Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

TREND ISSUE DALAM KEPERAWATAN

NAMA : JERIA OKTAVIANO MANGOLE


NIM : 19142010089
KELAS/SEMESTER : A4/4

1. TREND ISSUE KEPERAWATAN DALAM PENERAPAN MODEL PELAYANAN


KEPERAWATAN DARI ASPEK PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pendahuluan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
bisa menjadi tolak ukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu rumah sakit.
Kualitas pelayanan keperawatan berjalan dengan baik apabila proses keperawatan
yang dilaksanakan terstruktur dengan baik (farlinda, 2011). Kualitas pelayanan yang
baik akan meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga demikian juga sebaliknya jika
pasien dan keluaga tidak puas akan meninggalkan rumah sakit bila kualitas pelayanan
buruk (Muhlisin, 2008). Kualitas pelayanan ditentukan manajemen asuhan
keperawatan. Pelaksanaan keasuhan keperawatan dengan metode proses keperawatan
untuk menyesuaikan masalah pasien, antara pasien dan perawat berhubungan secara
langsung dalam pengelolaan asuhan keperawatan. (Muhlisin, 2008).

B. Pembahasan
Model pelayanan keperawatan diartikan sebagai suatu sistem struktur, proses dan
nilai-nilai profesional yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang diperlukan untuk menopang
pemberian asuhan keperawatan tersebut.
Model pelayanan keperawatan merupakan suatu model yang memberi kesempatan
kepada perawat profesional untuk menerapkan otonomnya dalam mendesain,
melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien. Model terdiri lima subsistem yaitu: nilai-nilai profesional yang merupakan inti
dari model, hubungan antar profesional, metode pemberian asuhan keperawatan,
pendekatan manajemen teruma dalam perubahan pengambilan keputusan, sistem
kompensasi dan penghargaan (Hoffart & Woods, 1996, dalam Sudarso, 2000).
Pengembangan model ini merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan
kontribusi profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan/asuhan
keperawatan. Melalui pengembangan model ini, masyarakat dapat melihat secara
konkrit pemberian pelayanan keperawatan secara profesional.
Penerapan model praktek keperawatan dalam pemberian asuhan kepada pasien
membutuhkan metoe dan asisten tertentu termasuk sarana sumber daya manusia dan
peralatan yang memadai misalnya kualifikasi sumber daya manusia keperawatan
harus ada perawat profesional yaitu perawat yang berkualifikasi sarjana yaitu minimal
5 orang dalam satu ruang.
Menurut Wahyuni (2007) kinerja perawat dalam mengimplementasikan model
praktek keperawatan profesionaldipengaruhi oleh kompetensi kepala ruang dalam
pelaksanaan standar manajemeen pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan
melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilaksanakan dalam mencapai
peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang
memukinkan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
Kualitas pelayanan kesehatan yang sebenarnya menunjukkan pada penampilan dari
pelayanan kesehatan yang dikenal dengan output yaitu hasil akhir dari kegiatan
tindakan dokter, perawat, dan tim kesehatan lain yang bekerja sama dalam
memennuhi kebutuhan pasien, sehingga baik atau buruknya output sangat
dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input), dan lingkungan (environment).
Kotler (2000) dalam tjiptono (2008) menjelaskan bahwa kualitas pelayanan kesehatan
harus dimulai dari kebutuhan pasien dan berakhir dengan kepuasan pasien serta
persepsi positif terhadap kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan dipengaruhi oleh ada
tidaknya kritikan dan keluhan dari pasien, lembaga sosial atau swadaya masyarakat
bahkan pemerintah sekalipun. Kualitas pelayanan dapat diwujudkan jika telah ada
dan berakhirnya interaksiantara pasien dan perawat.

C. Penutup
Model pelayanan asuhan keperawatan adalah prosedur atau metode yang
berlangsung di rumah sakit untuk kepuasan klien dan keluarga klien, dan menjad
tolak ukur berhasil tidaknya rumah sakit terebut.

D. Sumber Referensi
(dinda saputri, 2019)
Laman: scholar
Kata kunci: Trend Issue dalam keperawatan

2. TREND ISSUE KEPERAWATAN DALAM TEORI DAN KONSEP KEPERAWATAN


KELUARGA

A. Pendahuluan
Keperawatan keluarga bukanlah sebuah konsep bau dalam dunia keperawatan. The
National League For nursing (NLN) menjelaskan bahwa pentingnya keperawatan
keluarga dalam unit perawatan kesehatan dimana seorang perawat harus menganggap
keluarga adalah sebagai sebuah unit. Teori keperawatan modern seperti Newman,
King, Orem, dan Roy banyak membahas mengenai keluarga dan pentignya keluarga
bagi individu dan masyarakat. Saat ini, keluarga memiliki tantangan kebutuhan
perawatan kesehatan yang biasanya tidak ditangani oleh sistem perawatan kesehatan
(Nies and McEwen, 2014). Keperawatan keluarga telah berkembang sejak awal tahun
1980-an dan ini menjadi sebuah solusi ketika seorang anggota keluarga memahami
masalah kesehatan keluarga juga bervariasi dalam struktur, fungsi, dan proses.
Struktur, fungsi, dan proses dipengaruhi oleh status kesehatan keluarga, keluarga
bahan bervariasi dalam budaya tertentu karena setiap budaya adalah unik. Sehingga
perawat harus memiliki pengetahuan tentang teori keluarga, serta struktur, fungsi dan
proses keluarga untuk membantu keluarga mencapai atau mempertahankan kesehatan
(kaakinen et al., 2015). Inni akan membantu kita untuk memahami mengenai teori
dan konsep keperawatan keluarga.

B. Pembahasan
1. Pengertian
Kata keluarga menimbulkan makna yang berbeda bagi setiap individu dan
kelompok, misalnya:
a. Hukum yaitu melalui hubungan darah, adopsi, perwalian, atau pernikahan.
b. Biologis yaitu hubungan genetik diantara dua individu
c. Sosiologis yaitu sekelompok orang yang tinggal bersama dengan atau tampa
ikatan hukum atau biologis
d. Psikologis yaitu kelompok dengan ikatan emosional yang kuat
Burgess & Locke (1953) mendefinisikan keluarga sebagai sekelompok orang ang
disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, yang berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial masing-masing sebagai suami
dan istri, ibu, ayah, dan anak, kakak, dan adik, yang menciptakan dan memelihara
budaya bersama. U. S. Census Bureau (2011) juga mendefinisikan keluarga
sebagai dua orang atau lebih yang hidup bersama sejak lahir, menikah, atau
melalui proses adopsi. Definisi keluarga juga mengacu pada dua atau lebih
individu yang bergantung satu sama lain; memiliki ikatan emosional yang sama;
terlibat dalam posisi, peran, dan tugas sosia yang saling terkait; dan berbagi ikatan
budaya dan rasa kasih sayang dan kepemilikan.
Karakteristik keluarga unik keluarga itu unik.keluarga juga memiliki beberapa
karakteristik umum yaitu:
a. Setiap keluarga adalah sistem sosial kecil
b. Setiap keluarga meiliki nilai dan aturan budaya sendiri-sendiri.
c. Setiap keluarga memiliki struktur.
d. Setiap keluarga memiliki fungsi dasar tertentu
e. Setiap keluarga bergerak melalui tahapan dalam siklus hidupnya.

2. Tujuan Keperawatan Keluarga


Tujuan keperawatan keluarga adalah membantu keluarga untuk mencapai tingkat
atau fungsi kesehatan tertentu maupun kesejahteraan keluarga yang lebih tinggi
(Friedman, 2014). Sedangkan menurut PMK No908 tahun 2010 tujuan
keperawatan keluarga adalah mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan
kemampuan keluarga dalam menangani masalah kesehatan dan mempertahankan
status kesehatan anggota keluarganya.
Sedangkan tujuan khusus pelayanan keperawatan keluarga adalah:
a. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dalam
menangani masalah kesehatan, meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Mengambil keputusan secara tepat dan cepat dalam mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarga
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan
4) Memodifikasi lingkungan rumah yang kondusif sehingga mampu
mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan dan
perkembangan setiap anggota keluarganya.
5) Menciptakan hubungan timbal balik antara keluarga dengan berbagai
sumber daya kesehatan yang tersedia untuk pemeliharaan dan perawatan
kesehatan anggota keluarga.
b. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
c. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota
keluarganya. (Departemen Kesehatan RI, 2010)

3. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga


Sasaran pelayanan keperawatan keluarga adalah (Departemen Kesehatan RI,
2010):
a. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah apabila keluarga dalam keadaan sehat namun
memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan
tahapan tumbuh kembang keluarga, dimana fokus interfensi
keperawatanterutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan adalah apabila satu atau lebih
anggota keluarga memerlukan perhatian khusus. Keluarga resiko tinggi
termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan untuk beradaptasi dengan siklus
perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko penurunan
status kesehatan misalnya bayi BBLR, balita gizi buruk/gizi kurang,
bayi/balita yang belum di imunisasi, bumil anemia, bumil multipara atau usia
lebih dari 36 tahun, lansia lebih dari 70 tahun atau dengan masalah kesehatan,
dan remaj dengan penyalagunaan narkoba.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjuk adalah apabila keluarga mempunyai
masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan
misalnya klien pasca hopitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif,
tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.

3. TREND ISSUE KEPERAWATAN DALAM STRUKTUR DAN FUNGSI KELUARGA

A. Pendahuluan
Struktur keluarga mencerminkan hubungan biologis, status perkawanan dan
kemitraan dan pengaturan (Paisley & Petren, 2015). Pengetahuan tentang struktur,
fungsi dan proses keluarga sangat penting untuk memahamiinteraksi keluarga yang
mempengaruhi kesehatan, penyakit, dan kesejateraan. Pengetahuan tentang struktur
keluarga, fungsi dan proses keluarga merupakan konsep dan kerangka kerja yang
dapat digunakan perawat dalam memberikan pengkajian dan intervensi keperawatan
yang efektif untuk keluarga. Terdapat faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi anggota keluarga baik individu maupun keluarga secara keseluruhan.
Faktor internal keluarga meliputi karakteristik individu, komunikasi dan interaksi.
Sedangkan faktor eksternal keluarga meliputi lokasi rumah tangga keluarga,
kebijakan sosial, dan tren ekonomi. Anggota keluarga memiliki tanggapan yang
berbeda terhadap faktor-faktor tersebut. Meskipun beberapa faktor eksternal mungkin
tidak dapat dimodifikasi dengan mudah, perawat dapat membantu anggota keluarga
untuk mengelola perubahan, konflik dan kebutuhan perawatan dengan keterampilan
koping, pola komunikasi, lokasi sumber daya yang dibutuhkan, penggunaan informasi
yang efektif, atau pembuatan ritual atau rutinitas keluarga. (Kaakinen et al. 2015).

B. Pembahasan
1. Struktur keluarga
Struktur keluarga adalah rangkaian hubungan yang teratur didalam keluarga,
anatara keluarga dan sistem sosial lainnya. Dalam menentukan struktur keluarga,
perawat perlu mengidentifikasi hal-hal berikut (Kaakinen et al, 2015):
a. Individu yang termasuk dalam keluarga
b. Hubungan di antara anggota keluarga
c. Interaksi antara anggota keluarga
d. Interaksi dengan sistem sosil lain
Memahami struktur keluarga memungkinkan perawat membantu keluarga
mengidentifikasi strategis koping yang efektif untuk gangguan kehidupan sehari-
hari, krisis perawatan kesehatan, promosi kesehatan, dan pencegahan penyakit.
Selain itu, perawat berperan penting dalam mengadvoaksi dan mengembangkan
kebijakan sosial yang relevan dengan kkebutuhan keperawatan kesehatan
keluarga. Informasi struktur keluarga yang lengkap memudahkan perawat
mengidentifikasi kebutuhan khusus dari keluarga yang unik, memberikan
perawatan klinis yang sesuai untuk meningkatkan ketahanan keluarga, dan
tindakan sebagai agen perubahan untuk memberlakukan kebijakan sosial yang
mengurangi beban keluarga (kaakinen et al, 2015).
Keluarga terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Struktur atau komposisi
keluarga yang bervariasi tersebut membentuk karkteristik kolektif individu yang
membentuk satu kesatuan keluarga (usia, jenis kelamin, dan jumlah). Penelitian
yang berkembang tentang struktur dan fungsi keluarga menemukan bahwa
keluarga telah berubah karena penurunan jumlah perkawinan, peningkatan
pasangan belum menikah yang tinggal bersama, tingkat perceraian, dan
peningkatan kelahiran di luar nikah. (allender, Rector & Warner, 2010).
2. Fungsi keluarga
Keluarga dalam setiap budaya sepanjang sejarah telah terlibat dalam fungsi yang
serupa: keluarga telah menghasilkan anak, memelihara anggota keluarga secara
fisik, melindungi kesehatan keluarga, mendorong pendidikan dan pelatihan
anggota keluarga, memberikan dukungan dan penerimaan emosional, dan
memberikan perawatan yang mendukung dan mengasuh selama sakit. Enam
fungsi keuarga yang penting untuk pemeliharaan dan promosi kesehatan keluarga:
a. Memberikan kasih sayang
b. Memberikan keamanan
c. Menanamkan identitas
d. Meningkatkan afiliasi
e. Memberikan sosialisasi
f. Menetapkan kendali

4. TREND ISSUE DALAM KEPERAWATAN SESUAI TAHAPAN PENGKAJIAN


KEPERAWATAN KELUARGA

A. Proses keperawatan keluarga


Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 908/Menkes/SK/VII/2010 Tentang
penyelenggaraan pelayanan Keperawatan Keluarga, merumuskan bahwa pelayanan
keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistis yang menempatkan keluarga dan
komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam
semua proses atau tahapan keperawatan keluarga baik pada tatanan rumah, rumah
sakit, klinik, tempat praktik perawat, dan unit pemulihan kesehatan, dengan
memobilisasi sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan
sumber-sumber lain di komunitas. Pelayanan keperawatan keluarga merupakan
bagian dari keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas). Keluarga adalah sistem
sosial yang kompleks, oleh karena itu penggunaan pendekataan yang logis dan
sistematis untuk menilai dan mengintervensi klien keluarga sangat penting karena
beberapa alasan, yaitu: (1) memastikan bahwa kebutuhan keluarga terpenuhi. (2)
mengungkap kesenjangan dalam rencana aksi keluarga, dan (3) menawarkan banyak
dukungan dan sumber daya kepada keluarga (kaakinen et al, 2015).

5. TREND ISSUE KEPERAWATAN DENGAN MODEL KONSEP KEPERAWATAN


KELUARGA

A. Pendahuluan
Teori keperawatan berfungsi dalam membedakan, menjelaskan, atau memperkirakan
kejadian yang terjadi secara berurutan dalam kejadian keperawatan, sehingga teori
keperawatan yang baik seharusnya dapat menggambarkan pola kejadian yang masuk
akal dan mudah dipahami serta dapat dipraktikan dalam asuhan keperawatan
(Friedman, 2003). Termasuk dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga,
tidak sesuai dengan konsep teori menjelaskan konsep dengan sempurna. Oleh karena
itu perawat keluarga haruslah mempelajari banyak teori agar dapat memberikan
asuhan keperawatan keluarga yang maksimal sehingga perawat dapat bekerja dengan
efektif dalam memberikan pelayanan kesehatan. Landasan untuk teori keperawatan
keluarga pada umumnya berasal dari teori ilmu sosial keluarga. Beberapa ahli teori
keperawatan merevisi ulang kembali teori yang mereka temukan agar dapat
mendukung asuhan keperawatan untuk keluarga dimana keluarga sebagai klien
keperawatan.

B. Pembahasan
1. Model Konseptual
Perkembangan model dan teori keperawatan sangat mempengaruhi ilmu
keperawatan, mulai dari teori yang dikemukakan oleh Nightingale, sampai kepada
perkembangan berbagai teori pada zaman ini. Beberapa model konsep
keperawatan sebagai berikut:
a. Model linkup Nightingale
Florence Nightingale tidak mengakaji teori keperawatan secara khusus.
Konsep keperawatan yang disebutkan oleh Nightingale menyebutkan bahwa
lingkungan mendukung proses sehat dan sakit seseorang. Nightingale
mengingatkan perawat yang terlibat dalam perawatan orang sakit, agar dapat
melakukan perawatan dirumah terutama kepada wanita yang dirumah, agar
dapat merawat keluarganya dengan memperhatikan juga kondisi lingkungan.
Nightingale mendorong wanita awam untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang baik pada keluarganya (Friedman, 2003). Penekanan teori
yang dikemukakan oleh nightingale berupa lingkungan, yaitu konsep ventilasi,
kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan kebisingan. Konsep ventilasi yang
menjadi perhatian besar nightingale dalam proses penyembuhan pasien,
dengan menitipkan pesan pada perawat bahwa ventilasi berguna untuk
menjaga udara yang dihirup oleh pasien agar tetap semurni udara luar
(Nightingale 1969 dalam Alligood, 2014).

b. Teori pencapaian tujuan king


Teori king tentang pencapaian tujuan, mengacu pada empat konsep yang
berpusat pada manusia, yaitu kesehatan, hubungan interpersonal, persepsi dan
sistem sosial. Keempat hal ini relevan dalam setiap situasi keperawatan. King
menggambarkan sifat interaksi antara klien dan perawat yang mengarahkan
pada pencapaian tujuan: perawat sengaja berinteraksi dengan klien untuk
saling menetapkan tujuan dan untuk menetapkan eksplorasi dan menyepakati
cara-cara untuk mencapai tujuan. Pengaturan tujuan bersama didasarkan pada
penilaian perawat terhadap kekhawatiran, masalah, dan gangguan kesehatan
klien, persepsi mereka tentang masalha, dan informasi yang mereka bagi
untuk bergerak ke arah pencapaian tujuan (King, 1981 dalam Alligood, 2017).
Menurut teori ini, tujuan perawat membantu individu menjaga kesehatan
pribadinya agar tetap sehat sehingga bisa melakukan perannya. King
memasukan pendekatan keluarga sebagai ruang lingkup meliputi persepsi,
interaksi, komunikasi, transaksi, ruang, dan waktu, tunbuh kembang serta
stres. King menyebutkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari
individu yang mana, individu tersebut terikat dengan anggotanya untuk
melakukan sosialisasi dan menyampaikan norma, serta nilai yang berlaku
sepanjang kehidupan (Friedman, 2003).
c. Model Adaptasi Roy
Menurut Roy, stimulus merupakan segala sesuatu yang mendorong timbulnya
respon, dan terdiri dari adaptasi yang muncul dari efek stimulus diberikan,
seperti fokal stimulus yaitu semua stimulus yang langsung menyerang
individu. Kemudian, kontekstual stimulus berarti semua stimulus yang pada
saat itu berkontribusi terhadap efek stimulus fokal, serta residual stimulus
yang merupakan faktor lingkungan yang memberikan efek terhadap situasi
tertentu. Level adaptasi ini menggambarkan kehidupan-kehidupan dalam
tingkatan, yaitu integrated, compensatory, dan compromised (Erwina, 2012).
Roy mengatakan adaptasi merupakan proses dan luaran dari manusia melalui
berpikir dan merasa baik dalam individu ataupun kelompok dengan
menggunakan kesadaran dan pilihan dalam menciptakan hubungan antara
lingkungan dan manusia. Manusia bukan hanya sebagai sistem yang berjuang
dalam mempertahankan keutuhan dirinya dialam semesta, tetapi juga
memiliki tujuan dalam setiap kehidupannya yang bersifat kreatif dan tidak
bisa dipisahkan dari lingkungan (Alligood, 2017).

d. Model Sistem Kesehatan Neuman


Model sistem kesehatan Neuman, merupakan model yang berfokus pada klien
merupakan sistem terbuka. Klien disini berupa individu, keluarga, masyarakat
dan kelompok serta melihat respon klien terhadap stresor. Sistemnya terdiri
atas lima variabel, yaitu fisiologis, psikologis, sosial budaya, tumbuh
kembang dan spiritualitas. Sementara stresor merupakan stimulus yang
menghasilkan tekanan yang bersifat interpersonal dan ekstrapersonal
(Alligood, 2017).

e. Model Perawatan Diri Orem


Teori ini menjelaskan beberapa teori mengenai beberapa teori yang terkait
oleh orem dalam Alligood, 2017:
1) Teori perawatan diri
Teori ini menjelaskanbagaimana orang merawat diri mereka sendiri.
Perawatan ini merupakan kegiatan manusia dewasa atas kesadaran dan
nama sendiri untuk mempertahankan kehidupan dan melakukan fungsi
kesehatan.
2) Teori ketergantungan perawatan
Teori ini menjelaskan bagaimana anggota keluarga atau orang terdekat
memberikan perawatan kepada orang yang memiliki ketergantungan
sosial. ketergantungan ini mengacu kepada perawatan yang diberikan
karena usia atau faktor lain. Perawatan diberikan kepada orang yang tidak
bisa melakukan perawatan diri sendiri untuk mempertahankan kehidupan
dan melakukan fungsi kesehatan.
3) Teori defisit perawatan diri
Teori ini menjelaskan alasan manusia perlu dibantu untuk melalui
perawatan. Defisit perawatan diri merupakan tuntunan dari diri untuk
melakukan perawatan, namun agen perawatan diri tidak dapat
melaksanakan perawatan diri sesuai dengan permintaan.
4) Teori sistem keperawatan
Teori ini menjelaskan hubungan yang harus dilakukan dan pelihara untuk
menghasilkan keperawatan. Sistem keperawatan merupakan rangkaian
tindakan praktis keperawatan yang dilakukan pada sat berkoordinasi
dengan pasien untuk melihat kebutuhan perawatan diri pasien. Tindakan
ini sudah dirancang oleh perawat untuk orang-orang yang memiliki
keterbatasan seseorang.
SUMBER REFENSI

Anda mungkin juga menyukai