Anda di halaman 1dari 165

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REPUBLIK INDONESIA


















MASTER PLAN
PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN
2010 s.d. 2014













Jakarta, Desember 2009
i
SAMBUTAN



Kehidupan masyarakat modern dewasa ini sangat bergantung pada kesediaan
sumber daya energi. Tenaga listrik sebagai salah satu bentuk sumber daya energi
memiliki berbagai kelebihan kualitatif dibandingkan dengan sumber daya energi primer
lainnya. Dengan adanya tenaga listrik, segala aktivitas kegiatan sehari-hari dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat. Sesuai data pemakaian energi final menurut jenis,
pada tahun 2008 tingkat pemakaian tenaga listrik di Indonesia mencapai 14,2% dari
seluruh pemakaian energi final. Persentase ini menempatkan tenaga listrik sebagai
kebutuhan masyarakat nomor tiga setelah Bahan Bakar Minyak (47,1%) dan gas
(21,0%).
Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh konsumen
(energi final), tenaga listrik juga merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk
mencapai sasaran pembangunan nasional dan pengerak roda perekonomian negara.
Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan menjadi prioritas dalam
program pembangunan nasional lima tahun kedepan. Tingginya pertumbuhan
permintaan akan tenaga listrik yang diproyeksikan sebesar 9,1% pertahun dan tidak
dapat diimbangi oleh pertumbuhan penyediaan tenaga listrik telah menyebabkan
timbulnya kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah, yang hal ini
menyebabkan terhambatnya perkembangan ekonomi daerah tersebut dan nasional.
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik sekaligus
penanggulangan kondisi krisis penyediaan tenaga listrik di beberapa daerah, maka
Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral menyusun Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan
2010 s.d. 2014 yang berisikan antara lain kondisi sistem ketenagalistrikan, rencana
penambahan infrastruktur ketenagalistrikan dan kebutuhan investasinya.


Jakarta, Desember 2009
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


ttd


Darwin Zahedy Saleh








ii

PENGERTIAN



1. Pembangkit tenaga listrik adalah pusat kegiatan memproduksi tenaga listrik.
2. Kapasitas terpasang pembangkit adalah kapasitas suatu pembangkit sebagaimana
yang tertera pada plat nama
3. Daya mampu pembangkit adalah kemampuan suatu pembangkit dalam
memproduksi tenaga listrik.
4. Beban Puncak adalah beban tertinggi yang dipasok oleh jaringan atau kepada
pemakai tertentu.
5. Cadangan operasi adalah selisih dari daya mampu pembangkit dengan beban
puncak system.
6. Kondisi Normal/Surplus adalah cadangan operasi sistem lebih besar daripada unit
terbesar pembangkit tenaga listrik dan tidak ada pemadaman.
7. Kondisi Defisit/Negatif adalah cadangan operasi negatif dan pemadaman
sebagian pelanggan tidak dapat dihindarkan.
8. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkitan ke
sistem distribusi atau ke konsumen, atau penyaluran tenaga listrik antar sistem.
9. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi atau
dari pembangkitan ke konsumen.
10. Rasio elektrifikasi adalah jumlah total rumah tangga yang berlistrik dengan total
rumah tangga yang ada.
11. Rasio desa berlistrik adalah perbandingan jumlah total desa yang berlistrik dengan
total desa yang ada.
12. Sistem adalah gabungan antara jaringan dengan semua peralatan pemakai
jaringan yang terhubung ke jaringan.





















iii

SINGKATAN



1. PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap
2. PLTG : Pembangkit Listrik Tenaga Gas
3. PLTGU : Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
4. PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
5. PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air
6. PLTM : Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro
7. PLTS : Pembangkit Listrik Tenaga Surya
8. PLTMH : Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
9. PLTD : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
10. PLTMG : Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
11. GI : Gardu Induk
12. GIS : Gas Insulated Switchgear
13. GWh : Giga Watt Hours
14. IBT : Inter Bus Transformer
15. LB : Line Busbar
16. MVA : Mega Volt Amper
17. MW : Mega Watt
18. kms : Kilometer Sirkuit
19. HSD : High Speed Diesel
20. MFO : Marine Fuel Oil
21. COD : Commercial Operation Date (Tanggal Operasi Komerisial)
22. P3B : Pusat Pengaturan dan Pengendalian Beban

















iv


DAFTAR ISI

Halaman

Sambutan .................................................................................................................. i
Pengertian ................................................................................................................. ii
Singkatan .................................................................................................................. iii
Daftar Isi .................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Visi dan Misi Sektor Ketenagalistrikan .............................................. 2

BAB II KEBIJAKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN NASIONAL .................... 3
2.1 Kebijakan Penyediaan Tenaga Listrik ............................................... 3
2.2 Kebijakan Pemanfaatan Energi Primer
Untuk Pembangkitan Tenaga Listrik ................................................. 4
2.3 Kebijakan Penanganan Listrik Desa dan Misi Sosial ........................ 5
2.4 Kebijakan Lindungan Lingkungan ..................................................... 5
2.5 Kebijakan Standarisasi, Keamanan, Serta Pengawasan .................. 6
2.6 Kebijakan Penanggulangan Krisis Penyediaan Tenaga Listrik ......... 6

BAB III TINJAUAN KONDISI TENAGA LISTRIK NASIONAL ................................ 8
3.1 Kondisi Infrastruktur Ketenagalistrikan Saat ini ................................. 8
3.2 Rasio Elektrifikasi .............................................................................. 12
3.3 Kondisi Permintaan dan Penyediaan Tenaga Listrik ......................... 13
3.4 Prioritas Pengembangan Infrastruktur Ketenagalistrikan ke Depan .. 14

BAB IV RENCANA PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN ............................. 17
4.1 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ............................................... 17
4.2 Provinsi Sumatera Utara ................................................................... 21
4.3 Provinsi Sumatera Barat ................................................................... 26
4.4 Provinsi Riau ..................................................................................... 31
4.5 Provinsi Kepulauan Riau ................................................................... 35
4.6 Provinsi Bengkulu ............................................................................. 39
4.7 Provinsi Jambi ................................................................................... 43
4.8 Provinsi Sumatera Selatan ................................................................ 47
v

4.9 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................ 51
4.10 Provinsi Lampung ............................................................................. 55
4.11 Provinsi Banten ................................................................................. 60
4.12 Provinsi DKI Jakarta .......................................................................... 67
4.13 Provinsi Jawa Barat .......................................................................... 69
4.14 Provinsi Jawa Tengah ....................................................................... 76
4.15 Provinsi D.I. Yogyakarta .................................................................... 82
4.16 Provinsi Jawa Timur .......................................................................... 84
4.17 Provinsi Bali ...................................................................................... 91
4.18 Provinsi Kalimantan Barat ................................................................. 94
4.19 Provinsi Kalimantan Tengah ............................................................. 98
4.20 Provinsi Kalimantan Selatan ............................................................. 102
4.21 Provinsi Kalimantan Timur ................................................................ 106
4.22 Provinsi Sulawesi Utara .................................................................... 111
4.23 Provinsi Gorontalo ............................................................................. 116
4.24 Provinsi Sulawesi Tengah ................................................................. 119
4.25 Provinsi Sulawesi Barat .................................................................... 124
4.26 Provinsi Sulawesi Selatan ................................................................. 127
4.27 Provinsi Sulawesi Tenggara .............................................................. 131
4.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat .......................................................... 135
4.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur .......................................................... 139
4.30 Provinsi Maluku ................................................................................. 144
4.31 Provinsi Maluku Utara ....................................................................... 148
4.32 Provinsi Papua .................................................................................. 150
4.33 Provinsi Papua Barat ........................................................................ 156
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini ketergantungan terhadap ketersediaan energi listrik semakin hari
semakin meningkat. Keberlangsungan berbagai macam bentuk aktivitas di
masyarakat dan sektor industri nasional, sangat tergantung kepada tersedianya
energi listrik. Oleh karena itu sektor ketenagalistrikan mempunyai peranan yang
sangat strategis dan menentukan, dalam upaya menyejahterakan masyarakat dan
mendorong berjalannya roda perekonomian nasional.
Karena peran strategisnya, seyogianya energi listrik tersedia dalam jumlah yang
cukup dengan mutu dan tingkat keandalan yang baik. Akan tetapi, seiring
pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan perekonomian, perkembangan dunia
industri, kemajuan teknologi dan meningkatnya standar kenyamanan hidup di
masyarakat, permintaan terhadap energi listrik pun semakin hari semakin
meningkat. Di sisi lain, pasca terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia
pada beberapa tahun yang lalu, pembangunan beberapa pembangkit yang semula
sudah direncanakan menjadi terkendala, baik yang akan dikembangkan oleh pihak
swasta maupun dari PLN sendiri. Disamping itu, alokasi dana pemerintah untuk
berinvestasi pada sektor ketenagalistrikan terutama pembangunan pembangkit
baru, juga sangat terbatas. Investasi yang diharapkan dari pihak swasta terhambat
karena dimintanya suatu prasyarat kondisi seperti jaminan Pemerintah.
Kesemuanya hal tersebut pada akhirnya menyebabkan penambahan pasokan
tenaga listrik tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan tenaga listrik
yang ada, sehingga terjadinya kondisi kekurangan pasokan tenaga listrik di
beberapa daerah tidak dapat dihindari.
Untuk lebih memfokuskan rencana pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan
(pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik) dalam periode 5 (lima) tahun
ke depan (2010 s.d. 2014) sehingga kebutuhan tenaga listrik setempat dapat
segera terpenuhi, diperlukan suatu Master Plan dalam pembangunan tenaga
listrik. Master Plan ini adalah merupakan perencanaan ketenagalistrikan jangka
pendek dengan rentang cakrawala 5 (lima) tahun kedepan yang merupakan bagian
dari kombinasi dua perencanaan nasional, yaitu Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
sehingga dapat memberikan informasi dalam pembangunan dan pengembangan
sektor ketenagalistrikan lima tahun kedepan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan pelaku usaha lainnya.




2

1.2 Visi dan Misi Sektor Ketenagalistrikan

1.2.1 Visi Sektor Ketenagalistrikan
Visi sektor ketenagalistrikan adalah dapat melistriki seluruh rumah tangga,
desa serta memenuhi kebutuhan industri yang berkembang cepat dalam
jumlah yang cukup, transparan, efisien, andal, aman dan akrab lingkungan
untuk mendukung pertumbuhan perekonomian nasional dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

1.2.2 Misi Sektor Ketenagalistrikan
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sesuai visi tersebut, maka
Pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
a. membangkitkan tenaga listrik dalam skala besar untuk masyarakat
perkotaan, daerah yang tingkat kepadatannya tinggi atau sistem
kelistrikan yang besar;
b. Memberikan prioritas kepada pembangkit tenaga listrik dari energi
terbarukan untuk kelistrikan desa dan daerah terpencil;
c. menjaga keselamatan ketenagalistrikan dan kelestarian fungsi
lingkungan; dan
d. memanfaatkan sebesar-besarnya tenaga kerja, barang dan jasa produksi
dalam negeri.















3

BAB II
KEBIJAKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN NASIONAL


2.1 Kebijakan Penyediaan Tenaga Listrik
2.1.1 Penyelenggaraan
Tenaga listrik sebagai salah satu infrastruktur yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, oleh karena itu pembangunan ketenagalistrikan harus
menganut asas manfaat, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, optimalisasi
ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi, mengandalkan pada
kemampuan sendiri, kaidah usaha yang sehat, keamanan dan keselamatan,
kelestarian fungsi lingkungan, dan otonomi daerah.
Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang penyelenggaraannya
dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah berlandaskan prinsip
otonomi daerah. Untuk penyelenggaraan penyediaan tenaga listrik, Pemerintah
dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menetapkan
kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan melaksanakan usaha penyediaan
tenaga listrik.
Pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dilakukan oleh badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah. Namun demikian, badan usaha swasta, koperasi dan swadaya
masyarakat dapat berpartisipasi dalam usaha penyediaan tenaga listrik. Untuk
penyediaan tenaga listrik tersebut, Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menyediakan dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu, pembangunan
sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang,
pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan, dan
pembangunan listrik perdesaan.
Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum meliputi jenis usaha
pembangkitan tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, distribusi tenaga listrik
dan/atau penjualan tenaga listrik. Disamping itu, usaha penyediaan tenaga
listrik untuk kepentingan umum dapat dilakukan secara terintegrasi. Usaha
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dilakukan oleh satu badan
usaha dalam satu wilayah usaha. Pembatasan wilayah usaha juga
diberlakukan untuk usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum
yang hanya meliputi distribusi tenaga listrik dan/atau penjualan tenaga listrik.
Pemerintah memiliki kebijakan dalam penyediaan tenaga listrik bahwa badan
usaha milik negara diberi prioritas pertama untuk melakukan usaha
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Sedangkan untuk wilayah
yang belum mendapatkan pelayanan tenaga listrik, Pemerintah atau
Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberi kesempatan kepada
badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi sebagai
penyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi. Dalam hal tidak
4

ada badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi yang dapat
menyediakan tenaga listrik di wilayah tersebut, Pemerintah wajib menugasi
badan usaha milik negara untuk menyediakan tenaga listrik.

2.1.2 Tarif
Kebijakan Pemerintah tentang tarif dasar listrik adalah bahwa tarif listrik
secara bertahap dan terencana diarahkan untuk mencapai nilai
keekonomiannya sehingga tarif listrik rata-rata dapat menutup biaya yang
dikeluarkan. Kebijakan ini diharapkan akan dapat memberikan signal positif
bagi investor dalam berinvestasi di sektor ketenagalistrikan.
Penetapan kebijakan tarif dilakukan sesuai nilai keekonomian. Namun
demikian tarif tenaga listrik untuk konsumen ditetapkan dengan
memperhatikan keseimbangan kepentingan nasional, daerah konsumen, dan
pelaku usaha penyediaan tenaga listrik. Khusus untuk pelanggan kurang
mampu juga mempertimbangkan kemampuan bayar pelanggan. Kebijakan
subsidi untuk tarif listrik masih diberlakukan, namun mengingat kemampuan
Pemerintah yang terbatas, maka subsidi akan lebih diarahkan langsung
kepada kelompok pelanggan kurang mampu dan atau untuk pembangunan
daerah perdesaan dan pembangunan daerah-daerah terpencil dengan
mempertimbangkan atau memprioritaskan perdesaan/daerah dan
masyarakat yang sudah layak untuk mendapatkan listrik dalam rangka
menggerakkan ekonomi masyarakat.
Kebijakan tarif listrik yang tidak seragam (non-uniform tariff) dimungkinkan
untuk diberlakukan di masa mendatang, hal ini berkaitan dengan perbedaan
perkembangan pembangunan ketenagalistrikan dari satu wilayah dengan
wilayah lainnya.

2.2 Kebijakan Pemanfaatan Energi Primer Untuk Pembangkitan Tenaga Listrik
Kebijakan pemanfaatan energi primer untuk pembangkit tenaga listrik ditujukan agar
pasokan energi primer tersebut dapat terjamin. Untuk menjaga keamanan pasokan
tersebut, maka diberlakukan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO),
pemanfaatan sumber energi primer setempat, dan pemanfaatan energi baru dan
terbarukan. Kebijakan pengamanan pasokan energi primer untuk pembangkit tenaga
listrik dilakukan melalui dua sisi yaitu pada sisi pelaku usaha penyedia energi primer
dan pada sisi pelaku usaha pembangkitan tenaga listrik.
Kebijakan di sisi pelaku usaha penyedia energi primer antara lain: pelaku usaha di
bidang energi primer khususnya batubara dan gas diberikan kesempatan yang
seluas-luasnya untuk memasok kebutuhan energi primer bagi pembangkit tenaga
listrik sesuai harga dengan nilai keekonomiannya. Kebijakan lainnya seperti
pemberian insentif dapat pula diimplementasikan.
Kebijakan pemanfaatan energi primer setempat untuk pembangkit tenaga listrik dapat
terdiri dari fosil (batubara lignit, gas marginal) maupun non-fosil (air, panas bumi,
5

biomassa, dan lain-lain). Pemanfaatan energi primer setempat tersebut
memprioritaskan pemanfaatan energi terbarukan dengan tetap memperhatikan aspek
teknis, ekonomi, dan keselamatan lingkungan.
Sedangkan kebijakan di sisi pelaku usaha pembangkitan tenaga listrik antara lain:
kebijakan diversifikasi energi untuk tidak bergantung pada satu sumber energi
khususnya energi fosil dan konservasi energi. Untuk menjamin terselenggaranya
operasi pembangkitan maka pelaku usaha di pembangkitan perlu membuat
stockfilling untuk cadangan selama waktu yang disesuaikan dengan kendala
keterlambatan pasokan yang mungkin terjadi.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional (KEN) bahwa peranan masing-masing jenis energi terhadap konsumsi
energi nasional untuk energi baru dan energi terbarukan lainnya, menjadi lebih dari
5% pada tahun 2025.

2.3 Kebijakan Penanganan Listrik Desa dan Misi Sosial
Penanganan misi sosial dimaksudkan untuk membantu kelompok masyarakat tidak
mampu, dan melistriki seluruh wilayah Indonesia yang meliputi daerah yang belum
berkembang, daerah terpencil, dan pembangunan listrik perdesaan. Penanganan
misi sosial dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan bantuan bagi masyarakat
tidak mampu, menjaga kelangsungan upaya perluasan akses pelayanan listrik pada
wilayah yang belum terjangkau listrik, mendorong pembangunan/pertumbuhan
ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Penanganan misi sosial diperlukan untuk dapat dilaksanakan secara operasional
melalui PKUK. Agar efisiensi dan transparansi tercapai, maka usaha penyediaan
tenaga listrik seyogyanya dapat dilakukan dengan pemisahan fungsi sosial dan
komersial melalui pembukuan yang terpisah.

2.4 Kebijakan Lindungan Lingkungan
Pembangunan di bidang ketenagalistrikan dilaksanakan untuk mendukung
pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Untuk itu
kerusakan dan degradasi ekosistem dalam pembangunan energi harus dikurangi
dengan membatasi dampak negatif lokal, regional maupun global yang berkaitan
dengan produksi tenaga listrik. Hal ini telah dinyatakan dalam Undang-undang
Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan bahwa setiap kegiatan usaha
ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam peraturan
perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.
Sejalan dengan kebijakan di atas, Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), serta produk hukum
lainnya, mengharuskan pemrakarsa memperhatikan norma dasar yang baku
tentang bagaimana menyerasikan kegiatan pembangunan dengan memperhatikan
6

lingkungan serta harus memenuhi baku mutu yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang.
Untuk itu semua kegiatan ketenagalistrikan yang berpotensi menimbulkan dampak
besar dan penting wajib melakukan AMDAL (ANDAL, RKL dan RPL) sedangkan
yang tidak mempunyai dampak penting diwajibkan membuat Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.5 Kebijakan Standardisasi, Keamanan Dan Keselamatan, Serta Pengawasan
Listrik selain bermanfaat bagi kehidupan masyarakat juga dapat mengakibatkan
bahaya bagi manusia apabila tidak dikelola dengan baik. Pemerintah dalam rangka
keselamatan ketenagalistrikan menetapkan standardisasi, pengamanan instalasi
peralatan dan pemanfaat tenaga listrik. Tujuan keselamatan ketenagalistrikan
antara lain melindungi masyarakat dari bahaya yang diakibatkan oleh tenaga listrik,
meningkatkan keandalan sistem ketenagalistrikan, meningkatkan efisiensi dalam
pengoperasian dan pemanfaatan tenaga listrik.
Kebijakan dalam standardisasi meliputi:
1. Standar Peralatan Tenaga Listrik, yaitu alat atau sarana pada instalasi
pembangkitan, penyaluran, dan pemanfaatan tenaga listrik.
2. Standar Pemanfaat Tenaga Listrik, yaitu semua produk atau alat yang dalam
pemanfaatannya menggunakan tenaga listrik untuk berfungsinya produk atau
alat tersebut, antara lain:
alat rumah tangga (household appliances) dan komersial / industri;
alat kerja (handheld tools);
perlengkapan pencahayaan;
perlengkapan elektromedik listrik.
Atas pertimbangan keselamatan, keamanan, kesehatan dan aspek lingkungan
maka SNI terbagi dalam standar sukarela dan peralatan dan pemanfaatan harus
memenuhi standar wajib.
Kebijakan keamanan instalasi meliputi: kelaikan operasi instalasi tenaga listrik,
keselamatan peralatan dan pemanfaat tenaga listrik, dan kompetensi tenaga
teknik. Instalasi tenaga listrik yang laik operasi dinyatakan dengan Sertifikat Laik
Operasi. Untuk peralatan dan pemanfaat tenaga listrik yang memenuhi Standar
Nasional Indonesia dinyatakan dengan Sertifikat Produk untuk dapat membubuhi
Tanda SNI (SNI) pada peralatan tenaga listrik dan penerbitan Sertifikat Tanda
Keselamatan (S) pada pemanfaat tenaga listrik dan tenaga teknik yang kompeten
dinyatakan dengan Sertifikat Kompetensi.

2.6 Kebijakan Penanggulangan Krisis Penyediaan Tenaga Listrik
Dalam upaya menanggulangi daerah-daerah yang mengalami krisis penyediaan
tenaga listrik, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu melalui Program
7

Penanggulangan Jangka Pendek (1 - 2 tahun kedepan) dan Program
Penanggulangan Jangka Menengah/Panjang (memerlukan waktu konstruksi 3 - 5
tahun).
Program penanggulangan jangka pendek dilakukan untuk penyelesaian krisis
penyediaan tenaga listrik secara cepat sebelum pembangkit yang sudah
direncanakan selesai dibangun, sehingga pemadaman yang terjadi dapat dihindari
secepat mungkin. Program ini dilakukan melalui kegiatan penambahan kapasitas
pembangkit dan penyaluran daya melalui jaringan transmisi dan distribusi.
Penambahan daya dilakukan melalui sewa pembangkit, pembelian kelebihan
kapasitas pembangkit captive dan pengadaan pembangkit baru yang cepat masa
pembangunannya. Di samping itu dilakukan upaya pengurangan beban puncak
melalui pengurangan pemakaian listrik pada saat beban puncak.
Program penanggulangan jangka menengah/panjang dengan pembangunan
pembangkit tenaga listrik yang baru, baik oleh PLN maupun IPP yang memerlukan
waktu konstruksi 3 - 5 tahun.





















8

BAB III
TINJAUAN KONDISI TENAGA LISTRIK NASIONAL

3.1 Kondisi Infrastruktur Ketenagalistrikan Saat Ini
3.1.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga
listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan oleh PT PLN
(Persero) saja, tetapi juga dilakukan oleh pihak lain seperti swasta,
koperasi, dan BUMD.
Usaha penyediaan tenaga listrik yang telah dilakukan oleh swasta, koperasi
atau BUMD tersebut diantaranya adalah membangun dan mengoperasikan
sendiri pembangkit tenaga listrik yang tenaga listriknya di jual kepada PT
PLN (Persero) atau lebih dikenal dengan pembangkit swasta atau
Independent Power Producer (IPP) atau membangun dan mengoperasikan
sendiri pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik secara
terintegrasi yang tenaga listriknya dijual langsung kepada konsumen di suatu
wilayah usaha khusus yang dikenal dengan istilah pembangkit terintegrasi
atau Private Power Utility (PPU).
Sampai dengan akhir tahun 2008, total kapasitas terpasang pembangkit
tenaga listrik nasional adalah sebesar 30.527 MW yang terdiri atas
pembangkit milik PT PLN (Persero) sebesar 25.451 MW (83%), IPP sebesar
4.159 MW (14%) dan PPU sebesar 916 MW (3%). Kapasitas terpasang
pembangkit tersebut mengalami penambahan sebesar 5.480 MW sejak
tahun 2004 atau meningkat sebesar 22% selama periode 5 tahun.
Grafik 3.1
Perkembangan Kapasitas Terpasang Pembangkit Tenaga Listrik Nasional

0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
M
W
PPU 523 523 526 493 916
IPP 3,222 3,222 3,222 3,984 4,159
PLN 21,302 22,346 24,675 25,084 25,451
2004 2005 2006 2007 2008
25,047
26,091
28,422
29,562
30,527
PPU: Private Power Utility (Pembangkit Terintegrasi)
IPP : Independent Power Producer
9

Sedangkan distribusi penyebaran kapasitas terpasang pembangkit untuk
pulau-pulau utama adalah sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kapasitas Terpasang Pembangkit Tenaga Listrik
No. Pulau Kapasitas
Terpasang (MW)
1. Sumatera 4.941
2. Jawa-Madura-Bali 22.599
3. Kalimantan 1.178
4. Sulawesi 1.195
5. Nusa Tenggara 265
6. Maluku 182
7. Papua 168
Indonesia 30.527

3.1.2 Transmisi Tenaga Listrik
Sistem kelistrikan yang ada di kepulauan Indonesia belum sepenuhnya
terintegrasi pada jaringan transmisi tenaga listrik. Saat ini sistem kelistrikan
yang telah terintegrasi dengan baik hanya di pulau Jawa-Madura-Bali,
dimana sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali memiliki 2 sistem interkoneksi,
yaitu Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV sebagai tulang
punggung utama (Back Bone) jaringan dan Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) 150 kV sebagai jaringan pendukung. Di pulau Sumatera, sistem
kelistrikan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang menghubungkan
Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) dan Sumatera Utara telah
terinterkoneksi pada SUTET 275 KV, namun jaringan transmisi tenaga listrik
ini belum seluruhnya terhubung pada sistem kelistrikan Sumatera. Sistem
yang menghubungkan sistem Sumatera Barat dan Riau (Sumbar-Riau)
sudah terintegrasi dengan baik. Pada bulan November 2004, sistem
kelistrikan di Provinsi Sumatera Selatan telah mengintegrasikan Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi Jambi, Bengkulu dan Lampung menjadi Sistem
Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), dan selanjutnya pada bulan Agustus
2006, sistem kelistrikan Sumbagut-Sumbagsel telah diintegrasikan dengan
SUTT 150 kV.
Di pulau Kalimantan, sebagian kecil sistem kelistrikan Provinsi Kalimantan
Tengah dengan Kalimantan Selatan sudah terhubung melalui SUTT 150 KV.
10

Sedangkan di pulau Sulawesi sistem kelistrikan Sulawesi yang meliputi
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Utara dan Gorontalo masih banyak dipasok dengan sistem yang tersebar,
akan tetapi beberapa daerah telah terhubung dengan SUTT 150 KV. Adapun
sistem kelistrikan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua belum memiliki SUTET
dan SUTT dikarenakan pada umumnya sistem kelistrikannya masih terisolasi
dan tersebar serta kelas kapasitas pembangkit tenaga listrik yang dimiliki
masih relatif kecil.
Sampai dengan akhir tahun 2008, total panjang jaringan transmisi tenaga
listrik yang telah dibangun oleh PT PLN (Persero) adalah sepanjang 34.1184
kms yang terdiri atas SUTET 500 kV sepanjang 5.092 kms, SUTET 275 kV
sepanjang 782 kms, SUTT 150 kV sepanjang 23.679 kms, SUTT 70 kV
sepanjang 4.619 kms, dan SUTT 25 30 kV sepanjang 12 kms. Total
panjang jaringan transmisi tenaga listrik tersebut mengalami penambahan
sebesar 3.390 kms sejak tahun 2004 atau mengalami peningkatan sebesar
11% selama periode 5 tahun. Sedangkan hasil yang dicapai dalam
pembangunan transmisi tenaga listrik untuk pulau-pulau utama adalah
sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Panjang Transmisi Tenaga Listrik
No. Pulau
SUTET
(kms)
SUTT
(kms)
Total
(kms)
1. Sumatera 782 8.906 9.689
2. Jawa-Madura-Bali 5.092 15.501 20.593
3. Kalimantan - 1.429 1.429
4. Sulawesi - 2.474 2.462
5. Nusa Tenggara - - -
6. Maluku - - -
7. Papua - - -
Indonesia 5.874 28.310 34.184

3.1.3 Distribusi Tenaga Listrik
Sampai dengan akhir tahun 2008, total panjang jaringan distribusi tenaga
listrik yang telah dibangun oleh PT PLN (Persero) adalah sepanjang 614.925
kms yang terdiri atas Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang
261.163 kms dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 353.762
11

kms. Total panjang jaringan distribusi tenaga listrik tersebut mengalami
penambahan sebesar 55.836 kms sejak tahun 2004 atau mengalami
peningkatan sebesar 10% selama periode 5 tahun.
Grafik 3.2
Perkembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
P
a
n
j
a
n
g

(
k
m
s
)
Transmisi 30,534 30,686 32,905 33,151 34,184
Distribusi 607,755 563,838 573,049 598,498 614,925
2004 2005 2006 2007 2008

Sedangkan hasil yang dicapai dalam pembangunan distribusi tenaga listrik
untuk pulau-pulau utama adalah sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Panjang Distribusi Tenaga Listrik
No. Pulau JTM
(kms)
JTR
(kms)
Total
(kms)
1. Sumatera 72.131 77.431 149.562
2. Jawa-Madura-Bali 128.364 217.912 346.276
3. Kalimantan 23.695 21.441 45.136
4. Sulawesi 23.017 23.795 46.812
5. Nusa Tenggara 7.473 7.315 14.788
6. Maluku 4.484 2.337 6.821
7. Papua 1.999 3.531 5.530
Indonesia 261.163 353.762 614.925



12

Gambar 3.1. Perkembangan Penyediaan Tenaga Listrik Nasional
Tahun 2008
Grissi
k
SamudraPasifik
AUSTRALIA
Samudra
Hindia
Bangkok
Phnom
Penh
Ban
Mabtapud
Ho Chi
Minh City
CAMBODIA
VIETNAM
THAILAND LAOS
Khanon
Songkhla
Erawan
Bangkot
Lawit
Jerneh
WEST
MALAYSI
A
Penang
Kerteh
Kuala
Lumpur
Manila
Philipines
Natuna
Alph
a
Kota
Kinibalu
BRUNEI
Bandara Seri
Begawan
Bintulu
MALAYSIA
TIMUR
Kuching
Banda Aceh
Lhokseumawe
Medan
Duri
Padang
Jambi
Bintan
SINGAPORE
Samarinda
Balikpapan
Bontang
Banjarmasin
Manado
Ujung
Pandang
BURU SERAM
Ternate
HALMAHERA
Sorong
Jakarta
Surabaya
Bangkalan
BALI SUMBAW
A
LOMBOK
FLORES
SUMBA
TIMOR
LESTE
I N D O N E S I A
Duyong
West
Natuna
Port
Dickson
Port Klang
Mogpu
Dumai
Batam
Guntong
MADURA
Jamali :
Pembangkit: 22.599 MW
500 kV: 5.092 kms
150 kV: 11.844 kms
70 kV: 3.657 kms
JTM : 128.364 kms
JTR : 217.912 kms
Sumatera :
Pembangkit: 4.941 MW
275 kV: 782 kms
150 kV: 8.572 kms
70 kV: 334 kms
JTM : 72.131 kms
JTR : 77.431 kms
Kalimantan :
Pembangkit: 1.178 MW
150 kV: 1.305 kms
70 kV: 123 kms
JTM : 23.695 kms
JTR : 21.441 kms
Sulawesi :
Pembangkit: 1.195 MW
150 kV: 1.957 kms
70 kV: 505 kms
JTM : 23.017 kms
JTR : 23.795 kms
Jayapura
Merauke
Maluku :
Pembangkit: 182 MW
JTM : 4.484 kms
JTR : 2.337 kms
Papua :
Pembangkit: 168 MW
JTM : 1.999 kms
JTR : 3.531 kms
: Transmisi yang sudah ada
: Transmisi yang direncanakan
: Pembangkit Listrik
TOTAL TOTAL
KAPASITAS PEMBANGKIT : 30 KAPASITAS PEMBANGKIT : 30.527 .527 MW MW
PANJANG JARINGAN: PANJANG JARINGAN:
- - 500 KV : 500 KV : 5 5. .092 092 kms kms
- - 275 KV : 275 KV : 782 782 kms kms
- - 150 KV : 150 KV : 23 23. .679 679 kms kms
- - 70 KV : 70 KV : 4 4. .619 619 kms kms
- - JTM : 2 JTM : 261 61. .163 163 kms kms
- - JTR : 3 JTR : 353 53. .762 762 kms kms
Palembang
Semarang
Mataram
Denpasar Bima
Ambon
Laut
China
Selatan
Nusa Tenggara:
Pembangkit: 265 MW
JTM : 7.473 kms
JTR : 7.315 kms
Grissi
k
SamudraPasifik
AUSTRALIA
Samudra
Hindia
Bangkok
Phnom
Penh
Ban
Mabtapud
Ho Chi
Minh City
CAMBODIA
VIETNAM
THAILAND LAOS
Khanon
Songkhla
Erawan
Bangkot
Lawit
Jerneh
WEST
MALAYSI
A
Penang
Kerteh
Kuala
Lumpur
Manila
Philipines
Natuna
Alph
a
Kota
Kinibalu
BRUNEI
Bandara Seri
Begawan
Bintulu
MALAYSIA
TIMUR
Kuching
Banda Aceh
Lhokseumawe
Medan
Duri
Padang
Jambi
Bintan
SINGAPORE
Samarinda
Balikpapan
Bontang
Banjarmasin
Manado
Ujung
Pandang
BURU SERAM
Ternate
HALMAHERA
Sorong
Jakarta
Surabaya
Bangkalan
BALI SUMBAW
A
LOMBOK
FLORES
SUMBA
TIMOR
LESTE
I N D O N E S I A
Duyong
West
Natuna
Port
Dickson
Port Klang
Mogpu
Dumai
Batam
Guntong
MADURA
Jamali :
Pembangkit: 22.599 MW
500 kV: 5.092 kms
150 kV: 11.844 kms
70 kV: 3.657 kms
JTM : 128.364 kms
JTR : 217.912 kms
Sumatera :
Pembangkit: 4.941 MW
275 kV: 782 kms
150 kV: 8.572 kms
70 kV: 334 kms
JTM : 72.131 kms
JTR : 77.431 kms
Kalimantan :
Pembangkit: 1.178 MW
150 kV: 1.305 kms
70 kV: 123 kms
JTM : 23.695 kms
JTR : 21.441 kms
Sulawesi :
Pembangkit: 1.195 MW
150 kV: 1.957 kms
70 kV: 505 kms
JTM : 23.017 kms
JTR : 23.795 kms
Jayapura
Merauke
Maluku :
Pembangkit: 182 MW
JTM : 4.484 kms
JTR : 2.337 kms
Papua :
Pembangkit: 168 MW
JTM : 1.999 kms
JTR : 3.531 kms
: Transmisi yang sudah ada
: Transmisi yang direncanakan
: Pembangkit Listrik
TOTAL TOTAL
KAPASITAS PEMBANGKIT : 30 KAPASITAS PEMBANGKIT : 30.527 .527 MW MW
PANJANG JARINGAN: PANJANG JARINGAN:
- - 500 KV : 500 KV : 5 5. .092 092 kms kms
- - 275 KV : 275 KV : 782 782 kms kms
- - 150 KV : 150 KV : 23 23. .679 679 kms kms
- - 70 KV : 70 KV : 4 4. .619 619 kms kms
- - JTM : 2 JTM : 261 61. .163 163 kms kms
- - JTR : 3 JTR : 353 53. .762 762 kms kms
: Transmisi yang sudah ada
: Transmisi yang direncanakan
: Pembangkit Listrik
TOTAL TOTAL
KAPASITAS PEMBANGKIT : 30 KAPASITAS PEMBANGKIT : 30.527 .527 MW MW
PANJANG JARINGAN: PANJANG JARINGAN:
- - 500 KV : 500 KV : 5 5. .092 092 kms kms
- - 275 KV : 275 KV : 782 782 kms kms
- - 150 KV : 150 KV : 23 23. .679 679 kms kms
- - 70 KV : 70 KV : 4 4. .619 619 kms kms
- - JTM : 2 JTM : 261 61. .163 163 kms kms
- - JTR : 3 JTR : 353 53. .762 762 kms kms
Palembang
Semarang
Mataram
Denpasar Bima
Ambon
Laut
China
Selatan
Nusa Tenggara:
Pembangkit: 265 MW
JTM : 7.473 kms
JTR : 7.315 kms


3.2 Rasio Elektrifikasi
Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik
dibagi dengan jumlah rumah tangga yang ada. Perkembangan rasio elektrifikasi
secara nasional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yaitu dari 61,04% pada
tahun 2004 menjadi 65,10% pada tahun 2008 (dari total rumah tangga di seluruh
Indonesia sebesar 55.376.392 KK sebanyak 36.078.726 KK sudah menikmati
akses aliran listrik).
Sedangkan rasio elektrifikasi untuk pulau-pulau utama adalah sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 3.4.













13

Tabel 3.4.
Rasio Elektrifikasi
No. Pulau Persen (%)
1. Sumatera 60,6
2. Jawa-Madura-Bali 72,0
3. Kalimantan 57,6
4. Sulawesi 55,3
5. Nusa Tenggara 28,6
6. Maluku 52,4
7. Papua 32,3
Indonesia 65,1

3.3 Kondisi Permintaan dan Penyediaan Tenaga Listrik
Permintaan tenaga listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan
pertumbuhan rata-rata sekitar 7% per tahun. Sementara itu pengembangan sarana
dan prasarana ketenagalistrikan khususnya penambahan kapasitas pembangkit
selama lima tahun terakhir (2004-2008) hanya tumbuh rata-rata sebesar 4,4% per
tahun. Ketidakseimbangan antara permintaan dengan penyediaan tenaga listrik
tersebut, mengakibatkan kekurangan pasokan tenaga listrik di beberapa daerah
terutama di luar sistem kelistrikan Jawa-Madura-Bali tidak dapat dihindari. Kondisi
pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang rendah tersebut juga merupakan
akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada periode tahun 1998/1999,
dimana pada saat itu pertumbuhan kapasitas terpasang hanya tumbuh sebesar
1,13%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini memerlukan dukungan pasokan energi
yang handal termasuk tenaga listrik. Kebutuhan tenaga listrik akan semakin
meningkat sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.
Semakin meningkatnya ekonomi pada suatu daerah mengakibatkan konsumsi
tenaga listrik akan semakin meningkat pula. Kondisi ini tentu harus diantisipasi
sedini mungkin agar penyediaan tenaga listrik dapat tersedia dalam jumlah yang
cukup dan harga yang memadai. Dengan mempertimbangkan asumsi pertumbuhan
ekonomi nasional rata-rata tumbuh sebesar 6,1% pertahun dan pertumbuhan
penduduk secara nasional tumbuh sebesar 1,3% pertahun, prakiraan kebutuhan
tenaga listrik nasional sesuai Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional 2008-
2027 diperkirakan akan mencapai rata-rata sebesar 9,2 % per tahun.
14

Tingginya perkiraan pertumbuhan rata-rata kebutuhan tenaga listrik nasional yang
sebesar 9,2% tersebut juga memperhatikan banyaknya daftar tunggu calon
pelanggan PT PLN (Persero) yang jumlah kapasitasnya telah mencapai kurang
lebih sekitar 6.000 MW akibat diterapkannya pembatasan penjualan tenaga listrik
(suppressed demand) pada tahun-tahun sebelumnya.

3.4 Prioritas Pengembangan Infrastruktur Ketenagalistrikan ke Depan
3.4.1 Pembangkit Tenaga Listrik
Pengembangan kapasitas penyediaan tenaga listrik diarahkan pada
pertumbuhan yang realistis dan diutamakan untuk menyelesaikan krisis
penyediaan tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah, meningkatkan
cadangan dan terpenuhinya margin cadangan (Sistem Jawa-Madura-Bali
30% dan Sistem Luar Jawa-Madura Bali 40%) dengan mengutamakan
pemanfaatan sumber energi setempat atau energy baru terbarukan serta
meniadakan rencana pengembangan pembangkit BBM. Pengembangan
pembangkit BBM, dikecualikan untuk penangulangan daerah krisis
penyediaan tenaga listrik jangka pendek (satu hingga dua tahun ke depan)
sambil menunggu selesainya pembangunan pembangkit non-BBM yang
telah direncanakan, dengan melakukan sewa pembangkit yang
menggunakan bahan bakar MFO. Apabila pembangkit non-BBM yang telah
direncanakan tersebut telah beroperasi, maka pembangkit BBM tersebut di
non-operasikan.
Mempertimbangkan tingginya pertumbuhan tenaga listrik, memberikan akses
listrik kepada seluruh masyarakat dan mendorong pemanfaatan energi baru
terbarukan, maka program percepatan pembangunan pembangkit 10.000
MW tahap II yang komposisi energi primernya beragam (tidak hanya
batubara) ditawarkan untuk dikembangkan oleh PT PLN (Persero) maupun
swasta dengan memberikan fasilitas sebagaimana yang telah dilaksanakan
dalam program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap I.
Pengembangan PLTU batubara skala kecil dapat dipertimbangkan sebagai
salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar minyak pada sistem skala kecil untuk menekan
biaya operasi sistem kelistrikan. Disamping itu, pengembangan PLTU
batubara skala kecil ini dapat juga dimanfaatkan untuk mengganti peranan
sebagian PLTD yang ada di sistem kelistrikan di Luar Jawa-Madura-Bali
yang dominasinya masih cukup tinggi. Sebagai pengembang PLTU
batubara skala kecil ini adalah PT PLN (Persero) atau swasta.
Dengan mempertimbangkan sulitnya memperoleh lahan untuk membangun
pembangkit tenaga listrik skala besar di pulau Jawa dan mempertimbangkan
semakin meningkatnya beban puncak dari tahun ke tahun, maka
pengembangan PLTU batubara dengan kapasitas 1.000 MW dengan
teknologi supercritical boiler untuk memperoleh efisiensi dan tingkat emisi
yang lebih baik, dapat dikembangkan oleh PT PLN (Persero) dan swasta.
15

3.4.2 Transmisi Tenaga Listrik
Prinsip dasar pengembangan sistem transmisi tenaga listrik diarahkan
kepada pertumbuhan sistem, peningkatan keandalan sistem dan mengurangi
kendala pada sistem penyaluran serta adanya pembangunan pembangkit
baru. Mengingat bahwa Pemerintah saat ini tengah melaksanakan program
percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap I dan rencana
kedepan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit
10.000 MW tahap II, maka pengembangan sistem transmisi tenaga listrik
kedepan lebih diprioritaskan pembangunannya untuk menyalurkan tenaga
listrik dari pembangkit tenaga listrik baru tersebut.
Pada saat ini, sistem besar yang sudah terintegrasi dengan baik adalah
Sistem Jawa-Madura-Bali dan Sistem Sumatera. Sedangkan sistem
kelistrikan di pulau lainnya seperti Sulawesi sudah lebih baik sistemnya di
daerah bagian utara dan selatan. Adapun sistem kelistrikan di pulau lainnya
seperti Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua perlu mendapatkan
perhatian lebih dalam pengembangan sistem penyalurannya khususnya
dalam upaya peningkatan keandalan.
Dalam jangka menengah, diharapkan Sistem Sumatera sudah terintegrasi
seluruhnya menggunakan jaringan tegangan ekstra tinggi 275 kV yang saat
ini sistemnya telah terinterkoneksi di jaringan tegangan tinggi 150 kV.
Dengan masuknya beberapa pembangkit tenaga listrik yang berskala besar,
dalam kurun waktu jangka panjang sistem di Kalimatan dan Sulawesi
diharapkan pula sudah terhubung dengan baik.
Pengembangan sistem penyaluran diarahkan pada pengembangan sistem
tegangan 500 kV dan 150 kV untuk Sistem Jawa-Madura-Bali dan 275 kV,
150 kV dan 70 kV untuk sistem di luar Jawa-Madura-Bali. Upaya
pengembangan penyaluran secara terinterkonesi antara Sistem Jawa-
Madura-Bali dengan Sistem Sumatera dapat dilakukan setelah dilakukan
kajian secara mendalam dengan memperhatikan beberapa aspek, antara
lain aspek teknis, ekonomis dan sosial. Sedangkan rencana pembangunan
cross-link 500 kV dari Pulau Jawa ke Pulau Bali adalah merupakan salah
satu opsi yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi pertumbuhan beban di
Bali.
Dalam pengembangan gardu induk, sistem tegangan yang dipilih diarahkan
pada kesesuaian pengembangan sistem transmisinya. Penambahan trafo
diprioritaskan bila pembebanan trafo pada GI terpasang sudah mencapai
70% dari kapasitasnya. Sedangkan pembangunan GI baru dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan bila pasokan pada suatu kawasan sudah
tidak mampu dipenuhi dari GI yang ada disekitarnya yang diindikasikan
dengan pembebanan trafo GI sudah melebihi 70% dan kapasitasnya sudah
memiliki kapasitas optimum.


16

3.4.3 Distribusi Tenaga Listrik
Pengembangan sarana distribusi tenaga listrik diarahkan untuk dapat
mengantisipasi pertumbuhan tenaga listrik, mempertahankan tingkat
keandalan yang diinginkan dan efisien serta meningkatkan kualitas
pelayanan.
Apabila dengan pertimbangan pemenuhan tenaga listrik secara terintegrasi
dengan sistem kelistrikan lain di nilai kurang/tidak efisien, maka jaringan
terisolasi dapat diterapkan. Pengertian dari jaringan terisolasi adalah jaringan
distribusi tenaga listrik yang berdiri sendiri dan tidak terhubung langsung
dengan JTN dengan wilayah pelayanan terbatas.






















17

BAB IV
RENCANA PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN


4.1 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
4.1.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian
besar dipasok oleh Pusat Pengaturan dan Penyaluran Beban (P3B)
Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi
Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Disamping itu beberapa daerah di NAD
masih merupakan sistem-sistem kecil seperti Sistem Sabang, Meulaboh,
Blangpidie, Tapaktuan, Sinabang, Takengon, Blangkejeren, Kutacane dan
Subulussalam.
Dari 10 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, 2 sistem (Sistem Blangpidie dan Tapaktuan) berada dalam
kondisi Siaga dan 8 sistem lainnya (Sistem Sumbagut, Sabang,
Meoulaboh, Sinabang, Takengon, Blangkejeren, Kutacane, dan
Subulussalam) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam baru
mencapai 76,98% dan rasio desa berlistrik sebesar 87,17%. Adapun daftar
tunggu PLN telah mencapai 7.649 permintaan atau sebesar 19,3 MVA.
Gambar 4.1
Kondisi Kelistrikan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
4
SISTEM MEOULABOH SISTEM MEOULABOH
Kapasitas terpasang : 28,20 MW
Daya mampu : 13,95 MW
Beban puncak : 22,16 MW
Defisit : -8,21 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGUT SUMBAGUT
Kapasitas terpasang : 1.724,60 MW
Daya mampu : 1.169,40 MW
Beban puncak : 1.270,70 MW
Defisit : -101,30 MW
SISTEM SINABANG SISTEM SINABANG
Kapasitas terpasang : 6,06 MW
Daya mampu : 2,40 MW
Beban puncak : 3,00 MW
Defisit : -0,60 MW
SISTEM SUBULUSSALAM SISTEM SUBULUSSALAM
Kapasitas terpasang : 7,10 MW
Daya mampu : 6,70 MW
Beban puncak : 11,98 MW
Defisit : -5,28 MW
SISTEM TAPAKTUAN SISTEM TAPAKTUAN
Kapasitas terpasang : 7,07 MW
Daya mampu : 5,40 MW
Beban puncak : 5,00 MW
Surplus : 0,40 MW
SISTEM BLANGPIDIE SISTEM BLANGPIDIE
Kapasitas terpasang : 13,71 MW
Daya mampu : 9,42 MW
Beban puncak : 7,50 MW
Surplus : 1,92 MW
SISTEM SABANG SISTEM SABANG
Kapasitas terpasang : 5,40 MW
Daya mampu : 3,10 MW
Beban puncak : 3,60 MW
Defisit : -0,50 MW
SISTEM TAKENGON SISTEM TAKENGON
Kapasitas terpasang : 10,30 MW
Daya mampu : 9,80 MW
Beban puncak : 17,40 MW
Defisit : -7,60 MW
SISTEM KUTACANE SISTEM KUTACANE
Kapasitas terpasang : 8,30 MW
Daya mampu : 7,90 MW
Beban puncak : 9,90 MW
Defisit : -2,00 MW
SISTEM BLANGKEJEREN SISTEM BLANGKEJEREN
Kapasitas terpasang : 4,95 MW
Daya mampu : 3,50 MW
Beban puncak : 3,70 MW
Defisit : -0,20 MW

18

4.1.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.1
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305


4.1.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
diperkirakan rata-rata 1,0% per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi
untuk periode yang sama diproyeksikan sebesar 5,1% per tahun, sehingga
dengan asumsi tersebut permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-
rata sebesar 9% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan
dari tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 409 MW (sekitar 31 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.329 kms
Gardu induk 420 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 30.100 unit
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit
o PLTMH 710 kW
o PLT Angin 320 kW
19

o Gardu distribusi 1.125 unit (58.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.120 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.200 kms
o PLTD 9 unit (2.250 kW).

Tabel 4.2
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
PLTD HSD Takengon (sewa) 4 MW 2010 PLN
PLTD HSD Calang (sewa) 2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Sinabang (sewa) 2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Subussalam (sewa) 2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Kutacane (sewa) 2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Blangkejeren (sewa) 2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Sabang (sewa) 2 MW 2010 PLN
PLTU Meulaboh (sewa) 15 MW 2010 IPP
PLTM Blangkejeran 1 MW 2011 PLN
PLTU NAD (Meulaboh) 2 x 110 MW 18% 2011 Perpres 71
PLTA Peusangan 1-2 86 MW 2013 PLN
PLTM Blangkejeran 1 MW 2013 PLN
PLTP Jaboi 1 x 7 MW 2013 IPP
PLTP Seulawah Agam 1 x 55 MW 2014 IPP
PLTU Sabang 2 x 4 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Rencana
JUMLAH
Total
Keterangan
409
Progress COD
Pendek Menengah/Panjang
Jangka
31,0 378

Tabel 4.3
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
1 Panton Labu Incomer (Idi -Lhok Seumawe) 150 1 2009
2 Takengon PLTA Peusangan 1 150 22 5 2009
3 PLTA Peusangan 1 PLTA Peusangan 2 150 14 2009
4 PLTA Peusangan 2 Bireun 150 114 6 2009
5 Sidikalang Subulussalam 150 130 10 2009
6 Meulaboh Sigli 150 333 25,05 2010
7 PLTU Meulaboh Meulaboh 150 60 2010
8 Meulaboh Blang Pidie 150 190 2010
9 Brastagi Kuta Cane 150 200 2010
10 Jantho Incomer (Sigli -Banda Aceh) 150 1 2010
11 Blang Pidie Tapak Tuan 150 130 2010
12 Cot Trueng Incomer ( Bireun - Lhokseumawe) 150 6 2012
13 Takengon PLTA Peusangan 1 150 22 2012
14 PLTP Seulawah Agam Incomer (Sigli - Banda Aceh) 150 16 2014
15 Banda Aceh Krueng Raya 150 90 2014
JUMLAH 1.329
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)








20

Tabel 4.4
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Banda Aceh 150/20 Extension 60 2009
2 Takengon 150/20 New 30 2009
3 Subulussalam 150/20 New 30 2009
4 Panton Labu 150/20 New 30 2009
5 Bireun Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2009
6 Peusangan 1 150/20 Extension 4 LB 2009
7 Peusangan 2 150/20 Extension 4 LB 2009
8 Meulaboh 150/20 New 30 2010
9 PLTU Meulaboh Pembangkit New 2 LB 2010
10 Sigli Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
11 Kuta Cane 150/20 New 30 2010
12 Brastagi Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
13 Jantho 150/20 New 30 2010
14 Blang Pidie 150/20 New 30 2010
15 Meulaboh Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
16 Tapak Tuan 150/20 New 30 2010
17 Cot Trueng 150/20 New 30 2012
18 PLTP Seulawah 150/20 Extension 4 LB 2012
19 Krueng Raya 150/20 New 30 2014
20 Banda Aceh Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2014
21 Takengon 150/20 Extension 30 2014
22 Meulaboh 150/20 Extension 30 2014
Jumlah 420


Tabel 4.5
Program Listrik Perdesaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 7.000 7.100 7.125 7.175
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLTMH (kW) 140 140 200 230
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 220/10.750 220/11.250 220/11.250 230/11.750 255/13.000
Pembangunan JTM (KMS) 600 600 610 690 750
Pembangunan JTR (KMS) 550 550 600 670 700
PLTD (Unit/kW) 1/ 250 4/1.000 3/750 1/250 -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 7.000 7.100 7.125 7.175
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLTMH (kW) 140 140 200 230
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 220/10.750 220/11.250 220/11.250 230/11.750 255/13.000
Pembangunan JTM (KMS) 600 600 610 690 750
Pembangunan JTR (KMS) 550 550 600 670 700
PLTD (Unit/kW) 1/ 250 4/1.000 3/750 1/250 -


4.1.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.055,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 655,1 juta, transmisi USD 218,4 juta,
gardu induk USD 62,8 juta dan program EBT USD 119,2 juta.



21

Tabel 4.6
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 655,1
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 218,4
3 Gardu Induk (MVA) 62,8
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 16,1
- PLTS Terpusat 15 kW 1,6
- PLTMH (kW) 3,9
- PLT Angin (kW) 1,9
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.125 58.000 9,9
- JTM (kms) 56,7
- JTR (kms) 27,8
- PLTD (Unit/kW) 9 2.250 1,3
1.055,5
4
30.100
420
3.200
3.120
320
710
409
1.329
No Uraian
Volume
2010 s.d 2014



4.2 Provinsi Sumatera Utara

4.2.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Utara hampir seluruh
bebannya (99,9%) dipasok oleh P3B Sumatera melalui jaringan transmisi
150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Disamping itu beberapa daerah di Sumatera Utara masih merupakan sistem-
sistem kecil seperti Sistem Nias dan Nias Selatan.
3 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sumatera Utara berada
dalam kondisi Defisit (terjadi pemadaman sebagian pelanggan karena daya
mampu lebih kecil dari pada beban puncak).
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sumatera Utara mencapai 69,68% dan
rasio desa berlistrik sebesar 84,07%.












22

Gambar 4.2
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sumatera Utara
SISTEM NIAS SISTEM NIAS
Kapasitas terpasang : 12,18 MW
Daya mampu : 4,50 MW
Beban puncak : 9,30 MW
Defisit : -4,80 MW
SISTEM NIAS SELATAN SISTEM NIAS SELATAN
Kapasitas terpasang : 3,38 MW
Daya mampu : 2,30 MW
Beban puncak : 3,90 MW
Defisit : -1,60 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGUT SUMBAGUT
Kapasitas terpasang : 1.724,60 MW
Daya mampu : 1.169,40 MW
Beban puncak : 1.270,70 MW
Defisit : -101,30 MW

4.2.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.7
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305

23

4.2.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Provinsi Sumatera Utara diperkirakan
rata-rata 1,0% per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode
yang sama diproyeksikan sebesar 6,7% per tahun, sehingga dengan asumsi
tersebut permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar
7,3% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Utara,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 1.986 MW (sekitar 340,8 MW
diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.530 kms
Gardu induk 4.670 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 31.700 unit
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit
o PLTMH 1.360 kW
o PLT Angin 320 kW
o Gardu distribusi 1.400 unit (71.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.610 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.110 kms.


Tabel 4.8
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Utara
PLTD HSD Gunung Sitoli (sewa) 5 MW 2010 PLN
PLTD HSD Teluk Dalam (sewa) 3 MW 2010 PLN
PLTG Crash Program (Lot 2.3 & Lot 3) 139 MW 80% 2010 PLN
PLTA Asahan I 2 x 90 MW 2010 IPP
PLTM Parluasan 2 x 2,1 MW 2010 IPP
PLTM Aek Hutaraja 2 x 2,3 MW 2010 IPP
PLTM Tarabintang 5 MW 2010 IPP
PLTU Sumut (Pangkalan Susu) 2 x 220 MW 40% 2011 Perpres 71
PLTM Tarabintang 5 MW 2011 IPP
PLTM Pakat 2 x 5 MW 2011 IPP
PLTM Parlilitan 7,5 MW 2011 IPP
PLTG New Sumut 100 MW 2012 PLN
PLTA Asahan 3 2 x 87 MW 20% 2013 PLN
PLTU Pangkalan Susu Baru 1 x 200 MW 2013 PLN
PLTP Sarulla 1 2 x 110 MW 2013 IPP
PLTU Nias 2 x 7 MW 2013 IPP
PLTU Pangkalan Susu Baru 1 x 200 MW 2014 PLN
PLTP Sarulla 1 1 x 110 MW 2014 IPP
PLTP Sarulla 2 1 x 110 MW 2014 IPP
PLTP Sorik Merapi 1 x 55 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Rencana
JUMLAH
Total
Keterangan COD
Pendek
Jangka
Progress
1.986
Menengah/Panjang
340,8 1.646



24

Tabel 4.9
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Utara

1 Padang Sidempuan PLTP Sarulla 275 138 46,91 2010
2 PLTP Sarulla Simangkok 275 194 43,50 2010
3 PLTA Asahan 1 Simangkok 275 16 79,07 2010
4 Simangkok Galang 275 318 46,98 2010
5 Galang Binjai 275 160 40,46 2010
6 Binjai PLTU Pangkalan Susu 275 160 46,55 2010
JUMLAH 275 kV 986
7 Dolok Sanggul Incomer ( Tele - Tarutung) 150 14 10 2009
8 Tanjung Marowa Kuala Namu 150 34 12,60 2009
9 Galang Namurambe 150 80 10,83 2010
10 Galang Tanj. Marowa 150 20 12,5 2010
11 P. Sidempuan Panyabungan 150 140 10 2010
12 Lima Puluh Incomer (K.Tanjung -Kisaran) 150 40 2010
13 Kuala Namu Incomer (Sei Rotan - Perbaungan) 150 30 2010
14 Porsea Simangkok 150 10 34,443 2010
15 PLTU Kuala Tanjung Kuala Tanjung 150 6 2012
16 PLTA Asahan III Simangkok 150 22 2012
17 PLTP Sorik Merapi Panyabungan 150 46 2014
18 Tanjung Pura Incomer (Binjai - P.Brandan) 150 30 2012
19 KIM KIM 2 150 2 2012
20 KIM Medan Pancing 150 20 2012
21 KIM 2 Medan Selayang 150 30 2012
22 PLTU Sumut Infrastucture Lamhotma 150 20 2012
JUMLAH 150 kV 544
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.10
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sumatera Utara

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Simangkuk 275/150 New 20,137 2010
2 Asahan 1 275/18 Kit / New 2010
3 Padang Sidempuan 275/150 IBT / New 500 2010
4 Galang 275/150 IBT / New 1000 2010
5 Sarulla 275/150 IBT / New 500 2010
6 Binjai 275/150 IBT / New 1000 2010
Jumlah 275/150 kV 3.000
7 Paya Geli 150/20 Extension 60 2009
8 Kisaran 150/20 Extension 30 2009
9 Labuhan 150/20 Extension 60 2009
10 Gunung Para 150/20 Extension 30 2009
11 KIM 150/20 Extension 60 2009
12 Tele 150/20 Extension 20 2009
13 Lamhotma 150/20 Extension 10 2009
14 Aek Kanopan 150/20 Extension 30 2009
15 Gunung Tua 150/20 Extension 30 2009
16 Dolok Sanggul 150/20 New 30 20 2009
17 Kuala namu 150/20 New 60 2009
18 Tanjung Marowa 150/20 Extension 2 LB 2009
19 Sidikalang Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2009
20 Denai 150/20 Extension 60 2010
21 Denai 150/20 Extension 2 LB 2010
22 Namurambe 150/20 Extension 60 2010
23 Namurambe 150/20 Extension 2 LB 2010
24 Mabar 150/20 Extension 60 2010
25 Tebing Tinggi 150/20 Extension 60 2010
26 Sidikalang 150/20 Extension 30 2010
27 Sibolga 150/20 Extension 60 2010
28 Penyabungan 150/20 New 30 2010

25

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
29 P. Sidempuan Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
30 Lima Puluh 150/20 New 30 2010
31 Namurambe 150/20 Extension 2 LB 2010
32 Tanjung Marowa 150/20 Extension 2 LB 2010
33 Galang 150/20 New 4 LB 17,5 2010
34 Pematang Siantar 150/20 Extension 60 2011
35 P. Sidempuan 150/20 Extension 60 2011
36 Tanjung Marowa 150/20 Extension 60 2011
37 Kuala namu 150/20 Extension 60 20 2011
38 Kuala Tanjung 150/20 Extension 2 LB 2012
39 PLTU Kuala Tanjung Pembangkit New 2 LB 2012
40 PLTA Asahan III Pembangkit New 2 LB 2012
41 GIS Listrik 150/20 Extension 60 2012
42 Rantau Prapat 150/20 Extension 20 2012
43 Tanjung Pura 150/20 New 30 2012
44 KIM 2 150/20 New 120 2012
45 Medan Pancing 150/20 New 30 2012
46 Lamhotma 150/20 Extension 3 LB 2012
47 Medan Selayang 150/20 New 30 2012
48 KIM 150/20 Extension 6 LB 2012
49 Sicanang 150/20 Extension 30 2013
50 Lima Puluh 150/20 Extension 30 2013
51 Medan Pancing 150/20 Extension 60 2013
52 Medan Selayang 150/20 Extension 60 2013
53 Kisaran 150/20 Extension 60 2014
54 Porsea 150/20 Extension 30 0,466 2014
55 Binjai 150/20 Extension 60 2014
Jumlah 150/20 kV 1.670


Tabel 4.11
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sumatera Utara
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.550 7.500 7.550 7.525 7.575
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLTMH (kW) 60 300 300 350 350
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 260/13.250 260/13.250 280/14.250 290/14.750 310/15.750
Pembangunan JTM (KMS) 650 650 700 770 840
Pembangunan JTR (KMS) 600 600 610 650 650
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.550 7.500 7.550 7.525 7.575
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLTMH (kW) 60 300 300 350 350
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 260/13.250 260/13.250 280/14.250 290/14.750 310/15.750
Pembangunan JTM (KMS) 650 650 700 770 840
Pembangunan JTR (KMS) 600 600 610 650 650


4.2.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 3.524,1 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 2.988,2 juta, transmisi USD 187,5 juta,
gardu induk USD 189,3 juta dan program EBT USD 159,1 juta.



26

Tabel 4.12
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sumatera Utara
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 2.988,2
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 187,5
3 Gardu Induk (MVA) 189,3
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 22,2
- PLTS Terpusat 15 kW 1,6
- PLTMH (kW) 7,4
- PLT Angin (kW) 1,9
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.400 71.250 12,2
- JTM (kms) 74,1
- JTR (kms) 39,6
- PLTD (Unit/kW) - -
3.524,1
3.610
3.110
2010 s.d 2014
1.360
320
No Uraian
Volume
4.670
31.700
4
1.986
1.530



4.3 Provinsi Sumatera Barat

4.3.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat sekitar 95% dipasok
oleh P3B Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem
Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok
pembangkit-pembangkit dalam sistem terisolasi di Pulau Mentawai.
Dari 2 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat, 1
sistem (Sistem Mentawai) berada dalam kondisi Siaga dan 1 sistem lainnya
(Sistem Sumbagsel) berada dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sumatera Barat baru mencapai 69,37%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 6.017 permintaan atau sebesar 7,6 MVA.












27

Gambar 4.3
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sumatera Barat
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu : 1.597,70 MW
Beban puncak : 1.704,70 MW
Defisit : -107,00 MW
SISTEM MENTAWAI SISTEM MENTAWAI
Kapasitas terpasang : 3,19 MW
Daya mampu : 2,05 MW
Beban puncak : 0,95 MW
Surplus : 1,10 MW

4.3.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.13
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305

28

4.3.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk tahun diperkirakan rata-rata 0.7% per tahun
sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 5,1% per tahun, sehingga dengan asums tersebut permintaan
energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 507 MW (sekitar 11 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.506 kms
Gardu induk 1.070 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.850 unit
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit
o PLTMH 2.040 kW
o Gardu distribusi 1.320 unit (66.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.780 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.550 kms

Tabel 4.14
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Barat
PLTD MFO Sungai Penuh (sewa) 5 MW 2010 PLN
PLTM Telun Berasap 6 MW 2010 IPP
PLTM Mangani 1,1 MW 2011 IPP
PLTM Kambahan 1,5 MW 2011 IPP
PLTM Tarusan 3 MW 2011 IPP
PLTM Bayang 6 MW 2011 IPP
PLTM Fatimah 1,4 MW 2011 IPP
PLTM Guntung 0,6 MW 2011 IPP
PLTM Sikarban 1,4 MW 2011 IPP
PLTM Lubuk Gadang 4 MW 2011 IPP
PLTM Sinamar 10 MW 2011 IPP
PLTM Sumpur 2 MW 2011 IPP
PLTM Gunung Tujuh 8 MW 2011 IPP
PLTU Sumbar (Sumbar Pesisir) 2 x 112 MW 7% 2012 Perpres 71
PLTM Gumanti 10 MW 2012 IPP
PLTM Muara Sako 2,5 MW 2012 IPP
PLTP Muara Laboh 2 x 110 MW 2014 IPP
MW MW
MW Total
JUMLAH
Rencana COD
Pendek Menengah/Panjang
Jangka
Progress
11,0 496
507
Keterangan






29

Tabel 4.15
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Barat
1 Kiliranjao Payakumbuh 275 266 5 2010
2 Padang Sidempuan Payakumbuh 275 600 7,5 2010
JUMLAH 275 kV 866
3 Maninjau Padang Luar 150 42 2010
4 Padang Luar Payakumbuh 150 32 2010
5 Bangko Sungai Penuh 150 246 2010
6 PLTU Sumbar Pesel Bungus 150 50 46 2010
7 Bungus Kambang 150 180 2011
8 Pariaman Incomer (L.Alung - Maninjau) 150 4 2011
9 Kiliranjao Teluk Kuantan 150 52 2011
10 PLTP Kerinci Incomer (Bangko - Sungai Penuh) 150 20 2011
11 PLTP Muara Labuh Kambang 150 14 2014
JUMLAH 150 kV 640
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.16
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Provinsi Sumatera Barat

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Kiliranjao 275/150 IBT / New 250 2009
2 Payakumbuh 275/150 IBT / New 500 2010
Jumlah 275/150 kV 750
3 Padang Luar 150/20 Extension 60 2009
4 Padang Panjang 150/20 Extension 30 2009
5 Salak 150/20 Extension 20 2009
6 Maninjau 150/20 Extension 1 LB 2010
7 Padang Luar 150/20 Extension 2 LB 2010
8 Payakumbuh 150/20 Extension 1 LB 2010
9 Bungus 150/20 Extension 2 LB 2010
10 PLTU Sumbar Pesel Pembangkit New 2 LB 2010
11 Sungai Penuh 150/20 New 30 20 2010
12 Simpang Empat 150/20 Extension 60 100 2010
13 Maninjau 150/20 Extension 30 100 2010
14 Pariaman 150/20 Extension 2 LB 100 2010
15 Sungai Penuh 150/20 Extension 2 LB 2011
16 PLTP Sungai Penuh Pembangkit New 2 LB 2011
17 Kambang 150/20 New 30 2011
18 Bungus Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
19 Kiliranjao Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2011
20 PLTP Kerinci Pembangkit New 4 LB 2011
21 Payakumbuh 150/20 Extension 30 2012
22 Simpang Haru 150/20 Extension 30 2013
Jumlah 150/20 kV 320








30

Tabel 4.17
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sumatera Barat
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.600 7.600 7.500 7.550 7.600
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLTMH (kW) 90 450 500 500 500
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 250/12.500 250/12.500 250/13.000 250/13.500 250/14.500
Pembangunan JTM (KMS) 700 700 730 800 850
Pembangunan JTR (KMS) 650 650 700 750 800
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.600 7.600 7.500 7.550 7.600
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLTMH (kW) 90 450 500 500 500
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 250/12.500 250/12.500 250/13.000 250/13.500 250/14.500
Pembangunan JTM (KMS) 700 700 730 800 850
Pembangunan JTR (KMS) 650 650 700 750 800


4.3.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.327,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 940,1 juta, transmisi USD 158,2 juta,
gardu induk USD 64,2 juta dan program EBT USD 165 juta.

Tabel 4.18
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sumatera Barat
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 940,1
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 158,2
3 Gardu Induk (MVA) 64,2
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 23,0
- PLTS Terpusat 15 kW 1,6
- PLTMH (kW) 13,2
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.320 66.000 12,6
- JTM (kms) 77,5
- JTR (kms) 37,1
- PLTD (Unit/kW) - -
1.327,5
-
3.780
1.506
1.070
2.040
32.850
Volume
507
2010 s.d 2014
4
No Uraian
3.550









31

4.4 Provinsi Riau

4.4.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Riau sebagian besar (63%) dipasok oleh
P3B Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi
Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok pembangkit-
pembangkit dalam sistem-sistem terisolasi seperti: Sistem Bengkalis, Selat
Panjang, Pkl. Kerinci, Sungai Guntung, Kuala Enok, Pulau Kijang/Kota Baru,
Seberida, Tembilahan, Rengat, Air Molek, Psr. Pangaraian, Siak
S.Indrapura, dan Bagansiapiapi.
Dari 14 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Riau, 2 sistem
(Sistem Siak S. Indrapura dan Psr. Pangaraian) berada dalam kondisi
Siaga dan 12 sistem lainnya (Sistem Bengkalis, Selat Panjang, Pkl. Kerinci,
Sungai Guntung, Kuala Enok, Pulau Kijang/Kota Baru, Seberida,
Tembilahan, Rengat, Air Molek dan Bagansiapiapi) berada dalam kondisi
Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Riau baru mencapai 55,84% (termasuk
Provinsi Kepulauan Riau) dan rasio desa berlistrik sebesar 97,63%
(termasuk Provinsi Kepulauan Riau). Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 64.222 permintaan atau sebesar 97 MVA.
Gambar 4.4
Kondisi Kelistrikan Provinsi Riau
SISTEM TEMBILAHAN SISTEM TEMBILAHAN
Kapasitas terpasang : 10,28 MW
Daya mampu : 5,85 MW
Beban puncak : 7,50 MW
Defisit : -1,65 MW
SISTEM BENGKALIS SISTEM BENGKALIS
Kapasitas terpasang : 16,46 MW
Daya mampu : 8,16 MW
Beban puncak : 8,60 MW
Defisit : -0,44 MW
SISTEM SELAT PANJANG SISTEM SELAT PANJANG
Kapasitas terpasang : 13,98 MW
Daya mampu : 5,80 MW
Beban puncak : 6,80 MW
Defisit : -1,00 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu : 1.597,70 MW
Beban puncak : 1.704,70 MW
Defisit : -107,00 MW

32

34
SISTEM SIAK S. INDRAPURA SISTEM SIAK S. INDRAPURA
Kapasitas terpasang : 4,44 MW
Daya mampu : 2,51 MW
Beban puncak : 2,49 MW
Surplus : 0,02 MW
SISTEM SISTEM Pkl Pkl. KERINCI . KERINCI
Kapasitas terpasang : 3,47 MW
Daya mampu : 1,84 MW
Beban puncak : 2,01 MW
Defisit : -0,17 MW
SISTEM RENGAT SISTEM RENGAT
Kapasitas terpasang : 7,34 MW
Daya mampu : 2,09 MW
Beban puncak : 2,78 MW
Defisit : -0,69 MW
SISTEM BAGANSIAPIAPI SISTEM BAGANSIAPIAPI
Kapasitas terpasang : 9,70 MW
Daya mampu : 5,00 MW
Beban puncak : 6,15 MW
Defisit : -1,15 MW
SISTEM SEBERIDA SISTEM SEBERIDA
Kapasitas terpasang : 3,22 MW
Daya mampu : 1,38 MW
Beban puncak : 1,84 MW
Defisit : -0,46 MW
SISTEM SISTEM Psr Psr. PENGARAIAN . PENGARAIAN
Kapasitas terpasang : 0,50 MW
Daya mampu : 0,45 MW
Beban puncak : 0,36 MW
Surplus : 0,09 MW
SISTEM AIR MOLEK SISTEM AIR MOLEK
Kapasitas terpasang : 8,00 MW
Daya mampu : 5,55 MW
Beban puncak : 6,05 MW
Defisit : -0,50 MW
SISTEM KUALA ENOK SISTEM KUALA ENOK
Kapasitas terpasang : 2,20 MW
Daya mampu : 0,52 MW
Beban puncak : 0,85 MW
Defisit : -0,33 MW
SISTEM SUNGAI GUNTUNG SISTEM SUNGAI GUNTUNG
Kapasitas terpasang : 1,20 MW
Daya mampu : 1,03 MW
Beban puncak : 1,33 MW
Defisit : -0,30 MW
SISTEM PULAU KIJANG/ SISTEM PULAU KIJANG/
KOTA BARU KOTA BARU
Kapasitas terpasang : 0,99 MW
Daya mampu : 0,71 MW
Beban puncak : 0,98 MW
Defisit : -0,27 MW


4.4.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.19
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305

33

4.4.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk (termasuk Provinsi Kepulauan Riau) tahun
2008-2027 diperkirakan rata-rata 1,98% per tahun sedangkan pertumbuhan
ekonomi untuk periode yang sama diproyeksikan sebesar 6,2% per tahun,
sehingga berdasarkan asumsi tersebut permintaan energi listrik diperkirakan
tumbuh rata-rata sebesar 7,4% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Riau, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 283 MW (sekitar 16 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 2.012 kms
Gardu induk 1.380 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 26.650 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 400 kW
o PLT Angin 320 kW
o Gardu distribusi 1.720 unit (115.750 kVA) (termasuk Prov. Kepri)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.360 kms (termasuk Prov. Kepri)
o Jaringan Tegangan Rendah 4.490 kms (termasuk Prov. Kepri)
o PLTD 40 unit (14.000 kW).

Tabel 4.20
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Riau
PLTD HSD Rengat (sewa) 5 MW 2010 PLN
PLTD HSD Pasir Pangarayan (sewa) 5 MW 2010 PLN
PLTD MFO Tembilahan (sewa) 6 MW 2010 PLN
PLTU 1 Riau (Bengkalis) 2 x 10 MW 1% 2011 Perpres 71
PLTU 2 Riau (Selat Panjang) 2 x 7 MW 1% 2011 Perpres 71
PLTU Rengat 2 x 7 MW 2011 IPP
PLTU Riau 1 x 100 MW 2012 PLN
PLTU Tembilahan 2 x 7 MW 2012 IPP
PLTU Riau 1 x 100 MW 2013 PLN
PLTD Selat Panjang 5 MW 2014 PLN
MW MW
MW
Rencana
JUMLAH
Total
Keterangan COD
Pendek Menengah/Panjang
Jangka
Progress
16,0 267
283








34

Tabel 4.21
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Riau
1 Garuda Sakti Payakumbuh 275 300 2,5 2010
2 Rengat Garuda Sakti 275 440 2014
JUMLAH 275 kV 740
3 Garuda Sakti Kulim/Pasir Putih 150 70 2009
4 Bangkinang Pasir Pangaraian 150 220 2010
5 Garuda Sakti New Garuda Sakti 150 40 2010
6 Dumai KID Dumai/New Dumai 150 56 2010
7 Teluk Kuantan Rengat 150 194 2011
8 Dumai Bagan Siapi-api 150 134 2012
9 Kulim/Pasir Putih Perawang 150 70 2012
10 Kulim/Pasir Putih Pangkalan Kerinci 150 134 2012
11 Rengat Tembilahan 150 220 2012
12 Pangkalan Kerinci Rengat 150 134 2012
JUMLAH 150 kV 1.272
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.22
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Riau
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Garuda Sakti 275/150 IBT / New 500 2010
2 Rengat 275/150 IBT / New 250 2014
Jumlah 275/150 kV 750
3 Kulim 150/20 New 30 2009
4 Garuda Sakti Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2009
5 Kandis 150/20 New 10 2009
6 Kulim 150/20 Extension 30 2010
7 Pasir Pangarayan 150/20 New 30 2010
8 Bangkinang Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
9 New Garuda Sakti 150/20 New 60 2010
10 Garuda Sakti Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
11 KID Dumai 150/20 New 30 2010
12 Dumai Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
13 Rengat 150/20 New 30 2011
14 Teluk Kuantan Ext LB 150/20 Extension 3 LB 2011
15 Dumai 150/20 Extension 60 2012
16 Bagan Batu 150/20 Extension 20 2012
17 Perawang 150/20 New 30 2012
18 Kulim Ext LB 150/20 Extension 4 LB 2012
19 Pangkalan Kerinci 150/20 New 30 2012
20 Pangkalan Kerinci Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2012
21 Tembilahan 150/20 New 30 2012
22 Rengat Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2012
23 Bagan Siapi-api 150/20 New 30 2012
24 Dumai Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2012
25 Bangkinang 150/20 Extension 30 2013
26 Duri 150/20 Extension 60 2013
27 Kulim 150/20 Extension 60 2013
28 New Garuda Sakti 150/20 Extension 60 2014
Jumlah 150/20 kV 630





35

Tabel 4.23
Program Listrik Perdesaan Provinsi Riau
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.500 6.250 6.275 6.300 6.325
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 100 100 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 320/20.750 320/20.750 340/22.750 360/24.750 380/26.750
Pembangunan JTM (KMS) 800 800 820 940 1,000
Pembangunan JTR (KMS) 820 820 900 920 1,030
PLTD (Unit/kW)
9/3.500 10/3.750 10/3.750 7/2.000 4/1.000
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.500 6.250 6.275 6.300 6.325
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 100 100 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 320/20.750 320/20.750 340/22.750 360/24.750 380/26.750
Pembangunan JTM (KMS) 800 800 820 940 1,000
Pembangunan JTR (KMS) 820 820 900 920 1,030
PLTD (Unit/kW)
9/3.500 10/3.750 10/3.750 7/2.000 4/1.000
*)
: Jaringan termasuk Prov. Kepri

4.4.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.067,7 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 426,6 juta, transmisi USD 305,5 juta,
gardu induk USD 125,2 juta dan program EBT USD 210,4 juta.
Tabel 4.24
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Riau
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 426,6
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 305,5
3 Gardu Induk (MVA) 125,2
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 18,7
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 2,2
- PLT Angin (kW) 1,9
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.720 115.750 17,9
- JTM (kms) 111,9
- JTR (kms) 48,8
- PLTD (Unit/kW) 40 14.000 5,8
Cat: jaringan termasuk Prov. Kepri 1.067,7
4.360
4.490
1.380
26.650
8
400
320
2.012
No Uraian
2010 s.d 2014
283
Volume





4.5 Provinsi Kepulauan Riau

4.5.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas beberapa sistem
terisolasi, seperti Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Uban,
Tanjung Batu, Belakang Padang, Ranai (Natuna) dan Dabo Singkep/Daek
Lingga.
36

Khusus untuk Pulau Batam, kelistrikannya dipasok oleh pembangkit PT PLN
Batam yang sebagian wilayahnya telah terinterkoneksi dengan jaringan
transmisi 150 kV dan untuk industri di kawasan Muka Kuning Industrial Park,
kebutuhan listriknya dipasok oleh PT Batamindo yang memiliki pembangkit
sendiri.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kepulauan Riau, 1
sistem (Sistem Dabo Singkep/Daek Lingga) berada dalam kondisi Normal,
4 sistem (Sistem Batam, Tanjung Uban, Belakang Padang dan Ranai
(Natuna)) dalam kondisi Siaga dan 3 sistem lainnya (Sistem Tanjung
Pinang, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Batu) berada dalam kondisi
Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kepulauan Riau baru mencapai 55,84%
(termasuk Provinsi Riau) dan rasio desa berlistrik sebesar 97,63% (termasuk
Provinsi Riau). Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai 19.999
permintaan atau sebesar 51,1 MVA.
Gambar 4.5
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kepulauan Riau
44
SISTEM SISTEM Tj Tj. PINANG . PINANG
Kapasitas terpasang : 45,76 MW
Daya mampu : 31,30 MW
Beban puncak : 35,80 MW
Defisit : -4,50 MW
SISTEM BATAM SISTEM BATAM
Kapasitas terpasang : 365,93 MW
Daya mampu : 235,00 MW
Beban puncak : 202,10 MW
Surplus : 32,90 MW
SISTEM RANAI SISTEM RANAI
Kapasitas terpasang : 4,57 MW
Daya mampu : 2,95 MW
Beban puncak : 2,77 MW
Surplus : 0,18 MW
SISTEM SISTEM Tj Tj. UBAN . UBAN
Kapasitas terpasang : 5,46 MW
Daya mampu : 4,35 MW
Beban puncak : 4,05 MW
Surplus : 0,30 MW
SISTEM SISTEM Tj Tj. BATU . BATU
Kapasitas terpasang : 5,46 MW
Daya mampu : 2,91 MW
Beban puncak : 4,40 MW
Defisit : -1,49 MW
SISTEM BELAKANG PADANG SISTEM BELAKANG PADANG
Kapasitas terpasang : 1,52 MW
Daya mampu : 1,23 MW
Beban puncak : 1,17 MW
Surplus : 0,06 MW
SISTEM DABO SINGKEP/ SISTEM DABO SINGKEP/
DAEK LINGGA DAEK LINGGA
Kapasitas terpasang : 3,75 MW
Daya mampu : 2,25 MW
Beban puncak : 2,09 MW
Surplus : 0,16 MW
SISTEM SISTEM Tj Tj. BALAI KARIMUN . BALAI KARIMUN
Kapasitas terpasang : 17,18 MW
Daya mampu : 11,50 MW
Beban puncak : 16,70 MW
Defisit : -5,20 MW

4.5.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
37

sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.25
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305

4.5.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk (termasuk Provinsi Riau) diperkirakan rata-
rata 1,98% per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang
sama diproyeksikan sebesar 6,2% per tahun, sehingga berdasarkan asumsi
tersebut permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar
7,4% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kepulauan
Riau, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun
2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 495 MW (sekitar 90 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 165 kms
Gardu induk 570 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 25.150 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o Gardu distribusi 1.720 unit (115.750 kVA) (termasuk Prov. Riau)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.360 kms (termasuk Prov. Riau)
o Jaringan Tegangan Rendah 4.490 kms (termasuk Prov. Riau)







38

Tabel 4.26
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kepulauan Riau
PLTD HSD Tanjung Pinang (sewa) 5 MW 2010 PLN
PLTD HSD Selat Panjang (sewa) 5 MW 2010 PLN
PLTD HSD Tanjung Balai Karimun (sewa) 5 MW 2010 PLN
PLTD MFO Ranai (sewa) 6 MW 2010 PLN
PLTD (relokasi ex Lampung) 3 MW 2010 PLN
PLTU Removable Tanjung Pinang (sewa) 30 MW 2010 PLN
PLTU Tj. Balai Karimun 2 x 7 MW 74% 2010 Perpres 71
PLTU Tj. Batu 2 x 4 MW 2012 IPP
PLTU Tj. Balai Karimun 2 x 6 MW 2012 IPP
PLTD Dabo Singkep 6 MW 2014 PLN
PLTU Tj. Pinang 2 x 15 MW 2014 IPP
PLTU Tj. Balai Karimun 2 x 10 MW 2014 IPP
Batam:
PLTGU Panaran 2 22 MW 2010 IPP
PLTGU Panaran 1 20 MW 2011 IPP
PLTGU Tj. Uncang 1 x 40 MW 2011 PLN Batam
PLTMG Tj. Uncang 2 x 5,5 MW 2011 PLN Batam
PLTGU Tj. Uncang 2 x 54 MW 2012 IPP
PLTGU Tj. Uncang 1 x 40 MW 2013 PLN Batam
PLTU Tj. Kasam 2 x 55 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Keterangan
Pendek Menengah/Panjang
495
405
Progress
90,0
Jangka
COD Rencana
JUMLAH
Total

Tabel 4.27
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kepulauan Riau
1 Tanjung Kasam Tanjung Sauh 150 6 2010
2 Tanjung Sauh Pulau Ngenang 150 10 2010
3 Pulau Ngenang Tanjung Taluk 150 12 2010
4 Tanjung Taluk Sribintan 150 60 2010
5 Sribintan Air Raja 150 70 2010
JUMLAH 158
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)

Tabel 4.28
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kepulauan Riau
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Muka Kuning 150/20 New 30 2009
2 Nongsa 150/20 New 30 2010
1 Tanjung Taluk/Lobam 150/20 New 30 2010
2 Sribintan 150/20 New 30 2010
3 Air Raja 150/20 New 30 2010
6 Tanjung Uncang 150/20 New 60 2011
7 Sei Baloi 150/20 New 60 2012
8 Sei Baloi 150/20 New 60 2013
9 Batu Besar 150/20 New 30 2012
10 Sei Harapan 150/20 New 60 2012
11 Tanjung Kasam 150/20 New 60 2012
12 Tanjung Sengkuang 150/20 New 60 2013
13 Rempang 150/20 New 30 2014
Jumlah 570

39

Tabel 4.29
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kepulauan Riau
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.750 6.250 6.275 6.300 6.325
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.750 6.250 6.275 6.300 6.325
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80

4.5.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 704,7 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 633,5 juta, transmisi USD 20,2 juta,
gardu induk USD 30,3 juta dan program EBT USD 20,8 juta.
Tabel 4.30
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kepulauan Riau
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 655,5
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 20,2
3 Gardu Induk (MVA) 30,3
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 17,6
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) -
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW) - -
726,7
8
-
Volume
495
158
570
-
25.150
No Uraian
2010 s.d 2014
Masuk dalam rekap Prov. Riau



4.6 Provinsi Bengkulu

4.6.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan Provinsi Bengkulu bersama-sama dengan Provinsi Jambi
dan Provinsi Sumatera Selatan telah terinterkoneksi dengan baik melalui
jaringan transmisi 150 kV yang kesistemannya dikenal dengan Wilayah
Kesisteman Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB). Hampir seluruh
kebutuhan listrik (96%) di S2JB dipasok oleh P3B Sumatera melalui jaringan
transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan
(Sumbagsel) dan sisanya dipasok oleh pembangkit-pembangkit dalam
sistem-sistem terisolasi. Sistem-sistem terisolasi di Provinsi Bengkulu antara
lain: Sistem Muko-Muko, Manna dan Kaur.
40

Dari 4 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Bengkulu, 2 sistem
(Sistem Muko-Muko dan Kaur) berada dalam kondisi Normal dan 2 sistem
lainnya (Sistem Sumbagsel dan Manna) berada dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Bengkulu baru mencapai 51,46% dan
rasio desa berlistrik sebesar 92,21%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 13.964 permintaan atau sebesar 16,8 MVA.

Gambar 4.6
Kondisi Kelistrikan Provinsi Bengkulu
SISTEM MUKO SISTEM MUKO- -MUKO MUKO
Kapasitas terpasang : 3,12 MW
Daya mampu : 2,10 MW
Beban puncak : 1,02 MW
Surplus : 1,08 MW
SISTEM ISOLATED SWASTA SISTEM ISOLATED SWASTA
( (Kaur Kaur) )
Kapasitas terpasang : 3,90 MW
Daya mampu : 3,60 MW
Beban puncak : 3,50 MW
Surplus : 0,10 MW
SISTEM MANNA SISTEM MANNA
Kapasitas terpasang : 5,83 MW
Daya mampu : 1,70 MW
Beban puncak : 1,96 MW
Defisit : -0,26 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu : 1.597,70 MW
Beban puncak : 1.704,70 MW
Defisit : -107,00 MW

4.6.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.




41

Tabel 4.31
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305

4.6.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Wilayah S2JB diperkirakan rata-rata 1,2%
per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama
diproyeksikan sebesar 5,7% per tahun, berdasarkan asumsi tersebut
permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 8,2% per
tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Bengkulu, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 156 MW
Transmisi tenaga listrik 360 kms
Gardu induk 210 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 53.275 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.100 kW
o Gardu distribusi 1.920 unit (89.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.820 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.770 kms

Tabel 4.32
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Bengkulu
PLTM Manna 2 x 2 MW 2011 IPP
PLTM Lebong 4 x 3 MW 2011 IPP
PLTP Hululais 1 x 55 MW 2013 PLN
PLTP Hululais 1 x 55 MW 2014 PLN
PLTA Simpang Aur 2 x 6 MW 2014 IPP
PLTA Simpang Aur 2 x 9 MW 2014 IPP
MW MW
MW
JUMLAH
Total
Rencana COD Progress
Jangka
156
- 156
Pendek Menengah/Panjang
Keterangan

42

Tabel 4.33
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Bengkulu
1 Pagar Alam Manna 150 48 2009
2 Kambang Mukomuko 150 123 2010
3 Pekalongan/Curup Pulo Baai 150 45 2010
4 PLTP Hulu Lais Pekalongan 150 120 2013
5 PLTA Simpang Aur 1 Musi 150 12 2014
6 PLTA Simpang Aur 2 PLTA Simpang Aur 1 150 12 2014
JUMLAH 360
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.34
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Bengkulu
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Simpang Tiga 150/20 Extension 60 2009
2 Manna 150/20 New 30 15 2009
3 Mukomuko 150/20 New 30 2010
4 Pulo Baai 150/20 New 30 2010
5 Pekalongan Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
6 Pekalongan 150/20 Extension 2 LB 2011
7 PLTP Hulu Lais Pembangkit New 2 LB 2012
8 Simpang Tiga 150/20 Extension 60 2014
Jumlah 210


Tabel 4.35
Program Listrik Perdesaan Provinsi Bengkulu
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.000 12.500 12.550 12.600 12.625
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 250 250 250 250
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 360/16.750 360/16.750 380/17.750 400/18.750 420/19.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.300 1.300 1.320 1.400 1.500
Pembangunan JTR (KMS) 950 950 1.150 1.320 1.400
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.000 12.500 12.550 12.600 12.625
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 250 250 250 250
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 360/16.750 360/16.750 380/17.750 400/18.750 420/19.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.300 1.300 1.320 1.400 1.500
Pembangunan JTR (KMS) 950 950 1.150 1.320 1.400


4.6.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 618,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 248,4 juta, transmisi USD 99,8 juta,
gardu induk USD 21,8 juta dan program EBT USD 248,4 juta.




43

Tabel 4.36
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Bengkulu
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 248,4
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 99,8
3 Gardu Induk (MVA) 21,8
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 37,3
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 5,8
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.920 89.750 19,8
- JTM (kms) 138,0
- JTR (kms) 44,3
- PLTD (Unit/kW) - -
618,5
1.100
-
6.820
5.770
8
Volume
No Uraian
2010 s.d 2014
53.275
156
360
210



4.7 Provinsi Jambi

4.7.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan Provinsi Jambi bersama-sama dengan Provinsi Bengkulu
dan Provinsi Sumatera Selatan telah terinterkoneksi dengan baik melalui
jaringan transmisi 150 kV yang kesistemannya dikenal dengan Wilayah
Kesisteman Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB). Hampir seluruh
kebutuhan listrik (96%) di S2JB dipasok oleh P3B Sumatera melalui jaringan
transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan
(Sumbagsel) dan sisanya dipasok oleh pembangkit-pembangkit dalam
sistem-sistem terisolasi. Sistem-sistem terisolasi di Provinsi Jambi antara
lain: Sistem Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur dan Sarolangun.
Dari 4 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Jambi, 2 sistem
(Sistem Tanjung Jabung Timur dan Sarolangun) berada dalam kondisi
Siaga dan 2 sistem lainnya (Sistem Sumbagsel dan Muara Sabak) berada
dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jambi baru mencapai 51,41% dan rasio
desa berlistrik sebesar 99,43%. Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai
31.371 permintaan atau sebesar 92,3 MVA.






44

Gambar 4.7
Kondisi Kelistrikan Provinsi Jambi
SISTEM SAROLANGUN SISTEM SAROLANGUN
Kapasitas terpasang : 3,00 MW
Daya mampu : 2,40 MW
Beban puncak : 2,13 MW
Surplus : 0,27 MW
SISTEM MUARA SABAK SISTEM MUARA SABAK
Kapasitas terpasang : 0,40 MW
Daya mampu : 0,38 MW
Beban puncak : 0,42 MW
Defisit : -0,04 MW
SISTEM ISOLATED SWASTA SISTEM ISOLATED SWASTA
( (Tanjung Tanjung Jabung Jabung Timur Timur) )
Kapasitas terpasang : 7,20 MW
Daya mampu : 6,10 MW
Beban puncak : 6,00 MW
Surplus : 0,10 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu : 1.597,70 MW
Beban puncak : 1.704,70 MW
Defisit : -107,00 MW

4.7.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.37
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305

45

4.7.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Wilayah S2JB diperkirakan rata-rata 1,2%
per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama
diproyeksikan sebesar 5,7% per tahun, berdasarkan asumsi tersebut
permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 8,2% per
tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jambi, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 124 MW (sekitar 14 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.265 kms
Gardu induk 900 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 53.375 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.150 kW
o Gardu distribusi 1.820 unit (84.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 5.710 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 7.410 kms.

Tabel 4.38
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Jambi
PLTU Sarolangun 2 x 7 MW 10,00% Des 2009 IPP
PLTP Sungai Penuh 1 x 55 MW 2013 PLN
PLTP Sungai Penuh 1 x 55 MW 2014 PLN
MW MW
MW
Keterangan
JUMLAH
Total
Rencana
124
COD Progress
Jangka
14,0 110
Pendek Menengah/Panjang

Tabel 4.39
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Jambi
1 Betung Aur Duri 275 380 2014
2 Aur Duri Rengat 275 420 2014
JUMLAH 275 kV 800
3 Sarolangun Bangko 150 65 2010
4 Betung Aur Duri 150 380 66 2011
5 PLTP Sungai Penuh Sungai Penuh 150 20 2011
JUMLAH 150 kV 465
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)



46

Tabel 4.40
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Jambi
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Bangko 275/150 IBT / New 250 2009
2 Muara Bungo 275/150 IBT / New 250 2009
3 Aur Duri 275/150 IBT / New 250 2014
Jumlah 275/150 kV 750
4 Aur Duri 150/20 Extension 30 2009
5 Sarolangun 150/20 New 30 2010
6 Bangko Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2010
7 Aur Duri Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
8 Payo Selincah 150/20 Extension 60 2013
9 Muara Bungo 150/20 Extension 30 2013
Jumlah 150/20 kV 150

Tabel 4.41
Program Listrik Perdesaan Provinsi Jambi
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.050 12.500 12.575 12.600 12.650
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 250 250 250 300
Pem. Gardu Distribusi
(Unit/kVA) 340/15.750 340/15.750 360/16.750 380/17.750 400/18.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.000 1.000 1.100 1.250 1.360
Pembangunan JTR (KMS) 1.450 1.450 1.460 1.500 1.550
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.050 12.500 12.575 12.600 12.650
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 250 250 250 300
Pem. Gardu Distribusi
(Unit/kVA) 340/15.750 340/15.750 360/16.750 380/17.750 400/18.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.000 1.000 1.100 1.250 1.360
Pembangunan JTR (KMS) 1.450 1.450 1.460 1.500 1.550


4.7.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 740,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 194,4 juta, transmisi USD 221,8 juta,
gardu induk USD 75,1 juta dan program EBT USD 248,9 juta.
Tabel 4.42
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi Provinsi Jambi
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 194,4
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 221,8
3 Gardu Induk (MVA) 75,1
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 37,3
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 6,1
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.820 84.750 19,8
- JTM (kms) 98,3
- JTR (kms) 84,2
- PLTD (Unit/kW) - -
740,2
-
5.710
7.410
1.150
1.265
900
53.375
Volume
124
8
No Uraian
2010 s.d 2014

47

4.8 Provinsi Sumatera Selatan

4.8.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan Provinsi Sumatera Selatan bersama-sama dengan
Provinsi Bengkulu dan Provinsi Jambi telah terinterkoneksi dengan baik
melalui jaringan transmisi 150 kV yang kesistemannya dikenal dengan
Wilayah Kesisteman Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (S2JB). Hampir
seluruh kebutuhan listrik (96%) di S2JB dipasok oleh P3B Sumatera melalui
jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem Interkoneksi Sumatera Bagian
Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok oleh pembangkit-pembangkit
dalam sistem-sistem terisolasi.
Sistem Sumbagsel berada dalam kondisi Defisit
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sumatera Selatan baru mencapai 50,30%
dan rasio desa berlistrik sebesar 96,40%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 54.845 permintaan atau sebesar 62,3 MVA.
Gambar 4.8
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sumatera Selatan
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu : 1.597,70 MW
Beban puncak : 1.704,70 MW
Defisit : -107,00 MW

4.8.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
48

sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.43
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305


4.8.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Wilayah S2JB diperkirakan rata-rata 1,2%
per tahun sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama
diproyeksikan sebesar 5,7% per tahun, berdasarkan asumsi tersebut
permintaan energi listrik diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 8,2% per
tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sumatera
Selatan, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 1.474 MW (sekitar 139,5 MW
diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 713 kms
Gardu induk 2.100 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 54.300 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.150 kW
o Gardu distribusi 2.120 unit (99.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 8.310 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 8.330 kms.






49

Tabel 4.44
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Selatan
PLTG Talang Dukuh 20 MW Des 2009 PLN
PLTG Keramasan (sewa) 100 MW 50,00% 2009 PLN
PLTG Borang 19,5 50,00% 2010 PLN
PLTGU Keramasan 86 MW 2011 PLN
PLTU Talang Duku 2 x 6 MW 2011 IPP
PLTU Musi Rawas 2 x 7 MW 2011 IPP
PLTU Simpang Belimbing 2 x 113,5 MW - 2011 IPP
PLTGU Gunung Megang, ST Cycle 30 MW 2012 IPP
PLTG Keramasan (sewa) -100 MW 2013 PLN
PLTP Lumut Balai 2 x 55 MW 2013 IPP
PLTU Sumsel - 2 (Keban Agung) 2 x 112,5 MW 10,00% 2013 IPP
PLTU Banjarsari 200 MW 2013 IPP
PLTP Lumut Balai 2 x 55 MW 2014 IPP
PLTP Rantau Dadap 2 x 110 MW 2014 IPP
PLTU Sumsel 2 Mulut Tambang 200 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Keterangan Rencana
JUMLAH
Total 1.474
Progress COD
Pendek
Jangka
Menengah/Panjang
139,5 1.334

Tabel 4.45
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sumatera Selatan
1 PLTU Sumsel-5 (B.Lencir) Incomer 2 PI 275 2 2014
JUMLAH 275 kV 2
2 Tanjung Api api Borang 150 70 2009
3 Lahat Pagar Alam 150 47 2009
4 Betung Sekayu 150 35 2010
5 Talang Kelapa Betung 150 55 2010
6 Mariana Kayu Agung 150 45 2010
7 Jaka Baring Incomer ( Keramasan - Mariana) 150 1 2010
8 PLTP Lumut Balai Lahat 150 50 2013
9 PLTP Lumut Balai PLTP Rantau Dadap 150 50 2014
10 PLTU Sumsel-4 (S. Belimbing) Lahat 150 190 2011
11 PLTU Sumsel-1 (Banjarsari) Incomer (PLTU S.Belimbing - Lahat) 150 1 2011
12 Baturaja Muara Dua 150 62 2012
13 PLTU Sumsel-2 (Baturaja) Baturaja 150 40 2012
14 Lubuk Linggau Muara Rupit 150 65 2013
JUMLAH 150 kV 711
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.46
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sumatera Selatan
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Lahat 275/150 IBT / New 500 2009
2 Lubuk Linggau 275/150 IBT / New 250 2009
3 Betung 275/150 IBT / New 500 2014
4 PLTU Sumsel-5 (Bayung Lencir) 275/150 IBT / New 250 2014
Jumlah 275/150 kV 1.500
5 Borang 150/20 Extension 30 100 2009
6 Betung 150/20 Extension 30 2009
7 Gumawang 150/20 Extension 30 100 2009
8 Tanjung Api-api 150/20 New 30 2009
9 Borang Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2009

50

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
10 Pagar Alam Ext LB 150/20 Extension 3 LB 2009
11 Lahat Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2009
12 Gunung Megang 150/20 Extension 2 LB 100 2010
13 Prabumulih 150/20 Extension 60 2010
14 Jakabaring 150/20 New 30 2010
15 Kayu Agung 150/20 New 30 2010
16 Gumawang Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2010
17 Sekayu 150/20 New 30 2010
18 Betung Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2010
19 Kambang Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2010
20 Betung Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
21 PLTU Sumsel-1 Pembangkit New 4 LB 2011
22 Lahat 150/20 Extension 30 2011
23 Muara Dua 150/20 New 30 2011
24 PLTU Sumsel-1 150/20 Extension 30 2011
25 Lahat Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
26 PLTU Sp Belimbing 150/20 New 2 LB 2011
27 PLTU Banjarsari 150/20 New 4 LB 2011
28 PLTP Lumut Balai Pembangkit New 2 LB 2011
29 Baturaja Ext LB 150/20 Extension
1 LB
2011
30 Betung 150/20 Extension 2 LB 2011
31 PLTU New Sumsel - 1 Pembangkit New 2 LB 2011
32 Lahat 150/20 Extension 2 LB 2011
33 PLTU Baturaja 150/20 New 2 LB 2012
34 Baturaja Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2012
35 Gumawang Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2012
36 Sungai Lilin 150/20 New 30 2012
37 Talang Kelapa 150/20 Extension 60 2013
38 Pagar Alam 150/20 Extension 30 2013
39 Muara Rupit 150/20 New 30 2013
40 Lubuk Linggau Ext LB 150/20 Extension 1 LB 2013
41 Baturaja 150/20 Extension 60 2014
Jumlah 150/20 kV 570
42 Bukit Siguntang 70/20 Extension 30 2009
Jumlah 70/20 kV 30


Tabel 4.47
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sumatera Selatan
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.900 13.000 12.750 12.800 12.850
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 350 350 350 350
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 400/18.750 400/18.750 420/19.750 440/20.750 460/21.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.500 1.500 1.610 1.800 1.900
Pembangunan JTR (KMS) 1.600 1.600 1600 1.680 1.850
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.900 13.000 12.750 12.800 12.850
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 350 350 350 350
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 400/18.750 400/18.750 420/19.750 440/20.750 460/21.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.500 1.500 1.610 1.800 1.900
Pembangunan JTR (KMS) 1.600 1.600 1600 1.680 1.850


4.8.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 2.924,1 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 2.405,2 juta, transmisi USD 117,6 juta,
gardu induk USD 144,9 juta dan program EBT USD 256,4 juta.
51

Tabel 4.48
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sumatera Selatan
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 2.405,2
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 117,6
3 Gardu Induk (MVA) 144,9
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 38,0
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 8,0
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 2.120 99.750 20,2
- JTM (kms) 111,7
- JTR (kms) 75,4
- PLTD (Unit/kW) - -
2.924,1
-
2.100
54.300
8
8.310
8.330
Volume
1.474
713
1.500
No Uraian
2010 s.d 2014





4.9 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4.9.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri atas
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Bangka, Belitung, Mentok, Toboali,
Koba, Padang dan Nasik.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, 7 sistem (Sistem Belitung, Padang, Nasik, Seliu, Toboali, Mentok
dan Koba) berada dalam kondisi Siaga dan 1 sistem lainnya (Sistem
Merawang/Bangka) berada dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung baru
mencapai 72,88% dan rasio desa berlistrik sebesar 99,69%.












52

Gambar 4.9
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
SISTEM MERAWANG (BANGKA) SISTEM MERAWANG (BANGKA)
Kapasitas terpasang : 57,09 MW
Daya mampu : 37,70 MW
Beban puncak : 49,63 MW
Defisit : -11,93 MW
SISTEM KOBA SISTEM KOBA
Kapasitas terpasang : 4,59 MW
Daya mampu : 2,34 MW
Beban puncak : 2,25 MW
Surplus : 0,09 MW
SISTEM TOBOALI SISTEM TOBOALI
Kapasitas terpasang : 5,54 MW
Daya mampu : 3,41 MW
Beban puncak : 3,15 MW
Surplus : 0,26 MW
SISTEM MENTOK SISTEM MENTOK
Kapasitas terpasang : 7,78 MW
Daya mampu : 4,20 MW
Beban puncak : 3,40 MW
Surplus : 0,80 MW
SISTEM BELITUNG SISTEM BELITUNG
Kapasitas terpasang : 37,20 MW
Daya mampu : 24,20 MW
Beban puncak : 18,99 MW
Surplus : 5,21 MW
SISTEM PADANG SISTEM PADANG
Kapasitas terpasang : 7,74 MW
Daya mampu : 4,40 MW
Beban puncak : 3,78 MW
Surplus : 0,06 MW
SISTEM SELIU
Kapasitas terpasang : 0,15 MW
Daya mampu : 0,09 MW
Beban puncak : 0,05 MW
Surplus : 0,04 MW
SISTEM NASIK
Kapasitas terpasang : 0,25 MW
Daya mampu : 0,20 MW
Beban puncak : 0,12 MW
Surplus : 0,08 MW


4.9.2 Neraca Daya
Neraca daya Provinsi Bangka Belitung pada tahun 2010 memberikan
cadangan daya yang cukup hingga tahun 2014.
Tabel 4.49
Neraca Daya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 266 280 294 310 326
Komersial
GWH 34 35 35 36 37
Publik
GWH 27 31 35 41 46
Industri
GWH 31 33 35 37 39
Total Kebutuhan
GWH 358 378 400 424 449
Pertumbuhan
% 7,3 5,7 5,8 5,9 5,9
Susut & Losses (T&D)
% 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 11,8 11,7 11,6 11,5 11,4
Beban Puncak MW 74 78 82 87 92
Daya Terpasang MW
47 110 169 164 183
Daya Tambahan MW
64 63 0 24 60
Cadangan Daya MW
37 95 87 101 151



53

4.9.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
diperkirakan rata-rata 1% per tahun dan pertumbuhan ekonomi rata-rata
7,5% per tahun, sehingga berdasarkan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 5,8%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, telah direncanakan tambahan infrastruktur
ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 211 MW (sekitar 64 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 606 kms
Gardu induk 210 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.650 unit
o PLTS terpusat 15 kW 5 unit
o PLT Angin 320 kW
o Gardu distribusi 1.140 unit (62.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.620 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.840 kms
o PLTD 13 unit (3.250 kW)

Tabel 4.50
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PLTU Cangkang-Belitung 7 MW 2009 IPP
PLTD HSD Pangkal Pinang (sewa) 10 MW 2010 PLN
PLTD HSD Toboali (sewa) 5 MW 2010 PLN
PLTU 3 Babel (Air Anyer) 30 MW 48% 2010 Perpres 71
PLTU Cangkang-Belitung 7 MW 2010 IPP
PLTU Cangkang-Bangka 5 MW 2010 IPP
PLTU 3 Babel (Air Anyer) 30 MW 48% 2011 Perpres 71
PLTU 4 Babel (Belitung) 2 x 16,5 MW 7% 2011 Perpres 71
PLTU New Bangka 3 14 MW 2013 IPP
PLTU Bangka (Kemitraan) 10 MW 2013 IPP
PLTU Bangka 2 x 30 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Keterangan COD Rencana
JUMLAH
Total
Pendek Menengah/Panjang
Progress
Jangka
64,0 147
211







54

Tabel 4.51
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
1 Air Anyir Pangkal Pinang 150 44 2009
2 Air Anyir Sungai Liat 150 112 67,5 2009
3 Pangkal Pinang Kelapa 150 200 2010
4 Pangkal Pinang Air Gegas 150 200 2010
JUMLAH 150 kV 556
5 Suge Tanjung Pandan/Dukong 70 50 2009
JUMLAH 70 kV 50
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.52
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 PLTU Air Anyer Pembangkit New 2 LB 2009
2 Pangkal Pinang 150/20 New 60 2009
3 Sungai Liat 150/20 New 30 2009
4 Kelapa 150/20 New 30 2010
5 Air Gegas 150/20 New 30 2010
6 Pangkal Pinang 150/20 Extension 30 2012
7 PLTU Suge Pembangkit New 2 LB 2009
8 Tanjung Pandan 150/20 New 30 2009
Jumlah 210


Tabel 4.53
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.750 7.750 7.800 7.850 7.500
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 2
PLT Angin(kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 210/11.500 210/11.500 220/12.000 240/13.000 260/14.000
Pembangunan JTM (KMS) 700 650 700 750 820
Pembangunan JTR (KMS) 650 700 740 860 890
PLTD (Unit/kW)
1/250 6/1.500 4/1.000 2/500 -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.750 7.750 7.800 7.850 7.500
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 2
PLT Angin(kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 210/11.500 210/11.500 220/12.000 240/13.000 260/14.000
Pembangunan JTM (KMS) 700 650 700 750 820
Pembangunan JTR (KMS) 650 700 740 860 890
PLTD (Unit/kW)
1/250 6/1.500 4/1.000 2/500 -


4.9.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 555,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 384,7 juta, transmisi USD 18,5 juta,
gardu induk USD 7,5 juta dan program EBT USD 144,8 juta.



55

Tabel 4.54
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 384,7
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 18,5
3 Gardu Induk (MVA) 7,5
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 22,8
- PLTS Terpusat 15 kW 0,2
- PLTMH (kW) -
- PLT Angin (kW) 1,9
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.140 62.000 11,3
- JTM (kms) 75,7
- JTR (kms) 30,9
- PLTD (Unit/kW) 13 3.250 1,9
555,5
3.620
3.840
32.650
5
320
-
211
606
210
No Uraian
2010 s.d 2014
Volume



4.10 Provinsi Lampung

4.10.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik Provinsi Lampung hampir seluruh (99%) dipasok
oleh P3B Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kV dalam Sistem
Interkoneksi Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dan sisanya dipasok
pembangkit terisolasi yang tersebar di seluruh Provinsi Lampung seperti:
Sistem Bengkunat, Simpang Pematang, Pulau Sabesi, Krui, Pugung Tampak
dan Wiralaga
Dari 7 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Lampung, 4 sistem
(Sistem Bengkunat, Pulau Sabesi, Pugung Tampak dan Wiralaga) berada
dalam kondisi Siaga dan 3 sistem lainnya (Sistem Sumbagsel, Krui dan
Simpang Pematang) berada dalam kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Lampung baru mencapai 48,82% dan
rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 76.025 permintaan atau sebesar 88,3 MVA.









56

Gambar 4.10
Kondisi Kelistrikan Provinsi Lampung
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SUMBAGSEL SUMBAGSEL
Kapasitas terpasang : 2.529,70 MW
Daya mampu : 1.597,70 MW
Beban puncak : 1.704,70 MW
Defisit : -107,00 MW
SISTEM KRUI SISTEM KRUI
Daya mampu : 2,04 MW
Beban puncak : 2,20 MW
Defisit : -0,16 MW
SISTEM PUGUNG TAMPAK SISTEM PUGUNG TAMPAK
Kapasitas terpasang : 0,57 MW
Daya mampu : 0,34 MW
Beban puncak : 0,33 MW
Surplus : 0,01 MW
SISTEM BENGKUNAT SISTEM BENGKUNAT
Kapasitas terpasang : 0,24 MW
Daya mampu : 0,16 MW
Beban puncak : 0,13 MW
Surplus : 0,03 MW
SISTEM WIRALAGA SISTEM WIRALAGA
Kapasitas terpasang : 0,98 MW
Daya mampu : 0,37 MW
Beban puncak : 0,29 MW
Surplus : 0,08 MW
SISTEM SIMPANG PEMATANG SISTEM SIMPANG PEMATANG
Daya mampu : 0,16 MW
Beban puncak : 0,25 MW
Defisit : -0,09 MW
SISTEM PULAU SABESI SISTEM PULAU SABESI
Kapasitas terpasang : 0,090 MW
Daya mampu : 0,075 MW
Beban puncak : 0,049 MW
Surplus : 0,026 MW

4.10.2 Neraca Daya
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung
sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik pada jaringan
transmisi tenaga listrik 150 kV yang dikenal dengan nama Sistem Sumatera.
Dengan demikian, neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sumatera, dimana pada tahun 2010 kapasitas
sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada sehingga mengalami
defisit sebesar 460 MW. Adapun pada tahun-tahun selanjutnya kondisi
Sistem Sumatera berada pada kondisi baik.
Tabel 4.55
Neraca Daya Sistem Sumatera
URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Aceh GWH 1.378 1.546 1.733 1.942 2.176
Sumatera Utara GWH 7.008 7.543 8.124 8.756 9.441
Riau GWH 2.412 2.614 2.831 3.062 3.306
Sumbar GWH 2.332 2.510 2.698 2.897 3.108
S2JB GWH 3.305 3.535 3.783 4.053 4.347
Lampung GWH 1.935 2.083 2.249 2.437 2.649
Total Kebutuhan GWH 18.371 19.830 21.419 23.147 25.026
Pertumbuhan % 7,6 7,9 8,0 8,1 8,1
Susut & Losses (T&D)
% 11,3 11,2 11,1 11,0 10,9
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Beban Puncak MW 3.832 4.133 4.460 4.816 5.202
Daya Terpasang MW
2.729 3.318 4.728 5.297 6.743
Daya Tambahan MW 643 1.476 664 1.552 1.764
Cadangan Daya MW -460 661 931 2.033 3.305

57

4.10.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk diperkirakan sebesar 0,9% per tahun dan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2% per tahun, sehingga dengan asumsi
tersebut permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar
10,3% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Lampung, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 664 MW
Transmisi tenaga listrik 1.056 kms
Gardu induk 650 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 57.500 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.650 kW
o Gardu distribusi 1.540 unit (78.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 7.000 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 6.290 kms.

Tabel 4.56
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Lampung
PLTP Ulubelu #1 1 x 55 MW 2011 PLN
PLTU Lampung (Tarahan) 2 x 100 MW 34% 2011 Perpres 71
PLTU Kalianda 2 x 6 MW 2011 IPP
PLTU Lampung Tengah 2 x 6 MW 2011 IPP
PLTP Ulubelu #2 1 x 55 MW 2012 PLN
PLTP Rajabasa 1 x 110 MW 2013 IPP
PLTP Ulubelu #3 1 x 55 MW 2013 IPP
PLTP Rajabasa 1 x 110 MW 2014 IPP
PLTP Ulubelu #4 1 x 55 MW 2014 IPP
MW
MW
JUMLAH
Total
Rencana COD
Jangka
664
Progress
664
Pendek Menengah/Panjang
Keterangan













58

Tabel 4.57
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Lampung
1 Sribawono Seputih Banyak 150 140 96,2 2009
2 Bukit Kemuning Kotabumi (Uprating dari 1 x 240 mm2) 150 74 2009
3 PLTU Tarahan Baru Incomer (New Tarahan - Kalianda) 150 1 5 2010
4 Pagelaran Kota Agung 150 80 2010
5 Liwa Incomer (B.Kemuning - Besai) 150 200 2010
6 Gumawang Menggala 150 91 100 2010
7 PLTP Ulu Belu pi Incomer (Pagelaran-Batutegi) 150 40 2011
8 Menggala Seputih Banyak 150 120 51,75 2012
9 Natar Gedong Tataan 150 60 2012
10 PLTP Rajabasa Kalianda 150 40 2013
11 PLTP Ulubelu 3 dan 4 PLTP Ulubelu 1 dan 2 150 20 2013
12 Teluk Betung Teluk Ratai 150 60 2013
13 Kalianda Bakauheni 150 90 2014
14 PLTP Wai Ratai Teluk Ratai 150 40 2014
JUMLAH 1.056
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.58
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Lampung
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Teluk Betung 150/20 Extension 60 2009
2 Sutami 150/20 Extension 30 2009
3 Seputih Banyak 150/20 New 60 97.25 2009
4 Sribawono Ext LB 150/20 Extension 2 LB 100 2009
5 Adijaya 150/20 Extension 2 LB 2010
6 PLTU Tarahan Baru (Perpres) Pembangkit New 4 LB 100 2010
7 Kotabumi 150/20 Extension 60 2010
8 Kota Agung 150/20 New 30 2010
9 Pagelaran Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
10 Liwa 150/20 New 30 2010
11 Menggala 150/20 Extension 3 LB 100 2010
12 Adijaya 150/20 Extension 30 2011
13 Ulu Belu 150/20 New 20 2011
14 Seputih Banyak 150/20 Extension 2 LB 2012
15 New Tarahan 150/20 Extension 60 2012
16 Gedong Tataan 150/20 New 30 2012
17 Natar Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2012
18 Kalianda 150/20 Extension 2 LB 2012
19 PLTP Rajabasa Pembangkit New 2 LB 2012
20 Bukit Kemuning 150/20 Extension 30 2013
21 Metro 150/20 Extension 30 2013
22 Tegineneng 150/20 Extension 60 2013
23 Teluk Ratai 150/20 New 30 2013
24 Teluk Betung Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2013
25 Menggala 150/20 Extension 30 2014
26 Sukarame 150/20 Extension 30 83.38 2014
27 Bakauheni / Ketapang 150/20 New 30 2014
28 Kalianda 150/20 Extension 2 LB 2014
29 Teluk Ratai 150/20 Extension 2 LB 2014
30 PLTP Wai Ratai Pembangkit New 2 LB 2014
Jumlah 650


59

Tabel 4.59
Program Listrik Perdesaan Provinsi Lampung
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.200 13.500 13.550 13.600 13.650
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 350 400 400 400
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 290/14.750 290/14.750 300/15.250 320/16.250 340/7.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.300 1.300 1.350 1.480 1.570
Pembangunan JTR (KMS) 1.150 1.150 1.250 1.320 1.420
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.200 13.500 13.550 13.600 13.650
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 350 400 400 400
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 290/14.750 290/14.750 300/15.250 320/16.250 340/7.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.300 1.300 1.350 1.480 1.570
Pembangunan JTR (KMS) 1.150 1.150 1.250 1.320 1.420


4.10.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.773,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 1.342,4 juta, transmisi USD 111,1 juta,
gardu induk USD 52,6 juta dan program EBT USD 267,4 juta.
Tabel 4.60
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Lampung
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 1.342,4
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 111,1
3 Gardu Induk (MVA) 52,6
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 40,2
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 8,8
- PLT Angin (kW) 1,9
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.540 78.250 21,3
- JTM (kms) 144,1
- JTR (kms) 47,9
- PLTD (Unit/kW) - -
1.773,5
320
7.000
6.290
1.056
650
57.500
8
1.650
Volume
664
No Uraian
2010 s.d 2014








60

4.11 Provinsi Banten

4.11.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Provinsi Banten adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Pasokan utama untuk kebutuhan
tenaga listrik di Provinsi Provinsi Banten selain dari sistem transmisi 500 kV
dan 150 kV adalah PLTU Suralaya, PLTU/PLTGU Muara Tawar.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Banten mencapai 63,90% dan rasio desa
berlistrik sebesar 99,33%. Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai 40.340
permintaan atau sebesar 304,9 MVA.
Gambar 4.11
Kondisi Kelistrikan Provinsi Banten
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu : 17.453 MW
Beban puncak : 17.234 MW
Surplus : 219 MW
Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW

4.11.2 Neraca Daya
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.

61

Tabel 4.61
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah tangga GWh
53.778 60.565 68.257 76.964 86.814
Publik GWh
7.980 8.900 9.926 11.070 12.345
Komersial GWh
24.615 27.689 31.081 34.824 38.951
Industri GWh
47.484 49.337 51.208 53.101 55.018
Total Kebutuhan GWh
133.856 146.491 160.471 175.958 193.129
Pertumbuhan % 9,3 9,4 9,5 9,7 9,8
Susut & Losses (T&D) % 9,3 9,2 9,1 9,0 8,9
Susut Pemakaian Sendiri % 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
Total Susut & Losses
% 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 23.084 25.240 27.624 30.264 33.188
Daya Terpasang MW 19.257 26.484 21.858 18.804 16.687
Daya Tambahan MW 4.311 4.219 3.383 2.630 4.882
Cadangan Daya MW 484 5.463 -2.383 -8.830 -11.619


4.11.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Banten, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 2.280 MW (sekitar 925 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010).
Transmisi tenaga listrik 1.710 kms (termasuk Provinsi DKI Jakarta).
Gardu induk 15.244 MVA (termasuk Provinsi DKI Jakarta).
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 39.225 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit.
o PLTMH 307 kW.
o Gardu distribusi 1.640 unit (80.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.890 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 4.360 kms.









62

Tabel 4.62
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Banten
PLTU 2 Banten (Labuan) 300 MW 99% 2009 Perpres 71
PLTU 2 Banten (Labuan) 300 MW 99% 2010 Perpres 71
PLTU 1 Banten (Suralaya) 1 x 625 MW 88% 2010 Perpres 71
PLTU 3 Banten (Teluk Naga/Lontar) 3 x 315 MW 60% 2011 Perpres 71
PLTP Rawa Dano 1 x 110 MW 2014 IPP
MW MW
MW
JUMLAH
Total
Rencana Keterangan
1.225,0 1.055
2.280
Menengah/Panjang
Progress
Pendek
Jangka
COD

Tabel 4.63
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Region Banten dan DKI Jakarta
NO. DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)
PROGRESS
(%)
COD
1 Balaraja Inc.(Slya-Gdl) 500 2 96,2 2009
2 Suralaya New Suralaya Old 500 3 100 2010
3 Balaraja Suralaya Baru 500 80 2011
4 Durikosambi (GIS) Kembangan 500 6 2012
5 Balaraja Kembangan 500 80 2012
6 Lengkong Inc. (Blrja-Gndul) 500 2 2013
JUMLAH 500 kV 173
7 Balaraja New Balaraja 150 20 100 2009
8 Durikosambi Petukangan 150 52 51,52 2009
9 Taman Rasuna/Pancoran (GIS) Duren Tiga 150 9 100 2009
10 Curug/Lippo Karawaci Inc. (Cldug-Ckupa) 150 4 100 2009
11 Labuan PLTU Saketi II 150 46 2009
12 Labuan PLTU Menes II 150 20 2009
13 Menes II Asahimas 150 110 2009
14 Saketi II Rangkasbitung II 150 59 2009
15 Senayan Baru Kembangan 150 22 100 2010
16 Angke Ancol 150 10 2010
17 Gandul Serpong 150 40 2010
18 Cawang Duren Tiga 150 10 2010
19 New Tangerang Cengkareng 150 14 2010
20 Gandul Petukangan 150 28 2010
21 Cikupa Balaraja 150 23 2010
22 Kelapa Gading Incomer (Pgsan-Plpng) 150 2 2010
23 Pondok Indah (UGC) Gandul 150 14 79,35 2010
24 Bogor Baru Sentul 150 20 2010
25 Cibinong Sentul 150 18 2010
26 Antasari/CSW II/Kenvil (Drtga/Kemang-Kenvil) 150 10 2011
27 Lautan Stell Inc. (Blrja-Citra) 150 4 2011
28 Gandaria 150 Cibinong 150 24 2011
29 Gandaria 150 (GIS) Cibinong 150 24 2011
30 Lengkong Serpong 150 40 2011
31 Bintaro II Bintaro 150 14 2011
32 Semanggi Barat (Box) Semanggi Timur (Box) 150 1 2011
33 Gedung Pola Manggarai 150 4 2011
34 Duren Tiga Kemang 150 6 2011
35 New Senayan Senayan 150 6 2011
36 Tanah Tinggi (GIS) Inc. (Gmblm-Plmas) 150 4 2011
37 Jatiwaringin Inc. (Pdklp-Jtngn) 150 24 2011
38 Rangkasbitung II Kopo 150 34 2011
39 Kedung Badak II Depok III 150 46 2011
40 Ciawi Baru Cibadak Baru II 150 52 2011
41 Muaratawar Inc. (Bkasi-Kdsapi) 150 40 2011
42 Bogor baru Cianjur 150 91 2011
43 Malingping Saketi II 150 80 2011
44 Mangga Besar II/G.Sahari Kemayoran 150 16 2012
45 Millenium Inc. (Lautan-Citra) 150 6 2012
46 Muarakarang II/Kapuk Inc (Mkrang-Dksbi) 150 10 73,62 2012
47 Cakung TownShip Inc. (Kdspi-Bekasi) 150 10 2012
48 Muarakarang Angke 150 11 2012

63

NO. DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)
PROGRESS
(%)
COD
49 Semanggi Barat (Box) Karet 150 8 2012
50 Durikosambi II/Daanmogot Inc.(Dksbi-Mkrng) 150 4 2012
51 Semanggi Barat (GIS) Inc.(Mpang_Karetlm) 150 5 2012
52 Jatirangon II/Cibubur Cileungsi II 150 10 2012
53 Cileungsi II/Jonggol Cibinong 150 30 2012
54 Asahimas II Asahimas 150 10 2012
55 Bogor II Bogor Baru 150 10 2012
56 Lembursitu Baru Cianjur 150 64 2012
57 Cimanggis II/Kota Kembang Inc. (Cmgis-Depok III) 150 10 2012
58 Pelabuhan Ratu II Ubrug 150 150 50 2012
59 Bogor Kota (IPB) Kedung Badak 150 10 2012
60 Cilegon Baru II Cilegon Baru 150 10 2012
61 Lengkong New Lengkong 150 10 2013
62 Petukangan Bintaro 150 18 2013
63 Bintaro Serpong 150 18 2013
64 Cibadak Baru II Inc. (Cbdru-Jbstn) 150 20 2013
65 Bayah Pelabuhan Ratu 150 70 2013
66 Ciledug II/Alam sutra Inc.(Cldug-Cikupa) 150 10 2014
67 Kemayoran II Inc. (Priok-Plpng) 150 10 2014
68 Karet New Karet 150 10 2014
69 Depok II (GIS) Depok III 150 12 2014
70 Bekasi II Inc (Bkasi-Ksbru) 150 10 2014
71 Kracak Baru Kedung Badak 150 20 2014
72 PLTP Rawa Dano Inc. (Menes - Asahimas) 150 30 2014
JUMLAH 150 kV 1.537


Tabel 4.64
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Banten dan DKI Jakarta
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Gandul 500/150 500 2011
2 Balaraja 500/150 500 2011
3 Kembangan 500/150 166 2011
4 Cawang 500/150 166 2011
5 Gandul 500/150 166 2011
6 Cilegon 500/150 166 2011
7 Muaratawar 500/150 500 2011
8 Balaraja 500/150 500 2012
9 Depok III/Rawadenok 500/150 500 2012
10 Cawang (GIS) 500/150 500 2012
11 Durikosambi 500/150 1.000 2013
12 Kembangan 500/150 - 2013
13 Lengkong 500/150 500 2013
JUMLAH 500/150 kV 5.164
14 Karet Lama 150/70 100 2010
JUMLAH 150/70 kV 100
15 Plumpang 150/20 60 2009
16 Teluk Naga 150/20 60 2009
17 Senayan Baru (GIS) 150/20 120 2009
18 Muarakarang 150/20 60 2009
19 Balaraja New 150/20 60 2009
20 Citrahabitat 150/20 60 2009
21 Pasar Kemis 150/20 60 2009
22 Curug/Lippo Karawaci 150/20 60 65,07 2009
23 Gandul 150/20 60 99,74 2009
24 Kemayoran 150/20 60 45 2009
25 Lengkong 150/20 60 2009
26 Taman Rasuna Said (GIS) 150/20 120 2009
27 Puncak Ardi Mulya 150/20 60 2009

64

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
28 Menes II 150/20 120 2009
29 Cimanggis 150/20 60 57,64 2009
30 Jatake 150/20 60 2010
31 Miniatur 150/20 60 2010
32 MuaraKarang 150/20 60 89,7 2010
33 Kelapa Gading (GIS) 150/20 60 2010
34 Pondok Indah (GIS) 150/20 120 2010
35 Bogor Baru 150/20 60 2010
36 Kopo 150/20 60 2010
37 Saketi II 150/20 120 2010
38 Cikande 150/20 60 2010
39 Semen Cibinong 150/20 60 89,99 2010
40 Cibinong 150/20 60 2010
41 Puncak Ardi Mulya 150/20 60 2010
42 Gandaria 150 (GIS) 150/20 180 100 2010
43 New Senayan 150/20 120 100 2010
44 Tanah Tinggi (GIS) 150/20 120 100 2010
45 Taman Rasuna Said (GIS) 150/20 60 100 2010
46 Bintaro II (GIS) 150/20 120 20 2011
47 Antasari/CSW II (GIS) 150/20 120 0 2011
48 Lippo Curug 150/20 60 0 2011
49 Lautan Steel 150/20 180 2011
50 Ciledug 150/20 60 2011
51 Durentiga (GIS) 150/20 60 2011
52 Kebonsirih (GIS) 150/20 60 2011
53 Legok 150/20 120 2011
54 Danayasa (GIS) 150/20 60 2011
55 Durikosambi 150/20 60 2011
56 Tangerang Baru 150/20 60 2011
57 Cipinang (GIS) 150/20 60 2011
58 Kandangsapi (GIS) 150/20 60 2011
59 Manggabesar 150/20 60 2011
60 Lengkong Ext 150/20 60 86 2011
61 Balaraja 150/20 60 2011
62 Gedung Pola 150/20 120 2011
63 Manggarai 150/20 120 2011
64 Dukuh Atas 150/20 120 2011
65 Ketapang 150/20 120 2011
66 Mangga Besar 150/20 120 2011
67 Kebon Sirih 150/20 120 2011
68 Gambir Lama 150/20 120 2011
69 Duren Tiga 150/20 120 2011
70 Kemang 150/20 120 2011
71 Senayan 150/20 120 2011
72 Jatiwaringin 150/20 120 15 2011
73 Balaraja New 150/20 60 99,95 2011
74 Kedung Badak II 150/20 120 2011
75 Rangkasbitung II 150/20 120 2011
76 Cibadak Baru 150/20 60 2011
77 Serang 150/20 60 2011
78 Ciawi Baru 150/20 120 2011
79 Sentul 150/20 60 2011
80 Cibinong 150/20 60 2011
81 Malingping 150/20 60 2011
82 Cilegon Lama 150/20 60 2011

65

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
83 Mangga Besar II GIS/Gunung Sahari 150/20 120 20 2012
84 Muarakarang II/Kapuk (PIK) 150/20 100 2012
85 Millenium 150/20 180 2012
86 Abadi GunaPapan 150/20 60 2012
87 Grogol (GIS) 150/20 60 2012
88 Durikosambi II (GIS)/Daanmogot 150/20 120 2012
89 Semanggi Barat (GIS) 150/20 120 2012
90 Cakung Township 150/20 100 2012
91 Citrahabitat 150/20 60 74,03 2012
92 Jatirangon II/Cibubur 150/20 100 2012
93 Bogor Kota (GIS) 150/20 120 2012
94 Asahimas II 150/20 60 2012
95 Bogor II 150/20 120 2012
96 Cileungsi II/Jonggol 150/20 120 2012
97 Cimanggis II/Kotakembang 150/20 120 2012
98 Lembursitu Baru 150/20 120 2012
99 Depok III/Rawadenok 150/20 60 2012
100 Pelabuhan Ratu II 150/20 60 2012
101 Ciawi Baru 150/20 60 2012
102 Puncak Ardi Mulya 150/20 60 2012
103 Cilegon Baru II 150/20 120 2012
104 Legok 150/20 60 2013
105 Tigaraksa 150/20 60 2013
106 Tangerang Baru 150/20 60 2013
107 Plumpang 150/20 60 2013
108 Teluk Naga 150/20 60 2013
109 Durikosambi 150/20 60 2013
110 Lippo Curug 150/20 120 2013
111 Bayah 150/20 60 2013
112 Serang 150/20 60 2013
113 Kedung Badak II 150/20 60 0 2013
114 Menes II 150/20 60 0 2013
115 Cibadak Baru II 150/20 120 2013
116 Kelapa Gading (GIS) 150/20 60 98,39 2014
117 Bintaro II 150/20 60 2014
118 Sepatan 150/20 60 2014
119 Pondok Indah (GIS) 150/20 60 99 2014
120 Kemayoran II 150/20 100 2014
121 Ciledug II/Alam Sutra 150/20 200 2014
122 Karet New 150/20 60 2014
123 Pasar Kemis 150/20 60 88,66 2014
124 Kandangsapi (GIS) 150/20 60 2014
125 Depok II (GIS) 150/20 200 2014
126 Bekasi II 150/20 120 2014
127 Kracak Baru 150/20 120 2014
128 Lembursitu Baru 150/20 60 2014
129 Depok III/Rawadenok 150/20 60 2014
JUMLAH 150/20 kV 9.920
130 Depok Baru 70/20 30 2011
131 Bunar 70/20 30 2011
JUMLAH 70/20 kV 60



66

Tabel 4.65
Program Listrik Perdesaan Provinsi Banten
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.950 9.250 9.300 9.350 9.375
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 50 57 100 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 300/15.000 320/15.500 320/15.500 340/16.500 360/17.500
Pembangunan JTM (KMS) 900 900 950 1.050 1.090
Pembangunan JTR (KMS) 800 800 860 900 1.000
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.950 9.250 9.300 9.350 9.375
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 50 57 100 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 300/15.000 320/15.500 320/15.500 340/16.500 360/17.500
Pembangunan JTM (KMS) 900 900 950 1.050 1.090
Pembangunan JTR (KMS) 800 800 860 900 1.000


4.11.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 5.100,8 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 3.063 juta, transmisi USD 877,8 juta,
gardu induk USD 978,3 juta dan program EBT USD 181,7 juta.
Tabel 4.66
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Banten
Investasi (juta USD)
Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 3.063,0
Transmisi Tenaga Listrik (kms) 877,8
Gardu Induk (MVA) 978,3
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 27,4
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 0,6
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.640 80.000 15,1
- JTM (kms) 94,7
- JTR (kms) 40,7
- PLTD (Unit/kW) 0 -
Cat: transmisi, GI & jaringan termasuk Prov. DKI Jakarta 5.100,8
4.890
4.360
8
307
0
2.280
1.710
15.244
Volume
39.225
Uraian
2010 s.d 2014









67

4.12 Provinsi DKI Jakarta

4.12.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan kelistrikan di Provinsi DKI Jakarta dilayani dari energi transfer
dari sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (JAMALI) sebagai pemasok
utama melalui jaringan SUTET (500 kV) dan SUTT (150 kV dan 70 kV),
disamping pasokan dari PLTU-PLTGU Muara Karang dan Priok. Sistem
Jamali dalam kondisi Siaga.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi DKI Jakarta sudah mencapai 100,00% dan
rasio desa berlistrik sebesar 100,00%.
Gambar 4.12
Kondisi Kelistrikan Provinsi DKI Jakarta
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu : 17.453 MW
Beban puncak : 17.234 MW
Surplus : 219 MW
Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW


4.12.2 Neraca Daya
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
68

Tabel 4.67
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah tangga GWh
53.778 60.565 68.257 76.964 86.814
Publik GWh
7.980 8.900 9.926 11.070 12.345
Komersial GWh
24.615 27.689 31.081 34.824 38.951
Industri GWh
47.484 49.337 51.208 53.101 55.018
Total Kebutuhan GWh
133.856 146.491 160.471 175.958 193.129
Pertumbuhan % 9,3 9,4 9,5 9,7 9,8
Susut & Losses (T&D) % 9,3 9,2 9,1 9,0 8,9
Susut Pemakaian Sendiri % 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
Total Susut & Losses
% 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 23.084 25.240 27.624 30.264 33.188
Daya Terpasang MW 19.257 26.484 21.858 18.804 16.687
Daya Tambahan MW 4.311 4.219 3.383 2.630 4.882
Cadangan Daya MW 484 5.463 -2.383 -8.830 -11.619


4.12.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi DKI Jakarta,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 1.437 MW (sekitar 694 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik masuk dalam rekap Provinsi Banten.
Gardu induk masuk dalam rekap Provinsi Banten.
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 300 unit

Tabel 4.68
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi DKI Jakarta
PLTGU Muara Karang 500 MW 69,88% 2009 PLN
PLTGU Muara Karang 194 MW 69,88% 2010 PLN
PLTGU Priok Extension 500 MW 2011 PLN
PLTGU Priok Extension 243 MW 2012 PLN
MW MW
MW
Keterangan
694,0 743
1.437
Menengah/Panjang
Progress
Pendek
Jangka
COD
JUMLAH
Total
Rencana


69

4.12.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.337,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 1.337 juta dan program EBT USD 0,2
juta.
Tabel 4.69
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi DKI Jakarta
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 1.337,0
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms)
3 Gardu Induk (MVA)
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 0,2
- PLTS Terpusat 15 kW -
- PLTMH (kW) -
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) -
- JTM (kms) -
- JTR (kms) -
- PLTD (Unit/kW) -
1.337,2
300
Volume
1.437
No Uraian
2010 s.d 2014
masuk dalam rekap Prov. Banten




4.13 Provinsi Jawa Barat

4.13.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Barat adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Pasokan utama untuk kebutuhan
tenaga listrik di Provinsi Jawa Barat selain dari sistem transmisi 500 kV dan
150 kV adalah PLTA Saguling dan PLTA Cirata.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat sudah mencapai 67,40% dan
rasio desa berlistrik sebesar 99,81%. Sementara daftar tunggu PLN telah
mencapai 131.718 permintaan atau sebesar 176,9 MVA.








70

Gambar 4.13
Kondisi Kelistrikan Provinsi Jawa Barat
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu : 17.453 MW
Beban puncak : 17.234 MW
Surplus : 219 MW
Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW


4.13.2 Neraca Daya
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
Tabel 4.70
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah tangga GWh
53.778 60.565 68.257 76.964 86.814
Publik GWh
7.980 8.900 9.926 11.070 12.345
Komersial GWh
24.615 27.689 31.081 34.824 38.951
Industri GWh
47.484 49.337 51.208 53.101 55.018
Total Kebutuhan GWh
133.856 146.491 160.471 175.958 193.129
Pertumbuhan % 9,3 9,4 9,5 9,7 9,8
Susut & Losses (T&D) % 9,3 9,2 9,1 9,0 8,9
Susut Pemakaian Sendiri % 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
Total Susut & Losses
% 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 23.084 25.240 27.624 30.264 33.188
Daya Terpasang MW 19.257 26.484 21.858 18.804 16.687
Daya Tambahan MW 4.311 4.219 3.383 2.630 4.882
Cadangan Daya MW 484 5.463 -2.383 -8.830 -11.619

71

4.13.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 7.538 MW (sekitar 1.102 MW
diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2010).
Transmisi tenaga listrik 2.834 kms.
Gardu induk 11.080 MVA.
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 34.825 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit.
o PLTMH 400 kW.
o Gardu distribusi 1.390 unit (69.500 kVA).
o Jaringan Tegangan Menengah 4.120 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 4.460 kms.
Tabel 4.71
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Provinsi Jawa Barat
PLTU 1 Jabar (Indramayu) 3 x 330 MW 81% 2010 Perpres 71
PLTG Cikarang Listrindo 100 MW 2010 IPP
PLTM Cikotok 4 MW 2010 IPP
PLTM Girimukti, Cianjur 8 MW 2010 IPP
PLTGU Muara Tawar Blok #5 234 MW 2011 PLN
PLTGU Muara Tawar Add-On 2,3,4 1 x 150 MW 2011 PLN
PLTU 2 Jabar (Pelabuhan Ratu) 3 x 350 MW 52% 2011 Perpres 71
PLTG Cikarang Listrindo 50 MW 2011 IPP
PLTU Cirebon 660 MW 69,00% 2011 IPP
PLTP Wayang Windu 1 x 120 MW 2012 IPP
PLTP Darajat 1 x 55 MW 2012 IPP
PLTGU Muara Tawar Add-On 2,3,4 3 x 350 MW 2013 PLN
PLTP Kamojang 5 1 x 60 MW 2013 PLN
PLTP Tangkuban Perahu I 1 x 55 MW 2013 PLN
PLTP Karaha Bodas 1 x 30 MW 2013 IPP
PLTP Salak 1 x 40 MW 2013 IPP
PLTP Patuha 2 x 60 MW 2013 IPP
PLTP Darajat 1 x 55 MW 2013 IPP
PLTA Upper Cisokan PS 4 x 250 MW 2014 PLN
PLTP Kamojang 6 1 x 40 MW 2014 PLN
PLTP Tangkuban Perahu I 1 x 55 MW 2014 PLN
PLTU Indramayu Baru 1 x 1000 MW 2014 PLN
PLTA Rajamandala 47 MW 2014 IPP
PLTA Jatigede 110 MW 2014 IPP
PLTP Patuha 1 x 60 MW 2014 IPP
PLTP Wayang Windu 1 x 120 MW 2014 IPP
PLTP Cisolok-Cisukarame 1 x 50 MW 2014 IPP
PLTP Cibuni 1 x 10 MW 2014 IPP
PLTP Tampomas 1 x 45 MW 2014 IPP
PLTP Tangkuban Perahu II 2 x 30 MW 2014 IPP
PLTP Karaha Bodas 2 x 55 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Pendek
Jangka
COD
JUMLAH
Total
Rencana Keterangan
1.102,0 6.436
7.538
Menengah/Panjang
Progress

72

Tabel 4.72
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Region Jawa Barat
NO. DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)
PROGRESS
(%)
COD
1 Ujungberung Inc. (Mdcan-Bdsln) 500 1 2011
2 Paiton Grati 3rd 500 80 2012
3 Indramayu PLTU Cibatu 500 260 2014
4 Indramayu PLTU Mandirancan 500 260 2014
5 Tambun Cibatu 500 40 2014
6 Tambun Inc. (Bkasi-Cibinong) 500 2 2014
7 Upper Cisokan PLTA (Kit) Incomer (Cibng-Sglng) 500 60 2014
8 PLTU Indramayu Cibatu 500 270 2014
JUMLAH 500 kV 973
9 Jabar Utara PLTU Sukamandi 150 98 2009
10 Padalarang Bandung Utara 150 26 2009
11 Sukamandi 150 Kosambi baru 150 74 2009
12 Cianjur Cigereleng 150 138 2010
13 Sukamandi 150 Pabuaran 150 50 2010
14 Sukatani /Gobel Inc. (Bkasi-Ksbru) 150 20 2010
15 PLTU Kanci/Cirebon Inc. (Sragi-Brebes) 150 44 2010
16 Jatiluhur Padalarang 150 89 2010
17 Cikarang Lippo Inc. (Gdmkr-Cbatul) 150 1 93 2010

NO. DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)
PROGRESS
(%)
COD
18 Dago Pakar Bandung Utara 150 2 2011
19 Braga (GIS) Cigereleng 150 16 2011
20 Malangbong II New Tasikmalaya 150 94 2011
21 Malangbong Cikijing 150 80 2011
22 Cikedung Inc. (Jtbrg - Hrgls) 150 40 37,5 2011
23 Cikijing Mandirancan 150 60 69,13 2011
24 Cibabat II (GIS) Inc. (Cbbat - Cbrem) 150 12 2011
25 Karang Nunggal Tasikmalaya New 150 32 30,68 2011
26 Dayeuhkolot/Cigereleng II Inc. (Bdsln-Cgrlg) 150 3 2011
27 Ujung Berung New Rancaekek 150 10 2011
28 Bekasi Utara/Tarumanegara Inc. (Bkasi-Ksbru) 150 2 85 2011
29 Tambun New Tambun 150 10 2011
30 Bandung Timur II Ujungberung 150 18 2012
31 Bandung Selatan Cigereleng 150 26 2012
32 Kosambi Baru Bekasi 150 118 2012
33 Jatiluhur II PLTA Jatiluhur 150 20 2012
34 Kanci Inc. (PLTU Kanci-Brebes) 150 12 2012
35 Kiaracondong II Inc. (Bdsln-Ubrng) 150 16 2012
36 PLTP Patuha Lagadar 150 70 2013
37 Panasia II Inc. (Pnsia-Bdslni) 150 10 2013
38 Arjawinangun II Inc.(Arjwn-Mdcan) 150 30 2013
39 Cikumpay II/Sadang Inc. (Crata-Ckpay) 150 10 2013
40 Rengasdengklok II Inc (Ksbru-Bkasi) 150 4 2013
41 Kadipaten 150 Inc. (Sragi-Ujbrg) 150 20 2013
42 Majalaya II Rancakasumba 150 30 2013
43 Subang II Perwakarta 150 30 2013
44 Kuningan II Inc. (Ckjing - Mdcan) 150 20 2013
45 Cibeureum Cibabat II 150 7 2013
46 Padalarang Cibabat 150 18 2013
47 Ujungberung Bandung Utara 150 40 2013
48 Bekasi Kosambi baru 150 86 2013
49 Babakan II Inc.(Kanci-Ubrng) 150 28 2013
50 PLTP Tangkuban Perahu I Bandung Utara 150 10 2013
51 PLTP Karaha Bodas Garut 150 20 2013
52 Tambun II Inc. (Pdklp-Tmbun) 150 10 2014
53 Bandung Selatan II/Ketapang Incomer (Cnjur-Bdsln) 150 10 2014
54 Cibabat III Padalarang 150 12 2014
55 Indramayu New Indramayu 150 10 2014
56 PLTP Cisolok-Cisukarame Pelabuhan Ratu 150 60 2014
57 PLTP Tampomas Inc. (Rancaengkek - Cikasungka) 150 35 2014
58 PLTP Tangkuban Perahu II PLTP Tangkuban Perahu I 150 5 2014
JUMLAH 150 kV 1.687
59 Wayang Windu Sentosa 70 14 2009
60 Tanggeung Cianjur 70 100 2010
61 Arjawinangun Palimanan 70 10 2012
62 PLTP Cibuni Inc. (Cianjur-Tangeung) 70 50 2014
JUMLAH 70 kV 174

73

Tabel 4.73
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Jawa Barat
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Ujung berung 500/150 1.000 2011
2 Muaratawar 500/150 500 2012
3 Muaratawar 500/150 500 2012
4 Cibatu 500/150 500 2012
5 Cibatu 500/150 - 2014
6 Mandirancan 500/150 - 2014
7 Upper Cisokan PS 500/150 - 2014
8 Indramayu PLTU 1000 500/150 - 2014
9 Tambun 500/150 1.000 2014
JUMLAH 500/150 kV 3.500
10 Kadipaten 150/70 100 2011
11 Kanci 150/70 60 2012
12 Banjar 150/70 30 2012
JUMLAH 150/70 kV 190
13 Haurgeulis 150/20 60 2009
14 Padalarang Baru 150/20 60 2009
15 Tegal Herang 150/20 60 2009
16 Fajar Surya.W 150/20 30 80 2009
17 Jatibarang 150/20 60 99 2009
18 Tambun Ext. 150/20 60 99,68 2009
19 Jababeka 150/20 60 54,99 2009
20 Ganda Mekar 150/20 60 80 2009
21 Rancakasumba/Panyadap 150/20 60 100 2009
22 Dawuan 150/20 60 100 2009
23 Lagadar 150/20 60 80 2009
24 Sukamandi 150/20 60 2010
25 Padalarang Baru 150/20 60 2010
26 Cikarang Lippo 150/20 60 2010
27 Patuha 150/20 30 100 2010
28 Sukatani /Gobel 150/20 60 2010
29 Cibatu 150/20 60 2011
30 Dago Pakar 150/20 120 2011
31 Cikijing 150/20 60 0 2011
32 Bekasi Utara/Tarumajaya 150/20 120 0 2011
33 Braga (GIS) 150/20 120 0 2011
34 Cikedung 150/20 60 2011
35 Cibabat II (GIS) 150/20 120 15 2011
36 Dayeuhkolot (GIS) 150/20 120 0 2011
37 Karang Nunggal 150/20 30 15 2011
38 Sunyaragi 150/20 60 2011
39 Malangbong Baru 150/20 120 2011
40 Poncol Baru 150/20 120 2011
41 Rancaekek 150/20 60 2011
42 Cigereleng 150/20 60 2011
43 Cikumpay 150/20 60 2011
44 Cikasungka 150/20 60 2011
45 Bandung Utara 150/20 60 70 2011
46 Cianjur 150/20 60 2011
47 Teluk Jambe 150/20 60 2011
48 Mekarsari 150/20 60 2011
49 Garut 150/20 60 2011
50 Bekasi 150/20 60 2011
51 Kosambi Baru 150/20 120 2011
52 Cirata Baru 150/20 30 2011

74

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
53 Lagadar 150/20 60 2011
54 Tambun 150/20 120 2011
55 Padalarang Baru 150/20 60 2012
56 Kamojang 150/20 30 2012
57 Tasikmalaya New 150/20 60 2012
58 Bandung Timur II 150/20 180 2012
59 Jatiluhur II 150/20 120 2012
60 Kanci 150/20 60 2012
61 Tasikmalaya 150/20 60 2012
62 Kiaracondong II (GIS) 150/20 120 2012
63 Muaratawar 150/20 120 2012
64 Kamojang 150/20 - 2012
65 Darajat 150/20 - 2012
66 Ciamis 150/20 - 2012
67 Jababeka 150/20 60 2012
68 Pabuaran 150/20 60 2012
69 Ciamis 150/20 60 2012
70 Cibeureum 150/20 60 2012
71 Maligi 150/20 60 2012
72 Pinayungan 150/20 60 2012
73 Dawuan 150/20 60 2012
74 Kiarapayung 150/20 60 2012
75 Garut 150/20 60 2012
76 Fajar Surya.W 150/20 60 2012
77 Mandirancan 150/20 60 2012
78 Ujung berung 150/20 60 2012
79 Haurgeulis 150/20 60 99,75 2012
80 Bandung Selatan 150/20 60 2012
81 Bandung Selatan 150/20 - 2012
82 Cikedung 150/20 60 0 2013
83 Cibabat II (GIS) 150/20 60 2013
84 Tasikmalaya 150/20 60 2013
85 Arjawinangun II 150/20 120 2013
86 Cikumpay II/Sadang 150/20 120 2013
87 Majalaya II 150/20 120 2013
88 Subang II 150/20 120 2013
89 Kadipaten II 150/20 120 2013
90 Rengasdengklok II 150/20 120 2013
91 Kuningan II 150/20 120 2013
92 Patuha 150/20 60 2013
93 Rancakasumba/Panyadap 150/20 60 2013
94 Lagadar 150/20 60 2013
95 Sunyaragi 150/20 60 2013
96 Panasia II 150/20 120 2013
97 Cikasungka 150/20 60 2013
98 Ujung Berung New 150/20 60 2013
99 Sukatani/Gobel 150/20 60 2013
100 Babakan II 150/20 120 2013
101 Sukamandi 150/20 60 2013
102 Parung Mulya 150/20 60 2013
103 Cianjur 150/20 120 2014
104 Bandung Selatan II/Ketapang 150/20 120 2014
105 Tambun II 150/20 120 2014
106 Cibabat III 150/20 120 2014
107 New Ujungberung 150/20 60 2014
JUMLAH 150/20 kV 6.930

75

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
108 Cangkring 70/20 20 2009
109 Babakan 70/20 30 2009
110 Sumadra 70/20 30 2010
111 Tanggeung 70/20 30 2010
112 Kuningan 70/20 30 2010
113 Arjawinangun 70/20 30 2010
114 Subang 70/20 30 2011
115 Pangandaran 70/20 30 2011
116 Pameungpeuk 70/20 30 2011
117 Babakan 70/20 30 2011
118 Arjawinangun 70/20 30 2011
119 Parakan 70/20 60 2012
120 Santosa 70/20 30 2012
121 Cangkring 70/20 20 2012
122 Sumedang 70/20 30 2012
JUMLAH 70/20 kV 460


Tabel 4.74
Program Listrik Perdesaan Provinsi Jawa Barat
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.400 8.000 8.100 8.150 8.175
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 100 100 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 260/13.000 260/13.000 270/13.500 290/14.500 310/15.500
Pembangunan JTM (KMS) 750 750 800 880 940
Pembangunan JTR (KMS) 850 850 870 920 970
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.400 8.000 8.100 8.150 8.175
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 100 100 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 260/13.000 260/13.000 270/13.500 290/14.500 310/15.500
Pembangunan JTM (KMS) 750 750 800 880 940
Pembangunan JTR (KMS) 850 850 870 920 970



4.13.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 9.894,8 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 8.172,3 juta, transmisi USD 875,2 juta,
gardu induk USD 681,6 juta dan program EBT USD 165,7 juta.












76

Tabel 4.75
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Jawa Barat
Investasi (juta USD)
Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 8.172,3
Transmisi Tenaga Listrik (kms) 875,2
Gardu Induk (MVA) 681,6
Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 24,3
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 2,2
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.390 69.500 13,5
- JTM (kms) 79,3
- JTR (kms) 43,2
- PLTD (Unit/kW) 0 -
9.894,8
0
34.825
8
400
4.120
4.460
Volume
7.538
2.373
11.080
Uraian
2010 s.d 2014




4.14 Provinsi Jawa Tengah

4.14.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Tengah adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Pasokan utama untuk kebutuhan
tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah selain dari sistem transmisi 500 kV
dan 150 kV adalah PLTU/PLTGU Tambaklorok, PLTA Mrica, PLTU Cilacap,
dan PLTP Dieng.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Tengah sudah mencapai 71,24%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100,00%. Sementara daftar tunggu PLN
telah mencapai 136.588 permintaan atau sebesar 110,2 MVA.














77

Gambar 4.14
Kondisi Kelistrikan Provinsi Jawa Tengah
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu : 17.453 MW
Beban puncak : 17.234 MW
Surplus : 219 MW
Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW


4.14.2 Neraca Daya
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
Tabel 4.76
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah tangga GWh
53.778 60.565 68.257 76.964 86.814
Publik GWh
7.980 8.900 9.926 11.070 12.345
Komersial GWh
24.615 27.689 31.081 34.824 38.951
Industri GWh
47.484 49.337 51.208 53.101 55.018
Total Kebutuhan GWh
133.856 146.491 160.471 175.958 193.129
Pertumbuhan % 9,3 9,4 9,5 9,7 9,8
Susut & Losses (T&D) % 9,3 9,2 9,1 9,0 8,9
Susut Pemakaian Sendiri % 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
Total Susut & Losses
% 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 23.084 25.240 27.624 30.264 33.188
Daya Terpasang MW 19.257 26.484 21.858 18.804 16.687
Daya Tambahan MW 4.311 4.219 3.383 2.630 4.882
Cadangan Daya MW 484 5.463 -2.383 -8.830 -11.619

78

4.14.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 3.780 MW (sekitar 630 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010).
Transmisi tenaga listrik 2.104 kms (termasuk Provinsi D.I. Yogyakarta).
Gardu induk 6.616 MVA (termasuk Provinsi D.I. Yogyakarta).
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 14.550 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 9 unit.
o PLTMH 900 kW.
o Gardu distribusi 1.175 unit (62.500 kVA).
o Jaringan Tegangan Menengah 3.690 kms.
o Jaringan Tegangan Rendah 3.350 kms.

Tabel 4.77
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Jawa Tengah
PLTU 1 Jateng (Rembang) 2 x 315 MW 89% 2010 Perpres 71
PLTU Tanjung Jati B Exp 2 x 660 MW 18,00% 2012 IPP
PLTU 2 Jateng (Cilacap Baru/Adipala) 1 x 660 MW - 2013 Perpres 71
PLTP Dieng 1 x 55 MW 2013 IPP
PLTP Dieng 1 x 60 MW 2014 IPP
PLTP Ungaran 1 x 55 MW 2014 IPP
PLTP Baturaden 2 x 110 MW 2014 IPP
PLTP Guci 1 x 55 MW 2014 IPP
PLTU Jawa Tengah (Infrastruktur) 1.000 MW 2014 IPP
MW MW
MW Total
Rencana Keterangan
630,0 3.425
4.055
Menengah/Panjang
Progress
Pendek
Jangka
COD
JUMLAH










79

Tabel 4.78
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Region Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta
NO. DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)
PROGRESS
(%)
COD
1 Tanjung Jati Inc Tx (Ungar-Pedan) 500 260 100 2010
2 Rawalo/Kesugihan Inc (Pedan-Tasik) 500 8 100 2010
3 Pemalang Inc. (Ungar-Mdcan) 500 2 2013
4 Cilacap PLTU Rawalo 500 60 2013
5 Jateng PLTU Pemalang 500 60 2014
6 Mandirancan Tx (Ungar-Pedan) 500 400 2014
JUMLAH 500 kV 790
7 Wonogiri Wonosari 150 63 2009
8 Wonosari Solo Baru 150 9 2009
9 Pati Rembang 150 66 2009
10 Palur Solo Baru 150 23 2009
11 Blora Rembang 150 58 2009
12 Jekulo Kudus 150 22 2009
13 Jekulo Pati 150 33 2009
14 Cilacap PLTU Rawalo 150 44 2010
15 Temanggung Wonosobo 150 22 2010
16 Kudus Purwodadi 150 63 2010
17 Kebasen II/Bala Pulang Inc. (Kbsen-Bmayu) 150 2 100 2010
18 Purwodadi Ungaran 150 49 2010
19 Palur II/Gondangrejo Inc.(Palur-Jajar) 150 10 20 2011
20 Tanjung jati Sayung 150 120 2011
21 Wonosobo Secang 150 96 2011
22 Bumiayu Kebasen 150 87 2011
23 Bumiayu Kalibakal 150 72 2011
24 Pekalongan Batang 150 33 2012
25 Pracimantoro/Muntoronadi Inc.(Pctan-Wngri) 150 10 2012
26 Kebasen Pemalang 150 57 2012
27 Batang Wleri 150 62 2012
28 Pemalang New (inc Btang-Wleri) 150 40 2013
29 Pekalongan II/Kajen Inc. (Pklon-Pmlang) 150 20 2013
30 Pemalang Pekalongan 150 61 2013
31 Pemalang New Pemalang 150 16 2013
32 Rawalo Gombong 150 86 20 2014
33 Rawalo New /Kesugihan Rawalo Old 150 10 19 2014
34 PLTP Baturaden Inc. (Rawalo - Kalibakal) 150 20 2014
35 PLTP Guci Inc. (Kalibakal - Bumiayu) 150 20 2014
36 PLTP Ungaran Ungaran 150 40 2014
JUMLAH 150 kV 1.314


Tabel 4.79
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Jawa Tengah dan D. I. Yogyakarta
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Tanjung Jati B PLTU 500/150 1.000 2011
2 Pedan 500/150 500 2012
3 Cilacap PLTU 500/150 - 2013
4 Pemalang 500/150 1.000 2013
5 Rawalo/Kesugihan 500/150 500 45,31 2013
JUMLAH 500/150 kV 3.000
6 Bumiayu 150/20 30 2009
7 Wonosobo 150/20 60 2009
8 Pandeanlamper 150/20 60 2009
9 Kalibakal 150/20 60 2009
10 Pedan 150/20 60 2009
11 Mangkunegaran 150/20 60 2009
12 Sanggrahan 150/20 60 2009
13 Rawalo New 150/20 60 2010
14 Jekulo 150/20 60 2010

80

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
15 Pekalongan 150/20 60 2010
16 Klaten 150/20 60 2010
17 Bringin 150/20 60 2010
18 Tambaklorok 150/20 60 2010
19 Pati 150/20 60 2010
20 Rawalo 150/20 60 2010
21 Kaliwungu 150/20 30 2010
22 Dieng 150/20 30 2010
23 Kebasen II/Balapulang 150/20 60 15 2010
24 Gondangrejo/Palur II 150/20 60 15 2011
25 Bantul 150/20 60 2011
26 Gombong 150/20 60 2011
27 Ungaran 150/20 60 2011
28 Lomanis 150/20 60 2011
29 Majenang 150/20 30 2011
30 Blora 150/20 60 2011
31 Kentungan 150/20 60 2011
32 Sayung 150/20 60 2011
33 Temanggung 150/20 30 2011
34 Brebes 150/20 60 2011
35 Kebumen 150/20 30 2011
36 Kedungombo 150/20 16 2011
37 Simpang Lima (GIS) 150/20 60 2011
38 Purworejo 150/20 60 2011
39 Batang 150/20 60 2011
40 Mojosongo 150/20 60 2011
41 Tanjung Jati 150/20 60 2011
42 Purwodadi 150/20 60 2011
43 Banyudono 150/20 60 2012
44 Solo Baru/Solo Baru 150/20 60 2012
45 Semanu 150/20 60 2012
46 Randugarut (GIS) 150/20 60 2012
47 Secang 150/20 30 2012
48 Cepu 150/20 60 2012
49 Bawen 150/20 60 2012
50 Pracimantoro/Nguntoronadi 150/20 60 15 2012
51 Sanggrahan 150/20 60 2012
52 Sragen 150/20 60 2012
53 Kudus 150/20 60 2012
54 Pekalongan II/Kajen 150/20 120 2013
55 Sragen 150/20 120 2013
56 Purbalingga 150/20 60 2013
57 Wonosari 150/20 60 2013
58 Brebes 150/20 60 2013
59 Wates 150/20 60 2013
60 Mrica 150/20 60 2013
61 Rembang 150/20 60 2013
62 Tambaklorok 150/20 60 2014
63 Pandeanlamper 150/20 60 2014
64 Masaran 150/20 60 2014
65 Majenang 150/20 30 2014
66 Bawen 150/20 60 2014
67 Godean 150/20 60 2014
JUMLAH 150/20 kV 3.556


81

Tabel 4.80
Program Listrik Perdesaan Provinsi Jawa Tengah
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 400 3.500 3.525 3.550 3.575
PLTS Terpusat 15 kW 1 2 2 2 2
PLTMH (kW) 200 150 150 150 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 220/11.750 220/11.750 230/12.250 245/13.000 260/13.750
Pembangunan JTM (KMS) 700 700 740 750 800
Pembangunan JTR (KMS) 580 580 690 720 780
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 400 3.500 3.525 3.550 3.575
PLTS Terpusat 15 kW 1 2 2 2 2
PLTMH (kW) 200 150 150 150 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 220/11.750 220/11.750 230/12.250 245/13.000 260/13.750
Pembangunan JTM (KMS) 700 700 740 750 800
Pembangunan JTR (KMS) 580 580 690 720 780
*)
: Jaringan termasuk DI. Yogyakarta


4.14.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 6.497,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 5.667 juta, transmisi USD 427,6 juta,
gardu induk USD 269,8 juta dan program EBT USD 133,2 juta.

Tabel 4.81
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Jawa Tengah
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 5.667,0
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 427,6
3 Gardu Induk (MVA) 269,8
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 10,2
- PLTS Terpusat 15 kW 3,4
- PLTMH (kW) 3,6
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.175 62.500 11,6
- JTM (kms) 71,0
- JTR (kms) 33,4
- PLTD (Unit/kW) 0 -
Cat: transmisi, GI & jaringan termasuk Prov. DIY 6.497,5
0
3.690
3.350
Volume
4.055
2.104
6.616
14.550
9
900
No Uraian
2010 s.d 2014








82

4.15 Provinsi D.I. Yogyakarta

4.15.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Pasokan utama untuk kebutuhan
tenaga listrik di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah dari sistem transmisi 500 kV
dan 150 kV.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi D.I. Yogyakarta sudah mencapai 84,48%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100,00%. Sementara daftar tunggu PLN
telah mencapai 4.562 permintaan atau sebesar 6,4 MVA.
Gambar 4.15
Kondisi Kelistrikan Provinsi D. I. Yogyakarta
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu : 17.453 MW
Beban puncak : 17.234 MW
Surplus : 219 MW
Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW


4.15.2 Neraca Daya
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
83

Tabel 4.82
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah tangga GWh
53.778 60.565 68.257 76.964 86.814
Publik GWh
7.980 8.900 9.926 11.070 12.345
Komersial GWh
24.615 27.689 31.081 34.824 38.951
Industri GWh
47.484 49.337 51.208 53.101 55.018
Total Kebutuhan GWh
133.856 146.491 160.471 175.958 193.129
Pertumbuhan % 9,3 9,4 9,5 9,7 9,8
Susut & Losses (T&D) % 9,3 9,2 9,1 9,0 8,9
Susut Pemakaian Sendiri % 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
Total Susut & Losses
% 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 23.084 25.240 27.624 30.264 33.188
Daya Terpasang MW 19.257 26.484 21.858 18.804 16.687
Daya Tambahan MW 4.311 4.219 3.383 2.630 4.882
Cadangan Daya MW 484 5.463 -2.383 -8.830 -11.619


4.15.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi D.I. Yogyakarta,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Transmisi tenaga listrik masuk dalam rekap Provinsi Jawa Tengah.
Gardu induk masuk dalam rekap Provinsi Jawa Tengah.
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 14.550 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit.
o PLT Angin 320 kW.
o Gardu distribusi masuk dalam rekap Provinsi Jawa Tengah.
o Jaringan Tegangan Menengah masuk dalam rekap Provinsi Jawa
Tengah.
o Jaringan Tegangan Rendah masuk dalam rekap Provinsi Jawa
Tengah.

Tabel 4.83
Program Listrik Perdesaan Provinsi D. I. Yogyakarta
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 700 3.500 3.225 3.550 3.575
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLT Angin(kW) 80 80 80 80
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 700 3.500 3.225 3.550 3.575
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLT Angin(kW) 80 80 80 80


84

4.15.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 13,7 juta, dengan
rinciannya adalah program EBT USD 13,7 juta.
Tabel 4.84
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi D. I. Yogyakarta
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) -
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms)
3 Gardu Induk (MVA)
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 10,2
- PLTS Terpusat 15 kW 1,6
- PLTMH (kW) -
- PLT Angin (kW) 1,9
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW) 0 -
13,7
Volume
-
No Uraian
14.550
4
0
320
masuk dalam rekap Prov. Jateng
2010 s.d 2014
masuk dalam rekap Prov. Jateng




4.16 Provinsi Jawa Timur

4.16.1 Kondisi Sistem
Sistem kelistrikan di Provinsi Jawa Timur adalah merupakan bagian dari
sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Kebutuhan beban dilayani dari energi
transfer dari sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (JAMALI) sebagai
pemasok utama melalui jaringan SUTET (500 kV) dan SUTT (150 kV dan 70
kV), serta dari pembangkit-pembangkit kecil/embedded (PLTA Wonorejo
PJB, PLTM dan Captive) melalui jaringan Tegangan Menengah, pembangkit
sendiri (PLTD dan PLTM Sampean Baru), dan pembangkit sewa.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Timur sudah mencapai 71,55% dan
rasio desa berlistrik sebesar 99,71%. Sementara daftar tunggu PLN telah
mencapai 39.988 permintaan atau sebesar 739,6 MVA.







85

Gambar 4.16
Kondisi Kelistrikan Provinsi Jawa Timur
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu : 17.453 MW
Beban puncak : 17.234 MW
Surplus : 219 MW
Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW


4.16.2 Neraca Daya
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.
Tabel 4.85
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah tangga GWh
53.778 60.565 68.257 76.964 86.814
Publik GWh
7.980 8.900 9.926 11.070 12.345
Komersial GWh
24.615 27.689 31.081 34.824 38.951
Industri GWh
47.484 49.337 51.208 53.101 55.018
Total Kebutuhan GWh
133.856 146.491 160.471 175.958 193.129
Pertumbuhan % 9,3 9,4 9,5 9,7 9,8
Susut & Losses (T&D) % 9,3 9,2 9,1 9,0 8,9
Susut Pemakaian Sendiri % 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
Total Susut & Losses
% 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 23.084 25.240 27.624 30.264 33.188
Daya Terpasang MW 19.257 26.484 21.858 18.804 16.687
Daya Tambahan MW 4.311 4.219 3.383 2.630 4.882
Cadangan Daya MW 484 5.463 -2.383 -8.830 -11.619

86

4.16.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Jawa Timur,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 3.535 MW (sekitar 660 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010).
Transmisi tenaga listrik 1.870 kms (termasuk Provinsi Bali).
Gardu induk 7.980 MVA (termasuk Provinsi Bali)..
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 29.925 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit.
o PLTMH 500 kW.
o Gardu distribusi 1.115 unit (58.500 kVA).
o Jaringan Tegangan Menengah 3.710 kms.
o Jaringan Tegangan Rendah 3.370 kms.

Tabel 4.86
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Jawa Timur
PLTU 2 Jatim (Paiton Baru) 1 x 660 MW 82% 2010 Perpres 71
PLTU 1 Jatim (Pacitan) 2 x 315 MW 75% 2011 Perpres 71
PLTU 3 Jatim (Tj Awar-Awar) 2 x 350 MW 6% 2012 Perpres 71
PLTU Paiton #3-4 Exp 815 MW 30,00% 2012 IPP
PLTP Wilis/Ngebel 1 x 55 MW 2013 PLN
PLTP Ijen 2 x 55 MW 2014 PLN
PLTP Iyang Argopuro 1 x 55 MW 2014 PLN
PLTP Wilis/Ngebel 2 x 55 MW 2014 PLN
PLTU Madura 1 x 400 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Jangka
COD
JUMLAH
Total
Rencana Keterangan
660,0 2.875
3.535
Menengah/Panjang
Progress
Pendek










87

Tabel 4.87
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Region Jawa Timur dan Bali
NO. DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)
PROGRESS
(%)
COD
1 Paiton New Paiton Old 500 3 2009
2 Ngimbang Inc. (Krian-Ungar) 500 1 87,37 2010
3 Surabaya Selatan Grati 500 145 9,18 2012
4 Bangil Inc. (Piton-Kediri) 500 8 2014
JUMLAH 500 kV 157
5 Padangsambian Pesanggaran 150 15 2009
6 Probolinggo Gondangwetan 150 68 2009
7 Grati Gondangwetan 150 37 2009
8 Ketapang Gilimanuk 150 3 2009
9 Banaran Suryazigzag 150 25 2009
10 Babat Tuban 150 60 2009
11 Ponorogo II Manisrejo 150 59 2009
12 Kraksaan Probolinggo 150 60 2009
13 Perak Ujung 150 10 66,82 2009
14 Celukan Bawang PLTU Incomer (Pmron-Glnuk) 150 6 62,39 2010
15 Ngimbang New Mliwang 150 150 2010
16 Ngimbang New Babat 150 40 2010
17 Kapal Padangsambian 150 18 2011
18 Banyuwangi Ketapang (Cable head) 150 7 2011
19 Paciran/Brondong Lamongan 150 44 74,75 2011
20 Kabel Jawa Madura Suramadu 150 6 2011
21 Tanjung Awar-awar PLTU Babat 150 36 2011
22 Jawa Bali 3,4 150 12 2012
23 Negara Antosari 150 89 2012
24 Antosari Kapal 150 47 2012
25 Banaran Manisrejo 150 142 2012
26 Cerme Inc. (Sgmdu-Lmgan) 150 2 2012
27 Krian Driyorejo 150 11 2012
28 Sidoarjo Inc. (Bdran-Bngil) 150 24 2012
29 Buduran II/Sedati Inc.(Bngil-Waru) 150 3 2012
30 Bringkang/Bambe Karangpilang 150 10 2012
31 Pacitan 150 kV Ponorogo II 150 59 2012
32 Pacitan 150 kV PLTU Pacitan 150 124 2012
33 Wlingi II Kediri 150 67 2012
34 Kalisari Surabaya Selatan 150 12 1,28 2012
35 Tulung Agung II Kediri 150 80 2012
36 Tandes New Tandes 150 10 2012
37 Kediri New Kediri Baru 150 10 2012
38 Bali Timur Inc.(Gnyar-Sanur) 150 10 2013

NO. DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)
PROGRESS
(%)
COD
39 Waru/Buduran Bangil/Porong 150 66 2013
40 Purwosari/Sukorejo II Inc. (Pier-Pakis) 150 10 2013
41 Simogunung/Gsari Inc.(Swhan-Waru) 150 10 2013
42 Pandaan II Inc. (Bangil-Lawang) 150 20 2013
43 Kebonagung New Kebonagung 150 30 2013
44 PLTP Wilis/Ngebel Pacitan 2 150 60 2013
45 PLTU Bali Timur Amlapura 150 40 2013
46 Sanur II Inc.(Gnyar-Sanur) 150 10 2014
47 PLTP Ijen Banyuwangi 150 60 2014
48 PLTP Iyang Argopuro Probolinggo 150 30 2014
49 PLTU Madura Sampang 150 20 2014
JUMLAH 150 kV 1.712
50 Manyar Maspion Stell 70 1 2012
JUMLAH 70 kV 1





88

Tabel 4.88
Rencana Pengembangan Gardu Induk Region Jawa Timur dan Bali
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Ngimbang 500/150 500 98,94 2010
2 Paiton 500/150 500 2011
3 Mandirancan 500/150 500 99,25 2012
4 Krian 500/150 500 2012
5 Surabaya Selatan 500/150 1.000 96,52 2012
JUMLAH 500/150 kV 3.000
6 Sekarputih 150/70 100 96,34 2010
7 Bangil (GIS) 150/70 60 2010
8 Kapal 150/20 60 2009
9 Antosari 150/20 30 2009
10 Nusa Dua 150/20 60 99,61 2009
11 Babadan 150/20 60 100 2009
12 Waru 150/20 60 2009
13 Sumenep 150/20 60 2009
14 Bumicokro 150/20 60 2009
15 Perak 150/20 30 2009
16 Sampang 150/20 60 2009
17 Driyorejo 150/20 60 94,15 2009
18 Kertosono 150 kV 150/20 60 2009
19 Jember 150/20 60 97,08 2009
20 Sekarputih 150/20 60 2009
21 Kediri Baru 150/20 60 2009
22 Sawahan 150/20 60 2009
23 Celukanbawang PLTU 150/20 30 2010
24 Padang Sambian 150/20 30 2010
25 Sanur 150/20 60 99,62 2010
26 Ubud/Payangan 150/20 30 2010
27 Bondowoso 150/20 30 2010
28 Bangkalan 150/20 60 2010
29 Kapal 150/20 60 100 2010
30 Kuta/Pemecutan 150/20 60 100 2010
31 Manisrejo 150/20 60 100 2010
32 Pemaron 150/20 60 2011
33 Surabaya Selatan 150/20 60 2011
34 Bangil 150/20 60 2011
35 Paciran/Brondong 150/20 60 45 2011
36 Pakis/Malang Timur 150/20 60 2011
37 Situbondo 150/20 60 2011
38 Ngimbang New 150/20 60 98,8 2011
39 Kraksaan 150/20 30 2011
40 Baturiti 150/20 30 2012
41 Negara 150/20 30 2012
42 Bringkang/Bambe 150/20 120 15 2012
43 Banyuwangi 150/20 60 2012
44 Kebonagung New 150/20 60 2012
45 Buduran II/Sedati 150/20 120 1`5 2012
46 Krembangan 150/20 60 2012
47 Purwosari/Sukorejo II 150/20 120 15,25 2012
48 Ponorogo II 150/20 120 2012
49 Lumajang 150/20 60 2012
50 Lamongan 150/20 60 2012
51 Sidoarjo/Porong 150/20 120 15 2012
52 Tulungagung II 150/20 60 2012

89

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
53 Probolinggo 150/20 60 2012
54 Sengkaling 150/20 60 2012
55 Kasih Jatim 150/20 60 2012
56 Wlingi II 150/20 60 2012
57 Pacitan 150 kV 150/20 120 15 2012
58 Nusa Dua 150/20 60 2013
59 Padang Sambian 150/20 60 2013
60 Bali Timur/Kubu 150/20 30 2013
61 Gunungsari/Simogunung (GIS) 150/20 120 15 2013
62 Kupang 150/20 60 2013
63 Bojonegoro 150/20 60 2013
64 Gondang Wetan 150/20 60 2013
65 Manyar 150/20 60 2013
66 Kalisari 150/20 60 0 2013
67 Pandaan II 150/20 120 2013
68 Wonokromo 150/20 60 2013
69 Mojoagung 150/20 60 2013
70 Gianyar 150/20 60 2014
71 Sanur New 150/20 120 2014
72 Amplapura 150/20 30 2014
73 Kenjeran 150/20 60 2014
74 Kebonagung 150/20 60 2014
75 Gembong 150/20 120 2014
76 Ngawi 150/20 60 2014
77 Darmo Grand (GIS) 150/20 60 2014
78 Karangpilang 150/20 60 2014
79 Bondowoso 150/20 30 2014
80 Bangil New 150/20 60 2014
JUMLAH 150/20 kV 4.780
81 Tarik 70/20 10 2009
82 Pare 70/20 20 2009
83 Trenggalek 70/20 30 2011
84 Polehan 70/20 30 2011
85 Nganjuk 70/20 30 2012
86 Turen 70/20 30 2012
87 Magetan 70/20 30 2012
88 Sengguruh PLTA 70/20 20 2012
89 Mranggen/Maospati 70/20 30 2012
90 Blimbing 70/20 30 2012
91 Karangkates 70/20 30 2013
92 Tarik 70/20 30 2014
93 Caruban 70/20 30 2014
94 Tulungagung 70/20 30 2014
95 Ploso 70/20 30 2014
96 Pare 70/20 30 2014
JUMLAH 70/20 kV 440








90

Tabel 4.89
Program Listrik Perdesaan Provinsi Jawa Timur

KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.500 7.000 7.100 7.150 7.175
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 100 100 100 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 200/10.750 22O/10.750 215/11.500 230/12.250 250/13.250
Pembangunan JTM (KMS) 700 700 720 780 810
Pembangunan JTR (KMS) 600 600 660 710 800
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.500 7.000 7.100 7.150 7.175
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 100 100 100 100
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 200/10.750 22O/10.750 215/11.500 230/12.250 250/13.250
Pembangunan JTM (KMS) 700 700 720 780 810
Pembangunan JTR (KMS) 600 600 660 710 800


4.16.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 6.261,7 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 5.440,5 juta, transmisi USD 270 juta,
gardu induk USD 405,9 juta dan program EBT USD 145,3 juta.
Tabel 4.90
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Jawa Timur
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 5.440,5
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 270,0
3 Gardu Induk (MVA) 405,9
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 20,9
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 2,5
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.115 58.500 11,9
- JTM (kms) 71,7
- JTR (kms) 35,1
- PLTD (Unit/kW) 0 -
Cat: transmisi, GI & jaringan termasuk Prov. Bali 6.261,7
3.710
3.370
3.535
1.870
7.980
29.925
8
500
0
No Uraian
2010 s.d 2014
Volume









91

4.17 Provinsi Bali

4.17.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Bali saat ini dipasok oleh sistem
kelistrikan di Pulau Jawa melalui jaringan transmisi kabel laut 150 kV dengan
daya mampu 200 MW dan dipasok juga oleh pembangkit yang ada di
Provinsi Bali sendiri yaitu PLTD/PLTG Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG
Pemaron.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Bali sudah mencapai 74,98% dan rasio
desa berlistrik sebesar 100,00%. Sementara daftar tunggu PLN telah
mencapai 33.925 permintaan atau sebesar 139,8 MVA.
Gambar 4.17
Kondisi Kelistrikan Provinsi Bali
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
JAMALI JAMALI
Kapasitas terpasang : 22.679 MW
Daya mampu : 17.453 MW
Beban puncak : 17.234 MW
Surplus : 219 MW
Keterangan:
- Pemadaman di Region Jakarta & Banten: 159 MW
- Pemadaman di Region Jawa Barat: 51 MW


4.17.2 Neraca Daya
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta,
Jawa Timur, dan Bali sistem kelistrikannya telah terinterkoneksi dengan baik
pada jaringan transmisi tenaga listrik 150 kV dan 500 kV yang dikenal
dengan nama Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Dengan demikian,
neraca daya seluruh provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali, dimana pada tahun 2010 dan 2011
sistem berada pada kondisi baik, sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
92

2014 kapasitas sistem belum dapat memenuhi beban puncak yang ada
sehingga mengalami defisit.

Tabel 4.91
Neraca Daya Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah tangga GWh
53.778 60.565 68.257 76.964 86.814
Publik GWh
7.980 8.900 9.926 11.070 12.345
Komersial GWh
24.615 27.689 31.081 34.824 38.951
Industri GWh
47.484 49.337 51.208 53.101 55.018
Total Kebutuhan GWh
133.856 146.491 160.471 175.958 193.129
Pertumbuhan % 9,3 9,4 9,5 9,7 9,8
Susut & Losses (T&D) % 9,3 9,2 9,1 9,0 8,9
Susut Pemakaian Sendiri % 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
Total Susut & Losses
% 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 23.084 25.240 27.624 30.264 33.188
Daya Terpasang MW 19.257 26.484 21.858 18.804 16.687
Daya Tambahan MW 4.311 4.219 3.383 2.630 4.882
Cadangan Daya MW 484 5.463 -2.383 -8.830 -11.619


4.17.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Jawa Madura Bali diperkirakan 1% per
tahun dan pertumbuhan PDRB untuk periode yang sama diproyeksikan
sebesar 6,1% per tahun, sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan
permintaan energi listrik diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 10,0%
per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Bali, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 580 MW.
Transmisi tenaga listrik masuk dalam rekap Provinsi Jawa Timur.
Gardu induk masuk dalam rekap Provinsi Jawa Timur.
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 26.750 unit.
o PLTS terpusat 15 kW 6 unit.
o PLTMH 360 kW.
o PLT Angin 960 kW
o Gardu distribusi 960 unit (54.250 kVA).
o Jaringan Tegangan Menengah 2.910 kms.
o Jaringan Tegangan Rendah 2.770 kms.
o PLTD 1000 kW 4 Unit.






93

Tabel 4.92
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Bali
PLTU Celukan Bawang 130 MW 6,00% 2012 IPP
PLTU Bali Timur 2 x 100 MW 2013 IPP
PLTU Celukan Bawang 250 MW 2013 IPP
MW MW
MW
Keterangan
- 580
Menengah/Panjang
Progress
Pendek
Jangka
COD
JUMLAH
Total
Rencana
580

Tabel 4.93
Program Listrik Perdesaan Provinsi Bali
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 6.500 6.500 6.000 6.050
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 2 2
PLTMH (kW) 80 80 100 100
PLT ANGIN (kW) 240 240 240 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 175/10.000 17510.000 190/10.750 200/11.250 220/12.250
Pembangunan JTM (KMS) 550 550 560 600 650
Pembangunan JTR (KMS) 500 500 530 610 630
PLTD (Unit/kW)
- 2/500 2/500 - -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 6.500 6.500 6.000 6.050
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 2 2
PLTMH (kW) 80 80 100 100
PLT ANGIN (kW) 240 240 240 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 175/10.000 17510.000 190/10.750 200/11.250 220/12.250
Pembangunan JTM (KMS) 550 550 560 600 650
Pembangunan JTR (KMS) 500 500 530 610 630
PLTD (Unit/kW)
- 2/500 2/500 - -


4.17.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 899,9 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 767 juta dan program EBT USD 132,9
juta.
Tabel 4.94
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi Provinsi Bali
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 767,0
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms)
3 Gardu Induk (MVA)
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 18,7
- PLTS Terpusat 15 kW 2,4
- PLTMH (kW) 2,0
- PLT Angin (kW) 5,8
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 960 54.250 10,3
- JTM (kms) 62,3
- JTR (kms) 30,5
- PLTD (Unit/kW) 4 1.000 1,0
899,9
360
960
6
26.750
580
No
masuk dalam rekap Prov. Jatim
2010 s.d 2014
Volume
2.910
2.770
Uraian

94

4.18 Provinsi Kalimantan Barat

4.18.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Barat dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem
Khatulistiwa (Sistem Pontianak-Singkawang) dan beberapa sistem terisolasi,
yaitu Sistem Sanggau, Putussibau, Sintang, Nangah Pinoh, Sekadau, dan
Ketapang.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Barat, 6
sistem (Sistem Sanggau, Putussibau, Sintang, Nangah Pinoh, Sekadau, dan
Ketapang) berada dalam kondisi Surplus, dan 2 sistem lainnya (Sistem
Pontianak dan Singkawang) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Barat baru mencapai 45,83%
dan rasio desa berlistrik sebesar 96,60%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 52.711 permintaan atau sebesar 66 MVA.
Gambar 4.18
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kalimantan Barat
SISTEM PONTIANAK SISTEM PONTIANAK
Kapasitas terpasang : 175,80 MW
Daya mampu : 123,10 MW
Beban puncak : 130,00 MW
Defisit : -6,90 MW
SISTEM SINGKAWANG SISTEM SINGKAWANG
Kapasitas terpasang : 47,13 MW
Daya mampu : 42,84 MW
Beban puncak : 43,00 MW
Defisit : -1,60 MW
SISTEM PUTUSSIBAU SISTEM PUTUSSIBAU
Kapasitas terpasang : 8,71 MW
Daya mampu : 4,37 MW
Beban puncak : 4,25 MW
Surplus : 0,12 MW
SISTEM KETAPANG SISTEM KETAPANG
Kapasitas terpasang : 21,07 MW
Daya mampu : 17,80 MW
Beban puncak : 16,92 MW
Surplus : 0,88 MW
SISTEM NANGAH PINOH SISTEM NANGAH PINOH
Kapasitas terpasang : 6,79 MW
Daya mampu : 5,30 MW
Beban puncak : 3,93 MW
Surplus : 1,37 MW
SISTEM SANGGAU SISTEM SANGGAU
Kapasitas terpasang : 14,10 MW
Daya mampu : 10,90 MW
Beban puncak : 10,58 MW
Surplus : 0,32 MW
SISTEM SEKADAU SISTEM SEKADAU
Kapasitas terpasang : 2,10 MW
Daya mampu : 1,20 MW
Beban puncak : 1,10 MW
Surplus : 0,10 MW
SISTEM SINTANG SISTEM SINTANG
Kapasitas terpasang : 15,59 MW
Daya mampu : 13,30 MW
Beban puncak : 11,83 MW
Surplus : 1,47 MW



4.18.2 Neraca Daya
Neraca daya Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2010 s.d. 2012
mengalami kondisi yang kurang baik (defisit), dan berangsur-angsur
membaik di tahun 2013 dan 2014.
95

Tabel 4.95
Neraca Daya Provinsi Kalimantan Barat
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 808 874 943 1.017 1.094
Komersial
GWH 249 270 293 317 342
Publik
GWH 137 151 166 183 201
Industri
GWH 112 118 125 131 137
Total Kebutuhan
GWH 1.306 1.414 1.527 1.648 1.775
Pertumbuhan
% 8,2 8,2 8,0 7,9 7,7
Susut & Losses (T&D)
% 12,8 12,7 12,6 12,5 12,4
Susut Pemakaian Sendiri
% 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5
Total Susut & Losses % 17,3 17,2 17,1 17,0 16,9
Beban Puncak MW 291 315 340 367 395
Daya Terpasang
MW 106 160 155 251 502
Daya Tambahan MW
57 0 100 259 208
Cadangan Daya MW
-128 -155 -85 143 315



4.18.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan
Barat sebesar 1,3% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2%,
maka pertumbuhan permintaan tenaga listrik diperkirakan akan tumbuh rata-
rata sebesar 7,6% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan
Barat, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun
2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 624 MW (sekitar 56,5 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.661 kms
Gardu induk 490 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 61.100 unit
o PLTS terpusat 15 kW 9 unit
o PLTMH 1.550 kW
o Gardu distribusi 2.230 unit (105.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 5.250 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.750 kms
o PLTD 7 unit (1.750 kW).









96

Tabel 4.96
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Barat
PLTD MFO Pontianak 1 (sewa) 30 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD MFO Pontianak 2 (sewa) 20 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD MFO Ketapang (sewa) 5 MW 3,00% 2010 PLN
PLTM Merasap 1,5 MW 2010 PLN
Import Tenaga Listrik dari SESCO (275 kV) 100 MW 2012 IPP
PLTD MFO Sekadau 4 x 7,5 MW 2013 PLN
PLTD Putussibau 4 MW 2013 PLN
PLTU 2 Kalbar (Pantai Kura-Kura) 2 x 27,5 MW 1% 2013 Perpres 71
PLTU 1 Kalbar (Parit Baru) 2 x 50 MW 0% 2013 Perpres 71
PLTU Ketapang 2 x 10 MW 2% 2013 IPP
PLTU Pontianak - 2 2 x 25 MW 2% 2013 IPP
PLTU Parit Baru 2 x 50 MW 2014 PLN
Import Tenaga Listrik dari SESCO (275 kV) 100 MW 2014 IPP
PLTU Putussibau 2 x 4 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Rencana
JUMLAH
Total
56,5 567
Jangka
Progress COD
Pendek Menengah/Panjang
624
Keterangan

Tabel 4.97
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Barat
1 Singkawang Mambong 275 396 2014
JUMLAH 275 kV 396
2 Singkawang Sambas 150 126 5 2009
3 Sei Raya Kota Baru, 150 32 2,5 2009
4 PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2 Incomer 2 phi 150 40 5 2010
5 Siantan Tayan 150 184 5 2010
6 PLTU Gambut Pontianak (IPP) Mempawah 150 7 2011
7 Tayan Sanggau 150 180 2,5 2011
8 PLTU Parit Baru (IPP) Parit Baru 150 6 2011
9 Singkawang Bengkayang 150 120 2,5 2012
10 Bengkayang Ngabang 150 180 2013
11 Sanggau Sekadau 150 100 2013
12 Ngabang Tayan 150 110 2013
13 Sintang Sekadau 150 180 2014
JUMLAH 150 kV 1.265
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.98
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kalimantan Barat
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Singkawang 275/150 New 100 2014
Jumlah 275/150 kV 100
2 Kota Baru (GI Baru) 150/20 New 30 2009
3 Parit Baru Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2009
4 Sambas (GI Baru) 150/20 New 30 2009
5 Singkawang Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2009
6 Sei Raya Ext LB 150/20 Extension 2 LB 100 2009
7 Kota Baru Ext LB 150/20 Extension 2 LB 65 2009
8 Singkawang 150/20 Extension 30 2009
9 Parit Baru 150/20 Extension 30 2009
10 PLTU Singkawang (Perpres)/Kura2 150/20 Extension 30 2010

97

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
11 Tayan (GI Baru) 150/20 New 30 2010
12 Siantan Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
13 Sanggau (GI Baru) 150/20 New 30 2011
14 Tayan Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
15 Singkawang 150/20 Extension 30 2012
16 Bengkayang (GI Baru) 150/20 New 30 2012
17 Singkawang Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2012
18 Sekadau (GI Baru) 150/20 New 30 2013
19 Sanggau Ext LB 150/20 Extension
2 LB
2013
20 Ngabang (GI Baru) 150/20 New 30 2013
21 Tayan Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2013
22 Sintang (GI Baru) 150/20 New 60 2014
23 Sanggau Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2014
Jumlah 150/20 kV 390

Tabel 4.99
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Barat
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.950 14.500 14.525 14.575 14.550
PLTS Terpusat 15 kW 1 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 350 350 350 400
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 420/19.750 400/18.750 450/21.250 470/22.250 490/23.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.000 950 1.000 1.100 1.200
Pembangunan JTR (KMS) 1.000 1.100 1.150 1.230 1.270
PLTD (Unit/kW)
1/ 250 3/750 2/500 1/250 -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.950 14.500 14.525 14.575 14.550
PLTS Terpusat 15 kW 1 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 350 350 350 400
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 420/19.750 400/18.750 450/21.250 470/22.250 490/23.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.000 950 1.000 1.100 1.200
Pembangunan JTR (KMS) 1.000 1.100 1.150 1.230 1.270
PLTD (Unit/kW)
1/ 250 3/750 2/500 1/250 -

4.18.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.440,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 805,1 juta, transmisi USD 265,1 juta,
gardu induk USD 90,5 juta dan program EBT USD 279,7 juta.
Tabel 4.100
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kalimantan Barat
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 805,1
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 265,1
3 Gardu Induk (MVA) 90,5
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 42,8
- PLTS Terpusat 15 kW 3,4
- PLTMH (kW) 8,0
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 2.230 105.250 21,6
- JTM (kms) 134,3
- JTR (kms) 68,6
- PLTD (Unit/kW) 7 1.750 1,0
1.440,5
5.250
5.750
490
61.100
9
1.550
0
Volume
624
1.661
No Uraian
2010 s.d 2014

98

4.19 Provinsi Kalimantan Tengah

4.19.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Tengah dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Barito dan
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Sampit, Pangkalan Bun, Nanga
Bulik, Sukamara, Kuala Kurun, Puruk Cahu, Muara Teweh, Buntok, dan
Kuala Pembuang.
Dari 10 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Tengah,
6 sistem (Sistem Pangkalan Bun, Nanga Bulik, Sukamara, Puruk Cahu,
Buntok, dan Kuala Pembuang) berada dalam kondisi Surplus, dan 4 sistem
lainnya (Sistem Interkoneksi Barito, Sampit, Kuala Kurun, dan Muara Teweh)
berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Tengah baru mencapai
45,22% dan rasio desa berlistrik sebesar 87,89%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 13.871 permintaan atau sebesar 22,8 MVA.
Gambar 4.19
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kalimantan Tengah
12
SISTEM PANGKALAN BUN SISTEM PANGKALAN BUN
Kapasitas terpasang : 26,37 MW
Daya mampu : 14,38 MW
Beban puncak : 14,21 MW
Surplus : 0,17 MW
SISTEM SAMPIT SISTEM SAMPIT
Kapasitas terpasang : 26,88 MW
Daya mampu : 16,85 MW
Beban puncak : 17,65 MW
Defisit : -0,80 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
BARITO BARITO
Kapasitas terpasang : 321,09 MW
Daya mampu : 246,23 MW
Beban puncak : 308,90 MW
Defisit : -62,67 MW

99

13
SISTEM BUNTOK SISTEM BUNTOK
Kapasitas terpasang : 6,91 MW
Daya mampu : 4,28 MW
Beban puncak : 4,04 MW
Surplus : 0,24 MW
SISTEM MUARA TEWEH SISTEM MUARA TEWEH
Kapasitas terpasang : 7,97 MW
Daya mampu : 3,93 MW
Beban puncak : 4,31 MW
Defisit : -0,38 MW
SISTEM KUALA KURUN SISTEM KUALA KURUN
Kapasitas terpasang : 2,04 MW
Daya mampu : 0,81 MW
Beban puncak : 0,82 MW
Defisit : -0,01 MW
SISTEM NANGA BULIK SISTEM NANGA BULIK
Kapasitas terpasang : 1,89 MW
Daya mampu : 1,12 MW
Beban puncak : 0,96 MW
Surplus : 0,16 MW
SISTEM SUKAMARA SISTEM SUKAMARA
Kapasitas terpasang : 1,78 MW
Daya mampu : 1,21 MW
Beban puncak : 0,96 MW
Surplus : 0,25 MW
SISTEM KUALA PEMBUANG SISTEM KUALA PEMBUANG
Kapasitas terpasang : 3,62 MW
Daya mampu : 2,46 MW
Beban puncak : 2,02 MW
Surplus : 0,43 MW
SISTEM PURUK CAHU SISTEM PURUK CAHU
Kapasitas terpasang : 2,01 MW
Daya mampu : 1,48 MW
Beban puncak : 1,26 MW
Surplus : 0,22 MW


4.19.2 Neraca Daya
Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Tengah
sehingga, neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan oleh
neraca daya Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah, dimana pada tahun
2010 hingga tahun 2012 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya
pada tahun 2013 dan 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.101
Neraca Daya Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga GWH 1.059 1.116 1.179 1.248 1.324
Komersial GWH 429 496 574 664 770
Publik GWH 162 173 185 198 211
Industri GWH 298 305 314 323 332
Total Kebutuhan GWH 1.947 2.091 2.252 2.432 2.636
Pertumbuhan % 6,7 7,4 7,7 8,0 8,4
Susut & Losses (T&D) % 12,3 12,2 12,1 12,0 11,9
Susut Pemakaian Sendiri % 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5
Total Susut & Losses % 18,8 18,7 18,6 18,5 18,4
Beban Puncak MW 433 464 500 539 584
Daya Terpasang MW
239 310 446 460 790
Daya Tambahan MW
78 145 28 344 151
Cadangan Daya MW
-116 -9 -26 265 357




100

4.19.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah sebesar 2,4% pertahun dan pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,2%, maka pertumbuhan permintaan tenaga listrik di
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 9,7% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan
Tengah, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 328 MW (sekitar 8 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.206 kms
Gardu induk 180 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 61.100 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.500 kW
o Gardu distribusi 2.310 unit (106.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.150 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 6.010 kms
o PLTD 5 unit (1.250 kW).

Tabel 4.102
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Tengah
PLTD HSD Sampit (sewa) 2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Buntok (sewa) 2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Muara Teweh (sewa) 3 MW 2010 PLN
PLTD Kuala Pembuang 1 MW 2010 IPP
PLTD Puruk Cahu 1 MW 2011 PLN
PLTU Cenko 2 x 7 MW 2011 PLN
PLTU Pangkalan Bun 2 x 7 MW 90% 2012 IPP
PLTU 1 Kalteng (Pulang Pisau) 2 x 60 MW 2% 2013 Perpres 71
PLTGU Bangkanai 1 x 120 MW 2013 IPP
PLTU Sampit (APBN) 2 x 25 MW 2014 PLN
PLTD Kuala Pembuang 1 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Rencana
JUMLAH
Total
Jangka
328
Pendek
8,0
COD
Menengah/Panjang
320
Progress Keterangan








101

Tabel 4.103
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Tengah
1 Palangkaraya Sampit 150 168 2,5 2010
2 PLTU P.Pisau (Perpres)/Selat Incomer 2 phi 150 4 5 2010
3 Kasongan (Sampit - P raya) Incomer phi 150 2 2011
4 Tanjung Buntok 150 260 2011
5 PLTGU Bangkanai Muara Teweh - Buntok - Tanjung 150 560 2013
6 Sampit Pangkalan Bun 150 172 2,5 2012
7 PLTU Sampit Sampit 150 40 2014
JUMLAH 1.206
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.104
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kalimantan Tengah
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Tanjung (GI Baru) 150/20 New 30 2009
2 Pulang Pisau 150/20 Extension 30 2010
3 Sampit (GI Baru) 150/20 New 30 2010
4 Palangkaraya Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
5 Tanjung Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
6 Buntok (GI Baru) 150/20 New 30 2011
7 Buntok Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
8 PLTGU Muara Teweh (GI Baru) 150/20 New 30 2011
9 Sampit Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2012
10 Pangkalan Bun (GI Baru) 150/20 New 30 2012
Jumlah 180


Tabel 4.105
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Tengah
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.350 14.500 14.525 14.325 14.400
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 350 350 350 350
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 420/19.250 420/19.250 470/21.750 490/22.750 510/23.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.100 1.100 1.200 1.350 1.400
Pembangunan JTR (KMS) 1.150 1.150 1.160 1.210 1.340
PLTD (Unit/kW)
1/ 250 2/500 1/250 1/250 -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.350 14.500 14.525 14.325 14.400
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 350 350 350 350
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 420/19.250 420/19.250 470/21.750 490/22.750 510/23.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.100 1.100 1.200 1.350 1.400
Pembangunan JTR (KMS) 1.150 1.150 1.160 1.210 1.340
PLTD (Unit/kW)
1/ 250 2/500 1/250 1/250 -


4.19.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.019,6 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 455,8 juta, transmisi USD 230,9 juta,
gardu induk USD 51 juta dan program EBT USD 281,9 juta.

102

Tabel 4.106
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kalimantan Tengah
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 455,8
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 230,9
3 Gardu Induk (MVA) 51,0
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 42,8
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 7,7
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 2.310 106.750 22,0
- JTM (kms) 104,4
- JTR (kms) 101,0
- PLTD (Unit/kW) 5 1.250 0,7
1.019,6
1.500
0
6.150
6.010
328
1.206
180
61.100
8
No Uraian
2010 s.d 2014
Volume





4.20 Provinsi Kalimantan Selatan

4.20.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Selatan dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Barito dan
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Batulicin/Pagatan, Sungai Kupang,
dan Kotabaru.
Dari 4 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Selatan, 3
sistem (Sistem Batulicin/Pagatan, Sungai Kupang, dan Kotabaru) berada
dalam kondisi Surplus, dan 1 sistem lainnya (Sistem Interkoneksi Barito)
berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Selatan baru mencapai
72,29% dan rasio desa berlistrik sebesar 99,80%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 20.262 permintaan atau sebesar 29,6 MVA.










103

Gambar 4.20
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kalimantan Selatan
SISTEM BATULICIN/PAGATAN SISTEM BATULICIN/PAGATAN
Kapasitas terpasang : 18,97 MW
Daya mampu : 12,62 MW
Beban puncak : 11,01 MW
Surplus : 1,61 MW
SISTEM KOTABARU SISTEM KOTABARU
Kapasitas terpasang : 12,20 MW
Daya mampu : 6,95 MW
Beban puncak : 6,75 MW
Surplus : 0,20 MW
SISTEM SUNGAI KUPANG SISTEM SUNGAI KUPANG
Kapasitas terpasang : 2,82 MW
Daya mampu : 1,02 MW
Beban puncak : 0,44 MW
Surplus : 0,58 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
BARITO BARITO
Kapasitas terpasang : 321,09 MW
Daya mampu : 246,23 MW
Beban puncak : 308,90 MW
Defisit : -62,67 MW


4.20.2 Neraca Daya
Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Tengah
sehingga, neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan oleh
neraca daya Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah, dimana pada tahun
2010 hingga tahun 2012 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya
pada tahun 2013 dan 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.107
Neraca Daya Sistem Kalimantan Selatan dan Tengah
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga GWH 1.059 1.116 1.179 1.248 1.324
Komersial GWH 429 496 574 664 770
Publik GWH 162 173 185 198 211
Industri GWH 298 305 314 323 332
Total Kebutuhan GWH 1.947 2.091 2.252 2.432 2.636
Pertumbuhan % 6,7 7,4 7,7 8,0 8,4
Susut & Losses (T&D) % 12,3 12,2 12,1 12,0 11,9
Susut Pemakaian Sendiri % 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5
Total Susut & Losses % 18,8 18,7 18,6 18,5 18,4
Beban Puncak MW 433 464 500 539 584
Daya Terpasang MW
239 310 446 460 790
Daya Tambahan MW
78 145 28 344 151
Cadangan Daya MW
-116 -9 -26 265 357

104

4.20.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah sebesar 2,4% pertahun dan pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,2%, maka pertumbuhan permintaan tenaga listrik di
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 9,7% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan
Selatan, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 418 MW (sekitar 70 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 818 kms
Gardu induk 390 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.050 unit
o PLTS terpusat 15 kW 4 unit
o PLTMH 850 kW
o Gardu distribusi 1.200 unit (64.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.300 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 2.720 kms
o PLTD 4 unit (1.000 kW).

Tabel 4.108
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Selatan
PLTD MFO Trisakti (sewa) 20 MW 50,00% 2010 PLN
PLTD MFO Seberang Barito (sewa) 30 MW 50,00% 2010 PLN
PLTD HSD Kapuas (sewa) 10 MW - 2010 PLN
PLTD Kahayan (sewa) 10 MW - 2010 PLN
PLTU Kalsel (Asam-Asam) 2 x 65 MW 9% 2011 Perpres 71
PLTU Kotabaru (APBN) 2 x 7 MW 2012 PLN
PLTD Kotabaru 4 MW 2013 PLN
PLTU Kalsel 1 x 100 MW 2013 IPP
PLTU Kalsel 1 x 100 MW 2014 IPP
MW MW
MW Total
JUMLAH
Rencana
70,0 348
418
Jangka
Keterangan
Pendek Menengah/Panjang
Progress COD










105

Tabel 4.109
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Selatan
1 Barikin Tanjung 150 116 89,88 2009
2 Tanjung Perbatasan 150 142 2009
3 Barikin Amuntai 150 33 77,52 2009
4 Seberang Barito Kayutangi 150 21 38 2009
5 Asam-asam Batu licin 150 248 2010
6 PLTU Asam-asam (Perpres) Mantuil 150 220 77,93 2010
7 PLTU M. Tambang Kalsel-1(IPP) Rantau 150 12 2011
8 Rantau (Barikin - Cempaka) Incomer 2 phi 150 14 2012
9 PLTU Kalsel Tanjung 150 12 2013
JUMLAH 818
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.110
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kalimantan Selatan
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Barikin Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2009
2 Kapuas / Selat 150/20 Extension 30 84.82 2009
3 Amuntai (GI baru ) 150/20 New 30 100 2009
4 Barikin Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2009
5 Kayu Tangi (GI baru ) 150/20 New 30 2009
6 Seberang Barito Ext LB 150/20 Extension 2 LB 100 2009
7 Mantuil 150/20 Extension 30 100 2009
8 Batu licin (GI Baru) 150/20 New 30 2010
9 Asam-asam Ext LB 150/20 Extension 2 LB 100 2010
10 Barikin 150/20 Extension 30 100 2010
11 Cempaka 150/20 Extension 60 2011
12 Kasongan (GI Baru) 150/20 New 30 2011
13 Trisakti 150/20 Extension 60 2012
14 Kayu Tangi 150/20 Extension 30 94.1 2012
15 Barikin 150/20 Extension 30 100 2010
16 Plehari 150/20 Extension 30 2014
Jumlah 420

Tabel 4.111
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Selatan
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.750 7.500 7.550 7.600 7.650
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLTMH (kW) 50 200 200 200 200
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 220/11.750 200/11.750 240/12.750 260/13.750 280/14.750
Pembangunan JTM (KMS) 600 600 650 700 750
Pembangunan JTR (KMS) 500 500 520 600 600
PLTD (Unit/kW)
1/ 250 2/500 1/250 - -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.750 7.500 7.550 7.600 7.650
PLTS Terpusat 15 kW 1 1 1 1
PLTMH (kW) 50 200 200 200 200
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 220/11.750 200/11.750 240/12.750 260/13.750 280/14.750
Pembangunan JTM (KMS) 600 600 650 700 750
Pembangunan JTR (KMS) 500 500 520 600 600
PLTD (Unit/kW)
1/ 250 2/500 1/250 - -



106

4.20.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 798,4 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 571,0 juta, transmisi USD 46,1 juta,
gardu induk USD 50,2 juta dan program EBT USD 131 juta.
Tabel 4.112
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kalimantan Selatan
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 571,0
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 46,1
3 Gardu Induk (MVA) 50,2
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 22,4
- PLTS Terpusat 15 kW 1,6
- PLTMH (kW) 4,4
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.200 64.750 11,5
- JTM (kms) 58,2
- JTR (kms) 32,4
- PLTD (Unit/kW) 4 1.000 0,6
798,4
4
850
0
3.300
2.720
Volume
418
818
390
32.050
No Uraian
2010 s.d 2014





4.21 Provinsi Kalimantan Timur

4.21.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Mahakam
dan beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Nunukan, Sanggatta, Petung,
Longikis, Bulungan, Tanjung Redep, Bontang, Tanah Grogot, Malinau, Kota
Bangun, Melak, Kerang, Muara Komam, Sebatik, Tanjung Selor, Batu
Sopang, dan Tanjung Aru.
Dari 18 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur, 14
sistem (Sistem Interkoneksi Mahakam, Nunukan, Longikis, Bulungan,
Tanjung Redep, Bontang, Malinau, Kota Bangun, Melak, Kerang, Muara
Komam, Sebatik, Batu Sopang, dan Tanjung Aru) berada dalam kondisi
Surplus, dan 4 sistem lainnya (Sistem Sanggatta, Petung, Tanah Grogot,
dan Tanjung Selor) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Kalimantan Timur baru mencapai 68,56%
dan rasio desa berlistrik sebesar 92,46%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 101.169 permintaan atau sebesar 300,8 MVA.
107

Gambar 4.21
Kondisi Kelistrikan Provinsi Kalimantan Timur
SISTEM BULUNGAN SISTEM BULUNGAN
Kapasitas terpasang : 12,02 MW
Daya mampu : 6,80 MW
Beban puncak : 6,39 MW
Surplus : 0,41 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
MAHAKAM MAHAKAM
Kapasitas terpasang : 279,56 MW
Daya mampu : 235,00 MW
Beban puncak : 234,06 MW
Surplus : 0,94 MW
SISTEM SANGATTA
Kapasitas terpasang : 19,22 MW
Daya mampu : 9,75 MW
Beban puncak : 11,45 MW
Defisit : -1,70 MW
SISTEM NUNUKAN SISTEM NUNUKAN
Kapasitas terpasang : 15,25 MW
Daya mampu : 4,95 MW
Beban puncak : 4,77 MW
Surplus : 0,18 MW
SISTEM TANAH GROGOT SISTEM TANAH GROGOT
Kapasitas terpasang : 9,52 MW
Daya mampu : 7,87 MW
Beban puncak : 7,96 MW
Defisit : -0,09 MW
SISTEM PETUNG SISTEM PETUNG
Kapasitas terpasang : 12,30 MW
Daya mampu : 6,80 MW
Beban puncak : 7,44 MW
Defisit : -0,64 MW
SISTEM BONTANG SISTEM BONTANG
Kapasitas terpasang : 34,59 MW
Daya mampu : 23,60 MW
Beban puncak : 14,92 MW
Surplus : 8,68 MW
SISTEM TANJUNG REDEP SISTEM TANJUNG REDEP
Kapasitas terpasang : 20,80 MW
Daya mampu : 11,42 MW
Beban puncak : 10,32 MW
Surplus : 1,10 MW
SISTEM LONGIKIS SISTEM LONGIKIS
Kapasitas terpasang : 2,45 MW
Daya mampu : 1,97 MW
Beban puncak : 1,82 MW
Surplus : 0,15 MW


SISTEM KERANG SISTEM KERANG
Kapasitas terpasang : 0,45 MW
Daya mampu : 0,38 MW
Beban puncak : 0,20 MW
Surplus : 0,18 MW
SISTEM KOTA BANGUN SISTEM KOTA BANGUN
Kapasitas terpasang : 2,33 MW
Daya mampu : 2,40 MW
Beban puncak : 1,83 MW
Surplus : 0,57 MW
SISTEM SISTEM Tj Tj. SELOR . SELOR
Kapasitas terpasang : 9,60 MW
Daya mampu : 5,35 MW
Beban puncak : 5,85 MW
Defisit : -0,50 MW
SISTEM MUARA KOMAM SISTEM MUARA KOMAM
Kapasitas terpasang : 0,59 MW
Daya mampu : 0,46 MW
Beban puncak : 0,43 MW
Surplus : 0,03 MW
SISTEM BATU SOPANG SISTEM BATU SOPANG
Kapasitas terpasang : 1,66 MW
Daya mampu : 1,32 MW
Beban puncak : 1,25 MW
Surplus : 0,07 MW
SISTEM SEBATIK SISTEM SEBATIK
Kapasitas terpasang : 3,17 MW
Daya mampu : 1,40 MW
Beban puncak : 1,36 MW
Surplus : 0,04 MW
SISTEM SISTEM Tj Tj. ARU . ARU
Kapasitas terpasang : 0,45 MW
Daya mampu : 0,18 MW
Beban puncak : 0,11 MW
Surplus : 0,07 MW
SISTEM MELAK
Kapasitas terpasang : 14,20 MW
Daya mampu : 6,82 MW
Beban puncak : 5,62 MW
Surplus : 1,20 MW
SISTEM MALINAU SISTEM MALINAU
Kapasitas terpasang : 5,81 MW
Daya mampu : 4,80 MW
Beban puncak : 1,78 MW
Surplus : 3,02 MW



108

4.21.2 Neraca Daya
Neraca daya Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2010 dan 2011
mengalami kondisi yang kurang baik (defisit), dan berangsur-angsur
membaik di tahun 2012, 2013 dan 2014.
Tabel 4.113
Neraca Daya Provinsi Kalimantan Timur
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga GWh 1.046 1.130 1.218 1.312 1.410
Komersial GWh 573 627 682 737 794
Publik GWh 220 236 252 268 286
Industri GWh 364 398 431 463 496
Total Kebutuhan GWh 2.203 2.391 2.582 2.780 2.986
Pertumbuhan % 9,3 8,5 8,0 7,7 7,4
Susut & Losses (T&D) % 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4
Susut Pemakaian Sendiri % 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 11,8 11,7 11,6 11,5 11,4
Beban Puncak MW 446 484 522 562 603
Daya Terpasang MW
169 277 275 529 693
Daya Tambahan MW
113 7 262 180 261
Cadangan Daya MW
-164 -200 15 148 352



4.21.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Asumsi pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur rata-rata
sebesar 1,7% per tahun dan pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 6,2%,
sehingga dengan asumsi tersebut pertumbuhan permintaan energi listrik
diperkirakan rata-rata sebesar 7,8% per tahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan
Timur, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 823 MW (sekitar 113 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.371 kms
Gardu induk 450 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 34.150 unit
o PLTS terpusat 15 kW 7 unit
o PLTMH 1.320 kW
o Gardu distribusi 1.170 unit (63.500 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.650 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 4.870 kms
o PLTD 6 unit (1.500 kW).




109

Tabel 4.114
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Timur
PLTD Excess Power 4 MW Des 2009 PLN
PLTD MFO Batakan 40 MW 90,00% 2009 PLN
PLTMG Bontang 14 MW 2009 PLN
PLTD MFO Tanjung Batu 20 MW Peb 2010 PLN
PLTD HSD Tanah Grogot (sewa) 4 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Melak (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Sangata (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Tanjung Selor (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Nunukan (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTGB Sangata (sewa) 9 MW 3,00% 2010 PLN
PLTGB Tanjung Redep (sewa) 6 MW 3,00% 2010 PLN
PLTGB Tanjung Selor (sewa) 6 MW 3,00% 2010 PLN
PLTGB Malinau (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTU Tanah Grogot 1 x 7 MW 2,00% 2011 IPP
PLTG Kaltim (Peaking) 2 x 50 MW 2012 PLN
PLTU Kota Bangun 1 x 5 MW 2012 PLN
PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan 1 x 100 MW 2012 PLN
PLTU Kaltim Baru 50 MW 2012 IPP
PLTU Tanah Grogot 1 x 7 MW 2,00% 2012 IPP
PLTU Kota Bangun 1 x 5 MW 2013 PLN
PLTU Muara Jawa/Teluk Balikpapan 1 x 100 MW 2013 PLN
PLTG Senipah 1 x 40 MW 2013 IPP
PLTU Petung 2 x 7 MW 2013 IPP
PLTU Melak 1 x 7 MW 2013 IPP
PLTU Nunukan 2 x 7 MW 2013 IPP
PLTU Berau 7 MW 2014 PLN
PLTG Senipah 1 x 40 MW 2014 IPP
PLTU Melak 1 x 7 MW 2014 IPP
PLTU Tanjung Selor 7 MW 2014 IPP
PLTU Kaltim 2 x 100 MW 2014 IPP
MW MW
MW
JUMLAH
Total
Rencana
113,0 710
823
Progress COD
Jangka
Pendek Menengah/Panjang
Keterangan

Tabel 4.115
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Kalimantan Timur
1 Harapan Baru Bukuan 150 20 2009
2 Karang Joang Kuaro 150 155 7,35 2009
3 Kuaro Perbatasan 150 93 2009
4 Muara Jawa Incomer 2 phi 150 48 2009
5 Bontang Sambutan 150 90 2010
6 Petung Incomer 2 phi 150 8 2010
7 PLTG Senipah (IPP) Muara Jawa 150 24 2010
8 Bontang Sangata 150 65 5 2011
9 PLTU Kaltim/Kemitraan (IPP) Muara Jawa 150 50 2011
10 PLTU Muara Jawa (Perpres) Muara Jawa 150 24 2011
11 Berau Tanjung Selor 150 4 2012
12 PLTU New Kaltim (Perpres) Muara Jawa/Senipah 150 10 2013
13 Industri New Industri 150 50 2013
14 Muara Jawa Industri Baru 150 160 2014
15 Sembera Embalut 150 50 2014
16 PLTU Kaltim Baru II/Sangata Bontang 150 520 2014
JUMLAH 1.371
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)



110

Tabel 4.116
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Kalimantan Timur
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Sei Kledang/Harapan Baru 150/20 Extension 60 2009
2 Kuaro/Tanah Grogot (GI Baru) 150/20 New 30 2009
3 Karang Joang Ext LB 150/20 Extension 2 LB 54,89 2009
4 Senipah/Muara Jawa(GI Baru) 150/20 New 30 2009
5 Bontang (GI Baru) 150/20 New 60 2010
6 Sambutan Ext LB 150/20 Extension 2 LB 100 2010
7 Petung (GI Baru) 150/20 New 30 2010
8 Industri 150/20 Extension 60 2011
9 Sangata (GI Baru) 150/20 New 30 2011
10 PLTUMuara Jawa Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
11 Bontang Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2011
12 Sambutan 150/20 Extension 30 2012
13 Berau (GI Baru) 150/20 New 30 2012
14 Tanjung Selor (GI Baru) 150/20 New 30 2012
15 New Industri (GI baru) 150/20 New 60 2013
16 Industri Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2013
17 Sembera 150/20 Extension 2 LB 2014
18 Embalut 150/20 Extension 2 LB 2014
19 Muara Jawa 150/20 Extension 2 LB 2014
20 New Industri 150/20 Extension 2 LB 2014
Jumlah 450


Tabel 4.117
Program Listrik Perdesaan Provinsi Kalimantan Timur
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 8.000 8.100 8.150 8.200
PLTS Terpusat 15 kW 1 2 2 2
PLTMH (kW) 100 300 300 350 370
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 210/11.500 210/11.500 230/12.500 250/13.500 270/14,500
Pembangunan JTM (KMS) 800 850 900 1.000 1.100
Pembangunan JTR (KMS) 1,000 900 950 1.000 1.020
PLTD (Unit/kW)
1/ 250 2/500 1/250 1/250 1/250
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 8.000 8.100 8.150 8.200
PLTS Terpusat 15 kW 1 2 2 2
PLTMH (kW) 100 300 300 350 370
PLT ANGIN (kW) 80 80 80 80
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 210/11.500 210/11.500 230/12.500 250/13.500 270/14,500
Pembangunan JTM (KMS) 800 850 900 1.000 1.100
Pembangunan JTR (KMS) 1,000 900 950 1.000 1.020
PLTD (Unit/kW)
1/ 250 2/500 1/250 1/250 1/250


4.21.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.557,1 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 979,9 juta, transmisi USD 297,2 juta,
gardu induk USD 113,1 juta dan program EBT USD 166,9 juta.




111

Tabel 4.118
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Kalimantan Timur
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 979,9
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 297,2
3 Gardu Induk (MVA) 113,1
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 23,9
- PLTS Terpusat 15 kW 3,1
- PLTMH (kW) 7,3
- PLT Angin (kW) 1,9
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.170 63.500 14,0
- JTM (kms) 61,8
- JTR (kms) 54,6
- PLTD (Unit/kW) 6 1.500 0,3
1.557,1
1.320
320
4.650
4.870
450
34.150
7
Volume
No
823
1.371
Uraian
2010 s.d 2014





4.22 Provinsi Sulawesi Utara

4.22.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Utara dipasok oleh satu sistem
interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Minahasa dan
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Tahuna, Melonguane, Ondong
(Siau), Tagulandang, Beo (Talaud), Lirung, dan Molibagu.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Utara, 6
sistem (Sistem Tahuna, Melonguane, Ondong (Siau), Tagulandang, Lirung,
dan Molibagu) berada dalam kondisi Surplus, dan 2 sistem lainnya (Sistem
Interkoneksi Minahasa dan Beo (Talaud)) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Utara baru mencapai 66,87%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 16.051 permintaan atau sebesar 82,9 MVA.










112

Gambar 4.22
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Utara
SISTEM BEO (TALAUD) SISTEM BEO (TALAUD)
Kapasitas terpasang : 3,25 MW
Daya mampu : 2,25 MW
Beban puncak : 3,04 MW
Defisit : -0,79 MW
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
MINAHASA MINAHASA
Kapasitas terpasang : 185,17 MW
Daya mampu : 133,50 MW
Beban puncak : 153,00 MW
Defisit : -19,50 MW
SISTEM TAGULANDANG SISTEM TAGULANDANG
Kapasitas terpasang : 2,08 MW
Daya mampu : 1,50 MW
Beban puncak : 0,80 MW
Surplus : 0,70 MW
SISTEM LIRUNG SISTEM LIRUNG
Kapasitas terpasang : 1,78 MW
Daya mampu : 1,18 MW
Beban puncak : 0,82 MW
Surplus : 0,36 MW
SISTEM TAHUNA SISTEM TAHUNA
Kapasitas terpasang : 11,09 MW
Daya mampu : 4,66 MW
Beban puncak : 4,42 MW
Surplus : 0,24 MW
SISTEM ONDONG (SIAU) SISTEM ONDONG (SIAU)
Kapasitas terpasang : 4,61 MW
Daya mampu : 3,13 MW
Beban puncak : 2,55 MW
Surplus : 0,59 MW
SISTEM MELONGUANE SISTEM MELONGUANE
Kapasitas terpasang : 1,47 MW
Daya mampu : 0,77 MW
Beban puncak : 0,63 MW
Surplus : 0,14 MW
SISTEM MOLIBAGU SISTEM MOLIBAGU
Kapasitas terpasang : 2,73 MW
Daya mampu : 2,38 MW
Beban puncak : 1,91 MW
Surplus : 0,47 MW


4.22.2 Neraca Daya
Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Utara, Tengah dan
Gorontalo sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, dimana
pada tahun 2010 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya pada
tahun 2011 s.d 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.119
Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 808 865 933 1.012 1.101
Komersial
GWH 241 253 266 279 291
Publik
GWH 195 215 236 260 287
Industri
GWH 117 121 126 130 135
Total Kebutuhan
GWH 1.361 1.455 1.561 1.681 1.814
Pertumbuhan
% 6,3 6,9 7,3 7,7 7,9
Susut & Losses (T&D)
% 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4
Susut Pemakaian Sendiri
% 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Total Susut & Losses % 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 326 348 373 401 433
Daya Terpasang MW
211 279 589 653 882
Daya Tambahan MW
74 319 82 248 256
Cadangan Daya MW
-41 249 298 500 705

113

4.22.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo sebesar 1,3% pertahun dan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%, maka permintaan tenaga listrik pada
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,9% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Utara,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 301 MW (sekitar 24,1 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 551 kms
Gardu induk 490 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 37.921 unit
o PLTS terpusat 15 kW 7 unit
o PLTMH 1.075 kW
o PLTAngin 960 kW
o Gardu distribusi 1.155 unit (63.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.050 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 2.980 kms
o PLTD 14 unit (3.750 kW).

Tabel 4.120
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Utara
PLTD MFO Sistem Minahasa (sewa) 20 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Tahuna (sewa) 2,5 MW 3,00% 2010 PLN
PLTM Lobong 1,6 MW 99,32% 2010 PLN
PLTP Lahendong IV 20 MW 2011 PLN
PLTU 2 Sulut (Amurang) 2 x 25 MW 49% 2011 Perpres 71
PLTG Minahasa Turbin Gas 25 MW 2012 PLN
PLTU Tahuna 2 x 4 MW 2012 IPP
PLTM Milangodaa I 2 x 0,7 MW 2013 IPP
PLTM Duminanga 2 x 0,5 MW 2013 IPP
PLTM Belengan 1,2 MW 2013 IPP
PLTP Lahendong V 1 x 20 MW 2013 IPP
PLTP Lahendong VI 1 x 20 MW 2013 IPP
PLTU Sulut I (Kema) 1 x 25 MW 2013 IPP
PLTP Kotamobagu 1, 2, 3 & 4 4 x 20 MW 2014 PLN
PLTU Sulut I (Kema) 1 x 25 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Keterangan
JUMLAH
Total
Rencana Progress COD
301
Pendek Menengah/Panjang
Jangka
24,1 277





114

Tabel 4.121
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Utara
1 Lopana Telling (New 150) 150 96 56,17 2009
2 Telling (New 150) Ranomut Baru 150 (Paniki) 150 16 2009
3 PLTU 2 Sulut (Perpres) Lopana 150 36 2010
4 Ranomut Baru 150 (Paniki) Bitung Baru 150 ( Kema ) 150 56 2010
5 Kotamubagu/Otam Lolak (New) 150 72 100 2010
6 Lolak Buroko 150 210 52,73 2011
7 Bintauna Tapping 150 1 2011
8 PLTP Kotamubagu Kotamubagu/Otam 150 32 2014
9 PLTU Sulut (IPP) PLTU 2 Sulut (Perpres) 150 8 2014
10 PLTP Lahendong 5 dan 6 Lopana 150 20 2013
JUMLAH 150 kV 547
11 PLTU Infrastructure (IPP) Incomer (Bitung - Sawangan) 70 4 2011
JUMLAH 70 kV 4
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)

Tabel 4.122
Rencana Pengembangan Gardu Induk
Provinsi Sulawesi Utara
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Telling (GIS 150 kV Baru) 150/70 New 60 70,16 2009
2 Tomohon 150/70 Extension 60 2009
Jumlah 150/70 kV 120
3 Telling (GIS 150 kV Baru) 150/20 New 60 2009
4 Lopana Ext 2 LB 150/20 Extension 2 LB 2009
5 Ranomut Baru 150 kV(Paniki) 150/20 New 30 2009
6 Telling Ext 2 LB 150/20 Extension 2 LB 2009
7 Otam/kotamubagu 150/20 Extension 30 2010
8 Bitung Baru 150 kV (Kema) 150/20 New 30 2010
9 Ranomut Baru 150 kV(Paniki) 150/20 Extension 2 LB 2010
10 Lolak (GI Baru) 150/20 New 30 2010
11 Otam Ext LB 150/20 Extension 2 LB 2010
12 Buroko (GI Baru) 150/20 New 20 100 2010
13 Lolak 150/20 Extension 2 LB 100 2010
14 Kotamubagu 150/20 Extension 2 LB 100 2010
15 Kawangkoan 150/20 Extension 30 2011
16 Buroko 150/20 Extension 2 LB 2011
17 Bintauna (GI Tapping) 150/20 New 20 2011
18 Ranomut Baru 150 kV(Paniki) 150/20 Extension 30 2012
19 Tomohon 150/20 Extension 30 2013
20 Bitung Baru 150 kV (Kema) 150/20 Extension 30 2013
Jumlah 150/20 kV 340
21 Tasik Ria 70/20 Extension 30 2014
Jumlah 70/20 kV 30









115

Tabel 4.123
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Utara
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.600 9.000 9.000 9.171 9.150
PLTS Terpusat 15 kW 1 2 2 2
PLTMH (kW) 100 225 225 225 300
PLT ANGIN (kW) 240 240 240 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 210/11.500 225/12.500 220/12.250 240/13.250 260/14.250
Pembangunan JTM (KMS) 600 550 600 650 650
Pembangunan JTR (KMS) 500 550 580 620 730
PLTD (Unit/kW)
4/1.250 4/1.000 2/500 2/500 2/500
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.600 9.000 9.000 9.171 9.150
PLTS Terpusat 15 kW 1 2 2 2
PLTMH (kW) 100 225 225 225 300
PLT ANGIN (kW) 240 240 240 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 210/11.500 225/12.500 220/12.250 240/13.250 260/14.250
Pembangunan JTM (KMS) 600 550 600 650 650
Pembangunan JTR (KMS) 500 550 580 620 730
PLTD (Unit/kW)
4/1.250 4/1.000 2/500 2/500 2/500


4.22.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 752,4 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 527,6 juta, transmisi USD 22,6 juta,
gardu induk USD 23,4 juta dan program EBT USD 178,8 juta.
Tabel 4.124
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Utara
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 527,6
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 22,6
3 Gardu Induk (MVA) 23,4
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 26,6
- PLTS Terpusat 15 kW 2,8
- PLTMH (kW) 5,4
- PLT Angin (kW) 5,8
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.155 63.750 13,6
- JTM (kms) 74,1
- JTR (kms) 48,4
- PLTD (Unit/kW) 14 3.750 2,3
752,4
490
37.921
7
1.075
960
3.050
2.980
301
551
Volume
No Uraian
2010 s.d 2014












116

4.23 Provinsi Gorontalo

4.23.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Gorontalo dipasok oleh beberapa sistem
terisolasi, yaitu Sistem Telaga (Gorontalo), Buruki, dan Marisa Tilamuta.
Dari 3 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Gorontalo, semua
sistemnya (Sistem Telaga (Gorontalo), Buruki, dan Marisa Tilamuta) berada
dalam kondisi Surplus.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Gorontalo baru mencapai 49,79% dan
rasio desa berlistrik sebesar 98,11%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 2.732 permintaan atau sebesar 5,6 MVA.
Gambar 4.23
Kondisi Kelistrikan Provinsi Gorontalo
SISTEM TELAGA (GORONTALO) SISTEM TELAGA (GORONTALO)
Kapasitas terpasang : 44,44 MW
Daya mampu : 30,30 MW
Beban puncak : 29,97 MW
Surplus : 0,33 MW
SISTEM MARISA TILAMUTA SISTEM MARISA TILAMUTA
Kapasitas terpasang : 6,47 MW
Daya mampu : 3,20 MW
Beban puncak : 3,20 MW
Surplus : 0,00 MW
SISTEM BURUKI SISTEM BURUKI
Kapasitas terpasang : 3,32 MW
Daya mampu : 2,76 MW
Beban puncak : 2,01 MW
Surplus : 0,75 MW


4.23.2 Neraca Daya
Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Utara, Tengah dan
Gorontalo sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, dimana
pada tahun 2010 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya pada
tahun 2011 s.d 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.


117

Tabel 4.125
Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 808 865 933 1.012 1.101
Komersial
GWH 241 253 266 279 291
Publik
GWH 195 215 236 260 287
Industri
GWH 117 121 126 130 135
Total Kebutuhan
GWH 1.361 1.455 1.561 1.681 1.814
Pertumbuhan
% 6,3 6,9 7,3 7,7 7,9
Susut & Losses (T&D)
% 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4
Susut Pemakaian Sendiri
% 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Total Susut & Losses % 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 326 348 373 401 433
Daya Terpasang MW
211 279 589 653 882
Daya Tambahan MW
74 319 82 248 256
Cadangan Daya MW
-41 249 298 500 705


4.23.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo sebesar 1,3% pertahun dan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%, maka permintaan tenaga listrik pada
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,9% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Gorontalo, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 93 MW (sekitar 10 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 544 kms
Gardu induk 140 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 57.964 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.400 kW
o PLTAngin 960 kW
o Gardu distribusi 1.950 unit (90.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.330 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 4.380 kms
o PLTD 6 unit (1.500 kW).










118

Tabel 4.126
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Gorontalo
PLTD MFO Gorontalo (sewa) 7 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Marisa (sewa) 3 MW 3,00% 2010 PLN
PLTM Mongango 1,2 MW 93,01% 2011 PLN
PLTU Gorontalo 2 x 25 MW 47% 2011 Perpres 71
PLTU Molotabu 20 MW 2012 IPP
PLTU Gorontalo Energi 2 x 6 MW 30,00% 2013 IPP
MW MW
MW
Progress COD Keterangan Rencana
JUMLAH
Total
10,0 83
93
Pendek Menengah/Panjang
Jangka

Tabel 4.127
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Gorontalo
1 PLTU Gorontalo Energi (IPP) Botupingge 150 70 2010
2 Isimu Botupingge 150 90 100 2010
3 Isimu Marissa 150 220 100 2010
4 PLTU Gtalo (Perpres)/Kwandang Incomer 150 24 2010
5 Isimu Buroko 150 140 100 2010
JUMLAH 544
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)

Tabel 4.128
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Gorontalo
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Botupingge (GI Baru) 150/20 New 30 100 2010
2 PLTU Gorontalo Baru /Anggrek 150/20 New 20 2010
3 Isimu (GI Baru) 150/20 New 30 100 2010
4 Marissa GI Baru) 150/20 New 30 2010
5 Botupingge 150/20 Extension 30 2010
Jumlah 140


Tabel 4.129
Program Listrik Perdesaan Provinsi Gorontalo
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2900 13757 13757 13750 13800
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 325 325 325 325
PLT ANGIN (kW) 240 240 240 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 360/16.500 360/16.500 390/18.000 410/19.000 430/20.000
Pembangunan JTM (KMS) 800 800 850 900 980
Pembangunan JTR (KMS) 800 800 830 950 1,000
PLTD (Unit/kW)
1/250 2/500 2/500 1/250 -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2900 13757 13757 13750 13800
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 325 325 325 325
PLT ANGIN (kW) 240 240 240 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 360/16.500 360/16.500 390/18.000 410/19.000 430/20.000
Pembangunan JTM (KMS) 800 800 850 900 980
Pembangunan JTR (KMS) 800 800 830 950 1,000
PLTD (Unit/kW)
1/250 2/500 2/500 1/250 -

119

4.23.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 459,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 160,3 juta, transmisi USD 22,5 juta,
gardu induk USD 10,9 juta dan program EBT USD 265,5 juta.
Tabel 4.130
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Gorontalo
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 160,3
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 22,5
3 Gardu Induk (MVA) 10,9
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 40,6
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 7,2
- PLT Angin (kW) 5,8
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.950 90.000 20,4
- JTM (kms) 114,9
- JTR (kms) 72,5
- PLTD (Unit/kW) 6 1.500 0,9
459,2
93
57.964
8
1.400
960
4.330
4.380
544
140
Uraian
2010 s.d 2014
No
Volume





4.24 Provinsi Sulawesi Tengah

4.24.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tengah dipasok oleh beberapa
sistem terisolasi, yaitu Sistem Palu, Toli-Toli, Luwuk, Bangkir, Palasa,
Moutong, Parigi, Poso, Tentena, Kolonedale, Toili, Kotaraya, Leok, Ampana,
Bunta, Moilong, Banggai, dang Bungku.
Dari 18 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tengah, 13
sistem (Sistem Toli-Toli, Luwuk, Palasa, Parigi, Tentena, Kolonedale, Toili,
Kotaraya, Leok, Ampana, Bunta, Banggai, dang Bungku), berada dalam
kondisi Surplus, dan 5 sistem lainnya (Sistem Palu, Bangkir, Moutong,
Poso, dan Moilong) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Tengah baru mencapai 48,30%
dan rasio desa berlistrik sebesar 99,02%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 22.059 permintaan atau sebesar 27,4 MVA.



120

Gambar 4.24
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Tengah
SISTEM LUWUK SISTEM LUWUK
Kapasitas terpasang : 11,18 MW
Daya mampu : 6,17 MW
Beban puncak : 5,47 MW
Surplus : 0,70 MW
SISTEM TOLI SISTEM TOLI- -TOLI TOLI
Kapasitas terpasang : 10,26 MW
Daya mampu : 5,79 MW
Beban puncak : 4,38 MW
Surplus : 1,41 MW
SISTEM PALU SISTEM PALU
Kapasitas terpasang : 81,24 MW
Daya mampu : 36,49 MW
Beban puncak : 50,60 MW
Defisit :-14,11 MW


SISTEM MOILONG SISTEM MOILONG
Kapasitas terpasang: 3,00 MW
Daya mampu : 1,76 MW
Beban puncak : 2,10 MW
Defisit : -0,34 MW
SISTEM MOUTONG
Kapasitas terpasang: 3,45 MW
Daya mampu : 1,76 MW
Beban puncak : 2,10 MW
Defisit : -0,34 MW
SISTEM BANGKIR SISTEM BANGKIR
Kapasitas terpasang: 1,92 MW
Daya mampu : 1,36 MW
Beban puncak : 1,49 MW
Defisit : -0,13 MW
SISTEM SISTEM PALASA PALASA
Kapasitas terpasang: 1,67 MW
Daya mampu : 1,00 MW
Beban puncak : 0,69 MW
Surplus : 0,31 MW
SISTEM KOTARAYA SISTEM KOTARAYA
Kapasitas terpasang: 1,70 MW
Daya mampu : 1,05 MW
Beban puncak : 1,03 MW
Surplus : 0,02 MW
SISTEM AMPANA SISTEM AMPANA
Kapasitas terpasang: 3,10 MW
Daya mampu : 1,67 MW
Beban puncak : 1,12 MW
Surplus : 0,55 MW
SISTEM POSO SISTEM POSO
Kapasitas terpasang: 7,63 MW
Daya mampu : 5,18 MW
Beban puncak : 5,95 MW
Defisit : -0,77 MW
SISTEM BANGGAI SISTEM BANGGAI
Kapasitas terpasang: 2,25 MW
Daya mampu : 1,12 MW
Beban puncak : 1,10 MW
Surplus : 0,02 MW
SISTEM LEOK SISTEM LEOK
Kapasitas terpasang: 3,35 MW
Daya mampu : 1,92 MW
Beban puncak : 1,83 MW
Surplus : 0,09 MW
SISTEM BUNGKU SISTEM BUNGKU
Kapasitas terpasang: 1,56 MW
Daya mampu : 0,88 MW
Beban puncak : 0,81 MW
Surplus : 0,07 MW
SISTEM TENTENA SISTEM TENTENA
Kapasitas terpasang: 1,70 MW
Daya mampu : 1,50 MW
Beban puncak : 1,50 MW
Surplus : 0,00 MW
SISTEM SISTEM KOLONEDALE KOLONEDALE
Kapasitas terpasang: 3,63 MW
Daya mampu : 1,62 MW
Beban puncak : 1,20 MW
Surplus : 0,42 MW
SISTEM TOILI SISTEM TOILI
Kapasitas terpasang: 3,00 MW
Daya mampu : 1,50 MW
Beban puncak : 1,31 MW
Surplus : 0,19 MW
SISTEM BUNTA SISTEM BUNTA
Kapasitas terpasang: 1,49 MW
Daya mampu : 1,39 MW
Beban puncak : 1,13 MW
Surplus : 0,26 MW
SISTEM SISTEM PARIGI PARIGI
Kapasitas terpasang: 7,80 MW
Daya mampu : 3,37 MW
Beban puncak : 3,18 MW
Surplus : 0,19 MW



121

4.24.2 Neraca Daya
Provinsi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo kebutuhan tenaga
listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Utara, Tengah dan
Gorontalo sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut direpresentasikan
oleh neraca daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, dimana
pada tahun 2010 sistem berada pada kondisi defisit dan selanjutnya pada
tahun 2011 s.d 2014 sistem berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.131
Neraca Daya Sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 808 865 933 1.012 1.101
Komersial
GWH 241 253 266 279 291
Publik
GWH 195 215 236 260 287
Industri
GWH 117 121 126 130 135
Total Kebutuhan
GWH 1.361 1.455 1.561 1.681 1.814
Pertumbuhan
% 6,3 6,9 7,3 7,7 7,9
Susut & Losses (T&D)
% 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4
Susut Pemakaian Sendiri
% 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Total Susut & Losses % 13,3 13,2 13,1 13,0 12,9
Beban Puncak MW 326 348 373 401 433
Daya Terpasang MW
211 279 589 653 882
Daya Tambahan MW
74 319 82 248 256
Cadangan Daya MW
-41 249 298 500 705


4.24.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo sebesar 1,3% pertahun dan
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8%, maka permintaan tenaga listrik pada
wilayah tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,9% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi
Tengah, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 583 MW (sekitar 39,8 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 800 kms
Gardu induk 190 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 57.200 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.480 kW
o Gardu distribusi 1.870 unit (89.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 4.720 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.370 kms
o PLTD 7 unit (1.750 kW).



122

Tabel 4.132
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Provinsi Sulawesi Tengah
PLTD HSD Toli-Toli (sewa) 4 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Luwuk (sewa) 5 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Palu (sewa) 20 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Poso (sewa) 3 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Kolonedale (sewa) 3 MW 3,00% 2010 PLN
PLTM Sansarino 0,8 MW 2010 PLN
PLTM Tomini II 2 x 2 MW 46,26% 2010 PLN
PLTA Poso Energy 50 MW 2011 IPP
PLTA Poso 145 MW 65,00% 2011 IPP
PLTM Hek 2,5 MW 2011 IPP
PLTM Sawidago II 1 MW 2012 PLN
PLTU Moutong 2 x 4 MW 2012 IPP
PLTU Luwuk 2 x 10 MW 2012 IPP
PLTGU Senoro 1 x 120 MW 2013 IPP
PLTM Bungku Hydro Power 1,2 MW 2013 IPP
PLTM Bunta 2,5 MW 2013 IPP
PLTM Pekasalo 1,2 MW 2013 IPP
PLTM Biak I 1,5 MW 2013 IPP
PLTM Biak II 1,3 MW 2013 IPP
PLTM Biak III 1,2 MW 2013 IPP
PLTM Kotaraya 2 x 0,8 MW 2013 IPP
PLTM Batubota 2,5 MW 2013 IPP
PLTM Kolonedale Hydro Power 3,6 MW 2013 IPP
PLTU PJPP II - expansion #3, 4 2 x 15 MW 2013 IPP
PLTGU Senoro 1 x 120 MW 2014 IPP
PLTM Bambalo 3 2,3 MW 2014 IPP
PLTM Lambangan 3,2 MW 2014 IPP
PLTP Bora 1 x 5 MW 2014 IPP
PLTP Merana/Masaingi 2 x 10 MW 2014 IPP
MW MW
MW
JUMLAH
Total
Rencana COD Keterangan
Pendek Menengah/Panjang
Progress
39,8 544
583
Jangka

Tabel 4.133
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Tengah
1 PLTGU Senoro Tentena 275 360 2013
JUMLAH 275 kV 360
2 Talise Pasang Kayu 150 140 2010
3 PLTA Poso Parigi 150 280 2011
4 PLTU Palu (Kemitraan) Incomer (Talise - Pasang Kayu) 150 20 2011
JUMLAH 150 kV 440
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.134
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Tengah
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Talise Ext LB 150/70 New 60 2010
2 Parigi Ext LB 150/70 New 60 100 2010
Jumlah 150/70 kV 120
3 Poso (GI Baru) 150/20 New 20 2010
4 Talise 150/20 Extension 30 100 2010
5 Parigi 150/20 Extension 20 2014
Jumlah 150/20 kV 70


123

Tabel 4.135
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Tengah
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.100 13.500 13.500 13.525 13.575
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 80 350 350 350 350
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 380/16.750 350/17.000 360/17.500 380/18.500 400/19.500
Pembangunan JTM (KMS) 850 850 920 1,000 1,100
Pembangunan JTR (KMS) 1,000 1,000 1,050 1,140 1,180
PLTD (Unit/kW)
- 4/1.000 2/500 1/250 -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.100 13.500 13.500 13.525 13.575
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 80 350 350 350 350
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 380/16.750 350/17.000 360/17.500 380/18.500 400/19.500
Pembangunan JTM (KMS) 850 850 920 1,000 1,100
Pembangunan JTR (KMS) 1,000 1,000 1,050 1,140 1,180
PLTD (Unit/kW)
- 4/1.000 2/500 1/250 -


4.24.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.254,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 823,1 juta, transmisi USD 153,8 juta,
gardu induk USD 11,5 juta dan program EBT USD 265,8 juta.
Tabel 4.136
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Tengah
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 823,1
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 153,8
3 Gardu Induk (MVA) 11,5
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 40,1
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 7,7
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.870 89.250 19,6
- JTM (kms) 108,6
- JTR (kms) 85,5
- PLTD (Unit/kW) 7 1.750 1,1
1.254,2
1.480
0
4.720
5.370
Uraian
2010 s.d 2014
57.200
8
190
Volume
583
800
No












124

4.25 Provinsi Sulawesi Barat

4.25.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat dipasok oleh 2 sistem
terisolasi, yaitu Sistem Pasangkayu dan Mamasa.
Dari 2 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Timur,
semua sistemnya (Sistem Pasangkayu dan Mamasa) berada dalam kondisi
Surplus.
Mengingat bahwa Provinsi Sulawesi Barat masih termasuk Provinsi baru,
maka data rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik belum tersedia datanya.
Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai 5.420 permintaan atau sebesar
7,2 MVA.
Gambar 4.25
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Barat
SISTEM PASANGKAYU SISTEM PASANGKAYU
Kapasitas terpasang : 0,84 MW
Daya mampu : 0,74 MW
Beban puncak : 0,56 MW
Surplus : 0,18 MW
SISTEM MAMASA SISTEM MAMASA
Kapasitas terpasang : 0,80 MW
Daya mampu : 0,70 MW
Beban puncak : 0,42 MW
Surplus : 0,28 MW


4.25.2 Neraca Daya
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Selatan,
Tenggara dan Barat sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat, dimana pada tahun 2010 s.d 2014 sistem
berada pada kondisi yang baik.

125

Tabel 4.137
Neraca Daya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 1.622 1.712 1.803 1.896 1.992
Komersial
GWH 533 588 650 718 793
Publik
GWH 336 368 403 441 483
Industri
GWH 791 843 903 967 1.037
Total Kebutuhan
GWH 3.282 3.512 3.758 4.022 4.305
Pertumbuhan
% 6,9 7,0 7,0 7,0 7,0
Susut & Losses (T&D)
% 12,8 12,7 12,6 12,5 12,4
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 14,8 14,7 14,6 14,0 14,4
Beban Puncak MW 782 836 894 952 1.022
Daya Terpasang MW
460 778 1.055 1.265 1.317
Daya Tambahan MW
327 293 231 77 231
Cadangan Daya MW
5 235 393 391 526


4.25.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebesar 1,1% pertahun
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% maka permintaan tenaga listrik di
sistem tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 14 MW
Transmisi tenaga listrik 160 kms
Gardu induk 90 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 23.770 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.150 kW

Tabel 4.138
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Barat
PLTU Mamuju 2 x 7 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Keterangan
Pendek Menengah/Panjang
- 14
Progress COD
Total
JUMLAH
Rencana
Jangka
14

Tabel 4.139
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Barat
1 Mamuju Pasang Kayu 150 160 2011
JUMLAH 160
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)

126

Tabel 4.140
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Barat
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Pasang Kayu (GI Baru) 150/20 New 30 2010
2 Polmas 150/20 Extension 30 2010
3 Pasang Kayu Ext LB 150/20 Extension 2LB 2011
4 Mamuju Ext LB 150/20 Extension 2LB 95,79 2011
5 Mamuju 150/20 Relokasi 30 2014
Jumlah 90


Tabel 4.141
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Barat
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 5.500 5.500 5.525 5.550
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 250 300 300 300
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.700 5.500 5.500 5.525 5.550
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 250 300 300 300


4.25.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 122,8 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkit USD 29,4 juta, transmisi USD 27,2 juta, gardu
induk USD 5,4 juta dan program EBT USD 60,8 juta.
Tabel 4.142
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Barat
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 29,4
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 27,2
3 Gardu Induk (MVA) 5,4
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 51,3
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 6,3
- PLT Angin (kW) -
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW) -
122,8
-
14
160
90
23.770
8
1.150
No Uraian
2010 s.d 2014
Volume
termasuk dalam rekap Prov. Sulsel






127

4.26 Provinsi Sulawesi Selatan

4.26.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Selatan dipasok oleh satu
sistem interkoneksi melalui jaringan transmisi 150 kV yaitu Sistem Sulawesi
Selatan dan beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Malili-Inco, dan Selayar.
Dari 3 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Selatan, 2
sistem (Sistem Malili-Inco, dan Selayar), berada dalam kondisi Surplus, dan
1 sistem (Sistem Interkoneksi Sulawesi Selatan) berada pada kondisi
Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Selatan baru mencapai 55,20%
dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 56.978 permintaan atau sebesar 54,7 MVA.
Gambar 4.26
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Selatan
SISTEM INTERKONEKSI SISTEM INTERKONEKSI
SULAWESI SELATAN SULAWESI SELATAN
Kapasitas terpasang : 635,24 MW
Daya mampu : 447,77 MW
Beban puncak : 552,92 MW
Defisit :-105,15 MW
SISTEM MALILI SISTEM MALILI - - INCO INCO
Kapasitas terpasang : 6,56 MW
Daya mampu : 6,33 MW
Beban puncak : 6,00 MW
Surplus : 0,33 MW
SISTEM SELAYAR SISTEM SELAYAR
Kapasitas terpasang : 6,49 MW
Daya mampu : 3,80 MW
Beban puncak : 2,70 MW
Surplus : 1,10 MW


4.26.2 Neraca Daya
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Selatan,
Tenggara dan Barat sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat, dimana pada tahun 2010 s.d 2014 sistem
berada pada kondisi yang baik.
128

Tabel 4.143
Neraca Daya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 1.622 1.712 1.803 1.896 1.992
Komersial
GWH 533 588 650 718 793
Publik
GWH 336 368 403 441 483
Industri
GWH 791 843 903 967 1.037
Total Kebutuhan
GWH 3.282 3.512 3.758 4.022 4.305
Pertumbuhan
% 6,9 7,0 7,0 7,0 7,0
Susut & Losses (T&D)
% 12,8 12,7 12,6 12,5 12,4
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 14,8 14,7 14,6 14,0 14,4
Beban Puncak MW 782 836 894 952 1.022
Daya Terpasang MW
460 778 1.055 1.265 1.317
Daya Tambahan MW
327 293 231 77 231
Cadangan Daya MW
5 235 393 391 526


4.26.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebesar 1,1% pertahun
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% maka permintaan tenaga listrik di
sistem tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi
Selatan, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 965 MW (sekitar 271,4 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 1.154 kms
Gardu induk 1.080 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 23.575 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.326 kW
o PLTAngin 1.200 kW
o Gardu distribusi 1.820 unit (86.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.550 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.380 kms
o PLTD 18 unit (5.500 kW).









129

Tabel 4.144
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Selatan
PLTM Ranteballa 2 x 1,2 MW 97,00% Akhir 2009 IPP
PLTD MFO Sulsel (sewa) 6 x 12,5 MW 5,00% 2010 PLN
PLTD/G HSD Sulsel (sewa) 126 MW 2010 PLN
PLTM Sulsel 8 MW 2010 PLN
PLTGU Sengkang, Open Cycle 60 MW 2010 IPP
PLTU Sulsel (Barru) 2 x 50 MW 40% 2011 Perpres 71
PLTGU Sengkang 180 MW 2011 IPP
PLTD Selayar 2 x 2 MW 2012 PLN
PLTU Sulsel - 1 / Jeneponto Bosowa 200 MW 2012 IPP
PLTD Selayar 1 x 2 MW 2014 PLN
PLTU Takalar 2 x 100 MW 2014 PLN
PLTU Selayar 2 x 4 MW 2014 IPP
MW MW
MW
JUMLAH
Total
Rencana
Pendek
COD Keterangan
Menengah/Panjang
271,4 694
965
Progress
Jangka

Tabel 4.145
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Selatan
1 Sidrap Maros (New) 150 308 54,49 2009
2 Maros (New) Sungguminasa 150 64 50,97 2009
3 Tanjungbunga Bontoala 150 23 98,98 2009
4 Sengkang Siwa /Kera (New) 150 130 2010
5 Siwa/Kera (New) Palopo 150 160 2010
6 Sengkang Sidrap 150 70 41,6 2010
7 Tallo Lama Bontoala 150 10 2010
8 PLTU Sulsel (Perpres)/Barru Incomer 2 phi 150 4,62 2010
9 PLTU Takalar (Perpres 2) Tip. 157 150 20 2011
10 PLTU Takalar (Perpres 2) Tip. 158 150 20 2011
11 Palopo Wotu (New) 150 170 2012
12 Wotu (New) Malili (New) 150 100 2012
13 PLTU Jeneponto (IPP-Bosowa) PLTU Takalar (Perpres 2) 150 4 2013
14 PLTA Malea Makale 150 70 2013
JUMLAH 1.154
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.146
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Selatan
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Maros (GI Baru) 150/20 New 30 2009
2 Sidrap Ext LB 150/20 Extension 2LB 2009
3 Sungguminasa Ext LB 150/20 Extension 2LB 2009
4 Tello 150/20 Extension 60 2009
5 Bontoala (Uprating 150 kV) 150/20 New 60 100 2009
6 Tanjung Bunga Ext LB 150/20 Extension 2LB 100 2009
7 Sungguminasa 150/20 Extension 60 2009
8 Pare-pare 150/20 Relokasi 30 2009
9 Bulukumba 150/20 Extension 30 2009
10 Barru 150/20 Extension 30 2010
11 Palopo Ext LB 150/20 Extension
2LB
2010
12 Sengkang Ext LB 150/20 Extension 2LB 2010
13 Sengkang 150/20 Extension 30 2010
14 Jeneponto 150/20 Extension 30 2010

130

NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
15 Siwa/Kera (GI Baru) 150/20 New 30 2010
16 Takalar/Tallasa 150/20 Extension 30 100 2010
17 Tallo Lama 150/20 Extension 60 100 2010
18 Pare-pare 150/20 Relokasi 20 2011
19 Watampone 150/20 Extension 60 2011
20 Makale 150/20 Extension 30 2011
21 Pangkep 150/20 Extension 30 2012
22 Panakkukang 150/20 Extension 120 2012
23 Wotu (GI Baru)+4 LB 150/20 New 30 2012
24 Palopo Ext LB 150/20 Extension 2LB 2012
25 Malili (GI Baru) 150/20 New 30 2012
26 Sinjai 150/20 Relokasi 30 2013
27 Makale 150/20 Extension 2LB 2013
28 PLTA Malea 150/20 Extension 2LB 2013
29 Maros Ext LB 150/20 Extension 2LB 23,36 2014
30 Tallo Lama 150/20 Extension 60 2014
31 Pinrang 150/20 Relokasi 30 2014
32 Sidrap 150/20 Extension 60 2014
33 Sengkang 150/20 Extension 30 2014
34 Daya Baru (GI Baru) 150/20 New 30 2014
Jumlah 150/20 kV 1.040
35 Mandai 70/20 Relokasi 20 2014
36 Borongloe 70/20 Relokasi 20 2014
Jumlah 70/20 kV 40


Tabel 4.147
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Selatan
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.500 5.500 5.500 5.525 5.550
PLTS Terpusat 15 Kw 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 250 300 326 350
PLT ANGIN (kW) 300 300 300 300
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 350/16.000 330/15.250 360/17.250 380/18.250 400/19.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.250 1.250 1.300 1.350 1.400
Pembangunan JTR (KMS) 900 900 1.000 1.210 1.370
PLTD (Unit/kW)
4/1.500 6/2.000 4/1.000 2/500 2/500
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.500 5.500 5.500 5.525 5.550
PLTS Terpusat 15 Kw 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 250 300 326 350
PLT ANGIN (kW) 300 300 300 300
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 350/16.000 330/15.250 360/17.250 380/18.250 400/19.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.250 1.250 1.300 1.350 1.400
Pembangunan JTR (KMS) 900 900 1.000 1.210 1.370
PLTD (Unit/kW)
4/1.500 6/2.000 4/1.000 2/500 2/500
*)
: Jaringan termasuk Sulawesi Barat


4.26.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.659,8 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 1.179,7 juta, transmisi USD 202,9 juta,
gardu induk USD 56,8 juta dan program EBT USD 220,3 juta.





131

Tabel 4.148
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Selatan
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 1.179,7
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 202,9
3 Gardu Induk (MVA) 56,8
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 16,5
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 6,7
- PLT Angin (kW) 7,2
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.820 86.000 18,4
- JTM (kms) 109,8
- JTR (kms) 55,7
- PLTD (Unit/kW) 18 5.500 2,7
Cat: jaringan termasuk Prov. Sulbar 1.659,8
1.326
23.575
8
No Uraian
2010 s.d 2014
Volume
6.550
5.380
1.200
965
1.154
1.080





4.27 Provinsi Sulawesi Tenggara

4.27.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tenggara dipasok oleh
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Kendari, Lambuya, Bau-Bau, Wangi-
Wangi, Lasusua, Kolaka, Kassipute, dan Raha.
Dari 8 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Sulawesi Tenggara, 6
sistem (Sistem Lambuya, Bau-Bau, Wangi-Wangi, Lasusua, Kassipute, dan
Raha), berada dalam kondisi Surplus, dan 2 sistem (Sistem Kendari dan
Kolaka) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Tenggara baru mencapai
38,09% dan rasio desa berlistrik sebesar 95,95%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 24.042 permintaan atau sebesar 34,7 MVA.











132

Gambar 4.27
Kondisi Kelistrikan Provinsi Sulawesi Tenggara
SISTEM KENDARI SISTEM KENDARI
Kapasitas terpasang : 55,83 MW
Daya mampu : 32,75 MW
Beban puncak : 37,45 MW
Defisit : -4,70 MW
SISTEM BAU SISTEM BAU- -BAU BAU
Kapasitas terpasang : 19,87 MW
Daya mampu : 12,05 MW
Beban puncak : 9,91 MW
Surplus : 2,14 MW
SISTEM RAHA SISTEM RAHA
Kapasitas terpasang : 14,21 MW
Daya mampu : 6,78 MW
Beban puncak : 5,68 MW
Surplus : 1,10 MW
SISTEM KOLAKA SISTEM KOLAKA
Kapasitas terpasang : 9,52 MW
Daya mampu : 7,06 MW
Beban puncak : 8,10 MW
Defisit : -1,04 MW
SISTEM SISTEM WANGI WANGI- -WANGI WANGI
Kapasitas terpasang : 2,63 MW
Daya mampu : 1,11 MW
Beban puncak : 1,07 MW
Surplus : 0,04 MW
SISTEM SISTEM LASUSUA LASUSUA
Kapasitas terpasang : 0,76 MW
Daya mampu : 0,74 MW
Beban puncak : 0,47 MW
Surplus : 0,27 MW
SISTEM SISTEM KASSIPUTE KASSIPUTE
Kapasitas terpasang : 2,12 MW
Daya mampu : 0,90 MW
Beban puncak : 0,55 MW
Surplus : 0,35 MW
SISTEM SISTEM LAMBUYA LAMBUYA
Kapasitas terpasang : 7,57 MW
Daya mampu : 4,40 MW
Beban puncak : 4,20 MW
Surplus : 0,20 MW


4.27.2 Neraca Daya
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh sistem kelistrikan Sulawesi Selatan,
Tenggara dan Barat sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Barat, dimana pada tahun 2010 s.d 2014 sistem
berada pada kondisi yang baik.
Tabel 4.149
Neraca Daya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 1.622 1.712 1.803 1.896 1.992
Komersial
GWH 533 588 650 718 793
Publik
GWH 336 368 403 441 483
Industri
GWH 791 843 903 967 1.037
Total Kebutuhan
GWH 3.282 3.512 3.758 4.022 4.305
Pertumbuhan
% 6,9 7,0 7,0 7,0 7,0
Susut & Losses (T&D)
% 12,8 12,7 12,6 12,5 12,4
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 14,8 14,7 14,6 14,0 14,4
Beban Puncak MW 782 836 894 952 1.022
Daya Terpasang MW
460 778 1.055 1.265 1.317
Daya Tambahan MW
327 293 231 77 231
Cadangan Daya MW
5 235 393 391 526

133

4.27.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat sebesar 1,1% pertahun
pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% maka permintaan tenaga listrik di
sistem tersebut diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Sulawesi
Tenggara, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 181 MW (sekitar 56 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 370 kms
Gardu induk 260 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 66.200 unit
o PLTS terpusat 15 kW 12 unit
o PLTMH 1.400 kW
o PLTAngin 820 kW
o Gardu distribusi 2.240 unit (110.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.930 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 6.650 kms
o PLTD 10 unit (2.250 kW).

Tabel 4.150
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Tenggara
PLTD MFO Kendari (sewa) 10 MW 2010 Sewa
PLTD HSD Kendari (sewa) 16 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Kolaka (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD MFO Kolaka (sewa) 4 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Bau-Bau (sewa) 9 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Raha (sewa) 3 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Wangi-Wangi (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTU Sultra (Kendari - Nii Tanasa) 10 MW 69% 2010 Perpres 71
PLTM Sabilambo-Kolaka 2 MW 24,15% 2011 PLN
PLTM Rongi 0,8 MW 17,33% 2011 PLN
PLTM Mikuasi-Kolaka 0,5 MW 18,21% 2011 PLN
PLTU Sultra (Kendari - Nii Tanasa) 10 MW 69% 2011 Perpres 71
PLTD Raha 5 MW 2012 PLN
PLTM Ratelimbong-Kolaka 2,4 MW 2012 PLN
PLTU Kolaka 2 x 10 MW 2012 IPP
PLTD Wangi-Wangi 2 MW 2013 PLN
PLTP Mangolo 1 x 5 MW 2013 IPP
PLTU Bau-Bau 2 x 10 MW 2013 IPP
PLTU Kendari 2 x 25 MW 2013 IPP
PLTD Wangi-Wangi 2 MW 2014 PLN
PLTP Mangolo 1 x 5 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Rencana
JUMLAH
Total
56,0 125
181
Pendek Menengah/Panjang
Progress COD Keterangan
Jangka

134

Tabel 4.151
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Sulawesi Tenggara
1 Kendari Unahaa (New) 150 70 2011
2 PLTU Kolaka Kolaka 150 20 2012
3 Unahaa Kolaka (New) 150 200 2012
4 PLTU Kendari Kendari 150 30 2013
JUMLAH 150 kV 320
5 PLTU NII Tanasa Kendari 70 50 2010
JUMLAH 70 kV 50
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)

Tabel 4.152
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Sulawesi Tenggara
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Kendari 150 kV 150/70 New 60 2011
Jumlah 150/70 kV 60
2 Unahaa (GI Baru) 150/20 New 30 2011
3 Kolaka (GI Baru) 150/20 New 30 2012
4 Kendari (150 kV New) 150/20 New 30 2012
5 Unahaa 150/20 Extension 30 2013
Jumlah 150/20 kV 120
6 PLTU Nii Tanasa 70/20 New 20 2009
7 Kendari 70/20 New 30 2009
8 Kendari 70/20 Extension 30 2009
Jumlah 70/20 kV 80

Tabel 4.153
Program Listrik Perdesaan Provinsi Sulawesi Tenggara
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 4.100 15.500 15.500 15.525 15.575
PLTS Terpusat 15 kW 3 3 3 3
PLTMH (kW) 350 350 350 350
PLT ANGIN (kW) 160 160 250 250
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 420/20.750 420/20.750 440/21.750 470/23.250 490/24.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.300 1.290 1.350 1.430 1.560
Pembangunan JTR (KMS) 1.200 1.200 1.300 1.450 1.500
PLTD (Unit/kW)
2/500 2/500 2/500 2/500 2/250
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 4.100 15.500 15.500 15.525 15.575
PLTS Terpusat 15 kW 3 3 3 3
PLTMH (kW) 350 350 350 350
PLT ANGIN (kW) 160 160 250 250
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 420/20.750 420/20.750 440/21.750 470/23.250 490/24.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.300 1.290 1.350 1.430 1.560
Pembangunan JTR (KMS) 1.200 1.200 1.300 1.450 1.500
PLTD (Unit/kW)
2/500 2/500 2/500 2/500 2/250


4.27.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 686,2 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 298,2 juta, transmisi USD 50,8 juta,
gardu induk USD 19,4 juta dan program EBT USD 317,8 juta.




135

Tabel 4.154
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Sulawesi Tenggara
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 298,2
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 50,8
3 Gardu Induk (MVA) 19,4
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 46,4
- PLTS Terpusat 15 kW 4,8
- PLTMH (kW) 7,7
- PLT Angin (kW) 4,9
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 2.240 110.750 24,6
- JTM (kms) 149,1
- JTR (kms) 79,1
- PLTD (Unit/kW) 10 2.250 1,2
686,2
Volume
66.200
820
6.930
370
260
181
No Uraian
2010 s.d 2014
6.650
12
1.400





4.28 Provinsi Nusa Tenggara Barat

4.28.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara Barat dipasok oleh
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Lombok, Sumbawa Barat,
Sumbawa, dan Bima.
Dari 4 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
semua sistem kelistrikannya (Sistem Lombok, Sumbawa Barat, Sumbawa,
dan Bima) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Barat baru mencapai
32,51% dan rasio desa berlistrik sebesar 100%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 145.646 permintaan atau sebesar 116,1 MVA.












136

Gambar 4.28
Kondisi Kelistrikan Provinsi Nusa Tenggara Barat
SISTEM SISTEM LOMBOK LOMBOK
Kapasitas terpasang : 117,93 MW
Daya mampu : 82,95 MW
Beban puncak : 112,10 MW
Defisit : -29,15 MW
SISTEM SISTEM BIMA BIMA
Kapasitas terpasang : 26,94 MW
Daya mampu : 18,56 MW
Beban puncak : 22,50 MW
Defisit : -3,94 MW
SISTEM SISTEM SUMBAWA SUMBAWA
Kapasitas terpasang : 30,37 MW
Daya mampu : 19,81 MW
Beban puncak : 21,55 MW
Deffisit : -1,75 MW
SISTEM SISTEM SUMBAWA BARAT SUMBAWA BARAT
Kapasitas terpasang : 8,51 MW
Daya mampu : 5,02 MW
Beban puncak : 5,08 MW
Defisit : -0,06 MW


4.28.2 Neraca Daya
Neraca daya Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2010 hingga tahun
2014 cukup baik, walaupun cadangan daya pada tahun 2010 dan 2011
cukup kecil.

Tabel 4.155
Neraca Daya Provinsi Nusa Tenggara Barat
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWh 426 460 498 541 587
Komersial
GWh 131 143 156 170 185
Publik
GWh 73 78 83 88 93
Industri
GWh 12 13 14 15 17
Total Kebutuhan
GWh 643 695 751 814 882
Pertumbuhan
% 7,4 8,0 8,2 8,3 8,3
Susut & Losses (T&D)
% 7,3 7,2 7,1 7,0 7,0
Susut Pemakaian Sendiri
% 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0
Total Susut & Losses % 12,3 12,2 12,1 12,0 12,0
Beban Puncak MW 156 168 181 196 213
Daya Terpasang MW
85 167 226 269 385
Daya Tambahan MW
85 64 49 125 60
Cadangan Daya MW
14 63 94 197 233




137

4.28.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk Provinsi Nusa Tenggara
Barat sebesar 1,2% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7%
maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 8,3% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara
Barat, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun
2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 383 MW (sekitar 85 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 809 kms
Gardu induk 460 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 74.105 unit
o PLTS terpusat 15 kW 13 unit
o PLTMH 2.150 kW
o PLTAngin 2.500 kW
o Gardu distribusi 2.840 unit (142.000 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.005 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 6.260 kms
o PLTD 8 unit (2.000 kW).

Tabel 4.156
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Nusa Tenggara Barat
PLTD MFO Lombok (sewa) 15 MW 2010 PLN
PLTD HSD Lombok (sewa) 20 MW 2010 PLN
PLTD MFO Sumbawa (sewa) 10 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Sumbawa (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD MFO Bima (sewa) 10 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Bima (sewa) 3 MW 3,00% 2010 PLN
PLTU Lombok (APBN) 25 MW 2010 PLN
PLTM Santong 0,9 MW 2011 PLN
PLTU 2 NTB (Lombok Baru) 2 x 25 MW 5% 2011 Perpres 71
PLTU 1 NTB (Bima) 10 MW 7% 2011 Perpres 71
PLTM Melaga 1,7 MW 2011 IPP
PLTM Batu Keliang 1,5 MW 2011 IPP
PLTU Bima Pilot Project 2 x 7 MW 2012 PLN
PLTU Sumbawa 1 x 10 MW 2012 IPP
PLTU Lombok 25 MW 2012 IPP
PLTA Sumbawa 1 30 MW 2013 PLN
PLTP Sembalun 2 x 10 MW 2013 PLN
PLTU Lombok (Loan) 25 MW 2013 PLN
PLTU Sumbawa 1 x 10 MW 2013 IPP
PLTU Lombok 25 MW 2013 IPP
PLTU New Sumbawa 1 15 MW 2013 IPP
PLTU Lombok (Loan) 25 MW 2014 PLN
PLTP Huu 2 x 10 MW 2014 IPP
PLTU New Sumbawa 1 15 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Rencana
JUMLAH
Total
COD Keterangan
Jangka
298
383
Progress
Pendek Menengah/Panjang
85,0

138

Tabel 4.157
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Nusa Tenggara Barat
1 Ampenan Jeranjang 150 13 2010
2 Jeranjang Sengkol 150 52 2010
3 Sengkol Selong 150 52 2010
4 Sengkol Kuta 150 48 2010
5 PLTU IPP Selong 150 26 2011
6 Ampenan Tanjung 150 48 2011
7 Selong Pringgabaya 150 36 2011
8 PLTP Sembalun GI Pringgabaya 150 60 2013
JUMLAH 150 kV 335
9 PLTU Bonto Ni'u/Bima 70 23 2010
10 Ni'u/Bima Dompu 70 75 2010
11 PLTU Badas Incomer (Labuhan -Tano) 70 38 2010
12 Labuhan Tano 70 165 2010
13 PLTP Hu'u Dompu 70 61 2014
14 PLTU Sumbawa Labuhan 70 17 2012
15 PLTU Sumbawa Tano 70 96 2012
JUMLAH 70 kV 474
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)

Tabel 4.158
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Nusa Tenggara Barat
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Ampenan 150/20 New 30 2010
2 Jeranjang 150/20 New 30 2010
3 Sengkol 150/20 New 60 2010
4 Selong 150/20 New 30 2010
5 Kuta 150/20 New 30 2010
6 Tanjung 150/20 New 30 2011
7 Pringgabaya 150/20 New 30 2011
8 Ampenan 150/20 Extension 30 2012
9 Ampenan 150/20 Extension 30 2013
Jumlah 150/20 kV 300
10 Dompu 70/20 New 30 2010
11 Ni'u/Bima 70/20 New 30 2010
12 Labuhan 70/20 New 30 2010
13 Tano 70/20 New 20 2011
14 Labuhan 70/20 Extension 30 2012
15 Dompu 70/20 Extension 20 2012
Jumlah 70/20 kV 160

Tabel 4.159
Program Listrik Perdesaan Provinsi Nusa Tenggara Barat
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.900 17.500 17.550 17.555 17.600
PLTS Terpusat 15 kW 1 3 3 3 3
PLTMH (kW) 100 500 500 500 550
PLT ANGIN (kW) 600 600 650 650
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 550/27.500 550/27.500 560/28.000 580/29.000 600/30.000
Pembangunan JTM (KMS) 1.125 1.100 1.200 1.250 1.330
Pembangunan JTR (KMS) 1.150 1.150 1.160 1.350 1.450
PLTD (Unit/kW)
- 2/500 2/500 2/500 2/500
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.900 17.500 17.550 17.555 17.600
PLTS Terpusat 15 kW 1 3 3 3 3
PLTMH (kW) 100 500 500 500 550
PLT ANGIN (kW) 600 600 650 650
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 550/27.500 550/27.500 560/28.000 580/29.000 600/30.000
Pembangunan JTM (KMS) 1.125 1.100 1.200 1.250 1.330
Pembangunan JTR (KMS) 1.150 1.150 1.160 1.350 1.450
PLTD (Unit/kW)
- 2/500 2/500 2/500 2/500

139


4.28.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 1.123,5 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 655,2 juta, transmisi USD 33,9 juta,
gardu induk USD 28,6 juta dan program EBT USD 405,8 juta.
Tabel 4.160
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 655,2
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 33,9
3 Gardu Induk (MVA) 28,6
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 51,9
- PLTS Terpusat 15 kW 5,0
- PLTMH (kW) 8,8
- PLT Angin (kW) 15,0
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 2.840 142.000 27,3
- JTM (kms) 194,9
- JTR (kms) 101,0
- PLTD (Unit/kW) 8 2.000 2,0
1.123,5
2.150
2.500
6.005
6.260
460
809
No Uraian
2010 s.d 2014
Volume
74.105
383
13





4.29 Provinsi Nusa Tenggara Timur

4.29.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur dipasok oleh
beberapa sistem terisolasi, yaitu Sistem Kupang, Soe, Atambua, Kalabahi,
Larantuka, Ende, Labuhanbajo, Ruteng, dan Bajawa.
Dari 9 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
4 sistem (Sistem Kupang, Larantuka, Ende, dan Labuhanbajo) berada dalam
kondisi Surplus, dan 5 sistem lainnya (Sistem Soe, Atambua, Kalabahi,
Ruteng, dan Bajawa) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Nusa Tenggara Timur baru mencapai
24,55% dan rasio desa berlistrik sebesar 90,12%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 14.763 permintaan atau sebesar 18,2 MVA.




140

Gambar 4.29
Kondisi Kelistrikan Provinsi Nusa Tenggara Timur
SISTEM KALABAHI SISTEM KALABAHI
Kapasitas terpasang : 3,98 MW
Daya mampu : 2,29 MW
Beban puncak : 2,49 MW
Defisit : -0,20 MW
SISTEM KUPANG SISTEM KUPANG
Kapasitas terpasang : 45,72 MW
Daya mampu : 38,35 MW
Beban puncak : 30,48 MW
Surplus : 7,87 MW
SISTEM ATAMBUA SISTEM ATAMBUA
Kapasitas terpasang : 5,74 MW
Daya mampu : 3,70 MW
Beban puncak : 4,20 MW
Defisit : -0,50 MW
SISTEM ENDE SISTEM ENDE
Kapasitas terpasang : 9,49 MW
Daya mampu : 6,24 MW
Beban puncak : 4,95 MW
Surplus : 1,28 MW
SISTEM LARANTUKA SISTEM LARANTUKA
Kapasitas terpasang : 4,57 MW
Daya mampu : 3,25 MW
Beban puncak : 2,37 MW
Surplus : 0,88 MW
SISTEM LABUHANBAJO SISTEM LABUHANBAJO
Kapasitas terpasang : 1,70 MW
Daya mampu : 1,70 MW
Beban puncak : 1,25 MW
Surplus : 0,45 MW
SISTEM BAJAWA SISTEM BAJAWA
Kapasitas terpasang : 4,41 MW
Daya mampu : 2,19 MW
Beban puncak : 2,67 MW
Defisit : -0,48 MW
SISTEM SOE SISTEM SOE
Kapasitas terpasang : 3,97 MW
Daya mampu : 2,39 MW
Beban puncak : 2,99 MW
Defisit : -0,60 MW
SISTEM RUTENG SISTEM RUTENG
Kapasitas terpasang : 4,88 MW
Daya mampu : 2,87 MW
Beban puncak : 3,67 MW
Defisit : -0,80 MW


13
SISTEM LEWOLEBA SISTEM LEWOLEBA
Kapasitas terpasang : 2,42 MW
Daya mampu : 1,46 MW
Beban puncak : 1,61 MW
Defisit : -0,15 MW
SISTEM BA SISTEM BA A/LOBALAIN A/LOBALAIN
Kapasitas terpasang : 2,30 MW
Daya mampu : 1,39 MW
Beban puncak : 1,64 MW
Defisit : -0,25 MW
SISTEM WAIKABUBAK SISTEM WAIKABUBAK
Kapasitas terpasang : 3,02 MW
Daya mampu : 1,10 MW
Beban puncak : 1,17 MW
Defisit : -0,07 MW
SISTEM WAITABULA SISTEM WAITABULA
Kapasitas terpasang : 1,41 MW
Daya mampu : 0,59 MW
Beban puncak : 0,75 MW
Defisit : -0,16 MW
SISTEM WAINGAPU SISTEM WAINGAPU
Kapasitas terpasang : 4,84 MW
Daya mampu : 3,08 MW
Beban puncak : 3,40 MW
Defisit : -0,32 MW
SISTEM KEFAMENANU SISTEM KEFAMENANU
Kapasitas terpasang : 4,49 MW
Daya mampu : 2,10 MW
Beban puncak : 2,75 MW
Defisit : -0,65 MW
SISTEM MAUMERE SISTEM MAUMERE
Kapasitas terpasang : 8,44 MW
Daya mampu : 6,32 MW
Beban puncak : 5,87 MW
Surplus : 0,45 MW



141

4.29.2 Neraca Daya
Neraca daya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2010 mengalami
defisit dan selanjutnya pada tahun 2011 s.d. 2014 berangsur-angsur
membaik.
Tabel 4.161
Neraca Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan Total
Rumah Tangga
GWh 222 237 255 273 294
Komersial
GWh 89 97 105 113 122
Publik
GWh 66 70 75 81 86
Industri
GWh 10 10 10 10 11
Total Kebutuhan
GWh 386 415 445 478 513
Pertumbuhan
% 7,5 7,4 7,4 7,3 7,3
Susut & Losses (T&D)
% 7,3 7,2 7,1 7,0 7,0
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 9,3 9,2 9,1 9,0 9,0
Beban Puncak MW 98 106 113 121 130
Daya Terpasang MW
42 67 145 155 170
Daya Tambahan MW
26 80 15 19 53
Cadangan Daya MW
-30 41 47 53 92



4.29.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk Provinsi Nusa Tenggara
Timur sebesar 1,1% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%
maka pertumbuhan permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut
diperkirakan akan tumbuh rata-rata sebesar 7,2% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Nusa Tenggara
Timur, telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 192 MW (sekitar 25,9 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 516 kms
Gardu induk 210 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 82.463 unit
o PLTS terpusat 15 kW 14 unit
o PLTMH 1.950 kW
o PLTAngin 2.500 kW
o Gardu distribusi 2.050 unit (111.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 7.350 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 8.150 kms
o PLTD 17 unit (4.250 kW).



142

Tabel 4.162
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Nusa Tenggara Timur
PLTB Maubesi 0,5 MW 2010 PLN
PLTD MFO (Relokasi) 4 MW 2010 PLN
PLTD Atambua 2 MW 2010 PLN
PLTD Kalabahi 0,8 MW 2010 PLN
PLTD Waingapu 1 MW 2010 PLN
PLTD Soe 2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Ruteng (sewa) 0,8 MW 2010 PLN
PLTD HSD Bajawa (sewa) 0,5 MW 2010 PLN
PLTD HSD Soe (sewa) 0,5 MW 2010 PLN
PLTD HSD Kefamenanu (sewa) 0,8 MW 2010 PLN
PLTD HSD Atangbua (sewa) 0,85 MW 2010 PLN
PLTD HSD Larantuka (sewa) 0,3 MW 2010 PLN
PLTD HSD Maumere (sewa) 0,8 MW 2010 PLN
PLTD HSD Sumba Timur (sewa) 0,5 MW 2010 PLN
PLTD Adonara 0,5 MW 2010 PLN
PLTP Ulumbu (ADB) 5 MW 2010 PLN
PLTP Aulumbu (APBN) 5 MW 2010 PLN
PLTD Lembata 1 MW 2011 PLN
PLTD Ende 2,5 MW 2011 PLN
PLTMH Mauhau 0,5 MW 2011 PLN
PLTP Ulumbu 3 MW 27,51% 2011 PLN
PLTU Atambua 4 x 6 MW 1,56% 2011 PLN
PLTU 2 NTT (Kupang Baru) 2 x 16,5 MW 6% 2011 Perpres 71
PLTU 1 NTT (Ropa-Ende) 2 x 7 MW 74% 2011 Perpres 71
PLTM Wanokaka 1,6 MW 2011 IPP
PLTD Sabu 0,3 MW 2012 PLN
PLTD Rote Ndao 0,5 MW 2012 PLN
PLTD Adonara 0,5 MW 2012 PLN
PLTD Maumere 2,5 MW 2012 PLN
PLTP Ulumbu 3 MW 27,51% 2012 PLN
PLTP Bukapiting 6 MW 2012 PLN
PLTM Kambaniru 2 MW 2012 IPP
PLTD MFO New Kupang 7,5 MW 2013 PLN
PLTD Lembata 1 MW 2013 PLN
PLTD Ende 2,5 MW 2013 PLN
PLTD Larantuka 2 x 2,5 MW 2013 PLN
PLTP Oka Larantuka 3 MW 2013 PLN
PLTB Mondu 0,5 MW 2014 PLN
PLTB Maubesi 0,5 MW 2014 PLN
PLTD New Atambua 7,5 MW 2014 PLN
PLTD Bajawa 2,5 MW 2014 PLN
PLTD Labuan Bajo 2,5 MW 2014 PLN
PLTD Maumere 2,5 MW 2014 PLN
PLTD Larantuka 2 x 2,5 MW 2014 PLN
PLTP Bukapiting 6 MW 2014 PLN
PLTP Atadei 2 x 2,5 MW 2014 IPP
PLTP Sukoria 2 x 2,5 MW 2014 IPP
PLTU Larantuka 2 x 4 MW 2014 IPP
PLTU Waingapu 2 x 4 MW 2014 IPP
MW MW
MW Total
Rencana
JUMLAH 25,9 166
Jangka
192
Keterangan COD Progress
Pendek Menengah/Panjang





143

Tabel 4.163
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Nusa Tenggara Timur
1 PLTU Bolok /Kupang Baru Maulafa 70 21 2010
2 Maulafa Naibonat 70 62 2010
3 Naibonat Nonohamis/Soe 70 102 2010
4 Kefamenanu Atambua 70 61 2010
5 PLTU Ropa Incomer (Ende-Maumere) 70 10 2010
6 Ende Maumere 70 230 2010
7 PLTP Sukoria Ropa 70 30 2014
JUMLAH 516
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.164
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Nusa Tenggara Timur
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Maulafa (GI Baru) 70/20 New 60 2010
2 Bolok (GI Baru) 70/20 New 20 2010
3 Naibonat (GI Baru) 70/20 New 20 2010
4 Nonohamis/Soe (GI Baru) 70/20 New 20 2010
5 Atambua 70/20 New 20 2010
6 Kefamenanu 70/20 New 20 2010
7 Ende 70/20 New 20 2010
8 Ropa 70/20 New 10 2010
9 Maumere 70/20 New 20 2010
Jumlah 210


Tabel 4.165
Program Listrik Perdesaan Provinsi Nusa Tenggara Timur
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 4753 20000 19760 19000 18950
PLTS Terpusat 15 kW 3 3 4 4
PLTMH (kW) 450 500 500 500
PLT ANGIN (kW) 600 600 650 650
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 400/21.250 370/20.500 400/22.000 430/23.500 450/24.500
Pembangunan JTM (KMS) 1.530 1.550 1.620 1.750 1.900
Pembangunan JTR (KMS) 1.500 1.500 1.600 1.750 1.800
PLTD (Unit/kW)
4/1.000 4/1.000 4/1.000 3/750 2/500
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 4753 20000 19760 19000 18950
PLTS Terpusat 15 kW 3 3 4 4
PLTMH (kW) 450 500 500 500
PLT ANGIN (kW) 600 600 650 650
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 400/21.250 370/20.500 400/22.000 430/23.500 450/24.500
Pembangunan JTM (KMS) 1.530 1.550 1.620 1.750 1.900
Pembangunan JTR (KMS) 1.500 1.500 1.600 1.750 1.800
PLTD (Unit/kW)
4/1.000 4/1.000 4/1.000 3/750 2/500


4.29.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 795,9 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 361,0 juta, transmisi USD 17,1 juta,
gardu induk USD 15 juta dan program EBT USD 402,8 juta.

144

Tabel 4.166
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 361,0
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 17,1
3 Gardu Induk (MVA) 15,0
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 57,8
- PLTS Terpusat 15 kW 5,6
- PLTMH (kW) 10,7
- PLT Angin (kW) 15,0
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 2.050 111.750 20,1
- JTM (kms) 205,0
- JTR (kms) 87,0
- PLTD (Unit/kW) 17 4.250 1,7
795,9
192
516
210
Volume
82.463
14
8.150
No Uraian
1.950
2.500
7.350
2010 s.d 2014




4.30 Provinsi Maluku

4.30.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Maluku dipasok oleh beberapa sistem
terisolasi, yaitu Sistem Ambon, Namlea, Tual, Saumlaki, Mako, Piru, Bula,
Masohi, Dobo, dan Langgur.
Dari 10 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Maluku, 9 sistem
(Sistem Namlea, Tual, Saumlaki, Mako, Piru, Bula, Masohi, Dobo, dan
Langgur) berada dalam kondisi Surplus, dan 1 sistem lainnya (Sistem
Ambon) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Maluku baru mencapai 54,51% dan rasio
desa berlistrik sebesar 82,17%. Adapun daftar tunggu PLN telah mencapai
1.287 permintaan atau sebesar 1,2 MVA.












145

Gambar 4.30
Kondisi Kelistrikan Provinsi Maluku
SISTEM AMBON SISTEM AMBON
Kapasitas terpasang : 63,07 MW
Daya mampu : 26,50 MW
Beban puncak : 28,55 MW
Defisit : -2,05 MW
SISTEM TUAL SISTEM TUAL
Kapasitas terpasang : 10,39 MW
Daya mampu : 5,40 MW
Beban puncak : 4,90 MW
Surplus : 0,50 MW
SISTEM SAUMLAKI SISTEM SAUMLAKI
Kapasitas terpasang : 2,62 MW
Daya mampu : 1,68 MW
Beban puncak : 1,43 MW
Surplus : 0,25 MW
SISTEM PIRU SISTEM PIRU
Kapasitas terpasang : 2,81 MW
Daya mampu : 1,94 MW
Beban puncak : 1,49 MW
Surplus : 0,45 MW
SISTEM BULA SISTEM BULA
Kapasitas terpasang : 1,10 MW
Daya mampu : 0,84 MW
Beban puncak : 0,78 MW
Surplus : 0,06 MW
SISTEM MASOHI SISTEM MASOHI
Kapasitas terpasang : 6,82 MW
Daya mampu : 3,90 MW
Beban puncak : 3,60 MW
Surplus : 0,30 MW
SISTEM SISTEM NAMLEA NAMLEA
Kapasitas terpasang : 5,03 MW
Daya mampu : 2,16 MW
Beban puncak : 1,98 MW
Surplus : 0,18 MW
SISTEM SISTEM LANGGUR LANGGUR
Kapasitas terpasang : 10,39 MW
Daya mampu : 4,50 MW
Beban puncak : 1,65 MW
Surplus : 2,85 MW
SISTEM SISTEM MAKO MAKO
Kapasitas terpasang : 2,26 MW
Daya mampu : 1,49 MW
Beban puncak : 1,22 MW
Surplus : 0,27 MW
SISTEM DOBO SISTEM DOBO
Kapasitas terpasang : 2,90 MW
Daya mampu : 1,22 MW
Beban puncak : 1,12 MW
Surplus : 0,10 MW


4.30.2 Neraca Daya
Provinsi Maluku dan Maluku Utara kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh
sistem kelistrikan Maluku dan Maluku Utara sehingga neraca daya provinsi-
provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Maluku dan
Maluku Utara, dimana pada tahun 2010 sampai dengan 2014 sistem berada
pada kondisi baik.

Tabel 4.167
Neraca Daya Sistem Maluku dan Maluku Utara
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 327 360 393 427 462
Komersial
GWH 83 87 90 93 97
Publik
GWH 71 76 81 87 94
Industri
GWH 7 8 8 9 10
Total Kebutuhan
GWH 489 530 572 616 663
Pertumbuhan
% 7,5 8,4 8,0 7,7 7,5
Susut& Losses (T&D)
% 7,8 7,7 7,6 7,5 7,5
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 9,8 9,7 9,6 9,5 9,5
Beban Puncak MW 108 116 126 135 145
Daya Terpasang MW
43 106 123 128 204
Daya Tambahan MW
64 20 9 80 47
Cadangan Daya MW 42 10 6 73 106

146

4.30.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Maluku dan
Maluku Utara sebesar 2,4% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,2% maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 7,1% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Maluku, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 120 MW (sekitar 39 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 399 kms
Gardu induk 130 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 29.370 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 530 kW
o PLTAngin 800 kW
o Gardu distribusi 1.485 unit (79.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 3.490 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 3.200 kms
o PLTD 13 unit (4.000 kW).

Tabel 4.168
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Maluku
PLTD HSD Ambon (sewa) 10 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD MFO Ambon (sewa) 25 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Namlea (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Tual (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD Saparua 0,5 MW 2012 PLN
PLTM Wai Nibe 2,5 MW 2012 IPP
PLTM Wai Tina 2,5 MW 2012 IPP
PLTD Masohi 6 MW 2013 PLN
PLTD Saumlaki 2 MW 2013 PLN
PLTD Wamsisi 1 MW 2013 PLN
PLTP Tulehu 2 x 10 MW 2013 PLN
PLTU Maluku (Ambon Baru) 2 x 15 MW 0% 2013 Perpres 71
PLTU Tual 2 x 4 MW 2013 IPP
PLTU Masohi 2 x 4 MW 2014 IPP
MW MW
MW
JUMLAH
Total
Rencana
120
Keterangan COD
Jangka
Pendek Menengah/Panjang
Progress
39,0 81





147

Tabel 4.169
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Maluku
1 PLTU Waai Sirimao 70 55 2010
2 PLTU Waai Passo 70 33 2010
3 Passo Sirimao 70 42 2010
4 Masohi Kairatu 70 43 2011
5 PLTA Isal II Masohi 70 186 2014
6 PLTP Tulehu Incomer Waai - Paso 70 40 2013
JUMLAH 399
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.170
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Maluku
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Sirimao (GI Baru) 70/20 New 40 2010
2 Passo (GI Baru) 70/20 New 20 2010
3 Masohi (GI Baru) 70/20 New 20 2011
4 Kairatu (GI Baru) 70/20 New 20 2011
5 Sirimao 70/20 Extension 30 2014
Jumlah 130


Tabel 4.171
Program Listrik Perdesaan Provinsi Maluku
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.850 12.000 12.100 12.100 12.120
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 100 150 180
PLT ANGIN (kW) 160 160 240 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 295/15.750 270/14.500 280/15.000 310/16.500 330/17.500
Pembangunan JTM (KMS) 640 640 660 750 800
Pembangunan JTR (KMS) 560 600 660 660 720
PLTD (Unit/kW)
6/2.250 3/750 2/500 2/500 -
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 2.850 12.000 12.100 12.100 12.120
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 100 100 150 180
PLT ANGIN (kW) 160 160 240 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 295/15.750 270/14.500 280/15.000 310/16.500 330/17.500
Pembangunan JTM (KMS) 640 640 660 750 800
Pembangunan JTR (KMS) 560 600 660 660 720
PLTD (Unit/kW)
6/2.250 3/750 2/500 2/500 -


4.30.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 463,3 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 186,2 juta, transmisi USD 30,8 juta,
gardu induk USD 8,9 juta dan program EBT USD 237,4 juta.




148

Tabel 4.172
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Maluku
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 186,2
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 30,8
3 Gardu Induk (MVA) 8,9
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 35,8
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 2,9
- PLT Angin (kW) 4,8
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 1.485 79.250 18,5
- JTM (kms) 108,9
- JTR (kms) 60,6
- PLTD (Unit/kW) 13 4.000 2,5
463,3
130
120
399
Uraian
2010 s.d 2014
Volume
No
800
3.490
3.200
8
530
29.370





4.31 Provinsi Maluku Utara

4.31.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Maluku Utara dipasok oleh beberapa
sistem terisolasi, yaitu Sistem Ternate, Soa Siu, Weda, Bacan, Dofa, Jailolo,
Sanana, Tobelo, Subaim, Maba-Buli, Patani, dan Sofifi.
Dari 12 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Maluku Utara, 4
sistem (Sistem Soa Siu, Weda, Maba-Buli, dan Patani) berada dalam kondisi
Surplus, dan 8 sistem lainnya (Sistem Ternate, Bacan, Dofa, Jailolo,
Sanana, Tobelo, Subaim, dan Sofifi) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Maluku Utara baru mencapai 49,44% dan
rasio desa berlistrik sebesar 93,06%. Adapun daftar tunggu PLN telah
mencapai 2.812 permintaan atau sebesar 7,1 MVA.











149

Gambar 4.31
Kondisi Kelistrikan Provinsi Maluku Utara
SISTEM TOBELO SISTEM TOBELO
Kapasitas terpasang : 5,87 MW
Daya mampu : 2,85 MW
Beban puncak : 3,55 MW
Defisit : -0,70 MW
SISTEM SANANA SISTEM SANANA
Kapasitas terpasang : 2,45 MW
Daya mampu : 1,25 MW
Beban puncak : 1,30 MW
Defisit : -0,05 MW
SISTEM JAILOLO SISTEM JAILOLO
Kapasitas terpasang : 3,19 MW
Daya mampu : 1,45 MW
Beban puncak : 1,72 MW
Defisit : -0,27 MW
SISTEM BACAN SISTEM BACAN
Kapasitas terpasang : 2,30 MW
Daya mampu : 1,90 MW
Beban puncak : 2,19 MW
Defisit : -0,29 MW
SISTEM SUBAIM SISTEM SUBAIM
Kapasitas terpasang : 1,09 MW
Daya mampu : 0,37 MW
Beban puncak : 0,66 MW
Surplus : 0,29 MW
SISTEM TERNATE SISTEM TERNATE
Kapasitas terpasang : 17,80 MW
Daya mampu : 11,20 MW
Beban puncak : 13,70 MW
Surplus : -2,50 MW
SISTEM SOA SIU SISTEM SOA SIU
Kapasitas terpasang : 4,36 MW
Daya mampu : 1,82 MW
Beban puncak : 1,74 MW
Surplus : 0,08 MW
SISTEM MABA SISTEM MABA- -BULI BULI
Kapasitas terpasang : 0,75 MW
Daya mampu : 0,71 MW
Beban puncak : 0,35 MW
Surplus : 0,36 MW
SISTEM SOFIFI SISTEM SOFIFI
Kapasitas terpasang : 1,48 MW
Daya mampu : 0,76 MW
Beban puncak : 1,08 MW
Defisit : -0,32 MW
SISTEM PATANI SISTEM PATANI
Kapasitas terpasang : 0,78 MW
Daya mampu : 0,44 MW
Beban puncak : 0,28 MW
Surplus : 0,16 MW
SISTEM SISTEM WEDA WEDA
Kapasitas terpasang : 0,89 MW
Daya mampu : 0,76 MW
Beban puncak : 0,32 MW
Surplus : 0,44 MW
SISTEM SISTEM DOFA DOFA
Kapasitas terpasang : 1,14 MW
Daya mampu : 0,41 MW
Beban puncak : 0,55 MW
Defisit : -0,14 MW


4.31.2 Neraca Daya
Provinsi Maluku dan Maluku Utara kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh
sistem kelistrikan Maluku dan Maluku Utara sehingga neraca daya provinsi-
provinsi tersebut direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Maluku dan
Maluku Utara, dimana pada tahun 2010 sampai dengan 2014 sistem berada
pada kondisi baik.

Tabel 4.173
Neraca Daya Sistem Maluku dan Maluku Utara
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga
GWH 327 360 393 427 462
Komersial
GWH 83 87 90 93 97
Publik
GWH 71 76 81 87 94
Industri
GWH 7 8 8 9 10
Total Kebutuhan
GWH 489 530 572 616 663
Pertumbuhan
% 7,5 8,4 8,0 7,7 7,5
Susut& Losses (T&D)
% 7,8 7,7 7,6 7,5 7,5
Susut Pemakaian Sendiri
% 2,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Total Susut & Losses % 9,8 9,7 9,6 9,5 9,5
Beban Puncak MW 108 116 126 135 145
Daya Terpasang MW
43 106 123 128 204
Daya Tambahan MW
64 20 9 80 47
Cadangan Daya MW 42 10 6 73 106

150

4.31.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Maluku dan
Maluku Utara sebesar 2,4% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,2% maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 7,1% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Maluku Utara,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 100 MW (sekitar 24,5 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 128 kms
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 57.450 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 530 kW
o PLTAngin 910 kW
o Gardu distribusi 2.240 unit (111.750 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.160 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.160 kms
o PLTD 18 unit (6.000 kW).

Tabel 4.174
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Maluku Utara
PLTD MFO Ternate (sewa) 2 x 5 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Ternate (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Sofifi (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Soa-Siu (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Tobelo (sewa) 3 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Sanana (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Masohi (sewa) 2 MW 3,00% 2010 PLN
PLTM Goal 1,5 MW 3,00% 2010 IPP
PLTD Tobello, Loan Belgia 1,6 MW 2011 PLN
PLTD Sofifi, Loan Belgia 3,2 MW 2011 PLN
PLTD Bacan, Loan Belgia 1,6 MW 2011 PLN
PLTU Maluku Utara (Tidore) 14 MW 18% 2011 Perpres 71
PLTM Ngaoli 2 MW 2012 IPP
PLTM Ibu 1 MW 2012 IPP
PLTD Jailolo 3 MW 2013 PLN
PLTD Dobo 2 x 1 MW 2013 PLN
PLTU Tobelo 2 x 4 MW 2013 IPP
PLTD Dobo 1 MW 2014 PLN
PLTD Bacan 3 MW 2014 PLN
PLTD Sanana 2 MW 2014 PLN
PLTGB Tidore 4 MW 2014 IPP
PLTP Jailolo 2 x 5 MW 2014 IPP
PLTP Songa Wayaua 1 x 5 MW 2014 IPP
PLTU Tidore 2 x 7 MW 2014 IPP
MW MW
MW
JUMLAH
Rencana
Total
Keterangan
24,5
Menengah/Panjang
Jangka
COD Progress
Pendek
75
100

151

Tabel 4.175
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Maluku Utara
1 PLTP Jailolo Ternate 70 128 2014
JUMLAH 128
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.176
Program Listrik Perdesaan Provinsi Maluku Utara
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.100 13.500 13.600 13.600 13.650
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 40 100 100 150 180
PLT ANGIN (kW) 240 240 190 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 400/20.750 420/20.750 440/21.750 480/23.750 500/24.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.100 1.100 1.210 1.350 1.400
Pembangunan JTR (KMS) 950 1.000 1.000 1.050 1.160
PLTD (Unit/kW)
7/3.250 4/1.000 3/750 2/500 2/500
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 3.100 13.500 13.600 13.600 13.650
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 40 100 100 150 180
PLT ANGIN (kW) 240 240 190 240
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 400/20.750 420/20.750 440/21.750 480/23.750 500/24.750
Pembangunan JTM (KMS) 1.100 1.100 1.210 1.350 1.400
Pembangunan JTR (KMS) 950 1.000 1.000 1.050 1.160
PLTD (Unit/kW)
7/3.250 4/1.000 3/750 2/500 2/500


4.31.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 440,1 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 168,4 juta, transmisi USD 7,9 juta dan
program EBT USD 263,9 juta.

Tabel 4.177
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Maluku Utara
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 168,4
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 7,9
3 Gardu Induk (MVA) -
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 40,3
- PLTS Terpusat 15 kW 3,3
- PLTMH (kW) 3,5
- PLT Angin (kW) 5,5
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 2.240 111.750 21,0
- JTM (kms) 103,4
- JTR (kms) 83,9
- PLTD (Unit/kW) 18 6.000 3,1
440,1
Uraian
2010 s.d 2014
Volume
8
570
5.160
910
6.160
57.450
100
128
-
No


152

4.32 Provinsi Papua

4.32.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Papua dipasok oleh beberapa sistem
terisolasi, yaitu Sistem Jayapura, Nabire, Timika, Biak, Urefasei, Tanah
Merah, Merauke, Warbor, Sarmi, Genyem, Wamena, Agats, Keppi, Serui,
dan Arso.
Dari 15 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Papua, 10 sistem
(Sistem Biak, Urefasei, Tanah Merah, Merauke, Warbor, Sarmi, Genyem,
Agats, Keppi, dan Serui) berada dalam kondisi Surplus, dan 5 sistem
lainnya (Sistem Jayapura, Nabire, Timika, Wamena, dan Arso) berada pada
kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Papua dan Papua Barat baru mencapai
32,35% dan rasio desa berlistrik sebesar 30,65%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 21.403 permintaan atau sebesar 38,7 MVA.
Gambar 4.32
Kondisi Kelistrikan Provinsi Papua
SISTEM SISTEM MERAUKE MERAUKE
Kapasitas terpasang : 13,21 MW
Daya mampu : 10,15 MW
Beban puncak : 9,69 MW
Surplus : 0,46 MW
SISTEM SISTEM NABIRE NABIRE
Kapasitas terpasang : 12,15 MW
Daya mampu : 4,16 MW
Beban puncak : 6,80 MW
Defisit : -2,64 MW
SISTEM SISTEM TIMIKA TIMIKA
Kapasitas terpasang : 15,14 MW
Daya mampu : 8,27 MW
Beban puncak : 9,70 MW
Defisit : -1,43 MW
SISTEM SISTEM BIAK BIAK
Kapasitas terpasang : 13,83 MW
Daya mampu : 9,25 MW
Beban puncak : 7,71 MW
Surplus : 1,54 MW
SISTEM SISTEM JAYAPURA JAYAPURA
Kapasitas terpasang : 77,92 MW
Daya mampu : 36,35 MW
Beban puncak : 42,89MW
Defisit : -6,54 MW
SISTEM SISTEM TANAH MERAH TANAH MERAH
Kapasitas terpasang : 0,57 MW
Daya mampu : 0,50 MW
Beban puncak : 0,20 MW
Surplus : 0,30 MW
SISTEM UREFASEI SISTEM UREFASEI
Kapasitas terpasang : 0,38 MW
Daya mampu : 0,31 MW
Beban puncak : 0,13 MW
Surplus : 0,18 MW


153

SISTEM SISTEM SERUI SERUI
Kapasitas terpasang : 5,70MW
Daya mampu : 2,87 MW
Beban puncak : 2,79 MW
Surplus : 0,08 MW
SISTEM SISTEM WAMENA WAMENA
Kapasitas terpasang : 3,01 MW
Daya mampu : 2,58 MW
Beban puncak : 2,85 MW
Defisit : -0,27 MW
SISTEM SISTEM SARMI SARMI
Kapasitas terpasang : 2,05 MW
Daya mampu : 1,50 MW
Beban puncak : 0,64 MW
Surplus : 0,86 MW
SISTEM SISTEM KE KEP PPI PI
Kapasitas terpasang : 0,22MW
Daya mampu : 0,20 MW
Beban puncak : 0,14 MW
Surplus : 0,06 MW
SISTEM SISTEM ARSO ARSO
Kapasitas terpasang : 2,56 MW
Daya mampu : 1,30 MW
Beban puncak : 1,87 MW
Defisit : -0,57 MW
SISTEM SISTEM WARBOR WARBOR
Kapasitas terpasang : 0,080 MW
Daya mampu : 0,076 MW
Beban puncak : 0,037 MW
Surplus : 0,039 MW
SISTEM SISTEM GENYEM GENYEM
Kapasitas terpasang : 2,03MW
Daya mampu : 1,34 MW
Beban puncak : 0,91 MW
Surplus : 0,43 MW
SISTEM SISTEM AGATS AGATS
Kapasitas terpasang : 0,28MW
Daya mampu : 0,20 MW
Beban puncak : 0,20 MW
Surplus : 0,00 MW



4.32.2 Neraca Daya
Provinsi Papua dan Papua Barat kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh
sistem kelistrikan Papua sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Papua, dimana pada tahun 2010
s.d. 2012 sistem berada pada kondisi yang kurang baik (defisit) dan
berangsur-angsur membaik di tahun 2013 dan 2014.

Tabel 4.178
Neraca Daya Sistem Papua
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga GWh 408 439 471 504 538
Komersial GWh 225 249 271 292 312
Publik GWh 88 93 99 104 109
Industri GWh 14 14 14 14 14
Total kebutuhan GWh 735 796 856 915 974
Pertumbuhan % 9,4 8,3 7,5 6,9 6,5
Susut & Losses (T&D) % 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4
Susut Pemakaian Sendiri % 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
Total Susut & Losses % 12,2 12,1 12,0 11,9 11,8
Beban Puncak MW 165 179 192 205 218
Daya Terpasang MW 30 97 129 183 286
Daya Tambahan MW 68 35 58 108 40
Cadangan Daya MW -67 -47 -5 86 108



154

4.32.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Papua dan
Papua Barat sebesar 1,9% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,7% maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 6,5% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Papua, telah
direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-2014
sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 208 MW (sekitar 32,7 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 355 kms
Gardu induk 130 MVA
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 32.975 unit
o PLTS terpusat 15 kW 9 unit
o PLTMH 2.130 kW
o PLTAngin 2.130 kW
o Gardu distribusi 2.400 unit (126.250 kVA)
o Jaringan Tegangan Menengah 6.450 kms
o Jaringan Tegangan Rendah 5.850 kms
o PLTD 22 unit (6.500 kW).

Tabel 4.179
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Provinsi Papua
PLTD HSD Jayapura (sewa) 12,5 MW 25,00% 2010 PLN
PLTD Timika, Load Belgia 3,2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Timika (sewa) 6,5 MW 25,00% 2010 PLN
PLTD HSD Merauke (sewa) 10,5 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD Kurik I 5 MW 2011 PLN
PLTU 2 Papua (Jayapura) 2 x 10 MW 12% 2011 Perpres 71
PLTA Genyem 10 MW 2012 PLN
PLTD Timika 5 MW 2012 PLN
PLTU Timika 2 x 7 MW 2012 PLN
PLTU 1 Papua (Timika) 2 x 7 MW 0% 2012 Perpres 71
PLTU Merauke 1 x 7 MW 2012 IPP
PLTA Genyem 10 MW 2013 PLN
PLTD Kurik II 5 MW 2013 PLN
PLTM Kalibumi I 2,6 MW 2013 PLN
PLTM Mariarotu 1 1,3 MW 2013 PLN
PLTM Mariarotu 2 2 MW 2013 PLN
PLTU Merauke 1 x 7 MW 2013 IPP
PLTU Jayapura 2 x 15 MW 2013 IPP
PLTU Biak 1 x 7 MW 2013 IPP
PLTU Nabire 2 x 7 MW 2013 IPP
PLTD Timika 5 MW 2014 PLN
PLTD Kurik II 5 MW 2014 PLN
PLTM Kalibumi II 2,5 MW 2014 PLN
PLTM Mariarotu 2 2 MW 2014 PLN
PLTU Biak 1 x 7 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Rencana
JUMLAH
Total
Keterangan
Jangka
COD
208
Pendek Menengah/Panjang
32,7 175
Progress

155

Tabel 4.180
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Papua
1 PLTU Hautekamp Yarmokh 70 40 2010
2 PLTA Genyem Waena 70 165 2011
3 PLTU Pomako Timika 70 60 2011
4 PLTU Jayapura Jayapura 70 90 2013
JUMLAH 355
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)


Tabel 4.181
Rencana Pengembangan Gardu Induk Provinsi Papua
NO. LOKASI
RASIO TRAFO
(kV)
NEW/EXTENSION
KAPASITAS
(MVA)
PROGRESS
(%)
COD
1 Yarmokh (GI Baru) 70/20 New 30 2010
2 Waena (GI Baru) 70/20 New 30 2011
3 Genyem (GI Baru) 70/20 New 20 2011
4 Timika (GI Baru) 70/20 New 20 2011
5 Yarmokh 70/20 Extension 30 2012
Jumlah 130


Tabel 4.182
Program Listrik Perdesaan Provinsi Papua
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 450 8.000 8.000 8.500 8.025
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 3
PLTMH (kW) 80 400 450 450 500
PLT ANGIN (kW) 480 560 530 560
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 450/23.750 450/23.750 480/25.250 500/26.250 520/27.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.200 1.200 1.250 1.350 1.450
Pembangunan JTR (KMS) 1.100 1.050 1.140 1.220 1.340
PLTD (Unit/kW)
4/1.500 6/2.000 4/1.000 4/1.000 4/1.000
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 450 8.000 8.000 8.500 8.025
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 3
PLTMH (kW) 80 400 450 450 500
PLT ANGIN (kW) 480 560 530 560
Pem. Gardu Distribusi (Unit/kVA) 450/23.750 450/23.750 480/25.250 500/26.250 520/27.250
Pembangunan JTM (KMS) 1.200 1.200 1.250 1.350 1.450
Pembangunan JTR (KMS) 1.100 1.050 1.140 1.220 1.340
PLTD (Unit/kW)
4/1.500 6/2.000 4/1.000 4/1.000 4/1.000
*)
: Jaringan termasuk Papua Barat

4.32.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 685,4 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 319,6 juta, transmisi USD 22,1 juta,
gardu induk USD 9,1 juta dan program EBT USD 334,7 juta.





156

Tabel 4.183
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Papua
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 319,6
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 22,1
3 Gardu Induk (MVA) 9,1
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 23,1
- PLTS Terpusat 15 kW 3,6
- PLTMH (kW) 13,0
- PLT Angin (kW) 12,8
- Gardu Distribusi (Unit/kVA) 2.400 126.250 28,3
- JTM (kms) 175,5
- JTR (kms) 74,6
- PLTD (Unit/kW) 22 6.500 3,8
Cat: jaringan termasuk Prov. Papua Barat 685,4
5.850
130
32.975
9
2.130
2.130
6.450
355
No Uraian
2010 s.d 2014
Volume
208





4.33 Provinsi Papua Barat

4.33.1 Kondisi Sistem
Kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Papua Barat dipasok oleh beberapa
sistem terisolasi, yaitu Sistem Manokwari, Bintuni, Wondama, Sorong,
Teminabuan, Fak-Fak, dan Kaimana.
Dari 7 sistem yang memasok tenaga listrik di Provinsi Papua Barat, 5 sistem
(Sistem Bintuni, Wondama, Teminabuan, Fak-Fak, dan Kaimana) berada
dalam kondisi Surplus, dan 2 sistem lainnya (Sistem Manokwari dan
Sorong) berada pada kondisi Defisit.
Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Papua dan Papua Barat baru mencapai
32,35% dan rasio desa berlistrik sebesar 30,65%. Adapun daftar tunggu PLN
telah mencapai 21.403 permintaan atau sebesar 38,7 MVA.











157

Gambar 4.33
Kondisi Kelistrikan Provinsi Papua Barat
SISTEM MANOKWARI
Kapasitas terpasang : 14,28 MW
Daya mampu : 7,50 MW
Beban puncak : 10,13 MW
Defisit : -2,63 MW
SISTEM WONDAMA SISTEM WONDAMA
Kapasitas terpasang : 0,42 MW
Daya mampu : 0,42 MW
Beban puncak : 0,40 MW
Surplus : 0,20 MW
SISTEM SISTEM TEMINABUAN TEMINABUAN
Kapasitas terpasang : 1,10 MW
Daya mampu : 0,80 MW
Beban puncak : 0,36 MW
Surplus : 0,44 MW
SISTEM SISTEM FAK FAK- -FAK FAK
Kapasitas terpasang : 6,25 MW
Daya mampu : 1,95 MW
Beban puncak : 1,80 MW
Surplus : 0,15 MW
SISTEM SISTEM KAIMANA KAIMANA
Kapasitas terpasang : 3,41MW
Daya mampu : 1,73 MW
Beban puncak : 1,52 MW
Surplus : 0,21 MW
SISTEM SISTEM SORONG SORONG
Kapasitas terpasang : 22,23 MW
Daya mampu : 17,20 MW
Beban puncak : 17,38 MW
Defisit : -0,18 MW
SISTEM BINTUNI SISTEM BINTUNI
Kapasitas terpasang : 0,42 MW
Daya mampu : 0,42 MW
Beban puncak : 0,40 MW
Surplus : 0,02 MW


4.33.2 Neraca Daya
Provinsi Papua dan Papua Barat kebutuhan tenaga listriknya dilayani oleh
sistem kelistrikan Papua sehingga neraca daya provinsi-provinsi tersebut
direpresentasikan oleh neraca daya Sistem Papua, dimana pada tahun 2010
s.d. 2012 sistem berada pada kondisi yang kurang baik (defisit) dan
berangsur-angsur membaik di tahun 2013 dan 2014.

Tabel 4.184
Neraca Daya Sistem Papua
Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Kebutuhan
Rumah Tangga GWh 408 439 471 504 538
Komersial GWh 225 249 271 292 312
Publik GWh 88 93 99 104 109
Industri GWh 14 14 14 14 14
Total kebutuhan GWh 735 796 856 915 974
Pertumbuhan % 9,4 8,3 7,5 6,9 6,5
Susut & Losses (T&D) % 9,8 9,7 9,6 9,5 9,4
Susut Pemakaian Sendiri % 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
Total Susut & Losses % 12,2 12,1 12,0 11,9 11,8
Beban Puncak MW 165 179 192 205 218
Daya Terpasang MW 30 97 129 183 286
Daya Tambahan MW 68 35 58 108 40
Cadangan Daya MW -67 -47 -5 86 108

158

4.33.3 Rencana Tambahan Infrastruktur Ketenagalistrikan
Dengan asumsi proyeksi pertumbuhan penduduk pada wilayah Papua dan
Papua Barat sebesar 1,9% pertahun dan pertumbuhan ekonomi sebesar
6,7% maka permintaan tenaga listrik pada sistem tersebut diperkirakan akan
tumbuh rata-rata sebesar 6,5% pertahun.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Papua Barat,
telah direncanakan tambahan infrastruktur ketenagalistrikan dari tahun 2010-
2014 sebagai berikut:
Pembangkit tenaga listrik sebesar 100 MW (sekitar 34,7 MW diharapkan
dapat beroperasi pada tahun 2010)
Transmisi tenaga listrik 60 kms
Program energi baru terbarukan (EBT) dan jaringan:
o PLTS 50 WP tersebar sebanyak 33.733 unit
o PLTS terpusat 15 kW 8 unit
o PLTMH 1.800 kW
o PLTAngin 2.070 kW.

Tabel 4.185
Rencana Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik
Provinsi Papua Barat
PLTD Sanggeng/Manokwari 3,2 MW 2010 PLN
PLTD HSD Sorong (sewa) 10,5 MW 25,00% 2010 PLN
PLTD HSD Fak-Fak (sewa) 1,5 MW 3,00% 2010 PLN
PLTD HSD Manokwari (sewa) 9 MW 3,00% 2010 PLN
PLTM Walesi I (ekspansi) 0,5 MW 2010 PLN
PLTG Sorong 10 MW 2010 IPP
PLTG Sorong 10 MW 2011 IPP
PLTM Walesi II (Cascade) 1 MW 2012 PLN
PLTU Andai 1 x 7 MW 2012 IPP
PLTM Prafi (Manokwari) 2,5 MW 2013 PLN
PLTM Walesi II (Cascade) 1 MW 2013 PLN
PLTM Kombemur (Fak-Fak) 3,3 MW 2013 PLN
PLTU Andai 1 x 7 MW 2013 IPP
PLTU Sorong 1 x 15 MW 2013 IPP
PLTM Kombemur (Fak-Fak) 3,3 MW 2014 PLN
PLTU Sorong 1 x 15 MW 2014 IPP
MW MW
MW
Pendek Menengah/Panjang
Rencana Keterangan
JUMLAH
Total
COD Progress
34,7 65
100
Jangka

Tabel 4.186
Rencana Pengembangan Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Provinsi Papua Barat
1 PLTU Klain (Sorong) Sorong 70 60 2013
JUMLAH 60
NO.
PROGRESS
(%)
COD DARI KE
TEGANGAN
(kV)
PANJANG
(kms)



159

Tabel 4.187
Program Listrik Perdesaan Provinsi Papua Barat
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.708 8.000 8.000 8.000 8.025
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 400 450 450 500
PLT ANGIN (kW) 480 530 530 530
KEGIATAN KEGIATAN 2010 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
PLTS 50 Wp Tersebar 1.708 8.000 8.000 8.000 8.025
PLTS Terpusat 15 kW 2 2 2 2
PLTMH (kW) 400 450 450 500
PLT ANGIN (kW) 480 530 530 530


4.33.4 Perkiraan Kebutuhan Investasi
Untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 5 tahun
kedepan tersebut, dibutuhkan investasi sekitar USD 201,7 juta, dengan
rinciannya adalah pembangkitan USD 146,8 juta, transmisi USD 5 juta dan
program EBT USD 50 juta.

Tabel 4.188
Rekapitulasi Infrastruktur dan Kebutuhan Investasi
Provinsi Papua Barat
Investasi (juta USD)
1 Pembangkit Tenaga Listrik (MW) 146,8
2 Transmisi Tenaga Listrik (kms) 5,0
3 Gardu Induk (MVA) -
4 Program EBT dan Jaringan
- PLTS 50 Wp Tersebar 23,7
- PLTS Terpusat 15 kW 3,2
- PLTMH (kW) 10,6
- PLT Angin (kW) 12,5
- Gardu Distribusi (Unit/kVA)
- JTM (kms)
- JTR (kms)
- PLTD (Unit/kW) 0 -
201,7
2.070
100
1.800
8
Volume
No Uraian
2010 s.d 2014
masuk dalam rekap Prov. Papua
33.733
60

Anda mungkin juga menyukai