Anda di halaman 1dari 3

1.

Aspek Sosial
Beberapa masalah perawat didalam melakukan perawatan di Intensif Care Unit,
diantaranya :
a. Perawat ICU dapat mengalami burnout bila memiliki persepsi yang sia-sia terhadap
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dalam keadaan terminal yang lama, bahkan
sampai berbulan-bulan tetapi tidak mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
b. Dukungan social, yaitu resiko/bahaya dan interaksi dengan keluarga.
c. Secara psikologis, peristiwa kehidupan dapat mengganggu perawat ICU yaitu antara lain
karena peristiwa tidak menyenangkan yang berhubungan dengan rumah tangga,
(pernikahan, seksual), pertemanan, akademik, dan pekerjaan (Sarafino, 1994)
Dengan adanya beberapa masalah sosial yang mungkin dialami pasien, perawat
sebagai tenaga kesehatan terdekat selama masa perawatan awal dapat mengidentifikasi
respon pasien dan keluarga terhadap kondisi kesehatan dan kehidupan yang akan dijalani
pasien kolostomi. Perawat diharapkan dapat memberi kesempatan pasien dan keluarganya
mengungkapkan perasaannya. Dengan mengajarkan pasien bagaimana mengatur ostomi,
perawat membantu pasien dalam memperbaiki harga diri dan meningkatkan body image,
yang mana memiliki peranan penting dalam hubungan yang kokoh dengan yang lain.
Dukungan keluarga dan orang sekitar pasien dalam proses rehabilitasi, juga menolong
mempertahankan persahabatan dan meningkatkan harga diri pasien.
Rehabilitasi sesudah bedah ostomi mengharuskan pasien dan keluarga belajar
prinsip perawatan kolostomi dan kemampuan psikomotor untuk memudahkan perawatan
ini. Perencanaan waktu latihan yang cukup bagi pasien dan keluarga sehingga mereka
dapat mengurus, memasang dan menggunakan semua perawatan ostomi. Perawat perlu
mengajar pasien dan keluarga tentang stoma, pengunaan; perawatan; dan pelaksanaan
sistem kantung, pelindung kulit, kontrol diet atau makanan, kontrol gas dan bau, potensial
masalah dan solusi, dan tips bagaimana melanjutkan aktifitas normal, termasuk bekerja,
perjalanan dan hubungan seksual.
Pengkajian respon emosi pasien dan keluarga juga diperlukan dalam mengajarkan
pada pasien tentang kemampuan ini. Kegelisahan, ketakutan, rasa tidak nyaman dan semua
bentuk tekanan akan mempengruhi proses belajar pasien untuk perawatan selanjutnya.
Perawat perlu juga mengatasi kondisi ini misalnya dengan mendatangkan pasien lain yang
telah berhasil hidup normal dengan stoma, atau menyarankan pasien ikut serta dalam
komunitas pasien dengan stoma, untuk meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri
pasien.
Selain persiapan perawatan di rumah sebagaimana pembahasan diatas, follow
up/tindak lanjut perawatan juga perlu dipersiapkan, misalnya sikap untuk kontrol rutin ke
fasilitas kesehatan, atau dengan menggunakan perawatan mandiri dari enterostoma terapi
(enterostoma nurse). Beberapa penelitian menyampaikan pentingnya perawatan follow up
dengan berbagai cara, misalnya penelitian Mei-Chun (2012) yang menyimpulkan
pelaksanaan follow up perawatan pasien kolostomi melalaui telepon dari perawatnya,
penelitian Rathnayake (2007) menyimpulkan pentingnya enterostoma terapis untk
mempertahankan kelangsungan hidup normal pasien kolostomi, pendapat Toth (2006)
dalam artikelnya menyebutkan bahwa dalam lanjutan perawatannya pasien kooostomi perlu
rehabilitasi baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu bagi kondisi khusus misalnya
keadaan hamil dan melahirkan sebagaimana penelitian Aukamp dan Sredl (2004) yang
menyatakan bahwa perlu kolaborasi manajemen perawatan pasien tersebut dari perawat
bedah dan maternitas.

Anda mungkin juga menyukai