0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
219 tayangan3 halaman
1. Kasus pertama membahas yurisprudensi tentang percobaan pembakaran rumah. Terdakwa dihukum 4 tahun penjara karena percobaan kejahatan.
2. Kasus kedua membahas kasus pencurian emas oleh dua pelaku dan barang bukti yang ditemukan.
3. Kasus ketiga membahas kasus kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mabuk yang juga melakukan penganiayaan, sehingga terdakwa dijerat pas
1. Kasus pertama membahas yurisprudensi tentang percobaan pembakaran rumah. Terdakwa dihukum 4 tahun penjara karena percobaan kejahatan.
2. Kasus kedua membahas kasus pencurian emas oleh dua pelaku dan barang bukti yang ditemukan.
3. Kasus ketiga membahas kasus kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mabuk yang juga melakukan penganiayaan, sehingga terdakwa dijerat pas
1. Kasus pertama membahas yurisprudensi tentang percobaan pembakaran rumah. Terdakwa dihukum 4 tahun penjara karena percobaan kejahatan.
2. Kasus kedua membahas kasus pencurian emas oleh dua pelaku dan barang bukti yang ditemukan.
3. Kasus ketiga membahas kasus kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mabuk yang juga melakukan penganiayaan, sehingga terdakwa dijerat pas
Yurispridensi yang terkenal ialah Arrest HR tahun 1934 tentang Eindhoven.
Kasus Posisi : H dituduh hendak membakar rumah R (dengan persetujuan R). Pada malam yang telah ditentukan H masuk kerumah R, menaruh pakaian dan barang-barang yang mudah terbakar di tiap kamar, yang semuanya dihubungkan satu sama lain dengan sumbu yang akhirnya dihubungkan pada kompor gas yang mengeluarkan api jika ditembakkan. Trekker (penarik pintol gas) diikatkan dengan tali dan melalui jendela, ujungnya digantungkan di luar rumah yang terletak di pinggir jalan kecil. Pakaian-pakaian itu disiram bensin dan jika orang berjalan di tepi jalan menarik talinya maka pistol gas mengeluarkan api dan menyalakan kompor gas dan selanjutnya akan merata keseluruh rumah. Setelah pemasangan pistol dan tali itu selesai, H menyingkirkan benda-benda ke tempat lain. Sementara itu, karena tertarik bau bensin banyak orang berpendapat di dekat tali itu, sehingga H tak mugkin menyelesaikan maksudnya.
Terhadap kasus tersebut peradilan (gerechtshop) di Her-togenbosch menyatakan bahwa perbuatan H adalah perbuatan permulaan pelaksanaan dan dijatuhi pidana 4 tahun penjara karena melanggar pasal 53 jo 187 KUHP.
2 ANALISIS KASUS PENYERTAAN ( DEELNEMING)
"IBRAHIM JUAL EMAS TANPA DITIMBANG"
1) FE IT (perbuatan-perbuatan pelaku yang memenuhi unsur-unsur yang ada dipasal 55 jo pasal 363
-Dua orang pelaku pencuri emas 1,5 kg tertangkap di jambi oleh tim jajaran buser polresta jambi pada tanggal 3/7 2011 pada pukul 20:30 WIB diperumahan yang baru di sewa di kawasan pinang merah Simpang Rimbo. Pelaku-pelakunya adalah adalah Ibrahim (29) dan K (Teman Ibrahim) .
Sejumlah alat bukti yang ditemukan adalah uang tunai sebesar Rp4,5 juta juga ada buku tabungan dengan nilai Rp 27 juta .
3. Kasus Perbarengan (Samenloop) Hamid dikampungnya lebih dikenal dengan sebutan Drunken Master. Pada suatu malam di pestasunatan anak teman karibnya, ia minum minuman beralkohol secara berlebihan sampai mabuk.Lewat waktu tengah malam, Hamid dengan sepeda motornya pulang menuju rumahnya yang jaraknya kurang lebih 5 Km. di perjalanan, Polantas sedang melakukan razia surat- surat dankelengkapan kendaraan bermotor. Hamid distop untuk diperiksa kelengkapan surat-surat sepedamotornya. Pada saat Hamid dihentikan, ia marah-marah dan memaki polisi lalu lintas yangsedang menjalankan tugasnya, bahkan perlakuan Hamid tidak hanya memaki tetapi jugamemukul polisi, dan kemudian melarikan diri dengan memacu sepeda motornya dengankecepatan tinggi. Karena kurang control, Hamid kemudian menabrak nenek Saonah, seorangpejalan kaki yang sedang menyebrang. Kata-Kata Sulit Drunken Master : Peminum beratAlkohol: sesuatu yang dapat memabukkan dan menyebabkan kurangnya tingkat kesadaran. Brain Storming Dari kasus diatas, ada beberapa fakta hukum yang dapat kita ketahui, yaitu:a.
Hamid merupakan peminum berat dikampungnya.b.
Hamid mengkonsumsi minuman beralkohol melebihi batas hingga mabuk.c.
Hamid mengendarai sepeda motor dalam keadaan mabuk saat lewat tengah malam.d.
Hamid memaki dan melakukan tindak kekerasan terhadap polisi, kemudian melarikandiri dengan sepeda motornya dengan kecepatan tinggie.
Hamid menabrak nenek Saonah, pejalan kaki yang sedang menyeberangDilihat dari fakta hukum yang ada, dapat disimpulkan bahwa:
Hamid dijerat pasal berlapis atas kasus kecelakaan lalu lintas dan penganiayaan. Untuk kasuskecelakaan lalu lintas, Hamid akan dijerat dengan Pasal 311 ayat 4 UU No 22 Tahun 2009karena dengan sengaja membahayakan orang lain yang menyebabkan luka berat dengan tuntutanmaximal 4 tahun penjara. (kata sengaja bukan berarti dilakukan dalam keadaan sadar saja, dikasus ini di katakan sengaja karena pada intinya terdakwa tahu efek dari minuman keras akankehilangan kesadaran). Selain itu, Hamid juga terancam dijerat pasal 351 ayat 2 Kuhp karenamelakukan tindak penganiayaan terhadap petugas kepolisian yang menyebabkan korban cacatsementara yang dituntut dengan 5 tahun penjara.
4. Ne Bis In Idem Seorang terpidana pembunuhan yang ternyata sebelum dipidana sudah membunuh orang lain, dapat didakwa dengan pembunuhan atas pembunuhan sebelumnya. Ini karena Pasal 76 ayat (1) KUHP yang mengatur mengenai ne bis in idem mengatakan bahwa orang tidak boleh dituntut sekali lagi atas perbuatan atau peristiwa yang baginya telah diputuskan oleh Hakim. Ini berarti bahwa walaupun perbuatan yang dilakukan oleh si terpidana adalah sama-sama pembunuhan, akan tetapi karena hal tersebut merupakan 2 (dua) peristiwa yang berbeda, maka di terpidana dapat dituntut atas peristiwa pembunuhan yang lainnya.
Mengenai Pasal 76 KUHP ini, R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal memberikan contoh sebagai berikut:
Misalnya ada seorang dituduh: Telah melakukan pencurian pada hari Senin tanggal 8 Desember 1958 dalam rumah A di Jakarta, akan tetapi tertuduh dapat membuktikan dengan pasti bahwa ia selama hari Senin tanggal 8 Desember 1958 tersebut telah berada di Surabaya. Dalam hal ini kewajiban hakim ialah memutuskan pembebasan tertuduh dari perbuatan yang dituduhkan kepadanya itu, walaupun dalam sidang itu juga misalnya ternyata, bahwa pencurian yang dimaksudkan itu benar-benar telah dilakukan di tempat yang ditentukan itu juga dan benar-benar dilakukan oleh tertuduh, akan tetapi melakukannya itu barulah pada tanggal 15 Desember 1958. Jadi meskipun tertuduh salah telah melakukan pencurian pada tanggal 15 Desember 1958 itu, akan tetapi ia tidak boleh disalahkan terhadap pencurian pada hari Senin tanggal 8 Desember 1958 dan dengan alasan itulah maka ia harus dibebaskan. Memang ia dapat dituntut lagi karena telah melakukan pencurian yang terjadi pada tanggal 15 Desember 1958 itu dan karena perbuataan inilah ia akan dapat dihukum oleh karena tentang perbuatan ini sebenarnya belum diputus.