x 100 %
e. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek
indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama
pembelajaran pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum
2. Angket
Data dalam bentuk angket dianalisis seperti pada lembar observasi.
3. Format Wawancara
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk
transkripsi untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif, sehingga
dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran konsep larutan
elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum.
14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008)
hal. 43.
44
Analisis
SK dan KD
Observasi
Kesimpulan dan saran
Angket/Kuesioner
Analisis dan Pembahasan
Menentukan siapa yang akan diwawancara
wawancara
Analisis Materi Pelajaran
Tidak
Validasi Instrumen
Ya
Memperbanyak Instrumen
Praktikum
Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
((RPP)
Membuat Instrumen
Temuan Penelitian
P
E
R
S
I
A
P
A
N
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
P
E
N
G
O
L
A
H
A
N
D
A
T
A
Analisis Standar Isi
Mata Pelajaran
Kimia SMA
Analisis
Keterampilan
Berpikir Kritis
Siswa
Gambar 3.1 Alur Penelitian
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Metode Praktikum
Pada Pembelajaran metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu objek, menganalisis,membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri suatu
objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan demikian siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum atau
dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Sehingga dengan
pembelajaran metode praktikum ini keterampilan berpikir kritis siswa dapat ikut
berkembang. Karena praktikum bukanlah sekedar untuk mempresentasikan
apakah reaksinya cocok dengan teori tetapi juga harus mengembangkan proses
berpikir dengan timbul pertanyaannya mengapa reaksi demikian dan sebagainya.
Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian
beserta pembahasannya. Pada penelitian ini setelah observer mengamati siswa
dengan melihat sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada
pembelajaran dengan memberi skor sesuai dengan pengamatannya. Dan hasil data
yang diperoleh dari lembar observasi, angket akan disajikan dalam bentuk tabel
serta hasil wawancara.
1. Hasil Lembar Observasi
Pengamatan terhadap aspek keterampilan berpikir kritis yang muncul
pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum yang dilakukan secara
kelompok terdiri dari beberapa aspek indikator yang disajikan dalam bentuk
tabel.
46
Pertemuan I
Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
No
Sub Indikator
(mengemukakan
Hipotesis)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok
Persentase
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Membuat hipotesis /
dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri dari
suatu pertanyaan pada
LKS
1 4 1 - 18 75,0
b Menyadari bahwa suatu
penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan
memperoleh bukti
2 3 1 - 19 79,2
Rata-rata 37 77,1
Keterangan:
SB = sangat baik KB = kurang baik
B = baik SKB = sangat kurang baik
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan
hipotesis. kegiatan membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri (dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 4
kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).
Dan untuk kegiatan menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, dan 3
kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).
Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 77,1 %. Hal ini menunjukan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi tergolong baik.
47
Tabel 4.2 Hasil lembar observasi indikator membangun keterampilan dasar
No
Sub Indikator
(mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok
Persentase
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Menyiapkan alat dan
bahan
5 1 - -
23
95,8
b. Melakukan diskusi
sebelum praktikum
5 1 - -
23
95,8
c. Menemukan informasi
dari berbagai sumber
- 5 1 -
17
70,8
d. Membuat prosedur
percobaan/ langkah
kerja praktikum
4 2 - -
22
91,6
e. Kebiasaan berhati-hati
dalam pelaksanaan
praktikum
3 2 1 -
20
83,3
Rata-rata 105 87,5
Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan
menyiapkan alat dan bahan serta melakukan diskusi sebelum praktikum
hasilnya sama (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat baik, dan 1
kelompok tergolong baik), kegiatan menemukan informasi dari berbagai
sumber (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok
tergolong kurang baik), membuat prosedur percobaan/langkah kerja
praktikum (semua kelompok tergolong baik), dan untuk kebiasaan berhati-
hati dalam pelaksanaan praktikum (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong
sangat baik, 2 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong
kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal
ini menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dengan sub
48
indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat tergolong
sangat baik.
Tabel 4.3 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
No
Sub Indikator
( Merancang eksperimen)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok
Persentase
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Merangkai alat uji daya
hantar listrik
4 2 - -
22
91,6
b. Mencoba alat uji daya
hantar listrik dengan
menguji larutan-larutan
yang sudah disediakan
4 2 - - 22 91,6
c. Mengulang kerja
praktikum seperti
menguji kembali
larutan-larutan yang
sudah diuji sebelumnya.
2 3 1 - 19 83,3
Rata-rata 63 87,5
Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator merancang
eksperimen, dengan kegiatan merangkai alat uji daya hantar listrik dan
mencoba alat uji daya hantar listrik dengan menguji larutan-larutan yang
sudah disediakan adalah hasilnya sama (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, dan 2 kelompok tergolong baik), kegiatan
mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang
sudah diuji sebelumnya. (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat
baik, dan 3 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok tergolong kurang
baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal ini
menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis menginduksi dan
49
mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator merancang
eksperimen tergolong sangat baik.
Tabel 4.4 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab
pertanyaan
No
Sub indikator
(memberikan penjelasan
sederhana)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok
Persentase
(%) SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Menganalisis pertanyaan/
argument yaitu: siswa
memberikan penjelasan
sederhana dengan
melihat perbedaan,
persamaan serta fakta.
- 6 - - 18 75,0
b Memfokuskan
pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan
semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di
LKS
1 4 1 - 18 75,0
c Bertanya dan menjawab
pertanyaan: yaitu siswa
dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan
mengenai suatu
penjelasan pada
pertanyaan-pertanyaan di
LKS seperti
1 4 1 - 18 75,0
Rata-rata 54 75,0
Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator bertanya dan
menjawab dengan sub indikator memberikan penjelasan sederhana, untuk
kegiatan menganalisis pertanyaan/argument (semua kelompok tergolong
baik), dan untuk memfokuskan pertanyaan (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya
tergolong kurang baik), serta untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
50
(dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong
baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata
persentase yang diperoleh adalah 75,0%. Hal ini menunjukan bahwa
kategori indikator memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator
di atas tergolong baik.
Tabel 4.5 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi
No
Sub Indikator
( mempertanggungjawabkan
hasil observasi)
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Membuat tabel pengamatan
di LKS
6 - - -
24
100
b. Mempresentasikan hasil
kerja.
- 5 1 - 17 70,8
Rata-rata 41 85,4
Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub
indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi, kegiatan membuat
tabel pengamatan di LKS (semua kelompok tergolong sangat baik), dan
untuk mempresentasikan hasil kerja (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong
baik, 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase
yang diperoleh adalah 85,4%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator
memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator di atas tergolong
sangat baik.
51
Pertemuan kedua
Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak .
No
Sub Indikator
(mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat)
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok Persentase
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Menyiapkan alat dan
bahan
5 1 - -
23
95,8
b. Melakukan diskusi
sebelum praktikum
4 2 - -
22
91,6
c. Memperbaiki alat uji
daya hantar listrik yang
sudah diarangkai pada
pertemuan sebelumnya
5 1 - - 23 95,8
d. Membuat larutan dan
melarutkan zat terlarut
5 1 - -
23
95,8
e. Mempertimbangkan
cara-cara menguji
larutan
- 5 1 - 17 70,8
f. Menguji larutan secara
bergantian
4 2 - -
22
91,6
g. Menggunakan alat
dengan teknik yang
benar
3 2 1 -
20
83,3
Rata-rata 150 89,2
Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan
menyiapkan alat dan bahan, kegiatan memperbaiki alat uji daya hantar
listrik yang sudah dirangkai sebelumnya, kegiatan membuat larutan dan
melarutkan zat terlarut hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 5 kelompok
tergolong sangat baik, dan 1 kelompok tergolong baik) serta melakukan
diskusi sebelum praktikum dan menguji larutan secara bergantian hasilnya
sama (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, dan 2 kelompok
52
tergolong baik), untuk kegiatan mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok
tergolong kurang baik), serta menggunakan alat dengan teknik yang benar
(dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong
baik dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase
yang diperoleh adalah 89,2%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator
berpikir kritis mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak dengan sub indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang
tepat tergolong sangat baik.
Tabel 4.7 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan hasil observasi
No
Sub indikator
(Melaporkan hasil observasi)
Jumlah pemunculan indikator
perkelompok
SB B KB SKB
(%)
4 3 2 1
a. Mengamati gejala yang terjadi
di katoda dan anoda
3 3 - - 21 87,5
b. Mengamati nyala lampu 5 1 - - 23 95,8
c. Mengamati kertas lakmus 5 1 - - 23 95,8
d. Mencatat setiap pengamatan
ke dalam tabel
3 3 - - 21 87,5
e. Mencari persamaan dan
perbedaan sesuai pengamatan
2 4 - - 20 83,3
Rata-rata 108 90,0
Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub
indikator melaporkan hasil observasi kegiatan mengamati gejala yang
terjadi di katoda dan anoda dan mencatat setiap pengamatan kedalam tabel
hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik,
dan 3 kelompok lagi tergolong baik ), untuk mengamati nyala lampu dan
mengamati kertas lakmus (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat
53
baik, dan 1 kelompok tergolong baik). Untuk kegitan mencari persamaan
dan perbedaan sesuai pengamatan hasilnya (dari 6 kelompok 2 kelompok
tergolong sangat baik dan 4 kelompok lagi tergolong baik) Nilai rata-rata
persentase yang diperoleh adalah 90,0%. Hal ini menunjukan bahwa
kategori berpikir kritis dengan indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi tergolong sangat baik
Tabel 4.8 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
No
Sub indikator
(mengemukakan hipotesis)
Jumlah Pemunculan indikator
perkelompok
SB B KB SKB
(%)
4 3 2 1
a. Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan daya hantar listrik
1 2 3 - 16 66,7
b. Memperkirakan nyala lampu
ketika suatu larutan di uji
dengan alat daya hantar
listrik
- 6 - - 18 75,0
c. Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan kertas lakmus.
1 5 - - 19 79,2
d. Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika menguji jenis
larutannya sama tetapi
konsentrasinya berbeda
- 4 2 - 16 66,7
Rata-rata 69 71,8
Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator
mengemukakan hipotesis, untuk kegiatan memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik (dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik
dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik ), dan untuk kegiatan
memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya
54
hantar listrik (semua kelompok tergolong baik) dan kegiatan memperkirakan
gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus (dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 5 kelompok lagi tergolong
baik), untuk kegiatan memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji
jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda (dari 6 kelompok 4
kelompok tergolong baik, dan 2 kelompok lagi tergolong kurang baik).
Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 71,8%. Hal ini menunjukan
bahwa kategori indikator menginduksi dan melaporkan hasil induksi
tergolong baik.
Tabel 4.9 Hasil lembar obsevasi indikator Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
No
Sub indikator
(mengemukakan kesimpulan)
Jumlah pemunculan indikator
perkelompok
SB B KB SKB
4 3 2 1 (%)
a. Menarik kesimpulan sesuai
fakta.
2 3 1 -
1
9
79,2
b. Menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
1 4 1 -
1
8
75,0
Rata-rata 37 77,1
Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada kegiatan
menyimpulkan dengan indikator menarik kesimpulan sesuai fakta (dari 6
kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik
dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik), dan untuk indikator menarik
kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan (dari 6 kelompok kelompok
1 tergolong sangat baik, 4 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lagi
tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah
77,1%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator menyimpulkan dengan
55
indikator menarik kesimpulan sesuai fakta dan menarik kesimpulan dari
hasil menyelidik tergolong baik.
Tabel 4.10 Hasil lembar observasi indikator mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan suatu definisi.
No
Sub indikator
(startegi membuat
definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan
lanjut)
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok
Persentase
SB B KB SKB
(%)
4 3 2 1
a. Membuat bentuk
definisi seperti siswa
dapat memberikan
definisi larutan
elektrolit sesuai dengan
pengamatannya
2 4 - - 20 83,3
b. Menjelaskan
penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat
asam, basa atau netral.
- 6 - - 18 75
c. Menjelaskan
penggolongan larutan
elektrolit kuat dan
lemah
2 4 - - 20 83,3
d. Menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
2 4 - - 20 83,3
Rata-rata 78 81,3
Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi dengan sub
indikator strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan
penjelasan lanjut membuat bentuk definisi (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik), untuk kegiatan
menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral (semua kelompok tergolong baik), untuk kegiatan menjelaskan
penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah (dari 6 kelompok 4
56
kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik). Nilai
rata-rata persentase yang diperoleh adalah 81,3%. Hal ini menunjukan
bahwa kategori indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu
definisi tergolong sangat baik.
Tabel 4.11 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab
pertanyaan
No
Sub indikator
(Menyebutkan contoh)
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
2 4 - - 20 83,3
b. Menyebutkan contoh
larutan elektrolit kuat dan
lemah
2 3 1 - 19 79,2
c. Menyebutkan contoh
larutan yang bersifat asam,
basa dan netral
2 2 2 - 18 75,0
Rata-rata 57 79,2
Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator bertanya
dan menjawab pertanyaan dengan sub indikator menyebutkan contoh, untuk
kegiatan menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik,
2 kelompok lagi tergolong baik), menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat
dan lemah (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok
tergolong baik, dan 1 kelompok tergolong kurang baik), untuk menyebutkan
contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral (dari 6 kelompok 2
kelompok sangat baik, 2 kelompok lagi baik dan 2 kelompok lagi kurang
baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 79,2%. Hal ini
57
menunjukan bahwa kategori indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
dengan sub indikator menyebutkan contoh tergolong baik.
Tabel 4.12 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap
indikator pada pertemuan I dengan metode praktikum
No
Indikator Berpikir
Kritis
Sub Indikator Berpikir
kritis
Persentase
(%)
Jumlah
keseluruhan
(%)
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis 77,1
83,2
Merancang eksperimen 87,5
2.
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
87,5 87,5
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0 75,0
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Mempertanggungjawabk
an hasil observasi
85,4 85,4
Jumlah rata-rata (%) 82,8
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh bahwa hasil persentase
indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan pertama dengan
empat indikator diperoleh hasil berbeda-beda diantaranya untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase
sebanyak 83,2%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 87,5%, indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak 75,0%,
untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
diperoleh persentase sebanyak 85,4%. Dan jumlah persentase keseluruhan
indikator berpikikir kritis pada pertemuan pertama diperoleh sebanyak
82,8% hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-
5 tergolong sangat baik.
58
Tabel 4.13 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap
indikator pada pertemuan kedua dengan metode praktikum
No
Indikator Berpikir
Kritis
Sub Indikator Berpikir
kritis
Persentase
(%)
Jumlah
keseluruhan
(%)
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis 71,8
75,8
Mengemukakan
kesimpulan
77,1
2.
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
89,2 89,2
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Menyebutkan contoh 79,2 79,2
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Melaporkan hasil
observasi
90,0 90,0
5.
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
Strategi membuat
definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan
sederhana.
81,3 81,3
Jumlah rata-rata (%) 82,8
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diperoleh bahwa hasil persentase
indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan kedua terdiri dari
lima indikator, dengan hasil yang berbeda-beda diantaranya untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase
sebanyak 74,5%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 89,2,0%, indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak 79,2%,
untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
diperoleh persentase sebanyak 90,0% serta indikator mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan suatu definisi diperoleh persentase sebanyak
81,3%. Dan jumlah persentase keseluruhan indikator berpikikir kritis pada
pertemuan pertama diperoleh sebanyak 82,8% hal ini menunjukan bahwa
keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-5 tergolong sangat baik.
59
Tabel 4.14 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis secara
keseluruhan
No
Indikator Berpikir
Kritis
Sub Indikator Berpikir
kritis
Persentase
(%)
Jumlah
keseluruhan
(%)
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis 74,5
79,7
Merancang Eskperimen 87,5
Mengemukakan
kesimpulan
77,1
2.
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
88,4 88,4
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0
77,1
Menyebutkan contoh 79,2
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Mempertanggungjawabk
an hasil observasi
85,4
87,7
Melaporkan hasil
observasi
90,0
5.
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
Strategi membuat
definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan
sederhana.
81,3 81,3
Jumlah rata-rata (%) 82,8
Berdasarkan tabel 4.14 jumlah persentase keseluruhan untuk kelima
indikator berpikir kritis diperoleh hasil yang berbeda, untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh hasil
keseluruhan persentase sebanyak 79,7%, indikator mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak diperoleh sebanyak 88,4%,
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sebanyak 77,1%, indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi diperoleh sebanyak
87,7% serta untuk indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan
suatu definisi diperoleh sebanyak 80,5%. Nilai rata-rata jumlah persentase
keseluruhan keterampilan berpikir kritis diperoleh sebanyak 82,5%. Hal ini
60
menunjukan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis siswa dengan
metode praktikum pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit
untuk kelas X-5 berkembang dengan sangat baik. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Grafik indikator keterampilan berpikir kritis tiap pertemuan
Keterangan:
Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan
Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi
Dari Grafik diatas dicari nilai rata-rata keseluruhan indikator keterampilan
berpikir kritis siswa sesuai dengan tujuan penelitian yaitu indikator menurut R.
Ennis dengan lima indikator yang diteliti diantaranya menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi, mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi, serta mendefinisikan istilah dan
pertimbangan suatu definisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
0
20
40
60
80
100
indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5
pertemuan
pertama
pertemuan
kedua
61
Gambar 4.2 Grafik nilai rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis
Keterangan:
Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan
Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi
2. Hasil Data angket
Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap keterampilan berpikir
kritis pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum yang dihitung
secara per-indikator.Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah
ini.
1. Indikator Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 14
pernyataan diantaranya 7 untuk pernyataan positif dan 7 lagi untuk
pernyataan negatif
Tabel 4.15 Hasil Angket indikator menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi.
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
54 x 4 = 216 9 x 1 = 9
221 x 3 = 663 37 x 2 = 74
66 x 2 = 132 185 x 3 = 555
- 33 x 4 = 132
Jumlah 1011 770
Jumlah maksimum 1232 1232
Persentase 82,1% 62,5%
Persentase
Keseluruhan
72,3%
70
75
80
85
90
Jumlah rata-rata penguasaan keseluruhan
keterampilan berpikir kritis siswa.
indikator 1
indikator 2
indikator 3
indikator 4
indikator 5
62
Jadi jumlah persentase yang untuk indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi adalah sebanyak 72,3 %. Hal ini
menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik
2. Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak
Untuk Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak pernyataan angket yang di sajikan terdapat 4
pernyataan diantaranya 2 untuk pernyataan positif dan 2 lagi untuk
pernyataan negatif.
Tabel 4.16 Hasil Angket indikator mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
21 x 4 = 84 1 x 1 =1
65 x 3 = 195 2 x 2 = 4
1 x 2 = 2 72 x 3 = 216
1 x 1 = 1 13 x 4 = 522
Jumlah 282 273
Jumlah
maksimum
352 352
Persentase 80,1% 77,6%
Persentase
Keseluruhan
78,9%
Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak adalah
sebanyak 78,9 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik
3. Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
Untuk Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan, pernyataan
angket yang di sajikan terdapat 8 pernyataan diantaranya 4 untuk
pernyataan positif dan 4 lagi untuk pernyataan negatif
63
Tabel 4.17 Hasil Angket indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
40 x 4 = 160 3 x 1 = 3
122 x 3 = 366 23 x 2 = 46
18 x 2 = 36 97 x 3 = 291
- 23 x 4 = 92
Jumlah 562 432
Jumlah
maksimum
704 704
Persentase 79,8% 61,4%
Persentase
Keseluruhan
70,6%
Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan adalah sebanyak 70,6 %. Hal ini
menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik
4. Indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 6
pernyataan diantaranya 3 untuk pernyataan positif dan 3 lagi untuk
pernyataan negatif
Tabel 4.18 Hasil Angket Aspek indikator memberikan penjelasan lanjut
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
31 x 4 = 124 -
100 x 3 = 300 6 x 2 = 12
1 x 2 = 2 110 x 3 = 330
- 16 x 4 = 64
Jumlah 426 406
Jumlah
maksimum
528 528
Persentase 80,7% 76,9%
Persentase
Keseluruhan
78,8%
Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi adalah sebanyak
78,8%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik.
64
5. Indikator mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu
definisi
Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 6
pernyataan diantaranya 3 untuk pernyataan positif dan 3 lagi untuk
pernyataan negatif
Tabel 4.19 Hasil Angket indikator mempertimbangkan istilah dan
pertimbangan suatu definisi.
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
21 x 4 = 84 7 x 1 = 7
109 x 3 = 327 10 x 2 = 20
2 x 2 = 4 99 x 3 = 297
- 16 x 4 = 64
Jumlah 415 388
Jumlah
maksimum
528 528
Persentase 78,6% 73,5%
Persentase
Keseluruhan
76,1%
Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator
mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu definisi adalah
sebanyak 78,8%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik.
Berdasarkan hasil analisis dengan data angket jumlah keseluruhan
yang didapat sebanyak 75,3% dan indikator keterampilan berpikir kritis
siswa yang jumlah persentasenya lebih besar adalah indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan
indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat grafik dibawah ini.
65
Gambar 4.3 Hasil data angket keterampilan berpikir kritis pada
pembelajaran kimia dengan metode praktikum
Keterangan:
Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan
Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi
3. Hasil Wawancara
Temuan yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam
bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 4.20 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan
metode praktikum
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu!
Apakah kamu senang belajar
kimia disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Kami merasa senang sekali, karena
dengan melaksanakan praktikum kami
bisa lebih yakin, lebih jelas, lebih puas
dan mudah untuk mengingatnya.
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Tidak sering hanya beberapa kali
melaksanakan praktikum.
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!
Pembelajaran kimia dengan
menggunakan metode praktikum
menurut kami sangat menyenangkan
karena kami bisa memprediksi dan
lebih memahami dengan melaksanakan
praktikum
4 Menurutmu apakah Menurut kami pembelajaran seperti ini
66
68
70
72
74
76
78
80
Hasil data angket keterampilan berikir
kritis pada pembelajaran kimia dengan
metode praktikum
indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 5
66
pembelajaran kimia dengan
metode praktikum menarik
atau tidak? Berikan alasanmu!
sangat menarik selain menambah
wawasan, pengalaman, kami juga bisa
memahami dan mengerti dengan
melaksanakan praktikum.
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan
nonelektrolit berlangsung
kegiatan apa saja yang kamu
lakukan? Apakah bekerja
semua atau tidak
Semuanya bekerja. Tugas kami
berbeda-beda, ada yang merangkai alat
uji daya hantar listrik, membuat
larutan, menguji larutan, mencatat
hasil penelitian, dan sebagainya.
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan
apa yang kamu hadapi? Jika
tidak apa alasanmu?
Ya. Awalnya kami merasa kesulitan
ketika merangkai alat uji daya hantar
listrik dan harus menamai rumus
kimia larutan, tetapi setelah dicoba
terus, kesulitan itu sedikit berkurang.
7 Menurutmu apakah
pembelajaran kimia dengan
metode praktikum efektif
untuk dilakukan?
Efektif, karena pembelajaran kimia
dengan praktikum bisa menambah
pengetahuan, memberi wawasan, dan
meyakinkan tentang apa yang kami
duga dan yang belum kami duga.
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Tergantung materi yang akan dibahas,
harus seimbang antara materi dan
praktikum.
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
ada beberapa jawaban yang
kurang tepat? Kenapa?
Kami terburu-buru takut waktunya
habis, kami bingung juga, karena kami
baru melaksanakan praktikum larutan
elektrolit dan nonelektrolit,, jadi
pembelajaran yang baru buat kami
B. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses yaitu pengetahuan kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja ilmiah, oleh
karena itu dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan
percobaan yang dilakukan.
1. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi terdapat
tiga sub-indikator yang amati diantaranya mengemukakan hipotesis, merancang
eksperimen dan mengemukakan kesimpulan. Pada indikator ini diharapkan siswa
67
mampu membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri,
mampu merancang eksperimen seperti merangkai alat uiji coba daya hantar listrik,
serta siswa mampu mengemukakan kesimpulan sesuai fakta dan menarik
kesimpulan dari hasil menyelidiki selama pelaksanaan praktikum yaitu siswa
mampu menentukan larutan manakah yang termasuk larutan elektrolit, larutan
nonelektrolit, serta hubungannya dengan nyala lampu dan gelembung gas
disekitar katoda dan anoda juga hubungannya dengan perubahan kertas lakmus,
selain itu siswa juga diharapkan mampu menuliskan nama larutan, rumus kimia
larutan dengan benar. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat ini merupakan
petunjuk untuk menarik kesimpulan sesuai fakta serta menarik kesimpulan dari
hasil meyelidiki.
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan
siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari ketiga sub-
indikator ini untuk mengemukan hipotesis atau dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri diperoleh hasil persentase sebanyak 77,1 % untuk pertemuan
pertama dan 71,8 % untuk pertemuan kedua dari hasil ini diperoleh rata-rata
sebesar 74,5%, dan untuk sub-indikator merancang eksperimen diperoleh hasil
persentase sebanyak 87,5% serta untuk kegiatan mengemukakan kesimpulan
diperoleh persentase sebanyak 77,1%. Dari ketiga sub-indikator ini diperoleh
persentase keseluruhan sebanyak 79,7%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan
berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi dan menentukan hasil induksi
tergolong baik.
Pada aspek ini siswa diberi pertanyaan yang berhubungan dengan hipotesis
tujuannya agar siswa menyadari bahwa penjelasan itu perlu diuji kebenarannya
dengan memperoleh bukti sehingga siswa memahami konsep dasar dari materi
tersebut. Selain bertujuan untuk memahami konsep dasar, sesuai dengan
penelitian ini diharapkan keterampilan berpikir kritis siswa juga berkembang salah
satunya dengan keterampilan berhipotesis yang bisa mendorong siswa untuk
berpikir dan membuat jawaban sementara (hipotesis), serta mampu
menghubungkan materi sehingga mampu membuat kesimpulan.
68
Pada dasarnya keterampilan berhipotesis akan muncul dan berkembang jika
siswa memahami konsep dari materi yang akan dibahas, akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak siswa yang tidak membaca materi sebelumnya,
meskipun sebelum melakukan pembelajaran siswa ditugaskan untuk membaca
buku sumber dirumah sesuai dengan materi yang akan dibahas.
Pada Indikator ini juga siswa mampu merancang eksperimen dengan
menyiapkan alat dan bahan yang akan dipraktekkan. Disamping itu siswa juga
mampu merangkai alat uji daya hantar listrik dengan baik meskipun pada
pelaksanaanya ada salah satu kelompok yang mengalami kesulitan seperti cara
merangkai kabel posisinya kurang tepat, juga karena mereka belum terbiasa
merangkai alat praktikum sendiri, dan kurangnya alat dan bahan yang mereka
siapkan.
Selain mampu merancang eksperimen, siswa juga mampu mengemukakan
kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dari jawaban siswa menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa menuliskan jawaban dengan benar. Pada dasarnya semua
kelompok menuliskan inti kesimpulannya hampir sama tetapi dalam menyusun
kata-katanya ada yang masih kurang lengkap, siswa kurang dapat mengutarakan
sesuatu melalui bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Selain itu kesalahan yang
sering terjadi adalah siswa kurang teliti dalam menuliskan jawaban. Contohnya
ketika menuliskan NaOH siswa ada yang tidak mengisi nama larutannya dan
menggolongkan larutan tersebut kedalam asam, ada juga siswa yang tidak
menuliskan jawaban dengan lengkap.
Kurang tepatnya siswa dalam membuat kesimpulan dikarenakan siswa
tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil pengamatan,
mereka umumnya lupa untuk menghubungkannya dan kurang teliti membaca soal.
ketika diwawancarai kesalahan tersebut umumnya kebanyakan siswa menjawab
kesalahan yang terjadi karena terburu-buru, lupa, kurang teliti, pikiran mereka lagi
tidak fokus dan mengganggap waktu yang diberikan kurang cukup. Hampir semua
kelompok ketika diwawancarai tentang kesalahan-kesalahan kecil tadi mereka
menjawab dengan melihat perubahan lakmus kita bisa melihat suatu larutan itu
tergolong asam, basa dan netral.
69
Kurang tepatnya keterampilan berpikir kritis siswa dalam menarik
kesimpulan ini disebabkan siswa kurang dapat menghubungkan pengetahuan yang
satu dengan yang lainnya, siswa kurang dapat mengutarakan sesuatu melalui
bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Hal ini dapat dimengerti karena untuk
menarik kesimpulan sesuai fakta yang terjadi selama praktikum dan
menghubungkannya dengan tujuan percobaan merupakan hal yang baru bagi
siswa selama melaksanakan praktikum di sekolah
2. Indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak
Pada Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak, sub-indikator yang diamati adalah mempertimbangkan penggunaan
prosedur yang tepat. Pada Indikator ini diharapkan siswa mampu menyiapkan alat
percobaan dan bahan yang akan diamati, mampu membuat prosedur percobaan
atau langkah kerja praktikum, mampu membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut, menggunakan alat dengan teknik yang benar, menguji larutan serta
mengamati kebiasaan berhati-hati dalam pelaksanaan praktikum.
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan
siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari sub-indikator
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat diperoleh hasil persentase
sebanyak 87,5 % untuk pertemuan pertama dan 89,2 % untuk pertemuan kedua.
Dari hasil kedua ini diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 88,4%. Hal ini
menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi
dan menentukan hasil induksi tergolong baik.
Hasil Indikator ini memiliki persentase lebih besar dari pada indikator
sebelumnya. Hal ini terjadi karena kegiatan ini merupakan bagian dalam kegiatan
praktikum, dimana sebelum melaksanakan praktikum siswa harus menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian merangkai alatnya, dan
melakukan aktivitas dalam praktikum seperti membuat larutan, melarutkan zat
terlarut.
Di samping itu siswa ada yang mengulang kembali kerja praktikum dengan
menguji kembali larutan-larutan yang sudah diuji sebelumnya supaya hasil yang
didapat lebih akurat. Karena kegiatan atau latihan yang dilakukan berulang-ulang
70
akan menjadikan kebiasaan untuk melakukan kegiatan tersebut, selain itu juga
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan. Hal ini berarti
kegiatan percobaan yang dilakukan secara berulang akan membuat siswa terbiasa
melakukan kegiatan percobaan dan menjadikan siswa lebih terampil melakukan
percobaan. Tetapi dalam kegiatan penggunaan alat dengan teknik yang benar dan
kebiasaan hari-hati dalam praktikum masih banyak siswa yang kurang
mengetahuinya, menurut pengakuan siswa mereka kurang mengetahui tentang hal
tersebut. Karena pembelajaran sebelumnya siswa jarang melakukan praktikum.
3. Indiaktor bertanya dan menjawab pertanyaan
Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator yang
diamati adalah memberikan penjelasan sederhana dan menyebutkan contoh. Pada
indikator ini diharapkan siswa mampu menjelaskan secara sederhana tentang
pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, serta
siswa mampu menyebutkan contoh
Penjelasan sederhana yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan
dan menyebutkan tanda-tanda hantaran listirk melalui larutan dan mampu
memberikan penjelasan sederhana yang diperoleh dengan mengindentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan, serta mampu
menemukan konsep bahwa ada perbedaan antara larutan, larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit seperti siswa mampu memberikan penjelasan sederhana
tentang pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit,
pengertian larutan elektrolit lemah dan elektrolit kuat, serta contoh-contoh yang
termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi
sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa
jauh kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan sederhana mengenai suatu
fenomena yang terjadi ketika praktikum. Pada proses pembelajaran, siswa dilatih
untuk mengasumsi dengan mengemukakan pendapat secara logis tentang suatu hal
yang diajukan dalam bentuk pernyataan-pernyataan, contohnya pada materi
larutan, siswa diminta mengasumsi apa yang terjadi saat terjadi banjir, gardu-
71
gardu listrik di putus. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus mampu
memberikan penjelasan.
Dari kedua sub-indikator ini yaitu memberikan penjelasan sederhana
diperoleh hasil persentase sebanyak 75,0% dan kegiatan menyebutkan contoh
sebesar 79,2%. Dari kedua sub-indikator ini diperoleh hasil rata-rata keseluruhan
sebanyak 77,1 %. hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kategori
keterampilan berpikir kritis siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
tergolong baik.
Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan suatu hal yang mudah
dilakukan siswa tetapi memita penjelasan merupakan hal yang perlu dipikirkan
karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai dengan
jawaban yang diharapkan. Dalam indikator ini ketika memberikan penjelasan
sederhana siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji
kebenarannya dengan memperoleh bukti. Hal ini senada dengan pendapat
Matindas berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk
mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan. Siswa juga harus mampu memberikan
penjelasan-penjelasan yang baik oleh sebab itu siswa dituntut untuk memahami
konsep dasar materi yang akan dibahas terlebih dahulu, jadi siswa sedikit banyak
harus mengerti terlebih dahulu tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan
hasil wawancara sebagian besar siswa dapat memberikan penjelasan sederhana
dengan benar, hanya saja ada salah satu kelompok yang kurang tepat dalam
menuliskan jawabanya dengan alasan kurang tahu, lupa, dan juga kurang
menghubungkan materi.
4. Indikator Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sub-
indikator yang diamati adalah mempertanggungjawabkan hasil observasi dan dan
melaporkan hasil observasi. Pada indikator ini diharapkan siswa mampu
melaporkan seluruh hasil pengamatannya seperti mengamati gejala yang terjadi di
katoda dan anoda seperti mengamati gelembung gas, mengamati nyala lampu,
mengamati perubahan kertas lakmus, mencatat pengamatan kedalam tabel,
mencari persamaan dan perbedaan sesuai dengan pengamatan. siswa juga
72
diharapkan mampu mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil
observasi yang mencakup mengobservasi larutan seperti menentukan larutan
manakah yang tergolong larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, mampu
menuliskan rumus kimia larutan, mengobservasi nyala lampu seperti apakah
larutan yang akan diuji nyala lampunya terang atau redup, mengobservasi
gelembung disekitar anoda dan katoda dengan melihat apakah gelembungnya
banyak atau sedikit, mampu mengamati perubahan kertas lakmus, mampu
mengklasifikasi jenis larutannya serta mampu memprediksi.
Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa lebih mudah memahami
suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu
menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta kongkrit yang
dijumpai saat melakukan percobaan/ kegiatan eksperimen dan membuat siswa
lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran
Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi
sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa
jauh kemampuan siswa dalam mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi. Dari sub-indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi diperoleh
persentase sebanyak 85,4% dan kegiatan melaporkan hasil observasi diperoleh
persentase sebanyak 90,0% . Dari hasil rata-rata keseluruhan kedua indikator ini
diperoleh persentase sebanyak 87,7%. Hal ini menunjukan bahwa indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi tergolong sangat baik.
Nilai persentase indikator ini jauh lebih besar dari indikator sebelumnya.
Karena pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
siswa dapat menemukan informasi sendiri. Tidak semua informasi yang diperoleh
adalah selalu informasi yang benar atau relevan, karena itu diperlukan pengkajian
melalui berbagai kriteria seperti kejelasan, ketelitian ketepatan, reliabilitas,
kemamputerapan, dan bukti lain yang mendukung argumentasi dalam
pengambilan kesimpulan.
1
1
Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di
studio perancangan Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju
Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35
73
Pembelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
eksperimen ini, siswa diajak secara langsung mengamati objek yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari melalui mengamati siswa juga dilatih untuk
mengklasifikasi atau mengelompokkan suatu larutan berdasarkan ciri-cirinya.
Mengklasifikasi suatu benda dilakukan dengan cara mengamati kesamaan,
perbedaan, dan hubungan saling keterkaitan antar larutan tersebut. Kegiatan
mengamati seperti ini dapat melatih kemampuan berpikir kritis pada siswa. Pada
kegiatan ini juga siswa juga dilatih untuk memprediksi gejala-gejala yang terjadi
pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Dari hasil lapangan, siswa menyadari bahwa larutan yang memiliki nyala
lampu terang dan memiliki gelembung gas disekitar katoda dan anoda termasuk
larutan elektrolit atau sebaliknya karena sebelum melakukan kegiatan praktikum,
siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi dari buku-buku lainnya, akan
tetapi siswa masih ada beberapa kelompok yang belum bisa memprediksi kira-
kira gejala yang terjadi pada senyawa ion dan senyawa kovalen. Hal tersebut
terjadi karena siswa belum memahami ciri-ciri senyawa ion dan senyawa kovalen,
serta siswa belum terbiasa praktikum.
5. Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi.
Pada Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi
dengan sub-indikator yang diamati startegi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan lanjut ini siswa diharapkan dapat mengembangkan
keterampilan berpikirnya dalam memberikan penjelasan yang lebih terperinci dan
jelas sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki sehingga mereka dapat
memahami suatu arti dibalik suatu kejadiaan.
Penjelasan lanjut yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan konsep
dan mampu menghubungkan materi secara terperinci dan jelas, seperti bahwa ada
perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen. Data keterampilan ini
didapat dari hasil analisis jawaban siswa di LKS pada pertanyaan pasca praktikum
yaitu no 4 sampai dengan no 8 yang mengharuskan siswa mampu memberikan
penjelasan lanjut tentang kemampuan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
74
listrik dan mampu menjelaskan lebih lanjut bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa kovalen
Data mengenai keterampilan siswa untuk indikator mendefinisikan istilah
dan pertimbangan suatu definisi dianalisis dari lembar observasi. Berdasarkan
hasil analisis dan jawaban yang diberikan siswa dapat ditentukan seberapa jauh
kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan lanjut mengenai penyebab
larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, jawaban yang
diberikan sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa.
Dari indikator ini yaitu mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu
definisi diperoleh persentase sebesar 81,3%. Hal ini menunjukan bahwa strategi
membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut dengan
indikator mendefinsikan istilah dan pertimbangan suatu definisi tergolong sangat
baik
Memberikan penjelasan lanjut merupakan keterampilan yang harus
dipertimbangkan dan dipikirkan dengan benar karena meminta penjelasan
merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan tetapi perlu dipikirkan karena
tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai atau kurang jelas dan
terperinci dengan jawaban yang diharapkan.
Dalam aspek memberikan penjelasan lanjut ini siswa harus menyadari
bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti,
siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik yang perlu
dihubungkan dan dipertimbangkan dengan penjelasan materi sebelumnya. Seperti
pertanyaan yang harus menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen polar, disamping siswa mampu dan memahami larutan
elektrolit dan nonelektrolit siswa juga harus mampu memahami senyawa ion dan
senyawa kovalen sehingga siswa mudah dan bisa memberikan penjelasan lanjut
yang ditunjang dengan hasil praktikum.
Dari hasil analisis ditemukan ada beberapa kelompok siswa kurang
memberikan penjelasan dengan tepat dikarenakan siswa kurang mengubungkan
dan kurang mempertimbangkan hasil praktikum yang diperoleh, siswa cenderung
75
menjelaskan dengan kata-kata yang singkat kurang terarah dan terperinci, dan
siswa sedikit kebingungan dalam menuliskan dan menjelaskan dari hasil
pengamatannya. Umumnya siswa memberikan penjelasan dari apa yang mereka
lihat dan tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil
pengamatan. Dari hasil wawancara diperoleh sebagian besar siswa mengalami
kebingungan, lupa dan kurang tahu mengenai penjelasan yang harus diberikan.
Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan
konsep-konsep yang telah dimiliki dan mengaitkannya dengan suatu peristiwa
atau kejadian masih kurang.
C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis
secara keseluruhan maka dicari harga rata-rata dari setiap indikator (keterangan
lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 11). Berdasarkan lampiran 11 dapat
dilihat bahwa nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa secara keseluruhan
adalah 82,8%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis yang
dikembangkan siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa
penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode praktikum
tergolong optimal.
Hasil ini diperkuat dengan hasil data angket dengan nilai rata-rata
keseluruhan sebesar 75,34%. Jadi kegiatan bereksperimen membuat siswa lebih
mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran. Disamping itu
kegiatan bereksperimen membuat siswa melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Suparni mengemukakan bahwa
dengan kegiatan praktikum/eksperimen siswa mendapat kesempatan untuk
melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep.
2
Kegiatan seperti ini
juga akan membawa kemampuan kognitif siswa menjadi lebih baik dan berarti,
karena siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui
2
Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisika
melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun
Pelajaran 2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
76
pengalaman langsung, dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima
pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh guru saja
Hanya saja jika dilihat dari rata-rata tiap kelompok ada satu kelompok yaitu
kelompok II yang rata-ratanya dibawah 70 sedangkan kelompok lainnya nilai
rata-ratanya diatas 70. Hal ini mengindikasikan bahwa keterampilan berpikir kritis
siswa belum merata dengan baik. Hal ini pun menunjukan bahwa penguasaan
keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dipahami karena pembelajaran
yang dilakukan hanya 2 kali. Sutrisno mengemukakan bahwa keterampilan
berpikir harus dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan
kondisi anak.
3
Demikian pula halnya dengan keterampilan berpikir kritis, semakin
kompleks latihan yang diberikan maka akan makin meningkat pula keterampilan
berpikirnya.
Berdasarkan analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa indikator
keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan atau muncul pada siswa
adalah indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak dan
indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi. Kedua
indikator ini setelah dianalisis dengan lembar obervasi maupun angket, kedua
indikator ini memperoleh jumlah persentase yang lebih besar dari pada indikator
lainnya. Sedangkan indikator yang rata-ratanya paling rendah adalah indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan. Tetapi indikator ini masih tergolong baik.
Bersadarkan hasil analisis dan pengalaman peneliti serta pendapat observer
hal ini terjadi karena siswa kurang dilatih untuk mengungkapkan
sesuatu/memberikan suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Arnyana menjelaskan pada dasarnya keterampilan berpikir kritis bukanlah
kemampuan yang diberikan tetapi kemampuan yang dapat dilatih dan harus
dipelajari di sekolah.
4
Selain itu pula kegiatan praktikum yang biasa dilakukan
kurang dapat mengembangkan keterampilan berpkir kritis karena kegiatan
3
Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu
Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal 1-3
4
Ida Bagus Putu Arnyana, Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Koopeatif
Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi. (Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-8250.
Oktober 2005) hal. 648.
77
pembelajaran lebih menekankan pada ketercapaian suatu materi untuk dipelajari
dan jawaban yang diharapkan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) pun dapat
diperoleh siswa melalui buku pegangan siswa tanpa melakukan praktikum. Hal ini
juga senada dengan pendapat Frenkel bahwa seberapa baik seseorang dalam
berpikir bergantung pada usahanya dalam menemukan suatu makna atau materi
yang dapat dilihat dari kemauannya untuk berusaha dan proses yang dia lewati,
karena kemampuan berpikir tidak dapat diberikan oleh suatu guru kepada siswa.
Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran melalui metode
eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa terhadap materi pelajaran. Metode eksperimen
dapat dirancang sebagai kegiatan penemuan yang dapat membantu siswa untuk
menemukan konsep atau teori secara mandiri melalui kegiatan percobaan.
Hasil penelitian menunjukan adanya respon yang positif terhadap
pembelajaran kimia dengan metode praktikum. Dimana sebagian siswa merasa
senang belajar kimia dengan metode praktikum. karena dalam pembelajaran kimia
dengan metode praktikum siswa dilibatkan secara langsung dalam proses belajar.
Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
Pembelajaran melalui metode eksperimen dimaksudkan untuk membimbing
siswa menemukan konsep secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Penemuan
konsep tersebut diawali dengan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai siswa secara
langsung saat melakukan kegiatan percobaan. Fakta-fakta kongkrit yang dijumpai
siswa diolah lagi sehingga membentuk gagasan, dan dari gagasan tersebut siswa
akan menemukan suatu konsep. Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa
lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena
siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta
kongkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan.
Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih aktif
dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, dan bukan hanya
sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang
78
dikatakan oleh guru saja. Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran
melalui metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Metode Praktikum atau eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan
penemuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan konsep atau teori
secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Selain itu kemampuan psikomotorik
atau keterampilan gerak pada siswa dapat dilatih dengan memberi kesempatan
siswa untuk melakukan percobaan. pembelajaran melalui metode eksperimen
dapat melatih dan meningkatkan keterampilan siswa melakukan kegiatan
percobaan.
Pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan siswa
aktif dalam pembelajaran dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui
kegiatan percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan. kegiatan percobaan atau
eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pernyataan ini didukung hasil penelitian Hanumi
Oktiyani Rusdi (2007) pada salah satu siswa SMA Negeri di Kota Bandung
bahwa pembelajaran melalui metode praktikum dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menyebutkan contoh dan
indikator menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki. Juga di dukung oleh hasil
penelitian dari Lutfia Adiningtyas (2009) yang menyatakan bahwa metode
eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada aspek
mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.
Pembelajaran dengan metode eksperimen juga memberi kesempatan siswa
belajar melakukan penyelidikkan, menginterpretasikan data, dan menarik
kesimpulan yang didalamnya terdapat unsur inkuiri yang mampu menutut siswa
menggunakan kemampuan berpikir kritis, sehingga secara otomatis kemampuan
berpikir kritisnya dapat terlatih.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya,
diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir kritis
siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran kimia larutan elektrolit da
nonelektrolit dengan metode praktikum, sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan berpikir kritis
rata-rata sebanyak 82,8%.
2. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui metode
praktikum terdiri dari lima indikator yaitu mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipecaya atau tidak diperoleh sebesar 88,4%, indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi diperoleh
sebesar 87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan
suatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar 79,7%,
serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh sebesar
77,1%. Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis yang
banyak dikembangkan adalah indikator mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya atau tidak dan indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi dengan jumlah persentase diatas
85%.
3. Sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran kimia dengan metode
praktikum, karena pembelajaran ini banyak melibatkan siswa.
Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih
aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung
serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan
percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
80
mengklasifikasi, mengasumsi, menarik kesimpulan dan memberikan
penjelasan lanjut.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode praktikum dengan bahan
sehari-hari sebaiknya sering dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran disekolah karena dapat melatih keterampilan berpikir
kritis siswa.
2. Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan suatu penjelasan
terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
3. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kegiatan
pembelajaran serupa dapat diimplementasikan lebih terutama oleh
guru-guru kimia.
4. Diharapkan siswa-siswi tingkat SMA umumnya, dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada kegiatan
pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai
bekal untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta arus globalisasi.
80
DAFTAR PUSTAKA
Afcariono, Muchamad. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi,
Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2, Maret 2008.
http://jurnaljpi.files.wordpress.com.pdf , diakses 7 januari 2010
Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
Pustaka Setia
Arief, Achmad. 2007. Memahami Berpikir Kritis,
http:/researchengines.com/1007arief3.html., diakses 17 maret 2010.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press.
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, Bandung: JICA IMSTEP UPI
Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arnyana, Ida bagus Putu 2005. Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu
Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada
Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No 4 TH. XXXVIII Oktober 2005 ISSN 0215-8250.
Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I. Jakarta:
Binapura Aksara
Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah, dari
http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf., diakses 22 januari 2010
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamied, Fuad Abdul. Model Pembelajaran Inovatif di Era Global Jurnal
Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 Maret 2009., diakses 10 januari 2010
Handayani, Sri. 2005. Pengembangan model Pembelajaran Interaktif Makhluk
Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan Keterampilan berpikir
81
Rasional siswa SD kelas III, Pena Wiyata. Jurdik & Hum. No 7 tahun IV,
September 2005.
Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.
Jakarta: Kizi Brothers.
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Johnson, Elanie. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan
Learning Center (MLC).
Keenan, dkk. Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga
Laurens, Joyce M. Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam
Pembelajaran di studio Perancangan, Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur
Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008.
Liliasari. 2003. Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat
tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah
lanjutan, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll,
2003.
Liliasari, Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju
Profesionalisme guru.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5 diakses 10
mei 2010
Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id.pdf.,
diakses 22 Januari 2010 .
Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosda karya.
Murphy. E, Perkins C. 2006. Identifying and measuring individual engagement
in critical thinking in online discussions: An exploratory case stud, Jurnal
Educational Technology & Society, diakses 9 juni 2010.
Murwani, Elika Dwi. Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa,
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006.
82
Nugroho C.S, Agung dkk. 2007. KIMIA Seandainya Kehidupan Tanpa Kimia.
Untuk MA dan SMA Kelas X. Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam
Depag RI.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi
Kelulusan, [online],http://www.psb.psma.org.pdf., diakses 22 januari
2010.
Purba, Michael. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2, Jakarta:
Erlangga.
Purwanto, Ngalim.2000. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.
Redhana, I Wayan. Meningkatkan Ketetampilan Berpikir kritis Siswa melalui
Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli
2003 ISSN 0215-8250.
Rusdi, Hanumi Oktiyani. 2007. Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA
kelas XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum
dengan menggunakan bahan sehari-hari, Bandung : UPI Bandung
Sabri, Alisuf. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya
Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan
Bintang
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. Mendorong berpikir kreatif siswa melalui
pengajuan masalah (problem posing), Jurnal Konferensi Nasional
Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-27 July 2004.
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. 2006. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Sudiarta, I Gst Putu. 2005. Pengembangan Kompetensi Berpikir Divergen dan
Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika Open-Ended, Jurnal
83
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH XXXVIII Juli
2005 ISSN 0215 - 8250
Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran
Fisiska melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP
Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007, Jurnal Widyatama Vol 4
No 3, September 2007.
Sutrisno, Joko. Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu
Pembelajaran, http://www.erlangga.co.id diakses 5 januari 2010
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Wijaya, Cece. 1996. Pendidikan Remedial , Sarana pengembangan Mutu sumber
Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Lampiran 1.
84
SILABUS
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tasikmalaya, Jawa Barat
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat Larutan Nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi Oksidasi Reduksi
Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
Alokasi Waktu : 5 Jam Pelajaran (5 x 45 Menit)
Materi Pokok
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber bahan/Alat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit
1. Merancang dan
merangkai alat uji
elektrolit
2. Mendeskripsikan
pengertian larutan
elektrolit dan
nonelektrolit
berdasarkan
percobaan
1. Merancang dan
merangkai alat uji
elektrolit
2. Menjelaskan dan
Mendeskripsikan
pengertian larutan
elektrolit dan
nonelektrolit
Jenis Tagihan:
LKS
Bentuk
Instrumen:
Lembar
Observasi
Angket
1x 45 menit
(1 jam
Pelajaran)
- Buku Kimia SMA
kelas X, Michael
Purba, penerbit
Erlangga 2007
- Alat Alat
Praktikum:
- Baterai 1,5 V
- Lampu kecil 2
- Kabel
- Paku kecil dll
Lampiran 1.
85
Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit
3. Mengelompokan
larutan kedalam
larutan nonelektrolit,
elektrolit kuat, dan
elektrolit lemah
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
4. Menjelaskan
penyebab kemapuan
larutan elektrolit
menghantarkan listrik
5. Menjelaskan proses
terjadinya hantaran
listrik pada larutan
yang mengandung zat
terlarut senyawa ion
dan senyawa kovalen
polar
1. Mengidentifikasi sifat-
sifat larutan
nonelektrolit dan
elektrolit melalui data
hasil percobaan
2. Mengelompokan
larutan ke dalam
larutan nonelektrolit
dan elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
3. Menjelaskan penyebab
kemapuan larutan
elektrolit dapat
menghantarkan listrik
4. Mendeskripsikan
bahwa larutan elektrolit
dapat berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar.
Jenis Tagihan:
LKS
Bentuk
Instrumen:
Lembar
Observasi
Angket
2x45 menit
(2 jam
Pelajaran)
- Buku Kimia SMA
kelas X, Agung
Nugroho dkk
penerbit Depag
RI.2007
- Buku Kimia SMA
Kelas X, J.M.C
Johari, Penerbit
Esis.2004.
- Buku Kimia SMA
kelas X yang
relevan.
- Alat Uji Daya
Hantar Listrik.
- Larutan yang ada
dalam kehidupan
sehari-hari.
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tasikmalaya
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 3 kali pertemuan (5 x 45 menit)
Standar Kompetensi
3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
reduksi.
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
Indikator
a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui data
hasil percobaan
c. Mengelompokan larutan ke dalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
d. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik.
e. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini siswa diharapkan dapat,
a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Menguji daya hantar listrik larutan
c. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui
data hasil percobaan
d. Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan data
hasil percobaan
Lampiran 2
87
e. Membedakan istilah disosiasi dan ionisasi
f. Membedakan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
g. Mengelompokan larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
h. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan
arus listrik.
B. Materi Pembelajaran
- Larutan
- Larutan Elektrolit
- Larutan nonelektrolit
- Senyawa ion
- Senyawa kovalen
C. Uraian Materi Pembelajaran
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel dari komponen-komponen penyusunnya tersebar secara
merata. Komponen komponen larutannya adalah pelarut (Biasanya dalam
jumlah banyak) dan zat terlarut (biasanya dalam jumlah sedikit)
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Sifat daya hantar listrik elektrolit dalam pelarut air dikarenakan
elektrolit dapat terurai menjadi ion-ion., pergerakan ion tersebut dalam
larutan elektrolit identik dengan arus listrik.
Cara mengidentifikasi larutan elektrolit adalah: adanya nyala lampu
terang, dan adanya gelembung gas, sedangkan larutan elektrolit tidak ada
nyala lampu dan tidak ada gelembung gas. Larutan elektrolit dapat
dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
D. Metode dan Pendekatan
Metode : Praktikum, diskusi
Pendekatan : Direct Instruction (DI)
88
E. Media Pembelajaran
Alat- alat uji daya hantar Listrik
Larutan yang akan diuji
F. Langkah Kegiatan Belajar Mengajar
Pertemuan Pertama (I)
No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
waktu
1 Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapakan salam
- Bersama siswa berdoa
Mengecek kehadiran siswa
- Menjelaskan kegiatan dan
target yang akan dicapai serta
menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dalam
pembelajaran
- Membagiakan LKS
- Menugaskan siswa untuk
berkumpul dengan kelompok
yang telah ditentukan.
- Prasyarat pengetahuan :
Senyawa asam, basa, garam
dan rumus kimia.
- Motivasi dan Apersepsi
- Misalnya : Mengapa
manusia bisa tersengat
listrik?
- Kenapa Ikan-ikan yang
airnya dialiri bisa mati?
- Mengapa ketika tangan
basah kita dilarang
menyentuh alat elektronik
Kegiatan Pendahuluan
- Menjawab salam
- Berdoa
- Menyimak penjelasan guru
- Menerima LKS
- Duduk dikelompok masing-
masing
- Mendengarkan penjelasan
guru
7 menit
89
2 Kegiatan Inti
- Memotivasi siswa melakukan
diskusi untuk membuat
prosedur/langkah kerja
praktikum yang bertujuan untuk
mengetahui daya hantar listrik
larutan dengan menggunakan
alat dan bahan yang
diinstruksikan dalam LKS
- Mengarahkan siswa untuk
menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam menguji
daya hantar listrik suatu larutan
- Membimbing, mengamati dan
membantu siswa yang
mengalami kesulitan
- Mengawasi jalannnya kegiatan
praktikum
Kegiatan Inti
- Berkumpul bersama kelompok
masing-masing dan
melakukan diskusi untuk
membuat prosedur
percobaan/langkah kerja
praktikum untuk mengetahuai
daya hantar listrik suatu
larutan dengan menggunakan
alat dan bahan yang telah di
instruksikan dalam LKS.
- Menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam praktikum
dalam menguji daya hantar
listrik suatu larutan
- Melaksanakan praktikum
dengan cara merangkai alat,
membuat larutan dan
mengujinya satu persatu
- Siswa mencatat data hasil
praktikum
- Siswa menginterpretasiakn
data hasil praktikum
- Mengidentifikasi larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dari data hasil praktikum
- Membedakan larutan elektrolit
dan nonelektrolit
30
menit
3 Kegiatan Penutup
- Mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan kegitaan
pembelajaran yang telah
dilakukan
8 menit
90
dilakukan
- Menugaskan siswa untuk
mengumpulkan LKS
- Menutup kegiatan Pembelajaran
dengan bacaan hamdalah
- Mengumpulkan LKS
- Menngucapkan alhamdulillah
Pertemuan kedua (II)
No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
1 Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapakan salam
- Bersama siswa berdoa
Mengecek kehadiran siswa
- Menjelaskan kegiatan dan
target yang akan dicapai serta
menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dalam
pembelajaran
- Membagiakan LKS
- Menugaskan siswa untuk
berkumpul dengan kelompok
yang telah ditentukan.
- Motivasi dan Apersepsi
- Misalnya : Apa Fungsi
elektroda pada alat uji daya
hantar listrik?
- Mengapa Larutan garam
dapur dapat menyalakan
lampu
Kegiatan Pendahuluan
- Menjawab salam
- Berdoa
- Menyimak penjelasan guru
- Menerima LKS
- Duduk dikelompok masing-
masing
- Mendengarkan penjelasan
guru
10
menit
2 Kegaiatn Inti
- Memotivasi siswa melakukan
diskusi untuk membuat
prosedur/langkah kerja
Kegiatan Inti
- Berkumpul bersama kelompok
masing-masing dan
melakukan diskusi untuk
91
praktikum yang bertujuan untuk
mengetahui daya hantar listrik
larutan dengan menggunakan
alat dan bahan yang
diinstruksikan dalam LKS
- Mengarahkan siswa untuk
menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam menguji
daya hantar listrik suatu larutan
- Membimbing, mengamati,
mengarhkan dan membantu
siswa yang mengalami kesulitan
pada praktikum sebelumnya
- Mengawasi jalannnya kegiatan
praktikum
- Mencatat hasil pengamatan
yang didapat
- Memberikan kesempatan pada
siswa untuk memperbaiki hasil
pengamatan yang telah
dilakukan pada pertemuan
pertama
- Memberikan kesempatan untuk
bertanya seputar materi yang
telah dipelajari kemudian
melakukan penilaian
keterampilan berpikir ktitis
siswa serta memberikan
pengarahan terhadap pekerjaan
siswa
membuat prosedur
percobaan/langkah kerja
praktikum untuk mengetahuai
daya hantar listrik suatu
larutan dengan menggunakan
alat dan bahan yang telah di
instruksikan dalam LKS.
- Menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam praktikum
dalam menguji daya hantar
listrik suatu larutan dengan
konsentrasi yang berbeda
- Melaksanakan praktikum
dengan cara merangkai alat uji
daya hantar listrik, membuat
larutan seperti larutan garam,
larutan gula dll
- Menguji larutan yang sudah
disiapkan satu persatu
- Menguji larutan dengan kertas
lakmus
- Siswa mencatat data hasil
praktikum pada LKS
- Siswa menginterpretasikan
data hasil praktikum
- Mengidentifikasi larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dari data hasil praktikum
dengan melihat persamaan dan
perbedaan larutan
- Memperbaiki hasil
pengamatan dengan
mengulangi larutan yang akan
15
menit
35
menit
15
menit
92
diuji.
- Membedakan larutan elektrolit
dan nonelektrolit
- Mengidentifikasi ciri-ciri
larutan yang dapat
menghantarkan listrik
- Menggolongkan larutan
kedalam larutan elektrolit
kuat, lemah dan nonelektrolit
- Mengidentifikasi dan
menggolongkan larutan
berdasarkan sifatnya seperti
larutan yang bersifat asam,
basa dan netral
- Mengisi soal-soal yang
disediakan pada Lembar Kerja
Siswa (LKS)
3 Kegiatan Penutup
- Mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
- Menugaskan siswa untuk
mengumpulkan LKS
- Menutup kegiatan Pembelajaran
dengan bacaan hamdalah
- Mengarahkan siswa
membereskan alat-alat
praktikum
Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
- Mengumpulkan LKS
- Mengucapkan Alhamdulillah
- Membereskan alat-alat
praktikum
15
menit
Pertemuan Ketiga (III)
Mengadakan Evaluasi dengan Angket dan wawancara
93
G. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA Kelas X
- Michael Purba, Kimia SMA kelas X semester 2 (Erlangga, 2007)
- Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, kimia untuk MA dan SMA
kelas X (Depag RI, 2007)
- Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, Berpertualang didunia kimia,
Buku referensi untuk MA/SMA(Pustaka Insan Madani, 2008)
- J.M.C Johari, Kimia untuk SMA kelas X (Esis, 2004)
- J.M.C Johari dan M. Rachmawati, Buku Kerja dengan pendekatan
belajar aktif, Kimia untuk SMA kelas X semester 2 (Esis, 2008)
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)
H. Penilaian
a. Jenis Tagihan
- Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Bentuk Instrumen
- Lembar Observasi
- Angket
Tasikmalaya, Maret 2010
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran
(Entang Suryana S.Pd) (Herti Patmawati)
94
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(Pertemuan Pertama)
Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit
Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
95
MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
I. TUJUAN
1. Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik melalui larutan
2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elekktrolit melalui
data hasil percobaan.
3. Mengelompokan Larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
II. PENGANTAR PERCOBAAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis
benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang
berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan
dan cairan.Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni
tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel
darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan
zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hampir kebanyakan reaksi kimia
berlangsung dalam fase larutan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang
kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika
berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen
zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang
jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak
terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat
baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam
tubuh organisme.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut
senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat
96
tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitar
elektrodenya.
Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan
uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.
A. PERTANYAAN PRAPRAKTIKUM
1. Ketika bencana banjir melanda ibukota Jakarta pada tahun 2007,
pihak PLN segera mengambil sikap dengan memutuskan aliran listrik
di gardu-gardu listrik yang terendam banjir? Mengapa PLN
memutuskan aliran listrik di gardu-gardu listrik yang terendam
banjir?
............................................................................
2. Tidak semua bahan dapat menghantarkan listrik. Zat yang dapat
menghantarkan listrik disebut konduktor, sedangkan zat tidak dapat
menghantarkan listrik disebut nonkonduktor atau isolator.
Berdasarkan pengalaman anda sehari-hari, nyatakan apakah zat
berikut tergolong konduktor atau isolator.
a) Kayu (konduktor / isolator / tidak tahu)*
b) Kaca (konduktor / isolator / tidak tahu)*
c) Plastik (konduktor / isolator / tidak tahu)*
d) Air suling (konduktor / isolator / tidak tahu)*
e) Kristal garam (konduktor / isolator / tidak tahu)*
f) Larutan garam (konduktor / isolator / tidak tahu)*
g) Larutan cuka (konduktor / isolator / tidak tahu)*
h) Larutan gula (konduktor / isolator / tidak tahu)*
i) Alkohol (konduktor / isolator / tidak tahu)*
*coret jawaban yang salah
97
3. Jelaskan satu cara untuk membedakan apakah suatu benda tergolong
konduktor atau isolator?
.................................................................
B. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Alat penguji elektrolit berfungsi untuk melihat dan menyelidiki suatu
larutan apakah dapat menghantarkan listrik atau tidak? Rangkailah Alat
penguji elektrolit seperti gambar dibawah ini dengan alat-alat yang sudah
disediakan:
2. Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah larutan yang termasuk
elektrolit dan manakah yang termasuk larutan nonelektrolit?
a) Air suling
b) Larutan Hidrogen Klorida 1 M
c) Larutan etanol 70 %
d) Larutan natrium klorida (garam dapur)
e) Natrium klorida padat
..................................................................................................
3. Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik
pada larutan- larutan yang sudah disediakan diatas?
..................................................................................................
4. Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,
pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas.?
99
PERTANYAAN
1. Gejala-gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan?
.............................................................
....................................................................................................................
2. Berdasarkan hasil percobaan diatas, Bagaimanakah kamu dapat
mengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya?
..............................................................................
3. Bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit,dan non elektrolit? Jelaskan!
...............................................................................
4. Apa yang kamu simpulkan dari percobaan diatas?
.....
100
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(Pertemuan Ke-2)
Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit
Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
101
MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
III. TUJUAN
1. Mengelompokan Larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
2. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik.
3. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
IV. PENGANTAR PERCOBAAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis
benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang
berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan
dan cairan. Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni
tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel
darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan
zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hamper kebanyakan reaksi kimia
berlangsung dalam fase larutan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang
kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika
berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen
zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang
jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak
terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat
baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam
tubuh organisme.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut
senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat
102
tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitar
elektrodenya.
Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan
uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.
V. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Dengan menggunakan alat uji daya hantar listrik yang sudah dibuat di
pertemuan sebelumnya. Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah
larutan yang termasuk elektrolit dan manakah yang termasuk larutan
nonelektrolit?
a) Air Suling i). Larutan garam
b) Air Sumur j). Larutan Natrium Klorida
c) Larutan Alkohol 70 % k.) Larutan Asam sulfat/accu
d) Larutan Hidrogen Klorida 1M l). Kristal Natrium Klorida
e) Larutan Natrium Hidroksida n) Larutan urea
f) Larutan Asam Cuka o) Pocari Swett/ Mizone
g) Larutan Amonia p) Larutan Vitamin C / jus jeruk
h) Larutan Gula q) larutan extra joss
....................................................................................................
2. Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik
berbagai larutan yang sudah disediakan diatas?
................................................................................
103
3. Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,
pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas serta perubahan
kertas lakmus!
!
104
PERTANYAAN
1. Berdasarkan hasil percobaan diatas, Bagaimanakah kamu dapat
mengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya?
..............................................................................
2. Setelah diamati bagaimana ciri-ciri atau Gejala apa saja yang
menandai hantaran listrik melalui larutan pada percobaan di atas?
..............................................................................
3. Bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit, dan non elektrolit berdasarkan
percobaan diatas? Jelaskan!
..............................................................................
4. Mengapa ada larutan yang dapat menghantarkan listrik dan ada
larutan yang tidak menghantarkan listrik? Jelaskan!
..............................................................................
5. Larutan mana saja yang menyebabkan gelembung gas disekitar
elektrodanya paling banyak dan nyala lampunya terang? Jelaskan!
..............................................................................
105
6. Bagaimana cara membedakan larutan elektrolit dan Larutan
nonelektrolit? Jelaskan
..............................................................................
7. Sebutkan larutan mana saja yang yang termasuk larutan elektrolit
yang bersifat asam, basa dan netral? Jelaskan!
...............................................................................
8. Sebutkan larutan mana saja yang termasuk larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit ? kenapa demikian jelaskan?
...............................................................................
9. Berdasarkan percobaan tulis reaksi ion untuk asam klorida, natrium
klorida, natrium hidroksida dan asam cuka?
...............................................................................
10. Dari percobaan pengujian daya hantar listrik larutan apakah
perbedaan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?
.................................................................................................
106
Pertanyaan Pasca Praktikum
Sifat daya hantar listrik suatu zat dapat diamati melalui eksperimen
daya hantar listrik
1. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik? Jelaskan!
..............................................................................
2. Sebutkan contoh larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan
larutan nonelektrolit ? Tulis Reaksi ionnya!
..............................................................................
3. Jelaskan bagaimana perbedaan antara larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan larutan nonelektrolit? Sebutkan contoh
larutannya
...............................................................................
4. Natrium klorida tergolong senyawa ion (terdiri dari ion Na
+
dan ion Cl
-
)
namun demikian, Kristal natrium klorida tidak dapat menghantarkan
listrik.
a. Mengapa krisatal natrium klorida tidak dapat menghantarkan
listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
107
b. Mengapa larutan natrium klorida dapat menghantarkan listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
c. Menurut anda, apakah Lelehan NaCl dapat menghantarkan
listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
5. Hidrogen Klorida (HCl) adalah senyawa kovalen yang pada suhu kamar
berwujud gas. Dalam air, zat ini dapat mengalami ionisasi
menghasilkan ion H
+
dan ion cl
-.
a. Apakah hidrogen klorida cair dapat menghantarkan listrik?
Jelaskan
...........................................................................................................
...........................................................................................................
b. Mengapa larutan hidrogen klorida dapat menghantarkan listrik
...........................................................................................................
...........................................................................................................
6. Urea adalah senyawa molekul yang pada suhu kamar berupa padatan,
ketika zat ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya akan menyebar
tetapi tetap sebagai molekul netral (tidak mengalami ionisasi)
a. Mengapa larutan Urea tidak dapat menghantarkan listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
b. Apa lelehan urea dapat menghantrakan listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
7. Apakah larutan senyawa ion pasti dapat menghantarkan listrik?
Jelaskan!
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
108
8. Apakah senyawa kovalen juga pasti menghantarkan listrik? Jika
tidak, senyawa kovalen mana yang dapat menganhantarkan listrik?
Jelaskan!
...............................................................................
9. Rancanglah suatu percobaan sederhana untuk membedakan larutan
yang termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
menggunakan bahan lain yang berasal dari kehidupan sehari-hari
...............................................................................
Kesimpulan:
Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dan hasil pengamatan!
....................................................................................................
.......................................................................................................................
109
Format Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit
dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: I
PERTEMUAN I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d. Membaca buku sumber dan referensi lain
e. Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.
Jumlah Persentase
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum
c. Menemukan informasi dari berbagai sumber
d. Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum
e. Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase
3. Merancang Eksperimen
a. Merangkai alat uji daya hantar listrik
b. Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan
c. Mengulang kerja praktikum seperti
Lampiran 4
110
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase
4. Memberikan penjelasan sederhana
a. Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS
Jumlah Persentase
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a. Membuat tabel pengamatan di LKS
b. Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase
KEGIATAN PENUTUP
a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b. Membersihkan alat praktikum
c. Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :
..................
......................................................................................................................................................
............
Observer
111
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok:
PERTEMUAN KEDUA
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
yang diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan
guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d. Membaca buku sumber dan referensi
lain
Jumlah Persentase
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan
prosedur yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum
praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar
listrik yang sudah di rangkai pada
pertemuan sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara
menguji larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik
yang benar
Jumlah Persentase
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di
katoda dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke
dalam tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan
sesuai pengamatan
112
Jumlah Persentase
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan
daya hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika
suatu larutan di uji dengan alat
daya hantar listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan
kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya
sama tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai
fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari
hasil menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti
siswa dapat memberikan definisi
larutan elektrolit sesuai dengan
pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa
atau netral.
c) Menjelaskan penggolongkan
larutan elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari
b) Menyebutkan contoh larutan
elektrolit kuat dan lemah dan
nonelektrolit
c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase
113
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a. Membersihkan alat praktikum
b. Membersihkan alat dan bahan yang
telah selesai digunakan.
Jumlah Persentase
Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer:
........................................
Observer
114
Kisi-Kisi Format Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik melalui larutan
PERTEMUAN I Kelompok:
Aktifitas yang muncul selama Kegiatan Awal
No Aspek yan diamati Aktivitas Siswa Penjelasan
I Kegiatan awal/
pendahuluan
Berkumpul bersama
kelompok masing-masing
Siswa berkumpul dalam
kelompoknya masing-masing
Mendengarkan dan
memperhatikan guru
Siswa tidak rebut saat guru
mengecek kehadiran
Menyimak penjelasan
guru tentang
prosedur/langkah kerja
yang harus diperhatikan
selama proses praktikum
Siswa dengan seksama
memperhatikan penjelasan
yang disampaikan guru Siswa
berdiskusi dengan
kelompoknya untuk
menentukan prosedur/langkah
kerja praktikum
Membaca buku sumber
dan referensi lain
Siswa mencari informasi
tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit
Menjawab pertanyaan
guru
Siswa dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan
oleh guru?
Misalnya:
Apa yang anda pikirkan
jika mendengar elektrolit?
Mengapa manusia bisa
tersengat listrik?
Apa saja bahan yang
termasuk konduktor dan
isolator?
Sebutkan contoh dari
larutan elektrolit dan
larutan yang bukan
elektrolit?
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran
KEGIATAN INTI
No Sub-Indikator yang Kegiatan yang diamati Penjelasan
Lampiran 5
115
III diamati
1 Mengemukakan hipotesis Membuat
hipotesis/dugaan
sederhana dengan
bahasanya sendiri
Siswa membuat hipotesis
dengan bahasanya sendiri
Misalnya: Mengapa PLN
memutuskan gardu listrik
yang terendam banjir?
Jika PLN tidak memutuskan
gardu listrik yang terendam
banjir maka akan kesetrum
dan membahayakan
keselamatan.
Apakah air dapat
menghantarkan listrik?
Misalnya siswa menduga
bahwa air menghantarkan
listrik. Untuk mendapat
jawaban benar siswa harus
melakukan praktikum
Menyadari bahwa
suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya
dengan memperoleh
bukti.
Siswa sadar bahwa suatu
penjelasan harus didukung
dengan konsep dan
pembuktian
Misalnya siswa menduga
bahwa air dapat
menghantarkan listrik, jadi
untuk membuktikan dan
mendapat jawaban yang
benar siswa harus melakukan
praktikum.
2 Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
Menyiapkan alat dan
bahan
Siswa menyiapkan alat dan
bahan sesuai dengan LKS
misalnya gelas kimia/gelas
plastik
Melakukan diskusi
sebelum praktikum
Siswa melakukan diskusi
sebelum melaksanakan
praktikum, seperti diskusi
membagi tugas
Menemukan
informasi dari
berbagai sumber
Siswa membaca berbagai
buku sumber untuk
menentukan informasi
tentang larutan elektrolit dan
non elektrolit
Membuat prosedur
percobaan/ langkah
Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya untuk
116
kerja praktikum menentukan prosedur/langkah
kerja praktikum
Kebiasaan berhati-
hati dalam
pelaksanaan
praktikum
Siswa tidak ceroboh selalu
melakukan kebiasaan berhati-
hati seperti berhati-hati dalam
melarutkan, berhati-hati
dalam menguji alat.
3. Merancang Eksperimen Merangkai alat uji
daya hantar listrik
Siswa merangkai alat uji daya
hantar listrik dengan
kelompoknya masing-masing
Mencoba alat uji daya
hantar listrik dengan
menguji larutan-
larutan yang sudah
disediakan.
Siswa mencoba alat uji daya
hantar listrik yang dibuat
dengan mengujikannya pada
larutan-larutan yang sudah di
sediakan
Mengulang kerja
praktikum seperti
menguji kembali
larutan-larutan yang
sudah di uji
sebelumnya
Siswa mengulang praktikum
dengan menguji kembali
larutan-larutan yang sudah di
uji sebelumnya.untuk
mendapatkan hasil yang
akurat dan benar.
4 Memberikan penjelasan
sederhana
Menganalisis
pertanyaan/argument/;
yaitu siswa
memberikan
penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya
hantar listrik yang
sudah di rangkai
Siswa dapat memberikan
penjelasan sederhana tentang
fungsi alat uji daya hantar
listrik yang sudah dirangkai
sebelumnya
Memfokuskan
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
di LKS
Siswa dapat memberikan
penjelasan sederhana serta
dapat memfokuskan
pertanyaan-pertanyaan yang
ada di LKS.
Misalnya pada pertanyaan:
Mengapa larutan elektrolit
dapat menghantarkan listrik
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
tentang suatu
penjelasan pada
pertanyaan di LKS
Siswa dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan di
LKS dengan penjelasan
sederhana sesuai dengan
pengamatannya.
5. Mempertanggungjawabkan Membuat tabel Siswa membuat tabel
117
hasil Observasi Pengamatan di LKS pengamatan di lembar Kerja
Siswa (LKS) yang sudah
disediakan.
Mempresentasikan
hasil kerja
Siswa mempresntasikan hasil
pengamatan di depan kelas
secara perkelompok
KEGIATAN PENUTUP
III Kegiatan Penutup Menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran yang
telah dilakukan
Setiap kelompok
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Membersihkan alat
praktikum
Setiap kelompok
membersihkan alat praktikum
yang sudah di pakai
Membereskan alat
dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Setiap kelompok
membereskan alat dan bahan
yang sudah digunakan
Tasikmalaya, April
2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran
Entang Suryana S.Pd Herti Patmawati
118
Format Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
PERTEMUAN II
Kelompok:
Aktifitas yang muncul selama Kegiatan Awal
No Aspek yang diamati Kegiatan Siswa yang diamati Penjelasan
I Kegiatan awal/
pendahuluan
Berkumpul bersama kelompok
masing-masing
Siswa berkumpul dalam
kelompoknya masing-
masing
Mendengarkan dan
memperhatikan guru
Siswa tidak rebut saat guru
mengecek kehadiran
Menyimak penjelasan guru
tentang prosedur/langkah kerja
yang harus diperhatikan
selama proses praktikum
Siswa dengan seksama
memperhatikan penjelasan
yang disampaikan guru
Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya untuk
menentukan
prosedur/langkah kerja
praktikum
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran
KEGIATAN INTI
NO
III
Sub-Indikator yang
diamati
Kegiatan yang diamati Penjelasan
1 Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
Menyiapkan alat dan bahan Siswa menyiapkan alat dan
bahan sesuai yang di
instruksikan dalam LKS
misalnya membawa gelas
plastik, koran, paku dll.
Melakukan diskusi sebelum
praktikum
Siswa berdiskusi sebelum
melaksanakan praktikum.
Memperbaiki alat uji daya
hantar listrik yang sudah di
rangkai pada pertemuan
sebelumnya
Siswa memperbaiki alat uji
daya hantar listrik yang
sudah dirangkai pada
pertemuan sebelumnya
untuk memastikan kondisi
119
alat dapat berfungsi dengan
baik
Membuat larutan
melarutkan zat terlarut
Siswa dapat membuat
larutan seperti membuat
larutan garam, larutan gula,
larutan NaOH dll
Siswa juga dapat
melarutkan zat seperti
melarutkan garam, gula
yang awalnya dari bentuk
padat ke bentuk larutan
Mempertimbangkan cara-cara
menguji larutan
Siswa dapat
mempertimbangkan
prosedur yang tepat dalam
pelaksanaan praktikum
seperti mempertimbangkan
cara-cara menguji larutan
Menguji larutan secara
bergantian
Siswa dapat menguji larutan
secara bergantian dengan
teknik yang baik dan benar.
Seperti menguji larutan
NaOH dan mengujinya
larutannya kembali dengan
lakmus
Menggunakan alat dengan
teknik yang baik
Siswa dapat menggunakan
alat dengan teknik yang
baik dan tidak ceroboh
dalam menggunakan alat
2 Melaporkan hasil
observasi
Mengamati gejala yang terjadi
di katoda dan anoda
Siswa mengamati gejala
yang terjadi pada katoda
dan anoda apakah terjadi
gelembung gas apa tidak
ketika menguji suatu
larutan.
Mengamati nyala lampu Siswa mengamati gejala
yang terjadi pada lampu
apakah lampu menyala atau
tidak, ketika suatu alat uji
daya hantar listrik
dicelupkan pada larutan
yang akan di uji
Mengamati kertas lakmus Siswa mencelupkan kertas
lakmus pada larutan apakah
terjadi perubahan warna apa
120
tidak.
Mencatat setiap pengamatan
ke dalam tabel
Siswa mencatat apa yang
terlihat selama praktikum
Mencari persamaan dan
perbedaan sesuai pengamatan
seperti membedakan jenis
larutan yang termasuk
elektrolit dan nonelektrolit
Siswa membedakan atau
menyamakan percobaan
yang satu dengan yang lain
Misalnya:
- Membedakan mana yang
termasuk larutan
elektrolit dan mana yang
bukan larutan elektrolit
dengan melihat gejala-
gejala seperti ada
tidaknya gelembung gas,
nyala lampu.
- Membedakan larutan
elektrolit kuat dan
elektrolit lemah dengan
melihat gejala-gejala
seperti ada tidaknya
gelembung gas, nyala
lampunya terang atau
redup.
3. Mengemukakan
hipotesis
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan daya hantar listrik
Siswa membedakan larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dengan melihat gejala yang
terjadi pada katoda dan
anoda
Memperkirakan nyala lampu
ketika suatu larutan di uji
dengan alat daya hantar listrik
Siswa dapat membedakan
larutan elektrolit dan
nonelektrolit dengan
melihat nyala lampu
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan kertas lakmus.
Siswa dapat membedakan
larutan elektrolit mana yang
termasuk asam, basa dan
netral
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika menguji jenis
larutannya sama tetap
konsentrasinya berbeda
Siswa dapat membedakan
dan memperkirakan gejala-
gejala yang terjadi ketika
menguji larutan yang
konsentrasinya beda tetapi
jenis larutannya sama.
4. Mengemukakan Menarik kesimpulan sesuai Siswa dapat menarik
121
kesimpulan fakta kesimpulan sesuai fakta.
Menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Siswa dapat menarik
kesimpulan dari hasil
menyelidiki.
5. Strategi membuat
definisi dengan
bertindak memberikan
penjelasan lanjut
Membuat bentuk definisi
seperti siswa dapat
memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan
pengamatannya
Siswa dapat membuat
bentuk definisi sesuai
dengan percobaan.
Misalnya dalam
mendefinisikan larutan
elektrolit siswa menjawab
larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat
menghantarkan listrik
karena mengandung ion-ion
yang selalu bergerak
dengan bebas
Menjelaskan penggolongan
larutan elektrolit yang bersifat
asam, basa atau netral.
Siswa dapat
menggolongkan jenis
elektrolit yang bersifat
asam, basa dan netral.
Menjelaskan penggolongan
larutan elektrolit kuat dan
lemah
Siswa dapat
menggolongkan jenis
elektrolit yang termasuk
elektrolit kuat dan elektrolit
lemah
Siswa dapat menyebutkan
contoh larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa dapat menyebutkan
beberapa contoh larutan
yang termasuk larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-
hari
6. Menyebutkan contoh Menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari
Siswa dapat menyebutkan
contoh larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari
misalnya larutan garam
termasuk larutan elektrolit
dan air sumur termasuk
larutan nonnelektrolit
Menyebutkan contoh larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah
dan nonelktrolit
Siswa dapat menyebutkan
contoh larutan elektrolit
kuat, elektrolit lemah dan
nonelektrolit misalnya:
elektrolit kuat : air accu
Elektrolit lemah : cuka
122
Nonelktrolit : air sumur/air
suling
Menyebutkan contoh larutan
yang bersifat asam, basa dan
netral
Siswa dapat menyebutkan
contoh larutan yang bersifat
asam, basa dan netral
misalnya:
Yang bersifat asam : HCl,
CH
3
COOH, H
2
SO
4
, Extra
Joss, Pocari Sweet, Lar Vit-
C
Yang bersifat basa: NaOH,
NH
3
Yang bersifat netral : Air
suling, air sumur, alkohol,
gula, garam, kristal garam,
urea, kristal urea, dan
Kristal gula.
KEGIATAN PENUTUP
III Kegiatan akhir/
Kegiatan Penutup
Membersihkan alat
praktikum
Setiap kelompok
membersihkan alat
praktikum yang sudah di
pakai
Membereskan alat dan bahan
yang telah selesai digunakan.
Setiap kelompok
membereskan alat dan
bahan yang sudah
digunakan
Tasikmalaya, April 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran
Entang Suryana S.Pd Herti Patmawati
123
ANGKET PENELITIAN
RESPON SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA
DENGAN METODE PRAKTIKUM
1. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket
b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan dengan
teliti, kemudian berikan respons (jawaban) kalian terhadap masing-masing
pertanyaan.
c. Berikan tanda cheeklist () pada kolom yang sesuai dengan pilihan.
d. Berikan saran dan kritik pada kolom yang sudah disediakan
e. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, jadi mohon bantuannya untuk
mengisi dengan benar.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Selamat Mengerjakan...
No PERTANYAAN SS S TS STS
1 Dengan metode praktikum saya bisa memberikan
penjelasan sederhana tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit
2 Dengan metode praktikum konsep yang abstrak mudah
dipahami
3 Metode praktikum melatih saya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam LKS
4 Metode yang digunakan guru membuat saya
kebingungan memahami materi yang diajarkan
5 Menurut saya metode praktikum tidak bermanfaat dalam
pembelajaran kimia karena tidak menjelaskan materi
yang dibahas.
6 Saya mudah memahami pelajaran kimia walaupun tidak
melaksanakan praktikum
7 Saya menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya untuk memperoleh bukti yang benar
dengan cara melaksanakan praktikum
Lampiran 6
124
8 Menurut saya metode praktikum dalam pembelajaran
kimia tidak perlu karena kebenaran dan bukti-buktinya
kurang meyakinkan
9 Dengan metode praktikum saya bisa menduga kejadian-
kejadian yang akan muncul pada proses pelaksanaan
praktikum
10 Saya tidak bisa memprediksi kejadian-kejadian yang
akan muncul pada proses pelaksanaan praktikum
11 Menurut saya suatu percobaan harus direncanakan
dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
12 Menurut saya, merangkai alat uji daya hantar listrik
dalam praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit
dapat melatih keterampilan
13 Menurut saya pelaksanaan praktikum tidak perlu
direncanakan dengan baik karena hasilnya selalu gagal
14 Saya menyuruh orang lain membuat alat uji daya hantar
listrik karena sulit merangkainya.
15 Dengan metode praktikum saya bisa belajar membuat
larutan serta dapat melarutkan zat terlarut
16 Menurut saya ketika membuat larutan dalam praktikum
elektrolit dan nonelektrolit sangat berbahaya buat
kesehatan sehingga saya males membuat larutan
17 Menurut saya membuat tabel dalam praktikum elektrolit
dan nonelektrolit sangat perlu karena memudahkan kita
dalam mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel
18 Dalam pelaksanaan praktikum elektrolit dan
nonelektrolit membuat tabel pengamatan tidak penting.
19 Dengan metode praktikum saya bisa mengobservasi dan
mengamati gejala-gejala yang terjadi selama praktikum
berlangsung.
20 Selama pelaksanaan praktikum saya tidak bisa
mengamati gejala-gejala yang terjadi karena
membingungkan
21 Menurut saya mengamati ciri-ciri serta persamaan dan
perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit sangat
penting dalam mengobservasi suatu larutan
22 Menurut saya dalam melaksanakan praktikum kita
cukup menguji larutannya saja tanpa mengamati ciri-ciri
yang terjadi pada larutan
23 Dengan metode praktikun saya dapat mengelompokan
perbedaan dan persamaan larutan elektrolit dan
nonelektrolit berdasarkan daya hantarnya
24 Pelaksanaan praktikum membuat saya kebingungan dan
tidak bisa mengelompokan larutan elektrolit dan
nonelektrolit berdasarkan daya hantarnya
125
25 Saya bisa mengklasifikasikan larutan-larutan apa saja
yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit
26 Saya kebingungan dan tidak bisa mengklasifikasikan
larutan mana saja yang termasuk elektrolit dan
nonelektrolit
27 Saya bisa memprediksikan gejala-gejala yang terjadi
pada pelaksanaan praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit seperti memprediksi elektrolit lemah dan
kuat
28 Saya tidak bisa memprediksikan gejala apa saja yang
akan muncul selama pelaksanaan praktikum larutan
elektrolit dan nonelektrolit
29 Ketika pelaksanaan praktikum saya menarik kesimpulan
sesuai fakta yang relevan dan dengan gejala-gejala yang
saya amati
30 Sewaktu pelaksanaan praktikum saya selalu membuat
dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan fakta
yang ada
31 Saya menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki sesuai
dengan fakta-fakta yang saya amati selama proses
praktikum
32 Selama praktikum saya membuat dan menentukan hasil
pertimbangan tidak berdasarkan fakta, karena hasilnya
berbeda dengan yang saya amati.
33 Saya menarik kesimpulan dengan melihat buku paket
karena hasilnya tidak sesuai dengan fakta-fakta yang
saya amati selama proses praktikum
34 Saya selalu mengubah fakta dan data-data ketika
pelaksanaan praktikum berlangsung
35 Saya tidak suka jika guru melaksanakan pembelajaran
kimia dengan metode praktikum karena tidak
bermanfaat dalam penerapan kehidupan sehari-hari
36 Dengan melaksanakan praktikum saya bisa memahami
apa arti larutan elektrolit dan nonelektrolit sehingga saya
bisa mengelompokan larutan berdasarkan hantarannya
37 Dengan melaksanakan praktikum saya bisa mengetahui
contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari
38 Saya mengalami kesulitan dalam mengelompokan dan
mencontohkan jenis larutan elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari
Saran dan Kritik
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
126
Kisi-kisi instrumen Angket
Respon siswa terhadap keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
NO
Indikator Berpikir
Kritis siwa
menurut R. Ennis
Sub-Indikator berpikir
Kritis siswa menurut R.
Ennis
Nomor butir
Pernyataan
P N
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
1. Mengemukakan hipotesis
7, 9, 29
8, 10,
28
14
2. Merancang eksperimen 12 14
3. Mengemukakan
kesimpulan
29, 31,
33
30, 32,
34
2. Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
4. Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
11, 15 13, 16
4
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
5. Memberikan penjelasan
sederhana
1, 2, 3 4, 5, 6
8
6. Menyebutkan contoh 37 38
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
7. Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
17 18
6
8. Melaporkan hasil
observasi
19, 21 20, 22
5. Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
9. Startegi membuat definisi
dengan bertindak
memberikan penjelasan
lanjut.
23, 25,
36
24, 26,
35
6
Jumlah
19 19 38
Lampiran 7
157
FORMAT LEMBAR WAWANCARA
1. Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan praktikum?
Jelaskan pendapatmu!
2. Apakah gurumu selalu mengadakan kegiatan praktikum pada proses belajar?
Apa tanggapanmu!
3. Bagaimana kesanmu setelah mengadakan kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
4. Menurutmu pembelajaran seperti ini ( Metode Praktikum) menarik atau
tidak? Berikan alasanmu!
5. Apakah pernah dilakukan kegiatan praktikum sebelumnya? Tetapi kamu
sendiri yang merumuskan langkah kerjanya?
6. Kegiatan apa saja yang kamu lakukan selama kegiatan praktikum
berlangsung?
7. Apakah kamu menemukan kesulitan dalam mengerjakan kegiatan praktikum?
Jika ya kesuliatan apaynag kamu hadapi? Jika tidak apa alasanmu?
8. Menurutmu apakah pembelajaran seperti ini (kegiatan praktikum) efektif
untuk dilakukan?
9. Apakah perlu kegiatan praktikum dilakukan sesering mungkin? Apa
alasanmu!
Lampiran 9
158
Lampiran 10
Hasil Wawancara siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok I
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Senang banget bu! Soalnya kalau tidak
ada praktikum kita tidak akan tahu apa
yang sebenarnya terjadi, kalau cuma
baca buku baca buku. Karena baca
buku itu berbeda dengan apa yang kita
lakukan. Intinya bu dengan bukti
sendiri kita lebih puas dari pada melihat
buku dan baca buku
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Sudah 2 kali bu. Tetapi bapak itu cara
mengajarnya terlalu cepat untuk
dipahami jadi saya perlu mengulang
belajar di rumah
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!
Kesannya senang bu, karena kita saling
mendukung satu sama lain, karena kita
bisa membuktikan.Oh.. ternyata larutan
elektrolit dan nonelektrolit itu begini,
jadi buat pengalaman bu..
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Karena mudah dipahami,
jadi dengan alat yang sederhana juga
kita mudah memahami apa itu larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja semua atau tidak
Semuanya bekerja bu... jadi tugasnya di
bagi-bagi. Kalau saya membuat larutan,
mengecek larutan dengan lakmus dan
mengetes larutan bu... yang lainnya ada
yang merangkai alat dan yang lainnya
159
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Awalnya kesulitan bu... waktu mengisi
tabel dan menguji larutan dengan
lakmus, tapi kesini-sininya
alahmdulilah kesulitan itu berkurang
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Efektif, karena bisa menambah
pengetahuan dan memberi wawasan
kepada kita juga yang lain kalau kimia
itu bukan dengan tulisan aja karena
kimia efektif dilakukan dengan
praktikum
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Tidak sesering mungkin bu... sesuai
dengan materinya aja bu... tapi tidak
tahu bagaimana pendapat temen yang
lain ini menurut saya bu...
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok I ada jawaban
NaOH termasuk asam? dan reaksi
ion HCl tidak di jawab untuk
yang lainnya sudah benar.
Kenapa?
Aduh... waktu itu pusing bu, dan saya
tidak tahu juga terus terburu-buru takut
waktunya habis.... jadi bingung gitu bu
tapi untuk melihat asam, basa dan netral
di lihat dari perubahan kertas lakmus.
tapi untuk HCl kelalaian bu... karena
tidak di cek dan tidak dilihat lagi, jadi
lupa tidak diisi
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan di pertemuan ke II? Di
situ ada jawaban semua ion dan
senyawa kovalen dapat
menghantarkan listrik?
a. Waktu menguji bagaimana
Iya bu saya tidak sempet baca-baca
lagi.... dan bingung bu...
Siswa: kalau alkohol tidak nyala dan
160
perbedaan cuka dan alkohol?
b. Jadi kesimpulannya apa?
tidak ada gelembung bu... kalau cuka
tidak nyala tetapi ada gelembung
sedikit bu???
Oh iya bu... Jadi semua ion dapat
menghantarkan listrik tetapi tidak
semua kovalen dapat menghantarkan
listrik.
Kelompok II
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Senang, kalau kimia hanya tulisan saja
kita cuma menghayal bu... jadi kalau
dengan praktikum kimia jadi lebih jelas
bu...
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Pernah, ya tidak sesering mungkin juga
bu...
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!
Kesannya rame bu.. jadi kita lebih tahu
contoh contoh larutan elektolit dan
nonelektrolit seperti HCl termasuk
larutan elektrolit
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Jadi lebih fokus karena
kita bias melihat langsung dan tidak
menghayal.
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
Bekerja semua, kalau saya menulis
larutan larutan bu.. yang lainnya ada
yang yang merangkai ada juga yang
membuat larutan
161
bekerja semua atau tidak
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Kesulitan bu.. kesulitannya waktu
merangkai alat rangkaian listrik bu..
laki-lakinya tidak bias semua, tapi
setelah di coba lagi jadi bisa bu...
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Tergantung pelajarannya bu...
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Tidak perlu... misalnya dalam seminggu
ada 2 kali pertemuan bu.. nah
pertemuan pertama penjelasannya dan
pertemuan kedua prakteknya.
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok I ada jawaban
NaOH termasuk asam? dan reaksi
ion HCl tidak di jawab, Kenapa?
Lupa bu... LKS nya bukan saya yang
mengisi bu...
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan di pertemuan ke II? Di
situ ada jawaban semua ion dan
senyawa kovalen dapat
menghantarkan listrik?
a. Waktu menguji bagaimana
perbedaan cuka dan alkohol?
b. Jadi kesimpulannya apa?
Iya bu karena pusing jadi ketukar
Cuka nyala redup dan gelembungnya
sedikit, kalau alkohol tidak nyala tidak
bergelembung bu...
semua ion dapat menghantarkan listrik
tetapi tidak semua kovalen dapat
menghantarkan listrik bu...
162
Kelompok III
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Sangat senang sekali bu... karena selain
membantu juga bisa lebih meyakinkan
kita misalnya mereaksikan sesuatu jadi
kita lebih yakin jika dipraktekan.
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Selama mengajar baru 2 kali praktikum.
yang pertama tentang Hukum
kekekalan massa dan yang kedua
tentang reaksi kimia. cara mengajar
bapak itu sangat baik dan perhatian
sekali, bukan galak tetapi tegas dan
sering memberikan teguran kalau ada
yang ngobrol sehingga mau
memperhatikan
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!
Menyenangkan sekali, karena saya
belum memperkirakan bagaimana
reaksi-reaksi dan larutan-larutan
bekerja. Seperti lampu menyala, ada
gelembung jadi lebih nyata sehingga
saya belum pernah mengira, jadi lebih
meyakinkan bu...
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Sangat menarik sekali bu... ya karena
saya suka sekali praktikum
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja semua atau tidak
Semuanya bekerja bu... meskipun ada
yang mengobrol seharusnya jagan
banyak mengobrol dan bermain.
kegiatannya, merangkai alat sampe bisa
menyala, mengelompokan cairan yang
163
akan diuji, menguji larutan,
menganalisa dsb.
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Ya tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah juga. Sulitnya karena saya
belum hafal rumus kimia, kadang-
kadang bingung dan bertanya-tanya apa
reaksinya.
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Sangat efektif sekali, seperti tadi juga
selain lebih meyakinkan tentang apa
yang kita duga bahkan yang belum kita
duga. kita tahu teori tetapi belum tahu
selanjutnya bagaimana
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Perlu, kalau emang perlu dilakukan
seperti yang berhubungan dengan
rumus-rumus.
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok III ada jawaban
NaOH termasuk asam dan HCl
termasuk basa? Kenapa bisa
demikian?
Jujur saya yang pertama karena buru-
buru, ribet dan yang kedua pikiran
kami lagi kacau dan kurang tau jadi
buyar. Tapi melihat asam, basa da
netral dilihat dari perubahan kertas
lakmus biru dan merah bu...
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan sudah bagus tapi ada
reaksi ion HCl belum di isi
Karena terburu-buru dan kami
tinggalkan dulu dan pas mau
dikumpulkan. Ternyata tidak di cek
lagi, jadi karena keteledoran kami.
164
Kelompok IV
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Senang, soalnya kalau belajar kimia
sambil ada praktikumnya kita tidak
jenuh dan mudah mengingatnya
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Jarang, Cuma beberapa kali
Bapak itu selama mengajar suka jenuh
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!
Kesannya rame, dan seru
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Karena akan menambah
wawasan kita jadi tidak terfokus ke
buku dan lebih menjelaskan
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja semua atau tidak
Semuanya bekerja bu... saya membuat
larutan dan menulis pengisian LKS,
pokonya tugasnya itu di bagi-bagi
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
Saya sempet pusing bu... karena waktu
menulis cuma berdua.
165
apa alasanmu?
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Efektif, tapi harus seimbang antara
praktetikum dan metode lainnya
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Seimbang aja anatara materi dan
praktikum
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok IV ada jawaban
NaOH termasuk asam? dan reaksi
ionHCl. . Kenapa?
Ketukar bu... tapi melihat asam, basa
dan netral kan dari perubahan lakmus
bu...
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan sudah lumayan oke
tapi untu reaksi ion HCl kenapa
tidak diisi?
Terburu-buru bu karena mau
dikumpulin
Kelompok V
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Saya merasa senang karena menurut
orang kimia itu sesuatu yang abstrak
jadi belajarnya itu tidak keliatan seperti
atom-atom yang bentuknya kecil, jadi
dengan kimia kita bisa mengerti
bagaimana larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Pernah sih pernah jadi tidak sering dan
tidak rutin setiap masuk melaksanakan
praktikum
166
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!
Praktikum itu asyik, kita bisa sambil
mencoba, kita juga bisa berpengalaman,
selain itu kita bisa merasakan sendiri
dan lebih mengerti apakah larutan
elektrolit dan nonelektrolit
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Karena kita bisa
berpengalaman dan lebih mengerti
dengan melaksanakan praktikum.
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja semua atau tidak
Kegiatan saya membantu merangkai
alat daya hantar listrik dan mencatat
semua hasil praktikum. Semuanya
bekerja bu...
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Karena dikerjakan bersama jadi lebih
mudah, karena sesuatu yang sulit kalau
dikerjakan bersama-sama menjadi lebih
mudah.
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Praktikum itu baik dan efektif supaya
lebih jelas.
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Sedang-sedang saja, ya seimbang bu...
9 Untuk pertanyaan tentang asam,
basa dan netral untuk kelompok V
sudah bagus? Dikerjakan
bersama-sama apa sendiri?
Dikerjakaan bersama-sama bu...
167
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan senyawa ion dan
kovalen sudah mendekati tetapi
untuk kesimpulan di pertemuan
ke-1 seperti terjadi miskonsepsi,
kenapa?
Aduh... lupa bu, saya kira pertanyaan
kesimpulan itu ada hubungannya
dengan pertanyaan sebelumnya.
Kelompok VI
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Senang, karena dapat menambah
wawasan, kalau tidak ada praktikum
pelajaran kimia tidak akan seimbang
antara materi dan praktikum
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Pernah cuma baru beberapa kali. Bapak
mengajarnya kadang mengasyikan
kadang bikin jenuh juga.
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!
Senang, karena belajar bisa lebih enjoy
bu... karena percobaan merupakan hal
yang menantang
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Karena kita bisa melihat
perubahan-perubahan sehingga lebih
nyata dan real
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
Kegiatan saya merangkai alat daya
hantar listrik yang lainnya membuat
larutan pokoknya salinng saling
membantu bu...
168
bekerja semua atau tidak
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Karena saling membantu satu sama lain
jadi lebih mudah.
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Efektif karena kalau tidak ada
praktikum, kita tidak akan maju,
seimbang antara praktikum sama
materi.
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Sedang-sedang saja, ya seimbang
bu...harus seimbang antara praktikum
sama materi.
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok VI ada jawaban
NaOH termasuk asam dan HCl
termasuk basa? Kenapa bisa
demikian?
Lupa bu... waktunya sebentar...
Tapi kalau melihat asam, basa dan
netral kan dari perubahan kertas
lakmus.
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan sudah bagus tapi ada
beberapa yang masih kurang?
Kenapa?
Ya begitu bu... ada yang bisa dijawab
dan susah-susah gampang.
169
Lampiran 11. Jumlah Persentase Keterampilan berpikir kritis Siswa tiap Indikator
NO
Indikator Berpikir
Kritis
No
Sub-indikator Berpikir
kritis
Persentase (%) tiap Kelompok
Jenis
Kategori I II III IV V VI rata-rata
1
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
1 Mengemukakan
hipotesis
75,0% 56,3% 68,8% 87,5% 82,3% 78,2% 74,6%
Baik
2 Merancang eksperimen 91,7% 66,7% 91,7% 100% 83,3% 91,7% 87,5%
3 Mengemukakan
kesimpulan
75,0% 50,0% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 77,1%
Rata-rata 80,6% 57,7% 78,5% 91,7% 84,4% 85,8% 79,7%
2 Mempertimbangkan
apakah sumber
dapat dipercaya
atau tidak
4 Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7% 88,4%
Sangat
baik
Rata-rata 88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7% 88,4%
3 Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
5 Memberikan penjelasan
sederhana
75,0% 58,3% 75,0% 83,3% 83,3% 75,0% 75,0%
Baik
6 Menyebutkan contoh 66,7% 58,3% 75,0% 100% 100% 75,0% 79,2%
Rata-rata 70,9% 58,3% 75,0% 91,7% 91,7% 75,0% 77,1%
4
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
7 Mempertanggungjawab
kan hasil observasi
87,5% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 87,5% 85,4%
Sangat
baik
8 Melaporkan hasil
observasi
90,0% 75,0% 85,0% 100% 100% 90,0% 90,0%
Rata-rata 88,8% 75,0% 86,3% 93,8% 93,8% 88,8% 87,7%
5 Mendefinisikan
istilah dan
pertimbangan suatu
definisi
9 Strategi membuat
definisi dengan
bertindak memberikan
penjelasan lanjut
75,0% 75,0% 75,0% 93,8% 93,8% 75,0% 81,3%
Sangat
Baik
JUMLAH RATA-RATA 80,8% 66,5% 80,9% 93,3% 91,5% 84,1% 82,8%
170
170
Dokumentasi Penelitian
Lampiran 12
171
Dokumentasi Penelitian
127
Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: I
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d. Membaca buku sumber dan referensi lain
e. Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 75,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS
b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.
Jumlah Persentase 2 75,0%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum
c. Menemukan informasi dari berbagai sumber
d. Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum
e. Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase
2 3 85,0%
3. Merancang Eksperimen
a. Merangkai alat uji daya hantar listrik
Lampiran 8
128
b. Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan
c. Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase 2 1 91,7%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a. Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS
Jumlah Persentase 3 75,0%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a. Membuat tabel pengamatan di LKS
b. Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b. Membersihkan alat praktikum
c. Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 2 1 91,6
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :
Observer
(Wina Febriyanti)
129
Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: I
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d. Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
5 2 92,8
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
130
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
3 2 90,0
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
1
4 75,0
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 75,0
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase 4
75,0
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
131
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit
c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase 2 1 66,7
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a. Membersihkan alat praktikum
b. Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 2 100
Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer:
Observer
(Wina Febriyanti)
132
Pengolahan data Lembar Obsevasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: II
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d. Membaca buku sumber dan referensi lain
e. Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 75,0
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS
b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.
Jumlah Persentase 2 50,0
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber
d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum
e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 3 2 65,0%
3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
133
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang sudah
disediakan
c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase 2 1 66,7%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS
c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS
Jumlah persentase 1 2 58,3
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 75,0%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 2 1 75,0%
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :
Observer
(Wina Febriyanti)
134
Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: II
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
1 2 68,8%
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
5 2 67,8%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
135
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
75,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
1
4 62,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 50,0%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase 4
75,0%
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
136
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit
c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase
1 2 58,3%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 2 75,0%
Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer:
Observer
(Wina Febriyanti)
137
Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: III
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain
e) Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 75,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS
b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.
Jumlah Persentase 2 75,0%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber
d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum
e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 3 2
90,0%
138
3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang sudah
disediakan
c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase 2 1 91,7%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS
c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS
Jumlah Persentase 3 75,0%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 1 2 83,3%
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :
Observer
(Euis Chusnul )
139
Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: III
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,3%
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
4 3 89,3%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
140
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
2 3 85,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
2 2 62,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 75,0%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
e) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
f) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
g) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
h) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase 4
75,0
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
141
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit
c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase 3 75,0%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 75,0%
Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer:
Observer
(Euis Chusnul)
142
Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: IV
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain
e) Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS
b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.
Jumlah Persentase 2 100%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber
d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum
e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 4 1
95,0%
143
3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang sudah
disediakan
c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase 3 100%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS
c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS
Jumlah Persentase 1 2 83,3%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 2 1 91,6
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :
Observer
(Euis Chusnul)
144
Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
6 1 96,4%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
145
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
5 100%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
2
2 87,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase 3 1
93,8%
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
146
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit
c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase 3 100%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase
2
100%
Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer:
Observer
(Euis Chusnul)
147
Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: V
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d. Membaca buku sumber dan referensi lain
e. Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS
b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber
d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum
e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 4 1
95,0%
148
3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan
c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase 1 2 83,3%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKS
c) Bertanya dan menjawab pertanyaan:
yaitu siswa dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan mengenai suatu
penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan
di LKS
Jumlah Persentase 1 2 83,3%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 3 75,0%
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Observer
(Entang Suryana)
149
Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut
seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
5 2 92,8%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
150
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
5 100%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan daya hantar
listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
menguji jenis larutannya sama tetap
konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
4 75,0%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase 1 3
93,8%
6. Menyebutkan Contoh
d) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
e) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit
151
f) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase 3 100%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase
75,0%
Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer:
Observer
(Entang Suryana S.Pd)
152
Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: VI
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain
e) Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS
b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber
d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum
e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 4 1
95,0%
153
3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan
c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase 2 1 91,7%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai
b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKS
c) Bertanya dan menjawab pertanyaan:
yaitu siswa dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan mengenai suatu
penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan
di LKS
Jumlah Persentase 3 75,0%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan
b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase 3 75,0%
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Observer
(Entang Suryana)
154
Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing
b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum
d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,25
KEGIATAN INTI
1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya
d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut
seperti larutan garam
e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan
f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar
Jumlah Persentase
6 1 96,4%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda
b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
155
tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan
Jumlah Persentase
4 1 90,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan daya hantar
listrik
b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik
c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan kertas lakmus.
d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
menguji jenis larutannya sama tetap
konsentrasinya berbeda
Jumlah Persentase
3 1 68,8%
4. Mengemukakan Kesimpulan
a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan sederhana
a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya
b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.
c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah
d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah Persentase 1 3
75,0%
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari
b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit
156
c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral
Jumlah Persentase 3 75,0%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Jumlah Persentase
75,0%
Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer:
Observer
(Entang Suryana S.Pd)
172
LEMBAR UJI REFERENSI
Judul Skripsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum
No Footnote Paraf Pembimbing
I II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB I
Tatag Yuli Eko Siswono. Mendorong berpikir kreatif siswa
melalui pengajuan masalah (problem posing). Jurnal Konferensi
Nasional Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-
27 July 2004. Hal. 74
Fuad Abdul Hamied. Model Pembelajaran Inovatif di Era
Global Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 (Maret 2009)
hal 101.
Mata pelajaran kimia di Program Paket C.
Http://www.dikmenum.go.id diakses 22 Januari 2010 hal 113
Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang
standar kompetensi Kelulusan,
[online],http://www.psb.psma.org/files.SKL.pdf diakses 22 januari
2010 hal 4
Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah, dari
http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf diakses 22 januari 2010
I Waya Redhana. Meningkatkan Ketetampilan Berpikir
kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi
Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli 2003 ISSN 0215-8250. Hal
13
Muchamad Afcariono. Penerapan Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada
Mata Pelajaran Biologi.Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2,
Maret 2008 hal 66.
I Gusti Putu Sudiarta, Pengembangan Pembelajaran
Berpendekatan Tematik Berorientasi Pemecahan Masalah
Matematika Terbuka untuk Mengembangkan Kompetensi Berpikir
Divergen, Kritis dan Kreatif Jurnal FPMIPA, UNDIKSHA
Singaraja, hal.3
Sudaryanto, Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis,
Kajian Kritis Tentang Permasalahan sekitar pembelajaran Bepikir
Lampiran 13
173
10.
11.
Kritis http://pendidikansains.com/2010/02/pembelajaran-
kemampuan-berpikir-kritis.html diakses 22 februari 2010
Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa
dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada
siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran
2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) Analisis Keterampilan
berpikir Kritis Siswa SMA kelas XI pada pembelajaran sistem koloid
melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari
(Bandung : UPI Bandung) hal. 69
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
BAB II
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia,
Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif,
(Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8
Anonim, Pengertian Pembelajaran
http:krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-
pembelajaran.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet 1, hal. 40
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia,
2004), Cet IV hal. 155.
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 1994), Cet II, hal 131
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000) Cet V. hal 76
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam..., hal.40
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal 75
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar...
hal 75
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2000), ha.l 47
Syaiful Bahri Djamarah, Dkk,. Strategi Belajar Mengajar
hal. 84.
174
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24
25.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam... hal. 174.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja
Rosda karya, 2005), Cet.2 hal 110
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar
(Bandung PT Sinar Baru Algensindo, 2000), cet.5. hal 83
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar
Mengajar( Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal 62.
Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa
dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada
siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran
2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam.. hal. 174
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia. (Bandung
: IMSTEP JICA, 2000), hal 122
Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan
Kimia Jilid 2 untuk SD, SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung:
Pudak Scientific, 2007) hal v
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia. (Bandung
: IMSTEP JICA, 2000), hal 122
Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa
dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada
siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran
2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
Mata pelajaran kimia di Program Paket C.
Http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum/.pdf diakses Januari
2010 hal 113
Alisuf Sabri. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan
Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), hal 76
Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah
pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. Prosedding
Seminar Nasional Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur
Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar,
9-10 Februari 2008 hal 3
Sri Handayani, Pengembangan model Pembelajaran
Interaktif Makhluk Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan
175
26.
27.
28.
29.
30
31.
32
33.
34.
35.
36.
37.
Keterampilan berpikir Rasional siswa SD kelas III, ( Pena Wiyata.
Jurdik & Hum. No 7 tahun IV, September 2005) hal 13
Cece Wijaya, Pendidikan Remedial , Sarana pengembangan
Mutu sumber Daya Manusia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996)
hal 71
Ida Bagus Putu Arnyana, Pengaruh Penerapan Model PBL
Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis
Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi. (Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-
8250. Oktober 2005) hal. 648.
Liliana Sari, Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan
Berpikir Tingkat tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta
Kimia sekolah lanjutan Julrnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi
3 Tahun Vlll, 2003. Hal 175
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,
(Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183
Elika Dwi Murwani, Peran Guru dalam Membangun
Kesadaran kritis siswa Jurnal Pendidikan Penabur -
No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 60.
Mulyati, Arifin, Strategi Belajar MengajarKimia (Bandung:
IMSTEP JICA, 2000) hal.2.
Arief Achmad, Memahami Berpikir "
http:/researchengines.com/1007arief3.html.) hal 1
Liliasari, Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia
menuju Profesionalisme guru.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5
diakses 10 mei 2010
Elika Dwi Murwani, Peran Guru dalam Membangun
Kesadaran kritis siswa Jurnal Pendidikan Penabur -
No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 62
Arief Achmad, Memahami berpikir Kritis. Hal. 1
I Wayan Redhana, Meningkatkan Keterampilan berpikir
Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Startegi
Pemecahan Masalah(Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja, NO. 3 TH XXXVI Juli 2003) hal 14
M Akshir Ab Kadir, Critical thinking: A family
resemblance in conceptions Jurnal of Education and Humam
Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3
176
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
I Wayan Redhana, Meningkatkan Keterampilan berpikir
Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Startegi
Pemecahan Masalah(Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja, NO. 3 TH XXXVI Juli 2003) hal 13-14
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,
(Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183
I Gst. Putu Sudiarta. Pengembangan Kompetensi Berpikir
Divergen dan Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika Open-
Ended. (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No
3 TH XXXVIII Juli 2005 ISSN 0215 - 8250) hal 529
Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk
meningkatkan Mutu Pembelajaran.
http://www.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&task=vie
w&id=364&Itemid=435
Perkins C., & Murphy, E. (2006). Identifying and
measuring individual engagement in critical thinking in online
discussions: An exploratory case study. Educational Technology &
Society. hal 299
Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis http://re-
searchengines.com/1007arief3.html diakses: 17 maret 2007 hal 3.
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. Analisis Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Sistem
KoloidMelalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan
sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15
Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis.hal. 2
Cece Wijaya. Pendidikan Remedial hal . 72-73
Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. KIMIA
Seandainya Kehidupan tanpa Kimia untuk MA/SMA Kelas X
(Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal 104
Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam
jilid I ( Jakarta: Erlangga) hal 372
Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi
kelima Jilid I (Jakarta: Binapura Aksara) hal 168
J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta:
Erlangga, 2004), hal 198.
Michael, Purba.Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2
(Jakarta: Erlangga, 2006), hal 5
177
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
BAB III
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi,
(Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008) hal 76
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,
2008) Cet Ke-13 hal 29
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia,
2005) hal 54
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) Cet IX hal 149
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi...
hal 150
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan
Lingkungan. (Jakarta: Kizi Brothers, 2006). Hal 33
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186
Moh Nazir Metode Penelitian.... hal 193-194
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta) Cet XI h.168
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 105
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ..., h. 178
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9. Hal 262
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatiif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 133
144
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2008) hal 43
1.
2.
BAB IV
Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah
pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan Jurnal
Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju
Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35
Suparni. Meningkatkan Kemampuan pemahaman Siswa
dalam mata Pelajaran Fisika melalui metode Eksperimen pada siswa
178
3.
4.
kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran
2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk
meningkatkan Mutu Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal
Ida Bagus Putu Arnyana, Pengaruh Penerapan Model PBL
Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis
Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi. (Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-
8250.
Oktober 2005) hal. 648.
Tangerang, 17 Februari 2011
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Zulfiani, M. Pd Tonih Feronika, M.Pd
NIP.19760309 200501 2 002 NIP.197660107 200501 1 007
SKRIPSI
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
DENGAN METODE PRAKTIKUM
OLEH:
HERTI PATMAWATI
(105016200539)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan IPTEK yang sangat pesat sehingga
diperlukan SDM yang memiliki keterampilan tinggi
diantaranya keterampilan berpikir kritis
Tujuan standar kompetensi kelulusan pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
diantaranya mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik
Salah satu tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di
SMA /MA yaitu diantaranya memupuk sikap ilmiah
yang mencakup bersikap kritis terhadap pertanyaan
ilmiah
Guru lebih banyak menekankan pada aspek
pengetahuan dan pemahaman sehingga siswa
kurang terlatih untuk mengembangkan daya
nalarnya sehingga kemampuan berpikir kritis
siswa kurang dapat berkembang dengan baik
Sikap peserta didik yang pasif
Guru lebih terfokus pada penyelesaian materi
dan kurangnya pemahaman tentang metode
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis
Alternatif mengenai metode pembelajaran
yang dapat mendorong berpikir kritis salah
satunya metode praktikum
Melalui metode praktikum siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
mengenai suatu objek, keadaan atau proses
sesuatu
Metode praktikum tidak hanya mempersoalkan
hasil akhirnya tetapi bagaimana proses berpikir
tersebut dapat ikut berkembang
B. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya Keterampilan berpikir kritis siswa
SMA pada pembelajaran kimia.
2. Guru banyak menekankan siswa pada aspek
pengetahuan dan pemahaman dalam
pembelajaran sehingga siswa kurang terlatih
untuk mengembangkan daya nalarnya.
3. Banyak peserta didik yang pasif dan kurang
mampu mengembangkan informasi yang
diperoleh.
4. Kategori keterampilan berpikir kritis siswa SMA
kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit masih perlu di kembangkan
C. Pembatasan Masalah
1. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah menurut R.
Ennis yang meliputi:
keterampilan menginduksi dan menentukan hasil
induksi
keterampilan mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak,
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan,
keterampilan mengobservasi dan mempertimbangkan
laporan observasi, serta
keterampilan mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi.
2. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi
pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah
metode praktikum
D. Rumusan Masalah
Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis
siswa SMA kelas X pada pembelajaran larutan
elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit melalui metode Praktikum.
F. Manfaat Penelitian
1. Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
masukan dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep
larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum.
2. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan
prasarana belajar dalam menunjang peningkatkan kualitas
belajar siswa.
3. Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam
memahami materi pelajaran kimia yang diberikan dan
memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya
4. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai
referensi untuk mengetahui metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
1. Hakikat Pembelajaran
2. Pengertian Metode Mengajar
3. Metode Praktikum
4. Hakikat ilmu Kimia
5. Pengertian Berpikir
6. Pengertian Berpikir kritis
7. Konsep Larutan elektrolit dan
nonelektrolit
Pembelajaran adalah proses interaksi antara
siswa dengan lingkungannya yang
mengakibatkan perubahan perilaku kearah
yang lebih baik.
Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara
yang tersusun secara sistematis yang
digunakan oleh guru untuk menyajikan materi
pelajaran secara efektif dalam membantu siswa
memperoleh keterampilan-keterampilan, sikap,
minat, dan nilai-nilai yang diinginkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Metode Praktikum adalah suatu kegiatan
pembelajaran berupa praktik yang
menggunakan alat-alat tertentu, dimana
kegiatan praktikum ini dapat melatih
keterampilan, kemampuan dan sikap secara
bersama-sama.
Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan
dengan komposisi, stuktur dan sifat,
perubahan, dinamika dan energenika zat.
Keterampilan berpikir adalah kemampuan
seseorang untuk memecahkan atau mengatasi
berbagai permasalahan, bagaimana proses
pengeksploitasian fakta atau gejala menjadi
hasil baru yang positif bagi dirinya maupun
lingkungannya.
Keterampilan berpikir kritis merupakan sebuah
proses yang terarah dan jelas yang digunakan
dalam keadaan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi dan melakukan penelitian
ilmiah.
Jadi berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan
kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah yang
lebih sempurna.
Indikator berpikir kritis menurut R. Ennis
1. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan
pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang suatu penjelasan),
2. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan hasil observasi),
3. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi,
membuat dan menentukan nilai pertimbangan),
4. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah
dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi
asumsi),
5. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan,
berinteraksi dengan orang lain).
Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik, dengan data
percobaan berupa bola lampu menyala dan
timbul gelembung gas disekitar elektrode.
Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH,
larutan HCl.
Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang dapat
tidak dapat menghantarkan arus listrik, dengan
data percobaan berupa bola lampu tidak
menyala dan tidak timbul gelembung gas
disekitar elektrode. Contohnya: air suling,
larutan etanol 70%, larutan gula.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian:
tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri
3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
Waktu penelitian:
pada semester genap yaitu pada tanggal 29
Maret - 20 April 2010
Subjek Penelitian: Siswa kelas X-5 SMAN 3 Kota
Tasikmalaya dengan jumlah siswa 44 orang yang
terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan
Teknik Pengambilan dengan Pusposive Sampling
yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan
(judgment) tertentu
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif yaitu mendeskripsikan atau memberikan
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian :
peneliti berperan sebagai guru dan guru mata
pelajaran serta teman sejawat berperan sebagai
observer.
Instrumen Penelitian
LKS sebagai Penunjang
Lembar Observasi
Angket/kuesioner
Wawancara