Anda di halaman 1dari 227

SKRIPSI

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA


PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN
NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM





OLEH:
HERTI PATMAWATI
(105016200539)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN
NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


Oleh:
HERTI PATMAWATI
105016200539



Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II


Dr. Zulfiani, M.Pd Tonih Feronika M.Pd
NIP. 19760309 200501 2 002 NIP. 19760107 200501 1 007


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1432 H/2011 M
LEMBAR PENGESAHAN


Skripsi berjudul: Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada
Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode
Praktikum diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah
pada, 8 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.
Jakarta, 17 Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia

NIP: .. .

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juaningsih, M.Pd
NIP: 19790510 200604 2 001 .. ..

Penguji I
Ir.Mahmud M. Siregar, M.Si
NIP: 19540310 198803 1 001 .

Penguji II
Dedi Irwandi, M.Si.
NIP:19710528 200003 1 002 . .

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
NIP. 19790510 198703 1 003
DEPARTEMEN AGAMA
UIN JAKARTA
FITK
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412
Indonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-098
Tgl. Terbit : 5 januari 2009
No. Revisi : 00
Hal : 1/1
PENDAFTARAN PESERTA WISUDA


Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : HERTI PATMAWATI
Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 30 Desember 1984
NIM : 105016200539
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN
NONELEKTROLIT DENGAN METODE
PRAKTIKUM

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Zulfiani, M.Si.
2. Tonih Feronika, M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil
karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang
saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian
Munaqasyah.

Jakarta, 08 Maret 2011






Herti Patmawati
NIM. 105016200539


i

ABSTRAK

Herti Patmawati. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada
Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum,
Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui metode
praktikum. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya pada
kelas X-5 semester genap tahun ajaran 2009-2010, dengan menggunakan metode
deskriptif yang diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan
berpikir kritis apa saja yang muncul serta melihat seberapa besar keterampilan
berpikir kritis siswa dapat berkembang melalui pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit dengan metode praktikum. Subjek penelitian ini adalah seluruh
siswa SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya kelas X-5 yang berjumlah 44 orang yang
dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas siswa laki-laki dan
perempuan dari kategori tinggi, sedang, dan rendah. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa dari lima indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati melalui metode praktikum, muncul dengan persentase yang bervariasi.
Indikator yang memperoleh persentase lebih besar adalah indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak sebanyak 88,4%,
dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sebanyak
87,7%. Sedangkan, aspek yang jumlah persentasenya lebih kecil adalah indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang
menghubungkan materi terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Sebagian besar
siswa menyenangi pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum karena melibatkan banyak siswa dan membuat siswa menjadi
lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung
sehingga dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa melalui percobaan.

Kata kunci: Keterampilan berpikir kritis, metode praktikum, larutan elektrolit,
dan nonelektrolit.












ii




ABSTRACT


Herti Patmawati. Analysis on Students Critical Thinking Skill in Learning
Electrolyte and non Electrolyte Solution through Practicum Method, Study
Program of Chemical Education, Department of Natural Sciences Education,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2011.
This study aims to determine students critical thinking skill in learning
electrolyte and non electrolyte solution through the method of practicum. This
research was conducted in SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya on X-5 class in the
second semester of 2009-2010 academic year by using descriptive method which
is directed to obtain information about there is any critical thinking skill that
emerge, and to observe how much students critical thinking skill can be
developed through learning electrolyte and non electrolyte solution with the
practicum method. The subjects of this study are all of the high school students in
X-5 class. The sum is 44 students, who are divided into six groups. Each group
consists of male and female students from the category of high, medium and
low. The result of the research shows that the five indicators of students critical
thinking skill observed through laboratory method appears in various percentages.
The indicator which has greater percentage (are an indicator to consider whether
the source can be trusted or not by 88,7 percentage), and ( the indicator of
observing and considering the results of the observation 87,7 percentage), whereas
the aspect whose smaller percentage is the indicator of asking and answering
questions. These were found because the students did not connect the material to
incident or event. Most students enjoy learning with a solution of electrolyte and
non electrolyte in the method of practicum because it involves a lot of students
and makes students more active in acquiring knowledge with direct experience so
as it is able to train students critical thinking skill through trial.

Keywords: critical thinking skills, the practicum method, electrolyte and non
electrolyte solution.

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil alamin segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan
semesta alam tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas
bilangan. Shalawat dan salam senantiasa menyelimuti Rasulullah SAW tercinta
beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja, doa, dan
kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi
ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia
4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam
5. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, dan Bapak Tonih Feronika M.Pd selaku dosen
Pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat
bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd selaku penasihat akademik yang telah
memberikan pengarahan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah
yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis
selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Ibu Ani Nuraisyah, S.Pd yang telah membantu penulis dalam mengurus hal-
hal yang berkaitan dengan administrasi akademik.
iv

9. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Bapak Drs M. Kurtubi,
M.Si, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA
Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
10. Bapak Drs. Asep Nanang M.Pd selaku wakil kepala bidang Kurikulum SMA
Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
11. Bapak Entang S.Pd selaku guru bidang studi kimia SMA Negeri 3 Kota
Tasikmalaya yang telah berkenan menjadi observer dan membantu penulis
selama melaksanakan penelitian.
12. Seluruh guru dan staff tata usaha SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah
memberikan dukungan kepada penulis.
13. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan
pinjaman literatur yang dibutuhkan.
14. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, dan saudaraku yang tak henti-hentinya
memberikan doa, dan dukungannya baik moril maupun materil sehingga
penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.
15. Keluarga Bapak Asep Qohar dan Ibu Lisda Dalilah yang tak henti-hentinya
membimbing, memberikan doa dan dukungannya baik moril maupun materil.
Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya.
16. Teman-teman pendidikan kimia angkatan 2005 yang telah memberikan
semangat dan dukungan kepada penulis
17. Siswa siswi kelas X SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah bekerjasama
dengan baik selama penelitian.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat
penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian
dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umumnya.
Penulis

Herti Patmawati


v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah....................................................... 6
C. Pembatasan Masalah...................................................... 6
D. Perumusan Masalah....................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................ 7
BAB II DESKRIPSI TEORITIK
A. Deskripsi Teoritis... 8
1. Hakikat pembelajaran............................................. 8
2. Pengertian Metode Mengajar ........ 10
3. Metode Praktikum.. 12
4. Hakikat Berpikir Kritis........... 16
a. Pegertian Berpikir... 16
b. Berpikir Kritis.... 18
5. Konsep Larutan Elektrolit dan non Elektrolit 27
B. Kerangka Berpikir...................................................... 31
C. Penelitian Relevan...................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................ 33
B. Subyek Penelitian .......................................................... 33
C. Metode Penelitian ......................................................... 34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................. 34


vi

E. Instrumen Penelitian........................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan data................................................. 37
G. Teknik Pengolahan Data.................................................... 40
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi....................... 40
I. Teknik analisis data........................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Metode Praktikum................................. 45
1. Hasil Observasi...................................................... 45
2. Hasil Data Angket............................................... .. 61
3. Hasil Wawancara................................................... 65
B. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis....... 65
C. Pembahasan terhadap temuan penelitian..................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................. 79
B. Saran........................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 81
LAMPIRAN....................................................................................... 85

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator berpikir kritis menurut R. Ennis................................ 23
Tabel 2.2 Perbedaan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit.................. 28
Tabel 2.3 Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen polar............... 30
Tabel 3.1 Indikator Keterampilan berpikir kritis siswa yang akan
dianalisis................................................................................... 36
Tabel 3.2 Skala Pengukuran..................................................................... 42
Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi............................................. 46
Tabel 4.2 Hasil lembar observasi indikator membangun keterampilan
dasar......................................................................................... 47
Tabel 4.3 Hasil lembar observasi indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi..................................... 48
Tabel 4.4 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab
pertanyaan.............................................................................. 49
Tabel 4.5 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi
dan mempertimbangkan laporan observasi............................. 50
Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya atau tidak........................................... 51
Tabel 4.7 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi
dan mempertimbangkan laporan observasi............................. 52
Tabel 4.8 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi............................................. 53
Tabel 4.9 Hasil lembar observasi indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi..................................... 54
Tabel 4.10 Hasil lembar observasi indikator mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi......................................... 55
Tabel 4.11 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab
pertanyaan.............................................................................. 56
Tabel 4.12 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis siswa pertemuan

viii

Pertama.................................................................................. 57
Tabel 4.13 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis siswa pertemuan
kedua........................................................................................ 58
Tabel 4.14 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis secara
keseluruhan.............................................................................. 59
Tabel 4.15 Hasil angket indikator mengindukasi dan mempertimbangkan
hasil induksi............................................................................ 61
Tabel 4.16 Hasil angket indikator mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak....................................................... 62
Tabel 4.17 Hasil angket indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.... 63
Tabel 4.18 Hasil angket indikator memebrikan penjelasan lanjut............... 63
Tabel 4.19 Hasil angket mempertimbangkan istilah dan pertimbangan
suatu definisi............................................................................ 64
Tabel 4.20 Hasil wawancara......................................................................... 65





ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian.......................................................................... 44
Gambar 4.1 Grafik Indikator Keterampilan berpikir kritis tiap pertemuan.. 60
Gambar 4.2 Grafik nilai rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis.. 61
Gambar 4.3 Grafik Hasil data angket keterampilan berpikir kritis siswa..... 65

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.................... 85
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............................... 87
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)....................................................... 94
Lampiran 4. Format lembar observasi........................................................... 109
Lampiran 5. Kisi-kisi lembar observasi......................................................... 114
Lampiran 6. Format lembar angket................................................ ............... 123
Lampiran 7. Kisi-kisi lembar angket.............................................................. 126
Lampiran 8. Pengolahan lembar observasi..................................................... 127
Lampiran 9. Format panduan wawancara...................................................... 159
Lampiran 10. Hasil wawancara tiap kelompok............................................... 160
Lampiran 11. Jumlah persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap
indikator..................................................................................... 169
Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian............................................................. 170
Lampiran 13. Lembar Uji Referensi................................................................. 172
Lampiran 14. Surat Bimbingan Skripsi............................................................ 179
Lampiran 15. Surat Izin Permohonan Penelitian.............................................. 180
Lampiran 16. Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian...................... 181

1



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini mengalami
perubahan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan masyarakat dunia telah
terjangkiti oleh revolusi di bidang ilmu, teknologi, dan seni serta arus
globalisasi, sehingga menuntut kesiapan semua pihak untuk menyesuaikan
dengan kondisi yang ada, perlu disadari bahwa dengan berkembangnya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, informasi yang akan sampai makin banyak
ragamnya, baik sumber maupun esensi informasinya, untuk menghadapi
perubahan teknologi yang cepat maka kemampuan berpikir kritis merupakan
aspek yang perlu mendapat penekanan dalam pengajaran.
1
Pada konteks ini,
pendidikan juga mengalami pembaharuan dari waktu ke waktu dan tidak
pernah berhenti. Pendidikan sebagai suatu proses yang disadari untuk
mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir,
emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup di tengah-tengah
masyarakat.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses
pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Kimia merupakan ilmu yang termasuk
rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA.
Karakteristik tesebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta
kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

1
Mulyati Arifin. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 2.
2



dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), pada perkembangannya
selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori
(deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,
struktur sifat, perubahan dianamika, dan energenika zat.
2

Pelajaran kimia seharusnya merupakan pelajaran yang menyenangkan,
karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi apa yang
diharapkan umumnya berlainan dengan kenyataan. Hal ini terjadi karena
penggunaan metode yang kurang tepat oleh guru dalam mengajar. Guru banyak
memberikan pelajaran pada aspek ingatan dan pemahaman. Pembelajaran
seperti ini tentu saja akan menciptakan suasana kelas yang statis, monoton dan
membosankan. Dengan demikian diperlukan peran guru dalam menentukan
metode yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan
siswa. Seorang pendidik harus bisa mengarahkan dan menggali potensi yang
ada pada diri siswa, sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan-
keterampilan tertentu diantaranya keterampilan berpikir kritis.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkat kualitas
pendidikan di Indonesia adalah dengan membenahi kurikulum sekolah dasar
dan menengah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22 dan 23 tahun 2006 tentang standar isi dan
standar kompetensi lulusan dan pada Permen RI nomor 23 tahun 2006 tentang
standar kompetensi kelulusan mengatakan bahwa
standar kompetensi kelulusan pada satuan pendidikan menengah
umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dan salah satu tujuan standar
kompetensi kelulusan pada kelompok mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi adalah untuk mengembangkan logika,
kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.
3



2
Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id/pdf diakses 22
Januari 2010 hal 113
3
Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi Kelulusan,
[online],http://www.psb.psma.org/files/2.SKL.pdf diakses 22 januari 2010 hal 4
3



Mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang
zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan
energetika yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Dalam Standar Isi
mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik mampu
memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet kritis dan dapat
bekerja sama dengan orang lain.
Tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di SMA dan MA yang
tercantum dalam standar isi diantaranya adalah untuk memupuk sikap ilmiah
yang mencakup bersikap kritis terhadap pertanyaan ilmiah, yaitu tidak mudah
percaya tanpa ada dukungan hasil observasi empiris, memahami konsep-
konsep kimia dan penerapannya untuk menyelesaiakan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
4
Untuk mencapai tujuan dan fungsi
tersebut maka pembelajaran dengan mengembangkan sikap berpikir kritis
merupakan hal yang vital, karena sumber daya manusia yang profesional dan
berkualitas akan tercipta jika ilmu yang diperoleh digali lebih dalam dengan
mengembangkan budaya berpikir kritis. Mengajarkan keterampilan berpikir
ktitis dan memadukannya dengan materi pembelajaran (kurikulum) dapat
membantu para siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secara
efektif.
Pembelajaran kimia di SMA umumnya dilakukan oleh guru lebih
banyak menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, sedangkan
aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan bahkan evaluasi hanya sebagian kecil dari
pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menyebabkan siswa kurang
mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan masalah dan
mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata.
Sikap peserta didik yang pasif atau hanya menerima apa yang diberikan
pendidik dan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan
tidak teraktifkannya potensi kemampuan siswa sehingga menjadi pasif dan
kurang terampil berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas.

4
Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah, dari http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf diakses 22 januari 2010
hal 114
4



Fenomena yang terjadi saat ini adalah begitu banyak peserta didik
yang pasif, mereka cenderung duduk diam mendengarkan tanpa mampu
mengembangkan informasi yang diperoleh atau berdiskusi. Situasi tersebut
harus ditanggapi serius oleh pendidik untuk mencari alternatif pembelajaran
mengenai metode pembelajaran yang sesuai dan bagaimana memotivasi peserta
didik untuk kreatif dan percaya diri serta mendorong berpikir kritis.
Pada dasarnya siswa mempunyai keterampilan berpikir kritis dalam
belajar misalnya keterampilan bertanya, hipotesis, klasifikasi, observasi
(pengamatan) dan interpretasi. Tetapi keterampilan-keterampilan ini terkadang
tidak berkembang dengan baik maka diperlukan adanya metode yang mampu
mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran kimia.
Salah satunya adalah melalui kegiatan praktikum, karena kegiatan praktikum
membantu siswa untuk memahami suatu kejadian, melihat suatu kejadian lebih
rinci dari sebelumnya dan setelah itu mengingat kejadian tersebut.
Praktikum adalah suatu metode dalam pembelajaran yang sangat erat
hubungannya dengan mata pelajaran kimia. Karena dengan melakukan
Praktikum ilmu kimia lebih mudah dipelajari jika dibandingkan hanya
mempelajari konsepnya saja. Kimia harus dipelajari melalui kegiatan
percobaan karena belajar kimia tanpa percobaan tidak sempurna dan kurang
bermakna.
5

Kegiatan praktikum merupakan sarana pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Melalui metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu
objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode praktikum merupakan cara
pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk menjadi kritis, analisis
argumentatif dan mencari jawaban-jawaban berbagai permasalahan melaui
pengalaman-pengalaman langsung.

5
Tine Maria Kuswanti, dkk., Sains Kimia Kelas I SMA (Jakarta: Bumi Aksara.2004) hal
15.
5



Metode praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi
bagaimana proses berpikir tersebut dapat ikut berkembang. Salah satu bentuk
metode yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa
diantaranya adalah metode praktikum karena metode praktikum kegiatannya
difokuskan pada berpikir kreatif dan berpikir kritis, memecahkan masalah dan
interaksi antara siswa dengan teman sebayanya untuk menjadikan mereka lebih
kreatif dan kritis dalam pengetahuan-pengetahuan baru.
Pada Penelitian ini penulis memilih pelajaran kimia pada konsep
larutan elektrolit dan nonelektrolit, dimana materi ini dianggap sesuai bila
diajarkan dengan metode praktikum. Karena dalam kegiatan praktikum siswa
melakukan aktivitas seperti merancang percobaan, merangkai alat dan
menggunakan alat, mengemukakan hipotesis, menganalisis data, melihat
persamanan dan perbedaan suatu reaksi, memprediksi dan menarik kesimpulan
serta memberikan contoh. Secara keseluruhan aktivitas yang dilakukan siswa
tersebut merupakan keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul dengan
metode praktikum.
Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan keterampilan
berpikir kritis salah satunya oleh Hanumi Oktiyani Rusdi yang menyatakan
bahwa indikator keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan siswa
pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan
menggunakan bahan sehari-hari adalah menyebutkan contoh dan menarik
kesimpulan dari hasil menyelidiki.
6
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran kimia masih perlu
dikembangkan. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan penelitian dengan
judul: Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran
larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Dengan Metode Praktikum




6
Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA kelas
XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan
sehari-hari (Bandung : UPI Bandung) hal. 69
6



B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, antara lain:
1. Pembelajaran kimia belum melatih keterampilan berpikir kritis siswa.
2. Guru banyak menekankan siswa pada aspek pengetahuan dan pemahaman
dalam pembelajaran sehingga siswa kurang terlatih untuk mengembangkan
daya nalarnya.
3. Banyak peserta didik yang pasif dan kurang mampu mengembangkan
informasi yang diperoleh.

C. Pembatasan Masalah
Agar Penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang
diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
a. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti meliputi keterampilan
menginduksi dan menentukan hasil induksi, keterampilan
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak,
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, keterampilan
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi, serta
keterampilan mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu
definisi.
b. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada konsep
larutan elektrolit dan nonelektrolit.
c. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode
praktikum

D. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum?


7



E. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit melalui metode Praktikum.

F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik
bagi semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
1. Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan
dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit dengan metode praktikum.
2. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar dalam
menunjang peningkatkan kualitas belajar siswa.
3. Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dalam memahami materi pelajaran kimia yang diberikan
dan memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya
4. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk
mengetahui metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa.

8

BAB II
DESKRIPSI TEORITIK


A. Kerangka Teoritis
1. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran merupakan istilah lain untuk proses belajar mengajar.
Belajar dan Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan manusia. Sebelum memahami hakekat pembelajaran, maka perlu
diperhatikan tentang pengertian belajar terlebih dahulu karena hakekat
pembelajaran tidak bisa lepas dari hakekat belajar.
Banyak pengertian belajar yang dicetuskan oleh para ahli, namun
umumnya ahli-ahli tersebut (baik ahli psikologi maupun pendidikan)
mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil suatu aktivitas belajar adalah
perubahan. Bahwa perubahan itu terjadi akibat pengalaman. Dari kesamaan
ini lahir pengertian belajar secara umum atau popular. Pengertian umum inilah
yang banyak digunakan oleh para praktisi di lapangan khususnya guru. Secara
umum, belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena
pengalaman. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai-sikap.
Mulyati Arifin dkk berpendapat belajar merupakan proses aktif siswa
untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam
kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri
maupun dibimbing.
1
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu
bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah
ke arah yang lebih baik.

1
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju
Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8

9

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Pembelajaran
pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, dan
melalui proses tersebut dapat mengakibatkan perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik. Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah,
baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan perilaku siswa.
Ciri-ciri Pembelajaran pembelajaran adalah sifat atau keadaan yang khas
dimiliki oleh kegiatan pembelajaran. Menurut Eggen & Kauchak menjelaskan
bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) siswa menjadi
pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan
serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang
ditemukan, (2) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi
dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada
pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan
kepada siswa dalam menganalisis informasi, (5) orientasi pembelajaran
penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta (6)
guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan
gaya mengajar guru.
2

Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

2
Anonim, Pengertian Pembelajaran http://krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-
ciri-pembelajaran. diakses 15 januari 2010 hal. 1-2

10

b) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam
belajar.
c) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan
menantang bagi siswa.
d) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan
menyenangkan bagi siswa.
f) Pembelajaran dapat membuat siswa menerima pelajaran secara fisik maupun
psikologis.

2. Pengertian Metode Mengajar
Metode berasal dari bahasa yunani yang berarti metodos, yang terdiri
dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan
hodos yang berarti jalan atau cara. Jadi metode berarti suatu jalan yang dilalui
untuk mencapai tujuan.
3
. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah
Thariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan.
4

Dalam pengertian umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan
sesuatu. Menurut Ahmad Tafsir metode adalah semua cara yang digunakan
dalam upaya mendidik.
5
Menurut Nana Sudjana, metode adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mencapai tujuan.
6
Dalam kamus besar bahasa
Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud.
7
Metode mempunyai arti yang sangat luas. Karena mengajar merupakan
bentuk dari upaya untuk mendidik, maka metode yang dimaksud adalah metode
mengajar.

3
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,
2002), cet 1, hal. 40
4
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2004), Cet IV hal. 155.
5
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya. 1994), Cet II, hal. 131
6
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000) Cet V. Hal. 76
7
Op.cit., hal. 40
11

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Metode adalah suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
8
Menurutnya pula
metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Dalam kegiatan belajar
mengajar metode sangat diperlukan oleh guru dalam menunjang kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai setelah proses
belajar mengajar berakhir.
Sedangkan menurut Aminuddin Rasyid metode adalah berbagai cara yang
teratur dan sistematis yang dilakukan dan ditempuh guru dalam memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mendapat isi pelajaran yang mereka
butuhkan.
9

Dari beberapa pengertian metode, didalamnya terdapat muatan-muatan
substantif yang secara implisit menyatakan suatu pengertian yang sama. Dengan
kata lain, ada muatan nilai yang sama dalam masing-masing pengertian metode.
Metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi pemahaman kepada
murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang
diinginkan. Metode mengajar mempunyai arti yang lebih dari pada hanya
sekedar sebagai alat untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa.
Atau lebih tepat lagi untuk menolong siswa-siswa memperoleh pengetahuan
tersebut, selain itu metode mengajar bermakna juga sebagai alat untuk menolong
pelajar-pelajar memperoleh keterampilan, kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap,
minat dan nilai-nilai yang diinginkan.
Disinilah pentingnya guru mengajar dengan menggunakan metode yang
baik dan tepat. Baik dalam arti dapat menarik perhatian siswa dan tepat dalam
pengertian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Guru menggunakan
metode dalam pengajaran tentunya tidak sekedar metode sebagai cara mengajar,
melainkan hendaknnya menguasai ruang lingkup metode itu sendiri. Suatu
proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat

8
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 75.
9
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Uhamka Press, 2003),
hal. 125.
12

membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.
10
Pengertian ini menuntut
pentingnya posisi metode dalam pengajaran agar lebih efektif dan efisien.
Pemilihan suatu metode mengajar dipengaruhi oleh tujuan instruksional yang
mencakup (1) penerimaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, (2)
aplikasi pengetahuan atau penerimaan keterampilan dan (3) tujuan yang bersifat
efektif atau motivasional yaitu berhubungan dengan pengembangan atau
perubahan sikap atau perasaan.
11
Jadi metode pengajaran adalah cara dan
teknik yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa
secara tepat dan cepat sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
Dengan demikian, berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu jalan atau
cara yang tersusun secara sistematis yang digunakan oleh guru untuk
menyajikan materi pelajaran secara efektif dalam membantu siswa memperoleh
keterampilan-keterampilan, sikap, minat, dan nilai-nilai yang diinginkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Metode Praktikum
Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang perlu
ditunjang dengan eksperimen dan kerja laboratorium yang disebut dengan
praktikum.
Metode Praktikum/Eksperimen merupakan salah satu cara mengajar
dengan melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya disampaikan di
kelas dan dievaluasi oleh guru. Atau Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan zain metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran,
dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari.
12


10
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2000), hal. 47
11
Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 95.
12
op.cit., hal. 84.
13

Menurut Armai Arief metode eksperimen /praktikum adalah suatu
metode dimana siswa melakukan pekerjaan akademis dalam mata pelajaran
tertentu dengan menggunakan media laboratorium.
13

Metode Eksperimen atau praktikum menurut E. Mulyasa merupakan suatu
bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-
benda, bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan maupun
kelompok.
14
Menurut Nana Sudjana, praktikum merupakan metode mengajar
yang sangat efektif, sebab membantu para siswa ntuk mencari jawaban dengan
usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar.
15
Abu Ahmadi menjelaskan
bahwa praktikum adalah metode pengajaran di mana guru dan murid bersama-
sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui.
16

Sejalan dengan pendapat Abu ahmadi, Fathurrahman berpendapat metode
praktikum atau eksperimen merupakan metode atau cara dimana guru dan murid
bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui
pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
Menurut Dimyati dan Mudjiono bereksperimen adalah Keterampilan untuk
mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan
prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima
atau menolak ide-ide itu.
17
Dalam praktikum siswa diberi kesempatan untuk
menemukan sendiri fakta yang ingin diketahuinya dengan melakukan kegiatan
eksperimen sendiri maupun kelompok. Dengan kata lain metode eksperimen
menekankan pada kegiatan yang harus dialami sendiri oleh siswa, mencari
sendiri dan menemukan sendiri.
Praktikum merupakan kegiatan yang berbentuk praktik dengan
mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih keterampilan siswa

13
op.cit., hal. 174.
14
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2005), Cet.2 hal. 110.
15
op.cit., hal. 83.
16
Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia,
1997) hal. 62.
17
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999). hal.
150.
14

dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil dicapai
mereka.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses tertentu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses
yang dialaminya itu.
18

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa praktikum
merupakan suatu kegiatan pembelajaran berupa praktik yang menggunakan alat-
alat tertentu. Dimana kegiatan ini dapat melatih kemampuan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap secara bersama-sama.
Praktikum merupakan latihan bagi siswa yang bertujuan untuk
mempraktekan teori yang telah dipelajari, mencoba suatu teori baru dalam
kondisi aktual, untuk memperbaiki dan menyempurnakan teori serta metode
yang digunakan. Pada metode praktikum siswa diberikan tugas percobaan
tertentu oleh guru, kemudian tugas dan percobaan tersebut dilakukan sendiri
siswa dengan praktikum dan pengamatan untuk mengetahui sampai mana
kebenaran dari ilmu yang dipelajarinya. Dengan melakukan praktikum siswa
dapat mengetahui apa yang dipelajarinya, dalam hal ini hendaknya diusahakan
agar pihak guru mengatur pengajaran sehingga terbentuk suasana yang sebaik-
baiknya bagi siswa untuk belajar.
Praktikum tidak lepas dengan Laboratorium. Laboratorium idealnya
memang suatu ruangan khusus dimana orang dapat melakukan eksperimen.
Tetapi dalam pengertiannya, laboratorium dapat dikelas dan dapat di
lingkungan.
19

Yunita menjelaskan kegiatan di dalam laboratorium merupakan mata
rantai untuk menghubungkan beberapa aspek, diantaranya adalah :

18
op.cit., hal. 174.
19
op.cit., hal 122.
15

1. Apresiasi aspek estetika dari ilmu kimia
2. Membangkitkan keingintahuan terhadap ilmu kimia
3. Mengenal dengan baik zat-zat kimia yang umum serta bagaimana reaksinya
4. Siswa dapat berpartisipasi aktif
5. Mengembangkan dari keadaan konkrit ke hal yang abstrak
20
.

Kegiatan praktikum penting dilakukan terus-menerus untuk
mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa yang mereka
temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Model Pembelajaran
praktikum adalah salah satu model pembelajaran praktikum yang efektif.
Kegiatannya difokuskan pada berpikir kreatif dan berpikir ktitis, memecahkan
masalah dan interaksi antara siswa dengan teman sebayanya untuk menjadikan
mereka lebih kreatif dan menggunakan pengetahuan-pengetahuan baru.
Fungsi dari metode praktikum merupakan penunjang kegiatan proses
belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-
prinsip yang dikembangkan.
Kegiatan praktikum diharapkan tidak hanya sekedar untuk
mengecek/mencocokan kebenaran teori yang telah diajarkan dikelas. Praktikum
bukanlah sekedar untuk mempresentasikan apakah reaksinya cocok dengan teori,
tetapi juga harus mengembangkan proses berpikir dengan timbul pertanyaan,
mengapa reaksi demikian, dan seterusnya.
21

Tujuan kegiatan Praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang
bersifat kognitif, juga untuk memperoleh keterampilan, dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain serta memperoleh
sikap ilmiah.
Manfaat kegiatan praktikum diantaranya adalah menerapkan,
mengkonfirmasikan, atau memperdalam teori, bekerja sama dalam kelompok
dan melatih keterampilan psikomotor. Manfaat lainya adalah Siswa akan
memiliki pengertian dasar tentang kimia, memiliki keterampilan kerja di bidang

20
Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan Kimia Jilid 2 untuk SD,
SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung: Pudak Scientific, 2007) hal. v.
21
op.cit., hal. 122-123.

16

kimia dan siswa akan menyadari pentingnya pengetahuan alam untuk
pembangunan, terutama di bidang teknologi.
Menurut Mulyati Arifin keuntungan penggunaan metode praktikum adalah
:1) dapat memberikan gambaran yang kongkrit tentang suatu peristiwa. 2) Siswa
dapat mengamati proses. 3) Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri.
4) siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah dan membantu guru untuk
mencapai tujuan pembelajarn lebih efektif dan efisien.
Selain itu Dedy Kurniawan dalam Suparni mengemukankan bahwa proses
pembelajaran disekolah dengan metode eksperimen memberikan beberapa
keuntungan antara lain (1) siswa terlibat aktif dalam melakukan percobaan
karena siswa melakukan sendiri, (2) semua siswa mendapat kesempatan untuk
melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep, (3) siswa menjadi
terampil menggunakan alat, (4) siswa terlatih utuk berpikir ilmiah seperti
ilmuan, (5) hasil belajar siswa sifatnya tahan lama (retensi) dan (6) siswa
semakin mempercayai konsep yang telah dicobanya sendiri.
22

Selain memiliki keuntungan, suatu metode tentu saja memiliki kelemahan.
Beberapa kelemahan metode praktikum adalah (1) memerlukan waktu secara
khusus karena praktikum membutuhkan waktu yang cukup lama, (2) biaya
sangat mahal karena membutuhkan peralatan yang memadaidan dalam jumlah
banyak, (3) kegagalan dalam praktikum.
4. Hakikat Berpikir Kritis.
a. Pengertian berpikir
Secara garis besar, berpikir merupakan tujuan ahkir dari proses
belajar mengajar. Presseissen berpendapat berpikir pada umumnya
didefinisikan sebagai suatu proses kognitif dan proses mental untuk
memperoleh pengetahuan. Sejalan dengan pendapat Presseissen, Arifin
mengatakan bahwa dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan penggabungan
antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran.
Dalam Proses berpikir terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi
dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran, kegiatan memanupulasi mental

22
op.cit., hal. 88.
17

karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran,
penalaran dan keputusan, serta kegiatan memperluasnaturan yang
diketahui untuk memecahkan masalah.
23
Jadi dalam proses berpikir itu
sebenarnya orang tidak pasif, tetapi jiwanya aktif berusaha mencari
penyelesaian.
24
Selain itu, dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan
manipulasi mental karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu
pemikiran, penalaran, dan keputusan, serta kegiatan memperluas aturan
yang diketahui untuk memecahkan masalah.
Dalam bepikir seseorang akan mengolah dan menggorganisasikan
bagian-bagian dari pengetahuannya, sehinggga pengalaman-pengalaman
dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun serta dapat dipahami
dan dikuasai. Untuk membentuk suatu pengetahuan yang tersusun dan
memahami serta menguasai pengetahuan tidaklah mudah. Hal ini
bergantung pada seberapa besar usaha seseorang dalam menemukan suatu
makna atau materi. Rusdi mengutip Frenkel mengatakan bahwa seberapa
baik seseorang dalam berpikir bergantung pada usahanya dalam
menemukan suatu makna atau materi yang dapat dilihat dari kemauannya
untuk berusaha dan proses yang dia lewati, karena kemampuan berpikir
tidak dapat diberikan oleh suatu guru kepada siswa.
Laurens mengutip Jenicek Keterampilan berpikir dapat didefinisikan
sebagai proses dan juga kemampuan untuk memahami konsep,
menerapkan, mensintesiskan, mengevaluasi info yang diperoleh.
25

Syafruddin Nurdin dkk dalam bukunya mengutip Nasution
mengatakan bahwa unsur-unsur keterampilan berpikir yang perlu dikuasai
siswa yaitu mengamati, melaporkan, mengklarifikasi, memberi label,
menyusun dan mengurutkan, menginterpretasi, membuat generalisasi,

23
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal. 2.
24
Alisuf Sabri. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya), hal. 76.
25
Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam
pembelajaran di studio perancangan. Prosedding Seminar Nasional Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10
Februari 2008. hal. 35.
18

membuat inferensi, dan memecahkan problema.
26
Keterampilan berpikir
diarahkan untuk memecahkan masalah, dapat dilukiskan sebagi upaya
mengeksplorasi model-model tugas pelajaran di sekolah agar model-model
itu menjadi lebih baik dan memuaskan.
27

Pada intinya kemampuan berpikir harus ditanamkan pada anak. Pada
Usia 11 tahun ke atas anak telah mampu berpikir reflektif, menggunakan
asumsi atau hipotesis, dan kemampuan berpikirnya tidak lagi terikat tetapi
menjangkau waktu lampau dan masa depan.
28
Meskipun berpikir itu
merupakan suatu proses mental, namun keterampilan berpikir dapat
dilatih, seperti halnya seorang atlit yang harus terus berlatih terus-menerus
untuk meningkatkan kemampuannya dan mencapai prestasi yang lebih
tinggi. Jadi Kemampuan berpikir adalah suatu proses dan kemampuan
untuk memperoleh pengetahuan dalam memahami suatu konsep dan info
yang diperoleh seseorang dalam mengatasi berbagai permasalahan yang
menjadi hasil yang positif untuk dirinya maupun lingkungannya.

b. Keterampilan Berpikir Kritis
Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan
kemampuan berpikir pada umumnya dan mengembangkan keterampilan
berpikir kritis pada khususnya. Berpikir kritis dapat diartikan kemampuan
yang sangat essensial untuk kehidupan, pekerjaan dan berfungsi efektif
dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis merupakan topik
yang penting dan vital dalam pendidikan modern. Berpikir kritis sebagai
salah satu komponen dalam proses berpikir tingkat tinggi, menggunakan
dasar menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-
tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran yang

26
Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 108.
27
Cece Wijaya, Pendidikan Remedial, Sarana pengembangan Mutu sumber Daya
Manusia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996) hal. 71.
28
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Uhamka Press &
Yayasan Pep-EX 8, 2003). Hal. 137.
19

kohesif dan logis.
29
Semua pendidik semestinya tertarik untuk
mengajarkan berpikir kritis kepada para siswanya. Berpikir kritis
dimaksudkan sebagai berpikir yang benar dalam pencarian pengetahuan
yang relevan dan reliabel tentang dunia realita.
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang
digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,
mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan
penelitian ilmiah
30
dan menurut Elika Dwi Murwani Berpikir kritis
merupakan salah satu ciri manusia yang cerdas. Akan tetapi berpikir kritis
akan terjadi apabila didahului dengan kesadaran kritis yang diharapkan
dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan
31

Menurut Black dan Robert Ennis menyatakan bahwa berpikir kritis
adalah kemampuan menggunakan logika. Logika merupakan cara berpikir
untuk mendapatkan pengetahuan yang disertai pengkajian kebenarannya
yang efektif berdasarkan pola penalaran tertentu.
32
Pendapat senada
diungkapkan oleh MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir
kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan
keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan
inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah
perbuatan atau pengambilan keputusan.
33

Liliasari mengutip Facione menyatakan bahwa inti berpikir kritis
adalah deskripsi yang lebih rinci dari sejumlah karakteristik yang
berhubungan, yang meliputi analisis, inferensi, eksplanasi, evaluasi,
pengaturan diri dan interpretasi.
34
Oleh sebab itu berpikir kritis sangatlah

29
Liliasari, Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat tinggi
melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah lanjutan Julrnal Pendidikan Matematika
dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll, 2003. Hal. 175.
30
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: Mizan Learning
Centre (MLC), 2009), hal.183
31
Elika Dwi Murwani, Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa Jurnal
Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 60.
32
op.cit., hal.2.
33
Arief Achmad, Memahami Berpikir " http:/researchengines.com/1007arief3.html.hal 1
34
Liliasari, Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme
guru. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. diakses 10 mei 2010. hal 1-2
20

penting dalam pendidikan, karena Berpikir kritis mencakup seluruh proses
mendapatkan, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, internalisasi
dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai. Schafersman
mengemukakan berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis sebab berpikir
kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai-nilai, dasar pemikiran dan
percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari padanya.
35

Menurut Halpen, berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan
atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui
setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung
kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan
dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan,
mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika
menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks
dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-
mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan
beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.
36

Wingkel dalam bukunya mendefinisikan bahwa kemampuan berpikir
kritis adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan merumuskan
sesuatu problem, yang mencakup menentukan intinya, menemukan
kesamaan dan perbedaan, menggali informasi serta data yang relevan,
kemampuan untuk mempertimbangkan dan menilai, yang meliputi
membedakan antara fakta dan pendapat, menemukan asumsi atau
pengandaian, memisahkan prasangka dan pengaruh sosial, menimbang
konsistensi dalam berpikir, dan menarik kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan data yang relevan, serta
memperkirakan akibat yang dapat timbul.
37

Menurut Ennis berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang
masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa

35
op.cit., Hal. 62.
36
op.cit., Hal. 1.
37
Wingkel, Psikologi Penggajaran, (Yogjakarta: Media Abadi, 2007) Cet X. hal 400-
401
21

yang harus diyakini dan dilakukan.
38
Jadi pengertian Berpikir kritis adalah
kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan
mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Pentingnya mengajarkan berpikir kritis tidak dapat diabaikan lagi,
karena berpikir kritis dapat merupakan proses dasar dalam suartu keadaan
dinamis yang memungkinkan siswa untuk menggulangi dan mereduksi
ketidaktentuan masa datang, sehingga diharapkan siswa akan mampu
menghadapi berbagai permasalahan hidup yang makin kompleks.
Para peneliti pendidikan menjelaskan bahwa pada dasarnya
pembelajaran keterampilan berpikir dapat dengan mudah dilakukan.
Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di
Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran
keterampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain
pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belum student
centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat
menghafal/pengetahuan faktual.
Keterampilan berpikir sebenarnya merupakan suatu keterampilan
yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun melalui
belajar mandiri. Keterampilan berpikir sebenarnya suatu keterampilan
yang dapat dipelajari dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan
sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan
mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
39
Berpikir kritis
dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper,
pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk menggugah
berpikir kritis, dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan
keterampilan berpikir kritis. Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran
keterampilan berpikir ini adalah bahwa keterampilan tersebut harus

38
M Akshir Ab Kadir, Critical thinking: A family resemblance in conceptions Jurnal
of Education and Humam Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3
39
op.cit., hal.183.
22

dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan
kognitif anak.
40
Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat menjauhkan
seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa sehingga tidak
dapat dipertanggungjawabakan.
Kemampuan berpikir kritis siswa dapat membantu manusia membuat
keputusan yang tepat berdasarkan usaha yang sangat sistematis, logis, dan
mempertimbangkan berbagai sudut pandang bukan hanya mengajar
kemampuan yang perlu dilakukan tetapi juga mengajar sikap, nilai dan
karakter yang menunjang berpikir kritis.
Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir
kritis pada diri seseorang, Ennis dan Norris mengemukakan bahwa
kemampuan berpikir kritis dikelompokan kedalam 5 langkah yaitu (1)
memberikan penjelasan sederhana, (2) membangun keterampilan dasar, (3)
menyimpulkan. (4) memberikan penjelasan sederhana dan (5) mengatur
strategi dan taktik.
41
Sejalan dengan ini dalam Arief Achmad ada 12
indikator kemampuaan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5
aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu:
1. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan
pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang suatu penjelasan),
2. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan
mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi),
3. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat
dan menentukan nilai pertimbangan),
4. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan
pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi),
5. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan,
berinteraksi dengan orang lain).
42


40
Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu
Pembelajaran. http://www.erlangga.co.id diakses 22 januari 2010. hal. 3.
41
Perkins C., & Murphy, E. (2006). Identifying and measuring individual engagement
in critical thinking in online discussions: An exploratory case study. Educational Technology &
Society. hal. 299.
42
op.cit., hal. 3.
23

Menurut Ennis dalam Hanumi Oktiyani Rusdi ada 12 indikator
keterampilan berpikir kritis yang dikelompokan ke dalam 5 aspek kelompok
keterampilan berpikir.
43
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Indikator berpikir Kritis menurut R. Ennis
No
Aspek
Kelompok
Indikator Sub-Indikator
1 Memberikan
Penjelasan
Sederhana
Memfokuskan
pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan pertanyaan
Mengidentifikasi atau
merumuskan kriteria untuk
mempertimbangkan
kemungkinan jawaban
Menjaga kondidi berpikir
Menganalisis
argumen
Mengidentifikasi
Kesimpulan
Mengidentifikasi kalimat-
kalimat pernyataan
Mengidentifikasi kalimat-
kalimat bukan pernyataan
Mengidentifikasi dan
menangani ketidaktepatan
Melihat struktur dari dari
suatu argument
Membuat ringkasan
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana (Mengapa?, Apa
ide utamamu?, Apa yang
anda maksud dengan...?,
Apakah yang membuat
perbedaan?, Apakah
faktanya?, Inikah yang
anda katakana...?,
Dapatkah anda mengatakan
beberapa hal itu?)
Menyebutkan contoh
(Sebutkan contoh
dari?Sebutkan yang bukan
contoh...?)
2 Membangun
Keterampilan
Mempertimbangkan
apakah sumber
Mempertimbangkan
keahlian


43
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan
sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15.
24

Dasar dapat dipercaya
atau tidak
Mempertimbangkan
kemenarikan konflik
Mempertimbangkan
kesesuaian sumber
Mempertimbangkan
reputasi
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
Mempertimbangkan resiko
untuk reputasi
Kemampuan untuk
memberikan alasan
Kebiasaan berhati-hati

Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Melibatkan sedikit dugaan
Menggunakan waktu yang
singkat antara observasi
dan laporan
Melaporkan hasil
observasi
Merekam hasil observasi
Menggunakan bukti-bukti
yang benar
Menggunakan akses yang
baik
Menggunakan teknologi
Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
3 Menyimpulkan Mendeduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi
Siklus logika-Euler
Mengkondisikan logika
Menyatakan tafsiran
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hal yang
umum
Mengemukakan
kesimpulan dan hipotesis
1) Mengemukakan
hipotesis
2) Merancang eksperimen
3) Menarik kesimpulan
sesuai fakta
4) Menarik kesimpulan
dari hasil menyelidiki
Membuat dan
menentukan hasil
Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
25

pertimbangan berdasarkan latar belakang
fakta-fakta
Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan akibat
Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
berdasarkan penerapan
fakta
Membuat dan menentukan
hasil pertimbangan
keseimbangan, masalah
4 Memberikan
penjelasan
lanjut
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
Membuat bentuk definisi
(sinonim, klasifikasi,
rentang, ekivalen,
operasional, contoh dan
bukan contoh)
Strategi membuat definisi
1) Bertindak dengan
memberikan penjelasan
lanjut
2) Mengidentifikasi dan
menangani
ketidakbenaran yang
disengaja
Membuat isi definisi

Mengidentifikasi
asumsi-asumsi
Penjelasan bukan
pernyataan
Mengkonstruksi argumen
5. Mengatur
strategi dan
taktik
Menentukan suatu
tindakan
Mengungkap masalah
Memilih kriteria untuk
mempertimbangkan solusi
yang mungkin
Merumuskan solusi
alternative
Menentukan tindakan
sementara
Mengulang kembali
Mengamati penerapannya
Berinteraksi dengan
orang lain
Menggunakan argumen
Menggunakan strategi
logika
Menggunakan strategi
retorika
26

Menunjukan posisi, orasi
atau tulisan

Unsur kemampuan berpikir kritis menurut wingkel adalah
merencanakan, menetapkan sasaran, membagi-bagi materi studi atas
bagian-bagian, mengatur waktu, memusatkan perhatian, menilai kemajuan
yang dicapai, mengadakan perubahan terhadap rencana yang kurang
efisien, mengoreksi kesalahan yang dibuat, mengambil inti dari suatu
bacaan, merumuskan pertanyaan mengenai hal yang belum jelas.
44

Indikator berpikir kritis menurut Arief Achmad yang mengutif wade
(1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis yakni
meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan
2. Membatasi permasalahan
3. Menguji data-data
4. Menganalisis berbagai pendapat
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8. Mentoleransi Ambiguitas.
45


Ciri-ciri Berpikir kritis yang dikemukakan oleh Cece Wijaya dalam
bukunya yaitu sebagai berikut:
a. Pandai menditeksi permasalahan
b. Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan
c. Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan-
kesenjangan informasi.
d. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis
e. Mampu mengetes asumsi dengan cermat
f. Mampu mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat dan benda,
seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain.
g. Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia
dengan data yang diperoleh dari lapangan.
h. Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi
yang diterimanya.
i. Mampu menarik kesimpulan dari dari data yang telah ada dan
terseleksi dan lain-lain.
46


44
op.cit, hal 401
45
op.cit., hal. 2.
46
op.cit., hal . 72-73.
27


5. Konsep Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan
berbagai jenis benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk
wujudnya, ada yang berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan
campuran antara padatan dan cairan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam
segala bidang kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia,
biologi, maupun fisika berlangsung dalam fase larutan. Larutan
didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat.
47

Keenan dkk mendefinisikan larutan adalah campuran homogen dari
molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
48
Suatu larutan
tersusun atas komponen zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Solvent umumnya zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang
besar, dan zat terlarut (solute) yang jumlahnya lebih sedikit.
49
Zat
pelarut atau (solvent) yang paling banyak terdapat dialam semesta
adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat baik, yang
menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh
organism.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat
terlarut senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki
sifat dapat menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar
listrik larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penguji
elektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dapat
menyebabkan lampu pijar dalam alat tersebut menyala dan timbul
gelembung-gelembung gas disekitar elektrodenya.

47
Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. KIMIA Seandainya Kehidupan tanpa
Kimia untuk MA/SMA Kelas X (Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal. 104
48
Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam jilid I ( Jakarta: Erlangga)
hal. 372.
49
James E Brady. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I (Jakarta:
Binapura Aksara) hal. 168.
28

Berdasarkan daya hantar arus listrik larutan dapat
dikelompokan menjadi: larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.
a) Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu menyala dan
timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: larutan
HCl, larutan NaOH, larutan HCl.
b) Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang dapat tidak dapat
menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola
lampu tidak menyala dan tidak timbul gelembung gas disekitar
elektrode. Contohnya: air suling, larutan etanol 70%, larutan gula.
Bersadarkan kekuatan daya hantar arus listrik larutan
elektrolit dapat dikelompokan menjadi:
a) Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar
arus listriknya kuat sehingga menyebabkan bola lampu pijar
menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrodenya.
Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl.
b) Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar
arus listriknya lemah sehingga menyebabkan bola lampu pijar
tidak menyala (kadang menyala redup) tetapi timbul gelembung
gas disekitar elektrodenya. Contohnya: larutan CH
3
COOH,
Larutan NH
3.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbedaan antara elektrolit
kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit pada tabel 2.2.
50

Tabel 2.2 Perbedaan Elektrolit kuat, elektrolit lemah dan
nonelektrolit
Jenis
Elektrolit
Jenis zat terlarut
(dengan pelarut air)
Nyala
lampu
Contoh larutan
Elektrolit
kuat
Senyawa ion
Senyawa kovalen
polar yang
terhidrolisis
sempurna
terang
Natrium Klorida, NaCl
Asam Nitrat, HNO
3
Asam Sulfat, H
2
SO
4
Natrium Hidroksida,
NaOH
Kalium Asetat, CH
3
COOK

50
J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 198.
29

Elektrolit
lemah
Senyawa kovalen
polar yang
terhidrolis
sebagian
redup
Asam Cuka,CH
3
COOH
Amonia, NH
3

Asam Karbonat, H
2
CO
3

Non
elektrolit
Senyawa kovalen
polar yang tidak
terhidrolisis
tidak
menyala
Sukrosa, C
12
H
22
O
11

Etanol, C
2
H
5
OH
Urea, CO (NH
2
)
2

Glukosa, C
6
H
12
O
6


Pada tahun 1884 Stevane Arrhenius berpendapat bahwa
larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-
ion yang bergerak bebas.
51
Zat elektrolit dalam larutannya akan terurai
menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang
bermuatan listik yang dinamakan ion. Jadi suatu zat dapat bersifat
elektrolit bila dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion.
Ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Dan ion yang
bermuatan positif dinamakan kation. Peristiwa terurainya suatu
elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi.
Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan
senyawa kovalen. Senyawa ion meskipun tersusun dari ion-ion, tetapi
dalam bentuk padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion
terikat kuat dan tidak bergerak bebas. Bila senyawa ion dalam bentuk
lelehan dan larutan atau cair, maka cairan dan dalam larutan senyawa
ion dapat menghantarkan listrik. Misalnya garam dapur (NaCl) dalam
larutanya terurai menjadi ion-ion (Terionisasi):
NaCl(s) Na
+
(aq) + Cl
-
(aq)

Senyawa kovalen dalam bentuk larutan juga dapat
menghantarkan listrik bila senyawa tersebut terionisasi. Misalnya
asam sulfat merupakan senyawa kovalen tetapi dalam air terionisasi
sehingga larutannya dapat menghantarkan listik.
Reaksinya: H
2
SO
4
H
+
(aq) + SO4
-
(aq)
Tidak semua senyawa kovalen polar tergolong elektrolit.

51
Michael, Purba. Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2 (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 5
30

Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat
yang dapat menghantarkan listrik jika dalam bentk larutan atau
lelehannya.
Tabel 2.3 Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Jenis
senyawa
Padatan Lelehan
Larutan dalam
pelarut air
Senyawa ion
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk padatan,
ion-ionnya tidak
dapat bergerak
bebas.
Dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk lelehan,
ion-ionnya dapat
bergerak jauh
lebih bebas
dibandingkan ion-
ion dalam zat
padat
Dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk larutan,
ion-ionnya dapat
bergerak bebas
Senyawa
Kovalen
polar
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena
padatannya terdiri
dari molekul-
molekul netral
meskipun bersifat
polar
Tidak dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena lelehannya
terdiri dari
molekul-molekul
netral meski
Dapat bergerak
lebih bebas
Dapat
menghantarkan
arus listrik,
karena dalam
bentuk larutan,
ion-ionnya dapat
bergerak bebas

Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan
dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (), yaitu perbandingan
antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan
(zat mula-mula).
=



Untuk larutan elektrolit kuat; = 1 atau mendekati 1
Untuk larutan elektrolit lemah; < < 1
Untuk larutan nonelektrolit; = 0



31

B. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya proses belajar itu tidak hanya menekankan pada aspek
pengetahuan dan pemahaman, tetapi aspek aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi
bahkan keterampilan-keterampilan juga harus ditekankan. Hal ini sangat penting
karena siswa akan dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan
permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam
kehidupan nyata. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat
meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotor.
Tujuan mata pelajaran kimia dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai
pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah
pada tataran inkuri terbuka. Proses inkuri ilmiah bertujuan menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai
slah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Salah satu alternatif pembelajaran mengenai metode pembelajaran yang
sesuai adalah dengan menerapkan pembelajaran yang mampu mengkondisikan
siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran,
memupuk kerjasama diantara siswa, serta melatih keterampilan berpikir siswa
secara kritis sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi salah
satunya adalah melalui kegiatan praktikum.
Melalui praktikum siswa memahami dan melihat suatu kejadian lebih
rinci, selain itu siswa diberi kesempatan untuk mengalaminya sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu sekaligus
keterampilan berpikir kritis siswa akan ikut berkembang karena metode
praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi bagaimana proses
berpikir tersebut dapat ikut berkembang.



32

C. Penelitian relevan
Hasil Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
adalah penelitian dari Hanumi Oktiyani Rusdi dengan judul penelitian Analisis
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa kelas XI pada Pembelajaran Sistem Koloid
melalui Metode Praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari, Hasilnya
menunjukan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran melalui metode
praktikum, selain itu siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis
siswa pada indikator menyebutkan contoh dan indikator menarik kesimpulan
dari hasil menyelidiki.
52

Hasil Penelitian Lutfia Adiningtyas yang berjudul Penerapan Metode
Eksperimen pada Pokok Bahasan Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Hasilnya menunjukan bahwa metode
eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada
aspek mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.
53

Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan
metode praktikum dapat dijadikan sebagai metode yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa, oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan
penelitian yang sama yaitu dengan mengukur sejauh mana keterampilan berpikir
kritis siswa melalui metode praktikum pada konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit.

52
Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan
sehari-hari. Bandung: UPI Bandung.
53
Lutfia Adiningtyas. 2009. Penerapan Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan
Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Semarang: UNS
Semarang
33



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya,
yang beralamat di Jalan Letkol Basyir Surya no 89 Kota Tasikmalaya,
Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dipelajari pada semester
genap pada tanggal 29 Maret-20 April 2010.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-5 di SMA
Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan
jumlah siswa sebanyak 44 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23
siswa perempuan. Siswa kelas X-5 dianggap sesuai dijadikan sampel dalam
penelitian ini karena kelas X-5 pada semester genap mempelajari mata
pelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dimana konsep tersebut
dijadikan oleh peneliti sebagai materi penunjang penelitian. Siswa dalam
penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, dimana tiap-tiap kelompok
terdapat siswa laki-laki dan perempuan, siswa dari kategori tinggi, sedang,
dan rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang, dan rendah ditentukan
berdasarkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran kimia dan pertimbangan
guru mata pelajaran kimia. Pengelompokkan ini dilakukan agar tiap
kelompok memiliki kemampuan yang relatif homogen dalam hal praktikum
dan diskusi
Adapun teknik pengambilan subyek penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu mengambil sampel pada populasi berdasarkan suatu
kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan
34



(judgment) tertentu atau jatah tertentu.
1
Dalam pengambilan penentuan
sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan menentukan kelas yang akan
dijadikan subjek penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan
kognitif berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.

C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif. Metode ini berupaya untuk memecahkan atau menjawab
pemasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa harus
dibuktikan. atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum
2
.
Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh Nazir adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
3
Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek/subjek yang
diteliti secara tepat tentang kemampuan berpikir kritis siswa.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan berkelompok. Dalam
penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru yang melakukan proses
pembelajaran dengan cara mengajarkan konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum sedangkan
guru mata pelajaran kimia kelas tersebut dan teman sejawat berperan sebagai
observer.


1
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008)
hal. 76.
2
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008) Cet Ke-13 hal. 29.
3
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal. 54.
35





E. Instrumen Penelitian
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja siswa (LKS) sebagai penunjang yang didalamya
terdapat pertanyaan pertanyaan yang mengukur keterampilan berpikir
kritis siswa secara tertulis berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Penentuan kriterianya adalah kemampuan berhipotesis,
melaporkan observasi, memberikan penjelasan, meyebutkan contoh,
menarik kesimpulan dan merancang eksperimen menurut Ennis.
2. Lembar Observasi
Menurut Ngalim Purwanto Observasi adalah metode atau cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung.
4
Dalam evaluasi hasil belajar observasi digunakan
sebagai teknik evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang
bersifat keterampilan atau Skill.
5
Observasi yang dilakukan disini adalah
observasi langsung yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan
yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian
melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan berpikir kritis
siswa (KBKS) dengan panca indera secara langsung. Instrumen yang
digunakan untuk menyaring data disesuaikan dengan indikator
Keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dalam lembar obsevasi, Format yang digunakan menggunakan
4 kategori yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan sangat kurang baik.
Lembar observasi digunakan untuk menjaring indikator keterampilan
berpikir kritis siswa secara tertulis berdasarkan dengan kriteria-kriteria
yang ada.

4
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2000) Cet IX hal. 149.
5
op.cit., hal. 150.
36



Indikator kerterampilan berpikir kritis yang diamati pada penelitian
ini tiap pertemuan berbeda, hal tersebut dilakukan karena disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini, pencuplikan data melalui lembar observasi
melibatkan tiga orang observer yang mengobservasi terhadap enam
kelompok. Setiap observer mengamati dua kelompok yang sebelumnya
telah mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan observasi dari
peneliti. Penjelasan yang diberikan berupa penjelasan penggunaan
lembar observasi pada saat mengamati kegiatan praktikum dan diskusi
sebelum dan sesudah kegiatan praktikum serta pemberian kisi-kisi tiap
poin pengamatan pada lembar observasi. Dengan langkah tersebut
diharapkan persepsi setiap observer terhadap fenomena muncul pada saat
pembelajaran menjadi sama.
Tabel 3.1 Indikator kemampuan berpikir kritis siswa yang akan
dianalisis
No
Indikator Keterampilan
Berpikir Kritis siswa
Sub-indikator Keterampilan
berpikir Kritis siswa
1.
Mengindukasi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
1. Mengemukakan hipotesis
2. Merancang Eksperimen
3. Mengemukakan kesimpulan
2.
Mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya
atau tidak
4. Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang tepat
3.
Bertanya dan menjawab
pertanyaan
5. Memberikan penjelasan
sederhana
6. Menyebutkan contoh
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
7. Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
8. Melaporkan hasil observasi
5.
Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu
definisi
9. Strategi membuat definisi
dengan bertindak memberikan
penjelasan lanjut

3. Angket atau Kuesioner
Selain dengan observasi penulis menggunakan dengan teknik
pengumpulan data dengan angket atau kuesioner yaitu daftar pernyataan
yang harus dijawab oleh orang yang akan di teliti. Dalam angket
37



pertanyaan-pertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembaran-
lembaran pertanyaan.
6
Penulis membagikan angket yang berisi
pernyataan kepada responden sebanyak 38 pernyataan dengan model
skala Likert dengan alternatif jawaban 4 jawaban yaitu: sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
4. Pedoman wawancara
Menurut Lexy J.Moleong dalam bukunya wawancara adalah
Percakapan dengan maksud tertentu yaitu percakapan yang oleh dua
Pihak yaitu antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu.
7
Jadi, wawancara adalah proses memperoleh
katerangan untuk tujuan penelitian dengan cara menjawab, sambil
bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab
atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (panduan wawancara).
8

Pedoman wawancara berisi pertanyan-pertanyan yang akan
diajukan pada beberapa siswa. Wawancara dilakukan pada beberapa
siswa dari tiap kategori kelompok atau perwakilan siswa di tiap-tiap
kelompok, untuk mendapatkan informasi mengenai penjelasan lebih
lanjut dari hasil jawaban pada LKS. Wawancara dilakukan setelah data
dari LKS diolah.

F. Teknik Pengumpulan Data
Agar suatu penelitian dapat dipaparkan dengan jelas dan sistematis
maka disusun suatu penelitian berupa langkah-langkah yang ditempuh dalam
penelitian. Tahapannya adalah sebagai berikut:


6
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi
Brothers, 2006). Hal. 33.
7
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186
8
op.cit., hal. 193-194.
38



1. Tahap Persiapan
a. Menganalaisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) pada standar isi mata pelajaran kimia kelas X sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipergunakan
sekarang, serta menganalisis materi pada buku teks atau paket untuk
menentukan konsep yang pembelajarannya dapat menggunakan
metode praktikum dan diskusi dan pendekatan keterampilan berpikir
kritis siswa. Pada penelitian ini konsep yang dipilih adalah larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
b. Membuat Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Menganalisis keterampilan berpikir kritis dan menentukan indikator
keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan.
d. Menentukan materi praktikum pada konsep larutan elektrolit dan
nonelektrolit
e. Membuat prosedur percobaan tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
f. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.
g. Melakukan optimalisasi percobaan
h. Menguji validasi instrument penelitian yang telah disusun oleh para
ahli. Instrumen yang divalidasi adalah lembar observasi yang
berkaitan dengan materi larutan elektrolit dan non elektrolit. dan
wawancara dengan guru kimia dan siswa. Apabila instrument
tersebut disetujui oleh para ahli maka instrument tersebut akan
langsung digunakan dalam penelitian tetapi bila tidak disetujui maka
akan diperbaiki sesuai saran para ahli.
i. Membuat rencana pembelajaran untuk digunakan pada saat
perlakuan.
j. Menguji coba instrumen (praktikum uji coba)
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Penelitian.
1) Melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM)
39



2) Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus
3) Penyajian materi dengan metode eksperimen/praktikum
Pada tahap ini setiap kelompok memulai melakukan eksperimen dengan
materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pelaksanaan penelitian
berlangsung selama 4 kali pertemuan. Adapun kegiatan setiap pertemuan
adalah sebagai berikut:
a. Pada pertemuan pertama (sebelum melakukan penelitian)
Dilakukan pembagian kelompok, siswa dibagi menjadi enam
kelompok. Setiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan,
siswa dari kategori tinggi, sedang dan rendah. Pada pertemuan
pertama ini guru menugaskan siswa untuk mencari referensi tentang
larutan elektrolit dan nonelektrolit serta membawa alat dan bahan
yang akan diuji coba. Sebelum pertemuan kedua dimulai, para
observer sudah memiliki lembar observasi dan sudah mengetahui
siswa yang akan diobservasi. Para observer diberikan pengarahan
tentang cara penilaian pada lembar observasi sebelum pertemuan
pertama.
b. Pertemuan kedua
Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok siswa untuk
dipelajari dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
Keterangan lengkap lihat di lampiran 2.
Pada Pertemuan ini dilakukan kegiatan Observasi terhadap
keterampilan berpikir kritis siswa selama melakukan kerja praktikum
dalam pembuatan alat uji daya hantar listrik, setiap observer bertugas
mencatat dua kelompok untuk mencatat kemunculan keterampilan
berpikir kritis siswa pada saat praktikum membuat alat uji daya
hantar listrik.
c. Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ini dilakukan kegiatan praktikum menguji
daya hantar listrik suatu larutan. Pada pertemuan ini dilakukan pula
observasi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa selama
40



melakukan praktikum oleh obsever yang sudah diberikan tugas
sebelumnya.
d. Pertemuan keempat
Pada akhir pertemuan dilakukan pengisian angket oleh seluruh
siswa kelas X-5 dan wawancara terhadap siswa dari perwakilan
kelompok masing-masing. Untuk mengetahui respon siswa pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum.

G. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif kuantitatif, dalam suharsimi arikunto dijelaskan bahwa: Analisis
deskriptif kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mencari jumlah frekwensi dan mencari jumlah persentasenya.
9

selanjutnya data ini dianalisis dan diverifikasi keabsahannya, diberi kode,
diklasifikasi, diberi skor dengan analisis deskriptif. Berikut data-data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya adalah:
a. Pengumpulan data lembar observasi
b. Pemeriksaan LKS untuk menyaring siswa yang akan diwawancara.
c. Angket
d. Wawancara
e. Pengolahan data
f. Membuat Kesimpulan

H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrumen lembar
observasi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui
validitasnya dan proses pembelajaran direkam untuk menjaga reliabilitasnya.


9
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9.
hal 262.
41



1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan suatu instrumen.
10
Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui
ketepatan instrumen lembar observasi untuk mengukur keterampilan
berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh Pakar pendidikan. Validasi
ini dilakukan dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan,
mengadakan pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, merumuskan
indikator dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua
indikator dalam tabel persiapan, juga memuat sub indikator yang
terkandung dalam indikator.
2. Reliabilitas
Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
atau konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya dan konsisten.
11
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik.
12
Untuk menjaga reliabilitas dari
instrumen lembar observasi, maka sebelum melakukan pengamatan yang
sesungguhnya, observer perlu dilatih terlebih dahulu untuk
menyingkirkan atau menekan sampai sesedikit mungkin unsur
objektivitas observer. Alternatif lain yang digunakan dalam mencari
reliabilitas instrumen observasi yaitu dengan dokumentasi video.

I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang

10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta) Cet XI hal.168.
11
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Press, 2007), h. 105
12
op.cit., 178
42



masalah yang diteliti. Jika data yang disajikan dalam bentuk yang masih
mentah maka data kurang mempunyai arti.
1. Lembar Observasi
Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dianalisis dengan
cara:
a. Memberi dibagian tanda ceklis () dibubuhkan. Tanda ceklis
tersebut dimasukan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria
yang ada pada setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis
siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan
pembelajaran dengan metode praktikum.
b. Menjumlahkan banyak ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada
lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat
pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan
berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria,
sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
c. Perhitungan Skala Pengukuran
13

Tabel 3.2 Skala Pengukuran
Skala Keterangan
4 Sangat baik
3 Baik
2 kurang baik
1 Sangat kurang baik

Jumlah skor kriterium
(bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 44 = 176
Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan jumlah
responden 44.

13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatiif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 133 144.
43



Sedangkan bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x 44 =
44. Sehingga secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:
44 88 132 176

SKB 77 KB 110 B 143 SB

Jika dibuat persentasenya menjadi:
SKB (Sangat kurang baik) :
o
o
x100
176
44
-
o
o
x100
176
77
= 25 % 43,75%
KB (kurang baik) : 43,76% 62,50%
B (Baik) : 62,51% 81,25%
SB (Sangat baik) : 81,26% 100%
d. Kemudian di cari persentase masing-masing kriteria berdasarkan
rumus berikut
14
:
P =

x 100 %
e. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek
indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama
pembelajaran pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum
2. Angket
Data dalam bentuk angket dianalisis seperti pada lembar observasi.
3. Format Wawancara
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk
transkripsi untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif, sehingga
dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran konsep larutan
elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum.




14
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008)
hal. 43.
44



























Analisis
SK dan KD

Observasi

Kesimpulan dan saran


Angket/Kuesioner


Analisis dan Pembahasan


Menentukan siapa yang akan diwawancara


wawancara


Analisis Materi Pelajaran
Tidak
Validasi Instrumen
Ya
Memperbanyak Instrumen
Praktikum
Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
((RPP)
Membuat Instrumen
Temuan Penelitian


P
E
R
S
I
A
P
A
N
P
E
L
A
K
S
A
N
A
A
N
P
E
N
G
O
L
A
H
A
N

D
A
T
A
Analisis Standar Isi
Mata Pelajaran
Kimia SMA

Analisis
Keterampilan
Berpikir Kritis
Siswa

Gambar 3.1 Alur Penelitian
45



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Metode Praktikum
Pada Pembelajaran metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu objek, menganalisis,membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri suatu
objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan demikian siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum atau
dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Sehingga dengan
pembelajaran metode praktikum ini keterampilan berpikir kritis siswa dapat ikut
berkembang. Karena praktikum bukanlah sekedar untuk mempresentasikan
apakah reaksinya cocok dengan teori tetapi juga harus mengembangkan proses
berpikir dengan timbul pertanyaannya mengapa reaksi demikian dan sebagainya.
Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian
beserta pembahasannya. Pada penelitian ini setelah observer mengamati siswa
dengan melihat sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada
pembelajaran dengan memberi skor sesuai dengan pengamatannya. Dan hasil data
yang diperoleh dari lembar observasi, angket akan disajikan dalam bentuk tabel
serta hasil wawancara.
1. Hasil Lembar Observasi
Pengamatan terhadap aspek keterampilan berpikir kritis yang muncul
pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum yang dilakukan secara
kelompok terdiri dari beberapa aspek indikator yang disajikan dalam bentuk
tabel.




46



Pertemuan I
Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
No
Sub Indikator
(mengemukakan
Hipotesis)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok

Persentase
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Membuat hipotesis /
dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri dari
suatu pertanyaan pada
LKS
1 4 1 - 18 75,0
b Menyadari bahwa suatu
penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan
memperoleh bukti
2 3 1 - 19 79,2
Rata-rata 37 77,1
Keterangan:
SB = sangat baik KB = kurang baik
B = baik SKB = sangat kurang baik

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan
hipotesis. kegiatan membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri (dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 4
kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).
Dan untuk kegiatan menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, dan 3
kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).
Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 77,1 %. Hal ini menunjukan
bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi tergolong baik.


47



Tabel 4.2 Hasil lembar observasi indikator membangun keterampilan dasar
No
Sub Indikator
(mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok

Persentase
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Menyiapkan alat dan
bahan
5 1 - -
23
95,8
b. Melakukan diskusi
sebelum praktikum
5 1 - -
23
95,8
c. Menemukan informasi
dari berbagai sumber
- 5 1 -
17
70,8
d. Membuat prosedur
percobaan/ langkah
kerja praktikum
4 2 - -
22
91,6
e. Kebiasaan berhati-hati
dalam pelaksanaan
praktikum
3 2 1 -
20
83,3
Rata-rata 105 87,5

Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan
menyiapkan alat dan bahan serta melakukan diskusi sebelum praktikum
hasilnya sama (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat baik, dan 1
kelompok tergolong baik), kegiatan menemukan informasi dari berbagai
sumber (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok
tergolong kurang baik), membuat prosedur percobaan/langkah kerja
praktikum (semua kelompok tergolong baik), dan untuk kebiasaan berhati-
hati dalam pelaksanaan praktikum (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong
sangat baik, 2 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong
kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal
ini menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dengan sub
48



indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat tergolong
sangat baik.
Tabel 4.3 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi
No
Sub Indikator
( Merancang eksperimen)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok

Persentase
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Merangkai alat uji daya
hantar listrik
4 2 - -
22
91,6
b. Mencoba alat uji daya
hantar listrik dengan
menguji larutan-larutan
yang sudah disediakan
4 2 - - 22 91,6
c. Mengulang kerja
praktikum seperti
menguji kembali
larutan-larutan yang
sudah diuji sebelumnya.
2 3 1 - 19 83,3
Rata-rata 63 87,5

Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator menginduksi
dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator merancang
eksperimen, dengan kegiatan merangkai alat uji daya hantar listrik dan
mencoba alat uji daya hantar listrik dengan menguji larutan-larutan yang
sudah disediakan adalah hasilnya sama (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, dan 2 kelompok tergolong baik), kegiatan
mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang
sudah diuji sebelumnya. (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat
baik, dan 3 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok tergolong kurang
baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal ini
menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis menginduksi dan
49



mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator merancang
eksperimen tergolong sangat baik.
Tabel 4.4 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab
pertanyaan
No
Sub indikator
(memberikan penjelasan
sederhana)
Jumlah pemunculan
indikator per
kelompok

Persentase
(%) SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Menganalisis pertanyaan/
argument yaitu: siswa
memberikan penjelasan
sederhana dengan
melihat perbedaan,
persamaan serta fakta.
- 6 - - 18 75,0
b Memfokuskan
pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan
semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di
LKS
1 4 1 - 18 75,0
c Bertanya dan menjawab
pertanyaan: yaitu siswa
dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan
mengenai suatu
penjelasan pada
pertanyaan-pertanyaan di
LKS seperti
1 4 1 - 18 75,0
Rata-rata 54 75,0

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator bertanya dan
menjawab dengan sub indikator memberikan penjelasan sederhana, untuk
kegiatan menganalisis pertanyaan/argument (semua kelompok tergolong
baik), dan untuk memfokuskan pertanyaan (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya
tergolong kurang baik), serta untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,
50



(dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong
baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata
persentase yang diperoleh adalah 75,0%. Hal ini menunjukan bahwa
kategori indikator memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator
di atas tergolong baik.
Tabel 4.5 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi
No
Sub Indikator
( mempertanggungjawabkan
hasil observasi)
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok
(%)
SB B KB SKB

4 3 2 1
a. Membuat tabel pengamatan
di LKS
6 - - -
24
100
b. Mempresentasikan hasil
kerja.
- 5 1 - 17 70,8
Rata-rata 41 85,4

Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub
indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi, kegiatan membuat
tabel pengamatan di LKS (semua kelompok tergolong sangat baik), dan
untuk mempresentasikan hasil kerja (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong
baik, 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase
yang diperoleh adalah 85,4%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator
memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator di atas tergolong
sangat baik.





51



Pertemuan kedua
Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak .
No
Sub Indikator
(mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat)
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok Persentase
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Menyiapkan alat dan
bahan
5 1 - -
23
95,8
b. Melakukan diskusi
sebelum praktikum
4 2 - -
22
91,6
c. Memperbaiki alat uji
daya hantar listrik yang
sudah diarangkai pada
pertemuan sebelumnya
5 1 - - 23 95,8
d. Membuat larutan dan
melarutkan zat terlarut
5 1 - -
23
95,8
e. Mempertimbangkan
cara-cara menguji
larutan
- 5 1 - 17 70,8
f. Menguji larutan secara
bergantian
4 2 - -
22
91,6
g. Menggunakan alat
dengan teknik yang
benar
3 2 1 -
20
83,3
Rata-rata 150 89,2

Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan
menyiapkan alat dan bahan, kegiatan memperbaiki alat uji daya hantar
listrik yang sudah dirangkai sebelumnya, kegiatan membuat larutan dan
melarutkan zat terlarut hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 5 kelompok
tergolong sangat baik, dan 1 kelompok tergolong baik) serta melakukan
diskusi sebelum praktikum dan menguji larutan secara bergantian hasilnya
sama (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, dan 2 kelompok
52



tergolong baik), untuk kegiatan mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok
tergolong kurang baik), serta menggunakan alat dengan teknik yang benar
(dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong
baik dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase
yang diperoleh adalah 89,2%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator
berpikir kritis mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak dengan sub indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang
tepat tergolong sangat baik.
Tabel 4.7 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan hasil observasi
No
Sub indikator
(Melaporkan hasil observasi)
Jumlah pemunculan indikator
perkelompok
SB B KB SKB
(%)
4 3 2 1
a. Mengamati gejala yang terjadi
di katoda dan anoda
3 3 - - 21 87,5
b. Mengamati nyala lampu 5 1 - - 23 95,8
c. Mengamati kertas lakmus 5 1 - - 23 95,8
d. Mencatat setiap pengamatan
ke dalam tabel
3 3 - - 21 87,5
e. Mencari persamaan dan
perbedaan sesuai pengamatan
2 4 - - 20 83,3
Rata-rata 108 90,0

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub
indikator melaporkan hasil observasi kegiatan mengamati gejala yang
terjadi di katoda dan anoda dan mencatat setiap pengamatan kedalam tabel
hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik,
dan 3 kelompok lagi tergolong baik ), untuk mengamati nyala lampu dan
mengamati kertas lakmus (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat
53



baik, dan 1 kelompok tergolong baik). Untuk kegitan mencari persamaan
dan perbedaan sesuai pengamatan hasilnya (dari 6 kelompok 2 kelompok
tergolong sangat baik dan 4 kelompok lagi tergolong baik) Nilai rata-rata
persentase yang diperoleh adalah 90,0%. Hal ini menunjukan bahwa
kategori berpikir kritis dengan indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi tergolong sangat baik
Tabel 4.8 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
No
Sub indikator
(mengemukakan hipotesis)
Jumlah Pemunculan indikator
perkelompok
SB B KB SKB
(%)
4 3 2 1
a. Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan daya hantar listrik
1 2 3 - 16 66,7
b. Memperkirakan nyala lampu
ketika suatu larutan di uji
dengan alat daya hantar
listrik
- 6 - - 18 75,0
c. Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan kertas lakmus.
1 5 - - 19 79,2
d. Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika menguji jenis
larutannya sama tetapi
konsentrasinya berbeda
- 4 2 - 16 66,7
Rata-rata 69 71,8

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator
mengemukakan hipotesis, untuk kegiatan memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik (dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik
dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik ), dan untuk kegiatan
memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya
54



hantar listrik (semua kelompok tergolong baik) dan kegiatan memperkirakan
gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus (dari 6
kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 5 kelompok lagi tergolong
baik), untuk kegiatan memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji
jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda (dari 6 kelompok 4
kelompok tergolong baik, dan 2 kelompok lagi tergolong kurang baik).
Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 71,8%. Hal ini menunjukan
bahwa kategori indikator menginduksi dan melaporkan hasil induksi
tergolong baik.
Tabel 4.9 Hasil lembar obsevasi indikator Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi.
No
Sub indikator
(mengemukakan kesimpulan)
Jumlah pemunculan indikator
perkelompok
SB B KB SKB
4 3 2 1 (%)
a. Menarik kesimpulan sesuai
fakta.
2 3 1 -
1
9
79,2
b. Menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
1 4 1 -
1
8
75,0
Rata-rata 37 77,1

Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada kegiatan
menyimpulkan dengan indikator menarik kesimpulan sesuai fakta (dari 6
kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik
dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik), dan untuk indikator menarik
kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan (dari 6 kelompok kelompok
1 tergolong sangat baik, 4 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lagi
tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah
77,1%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator menyimpulkan dengan
55



indikator menarik kesimpulan sesuai fakta dan menarik kesimpulan dari
hasil menyelidik tergolong baik.
Tabel 4.10 Hasil lembar observasi indikator mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan suatu definisi.
No
Sub indikator
(startegi membuat
definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan
lanjut)
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok
Persentase
SB B KB SKB
(%)
4 3 2 1
a. Membuat bentuk
definisi seperti siswa
dapat memberikan
definisi larutan
elektrolit sesuai dengan
pengamatannya
2 4 - - 20 83,3
b. Menjelaskan
penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat
asam, basa atau netral.
- 6 - - 18 75
c. Menjelaskan
penggolongan larutan
elektrolit kuat dan
lemah
2 4 - - 20 83,3
d. Menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
2 4 - - 20 83,3
Rata-rata 78 81,3

Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator
mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi dengan sub
indikator strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan
penjelasan lanjut membuat bentuk definisi (dari 6 kelompok 4 kelompok
tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik), untuk kegiatan
menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral (semua kelompok tergolong baik), untuk kegiatan menjelaskan
penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah (dari 6 kelompok 4
56



kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik). Nilai
rata-rata persentase yang diperoleh adalah 81,3%. Hal ini menunjukan
bahwa kategori indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu
definisi tergolong sangat baik.
Tabel 4.11 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab
pertanyaan
No
Sub indikator
(Menyebutkan contoh)
Jumlah pemunculan
indikator per kelompok
(%)
SB B KB SKB
4 3 2 1
a. Menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.
2 4 - - 20 83,3
b. Menyebutkan contoh
larutan elektrolit kuat dan
lemah
2 3 1 - 19 79,2
c. Menyebutkan contoh
larutan yang bersifat asam,
basa dan netral
2 2 2 - 18 75,0
Rata-rata 57 79,2

Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa selama kegiatan
belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator bertanya
dan menjawab pertanyaan dengan sub indikator menyebutkan contoh, untuk
kegiatan menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik,
2 kelompok lagi tergolong baik), menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat
dan lemah (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok
tergolong baik, dan 1 kelompok tergolong kurang baik), untuk menyebutkan
contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral (dari 6 kelompok 2
kelompok sangat baik, 2 kelompok lagi baik dan 2 kelompok lagi kurang
baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 79,2%. Hal ini
57



menunjukan bahwa kategori indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
dengan sub indikator menyebutkan contoh tergolong baik.
Tabel 4.12 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap
indikator pada pertemuan I dengan metode praktikum
No
Indikator Berpikir
Kritis
Sub Indikator Berpikir
kritis
Persentase
(%)
Jumlah
keseluruhan
(%)
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis 77,1
83,2
Merancang eksperimen 87,5
2.
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
87,5 87,5
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0 75,0
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Mempertanggungjawabk
an hasil observasi
85,4 85,4
Jumlah rata-rata (%) 82,8

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh bahwa hasil persentase
indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan pertama dengan
empat indikator diperoleh hasil berbeda-beda diantaranya untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase
sebanyak 83,2%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 87,5%, indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak 75,0%,
untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
diperoleh persentase sebanyak 85,4%. Dan jumlah persentase keseluruhan
indikator berpikikir kritis pada pertemuan pertama diperoleh sebanyak
82,8% hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-
5 tergolong sangat baik.


58



Tabel 4.13 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap
indikator pada pertemuan kedua dengan metode praktikum
No
Indikator Berpikir
Kritis
Sub Indikator Berpikir
kritis
Persentase
(%)
Jumlah
keseluruhan
(%)
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis 71,8
75,8
Mengemukakan
kesimpulan
77,1
2.
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
89,2 89,2
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Menyebutkan contoh 79,2 79,2
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Melaporkan hasil
observasi
90,0 90,0
5.
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
Strategi membuat
definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan
sederhana.
81,3 81,3
Jumlah rata-rata (%) 82,8

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diperoleh bahwa hasil persentase
indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan kedua terdiri dari
lima indikator, dengan hasil yang berbeda-beda diantaranya untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase
sebanyak 74,5%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 89,2,0%, indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak 79,2%,
untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi
diperoleh persentase sebanyak 90,0% serta indikator mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan suatu definisi diperoleh persentase sebanyak
81,3%. Dan jumlah persentase keseluruhan indikator berpikikir kritis pada
pertemuan pertama diperoleh sebanyak 82,8% hal ini menunjukan bahwa
keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-5 tergolong sangat baik.
59



Tabel 4.14 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis secara
keseluruhan
No
Indikator Berpikir
Kritis
Sub Indikator Berpikir
kritis
Persentase
(%)
Jumlah
keseluruhan
(%)
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis 74,5
79,7
Merancang Eskperimen 87,5
Mengemukakan
kesimpulan
77,1
2.
Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
88,4 88,4
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0
77,1
Menyebutkan contoh 79,2
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Mempertanggungjawabk
an hasil observasi
85,4
87,7
Melaporkan hasil
observasi
90,0
5.
Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
Strategi membuat
definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan
sederhana.
81,3 81,3
Jumlah rata-rata (%) 82,8

Berdasarkan tabel 4.14 jumlah persentase keseluruhan untuk kelima
indikator berpikir kritis diperoleh hasil yang berbeda, untuk indikator
menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh hasil
keseluruhan persentase sebanyak 79,7%, indikator mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak diperoleh sebanyak 88,4%,
indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sebanyak 77,1%, indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi diperoleh sebanyak
87,7% serta untuk indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan
suatu definisi diperoleh sebanyak 80,5%. Nilai rata-rata jumlah persentase
keseluruhan keterampilan berpikir kritis diperoleh sebanyak 82,5%. Hal ini
60



menunjukan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis siswa dengan
metode praktikum pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit
untuk kelas X-5 berkembang dengan sangat baik. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.


Gambar 4.1 Grafik indikator keterampilan berpikir kritis tiap pertemuan
Keterangan:
Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan
Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi

Dari Grafik diatas dicari nilai rata-rata keseluruhan indikator keterampilan
berpikir kritis siswa sesuai dengan tujuan penelitian yaitu indikator menurut R.
Ennis dengan lima indikator yang diteliti diantaranya menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi, mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi, serta mendefinisikan istilah dan
pertimbangan suatu definisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
0
20
40
60
80
100
indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5
pertemuan
pertama
pertemuan
kedua
61




Gambar 4.2 Grafik nilai rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis
Keterangan:
Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan
Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi

2. Hasil Data angket
Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap keterampilan berpikir
kritis pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum yang dihitung
secara per-indikator.Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah
ini.
1. Indikator Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.
Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 14
pernyataan diantaranya 7 untuk pernyataan positif dan 7 lagi untuk
pernyataan negatif
Tabel 4.15 Hasil Angket indikator menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi.
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
54 x 4 = 216 9 x 1 = 9
221 x 3 = 663 37 x 2 = 74
66 x 2 = 132 185 x 3 = 555
- 33 x 4 = 132
Jumlah 1011 770
Jumlah maksimum 1232 1232
Persentase 82,1% 62,5%
Persentase
Keseluruhan
72,3%
70
75
80
85
90
Jumlah rata-rata penguasaan keseluruhan
keterampilan berpikir kritis siswa.
indikator 1
indikator 2
indikator 3
indikator 4
indikator 5
62




Jadi jumlah persentase yang untuk indikator menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi adalah sebanyak 72,3 %. Hal ini
menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik
2. Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak
Untuk Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak pernyataan angket yang di sajikan terdapat 4
pernyataan diantaranya 2 untuk pernyataan positif dan 2 lagi untuk
pernyataan negatif.
Tabel 4.16 Hasil Angket indikator mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
21 x 4 = 84 1 x 1 =1
65 x 3 = 195 2 x 2 = 4
1 x 2 = 2 72 x 3 = 216
1 x 1 = 1 13 x 4 = 522
Jumlah 282 273
Jumlah
maksimum
352 352
Persentase 80,1% 77,6%
Persentase
Keseluruhan
78,9%

Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak adalah
sebanyak 78,9 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik
3. Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
Untuk Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan, pernyataan
angket yang di sajikan terdapat 8 pernyataan diantaranya 4 untuk
pernyataan positif dan 4 lagi untuk pernyataan negatif



63



Tabel 4.17 Hasil Angket indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
40 x 4 = 160 3 x 1 = 3
122 x 3 = 366 23 x 2 = 46
18 x 2 = 36 97 x 3 = 291
- 23 x 4 = 92
Jumlah 562 432
Jumlah
maksimum
704 704
Persentase 79,8% 61,4%
Persentase
Keseluruhan
70,6%

Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan adalah sebanyak 70,6 %. Hal ini
menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik
4. Indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 6
pernyataan diantaranya 3 untuk pernyataan positif dan 3 lagi untuk
pernyataan negatif
Tabel 4.18 Hasil Angket Aspek indikator memberikan penjelasan lanjut
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
31 x 4 = 124 -
100 x 3 = 300 6 x 2 = 12
1 x 2 = 2 110 x 3 = 330
- 16 x 4 = 64
Jumlah 426 406
Jumlah
maksimum
528 528
Persentase 80,7% 76,9%
Persentase
Keseluruhan
78,8%

Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi adalah sebanyak
78,8%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik.
64



5. Indikator mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu
definisi
Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 6
pernyataan diantaranya 3 untuk pernyataan positif dan 3 lagi untuk
pernyataan negatif
Tabel 4.19 Hasil Angket indikator mempertimbangkan istilah dan
pertimbangan suatu definisi.
Kategori
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
SS
S
TS
STS
21 x 4 = 84 7 x 1 = 7
109 x 3 = 327 10 x 2 = 20
2 x 2 = 4 99 x 3 = 297
- 16 x 4 = 64
Jumlah 415 388
Jumlah
maksimum
528 528
Persentase 78,6% 73,5%
Persentase
Keseluruhan
76,1%

Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator
mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu definisi adalah
sebanyak 78,8%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik.
Berdasarkan hasil analisis dengan data angket jumlah keseluruhan
yang didapat sebanyak 75,3% dan indikator keterampilan berpikir kritis
siswa yang jumlah persentasenya lebih besar adalah indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan
indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat grafik dibawah ini.
65




Gambar 4.3 Hasil data angket keterampilan berpikir kritis pada
pembelajaran kimia dengan metode praktikum
Keterangan:
Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan
Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi
3. Hasil Wawancara
Temuan yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam
bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 4.20 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan
metode praktikum
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu!
Apakah kamu senang belajar
kimia disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Kami merasa senang sekali, karena
dengan melaksanakan praktikum kami
bisa lebih yakin, lebih jelas, lebih puas
dan mudah untuk mengingatnya.
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Tidak sering hanya beberapa kali
melaksanakan praktikum.
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!

Pembelajaran kimia dengan
menggunakan metode praktikum
menurut kami sangat menyenangkan
karena kami bisa memprediksi dan
lebih memahami dengan melaksanakan
praktikum
4 Menurutmu apakah Menurut kami pembelajaran seperti ini
66
68
70
72
74
76
78
80
Hasil data angket keterampilan berikir
kritis pada pembelajaran kimia dengan
metode praktikum
indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 5
66



pembelajaran kimia dengan
metode praktikum menarik
atau tidak? Berikan alasanmu!
sangat menarik selain menambah
wawasan, pengalaman, kami juga bisa
memahami dan mengerti dengan
melaksanakan praktikum.
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan
nonelektrolit berlangsung
kegiatan apa saja yang kamu
lakukan? Apakah bekerja
semua atau tidak
Semuanya bekerja. Tugas kami
berbeda-beda, ada yang merangkai alat
uji daya hantar listrik, membuat
larutan, menguji larutan, mencatat
hasil penelitian, dan sebagainya.
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan
apa yang kamu hadapi? Jika
tidak apa alasanmu?
Ya. Awalnya kami merasa kesulitan
ketika merangkai alat uji daya hantar
listrik dan harus menamai rumus
kimia larutan, tetapi setelah dicoba
terus, kesulitan itu sedikit berkurang.
7 Menurutmu apakah
pembelajaran kimia dengan
metode praktikum efektif
untuk dilakukan?
Efektif, karena pembelajaran kimia
dengan praktikum bisa menambah
pengetahuan, memberi wawasan, dan
meyakinkan tentang apa yang kami
duga dan yang belum kami duga.
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Tergantung materi yang akan dibahas,
harus seimbang antara materi dan
praktikum.
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
ada beberapa jawaban yang
kurang tepat? Kenapa?
Kami terburu-buru takut waktunya
habis, kami bingung juga, karena kami
baru melaksanakan praktikum larutan
elektrolit dan nonelektrolit,, jadi
pembelajaran yang baru buat kami


B. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses yaitu pengetahuan kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja ilmiah, oleh
karena itu dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan
percobaan yang dilakukan.
1. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi
Pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi terdapat
tiga sub-indikator yang amati diantaranya mengemukakan hipotesis, merancang
eksperimen dan mengemukakan kesimpulan. Pada indikator ini diharapkan siswa
67



mampu membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri,
mampu merancang eksperimen seperti merangkai alat uiji coba daya hantar listrik,
serta siswa mampu mengemukakan kesimpulan sesuai fakta dan menarik
kesimpulan dari hasil menyelidiki selama pelaksanaan praktikum yaitu siswa
mampu menentukan larutan manakah yang termasuk larutan elektrolit, larutan
nonelektrolit, serta hubungannya dengan nyala lampu dan gelembung gas
disekitar katoda dan anoda juga hubungannya dengan perubahan kertas lakmus,
selain itu siswa juga diharapkan mampu menuliskan nama larutan, rumus kimia
larutan dengan benar. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat ini merupakan
petunjuk untuk menarik kesimpulan sesuai fakta serta menarik kesimpulan dari
hasil meyelidiki.
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan
siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari ketiga sub-
indikator ini untuk mengemukan hipotesis atau dugaan sederhana dengan
bahasanya sendiri diperoleh hasil persentase sebanyak 77,1 % untuk pertemuan
pertama dan 71,8 % untuk pertemuan kedua dari hasil ini diperoleh rata-rata
sebesar 74,5%, dan untuk sub-indikator merancang eksperimen diperoleh hasil
persentase sebanyak 87,5% serta untuk kegiatan mengemukakan kesimpulan
diperoleh persentase sebanyak 77,1%. Dari ketiga sub-indikator ini diperoleh
persentase keseluruhan sebanyak 79,7%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan
berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi dan menentukan hasil induksi
tergolong baik.
Pada aspek ini siswa diberi pertanyaan yang berhubungan dengan hipotesis
tujuannya agar siswa menyadari bahwa penjelasan itu perlu diuji kebenarannya
dengan memperoleh bukti sehingga siswa memahami konsep dasar dari materi
tersebut. Selain bertujuan untuk memahami konsep dasar, sesuai dengan
penelitian ini diharapkan keterampilan berpikir kritis siswa juga berkembang salah
satunya dengan keterampilan berhipotesis yang bisa mendorong siswa untuk
berpikir dan membuat jawaban sementara (hipotesis), serta mampu
menghubungkan materi sehingga mampu membuat kesimpulan.
68



Pada dasarnya keterampilan berhipotesis akan muncul dan berkembang jika
siswa memahami konsep dari materi yang akan dibahas, akan tetapi pada
kenyataannya masih banyak siswa yang tidak membaca materi sebelumnya,
meskipun sebelum melakukan pembelajaran siswa ditugaskan untuk membaca
buku sumber dirumah sesuai dengan materi yang akan dibahas.
Pada Indikator ini juga siswa mampu merancang eksperimen dengan
menyiapkan alat dan bahan yang akan dipraktekkan. Disamping itu siswa juga
mampu merangkai alat uji daya hantar listrik dengan baik meskipun pada
pelaksanaanya ada salah satu kelompok yang mengalami kesulitan seperti cara
merangkai kabel posisinya kurang tepat, juga karena mereka belum terbiasa
merangkai alat praktikum sendiri, dan kurangnya alat dan bahan yang mereka
siapkan.
Selain mampu merancang eksperimen, siswa juga mampu mengemukakan
kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dari jawaban siswa menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa menuliskan jawaban dengan benar. Pada dasarnya semua
kelompok menuliskan inti kesimpulannya hampir sama tetapi dalam menyusun
kata-katanya ada yang masih kurang lengkap, siswa kurang dapat mengutarakan
sesuatu melalui bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Selain itu kesalahan yang
sering terjadi adalah siswa kurang teliti dalam menuliskan jawaban. Contohnya
ketika menuliskan NaOH siswa ada yang tidak mengisi nama larutannya dan
menggolongkan larutan tersebut kedalam asam, ada juga siswa yang tidak
menuliskan jawaban dengan lengkap.
Kurang tepatnya siswa dalam membuat kesimpulan dikarenakan siswa
tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil pengamatan,
mereka umumnya lupa untuk menghubungkannya dan kurang teliti membaca soal.
ketika diwawancarai kesalahan tersebut umumnya kebanyakan siswa menjawab
kesalahan yang terjadi karena terburu-buru, lupa, kurang teliti, pikiran mereka lagi
tidak fokus dan mengganggap waktu yang diberikan kurang cukup. Hampir semua
kelompok ketika diwawancarai tentang kesalahan-kesalahan kecil tadi mereka
menjawab dengan melihat perubahan lakmus kita bisa melihat suatu larutan itu
tergolong asam, basa dan netral.
69



Kurang tepatnya keterampilan berpikir kritis siswa dalam menarik
kesimpulan ini disebabkan siswa kurang dapat menghubungkan pengetahuan yang
satu dengan yang lainnya, siswa kurang dapat mengutarakan sesuatu melalui
bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Hal ini dapat dimengerti karena untuk
menarik kesimpulan sesuai fakta yang terjadi selama praktikum dan
menghubungkannya dengan tujuan percobaan merupakan hal yang baru bagi
siswa selama melaksanakan praktikum di sekolah
2. Indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak
Pada Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau
tidak, sub-indikator yang diamati adalah mempertimbangkan penggunaan
prosedur yang tepat. Pada Indikator ini diharapkan siswa mampu menyiapkan alat
percobaan dan bahan yang akan diamati, mampu membuat prosedur percobaan
atau langkah kerja praktikum, mampu membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut, menggunakan alat dengan teknik yang benar, menguji larutan serta
mengamati kebiasaan berhati-hati dalam pelaksanaan praktikum.
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan
siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari sub-indikator
mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat diperoleh hasil persentase
sebanyak 87,5 % untuk pertemuan pertama dan 89,2 % untuk pertemuan kedua.
Dari hasil kedua ini diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 88,4%. Hal ini
menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi
dan menentukan hasil induksi tergolong baik.
Hasil Indikator ini memiliki persentase lebih besar dari pada indikator
sebelumnya. Hal ini terjadi karena kegiatan ini merupakan bagian dalam kegiatan
praktikum, dimana sebelum melaksanakan praktikum siswa harus menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian merangkai alatnya, dan
melakukan aktivitas dalam praktikum seperti membuat larutan, melarutkan zat
terlarut.
Di samping itu siswa ada yang mengulang kembali kerja praktikum dengan
menguji kembali larutan-larutan yang sudah diuji sebelumnya supaya hasil yang
didapat lebih akurat. Karena kegiatan atau latihan yang dilakukan berulang-ulang
70



akan menjadikan kebiasaan untuk melakukan kegiatan tersebut, selain itu juga
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan. Hal ini berarti
kegiatan percobaan yang dilakukan secara berulang akan membuat siswa terbiasa
melakukan kegiatan percobaan dan menjadikan siswa lebih terampil melakukan
percobaan. Tetapi dalam kegiatan penggunaan alat dengan teknik yang benar dan
kebiasaan hari-hati dalam praktikum masih banyak siswa yang kurang
mengetahuinya, menurut pengakuan siswa mereka kurang mengetahui tentang hal
tersebut. Karena pembelajaran sebelumnya siswa jarang melakukan praktikum.
3. Indiaktor bertanya dan menjawab pertanyaan
Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator yang
diamati adalah memberikan penjelasan sederhana dan menyebutkan contoh. Pada
indikator ini diharapkan siswa mampu menjelaskan secara sederhana tentang
pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, serta
siswa mampu menyebutkan contoh
Penjelasan sederhana yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan
dan menyebutkan tanda-tanda hantaran listirk melalui larutan dan mampu
memberikan penjelasan sederhana yang diperoleh dengan mengindentifikasi sifat-
sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan, serta mampu
menemukan konsep bahwa ada perbedaan antara larutan, larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit seperti siswa mampu memberikan penjelasan sederhana
tentang pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit,
pengertian larutan elektrolit lemah dan elektrolit kuat, serta contoh-contoh yang
termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi
sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa
jauh kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan sederhana mengenai suatu
fenomena yang terjadi ketika praktikum. Pada proses pembelajaran, siswa dilatih
untuk mengasumsi dengan mengemukakan pendapat secara logis tentang suatu hal
yang diajukan dalam bentuk pernyataan-pernyataan, contohnya pada materi
larutan, siswa diminta mengasumsi apa yang terjadi saat terjadi banjir, gardu-
71



gardu listrik di putus. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus mampu
memberikan penjelasan.
Dari kedua sub-indikator ini yaitu memberikan penjelasan sederhana
diperoleh hasil persentase sebanyak 75,0% dan kegiatan menyebutkan contoh
sebesar 79,2%. Dari kedua sub-indikator ini diperoleh hasil rata-rata keseluruhan
sebanyak 77,1 %. hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kategori
keterampilan berpikir kritis siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
tergolong baik.
Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan suatu hal yang mudah
dilakukan siswa tetapi memita penjelasan merupakan hal yang perlu dipikirkan
karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai dengan
jawaban yang diharapkan. Dalam indikator ini ketika memberikan penjelasan
sederhana siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji
kebenarannya dengan memperoleh bukti. Hal ini senada dengan pendapat
Matindas berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk
mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan. Siswa juga harus mampu memberikan
penjelasan-penjelasan yang baik oleh sebab itu siswa dituntut untuk memahami
konsep dasar materi yang akan dibahas terlebih dahulu, jadi siswa sedikit banyak
harus mengerti terlebih dahulu tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan
hasil wawancara sebagian besar siswa dapat memberikan penjelasan sederhana
dengan benar, hanya saja ada salah satu kelompok yang kurang tepat dalam
menuliskan jawabanya dengan alasan kurang tahu, lupa, dan juga kurang
menghubungkan materi.
4. Indikator Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sub-
indikator yang diamati adalah mempertanggungjawabkan hasil observasi dan dan
melaporkan hasil observasi. Pada indikator ini diharapkan siswa mampu
melaporkan seluruh hasil pengamatannya seperti mengamati gejala yang terjadi di
katoda dan anoda seperti mengamati gelembung gas, mengamati nyala lampu,
mengamati perubahan kertas lakmus, mencatat pengamatan kedalam tabel,
mencari persamaan dan perbedaan sesuai dengan pengamatan. siswa juga
72



diharapkan mampu mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil
observasi yang mencakup mengobservasi larutan seperti menentukan larutan
manakah yang tergolong larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, mampu
menuliskan rumus kimia larutan, mengobservasi nyala lampu seperti apakah
larutan yang akan diuji nyala lampunya terang atau redup, mengobservasi
gelembung disekitar anoda dan katoda dengan melihat apakah gelembungnya
banyak atau sedikit, mampu mengamati perubahan kertas lakmus, mampu
mengklasifikasi jenis larutannya serta mampu memprediksi.
Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa lebih mudah memahami
suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu
menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta kongkrit yang
dijumpai saat melakukan percobaan/ kegiatan eksperimen dan membuat siswa
lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran
Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi
sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa
jauh kemampuan siswa dalam mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi. Dari sub-indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi diperoleh
persentase sebanyak 85,4% dan kegiatan melaporkan hasil observasi diperoleh
persentase sebanyak 90,0% . Dari hasil rata-rata keseluruhan kedua indikator ini
diperoleh persentase sebanyak 87,7%. Hal ini menunjukan bahwa indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi tergolong sangat baik.
Nilai persentase indikator ini jauh lebih besar dari indikator sebelumnya.
Karena pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,
siswa dapat menemukan informasi sendiri. Tidak semua informasi yang diperoleh
adalah selalu informasi yang benar atau relevan, karena itu diperlukan pengkajian
melalui berbagai kriteria seperti kejelasan, ketelitian ketepatan, reliabilitas,
kemamputerapan, dan bukti lain yang mendukung argumentasi dalam
pengambilan kesimpulan.
1


1
Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di
studio perancangan Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju
Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35
73



Pembelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
eksperimen ini, siswa diajak secara langsung mengamati objek yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari melalui mengamati siswa juga dilatih untuk
mengklasifikasi atau mengelompokkan suatu larutan berdasarkan ciri-cirinya.
Mengklasifikasi suatu benda dilakukan dengan cara mengamati kesamaan,
perbedaan, dan hubungan saling keterkaitan antar larutan tersebut. Kegiatan
mengamati seperti ini dapat melatih kemampuan berpikir kritis pada siswa. Pada
kegiatan ini juga siswa juga dilatih untuk memprediksi gejala-gejala yang terjadi
pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Dari hasil lapangan, siswa menyadari bahwa larutan yang memiliki nyala
lampu terang dan memiliki gelembung gas disekitar katoda dan anoda termasuk
larutan elektrolit atau sebaliknya karena sebelum melakukan kegiatan praktikum,
siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi dari buku-buku lainnya, akan
tetapi siswa masih ada beberapa kelompok yang belum bisa memprediksi kira-
kira gejala yang terjadi pada senyawa ion dan senyawa kovalen. Hal tersebut
terjadi karena siswa belum memahami ciri-ciri senyawa ion dan senyawa kovalen,
serta siswa belum terbiasa praktikum.
5. Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi.
Pada Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi
dengan sub-indikator yang diamati startegi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan lanjut ini siswa diharapkan dapat mengembangkan
keterampilan berpikirnya dalam memberikan penjelasan yang lebih terperinci dan
jelas sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki sehingga mereka dapat
memahami suatu arti dibalik suatu kejadiaan.
Penjelasan lanjut yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan konsep
dan mampu menghubungkan materi secara terperinci dan jelas, seperti bahwa ada
perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen. Data keterampilan ini
didapat dari hasil analisis jawaban siswa di LKS pada pertanyaan pasca praktikum
yaitu no 4 sampai dengan no 8 yang mengharuskan siswa mampu memberikan
penjelasan lanjut tentang kemampuan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
74



listrik dan mampu menjelaskan lebih lanjut bahwa larutan elektrolit dapat berupa
senyawa ion dan senyawa kovalen
Data mengenai keterampilan siswa untuk indikator mendefinisikan istilah
dan pertimbangan suatu definisi dianalisis dari lembar observasi. Berdasarkan
hasil analisis dan jawaban yang diberikan siswa dapat ditentukan seberapa jauh
kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan lanjut mengenai penyebab
larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, jawaban yang
diberikan sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa.
Dari indikator ini yaitu mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu
definisi diperoleh persentase sebesar 81,3%. Hal ini menunjukan bahwa strategi
membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut dengan
indikator mendefinsikan istilah dan pertimbangan suatu definisi tergolong sangat
baik
Memberikan penjelasan lanjut merupakan keterampilan yang harus
dipertimbangkan dan dipikirkan dengan benar karena meminta penjelasan
merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan tetapi perlu dipikirkan karena
tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai atau kurang jelas dan
terperinci dengan jawaban yang diharapkan.
Dalam aspek memberikan penjelasan lanjut ini siswa harus menyadari
bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti,
siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik yang perlu
dihubungkan dan dipertimbangkan dengan penjelasan materi sebelumnya. Seperti
pertanyaan yang harus menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen polar, disamping siswa mampu dan memahami larutan
elektrolit dan nonelektrolit siswa juga harus mampu memahami senyawa ion dan
senyawa kovalen sehingga siswa mudah dan bisa memberikan penjelasan lanjut
yang ditunjang dengan hasil praktikum.
Dari hasil analisis ditemukan ada beberapa kelompok siswa kurang
memberikan penjelasan dengan tepat dikarenakan siswa kurang mengubungkan
dan kurang mempertimbangkan hasil praktikum yang diperoleh, siswa cenderung
75



menjelaskan dengan kata-kata yang singkat kurang terarah dan terperinci, dan
siswa sedikit kebingungan dalam menuliskan dan menjelaskan dari hasil
pengamatannya. Umumnya siswa memberikan penjelasan dari apa yang mereka
lihat dan tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil
pengamatan. Dari hasil wawancara diperoleh sebagian besar siswa mengalami
kebingungan, lupa dan kurang tahu mengenai penjelasan yang harus diberikan.
Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan
konsep-konsep yang telah dimiliki dan mengaitkannya dengan suatu peristiwa
atau kejadian masih kurang.

C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis
secara keseluruhan maka dicari harga rata-rata dari setiap indikator (keterangan
lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 11). Berdasarkan lampiran 11 dapat
dilihat bahwa nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa secara keseluruhan
adalah 82,8%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis yang
dikembangkan siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa
penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode praktikum
tergolong optimal.
Hasil ini diperkuat dengan hasil data angket dengan nilai rata-rata
keseluruhan sebesar 75,34%. Jadi kegiatan bereksperimen membuat siswa lebih
mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran. Disamping itu
kegiatan bereksperimen membuat siswa melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Suparni mengemukakan bahwa
dengan kegiatan praktikum/eksperimen siswa mendapat kesempatan untuk
melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep.
2
Kegiatan seperti ini
juga akan membawa kemampuan kognitif siswa menjadi lebih baik dan berarti,
karena siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui

2
Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisika
melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun
Pelajaran 2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88
76



pengalaman langsung, dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima
pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh guru saja
Hanya saja jika dilihat dari rata-rata tiap kelompok ada satu kelompok yaitu
kelompok II yang rata-ratanya dibawah 70 sedangkan kelompok lainnya nilai
rata-ratanya diatas 70. Hal ini mengindikasikan bahwa keterampilan berpikir kritis
siswa belum merata dengan baik. Hal ini pun menunjukan bahwa penguasaan
keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dipahami karena pembelajaran
yang dilakukan hanya 2 kali. Sutrisno mengemukakan bahwa keterampilan
berpikir harus dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan
kondisi anak.
3
Demikian pula halnya dengan keterampilan berpikir kritis, semakin
kompleks latihan yang diberikan maka akan makin meningkat pula keterampilan
berpikirnya.
Berdasarkan analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa indikator
keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan atau muncul pada siswa
adalah indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak dan
indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi. Kedua
indikator ini setelah dianalisis dengan lembar obervasi maupun angket, kedua
indikator ini memperoleh jumlah persentase yang lebih besar dari pada indikator
lainnya. Sedangkan indikator yang rata-ratanya paling rendah adalah indikator
bertanya dan menjawab pertanyaan. Tetapi indikator ini masih tergolong baik.
Bersadarkan hasil analisis dan pengalaman peneliti serta pendapat observer
hal ini terjadi karena siswa kurang dilatih untuk mengungkapkan
sesuatu/memberikan suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Arnyana menjelaskan pada dasarnya keterampilan berpikir kritis bukanlah
kemampuan yang diberikan tetapi kemampuan yang dapat dilatih dan harus
dipelajari di sekolah.
4
Selain itu pula kegiatan praktikum yang biasa dilakukan
kurang dapat mengembangkan keterampilan berpkir kritis karena kegiatan

3
Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu
Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal 1-3
4
Ida Bagus Putu Arnyana, Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Koopeatif
Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi. (Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-8250.
Oktober 2005) hal. 648.
77



pembelajaran lebih menekankan pada ketercapaian suatu materi untuk dipelajari
dan jawaban yang diharapkan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) pun dapat
diperoleh siswa melalui buku pegangan siswa tanpa melakukan praktikum. Hal ini
juga senada dengan pendapat Frenkel bahwa seberapa baik seseorang dalam
berpikir bergantung pada usahanya dalam menemukan suatu makna atau materi
yang dapat dilihat dari kemauannya untuk berusaha dan proses yang dia lewati,
karena kemampuan berpikir tidak dapat diberikan oleh suatu guru kepada siswa.
Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran melalui metode
eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa terhadap materi pelajaran. Metode eksperimen
dapat dirancang sebagai kegiatan penemuan yang dapat membantu siswa untuk
menemukan konsep atau teori secara mandiri melalui kegiatan percobaan.
Hasil penelitian menunjukan adanya respon yang positif terhadap
pembelajaran kimia dengan metode praktikum. Dimana sebagian siswa merasa
senang belajar kimia dengan metode praktikum. karena dalam pembelajaran kimia
dengan metode praktikum siswa dilibatkan secara langsung dalam proses belajar.
Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu
yang dipelajari.
Pembelajaran melalui metode eksperimen dimaksudkan untuk membimbing
siswa menemukan konsep secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Penemuan
konsep tersebut diawali dengan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai siswa secara
langsung saat melakukan kegiatan percobaan. Fakta-fakta kongkrit yang dijumpai
siswa diolah lagi sehingga membentuk gagasan, dan dari gagasan tersebut siswa
akan menemukan suatu konsep. Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa
lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena
siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta
kongkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan.
Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih aktif
dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, dan bukan hanya
sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang
78



dikatakan oleh guru saja. Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran
melalui metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Metode Praktikum atau eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan
penemuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan konsep atau teori
secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Selain itu kemampuan psikomotorik
atau keterampilan gerak pada siswa dapat dilatih dengan memberi kesempatan
siswa untuk melakukan percobaan. pembelajaran melalui metode eksperimen
dapat melatih dan meningkatkan keterampilan siswa melakukan kegiatan
percobaan.
Pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan siswa
aktif dalam pembelajaran dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui
kegiatan percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan. kegiatan percobaan atau
eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Pernyataan ini didukung hasil penelitian Hanumi
Oktiyani Rusdi (2007) pada salah satu siswa SMA Negeri di Kota Bandung
bahwa pembelajaran melalui metode praktikum dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menyebutkan contoh dan
indikator menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki. Juga di dukung oleh hasil
penelitian dari Lutfia Adiningtyas (2009) yang menyatakan bahwa metode
eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada aspek
mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.
Pembelajaran dengan metode eksperimen juga memberi kesempatan siswa
belajar melakukan penyelidikkan, menginterpretasikan data, dan menarik
kesimpulan yang didalamnya terdapat unsur inkuiri yang mampu menutut siswa
menggunakan kemampuan berpikir kritis, sehingga secara otomatis kemampuan
berpikir kritisnya dapat terlatih.
79



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya,
diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir kritis
siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran kimia larutan elektrolit da
nonelektrolit dengan metode praktikum, sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada
pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan berpikir kritis
rata-rata sebanyak 82,8%.
2. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui metode
praktikum terdiri dari lima indikator yaitu mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipecaya atau tidak diperoleh sebesar 88,4%, indikator
mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi diperoleh
sebesar 87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan
suatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar 79,7%,
serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh sebesar
77,1%. Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis yang
banyak dikembangkan adalah indikator mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya atau tidak dan indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi dengan jumlah persentase diatas
85%.
3. Sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran kimia dengan metode
praktikum, karena pembelajaran ini banyak melibatkan siswa.
Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih
aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung
serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan
percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,
80



mengklasifikasi, mengasumsi, menarik kesimpulan dan memberikan
penjelasan lanjut.

B. Saran
Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode praktikum dengan bahan
sehari-hari sebaiknya sering dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran disekolah karena dapat melatih keterampilan berpikir
kritis siswa.
2. Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan suatu penjelasan
terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
3. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kegiatan
pembelajaran serupa dapat diimplementasikan lebih terutama oleh
guru-guru kimia.
4. Diharapkan siswa-siswi tingkat SMA umumnya, dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada kegiatan
pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai
bekal untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta arus globalisasi.
80


DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, Muchamad. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi,
Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2, Maret 2008.
http://jurnaljpi.files.wordpress.com.pdf , diakses 7 januari 2010

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
Pustaka Setia
Arief, Achmad. 2007. Memahami Berpikir Kritis,
http:/researchengines.com/1007arief3.html., diakses 17 maret 2010.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press.
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya
menuju Pembelajaran yang efektif, Bandung: JICA IMSTEP UPI
Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arnyana, Ida bagus Putu 2005. Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu
Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada
Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri
Singaraja, No 4 TH. XXXVIII Oktober 2005 ISSN 0215-8250.
Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I. Jakarta:
Binapura Aksara
Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah, dari
http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf., diakses 22 januari 2010
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamied, Fuad Abdul. Model Pembelajaran Inovatif di Era Global Jurnal
Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 Maret 2009., diakses 10 januari 2010

Handayani, Sri. 2005. Pengembangan model Pembelajaran Interaktif Makhluk
Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan Keterampilan berpikir
81


Rasional siswa SD kelas III, Pena Wiyata. Jurdik & Hum. No 7 tahun IV,
September 2005.
Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.
Jakarta: Kizi Brothers.

Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta

Johnson, Elanie. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan
Learning Center (MLC).
Keenan, dkk. Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga
Laurens, Joyce M. Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam
Pembelajaran di studio Perancangan, Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur
Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008.

Liliasari. 2003. Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat
tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah
lanjutan, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll,
2003.
Liliasari, Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju
Profesionalisme guru.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5 diakses 10
mei 2010

Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id.pdf.,
diakses 22 Januari 2010 .

Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosda karya.
Murphy. E, Perkins C. 2006. Identifying and measuring individual engagement
in critical thinking in online discussions: An exploratory case stud, Jurnal
Educational Technology & Society, diakses 9 juni 2010.

Murwani, Elika Dwi. Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa,
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006.
82


Nugroho C.S, Agung dkk. 2007. KIMIA Seandainya Kehidupan Tanpa Kimia.
Untuk MA dan SMA Kelas X. Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam
Depag RI.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi
Kelulusan, [online],http://www.psb.psma.org.pdf., diakses 22 januari
2010.
Purba, Michael. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2, Jakarta:
Erlangga.
Purwanto, Ngalim.2000. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.
Redhana, I Wayan. Meningkatkan Ketetampilan Berpikir kritis Siswa melalui
Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah, Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli
2003 ISSN 0215-8250.
Rusdi, Hanumi Oktiyani. 2007. Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA
kelas XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum
dengan menggunakan bahan sehari-hari, Bandung : UPI Bandung

Sabri, Alisuf. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya

Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan
Bintang
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. Mendorong berpikir kreatif siswa melalui
pengajuan masalah (problem posing), Jurnal Konferensi Nasional
Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-27 July 2004.
Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. 2006. Evaluasi
Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Sudiarta, I Gst Putu. 2005. Pengembangan Kompetensi Berpikir Divergen dan
Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika Open-Ended, Jurnal
83


Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH XXXVIII Juli
2005 ISSN 0215 - 8250
Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran
Fisiska melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP
Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007, Jurnal Widyatama Vol 4
No 3, September 2007.
Sutrisno, Joko. Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu
Pembelajaran, http://www.erlangga.co.id diakses 5 januari 2010
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Wijaya, Cece. 1996. Pendidikan Remedial , Sarana pengembangan Mutu sumber
Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosda Karya.











Lampiran 1.

84

SILABUS
Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tasikmalaya, Jawa Barat
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat Larutan Nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi Oksidasi Reduksi
Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan
Alokasi Waktu : 5 Jam Pelajaran (5 x 45 Menit)
Materi Pokok
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber bahan/Alat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit
1. Merancang dan
merangkai alat uji
elektrolit
2. Mendeskripsikan
pengertian larutan
elektrolit dan
nonelektrolit
berdasarkan
percobaan
1. Merancang dan
merangkai alat uji
elektrolit
2. Menjelaskan dan
Mendeskripsikan
pengertian larutan
elektrolit dan
nonelektrolit


Jenis Tagihan:
LKS

Bentuk
Instrumen:
Lembar
Observasi
Angket
1x 45 menit
(1 jam
Pelajaran)
- Buku Kimia SMA
kelas X, Michael
Purba, penerbit
Erlangga 2007
- Alat Alat
Praktikum:
- Baterai 1,5 V
- Lampu kecil 2
- Kabel
- Paku kecil dll
Lampiran 1.

85

Larutan Elektrolit
dan Nonelektrolit
3. Mengelompokan
larutan kedalam
larutan nonelektrolit,
elektrolit kuat, dan
elektrolit lemah
berdasarkan sifat
hantaran listriknya
4. Menjelaskan
penyebab kemapuan
larutan elektrolit
menghantarkan listrik
5. Menjelaskan proses
terjadinya hantaran
listrik pada larutan
yang mengandung zat
terlarut senyawa ion
dan senyawa kovalen
polar

1. Mengidentifikasi sifat-
sifat larutan
nonelektrolit dan
elektrolit melalui data
hasil percobaan
2. Mengelompokan
larutan ke dalam
larutan nonelektrolit
dan elektrolit
berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
3. Menjelaskan penyebab
kemapuan larutan
elektrolit dapat
menghantarkan listrik
4. Mendeskripsikan
bahwa larutan elektrolit
dapat berupa senyawa
ion dan senyawa
kovalen polar.
Jenis Tagihan:
LKS

Bentuk
Instrumen:
Lembar
Observasi
Angket
2x45 menit
(2 jam
Pelajaran)
- Buku Kimia SMA
kelas X, Agung
Nugroho dkk
penerbit Depag
RI.2007
- Buku Kimia SMA
Kelas X, J.M.C
Johari, Penerbit
Esis.2004.
- Buku Kimia SMA
kelas X yang
relevan.
- Alat Uji Daya
Hantar Listrik.
- Larutan yang ada
dalam kehidupan
sehari-hari.

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tasikmalaya
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 3 kali pertemuan (5 x 45 menit)

Standar Kompetensi
3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
reduksi.
Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data
hasil percobaan.
Indikator
a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui data
hasil percobaan
c. Mengelompokan larutan ke dalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
d. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus
listrik.
e. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari ini siswa diharapkan dapat,
a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit
b. Menguji daya hantar listrik larutan
c. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui
data hasil percobaan
d. Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan data
hasil percobaan
Lampiran 2
87

e. Membedakan istilah disosiasi dan ionisasi
f. Membedakan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
g. Mengelompokan larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
h. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan
arus listrik.
B. Materi Pembelajaran
- Larutan
- Larutan Elektrolit
- Larutan nonelektrolit
- Senyawa ion
- Senyawa kovalen
C. Uraian Materi Pembelajaran
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel dari komponen-komponen penyusunnya tersebar secara
merata. Komponen komponen larutannya adalah pelarut (Biasanya dalam
jumlah banyak) dan zat terlarut (biasanya dalam jumlah sedikit)
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Sifat daya hantar listrik elektrolit dalam pelarut air dikarenakan
elektrolit dapat terurai menjadi ion-ion., pergerakan ion tersebut dalam
larutan elektrolit identik dengan arus listrik.
Cara mengidentifikasi larutan elektrolit adalah: adanya nyala lampu
terang, dan adanya gelembung gas, sedangkan larutan elektrolit tidak ada
nyala lampu dan tidak ada gelembung gas. Larutan elektrolit dapat
dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

D. Metode dan Pendekatan
Metode : Praktikum, diskusi
Pendekatan : Direct Instruction (DI)

88

E. Media Pembelajaran
Alat- alat uji daya hantar Listrik
Larutan yang akan diuji

F. Langkah Kegiatan Belajar Mengajar
Pertemuan Pertama (I)
No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
waktu
1 Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapakan salam
- Bersama siswa berdoa
Mengecek kehadiran siswa
- Menjelaskan kegiatan dan
target yang akan dicapai serta
menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dalam
pembelajaran
- Membagiakan LKS
- Menugaskan siswa untuk
berkumpul dengan kelompok
yang telah ditentukan.
- Prasyarat pengetahuan :
Senyawa asam, basa, garam
dan rumus kimia.
- Motivasi dan Apersepsi
- Misalnya : Mengapa
manusia bisa tersengat
listrik?
- Kenapa Ikan-ikan yang
airnya dialiri bisa mati?
- Mengapa ketika tangan
basah kita dilarang
menyentuh alat elektronik
Kegiatan Pendahuluan
- Menjawab salam
- Berdoa

- Menyimak penjelasan guru




- Menerima LKS
- Duduk dikelompok masing-
masing


- Mendengarkan penjelasan
guru
7 menit
89

2 Kegiatan Inti
- Memotivasi siswa melakukan
diskusi untuk membuat
prosedur/langkah kerja
praktikum yang bertujuan untuk
mengetahui daya hantar listrik
larutan dengan menggunakan
alat dan bahan yang
diinstruksikan dalam LKS

- Mengarahkan siswa untuk
menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam menguji
daya hantar listrik suatu larutan
- Membimbing, mengamati dan
membantu siswa yang
mengalami kesulitan
- Mengawasi jalannnya kegiatan
praktikum
Kegiatan Inti
- Berkumpul bersama kelompok
masing-masing dan
melakukan diskusi untuk
membuat prosedur
percobaan/langkah kerja
praktikum untuk mengetahuai
daya hantar listrik suatu
larutan dengan menggunakan
alat dan bahan yang telah di
instruksikan dalam LKS.
- Menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam praktikum
dalam menguji daya hantar
listrik suatu larutan
- Melaksanakan praktikum
dengan cara merangkai alat,
membuat larutan dan
mengujinya satu persatu
- Siswa mencatat data hasil
praktikum
- Siswa menginterpretasiakn
data hasil praktikum
- Mengidentifikasi larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dari data hasil praktikum
- Membedakan larutan elektrolit
dan nonelektrolit

30
menit
3 Kegiatan Penutup
- Mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan kegitaan
pembelajaran yang telah
dilakukan
8 menit
90

dilakukan
- Menugaskan siswa untuk
mengumpulkan LKS
- Menutup kegiatan Pembelajaran
dengan bacaan hamdalah
- Mengumpulkan LKS
- Menngucapkan alhamdulillah

Pertemuan kedua (II)
No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Alokasi
Waktu
1 Kegiatan Pendahuluan
- Mengucapakan salam
- Bersama siswa berdoa
Mengecek kehadiran siswa
- Menjelaskan kegiatan dan
target yang akan dicapai serta
menjelaskan kegiatan yang
akan dilakukan dalam
pembelajaran
- Membagiakan LKS
- Menugaskan siswa untuk
berkumpul dengan kelompok
yang telah ditentukan.
- Motivasi dan Apersepsi
- Misalnya : Apa Fungsi
elektroda pada alat uji daya
hantar listrik?
- Mengapa Larutan garam
dapur dapat menyalakan
lampu
Kegiatan Pendahuluan
- Menjawab salam
- Berdoa

- Menyimak penjelasan guru




- Menerima LKS
- Duduk dikelompok masing-
masing

- Mendengarkan penjelasan
guru
10
menit
2 Kegaiatn Inti
- Memotivasi siswa melakukan
diskusi untuk membuat
prosedur/langkah kerja
Kegiatan Inti
- Berkumpul bersama kelompok
masing-masing dan
melakukan diskusi untuk




91

praktikum yang bertujuan untuk
mengetahui daya hantar listrik
larutan dengan menggunakan
alat dan bahan yang
diinstruksikan dalam LKS

- Mengarahkan siswa untuk
menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam menguji
daya hantar listrik suatu larutan
- Membimbing, mengamati,
mengarhkan dan membantu
siswa yang mengalami kesulitan
pada praktikum sebelumnya
- Mengawasi jalannnya kegiatan
praktikum
- Mencatat hasil pengamatan
yang didapat
- Memberikan kesempatan pada
siswa untuk memperbaiki hasil
pengamatan yang telah
dilakukan pada pertemuan
pertama
- Memberikan kesempatan untuk
bertanya seputar materi yang
telah dipelajari kemudian
melakukan penilaian
keterampilan berpikir ktitis
siswa serta memberikan
pengarahan terhadap pekerjaan
siswa
membuat prosedur
percobaan/langkah kerja
praktikum untuk mengetahuai
daya hantar listrik suatu
larutan dengan menggunakan
alat dan bahan yang telah di
instruksikan dalam LKS.
- Menentukan apa yang harus
diperhatikan dalam praktikum
dalam menguji daya hantar
listrik suatu larutan dengan
konsentrasi yang berbeda
- Melaksanakan praktikum
dengan cara merangkai alat uji
daya hantar listrik, membuat
larutan seperti larutan garam,
larutan gula dll
- Menguji larutan yang sudah
disiapkan satu persatu
- Menguji larutan dengan kertas
lakmus
- Siswa mencatat data hasil
praktikum pada LKS
- Siswa menginterpretasikan
data hasil praktikum
- Mengidentifikasi larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dari data hasil praktikum
dengan melihat persamaan dan
perbedaan larutan
- Memperbaiki hasil
pengamatan dengan
mengulangi larutan yang akan
15
menit









35
menit










15
menit
92

diuji.
- Membedakan larutan elektrolit
dan nonelektrolit
- Mengidentifikasi ciri-ciri
larutan yang dapat
menghantarkan listrik
- Menggolongkan larutan
kedalam larutan elektrolit
kuat, lemah dan nonelektrolit
- Mengidentifikasi dan
menggolongkan larutan
berdasarkan sifatnya seperti
larutan yang bersifat asam,
basa dan netral
- Mengisi soal-soal yang
disediakan pada Lembar Kerja
Siswa (LKS)
3 Kegiatan Penutup
- Mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
- Menugaskan siswa untuk
mengumpulkan LKS
- Menutup kegiatan Pembelajaran
dengan bacaan hamdalah
- Mengarahkan siswa
membereskan alat-alat
praktikum
Kegiatan Penutup
- Menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
- Mengumpulkan LKS
- Mengucapkan Alhamdulillah
- Membereskan alat-alat
praktikum
15
menit

Pertemuan Ketiga (III)
Mengadakan Evaluasi dengan Angket dan wawancara

93

G. Sumber Belajar
1. Buku kimia SMA Kelas X
- Michael Purba, Kimia SMA kelas X semester 2 (Erlangga, 2007)
- Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, kimia untuk MA dan SMA
kelas X (Depag RI, 2007)
- Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, Berpertualang didunia kimia,
Buku referensi untuk MA/SMA(Pustaka Insan Madani, 2008)
- J.M.C Johari, Kimia untuk SMA kelas X (Esis, 2004)
- J.M.C Johari dan M. Rachmawati, Buku Kerja dengan pendekatan
belajar aktif, Kimia untuk SMA kelas X semester 2 (Esis, 2008)
2. LKS (Lembar Kerja Siswa)

H. Penilaian
a. Jenis Tagihan
- Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Bentuk Instrumen
- Lembar Observasi
- Angket


Tasikmalaya, Maret 2010
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran



(Entang Suryana S.Pd) (Herti Patmawati)

94

LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(Pertemuan Pertama)


Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit

Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
95

MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
I. TUJUAN
1. Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik melalui larutan
2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elekktrolit melalui
data hasil percobaan.
3. Mengelompokan Larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.

II. PENGANTAR PERCOBAAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis
benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang
berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan
dan cairan.Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni
tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel
darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan
zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hampir kebanyakan reaksi kimia
berlangsung dalam fase larutan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang
kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika
berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen
zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang
jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak
terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat
baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam
tubuh organisme.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut
senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat
96

tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitar
elektrodenya.
Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan
uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.

A. PERTANYAAN PRAPRAKTIKUM
1. Ketika bencana banjir melanda ibukota Jakarta pada tahun 2007,
pihak PLN segera mengambil sikap dengan memutuskan aliran listrik
di gardu-gardu listrik yang terendam banjir? Mengapa PLN
memutuskan aliran listrik di gardu-gardu listrik yang terendam
banjir?

............................................................................
2. Tidak semua bahan dapat menghantarkan listrik. Zat yang dapat
menghantarkan listrik disebut konduktor, sedangkan zat tidak dapat
menghantarkan listrik disebut nonkonduktor atau isolator.
Berdasarkan pengalaman anda sehari-hari, nyatakan apakah zat
berikut tergolong konduktor atau isolator.
a) Kayu (konduktor / isolator / tidak tahu)*
b) Kaca (konduktor / isolator / tidak tahu)*
c) Plastik (konduktor / isolator / tidak tahu)*
d) Air suling (konduktor / isolator / tidak tahu)*
e) Kristal garam (konduktor / isolator / tidak tahu)*
f) Larutan garam (konduktor / isolator / tidak tahu)*
g) Larutan cuka (konduktor / isolator / tidak tahu)*
h) Larutan gula (konduktor / isolator / tidak tahu)*
i) Alkohol (konduktor / isolator / tidak tahu)*
*coret jawaban yang salah
97

3. Jelaskan satu cara untuk membedakan apakah suatu benda tergolong
konduktor atau isolator?

.................................................................

B. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Alat penguji elektrolit berfungsi untuk melihat dan menyelidiki suatu
larutan apakah dapat menghantarkan listrik atau tidak? Rangkailah Alat
penguji elektrolit seperti gambar dibawah ini dengan alat-alat yang sudah
disediakan:


2. Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah larutan yang termasuk
elektrolit dan manakah yang termasuk larutan nonelektrolit?
a) Air suling
b) Larutan Hidrogen Klorida 1 M
c) Larutan etanol 70 %
d) Larutan natrium klorida (garam dapur)
e) Natrium klorida padat

- Kabel 0,5 meter


- Lampu kecil 2 buah
- Baterai 0,5 volt 3 buah
- Paku kecil 2 buah
- Lakban secukupnya
- Koran secukupnya

98

..................................................................................................
3. Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik
pada larutan- larutan yang sudah disediakan diatas?

..................................................................................................
4. Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,
pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas.?

















99

PERTANYAAN
1. Gejala-gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan?

.............................................................
....................................................................................................................
2. Berdasarkan hasil percobaan diatas, Bagaimanakah kamu dapat
mengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya?

..............................................................................
3. Bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit,dan non elektrolit? Jelaskan!

...............................................................................
4. Apa yang kamu simpulkan dari percobaan diatas?

.....






100

LKS
LEMBAR KERJA SISWA
(Pertemuan Ke-2)


Larutan Elektrolit
dan Larutan Nonelektrolit

Nama Kelompok: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
101

MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN
III. TUJUAN
1. Mengelompokan Larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit
berdasarkan sifat hantaran listriknya.
2. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik.
3. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan
senyawa kovalen polar.
IV. PENGANTAR PERCOBAAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis
benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang
berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan
dan cairan. Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni
tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel
darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan
zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hamper kebanyakan reaksi kimia
berlangsung dalam fase larutan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang
kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika
berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran
homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen
zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang
jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak
terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat
baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam
tubuh organisme.
Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut
senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat
102

tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitar
elektrodenya.
Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan
uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.

V. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Dengan menggunakan alat uji daya hantar listrik yang sudah dibuat di
pertemuan sebelumnya. Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah
larutan yang termasuk elektrolit dan manakah yang termasuk larutan
nonelektrolit?
a) Air Suling i). Larutan garam
b) Air Sumur j). Larutan Natrium Klorida
c) Larutan Alkohol 70 % k.) Larutan Asam sulfat/accu
d) Larutan Hidrogen Klorida 1M l). Kristal Natrium Klorida
e) Larutan Natrium Hidroksida n) Larutan urea
f) Larutan Asam Cuka o) Pocari Swett/ Mizone
g) Larutan Amonia p) Larutan Vitamin C / jus jeruk
h) Larutan Gula q) larutan extra joss

....................................................................................................
2. Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik
berbagai larutan yang sudah disediakan diatas?

................................................................................
103

3. Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,
pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas serta perubahan
kertas lakmus!
!
104

PERTANYAAN
1. Berdasarkan hasil percobaan diatas, Bagaimanakah kamu dapat
mengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya?

..............................................................................
2. Setelah diamati bagaimana ciri-ciri atau Gejala apa saja yang
menandai hantaran listrik melalui larutan pada percobaan di atas?

..............................................................................
3. Bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit, dan non elektrolit berdasarkan
percobaan diatas? Jelaskan!

..............................................................................
4. Mengapa ada larutan yang dapat menghantarkan listrik dan ada
larutan yang tidak menghantarkan listrik? Jelaskan!

..............................................................................
5. Larutan mana saja yang menyebabkan gelembung gas disekitar
elektrodanya paling banyak dan nyala lampunya terang? Jelaskan!

..............................................................................
105

6. Bagaimana cara membedakan larutan elektrolit dan Larutan
nonelektrolit? Jelaskan

..............................................................................
7. Sebutkan larutan mana saja yang yang termasuk larutan elektrolit
yang bersifat asam, basa dan netral? Jelaskan!

...............................................................................
8. Sebutkan larutan mana saja yang termasuk larutan elektrolit dan
larutan non elektrolit ? kenapa demikian jelaskan?

...............................................................................
9. Berdasarkan percobaan tulis reaksi ion untuk asam klorida, natrium
klorida, natrium hidroksida dan asam cuka?

...............................................................................
10. Dari percobaan pengujian daya hantar listrik larutan apakah
perbedaan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?

.................................................................................................
106


Pertanyaan Pasca Praktikum
Sifat daya hantar listrik suatu zat dapat diamati melalui eksperimen
daya hantar listrik

1. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik? Jelaskan!

..............................................................................
2. Sebutkan contoh larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan
larutan nonelektrolit ? Tulis Reaksi ionnya!

..............................................................................
3. Jelaskan bagaimana perbedaan antara larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah dan larutan nonelektrolit? Sebutkan contoh
larutannya

...............................................................................
4. Natrium klorida tergolong senyawa ion (terdiri dari ion Na
+
dan ion Cl
-
)

namun demikian, Kristal natrium klorida tidak dapat menghantarkan
listrik.
a. Mengapa krisatal natrium klorida tidak dapat menghantarkan
listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
107

b. Mengapa larutan natrium klorida dapat menghantarkan listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
c. Menurut anda, apakah Lelehan NaCl dapat menghantarkan
listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
5. Hidrogen Klorida (HCl) adalah senyawa kovalen yang pada suhu kamar
berwujud gas. Dalam air, zat ini dapat mengalami ionisasi
menghasilkan ion H
+
dan ion cl
-.

a. Apakah hidrogen klorida cair dapat menghantarkan listrik?
Jelaskan
...........................................................................................................
...........................................................................................................
b. Mengapa larutan hidrogen klorida dapat menghantarkan listrik
...........................................................................................................
...........................................................................................................
6. Urea adalah senyawa molekul yang pada suhu kamar berupa padatan,
ketika zat ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya akan menyebar
tetapi tetap sebagai molekul netral (tidak mengalami ionisasi)
a. Mengapa larutan Urea tidak dapat menghantarkan listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
b. Apa lelehan urea dapat menghantrakan listrik?
...........................................................................................................
...........................................................................................................
7. Apakah larutan senyawa ion pasti dapat menghantarkan listrik?
Jelaskan!
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
108

8. Apakah senyawa kovalen juga pasti menghantarkan listrik? Jika
tidak, senyawa kovalen mana yang dapat menganhantarkan listrik?
Jelaskan!

...............................................................................
9. Rancanglah suatu percobaan sederhana untuk membedakan larutan
yang termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
menggunakan bahan lain yang berasal dari kehidupan sehari-hari

...............................................................................
Kesimpulan:
Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dan hasil pengamatan!

....................................................................................................
.......................................................................................................................


109

Format Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit
dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: I
PERTEMUAN I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain
e. Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS

b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.

Jumlah Persentase
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum
c. Menemukan informasi dari berbagai sumber
d. Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum

e. Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase


3. Merancang Eksperimen
a. Merangkai alat uji daya hantar listrik
b. Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan

c. Mengulang kerja praktikum seperti
Lampiran 4
110

menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya
Jumlah persentase
4. Memberikan penjelasan sederhana
a. Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai

b. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah Persentase
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a. Membuat tabel pengamatan di LKS
b. Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase
KEGIATAN PENUTUP
a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan

b. Membersihkan alat praktikum
c. Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.

Jumlah Persentase
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :
..................
......................................................................................................................................................
............
Observer






111

LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan
elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok:
PERTEMUAN KEDUA
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
yang diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a. Berkumpul bersama kelompok masing-
masing


b. Mendengarkan dan memperhatikan
guru


c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum


d. Membaca buku sumber dan referensi
lain


Jumlah Persentase


KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan
prosedur yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum
praktikum


c) Memperbaiki alat uji daya hantar
listrik yang sudah di rangkai pada
pertemuan sebelumnya


d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam


e) Mempertimbangkan cara-cara
menguji larutan


f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik
yang benar


Jumlah Persentase


2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di
katoda dan anoda


b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke
dalam tabel


e) Mencari persamaan dan perbedaan
sesuai pengamatan


112

Jumlah Persentase

3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan
daya hantar listrik


b) Memperkirakan nyala lampu ketika
suatu larutan di uji dengan alat
daya hantar listrik


c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan
kertas lakmus.


d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya
sama tetap konsentrasinya berbeda


Jumlah Persentase


4. Mengemukakan Kesimpulan


a) Dapat menarik kesimpulan sesuai
fakta


b) Dapat menarik kesimpulan dari
hasil menyelidiki/pengamatan


Jumlah Persentase
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti
siswa dapat memberikan definisi
larutan elektrolit sesuai dengan
pengamatannya


b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa
atau netral.


c) Menjelaskan penggolongkan
larutan elektrolit kuat dan lemah


d) Siswa dapat menyebutkan contoh
larutan elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari.


Jumlah Persentase
6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari


b) Menyebutkan contoh larutan
elektrolit kuat dan lemah dan
nonelektrolit


c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral


Jumlah Persentase
113

KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a. Membersihkan alat praktikum
b. Membersihkan alat dan bahan yang
telah selesai digunakan.


Jumlah Persentase

Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:

........................................


Observer








114


Kisi-Kisi Format Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik melalui larutan
PERTEMUAN I Kelompok:
Aktifitas yang muncul selama Kegiatan Awal
No Aspek yan diamati Aktivitas Siswa Penjelasan
I Kegiatan awal/
pendahuluan
Berkumpul bersama
kelompok masing-masing

Siswa berkumpul dalam
kelompoknya masing-masing

Mendengarkan dan
memperhatikan guru

Siswa tidak rebut saat guru
mengecek kehadiran
Menyimak penjelasan
guru tentang
prosedur/langkah kerja
yang harus diperhatikan
selama proses praktikum
Siswa dengan seksama
memperhatikan penjelasan
yang disampaikan guru Siswa
berdiskusi dengan
kelompoknya untuk
menentukan prosedur/langkah
kerja praktikum

Membaca buku sumber
dan referensi lain
Siswa mencari informasi
tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit
Menjawab pertanyaan
guru
Siswa dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan
oleh guru?
Misalnya:
Apa yang anda pikirkan
jika mendengar elektrolit?
Mengapa manusia bisa
tersengat listrik?
Apa saja bahan yang
termasuk konduktor dan
isolator?
Sebutkan contoh dari
larutan elektrolit dan
larutan yang bukan
elektrolit?

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran
KEGIATAN INTI
No Sub-Indikator yang Kegiatan yang diamati Penjelasan
Lampiran 5
115


III diamati
1 Mengemukakan hipotesis Membuat
hipotesis/dugaan
sederhana dengan
bahasanya sendiri
Siswa membuat hipotesis
dengan bahasanya sendiri
Misalnya: Mengapa PLN
memutuskan gardu listrik
yang terendam banjir?
Jika PLN tidak memutuskan
gardu listrik yang terendam
banjir maka akan kesetrum
dan membahayakan
keselamatan.
Apakah air dapat
menghantarkan listrik?
Misalnya siswa menduga
bahwa air menghantarkan
listrik. Untuk mendapat
jawaban benar siswa harus
melakukan praktikum

Menyadari bahwa
suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya
dengan memperoleh
bukti.





Siswa sadar bahwa suatu
penjelasan harus didukung
dengan konsep dan
pembuktian
Misalnya siswa menduga
bahwa air dapat
menghantarkan listrik, jadi
untuk membuktikan dan
mendapat jawaban yang
benar siswa harus melakukan
praktikum.
2 Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
Menyiapkan alat dan
bahan
Siswa menyiapkan alat dan
bahan sesuai dengan LKS
misalnya gelas kimia/gelas
plastik

Melakukan diskusi
sebelum praktikum
Siswa melakukan diskusi
sebelum melaksanakan
praktikum, seperti diskusi
membagi tugas
Menemukan
informasi dari
berbagai sumber
Siswa membaca berbagai
buku sumber untuk
menentukan informasi
tentang larutan elektrolit dan
non elektrolit
Membuat prosedur
percobaan/ langkah
Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya untuk
116


kerja praktikum menentukan prosedur/langkah
kerja praktikum
Kebiasaan berhati-
hati dalam
pelaksanaan
praktikum
Siswa tidak ceroboh selalu
melakukan kebiasaan berhati-
hati seperti berhati-hati dalam
melarutkan, berhati-hati
dalam menguji alat.
3. Merancang Eksperimen Merangkai alat uji
daya hantar listrik
Siswa merangkai alat uji daya
hantar listrik dengan
kelompoknya masing-masing
Mencoba alat uji daya
hantar listrik dengan
menguji larutan-
larutan yang sudah
disediakan.
Siswa mencoba alat uji daya
hantar listrik yang dibuat
dengan mengujikannya pada
larutan-larutan yang sudah di
sediakan
Mengulang kerja
praktikum seperti
menguji kembali
larutan-larutan yang
sudah di uji
sebelumnya
Siswa mengulang praktikum
dengan menguji kembali
larutan-larutan yang sudah di
uji sebelumnya.untuk
mendapatkan hasil yang
akurat dan benar.
4 Memberikan penjelasan
sederhana
Menganalisis
pertanyaan/argument/;
yaitu siswa
memberikan
penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya
hantar listrik yang
sudah di rangkai
Siswa dapat memberikan
penjelasan sederhana tentang
fungsi alat uji daya hantar
listrik yang sudah dirangkai
sebelumnya
Memfokuskan
pertanyaan-
pertanyaan yang ada
di LKS
Siswa dapat memberikan
penjelasan sederhana serta
dapat memfokuskan
pertanyaan-pertanyaan yang
ada di LKS.
Misalnya pada pertanyaan:
Mengapa larutan elektrolit
dapat menghantarkan listrik
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
tentang suatu
penjelasan pada
pertanyaan di LKS
Siswa dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan di
LKS dengan penjelasan
sederhana sesuai dengan
pengamatannya.
5. Mempertanggungjawabkan Membuat tabel Siswa membuat tabel
117


hasil Observasi Pengamatan di LKS pengamatan di lembar Kerja
Siswa (LKS) yang sudah
disediakan.
Mempresentasikan
hasil kerja
Siswa mempresntasikan hasil
pengamatan di depan kelas
secara perkelompok
KEGIATAN PENUTUP
III Kegiatan Penutup Menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran yang
telah dilakukan
Setiap kelompok
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah
dilakukan
Membersihkan alat
praktikum
Setiap kelompok
membersihkan alat praktikum
yang sudah di pakai
Membereskan alat
dan bahan yang telah
selesai digunakan.
Setiap kelompok
membereskan alat dan bahan
yang sudah digunakan


Tasikmalaya, April
2010

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran



Entang Suryana S.Pd Herti Patmawati





118


Format Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
PERTEMUAN II
Kelompok:
Aktifitas yang muncul selama Kegiatan Awal
No Aspek yang diamati Kegiatan Siswa yang diamati Penjelasan
I Kegiatan awal/
pendahuluan
Berkumpul bersama kelompok
masing-masing

Siswa berkumpul dalam
kelompoknya masing-
masing

Mendengarkan dan
memperhatikan guru

Siswa tidak rebut saat guru
mengecek kehadiran
Menyimak penjelasan guru
tentang prosedur/langkah kerja
yang harus diperhatikan
selama proses praktikum
Siswa dengan seksama
memperhatikan penjelasan
yang disampaikan guru
Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya untuk
menentukan
prosedur/langkah kerja
praktikum

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran
KEGIATAN INTI
NO
III
Sub-Indikator yang
diamati
Kegiatan yang diamati Penjelasan
1 Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
Menyiapkan alat dan bahan Siswa menyiapkan alat dan
bahan sesuai yang di
instruksikan dalam LKS
misalnya membawa gelas
plastik, koran, paku dll.

Melakukan diskusi sebelum
praktikum
Siswa berdiskusi sebelum
melaksanakan praktikum.

Memperbaiki alat uji daya
hantar listrik yang sudah di
rangkai pada pertemuan
sebelumnya
Siswa memperbaiki alat uji
daya hantar listrik yang
sudah dirangkai pada
pertemuan sebelumnya
untuk memastikan kondisi
119


alat dapat berfungsi dengan
baik
Membuat larutan
melarutkan zat terlarut
Siswa dapat membuat
larutan seperti membuat
larutan garam, larutan gula,
larutan NaOH dll
Siswa juga dapat
melarutkan zat seperti
melarutkan garam, gula
yang awalnya dari bentuk
padat ke bentuk larutan
Mempertimbangkan cara-cara
menguji larutan
Siswa dapat
mempertimbangkan
prosedur yang tepat dalam
pelaksanaan praktikum
seperti mempertimbangkan
cara-cara menguji larutan
Menguji larutan secara
bergantian
Siswa dapat menguji larutan
secara bergantian dengan
teknik yang baik dan benar.
Seperti menguji larutan
NaOH dan mengujinya
larutannya kembali dengan
lakmus
Menggunakan alat dengan
teknik yang baik

Siswa dapat menggunakan
alat dengan teknik yang
baik dan tidak ceroboh
dalam menggunakan alat
2 Melaporkan hasil
observasi
Mengamati gejala yang terjadi
di katoda dan anoda
Siswa mengamati gejala
yang terjadi pada katoda
dan anoda apakah terjadi
gelembung gas apa tidak
ketika menguji suatu
larutan.
Mengamati nyala lampu Siswa mengamati gejala
yang terjadi pada lampu
apakah lampu menyala atau
tidak, ketika suatu alat uji
daya hantar listrik
dicelupkan pada larutan
yang akan di uji
Mengamati kertas lakmus Siswa mencelupkan kertas
lakmus pada larutan apakah
terjadi perubahan warna apa
120


tidak.
Mencatat setiap pengamatan
ke dalam tabel
Siswa mencatat apa yang
terlihat selama praktikum

Mencari persamaan dan
perbedaan sesuai pengamatan
seperti membedakan jenis
larutan yang termasuk
elektrolit dan nonelektrolit
Siswa membedakan atau
menyamakan percobaan
yang satu dengan yang lain
Misalnya:
- Membedakan mana yang
termasuk larutan
elektrolit dan mana yang
bukan larutan elektrolit
dengan melihat gejala-
gejala seperti ada
tidaknya gelembung gas,
nyala lampu.
- Membedakan larutan
elektrolit kuat dan
elektrolit lemah dengan
melihat gejala-gejala
seperti ada tidaknya
gelembung gas, nyala
lampunya terang atau
redup.

3. Mengemukakan
hipotesis
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan daya hantar listrik
Siswa membedakan larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dengan melihat gejala yang
terjadi pada katoda dan
anoda
Memperkirakan nyala lampu
ketika suatu larutan di uji
dengan alat daya hantar listrik
Siswa dapat membedakan
larutan elektrolit dan
nonelektrolit dengan
melihat nyala lampu
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika suatu larutan di
uji dengan kertas lakmus.
Siswa dapat membedakan
larutan elektrolit mana yang
termasuk asam, basa dan
netral
Memperkirakan gejala yang
terjadi ketika menguji jenis
larutannya sama tetap
konsentrasinya berbeda
Siswa dapat membedakan
dan memperkirakan gejala-
gejala yang terjadi ketika
menguji larutan yang
konsentrasinya beda tetapi
jenis larutannya sama.

4. Mengemukakan Menarik kesimpulan sesuai Siswa dapat menarik
121


kesimpulan fakta kesimpulan sesuai fakta.

Menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan
Siswa dapat menarik
kesimpulan dari hasil
menyelidiki.
5. Strategi membuat
definisi dengan
bertindak memberikan
penjelasan lanjut
Membuat bentuk definisi
seperti siswa dapat
memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan
pengamatannya
Siswa dapat membuat
bentuk definisi sesuai
dengan percobaan.
Misalnya dalam
mendefinisikan larutan
elektrolit siswa menjawab
larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat
menghantarkan listrik
karena mengandung ion-ion
yang selalu bergerak
dengan bebas
Menjelaskan penggolongan
larutan elektrolit yang bersifat
asam, basa atau netral.
Siswa dapat
menggolongkan jenis
elektrolit yang bersifat
asam, basa dan netral.
Menjelaskan penggolongan
larutan elektrolit kuat dan
lemah
Siswa dapat
menggolongkan jenis
elektrolit yang termasuk
elektrolit kuat dan elektrolit
lemah
Siswa dapat menyebutkan
contoh larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari.
Siswa dapat menyebutkan
beberapa contoh larutan
yang termasuk larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-
hari
6. Menyebutkan contoh Menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari
Siswa dapat menyebutkan
contoh larutan elektrolit dan
nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari
misalnya larutan garam
termasuk larutan elektrolit
dan air sumur termasuk
larutan nonnelektrolit
Menyebutkan contoh larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah
dan nonelktrolit
Siswa dapat menyebutkan
contoh larutan elektrolit
kuat, elektrolit lemah dan
nonelektrolit misalnya:
elektrolit kuat : air accu
Elektrolit lemah : cuka
122


Nonelktrolit : air sumur/air
suling
Menyebutkan contoh larutan
yang bersifat asam, basa dan
netral
Siswa dapat menyebutkan
contoh larutan yang bersifat
asam, basa dan netral
misalnya:
Yang bersifat asam : HCl,
CH
3
COOH, H
2
SO
4
, Extra
Joss, Pocari Sweet, Lar Vit-
C
Yang bersifat basa: NaOH,
NH
3
Yang bersifat netral : Air
suling, air sumur, alkohol,
gula, garam, kristal garam,
urea, kristal urea, dan
Kristal gula.

KEGIATAN PENUTUP
III Kegiatan akhir/
Kegiatan Penutup
Membersihkan alat
praktikum
Setiap kelompok
membersihkan alat
praktikum yang sudah di
pakai
Membereskan alat dan bahan
yang telah selesai digunakan.
Setiap kelompok
membereskan alat dan
bahan yang sudah
digunakan


Tasikmalaya, April 2010

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran


Entang Suryana S.Pd Herti Patmawati
123

ANGKET PENELITIAN
RESPON SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA
DENGAN METODE PRAKTIKUM


1. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :

2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket
b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan dengan
teliti, kemudian berikan respons (jawaban) kalian terhadap masing-masing
pertanyaan.
c. Berikan tanda cheeklist () pada kolom yang sesuai dengan pilihan.
d. Berikan saran dan kritik pada kolom yang sudah disediakan
e. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, jadi mohon bantuannya untuk
mengisi dengan benar.
Keterangan:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Selamat Mengerjakan...

No PERTANYAAN SS S TS STS
1 Dengan metode praktikum saya bisa memberikan
penjelasan sederhana tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit

2 Dengan metode praktikum konsep yang abstrak mudah
dipahami

3 Metode praktikum melatih saya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam LKS

4 Metode yang digunakan guru membuat saya
kebingungan memahami materi yang diajarkan

5 Menurut saya metode praktikum tidak bermanfaat dalam
pembelajaran kimia karena tidak menjelaskan materi
yang dibahas.

6 Saya mudah memahami pelajaran kimia walaupun tidak
melaksanakan praktikum

7 Saya menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya untuk memperoleh bukti yang benar
dengan cara melaksanakan praktikum

Lampiran 6
124

8 Menurut saya metode praktikum dalam pembelajaran
kimia tidak perlu karena kebenaran dan bukti-buktinya
kurang meyakinkan

9 Dengan metode praktikum saya bisa menduga kejadian-
kejadian yang akan muncul pada proses pelaksanaan
praktikum

10 Saya tidak bisa memprediksi kejadian-kejadian yang
akan muncul pada proses pelaksanaan praktikum

11 Menurut saya suatu percobaan harus direncanakan
dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

12 Menurut saya, merangkai alat uji daya hantar listrik
dalam praktikum larutan elektrolit dan nonelektrolit
dapat melatih keterampilan

13 Menurut saya pelaksanaan praktikum tidak perlu
direncanakan dengan baik karena hasilnya selalu gagal

14 Saya menyuruh orang lain membuat alat uji daya hantar
listrik karena sulit merangkainya.

15 Dengan metode praktikum saya bisa belajar membuat
larutan serta dapat melarutkan zat terlarut

16 Menurut saya ketika membuat larutan dalam praktikum
elektrolit dan nonelektrolit sangat berbahaya buat
kesehatan sehingga saya males membuat larutan

17 Menurut saya membuat tabel dalam praktikum elektrolit
dan nonelektrolit sangat perlu karena memudahkan kita
dalam mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel

18 Dalam pelaksanaan praktikum elektrolit dan
nonelektrolit membuat tabel pengamatan tidak penting.

19 Dengan metode praktikum saya bisa mengobservasi dan
mengamati gejala-gejala yang terjadi selama praktikum
berlangsung.

20 Selama pelaksanaan praktikum saya tidak bisa
mengamati gejala-gejala yang terjadi karena
membingungkan

21 Menurut saya mengamati ciri-ciri serta persamaan dan
perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit sangat
penting dalam mengobservasi suatu larutan

22 Menurut saya dalam melaksanakan praktikum kita
cukup menguji larutannya saja tanpa mengamati ciri-ciri
yang terjadi pada larutan

23 Dengan metode praktikun saya dapat mengelompokan
perbedaan dan persamaan larutan elektrolit dan
nonelektrolit berdasarkan daya hantarnya

24 Pelaksanaan praktikum membuat saya kebingungan dan
tidak bisa mengelompokan larutan elektrolit dan
nonelektrolit berdasarkan daya hantarnya

125

25 Saya bisa mengklasifikasikan larutan-larutan apa saja
yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit

26 Saya kebingungan dan tidak bisa mengklasifikasikan
larutan mana saja yang termasuk elektrolit dan
nonelektrolit

27 Saya bisa memprediksikan gejala-gejala yang terjadi
pada pelaksanaan praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit seperti memprediksi elektrolit lemah dan
kuat

28 Saya tidak bisa memprediksikan gejala apa saja yang
akan muncul selama pelaksanaan praktikum larutan
elektrolit dan nonelektrolit

29 Ketika pelaksanaan praktikum saya menarik kesimpulan
sesuai fakta yang relevan dan dengan gejala-gejala yang
saya amati

30 Sewaktu pelaksanaan praktikum saya selalu membuat
dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan fakta
yang ada

31 Saya menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki sesuai
dengan fakta-fakta yang saya amati selama proses
praktikum

32 Selama praktikum saya membuat dan menentukan hasil
pertimbangan tidak berdasarkan fakta, karena hasilnya
berbeda dengan yang saya amati.

33 Saya menarik kesimpulan dengan melihat buku paket
karena hasilnya tidak sesuai dengan fakta-fakta yang
saya amati selama proses praktikum

34 Saya selalu mengubah fakta dan data-data ketika
pelaksanaan praktikum berlangsung

35 Saya tidak suka jika guru melaksanakan pembelajaran
kimia dengan metode praktikum karena tidak
bermanfaat dalam penerapan kehidupan sehari-hari

36 Dengan melaksanakan praktikum saya bisa memahami
apa arti larutan elektrolit dan nonelektrolit sehingga saya
bisa mengelompokan larutan berdasarkan hantarannya

37 Dengan melaksanakan praktikum saya bisa mengetahui
contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari

38 Saya mengalami kesulitan dalam mengelompokan dan
mencontohkan jenis larutan elektrolit dan nonelektrolit
dalam kehidupan sehari-hari


Saran dan Kritik
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
126

Kisi-kisi instrumen Angket
Respon siswa terhadap keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran
kimia dengan metode praktikum

NO
Indikator Berpikir
Kritis siwa
menurut R. Ennis
Sub-Indikator berpikir
Kritis siswa menurut R.
Ennis
Nomor butir
Pernyataan

P N
1.
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
1. Mengemukakan hipotesis
7, 9, 29
8, 10,
28
14
2. Merancang eksperimen 12 14
3. Mengemukakan
kesimpulan
29, 31,
33
30, 32,
34
2. Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
4. Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
11, 15 13, 16
4
3.
Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
5. Memberikan penjelasan
sederhana
1, 2, 3 4, 5, 6
8
6. Menyebutkan contoh 37 38
4.
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
7. Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
17 18
6
8. Melaporkan hasil
observasi
19, 21 20, 22
5. Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
suatu definisi
9. Startegi membuat definisi
dengan bertindak
memberikan penjelasan
lanjut.
23, 25,
36
24, 26,
35
6
Jumlah
19 19 38

Lampiran 7
157


FORMAT LEMBAR WAWANCARA

1. Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan praktikum?
Jelaskan pendapatmu!
2. Apakah gurumu selalu mengadakan kegiatan praktikum pada proses belajar?
Apa tanggapanmu!
3. Bagaimana kesanmu setelah mengadakan kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
4. Menurutmu pembelajaran seperti ini ( Metode Praktikum) menarik atau
tidak? Berikan alasanmu!
5. Apakah pernah dilakukan kegiatan praktikum sebelumnya? Tetapi kamu
sendiri yang merumuskan langkah kerjanya?
6. Kegiatan apa saja yang kamu lakukan selama kegiatan praktikum
berlangsung?
7. Apakah kamu menemukan kesulitan dalam mengerjakan kegiatan praktikum?
Jika ya kesuliatan apaynag kamu hadapi? Jika tidak apa alasanmu?
8. Menurutmu apakah pembelajaran seperti ini (kegiatan praktikum) efektif
untuk dilakukan?
9. Apakah perlu kegiatan praktikum dilakukan sesering mungkin? Apa
alasanmu!
Lampiran 9
158


Lampiran 10
Hasil Wawancara siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok I
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!

Senang banget bu! Soalnya kalau tidak
ada praktikum kita tidak akan tahu apa
yang sebenarnya terjadi, kalau cuma
baca buku baca buku. Karena baca
buku itu berbeda dengan apa yang kita
lakukan. Intinya bu dengan bukti
sendiri kita lebih puas dari pada melihat
buku dan baca buku
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Sudah 2 kali bu. Tetapi bapak itu cara
mengajarnya terlalu cepat untuk
dipahami jadi saya perlu mengulang
belajar di rumah
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!

Kesannya senang bu, karena kita saling
mendukung satu sama lain, karena kita
bisa membuktikan.Oh.. ternyata larutan
elektrolit dan nonelektrolit itu begini,
jadi buat pengalaman bu..
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Karena mudah dipahami,
jadi dengan alat yang sederhana juga
kita mudah memahami apa itu larutan
elektrolit dan nonelektrolit.
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja semua atau tidak
Semuanya bekerja bu... jadi tugasnya di
bagi-bagi. Kalau saya membuat larutan,
mengecek larutan dengan lakmus dan
mengetes larutan bu... yang lainnya ada
yang merangkai alat dan yang lainnya
159


6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Awalnya kesulitan bu... waktu mengisi
tabel dan menguji larutan dengan
lakmus, tapi kesini-sininya
alahmdulilah kesulitan itu berkurang
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Efektif, karena bisa menambah
pengetahuan dan memberi wawasan
kepada kita juga yang lain kalau kimia
itu bukan dengan tulisan aja karena
kimia efektif dilakukan dengan
praktikum
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Tidak sesering mungkin bu... sesuai
dengan materinya aja bu... tapi tidak
tahu bagaimana pendapat temen yang
lain ini menurut saya bu...
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok I ada jawaban
NaOH termasuk asam? dan reaksi
ion HCl tidak di jawab untuk
yang lainnya sudah benar.
Kenapa?
Aduh... waktu itu pusing bu, dan saya
tidak tahu juga terus terburu-buru takut
waktunya habis.... jadi bingung gitu bu
tapi untuk melihat asam, basa dan netral
di lihat dari perubahan kertas lakmus.
tapi untuk HCl kelalaian bu... karena
tidak di cek dan tidak dilihat lagi, jadi
lupa tidak diisi
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan di pertemuan ke II? Di
situ ada jawaban semua ion dan
senyawa kovalen dapat
menghantarkan listrik?
a. Waktu menguji bagaimana
Iya bu saya tidak sempet baca-baca
lagi.... dan bingung bu...



Siswa: kalau alkohol tidak nyala dan
160


perbedaan cuka dan alkohol?


b. Jadi kesimpulannya apa?



tidak ada gelembung bu... kalau cuka
tidak nyala tetapi ada gelembung
sedikit bu???
Oh iya bu... Jadi semua ion dapat
menghantarkan listrik tetapi tidak
semua kovalen dapat menghantarkan
listrik.

Kelompok II
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Senang, kalau kimia hanya tulisan saja
kita cuma menghayal bu... jadi kalau
dengan praktikum kimia jadi lebih jelas
bu...
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Pernah, ya tidak sesering mungkin juga
bu...
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!

Kesannya rame bu.. jadi kita lebih tahu
contoh contoh larutan elektolit dan
nonelektrolit seperti HCl termasuk
larutan elektrolit
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Jadi lebih fokus karena
kita bias melihat langsung dan tidak
menghayal.
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
Bekerja semua, kalau saya menulis
larutan larutan bu.. yang lainnya ada
yang yang merangkai ada juga yang
membuat larutan
161


bekerja semua atau tidak
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Kesulitan bu.. kesulitannya waktu
merangkai alat rangkaian listrik bu..
laki-lakinya tidak bias semua, tapi
setelah di coba lagi jadi bisa bu...
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Tergantung pelajarannya bu...
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Tidak perlu... misalnya dalam seminggu
ada 2 kali pertemuan bu.. nah
pertemuan pertama penjelasannya dan
pertemuan kedua prakteknya.
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok I ada jawaban
NaOH termasuk asam? dan reaksi
ion HCl tidak di jawab, Kenapa?
Lupa bu... LKS nya bukan saya yang
mengisi bu...
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan di pertemuan ke II? Di
situ ada jawaban semua ion dan
senyawa kovalen dapat
menghantarkan listrik?
a. Waktu menguji bagaimana
perbedaan cuka dan alkohol?

b. Jadi kesimpulannya apa?


Iya bu karena pusing jadi ketukar




Cuka nyala redup dan gelembungnya
sedikit, kalau alkohol tidak nyala tidak
bergelembung bu...
semua ion dapat menghantarkan listrik
tetapi tidak semua kovalen dapat
menghantarkan listrik bu...

162


Kelompok III
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!
Sangat senang sekali bu... karena selain
membantu juga bisa lebih meyakinkan
kita misalnya mereaksikan sesuatu jadi
kita lebih yakin jika dipraktekan.
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Selama mengajar baru 2 kali praktikum.
yang pertama tentang Hukum
kekekalan massa dan yang kedua
tentang reaksi kimia. cara mengajar
bapak itu sangat baik dan perhatian
sekali, bukan galak tetapi tegas dan
sering memberikan teguran kalau ada
yang ngobrol sehingga mau
memperhatikan
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!

Menyenangkan sekali, karena saya
belum memperkirakan bagaimana
reaksi-reaksi dan larutan-larutan
bekerja. Seperti lampu menyala, ada
gelembung jadi lebih nyata sehingga
saya belum pernah mengira, jadi lebih
meyakinkan bu...
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Sangat menarik sekali bu... ya karena
saya suka sekali praktikum
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja semua atau tidak
Semuanya bekerja bu... meskipun ada
yang mengobrol seharusnya jagan
banyak mengobrol dan bermain.
kegiatannya, merangkai alat sampe bisa
menyala, mengelompokan cairan yang
163


akan diuji, menguji larutan,
menganalisa dsb.
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Ya tidak terlalu sulit dan tidak terlalu
mudah juga. Sulitnya karena saya
belum hafal rumus kimia, kadang-
kadang bingung dan bertanya-tanya apa
reaksinya.
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Sangat efektif sekali, seperti tadi juga
selain lebih meyakinkan tentang apa
yang kita duga bahkan yang belum kita
duga. kita tahu teori tetapi belum tahu
selanjutnya bagaimana
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Perlu, kalau emang perlu dilakukan
seperti yang berhubungan dengan
rumus-rumus.
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok III ada jawaban
NaOH termasuk asam dan HCl
termasuk basa? Kenapa bisa
demikian?
Jujur saya yang pertama karena buru-
buru, ribet dan yang kedua pikiran
kami lagi kacau dan kurang tau jadi
buyar. Tapi melihat asam, basa da
netral dilihat dari perubahan kertas
lakmus biru dan merah bu...
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan sudah bagus tapi ada
reaksi ion HCl belum di isi
Karena terburu-buru dan kami
tinggalkan dulu dan pas mau
dikumpulkan. Ternyata tidak di cek
lagi, jadi karena keteledoran kami.




164


Kelompok IV

No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!

Senang, soalnya kalau belajar kimia
sambil ada praktikumnya kita tidak
jenuh dan mudah mengingatnya
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Jarang, Cuma beberapa kali
Bapak itu selama mengajar suka jenuh
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!

Kesannya rame, dan seru
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Karena akan menambah
wawasan kita jadi tidak terfokus ke
buku dan lebih menjelaskan
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja semua atau tidak
Semuanya bekerja bu... saya membuat
larutan dan menulis pengisian LKS,
pokonya tugasnya itu di bagi-bagi
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
Saya sempet pusing bu... karena waktu
menulis cuma berdua.
165


apa alasanmu?
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Efektif, tapi harus seimbang antara
praktetikum dan metode lainnya
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Seimbang aja anatara materi dan
praktikum
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok IV ada jawaban
NaOH termasuk asam? dan reaksi
ionHCl. . Kenapa?
Ketukar bu... tapi melihat asam, basa
dan netral kan dari perubahan lakmus
bu...
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan sudah lumayan oke
tapi untu reaksi ion HCl kenapa
tidak diisi?
Terburu-buru bu karena mau
dikumpulin



Kelompok V
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!

Saya merasa senang karena menurut
orang kimia itu sesuatu yang abstrak
jadi belajarnya itu tidak keliatan seperti
atom-atom yang bentuknya kecil, jadi
dengan kimia kita bisa mengerti
bagaimana larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Pernah sih pernah jadi tidak sering dan
tidak rutin setiap masuk melaksanakan
praktikum
166


3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!

Praktikum itu asyik, kita bisa sambil
mencoba, kita juga bisa berpengalaman,
selain itu kita bisa merasakan sendiri
dan lebih mengerti apakah larutan
elektrolit dan nonelektrolit
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Karena kita bisa
berpengalaman dan lebih mengerti
dengan melaksanakan praktikum.
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
bekerja semua atau tidak
Kegiatan saya membantu merangkai
alat daya hantar listrik dan mencatat
semua hasil praktikum. Semuanya
bekerja bu...
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Karena dikerjakan bersama jadi lebih
mudah, karena sesuatu yang sulit kalau
dikerjakan bersama-sama menjadi lebih
mudah.
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Praktikum itu baik dan efektif supaya
lebih jelas.
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Sedang-sedang saja, ya seimbang bu...
9 Untuk pertanyaan tentang asam,
basa dan netral untuk kelompok V
sudah bagus? Dikerjakan
bersama-sama apa sendiri?
Dikerjakaan bersama-sama bu...
167


10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan senyawa ion dan
kovalen sudah mendekati tetapi
untuk kesimpulan di pertemuan
ke-1 seperti terjadi miskonsepsi,
kenapa?
Aduh... lupa bu, saya kira pertanyaan
kesimpulan itu ada hubungannya
dengan pertanyaan sebelumnya.




Kelompok VI
No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah
kamu senang belajar kimia
disertai dengan kegiatan
praktikum? Jelaskan!

Senang, karena dapat menambah
wawasan, kalau tidak ada praktikum
pelajaran kimia tidak akan seimbang
antara materi dan praktikum
2 Apakah selama belajar kimia
gurumu selalu mengadakan
kegiatan praktikum pada proses
belajar? Apa tanggapanmu!
Pernah cuma baru beberapa kali. Bapak
mengajarnya kadang mengasyikan
kadang bikin jenuh juga.
3 Bagaimana kesanmu setelah
melakukan kegiatan praktikum
pada proses belajar? Apa
tanggapanmu!

Senang, karena belajar bisa lebih enjoy
bu... karena percobaan merupakan hal
yang menantang
4 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
menarik atau tidak? Berikan
alasanmu!
Menarik bu. Karena kita bisa melihat
perubahan-perubahan sehingga lebih
nyata dan real
5 Selama kegiatan praktikum
larutan elektrolit dan nonelektrolit
berlangsung kegiatan apa saja
yang kamu lakukan? Apakah
Kegiatan saya merangkai alat daya
hantar listrik yang lainnya membuat
larutan pokoknya salinng saling
membantu bu...
168


bekerja semua atau tidak
6 Apakah selama melaksanakan
praktikum larutan elektrolit dan
nonelektrolit kamu menemukan
kesulitan? Jika ya kesulitan apa
yang kamu hadapi? Jika tidak
apa alasanmu?
Karena saling membantu satu sama lain
jadi lebih mudah.
7 Menurutmu apakah pembelajaran
kimia dengan metode praktikum
efektif untuk dilakukan?
Efektif karena kalau tidak ada
praktikum, kita tidak akan maju,
seimbang antara praktikum sama
materi.
8 Bagaimana pendapatmu apakah
perlu kegiatan praktikum
dilakukan sesering mungkin?
Sedang-sedang saja, ya seimbang
bu...harus seimbang antara praktikum
sama materi.
9 Kenapa waktu pengisiaan LKS
tentang asam, basa dan netral
untuk kelompok VI ada jawaban
NaOH termasuk asam dan HCl
termasuk basa? Kenapa bisa
demikian?
Lupa bu... waktunya sebentar...
Tapi kalau melihat asam, basa dan
netral kan dari perubahan kertas
lakmus.
10 Pada pertanyaan tentang
kesimpulan sudah bagus tapi ada
beberapa yang masih kurang?
Kenapa?
Ya begitu bu... ada yang bisa dijawab
dan susah-susah gampang.




169

Lampiran 11. Jumlah Persentase Keterampilan berpikir kritis Siswa tiap Indikator
NO
Indikator Berpikir
Kritis
No
Sub-indikator Berpikir
kritis
Persentase (%) tiap Kelompok
Jenis
Kategori I II III IV V VI rata-rata
1
Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
1 Mengemukakan
hipotesis
75,0% 56,3% 68,8% 87,5% 82,3% 78,2% 74,6%
Baik
2 Merancang eksperimen 91,7% 66,7% 91,7% 100% 83,3% 91,7% 87,5%
3 Mengemukakan
kesimpulan
75,0% 50,0% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 77,1%
Rata-rata 80,6% 57,7% 78,5% 91,7% 84,4% 85,8% 79,7%
2 Mempertimbangkan
apakah sumber
dapat dipercaya
atau tidak
4 Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7% 88,4%
Sangat
baik
Rata-rata 88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7% 88,4%
3 Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
5 Memberikan penjelasan
sederhana
75,0% 58,3% 75,0% 83,3% 83,3% 75,0% 75,0%
Baik
6 Menyebutkan contoh 66,7% 58,3% 75,0% 100% 100% 75,0% 79,2%
Rata-rata 70,9% 58,3% 75,0% 91,7% 91,7% 75,0% 77,1%
4
Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi
7 Mempertanggungjawab
kan hasil observasi
87,5% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 87,5% 85,4%
Sangat
baik
8 Melaporkan hasil
observasi
90,0% 75,0% 85,0% 100% 100% 90,0% 90,0%
Rata-rata 88,8% 75,0% 86,3% 93,8% 93,8% 88,8% 87,7%
5 Mendefinisikan
istilah dan
pertimbangan suatu
definisi
9 Strategi membuat
definisi dengan
bertindak memberikan
penjelasan lanjut
75,0% 75,0% 75,0% 93,8% 93,8% 75,0% 81,3%
Sangat
Baik
JUMLAH RATA-RATA 80,8% 66,5% 80,9% 93,3% 91,5% 84,1% 82,8%
170


170




Dokumentasi Penelitian
Lampiran 12
171




Dokumentasi Penelitian
127

Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: I
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain
e. Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 75,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS

b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.

Jumlah Persentase 2 75,0%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Melakukan diskusi sebelum praktikum
c. Menemukan informasi dari berbagai sumber
d. Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum

e. Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase

2 3 85,0%
3. Merancang Eksperimen
a. Merangkai alat uji daya hantar listrik
Lampiran 8
128

b. Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan

c. Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 2 1 91,7%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a. Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai

b. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah Persentase 3 75,0%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a. Membuat tabel pengamatan di LKS
b. Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan

b. Membersihkan alat praktikum
c. Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.

Jumlah Persentase 2 1 91,6

Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :

Observer

(Wina Febriyanti)
129

Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: I
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a. Berkumpul bersama kelompok masing-
masing


b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum


d. Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,25
KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya


d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam


e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan


f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar


Jumlah Persentase

5 2 92,8
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda


b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
130

tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan


Jumlah Persentase
3 2 90,0
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik


b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik


c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.


d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda


Jumlah Persentase
1
4 75,0
4. Mengemukakan Kesimpulan


a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan


Jumlah Persentase 2 75,0
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya


b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.


c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah


d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.


Jumlah Persentase 4
75,0

6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari


131

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit


c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral


Jumlah Persentase 2 1 66,7
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a. Membersihkan alat praktikum
b. Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.


Jumlah Persentase 2 100

Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:



Observer


(Wina Febriyanti)








132

Pengolahan data Lembar Obsevasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: II
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain
e. Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 75,0
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.

Jumlah Persentase 2 50,0
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 3 2 65,0%
3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
133

b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang sudah
disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 2 1 66,7%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah persentase 1 2 58,3
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 75,0%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.

Jumlah Persentase 2 1 75,0%
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :

Observer

(Wina Febriyanti)

134

Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: II
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing


b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum


d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
1 2 68,8%
KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya


d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam


e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan


f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar


Jumlah Persentase

5 2 67,8%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda


b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
135

tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan


Jumlah Persentase
75,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik


b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik


c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.


d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda


Jumlah Persentase
1
4 62,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan


a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan


Jumlah Persentase 50,0%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya


b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.


c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah


d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.


Jumlah Persentase 4
75,0%

6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari


136

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit


c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral


Jumlah Persentase

1 2 58,3%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.


Jumlah Persentase 2 75,0%

Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:



Observer


(Wina Febriyanti)







137

Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: III
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain
e) Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 75,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.

Jumlah Persentase 2 75,0%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 3 2
90,0%

138

3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang sudah
disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 2 1 91,7%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah Persentase 3 75,0%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.

Jumlah Persentase 1 2 83,3%
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :

Observer
(Euis Chusnul )
139

Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: III
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing


b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum


d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,3%
KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya


d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam


e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan


f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar


Jumlah Persentase

4 3 89,3%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda


b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
140

tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan


Jumlah Persentase
2 3 85,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik


b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik


c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.


d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda


Jumlah Persentase

2 2 62,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan


a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan


Jumlah Persentase 2 75,0%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana

e) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya


f) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.


g) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah


h) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.


Jumlah Persentase 4
75,0

6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari


141

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit


c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral


Jumlah Persentase 3 75,0%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.


Jumlah Persentase 75,0%

Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:



Observer


(Euis Chusnul)








142

Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: IV
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain
e) Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.

Jumlah Persentase 2 100%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 4 1
95,0%

143

3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang sudah
disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 3 100%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan
pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu
siswa dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan mengenai suatu penjelasan
pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah Persentase 1 2 83,3%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.

Jumlah Persentase 2 1 91,6
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Catatan observer :

Observer
(Euis Chusnul)
144

Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing


b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum


d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,25
KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya


d) Membuat larutan dan melarutkan zat
terlarut seperti larutan garam


e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan


f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar


Jumlah Persentase

6 1 96,4%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda


b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
145

tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan


Jumlah Persentase
5 100%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan daya
hantar listrik


b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik


c) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika suatu larutan di uji dengan kertas
lakmus.


d) Memperkirakan gejala yang terjadi
ketika menguji jenis larutannya sama
tetap konsentrasinya berbeda


Jumlah Persentase
2
2 87,5%
4. Mengemukakan Kesimpulan


a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan


Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan
sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya


b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.


c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah


d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.


Jumlah Persentase 3 1
93,8%

6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari


146

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit


c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral


Jumlah Persentase 3 100%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.


Jumlah Persentase
2
100%

Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:



Observer


(Euis Chusnul)







147

Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: V
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a. Berkumpul bersama kelompok masing-
masing

b. Mendengarkan dan memperhatikan guru
c. Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain
e. Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.

Jumlah Persentase 1 1 87,5%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 4 1
95,0%

148

3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 1 2 83,3%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan:
yaitu siswa dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan mengenai suatu
penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan
di LKS

Jumlah Persentase 1 2 83,3%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.

Jumlah Persentase 3 75,0%
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Observer

(Entang Suryana)
149

Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing


b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum


d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,25
KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya


d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut
seperti larutan garam


e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan


f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar


Jumlah Persentase

5 2 92,8%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda


b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
150

tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan


Jumlah Persentase
5 100%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan daya hantar
listrik


b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik


c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan kertas lakmus.


d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
menguji jenis larutannya sama tetap
konsentrasinya berbeda


Jumlah Persentase

4 75,0%
4. Mengemukakan Kesimpulan


a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan


Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya


b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.


c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah


d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.


Jumlah Persentase 1 3
93,8%

6. Menyebutkan Contoh
d) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari


e) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit


151

f) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral


Jumlah Persentase 3 100%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.


Jumlah Persentase

75,0%

Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:



Observer


(Entang Suryana S.Pd)









152

Pengolahan Data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan
Kelompok: VI
Pertemuan I
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa
Beri tanda ceklis () Persentase
(%)
4 3 2 1
KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN
a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain
e) Menjawab pertanyaan guru
Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%
KEGIATAN INTI
1. Mengemukakan hipotesis
a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana
dengan bahasanya sendiri dari suatu
pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.

Jumlah Persentase 1 1 87,5%
2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Menemukan informasi dari berbagai
sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah
kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati
Jumlah persentase 4 1
95,0%

153

3. Merancang Eksperimen
a) Merangkai alat uji daya hantar listrik
b) Mencoba alat uji daya hantar listrik
dengan mengji larutan-larutan yang
sudah disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti
menguji kembali larutan-larutan yang
sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 2 1 91,7%
4. Memberikan penjelasan sederhana
a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu
siswa memberikan penjelasan sederhana
fungsi alat uji daya hantar listrik yang
sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa
dapat memfokuskan semua pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan:
yaitu siswa dapat bertanya dan
menjawab pertanyaan mengenai suatu
penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan
di LKS

Jumlah Persentase 3 75,0%
5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi
a) Membuat tabel pengamatan di LKS
b) Mempresentasikan hasil kerja
Jumlah Persentase 1 1 87,5%
KEGIATAN PENUTUP
a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum
c) Membereskan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.

Jumlah Persentase 3 75,0%
Keterangan :
4 = Sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik
Observer

(Entang Suryana)
154

Pengolahan data Lembar Observasi
LEMBAR OBSERVASI
Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa
larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar
Kelompok: IV
Pertemuan kedua
Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang
diamati
Beri tanda ceklis () Persentase
(%) 4 3 2 1
KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-
masing


b) Mendengarkan dan memperhatikan guru
c) Menyimak penjelasan guru tentang
prosedur/langkah kerja yang harus
diperhatikan selama proses praktikum


d) Membaca buku sumber dan referensi lain
Jumlah Persentase
1
3 81,25
KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur
yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Melakukan diskusi sebelum praktikum
c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik
yang sudah di rangkai pada pertemuan
sebelumnya

d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut
seperti larutan garam


e) Mempertimbangkan cara-cara menguji
larutan


f) Menguji larutan secara bergantian
g) Menggunakan alat dengan teknik yang
benar


Jumlah Persentase

6 1 96,4%
2. Melaporkan hasil Observasi
a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda
dan anoda


b) Mengamati nyala lampu
c) Mengamati kertas lakmus
d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam
155

tabel
e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai
pengamatan


Jumlah Persentase
4 1 90,0%
3. Mengemukakan Hipotesis
a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan daya hantar
listrik


b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu
larutan di uji dengan alat daya hantar
listrik


c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
suatu larutan di uji dengan kertas lakmus.


d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika
menguji jenis larutannya sama tetap
konsentrasinya berbeda


Jumlah Persentase

3 1 68,8%
4. Mengemukakan Kesimpulan


a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta
b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki/pengamatan


Jumlah Persentase 2 87,5%
5. Strategi membuat definisi dengan bertindak
memberikan penjelasan sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa
dapat memberikan definisi larutan
elektrolit sesuai dengan pengamatannya


b) Menjelaskan penggolongan larutan
elektrolit yang bersifat asam, basa atau
netral.


c) Menjelaskan penggolongkan larutan
elektrolit kuat dan lemah


d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan
elektrolit dan nonelektrolit dalam
kehidupan sehari-hari.


Jumlah Persentase 1 3
75,0%

6. Menyebutkan Contoh
a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari


b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit
kuat dan lemah dan nonelektrolit


156

c) Menyebutkan contoh larutan yang
bersifat asam, basa dan netral


Jumlah Persentase 3 75,0%
KEGIATAN AKHIR/PENUTUP
a) Membersihkan alat praktikum
b) Membersihkan alat dan bahan yang telah
selesai digunakan.


Jumlah Persentase

75,0%

Keterangan :
4 = sangat baik 2 = kurang baik
3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:



Observer


(Entang Suryana S.Pd)

172

LEMBAR UJI REFERENSI
Judul Skripsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum
No Footnote Paraf Pembimbing
I II

1.




2.




3.


4.




5.



6.





7.




8.





9.


BAB I
Tatag Yuli Eko Siswono. Mendorong berpikir kreatif siswa
melalui pengajuan masalah (problem posing). Jurnal Konferensi
Nasional Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-
27 July 2004. Hal. 74

Fuad Abdul Hamied. Model Pembelajaran Inovatif di Era
Global Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 (Maret 2009)
hal 101.

Mata pelajaran kimia di Program Paket C.
Http://www.dikmenum.go.id diakses 22 Januari 2010 hal 113

Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang
standar kompetensi Kelulusan,
[online],http://www.psb.psma.org/files.SKL.pdf diakses 22 januari
2010 hal 4

Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah, dari
http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf diakses 22 januari 2010


I Waya Redhana. Meningkatkan Ketetampilan Berpikir
kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi
Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli 2003 ISSN 0215-8250. Hal
13

Muchamad Afcariono. Penerapan Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada
Mata Pelajaran Biologi.Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2,
Maret 2008 hal 66.

I Gusti Putu Sudiarta, Pengembangan Pembelajaran
Berpendekatan Tematik Berorientasi Pemecahan Masalah
Matematika Terbuka untuk Mengembangkan Kompetensi Berpikir
Divergen, Kritis dan Kreatif Jurnal FPMIPA, UNDIKSHA
Singaraja, hal.3
Sudaryanto, Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis,
Kajian Kritis Tentang Permasalahan sekitar pembelajaran Bepikir

Lampiran 13
173





10.





11.



Kritis http://pendidikansains.com/2010/02/pembelajaran-
kemampuan-berpikir-kritis.html diakses 22 februari 2010

Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa
dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada
siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran
2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) Analisis Keterampilan
berpikir Kritis Siswa SMA kelas XI pada pembelajaran sistem koloid
melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari
(Bandung : UPI Bandung) hal. 69



1.



2.



3.



4.


5.

6.


7.


8.



9.


10.


11.

BAB II

Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia,
Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif,
(Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8

Anonim, Pengertian Pembelajaran
http:krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-
pembelajaran.

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet 1, hal. 40

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia,
2004), Cet IV hal. 155.

Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 1994), Cet II, hal 131

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000) Cet V. hal 76

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam..., hal.40

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal 75

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar...
hal 75

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2000), ha.l 47

Syaiful Bahri Djamarah, Dkk,. Strategi Belajar Mengajar
hal. 84.

174



12.


13.



14.

15.


16.




17.


18.


19.



20.



21.



22.



23.


24




25.


Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam... hal. 174.

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja
Rosda karya, 2005), Cet.2 hal 110

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar
(Bandung PT Sinar Baru Algensindo, 2000), cet.5. hal 83

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar
Mengajar( Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal 62.

Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa
dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada
siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran
2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan
Islam.. hal. 174

Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia. (Bandung
: IMSTEP JICA, 2000), hal 122

Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan
Kimia Jilid 2 untuk SD, SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung:
Pudak Scientific, 2007) hal v

Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia. (Bandung
: IMSTEP JICA, 2000), hal 122

Suparni. Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa
dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada
siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran
2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Mata pelajaran kimia di Program Paket C.
Http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum/.pdf diakses Januari
2010 hal 113

Alisuf Sabri. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan
Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), hal 76

Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah
pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. Prosedding
Seminar Nasional Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur
Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar,
9-10 Februari 2008 hal 3
Sri Handayani, Pengembangan model Pembelajaran
Interaktif Makhluk Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan
175




26.



27.





28.




29.


30


31.


32


33.




34.



35.


36.



37.




Keterampilan berpikir Rasional siswa SD kelas III, ( Pena Wiyata.
Jurdik & Hum. No 7 tahun IV, September 2005) hal 13

Cece Wijaya, Pendidikan Remedial , Sarana pengembangan
Mutu sumber Daya Manusia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996)
hal 71

Ida Bagus Putu Arnyana, Pengaruh Penerapan Model PBL
Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis
Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi. (Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-
8250. Oktober 2005) hal. 648.

Liliana Sari, Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan
Berpikir Tingkat tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta
Kimia sekolah lanjutan Julrnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi
3 Tahun Vlll, 2003. Hal 175

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,
(Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183

Elika Dwi Murwani, Peran Guru dalam Membangun
Kesadaran kritis siswa Jurnal Pendidikan Penabur -
No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 60.

Mulyati, Arifin, Strategi Belajar MengajarKimia (Bandung:
IMSTEP JICA, 2000) hal.2.

Arief Achmad, Memahami Berpikir "
http:/researchengines.com/1007arief3.html.) hal 1

Liliasari, Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia
menuju Profesionalisme guru.
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5
diakses 10 mei 2010

Elika Dwi Murwani, Peran Guru dalam Membangun
Kesadaran kritis siswa Jurnal Pendidikan Penabur -
No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 62

Arief Achmad, Memahami berpikir Kritis. Hal. 1

I Wayan Redhana, Meningkatkan Keterampilan berpikir
Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Startegi
Pemecahan Masalah(Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja, NO. 3 TH XXXVI Juli 2003) hal 14

M Akshir Ab Kadir, Critical thinking: A family
resemblance in conceptions Jurnal of Education and Humam
Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3

176

38.



39.



40.



41.




42.




43.



44.



45.

46.


47.


48.


49.


50.


51.


I Wayan Redhana, Meningkatkan Keterampilan berpikir
Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Startegi
Pemecahan Masalah(Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja, NO. 3 TH XXXVI Juli 2003) hal 13-14

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,
(Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183

I Gst. Putu Sudiarta. Pengembangan Kompetensi Berpikir
Divergen dan Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika Open-
Ended. (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No
3 TH XXXVIII Juli 2005 ISSN 0215 - 8250) hal 529

Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk
meningkatkan Mutu Pembelajaran.
http://www.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&task=vie
w&id=364&Itemid=435

Perkins C., & Murphy, E. (2006). Identifying and
measuring individual engagement in critical thinking in online
discussions: An exploratory case study. Educational Technology &
Society. hal 299

Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis http://re-
searchengines.com/1007arief3.html diakses: 17 maret 2007 hal 3.

Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. Analisis Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Sistem
KoloidMelalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan
sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15

Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis.hal. 2

Cece Wijaya. Pendidikan Remedial hal . 72-73

Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. KIMIA
Seandainya Kehidupan tanpa Kimia untuk MA/SMA Kelas X
(Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal 104

Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam
jilid I ( Jakarta: Erlangga) hal 372

Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi
kelima Jilid I (Jakarta: Binapura Aksara) hal 168

J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta:
Erlangga, 2004), hal 198.

Michael, Purba.Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2
(Jakarta: Erlangga, 2006), hal 5

177


1.


2.


3.


4.


5.


6.


7.

8.


9.


10.

11.


12.


13.


14.
BAB III
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi,
(Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008) hal 76

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,
2008) Cet Ke-13 hal 29

Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia,
2005) hal 54

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) Cet IX hal 149

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi...
hal 150
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan
Lingkungan. (Jakarta: Kizi Brothers, 2006). Hal 33

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186

Moh Nazir Metode Penelitian.... hal 193-194

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta) Cet XI h.168

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis
Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 105

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ..., h. 178

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9. Hal 262

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatiif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 133
144

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta :
Raja Grafindo Persada, 2008) hal 43




1.





2.
BAB IV

Joyce M.Laurens, Integrasi riset dan desain: Sebuah
pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan Jurnal
Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju
Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35

Suparni. Meningkatkan Kemampuan pemahaman Siswa
dalam mata Pelajaran Fisika melalui metode Eksperimen pada siswa

178





3.



4.
kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran
2006/2007. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk
meningkatkan Mutu Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal

Ida Bagus Putu Arnyana, Pengaruh Penerapan Model PBL
Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis
Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi. (Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-
8250.
Oktober 2005) hal. 648.


Tangerang, 17 Februari 2011
Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II


Dr. Zulfiani, M. Pd Tonih Feronika, M.Pd
NIP.19760309 200501 2 002 NIP.197660107 200501 1 007



SKRIPSI
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
DENGAN METODE PRAKTIKUM
OLEH:
HERTI PATMAWATI
(105016200539)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan IPTEK yang sangat pesat sehingga
diperlukan SDM yang memiliki keterampilan tinggi
diantaranya keterampilan berpikir kritis
Tujuan standar kompetensi kelulusan pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
diantaranya mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik
Salah satu tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di
SMA /MA yaitu diantaranya memupuk sikap ilmiah
yang mencakup bersikap kritis terhadap pertanyaan
ilmiah
Guru lebih banyak menekankan pada aspek
pengetahuan dan pemahaman sehingga siswa
kurang terlatih untuk mengembangkan daya
nalarnya sehingga kemampuan berpikir kritis
siswa kurang dapat berkembang dengan baik
Sikap peserta didik yang pasif
Guru lebih terfokus pada penyelesaian materi
dan kurangnya pemahaman tentang metode
yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis
Alternatif mengenai metode pembelajaran
yang dapat mendorong berpikir kritis salah
satunya metode praktikum
Melalui metode praktikum siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
mengenai suatu objek, keadaan atau proses
sesuatu
Metode praktikum tidak hanya mempersoalkan
hasil akhirnya tetapi bagaimana proses berpikir
tersebut dapat ikut berkembang
B. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya Keterampilan berpikir kritis siswa
SMA pada pembelajaran kimia.
2. Guru banyak menekankan siswa pada aspek
pengetahuan dan pemahaman dalam
pembelajaran sehingga siswa kurang terlatih
untuk mengembangkan daya nalarnya.
3. Banyak peserta didik yang pasif dan kurang
mampu mengembangkan informasi yang
diperoleh.
4. Kategori keterampilan berpikir kritis siswa SMA
kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit masih perlu di kembangkan
C. Pembatasan Masalah
1. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah menurut R.
Ennis yang meliputi:
keterampilan menginduksi dan menentukan hasil
induksi
keterampilan mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak,
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan,
keterampilan mengobservasi dan mempertimbangkan
laporan observasi, serta
keterampilan mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi.
2. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi
pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah
metode praktikum
D. Rumusan Masalah
Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis
siswa SMA kelas X pada pembelajaran larutan
elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan
nonelektrolit melalui metode Praktikum.
F. Manfaat Penelitian
1. Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
masukan dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep
larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode
praktikum.
2. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan
prasarana belajar dalam menunjang peningkatkan kualitas
belajar siswa.
3. Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam
memahami materi pelajaran kimia yang diberikan dan
memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya
4. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai
referensi untuk mengetahui metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK
1. Hakikat Pembelajaran
2. Pengertian Metode Mengajar
3. Metode Praktikum
4. Hakikat ilmu Kimia
5. Pengertian Berpikir
6. Pengertian Berpikir kritis
7. Konsep Larutan elektrolit dan
nonelektrolit
Pembelajaran adalah proses interaksi antara
siswa dengan lingkungannya yang
mengakibatkan perubahan perilaku kearah
yang lebih baik.
Metode mengajar adalah suatu jalan atau cara
yang tersusun secara sistematis yang
digunakan oleh guru untuk menyajikan materi
pelajaran secara efektif dalam membantu siswa
memperoleh keterampilan-keterampilan, sikap,
minat, dan nilai-nilai yang diinginkan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Metode Praktikum adalah suatu kegiatan
pembelajaran berupa praktik yang
menggunakan alat-alat tertentu, dimana
kegiatan praktikum ini dapat melatih
keterampilan, kemampuan dan sikap secara
bersama-sama.
Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan
dengan komposisi, stuktur dan sifat,
perubahan, dinamika dan energenika zat.
Keterampilan berpikir adalah kemampuan
seseorang untuk memecahkan atau mengatasi
berbagai permasalahan, bagaimana proses
pengeksploitasian fakta atau gejala menjadi
hasil baru yang positif bagi dirinya maupun
lingkungannya.
Keterampilan berpikir kritis merupakan sebuah
proses yang terarah dan jelas yang digunakan
dalam keadaan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi dan melakukan penelitian
ilmiah.
Jadi berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan
kearah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih,
mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah yang
lebih sempurna.
Indikator berpikir kritis menurut R. Ennis
1. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan
pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan tentang suatu penjelasan),
2. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan
apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan hasil observasi),
3. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi,
membuat dan menentukan nilai pertimbangan),
4. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah
dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi
asumsi),
5. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan,
berinteraksi dengan orang lain).
Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik, dengan data
percobaan berupa bola lampu menyala dan
timbul gelembung gas disekitar elektrode.
Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH,
larutan HCl.
Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang dapat
tidak dapat menghantarkan arus listrik, dengan
data percobaan berupa bola lampu tidak
menyala dan tidak timbul gelembung gas
disekitar elektrode. Contohnya: air suling,
larutan etanol 70%, larutan gula.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian:
tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri
3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat
Waktu penelitian:
pada semester genap yaitu pada tanggal 29
Maret - 20 April 2010
Subjek Penelitian: Siswa kelas X-5 SMAN 3 Kota
Tasikmalaya dengan jumlah siswa 44 orang yang
terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan
Teknik Pengambilan dengan Pusposive Sampling
yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan
(judgment) tertentu
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif yaitu mendeskripsikan atau memberikan
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian :
peneliti berperan sebagai guru dan guru mata
pelajaran serta teman sejawat berperan sebagai
observer.
Instrumen Penelitian
LKS sebagai Penunjang
Lembar Observasi
Angket/kuesioner
Wawancara

No Indikator Keterampilan Berpikir Kritis


siswa menurut R. Ennis
Sub-indikator Keterampilan berpikir
Kritis siswa menurut R. Ennis
1. Menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis
Merancang Eksperimen
Mengemukakan Kesimpulan
2. Mempertimbangkan apakah sumber
dapat dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan Penggunaan
Prosedur yang tepat
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan Memberikan Penjelasan Sederhana
Menyebutkan contoh
4. Mengobservasi dan mempertimbangkan
hasil Observasi
Mempertangungjawabkan hasil Observasi
Melaporkan hasil Observasi
5. Mendefinisikan Istilah dan
mempertimbangkan suatu definisi
Strategi membuat definisi dengan
bertindak memberikan penjelasan lanjut
Teknik Pengumpulan data
1. Tahap Persiapan
Menganalisis SK, KD, Silabus, membuat RPP,
Menganalisis Indikator KBKS, Menganalisis
materi Kimia, membuat prosedur percobaan,
membuat instrumen, menguji validasi instrumen,
mengujicoba instrumen dll
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian berlangsung 4 kali pertemuan
3. Tahap Pengolahan data
Pengumpulan Lembar Observasi, pemeriksaan
LKS untuk menjaring siswa yang akan
diwawancara, Angket , wawancara, membuat
kesimpulan
Uji validitas oleh pakar pendidik dan uji
reabilitas
Teknik analisis data : analisis deskriptif kuantitatif
yaitu menganalisis data dengan cara mencari
jumlah frekwensi dan mencari jumlah
persentasenya.
Skala pengukuran:
4 = sangat baik (25,00%- 43,75%)
3 = baik (43,76%-62,50%)
2 = kurang baik (62,56%-81,25%)
1 = sangat kurang baik (81,26%- 100,0%)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data kualitatif lembar Observasi Pertemuan pertama
No Indikator Berpikir
kritis Menurut Ennis
Sub Indikator Persentase
(%)
Jumlah
keseluruhan
1 Menginduksi dan
mempertimbangkan
hasil induksi
Mengemukakan hipotesis 77,1% 83,2%
Merancang Eksperimen 87,5%
2 Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
87,5% 87,5%
3 Bertanya dan
menjawab pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0% 75,0%
4 Mengobservasi dan
mempertimbnagkan
laporan observasi
Mempertanggungjawabkan
hasil observasi.
85,4% 85,4%
Hasil persentase pertemuan kedua
No Indikator berpikir
kritis menurut Ennis
Sub Indikator Persentase Jumlah
keseluruhan
1 Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
Mengemukakan hipotesis 71,8% 75,8%
Mengemukakan
kesimpulan
77,1%
2 Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur
yang tepat
89,2% 89,2%
3 Bertanya dan menjawab
pertanyaan
Menyebutkan contoh 79,2% 79,2%
4 Mengobservasi dan
mempertimbangkan
laporan observasi
Melaporkan hasil
observasi
90,0% 90,0%
5 Mendefinisikan istilah
dan mempertimbangkan
suatu definisi
Strategi membuat definisi
dengan bertindak
memberikan penjelasan
lanjut
81,3% 81,3%
Hasil Persentase secara keseluruhan
no Indikator berpikir kritis
menurut Ennis
Sub Indikator berpikir Kritis Persentase Jumlah %
keseluruhan
1 Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
Mengemukakan Hipotesis 74,5% 79,7%
Merancang Eksperimen 87,5%
Mengemukakan kesimpulan 77,1%
2 Mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya
atau tidak
Mempertimbangkan
penggunaan prosedur yang
tepat
88,4% 88,4%
3 Bertanya dan menjawab
pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
75,0% 77,1%
Menyebutkan contoh 79,2%
4 Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
Mempertanggungjawabkan
hasil observasi
85,4% 87,7%
Melaporkan hasil observasi 90,0%
5 Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan suatu
definisi
Strategi membuat definisi
dengan bertindak memberikan
penjelasan lanjut
81,3 81,3
Jumlah rata-rata (%) 82,8
Berdasarkan tabel di atas
Indikator 1 berada pada kategori baik
Indikator 2 berada pada kategori sangat baik
Indikator 3 berada pada kategori baik
Indikator 4 berada pada kategori sangat baik
Indikator 5 berada pada kategori sangat baik
Jadi Jumlah rata-rata keseluruhan yang didapat adalah
82,8 % hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir
kritis siswa kelas X-5 pada pembelajaran larutan
elektrolit dan nonelektrolit tegolong sangat baik
hasil ini diperkuat dengan data angket dengan nilai rata-
rata keseluruhan sebesar 75,34%
Grafik nilai kseluruhan KBKS dengan Lembar Observasi
70
72
74
76
78
80
82
84
86
88
90
Jumlah rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis
indikator 1
indikator 2
indikator 3
indikator 4
indikator 5
Grafik nilai rata-rata keseluruhan KBKS dengan angket
66
68
70
72
74
76
78
80
Nilai keseluruhan KBKS dengan angket
indikator 1
indikator 2
indikator3
indikator 4
indikator 5
Kesimpulan
Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa
pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
metode praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan
berpikir kritis rata-rata sebanyak 82,8%.
Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui
metode praktikum terdiri dari lima indikator yaitu
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipecaya atau tidak
diperoleh sebesar 88,4%, indikator mengobservasi dan
mempertimbangkan laporan observasi diperoleh sebesar
87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan
suatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar
79,7%, serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan
diperoleh sebesar 77,1%.
Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis
yang banyak dikembangkan adalah indikator
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak
dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi dengan jumlah persentase diatas 85%.
Sebagian besar siswa menyenangi
pembelajaran kimia dengan metode
praktikum, karena pembelajaran ini banyak
melibatkan siswa. Pembelajaran dengan
metode praktikum membuat siswa menjadi
lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan
melalui pengalaman langsung serta dapat
melatih kemampuan berpikir kritis siswa
melalui kegiatan percobaan yang melibatkan
kemampuan siswa dalam
mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi, me
narik kesimpulan dan memberikan penjelasan
lanjut.
SARAN
Pelaksanaan pembelajaran melalui metode
praktikum dengan bahan sehari-hari sebaiknya
sering dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran disekolah karena dapat melatih
keterampilan berpikir kritis siswa.
Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan
suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau
peristiwa.
Untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritis siswa kegiatan pembelajaran serupa
dapat diimplementasikan lebih terutama oleh
guru-guru kimia.
Diharapkan siswa-siswi tingkat SMA
umumnya, dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis pada kegiatan
pembelajaran dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai bekal untuk
menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta arus globalisasi.
Wasalamuaikum
warahmatullahiwabarokaatuh

Anda mungkin juga menyukai