dan laju
pertumbuhan penduduknya 1 % pertahun. Pada model populasi logistik dipilih model populasi logistik IV
dengan bentuk persamaannya
.
b. Kasus
d b
k k >
Jika
d b
k k > maka 0 > =
d b
k k k , sehingga persamaan (1.1) menjadi:
0 ) ( > = t kP
dt
dP
dt t kP dP ) ( =
} }
=
=
dt dP
kP
dt dP
kP
1
1
0
0 , ) (
) ( ln
ln
1
) (
=
> = =
=
+ =
+ =
+
dt
dP
e C Ce t P
e P
c t k P
c t P
k
kc kt
c t k
Jadi solusi untuk persamaan di atas adalah
. 0 , ) ( > = =
kc kt
e C Ce t P
c. Kasus
d b
k k <
Jika
d b
k k < maka 0 < =
d b
k k k , sehingga persamaan (1.1) menjadi:
0 ) ( < = t kP
dt
dP
Solusi untuk persamaan tersebut dapat diperoleh seperti pada kasus 2, yaitu . (Jannah,
2008 : 40).
1.2. Model Populasi Logistik
Model populasi logistik adalah model pertumbuhan yang memperhitungkan faktor
logistik berupa ketersediaan makanan dan ruang hidup. Model ini mengasumsikan bahwa
pada waktu tertentu jumlah populasi akan mendekati titik kesetimbangan (equilibrium).
Pada titik ini jumlah kelahiran dan kematian dianggap sama sehingga grafiknya
mendekati konstan. Bentuk yang paling sederhana untuk laju pertumbuhan relatif yang
mengakomodasi asumsi ini adalah
|
.
|
\
|
=
K
P
k
dt
dP
P
1
1
Kalikan dengan P, maka diperoleh model untuk pertumbuhan populasi yang dikenal
persamaan diferensial logistik :
4
|
.
|
\
|
=
K
P
kP
dt
dP
1
(1.2)
Perhatikan dari persamaan (1.2) bahwa jika P kecil dibandingkan dengan K, maka
mendekati 0 dan
, sehingga
negatif,
sehingga
=
+
=
(Stewart, 2003 : 39).
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk
mengaplikasikan persamaan diferensial model populasi kontinu pada pertumbuhan penduduk
di Jombang khususnya model populasi eksponensial dan model populasi logistik.
Dalam penelitian ini, data data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Observasi dilakukan untuk mengetahui model
populasi kontinu yang digunakan BPS Jombang dalam memprediksi jumlah populasi penduduk
pada tiap periode sensus penduduk. Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada lembar
pedoman wawancara untuk menggali data mengenai model populais yang diteliti. Dokumen
yang digunakan bersumber dari buku dan internet serta dokumentasi yang berkaitan dengan
penelitian ini.
Objek yang diteliti adalah model populasi kontinu yang diterapkan BPS Jombang.
Instrumen yang digunakan adalah peneliti sebagai instrumen utama serta lembar pedoman
wawancara dan katalog Jombang dalam angka sebagai instrumen pendukung.
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data mengenai
persamaan diferensial dan data jumlah penduduk Jombang dari hasil sensus penduduk sejak
tahun 1971-2010. Setelah data terkumpul dan dipilah-pilah, data dari hasil penelitian kemudian
dimodelkan dalam bentuk persamaan diferensial.
Hasil akhir yang diperoleh adalah model populasi eksponensial dan model populasi
logistik yang diperkirakan cocok dengan data sesungguhnya serta mengetahui keakuratan
model populasi logistik untuk memprediksi jumlah penduduk Jombang pada periode sensus
penduduk 2020 bila dibandingkan dengan model populasi eksponenesial yang telah diterapkan
oleh BPS Jombang sebelumnya.
5
3. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
Data dari hasil penelitian yang diperoleh dari berupa data jumlah penduduk kabupaten
Jombang dari hasil Sensus Penduduk sejak tahun 1971-2010. Berikut ini adalah tabel 1 yang
menyatakan jumlah penduduk kabupaten Jombang :
Tabel 1. Daftar Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang
Tahun Jumlah Penduduk
1971 812.485
1980 941.986
1990 1.048.805
2000 1.126.930
2010 1.202.407
Dari tabel 1 di atas terlihat bahwa sejak tahun 1971-2010 jumlah penduduk kabupaten
Jombang mengalami kenaikan. Secara umum terlihat dari awal tahun pada tabel bila
dibandingkan dengan akhir tahun pada tabel telah terjadi kenaikan jumlah penduduk.
3.1 Penyelesaian Model Populasi Eksponensial
Untuk menentukan model eksponensial dengan data jumlah penduduk Jombang
seperti yang tertera pada tabel 1 di atas, sebelumnya diasumsikan terlebih dahulu bahwa
waktu (t) diukur dalam tahun dan dimisalkan t = 0 pada tahun 1971. Maka syarat awal
adalah P(0) = 812.485, sehingga masalah nilai awal adalah:
485 . 812 ) 0 ( , = = P kP
dt
dP
dan solusi dari persamaan di atas adalah
kt
e t P 485 . 812 ) ( = (3.1)
Berikut ini adalah hasil dari model eksponensial diantaranya:
1. Model eksponensial I, bentuk persamaannya
) ( 0164325 , 0
485 . 812 ) (
t
e t P =
, dengan
laju pertumbuhan relatifnya adalah sekitar 1,6% per tahun.
2. Model eksponensial II, bentuk persamaannya
) ( 013437 , 0
485 . 812 ) (
t
e t P =
, dengan
laju pertumbuhan relatifnya adalah sekitar 1,3 % per tahun.
3. Model eksponensial III, bentuk persamaannya
) ( 01128 , 0
485 . 812 ) (
t
e t P =
, dengan
laju pertumbuhan relatifnya adalah sekitar 1,1 % per tahun.
4. Model eksponensial IV, bentuk persamaannya
) 010051 , 0
485 . 812 ) (
t
e t P = , dengan
laju pertumbuhan relatifnya adalah sekitar 1 % per tahun.
6
Tabel 2. Perbandingan Jumlah Penduduk Jombang
Hasil Sensus dengan Hasil Model Eksponensial
Tahun
Hasil
Sensus
Hasil Model Eskponensial
I II III IV
1971 812.485 812.485 812.485 812.485 812.485
1980 941.986 941.986 916.929 899.301 889.408
1990 1.048.805 1.110.222 1.048.798 1.006.684 983.450
2000 1.126.930 1.308.504 1.199.632 1.126.891 1.087.434
2010 1.202.407 1.542.199 1.372.158 1.261.450 1.202.414
Gambar 1. Grafik Perbandingan Hasil Sensus dengan Hasil Model Eksponensial.
Berdasarkan Tabel 2 dan grafik dalam gambar 1 model eksponensial IV lebih
akurat dalam periode waktu yang lebih panjang bila dibandingkan dengan model
eksponensial I, II dan III yang semakin tidak akurat setelah sekitar 20 tahun. Hal ini
terbukti pada saat sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk dari hasil model
populasi eksponensial IV memiliki selisih 7 dengan data sesungguhnya. Sehingga model
populasi eksponensial IV bisa digunakan oleh BPS Jombang untuk memproyeksikan
jumlah penduduk Jombang pada periode sensus penduduk 2020.
3.2 Penyelesaian Model Populasi Logistik
Berdasarkan tabel 1 di atas mengenai data penduduk Jombang menurut kecamatan
hasil sensus penduduk antara tahun 1971 2010, peneliti melakukan simulasi model
pertumbuhan penduduk dengan menggunakan persamaan logistik sebagai berikut
Misalkan diasumsikan untuk kapasitas tampungnya yaitu K = 2.000.000, dan P(0)=
812.485 sebagai nilai awal. Dengan mensubtitusikan nilai K ke solusi persamaan logistik
di atas maka diperoleh solusi persamaan logistik sebagai berikut :
7
) (
485 . 812
485 . 812 000 . 000 . 2
1
000 . 000 . 2
) (
1
) (
t k
kt
e
t P
Ae
K
t P
|
.
|
\
|
+
=
+
=
) (
46158 , 1 1
000 . 000 . 2
) (
t k
e
t P
+
=
(3.2)
Berikut ini adalah hasil dari model logistik diantaranya:
1. Model logistik I, bentuk persamaannya
) )( 0293 , 0 (
46158 , 1 1
000 . 000 . 2
) (
t
e
t P
+
=
, dengan
laju pertumbuhan relatifnya adalah sekitar 2,9% per tahun.
2. Model logistik II, bentuk persamaannya
) )( 0251160 , 0 (
46158 , 1 1
000 . 000 . 2
) (
t
e
t P
+
=
,
dengan laju pertumbuhan relatifnya adalah sekitar 2,5% pertahun.
3. Model logistik III, bentuk persamaannya
) )( 0218880 , 0 (
46158 , 1 1
000 . 000 . 2
) (
t
e
t P
+
=
,
dengan laju pertumbuhan relatifnya 2,2% pertahun.
4. Model logistik IV, bentuk persamaanya
) )( 02025641 , 0 (
46158 , 1 1
000 . 000 . 2
) (
t
e
t P
+
=
,
dengan laju pertumbuhan relatifnya 2 % pertahun.
Tabel 3. Daftar Perbandingan Jumlah Penduduk Jombang
Hasil Sensus dan Hasil Model Logistik.
Tahun
Hasil
Sensus
Hasil Model Logistik
I II III IV
1971 812.485 812.485 812.485 812.485 812.485
1980 941.986 941.987 923.413 908.990 901.713
1990 1.048.805 1.088.006 1.048.804 1.018.176 1.002.677
2000 1.126.930 1.230.339 1.172.675 1.126.930 1.103.586
2010 1.202.407 1.363.454 1.291.315 1.232.715 1.202.407
8
Gambar 2. Grafik Perbandingan Hasil Sensus dengan Hasil Model Logistik.
Berdasarkan Tabel 3 dan grafik dalam Gambar 2, model Logistik IV lebih akurat
dalam periode waktu yang lebih panjang bila dibandingkan dengan model logistik I, II
dan III yang semakin tidak akurat setelah sekitar 20 tahun. Hal ini terbukti pada saat
sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk dari hasil model populasi logistik IV
sama dengan data sesungguhnya. Sehingga model populasi logistik IV bisa digunakan
oleh BPS Jombang untuk memprediksi jumlah penduduk Jombang pada periode sensus
penduduk 2020.
3.3 Perbandingan Model Populasi Eksponensial dan Model Populasi Logistik
Berdasarkan penyelesaian kedua model populasi di atas diperoleh model populasi
kontinu yang memiliki keakuratan yang cukup signifikan dengan data sesungguhnya
(data hasil sensus penduduk oleh BPS Jombang) yaitu model eksponensial IV yang
memiliki solusi persamaan
) ( 010051 , 0
485 . 812 ) (
t
e t P =
dengan laju pertumbuhan penduduk
1 % pertahun dan model logistik IV yang memiliki solusi persamaan
) )( 0202564 , 0 (
46158 , 1 1
000 . 000 . 2
) (
t
e
t P
+
=
dengan laju pertumbuhan penduduk 2 % pertahun.
Berikut ini adalah tabel 4 dan grafik 3 yang menyajikan perbandingan jumlah
penduduk hasil sensus dengan hasil model eksponensial IV dan model logistik IV.
Tabel 4. Daftar Perbandingan Jumlah Penduduk Jombang
Hasil Sensus dengan Hasil Model Eksponensial dan Logistik.
Tahun Hasil Sensus
Hasil Model
Eksponensial Logistik
1971 812.485 812.485 812.485
1980 941.986 889.408 901.713
1990 1.048.805 983.450 1.002.677
2000 1.126.930 1.087.434 1.103.586
2010 1.202.407 1.202.414 1.202.407
9
Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Sensus
dengan Hasil Model Eksponensial dan Logistik.
Model eksponesial IV dan model logistik IV di atas bisa digunakan untuk
memprediksi jumlah penduduk Jombang pada sensus penduduk 2020. Prediksi jumlah
penduduk Jombang pada sensus penduduk 2020 berdasarkan hasil model eksponensial IV
sebesar 1.329.550 jiwa. Pada model logistik IV, prediksi jumlah penduduk Jombang pada
sensus penduduk sebesar 1.297.270 jiwa.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan:
1. Persamaan diferensial model populasi kontinu jika diaplikasikan pada pertumbuhan
penduduk Kabupaten Jombang dapat diperoleh dengan dua model populasi yaitu
model populasi eksponensial dan model populasi logistik. Untuk model populasi
ekponensial yang diperkirakan cocok dengan data hasil sensus penduduk oleh BPS
Jombang adalah model populasi eksponensial IV yang memiliki solusi persamaan
) ( 010051 , 0
485 . 812 ) (
t
e t P =
dengan laju pertumbuhan penduduk 1 % pertahun.
Demikian halnya dengan model populasi logistik yang sesuai dengan data hasil sensus
penduduk oleh BPS Jombang adalah model populasi logistik IV yang memiliki solusi
persamaan
) )( 0202564 , 0 (
46158 , 1 1
000 . 000 . 2
) (
t
e
t P
+
=
dengan laju pertumbuhan penduduk 2 %
pertahun.
2. Model logistik lebih akurat dan lebih realistik untuk memprediksi jumlah penduduk
Jombang pada suatu waktu tertentu jika dibandingkan dengan model populsi
eksponensial. Prediksi jumlah penduduk Jombang pada sensus penduduk 2020
10
berdasarkan hasil model eksponensial IV sebesar 1.329.550 jiwa, untuk model logistik
IV sebesar 1.297.270 jiwa.
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka peneliti menyarankan bagi
pembaca, khususnya mahasiswa untuk mengembangkan hasil penelitian ini melalui
metode metode lain yang diterapkan berdasarkan aturan persamaan diferensial dalam
menentukan model pertumbuhan penduduk sehingga bisa digunakan untuk memprediksi
jumlah penduduk di suatu wilayah pada suatu waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Jannah, Arina Firdausil. 2008. Analisis Persamaan Diferensial Model Populasi Kontinu untuk
Spesies Tunggal. (http://lib.uin-malang.ac.id. Diakses tanggal 1 Januari 2013).
Katalog BPS. 2012. Kabupaten Jombang Dalam Angka 2012. Jombang : BPS Jombang.
Martono, Koko. 1999. Kalkulus. Jakarta : Erlangga
Purcell, Edwin J., Dale Varberg and Steven E. Rigdon. 2004. Kalkulus Edisi Kedelapan.
Terjemahan oleh I Nyoman Susila, Ph.D. Bandung: Erlangga.
Stewart, James. 2003. Kalkulus Edisi ke-4 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Wahyullah, Arief. 2009. Model Logistik dengan Penundaan pada Spesies Tunngal. (http://lib.uin-
malang.ac.id. Diakses tanggal 21 Nopember 2012).