Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Energi merupakan komponen penting untuk menunjang aktivitas dan usaha produktif maupun dalam menghasilkan barang dan jasa. Sumber energi dapat berasal dari energi fosil, energi matahari, air, angin atau energi dari sumber daya hayati (bioenergi). Kelangkaan bahan bakar minyak sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Persediaan minyak bumi di dunia makin lama makin menipis dan harganya makin melonjak. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan sumber energi makin meningkat, terutama dari minyak bumi. Untuk itu, sumber energi selain minyak bumi sangat diperlukan salah satunya adalah bioenergi. ionergi merupakan sumber energi (bahan bakar) yang dihasilkan oleh sumber daya hayati seperti tumbuh!tumbuhan, minyak nabati, dan limbah peternakan dan pertanian. "enis energi yang dihasilkan berupa energi dalam bentuk gas (biogas), #air (biofuel), atau padat (biomass). Energi tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan panas (kalor), gerak (mekanik), dan listrik tergantung pada alat yang digunakan dan kebutuhan dari pengguna. $engan kekayaan dan keragaman sumber daya hayati yang ada di %ndonesia, pemanfaatan bioenergi merupakan pilhan yang tepat dalam rangka penyediaan energi yang terbarukan, murah, dan ramah lingkungan. Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam hayati adalah biogas. iogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan!bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang oksigen (anaerob). Sumber bahan baku untuk menghasilkan biogas yang utama adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan unggas, dapat juga berasal dari sampah organik. &amun sampai saat ini pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar dalam bentuk biogas ataupun bioarang sangat kurang karena teknologi dan produk tersebut merupakan hal yang baru di masyarakat. Padahal biogas merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan

'

terbarukan, dapat dibakar seperti gas elpiji ((P)) dan dapat dugunakan sebagai sumber energi penggerak generator listrik. Prospek pengembangan teknologi biogas ini sangat besar terutama di daerah pedesaan dimana sebagian besarnya masyarakat bekerja dibidang peternakan dan pertanian. Pada umunya masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempunyai he*an ternak seperti unggas, kambing, sapi, kerbau, dll. Selama ini limbah kotoran ternak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk itupun kurang optimal. (imbah kotoran ternak yang menumpuk menimbulkan efek pen#emaran seperti pen#emaran terhadap air tanah, pen#emaran terhadap udara, dan memi#u timbulnya efek rumah ka#a. Untuk itu dikembangkan teknologi baru untuk memanfaatkan dan menaikkan nilai keekonomisan dari limbah tersebut salah satunya dengan jalan memanfaatkannya sebagai bahan baku pembuatan biogas. 1.2 Perumusan Masalah agaimana mengolah limbah kotoran ternak menjadi biogas+ agaimana kualitas dari bahan bakar yang dihasilkan dibanding dengan bahan bakar fosil yang ada+ 1.3 Tujuan menghasilkan sumber energi (bahan bakar) yang terbarukan, murah dan ramah lingkungan, mengurangi pen#emaran akibat limbah kotoran ternak, mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap sumber energi tak terbarukan seperti minyak bumi. 1.4 Man aat mengurangi pengeluaran masyarakat untuk membeli bahan bakar, menambah pendapatan masyarakat, mengurangi dampak buruk penggunaan bahan bakar minyak bumi terhadap lingkungan,

meningkatkan kebersihan dan sanitasi lingkungan.

BAB II DA!A" TE#"I

2.1

!um$er Energ% Ter$arukan Se#ara umum sumber energi dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber

energi terbarukan dan sumber energi tak terbarukan. Sumber energi tak terbarukan merupakan yang sifatnya habis sekali pakai dan tidak dapat terbentuka lagi atau berkelanjutan. .isalnya gas alam, minyak bumi, dan batu bara. Sedangkan sumber energi terbarukan merupakan sumber energi yang dapat dengan #epat diisi oleh alam dalam proses yang berkelanjutan. $engan kata lain sumber energi yang tidak akan habis jika dimanfaatkan dengan benar. .isalnya sinar matahari, angin, bioenergi, panas bumi, dll. Saat ini pemanfaatan sumber energi terbarukan (renewal energy) mulai dikembangkan. /al ini terjadi karena kenaikan harga minyak bumi dan gas bumi dan juga berkurangnya #adangan minyak bumi dan gas. Salah satu sumber energi terbarukan yang mulai dikembangkan di %ndonesia yaitu biogas. usaha memenuhi kebutuhan bahan bakar. iogas merupakan sumber renewal energy yang mampu menyumbangkan andil dalam ahan baku sumber energi ini merupakan bahan nonfossil, umumnya adalah limbah atau kotoran ternak yang produksinya tergantung atas ketersediaan rumput dan rumput akan selalu tersedia, karena dapat tumbuh kembali setiap saat selama dipelihara dengan baik. Sebagai pembanding yaitu gas alam yang tidak diperhitungkan sebagai renewal energy, gas alam berasal dari fosil yang pembentukannya memerlukan *aktu jutaan tahun. 0lasan lain yang timbul akhir!akhir ini akan perlunya pemanfaatan sumber energi alternatif tersebut yaitu 1,2 (a) perlunya menurunkan emisi 34, sesuai dengan protokol Kyoto, (b) kenyataan bah*a produksi bahan bakar minyak dunia telah men#apai titik pun#aknya sementara kebutuhan energi meningkat dengan pesat,

(#) dimulainya konflik politik dan militer yang dipi#u oleh perebutan sumber minyak bumi. 2.2 B%&gas iogas
1'2

adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan oleh

proses fermentasi bahan!bahan organik oleh bakteri!bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat, #air) homogen seperti kotoran dan urine (air ken#ing) he*an ternak #o#ok untuk sistem biogas sederhana. $i daerah yang banyak industri pemrosesan makaan antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga limbah industri tersebut tidak men#emari lingkungan di sekitarnya. /al ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal dari bahan organik yang homogen. ahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. )as ini dihasilkan dalam proses yang disebut pen#ernaan anaerob, merupakan gas #ampuran metan (3/5) , karbondioksida (34,), dan sejumlah ke#il nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan hidrogen. Se#ara alami, gas ini terbentuk pada limbah pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau ra*a. .amalia termasuk manusia menghasilkan biogas dalam sistem pen#ernaannya, bakteri dalam sistem pen#ernaan menghasilkan biogas untuk proses men#erna selulosa. iomassa yang mengandung kadar air yang tinggi seperti kotoran he*an dan limbah pengolahan pangan #o#ok digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas. (imbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara perkembangan atau pertumbuhan industri peternakan menimbulkan masalah bagi lingkungan karena menumpuknya limbah peternakan. Polutan yang dihasilkan dari dekomposisi kotoran ternak yaitu 4$ (Biological Oxygen Demand) dan 34$ (Chemichal Oxygen Demand), bakteri patogen, polusi air, debu, dan polusi bau. $i banyak negara berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar digunakan

sebagai bahan bakar. /al inilah yang menjadi perhatian karena emisi metan dan karbondioksida yang menyebabkan efek rumah ka#a dan mempengaruhi perubahan iklim global. "ika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga memberikan beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai 34$ dan solid, volatile solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik. 4$, total akteri caliform dan

patogen lainnya, telur insek, parasit, bau juga dihilangkan atau menurun. $i daerah pedesaan yang tidak terjangkau listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan melakukan kegiatan komunitas di malam hari. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain dapat dilihat pada tabel berikut. Ta$el 2.1 Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain ' m- iogas Sumber 9 $epartemen Petanian (,77:) 1'2 eberapa alasan lain mengapa biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan semakin mendapat perhatian yaitu 9 (a) harga bahan bakar yang terus meningkat, (b) dalam rangka usaha untuk memperoleh bahan bakar lain yang dapat diperbarui, (#) dapat diproduksi dalam skala ke#il di tempat yang tidak terjangkau listrik atau energi lainnya, (d) dapat diproduksi dalam kontruksi yang sederhana. 2.3 Pr&ses Pen'ernaan Anaer&$ Proses pen#ernaan anaerob, yang merupakan dasar dari reaktor biogas yaitu proses peme#ahan bahan organik oleh aktivitas bakteri metanogenik dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa udara1,2. akteri ini se#ara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga. Proses anaerob dapat berlangsung di ba*ah kondisi lingkungan yang luas meskipun proses yang optimal hanya terjadi pada kondisi yang terbatas. 7.58 Kg (P) 7.8, liter .inyak tanah -.6 Kg Kayu bakar

Ta$el 2.1 Kondisi pengoperasian pada proses pen#ernaan anaerob Parameter ;emperatur .esofilik ;ermofilik p/ 0lkalinitas ?aktu retensi (aju terjenuhkan /asil biogas Kandungan metana -6o 3 65o 3 <!= ,677 mg>( .inimum '7!-7 hari 7.'6!7.-6 kg.@S>m->hari 5.6!'' m->kg.@S 87!<7 A &ilai

Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu1,2 9 (a) /idrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan!bahan organik mudah larut dan pen#ernaan bahan organik kompleks menjadi sederhana, perubahan bentuk strukutur polimer menjadi monomerB (b) Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bakteri asam. Produk akhir dari perombakan gula!gula sederhana ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia. (#) .etanogenik, pada tahp ini terjadi proses pembentukan gas metan. akteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini, yaitu untuk mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya menjadi hidrogen sulfida.

Untuk lebih jelasnya proses pembentukan biogas dapat dilihat pada diagram alir di ba*ah ini 9 <

Selulosa '. /idrolisis )lukosa ,. Pengasaman (38/',48)n C n/,4 3/-3/4/344/ )lukosa 0sam (aktat 3/-3/,3/,344/ C 34, C /, 0sam utirat 3/-3/,4/ C 34, Etanol 0sam (emak dan 0lkohol 5/, C 34, ,/,4 C 3/5 3/-3/,4/ C 34, 3/-344/ C 3/5 3/-344/ C 34, 34, C 3/5 3/-3/,3/,344/ C ,/, C 34, 3/-344/ C 3/5 .etan .etana C 34
,

(38/'746)n C n/,4 Selulosa

n(38/',48) )lukosa

-. .etanogenik

(am$ar 2.1 $iagram alur proses fermentasi anaerobik akteri yang berperan dalam proses pen#ernaan anaerobik yaitu bakteri hidrolitik yang meme#ah bahan organik menjadi gula dan asam amino, bakteri fementatif yang mengubah gula dan asam amino menjadi asam organik, bakteri asidogenik merubah asam organik menjadi hidrogen, karbondioksida dan asam asetat, dan bakteri metanogenik yang menghasilkan gas metan dari asam asetat, hidrogen, dan karbondioksida. akteri metanogenik akan menghasilkan biogas yang bagus (kandungan gas metan tinggi) pada suhu ,6o!-7o 3. $i dalam digester biogas terdapat dua jenis bakteri yang sangat berperan yaitu bakteri asidogenik dan bakteri metanogenik. Kedua bakteri ini harus dipertahankan jumlahnya seimbang. akteri!bakteri inilah yang merubah bahan organik menjadi gas metan dan gas lainnya dalam siklus hidupnya. Kandungan gas metan dalam biogas yang dihasilkan tergantung pada jenis bahan baku yang dipakai. Sebagai #ontoh komposisi biogas dapat dilihat pada tabel ,.,.

Ta$el 2.2 Kompisisi gas (A) dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak dan sisa pertanian ,am+uran *&t&ran )en%s (as .etana (3/5) Karbondioksida (34,) &itrogen (&,) Karbonmonoksida (34) 4ksigen (4,) Propan (3-/=) /idrogen Sulfida (/,S) &ilai Kalor (kkal>m-) *&t&ran !a+% 86.< ,<.7 ,.7.7 7.' 7.< ;idak ;erukur 86'!a+% -an !am+ah Pertan%an 66!<7 ,<!56 7.6!-.7 7.' 8.7 ! Sedikit sekali 5=77!8<77

Kegagalan proses pen#ernaan anaerobik dalam digester biogas bisa dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri metanogenik terhadap bakteri asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat asam (p/ kurang dari <) yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri metanogenik. Kondisi keasaman yang optimal pada pen#ernaan anaerobik yaitu sekitar p/ 8,= sampai =, laju pen#ernaan akan menurun pada kondisi p/ yang lebih tinggi atau rendah. akteri yang terlibat dalam proses anaerobik membutuhkan beberapa elemen sesuai dengan kebutuhan organisme hidup seperti sumber makanan dan kondisi lingkungan yang optimum. akteri anaerob mengkonsumsi karbon sekitar -7 kali lebih #epat dibanding nitrogen. /ubungan antara jumlah karbon dan nitrogen dinyatakan dengan rasio karbon>nitrogen (3>&), rasio optimum untuk digester anaerobik berkisar ,7 ! -7. "ika 3>& terlalu tinggi, nitrogen akan dikonsumsi dengan #epat oleh bakteri metanogen untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya dan hanya sedikit yang bereaksi dengan karbon akibatnya gas yang dihasilnya menjadi rendah. Sebaliknya jika 3>& rendah, nitrogen akan dibebaskan dan berakumulasi dalam bentuk amonia (&/ 5) yang dapat meningkatkan p/. "ika p/ lebih tinggi dari =,6 akan menunjukkan pengaruh negatif pada populasi bakteri metanogen. Kotoran ternak sapi mempunyai rasio 3>& sekitar ,5. /ijauan seperti jerami atau serbuk gergaji mengandung persentase karbon yang jauh lebih tinggi, dan bahan dapat di#ampur untuk mendapatkan

rasio 3>& yang diinginkan. Dasio 3>& beberapa bahan yang umum digunakan sebagai bahan baku biogas disajikan pada tabel ,.-. Ta$el 2.3 Dasio karbon dan nitrogen (3>&) dari beberapa bahan baku Bahan Kotoran bebek Kotoran manusia Kotoran ayam Kotoran kambing Kotoran babi Kotoran domba Kotoran sapi>kerbau "as%& ,.N = = '7 ', '= ': ,5

Slurry kotoran sapi mengadung ',= ! ,,5A nitrogen, ',7 ! ',,A fosfor (P,76), 7,8 ! 7,=A potassium (K ,7), dan 67 ! <6A bahan organik. Kandungan solid yang paling baik untuk proses anaerobik yaitu sekitar =A. Untuk limbah kotoran sapi segar dibutuhkan pengen#eran ' 9 ' dengan air. ;eknologi pen#ernaan anaerob bila digunakan dalam sistem peren#anaan yang matang, tidak hanya men#egah polusi tetapi juga menyediakan energi berkelanjutan, pupuk dan rekoveri nutrien tanah. Untuk itu proses ini dapat mengubah limbah dari suatu masalah menjadi suatu yang menguntungkan. Ta$el 2.4 Potensi produksi gas dari berbagai jenis kotoran he*an )en%s *&t&ran Sapi>Kerbau abi Unggas .anusia 2.4 Tekn&l&g% D%gester Saat ini berbagai bahan dan jenis peralatan biogas telah banyak dikembangkan sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik *ilayah, jenis, jumlah dan pengelolaan kotoran ternak. Se#ara umum terdapat dua teknologi yang digunakan untuk memperoleh biogas. Pertama, proses yang sangat umum yaitu fermentasi kotoran ternak menggunakan digester yang didesain khusus dalam kondisi anaerob. Kedua, teknologi yang baru dikembangkan yaitu dengan menangkap langsung gas metan dari lokasi tumpukan sampah tanpa harus Pr&-uks% (as +er *g /m30 7.7,-!7.757 7.757!7.76: 7.786!7.''8 7.7,7!7.7,=

'7

membuat digester khusus. Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan biogas ditampilkan pada gambar berikut.

(am$ar 2.2 Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan biogas Sumber 9 $epartemen Pertanian (,77:)1'2 eberapa keuntungan kenapa digester anaerobik lebih banyak digunakan antara lain 9 '. Keuntungan pengolahan limbah (a) $igester anaerobik merupakan proses pengolahan limbah yang alami (b) .embutuhkan lahan yang lebih ke#il dibandingkan dengan proses kompos aerobik ataupun penumpukan sampah (#) .emperke#il volume atau berat limbah yang dibuang (d) .emperke#il rembesan polutan ,. Keuntungan energi (a) Proses produksi energi bersih (b) .emperoleh bahan bakar berkualitas tinggi dan dapat diperbaharui (#) iogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan -. Keuntungan lingkungan . (a) .enurunkan emisi gas metan dan karbondioksida se#ara signifikan (b) .enghilangkan bau (#) .enghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang kaya nutrisi (d) .emaksimalkan proses daur ulang (e) .enghilangkan bakteri #oliform sampai ::A sehingga memperke#il kontaminasi sumber air

''

5. Keuntungan ekonomi (ebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari siklus ulang proses agian utama dari proses produksi biogas yaitu tangki tertutup yang disebut digester. $esain digester berma#am!ma#am sesuai dengan jenis bahan baku yang digunakan, temperatur yang dipakai dan bahan konstruksi. $igester dapat terbuat dari #or beton, baja, bata atau plastik dan bentuknya dapat berupa seperti silo, bak, kolam dan dapat diletakkan di ba*ah tanah. Sedangkan untuk ukurannya bervariasi dari 5!-6 m-. iogas dengan ukuran terke#il dapat dioperasikan dengan kotoran ternak - ekor sapi, < ekor babi atau 677 ekor unggas.

(am$ar 2.3 eberapa ma#am digester Sumber 9 $epartemen Pertanian (,77:)1'2 iogas yang dihasilkan dapat ditampung dalam penampung plastik atau digunakan langsung pada kompor untuk memasak, menggerakan generator listrik, patromas biogas, penghangat ruang>kotak penetasan telur dll. 2.1 2akt&r32akt&r 4ang Mem+engaruh% *esuksesan Peman aatan B%&gas *&t&ran Ternak Untuk memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas, diperlukan beberapa syarat yang terkait dengan aspek teknis, infrastruktur, manajemen dan sumber daya manusia. berjalan dengan optimal. ila faktor tersebut dapat dipenuhi, maka pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas sebagai penyediaan energi dipedesaan dapat

',

;erdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi optimasi pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas yaitu 9 ($ede Sulaeman, ,77:) '. Ketersediaan ternak "enis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat menjadi potensi bagi pengembangan biogas. /al ini karena biogas dijalankan dengan memanfaatkan kotoran ternak.Kotoran ternak yang dapat diproses menjadi biogas berasal dari ternak ruminansia dan non ruminansia seperti sapi potong, sapi perah dan babiB serta unggas. "enis ternak mempengaruhi jumlah kotoran yang dihasilkannya. Untuk menjalankan biogas skala individual atau rumah tangga diperlukan kotoran ternak dari - ekor sapi, atau < ekor babi, atau 677 ekor ayam. ,. Kepemilikan ;ernak "umlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar pemilihan jenis dan kapasitas biogas yang dapat digunakan. Saat ini biogas kapasitas rumah tangga terke#il dapat dijalankan dengan kotoran ternak yang berasal dari - ekor sapi atau < ekor babi atau 677 ekor ayam. ila ternak yang dimiliki lebih dari jumlah tersebut, maka dapat dipilihkan biogas dengan kapasitas yang lebih besar (berbahan fiber atau semen) atau beberapa biogas skala rumah tangga. -. Pola Pemeliharaan ;ernak Ketersediaan kotoran ternak perlu dijaga agar biogas dapat berfungsi optimal. Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila ternak dipelihara dengan #ara dikandangkan dibandingkan dengan #ara digembalakan.

5. Ketersediaan (ahan Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar kandang yang luasannya bergantung pada jenis dan kapasitas biogas. (ahan yang dibutuhkan untuk membangun biogas skala terke#il (skala rumah tangga) adalah '5 m, (<m E ,m). Sedangkan skala komunal terke#il membutuhkan lahan sebesar 57m , (=m E 6m). 6. ;enaga Kerja

'-

Untuk mengoperasikan biogas diperlukan tenaga kerja yang berasal dari peternak>pengelola itu sendiri. /al ini penting mengingat biogas dapat berfungsi optimal bila pengisian kotoran ke dalam reaktor dilakukan dengan baik serta dilakukan pera*atan peralatannya. anyak kasus mengenai tidak beroperasinya atau tidak optimalnya biogas disebabkan karena9 pertama, tidak adanya tenaga kerja yang menangani unit tersebutB kedua, peternak>pengelola tidak memiliki *aktu untuk melakukan pengisian kotoran karena memiliki pekerjaan lain selain memelihara ternak. 8. .anajemen (imbah>Kotoran .anajemen limbah>kotoran terkait dengan penentuan komposisi padat #air kotoran ternak yang sesuai untuk menghasilkan biogas, frekuensi pemasukan kotoran, dan pengangkutan atau pengaliran kotoran ternak ke dalam raktor. ahan baku (raw material) reaktor biogas adalah kotoran ternak yang komposisi padat #airnya sesuai yaitu ' berbanding -. Pada peternakan sapi perah komposisi padat #air kotoran ternak biasanya telah sesuai, namun pada peternakan sapi potong perlu penambahan air agar komposisinya menjadi sesuai. Frekuensi pemasukan kotoran dilakukan se#ara berkala setiap hari atau setiap , hari sekali tergantung dari jumlah kotoran yang tersedia dan sarana penunjang yang dimiliki. Pemasukan kotoran ini dapat dilakukan se#ara manual dengan #ara diangkut atau melalui saluran. <. Kebutuhan Energi Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an!aerobik akan menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai energi. $engan demikian, kebutuhan peternak akan energi dari sumber biogas harus menjadi salah satu faktor yang utama. /al ini mengingat, bila energi lain berupa listrik, minyak tanah atau kayu bakar mudah, murah dan tersedia dengan #ukup di lingkungan peternak, maka energi yang bersumber dari biogas tidak menarik untuk dimanfaatkan. (kas#ing). ila energi dari sumber lain tersedia, peternak dapat diarahkan untuk mengolah kotoran ternaknya menjadi kompos atau kompos #a#ing

'5

=. "arak (kandang!reaktor biogas!rumah) Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat dimanfaatkan untuk memasak, menyalakan petromak, menjalankan generator listrik, mesin penghangat telur>ungas dll. Selain itu air panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk proses sanitasi sapi perah. Pemanfaatan energi ini dapat optimal bila jarak antara kandang ternak, reaktor biogas dan rumah peternak tidak telampau jauh dan masih memungkinkan dijangkau instalasi penyaluran biogas. Karena se#ara umum pemanfaatan energi biogas dilakukan di rumah peternak baik untuk memasak dan keperluan lainnya. :. Pengelolaan /asil Samping iogas Pengelolaan hasil samping biogas ditujukan untuk memanfaatkannya menjadi pupuk #air atau pupuk padat (kompos). Pengeolahannya relatif sederhana yaitu untuk pupuk #air dilakukan fermentasi dengan penambahan bioaktivator agar unsur haranya dapat lebih baik, sedangkan untuk membuat pupuk kompos hasil samping biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan #ara diendapkan, disaring atau dijemur. Pupuk yang dihasilkan tersebut dapat digunakan sendiri atau dijual kepada kelompok tani setempat dan menjadi sumber tambahan pandapatan bagi peternak. '7. Sarana Pendukung Sarana pendukung dalam pemanfaatan biogas terdiri dari saluran air>drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat mempermudah operasional dan pera*atan instalasi biogas. Saluran air dapat digunakan untuk mengalirkan kotoran ternak dari kandang ke reaktor biogas sehingga kotoran tidak perlu diangkut se#ara manual. 0ir digunakan untuk membersihkan kandang ternak dan juga digunakan untuk membuat komposisi padat #air kotoran ternak yang sesuai. Sedangkan peralatan kerja digunakan untuk mempermudah>meringankan pekerjaan>pera*atan instalasi biogas. Selain sepuluh faktor di atas, kemauan peternak>pelaku untuk, menjalankan instalasi biogas dan mera*atnya serta memanfaatkan energi biogas menjadi modal utama dalam pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. ;anpa adanya kemauan peternak untuk se#ara aktif mengoptimalkan biogas, maka

'6

faktor!faktor lain tidak akan #ukum membantu dalam optimalisasi pemanfaatan biogas.

'8

BAB III MET#D#L#(I 3.1 !tu-% L%teratur -an !ur5e% L&kas% Studi literatur bertujuan untuk mempelajari proses pembuatan biogas dan faktor!faktor yang mempengaruhinya. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari dari berbagai sumber yang berhubungan dengan pengolahan biogas seperti buku, majalah, internet dan sumber!sumber relevan lainnya. Survei lokasi bertujuan untuk menentukan tipe digester yang digunakan dan ketersediaan bahan baku. $engan adanya survei lokasi ini nantinya diharapkan mampu menghasilkan biogas yang optimal. Sehingga hasil yang diharapkan dapat ter#apai. 3.2 Mem$angun Instalas% B%&gas angunan utama dari instalasi biogas adalah $igester yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. "enis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan se#ara kontinu setiap hari. esar ke#ilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknya biogas yang diinginkan. (ahan yang diperlukan sekitar '8 m,. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, #at dan pipa prolon.

(am$ar 3.1 ;ipe digester yang digunakan

'<

Sumber 9 $epartemen Pertanian (,77:)1'2

(am$ar 3.2 Unit pengolahan biogas (okasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. $isamping digester harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik #air. Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut9 '. .en#ampur kotoran ternak dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan '9' pada bak penampung sementara. mempermudah pemasukan kedalam digester ,. .engalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh. -. .elakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak ' liter dan isi rumen segar dari rumah potong he*an (DP/) sebanyak 6 karung untuk kapasitas digester -,6 ! 6,7 m,. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi. entuk lumpur akan

'=

5. .embuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke!' sampai ke!= karena yang terbentuk adalah gas 34,. Sedangkan pada hari ke!'7 sampai hari ke!'5 baru terbentuk gas metan (3/5) dan 34, mulai menurun. Pada komposisi 3/5 65A dan 34, ,<A maka biogas akan menyala. 6. Pada hari ke!'5 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. .ulai hari ke!'5 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. se#ara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal. iogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran ternak

':

Anda mungkin juga menyukai