Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) PROSEDUR TINDAKAN RSUD CIBINONG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT 2013 - 2015

Mastoidektomi radikal (ICD 9 CM: ) 1. Pengertian (Definisi)


Mastoidektoini radikal ialah operasi untuk eradikasi penyakit telinga tengah dan mastoid, dinding posterior dan superior telinga diangkat sehingga mastoid, epitimpanum dan mesotimpanum menjadi satu kavitas 1. Eksisi kolesteatoma 2. Eksplorasi bagian mastoid nervus fasial 3. Eksisi tumor yang melibatkan mastoid dan bulbus jugular 4. Eksisi penyakit granulomatosa dan mukosa 1. 1. Pasien : a. Penjelasan rencana operasi dan komplikasi b. Izin operasi c. Ijin pembiusan d. Pemeriksaan lab darah, foto Rontgen toraks AP, EKG (bila perlu) 2. Alat : a. Satu Infus set, satu abocath no 18 atau 20 b. Benang Side 1 buah c. Benang chromic cat gut 2 buah d. RL 1 kolf e. Instrument set Tonsilektomi f. Alat dan bahan habis pakai : 6 pasang handscund - Betadin 100 cc - Kassa 20 lembar - Nacl 0,9% 1 kolf 3. Petugas : a. Dokter spesialis THT 1 orang yang mempunyai kewenangan klinis b. Dokter spesialis Anestesi 1 orang yang mempunyai kewenangan klinis c. Perawat bedah 2 orang yang mempunyai kewenangan klinis d. Penata anestesi 1 orang yang mempunyai

2. Indikasi

3. Kontra Indikasi 4. Persiapan

27

5. Prosedur Tindakan

1.

2.

3.

6. Pasca Prosedur Tindakan 7. Tingkat Evidens 8. Tingkat Rekomendasi 9. Penelaah Kritis 10. Indikator Prosedur Tindakan

1. 2. 3.

kewenangan klinis Sign in kondisi pasien - Kesiapan alat - Kesiapan petugas Sign out : - Kondisi pasien selama operasi stabil - Jumlah alat-alat yang dipakai cukup Time out : - Pengecekan kondisi pasien - Pengecekan kelengkapan alat Hitung jumlah perdarahan selama operasi Pasien serahterimakan dengan perawat ruangan Pasien dipindahkan ke ruang perawatan

IV C
1. Dr. Krisnabudhi, SpTHT-KL 2. Dr. Dadang Candra SpTHT-KL Mastoidektomi selesai tanpa komplikasi dalam waktu 120 menit. Target : 70% mastoidektomi selesai tanpa komplikasi dalam waktu 120 menit. ... 1. Bingham BJG. Hawthorne MR. Synopsis of operative ENT Surgery. Butterworth Heinemann. 1992.

11. Kepustakaan

28

Anda mungkin juga menyukai