 Revisi ke : R-01 Tanggal : 01 Juni 2005

agregat serta aspal. Sama sekali tidak diijinkan menambahkan filler langsung kedalam pugmill. 6. PENCAMPURAN 1) Penimbangan agregat dimulai dari agregat yang paling kasar, diikuti oleh yang lebih halus. 2) Pencampuran dilakukan dalam dua tahap, yaitu didahului oleh pencampuran kering dan diakhiri pencampuran basah. Pencampuran kering, yang diberikan waktu kira-kira 5 detik, dimaksudkan agar tidak terjadi konsentrasi kadar aspal pada butiran halus. Pencampuran basah yaitu pencampuran agregat dengan aspal sampai seluruh agregat terselimuti aspal sampai rata. 3) Campuran disebut sudah terselimuti aspal bila 95% dari contoh agregat kasar (tersaring pada saringan 3/8" atau saringan no. 4) yang d iambi I dari hasil pencampuran (saat masih panas) sudah terselimuti aspal. 4) Suhu campuran diukur pada campuran yang telah dijatuhkan dari pug mill harus sama dengan yang tercantum dalam JMF. Suhu campuran seharusnya sesuai dengan suhu agregat dan suhu aspal yang terbaca di ruang operator. Kalau tidak, ada indikasi terdapat termometer yang tidak akurat, atau penempatan termometer tidak pada tempat yang mewakili. 5) Lama pencampuran harus sesingkat mungkin untuk menghindari penuaan aspal (ageing) akibat teroksidasi. Begrtu semua agregat telah diselimuti aspal pencampuran harus segera dihentikan. 6 No 6.1 Prosedur dan Tanggung Jawab Pelaku / Penanggung Jawab Quality Engineer Kegiatan 1. Mengevaluasi proses administrasi apakah pengajuan permintaan pencampuran sesuai prosedur. 2. Mempelajari apakah Job Mix Formula yang dipakai sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. 3. Memberi perintah teknisi laboratorium melakukan pengawasan permintaan mulai kerja dimaksud. 4. Memberi petunjuk teknisi laboratorium tentang hal-hal yang pertu dilakukan selama pengawasan. 5. Secara periodik melihat langsung proses pencampuran dan memberi saran bila diperlukan. 6. Mengevaluast laporan teknisi laboratorium dan memberi petunjuk perbaikan bila diperlukan, antara lain menekankan pengawasan yang lebih teliti terhadap halhal tertentu. 1. Memeriksa apakah bahan-bahan yang Hal Rekaman

6.2

Lab Technician

JMF

campuran

yang

3/4

INSTRUKSI KERJA PENGAWASAN PEKRJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS No. Dokumen : INDUK/IK.14/PI.12/026 Tgl. Berlaku : 30 Oktober 2003 Revisi ke : R-01 Tanggal : 01 Juni 2005
sedang dilaksanakan Daftar Simak Pengawasan Pencampuran Aspal Panas No. Dok : INDUK/IK.14/PI.12/026 Tgl : Tgl :

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

9. 10.

11. 12.

13. 14. 15. 16.

tersedia (agregat, aspal, filler) sama dengan yang tertulis dalam JMF. Memeriksa apakah penumpukan stock pile agregat tidak sating tercampur. Memeriksa apakah kadar air agregat tidak lebih dari 5%. Memeriksa apakah ukuran bucket loader sesuai dengan ukuran cold bin. Mengamati apakah material yang berada di setiap cold benar-benar tidak saling tercampur dengan bin disebelahnya. Memeriksa apakah kurva kalibrasi cold bin sudahdibuat. Memeriksa apakah keluaran agregat dari cold bin lancar. Memeriksa apakah pada semua pembacaan jarum timbangan telah diberi tanda masingmasing berat yang ditimbang sesuai dengan JMF. Apabila digunakan filler tambahan, harus diperiksa apakah melalui penimbangan seperti agregat dan aspal. Memeriksa apakah suhu aspal sesuai dengan suhu yang ditetapkan dalam JMF. H. Memeriksa suhu yang ditetapkan dalam JMF. Memeriksa suhu agregat sesuai dengan yang ditetapkan dalam JMF tidak lebih 15 C suhu aspal. Memeriksa apakah waktu untuk pencampuran kering dan pencampuran basah sesuai dengan yang tertulis dalam JMF. Mengamati apakah penyelimutan aspal pada keluaran campuran sudah merata. Mengukur suhu campuran yang telah dijatuhkan ke bak truk. Mengamati apakah suhu campuran sesuai dengan suhu aspal dan suhu agregat yang dicampur. Mengamati apakah pemberian solar pada bak truk tidak betlebihan, antara lain dengan menyarankan agar sambi! menunggu pengisian, bak truk dalam posisi terangkat.

7 8

Pengecualian Lampiran

Ditetapkan secara khusus oleh Direksi Pekerjaan a. JMF campuran yang sedang dilaksanakan b. Daftar Simak Pengawasan Pencampuran Aspal Panas

Hal

4/4

Anda mungkin juga menyukai