Penulis:
Mhs. Imam Dipsa Maulana
NIM. 238110640
Kelas Hukum Kepolisian 2 / No. Absen 12
PENDAHULUAN
Kesempatan kali ini penulis akan menyoroti seorang tokoh yang menjadi tauladan
dalam dunia kepolisian, ialah yang bernama Hoegeng Iman Santoso. Meskipun
waktu berlalu, dan rezim silih berganti namun kisah heroik seorang Hoegeng tak
lekang oleh waktu, khususnya bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
(Polri) itu sendiri. Tokoh yang lekat dengan ujaran, “selesaikan tugas dengan
sekarang disebut Kapolri) yang menjabat dari tahun 1968 hingga 1971. Diberhentikan
dari jabatannya sebagai Kapolri sebelum memasuki masa pensiun karena dinilai
susah diatur dan tidak mau nurut dengan rezim kekuasaan pada saat itu.
Memanglah, ketika nama Hoegeng disebut hal pertama yang terbersit dalam benak
adalah sosok yang sarat dengan kejujuran, kesederhanaan, dan sikap tak kenal
kompromi. Bagi pelanggar aturan atau para pejabat nakal, keberadaan Hoegeng
Kejujuran dan sikap tak kenal kompromi memang dipegang teguh oleh sosok
Hoegeng, tak peduli siapa yang menekannya apabila perbuatan itu salah dan tidak
sesuai dengan aturan maka Hoegeng dengan tegas akan menolaknya. Kejujuran
yang dipegang teguh oleh Hoegeng juga sepadan dengan kesederhanaan yang
dibangunnya dalam jabatan apapun. Hoegeng tidak menerima barang atau uang
yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab jabatannya, karena dinilai
2
akan menghambat integritasnya dalam menjalankan amanah jabatan sebagai
Kapolri.
tahun 2006 silam sembari bercanda berucap bahwa, “hanya ada 3 polisi jujur di
negara ini: patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng”. Bercandaan Gus Dur
Meski sosok Hoegeng bak malaikat mulia dalam kisah dongeng, namun tidak
undangan resmi sekalipun. Sempat masuk ke dalam daftar orang yang tidak
mendapat izin untuk keluar negeri sehingga tidak bisa berobat, dan lain sebagainya.
3
2. Kasus Rene Conrad, perseteruan mahasiswa ITB dengan Taruna Akademi
Conrad.
mestinya.
dalam karya tulis kali ini penulis menyengajakan diri untuk mengkaji beberapa kasusu
Sumaridjem yang hingga saat ini belum terungkap siapa pelaku sebenanrnya dan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sumaridjem adalah seorang gadis belia penjual telur. Selepas pukul 17.00 tidak ada
lagi bus kota yang melintas di kawasan Ngampilan, kali ini dia terlambat karena
urusan dagang. Malam itu, 21 September 1970, Sumaridjem berjalan ke arah utara
menuju Jalan Ngupasan, berharap masih ada bus yang bisa mengantarkannya
menuju ke Godean namun juga tak kunjung muncul. Tahun 1970, pingiran Yogyakarta
masih sepi. Sumaridjem berjalan dengan rasa was-was. Ketika melintas di timur
Asrama Polisi Patuk, tiba-tiba sebuah mobil hampir menyerempet lalu berhenti di
dekatnya.
Terlihat sekelompok pemuda gondrong turun dari mobil dan menarik paksa
paksaan para pemuda gondrong itu, namun tak berhasil, dan mereka berhsil
membawa Sumaridjem.
Kemudian mobil itu beranjak mengitari sepanjang Jalan Diponegoro menuju Bumidjo.
nyaris tak sadarkan diri. Hanya teringat oleh Sumaridjem kain panjang yang menutupi
5
bagian bawah badannya disingkap hingga pusar dan terdengar suara ramai-ramai
riang para berandal sembari rasa sakit yang Sumaridjem rasakan di bagian
kemaluannya, yang berulang hingga 3 kali serasa dimasuki benda keras kedalamnya.
Tak hanya diperkosa, uang Rp 4.650,- hasil jualan telurnya juga raib bersamaan
dengan hilangnya para pemuda dengan meninggalkan Sumaridjem yang tak berdaya
Sumaridjem yang tak berdaya itu berjuang keras berjalan menuju ke arah kota
Yogyakarta. Ketika hari agak terang, terlihat segelintir orang berlalu lalang. Dengan
sisa uang Rp 100 dan tubuh tak berdaya dipenuhi lumuran darah di kaki dan kainnya,
tetangga sebelah, Tut Sugijarto seorang wartawan Minggu Pagi. Pada pukul 06.00
wartawan Kedaulatan Rakyat. Imam segera melapor ke unit Polisi Militer, Denpom
VII/2. Begitu anggota PM datang dan menyaksikan derita Sumaridjem, tak menunggu
Ketika dibawa ke rumah sakit melintas lah di Jalan Patuk, Sumaridjem menunjukan
tempatnya diculik para pemuda gondrong malam sebelumnya. Lalu, gegerlah apa
Seminggu setelah Sumaridjem jadi korban, pada 28 September 1970, tersiar kabar
bahwa para penculik dan pemerkosa Sum akan diarak. Ribuan orang pun memadati
kantor polisi di selatan Malioboro. Namun, tak ada yang diarak hari itu. Semua pelaku
6
ternyata belum tertangkap. Masyarakat menduga-duga siapakah para pelaku
Dugaan itu didasarkan pada kenyataan bahwa mereka menggunakan mobil, hanya
Kemudian, para penculik dan pemerkosa malah terlupakan. Apa yang terjadi
setelahnya, tak ada penangkapan para pelaku, justru Sumaridjem yang ditahan polisi
setelah keluar dari rumah sakit. Masyarakat pun protes, dan terpaksa Sumaridjem
dibebaskan dari tahanan. Kasusnya jadi semakin rumit. Hasil visum et repertum
dokter menyebut adanya pendarahan alat kelamin, selaput dara sobek, dan luka di
paha kanan-kiri, seolah tak lagi penting. Dalam posisi yang tersudut, Sumaridjem
mengisahkan, ruang geraknya dibatasi dan diancam akan disetrum. Bahkan, muncul
membantah keras tuduhan itu. Menurut catatan Aris Santoso, masyarakat dianggap
terlanjur percaya versi Budidono. Ialah seorang makelar mobil yang ditangkap polisi
tiga pemerkosa lainnya adalah anak penggede. Pengakuan kepada polisi itu bocor,
sanksi tiga bulan penjara. Tuntutan itu ditolak Hakim Nyonya Lamijah Moeljarto
Kasus Sum pun berembus luas hingga sampai ke Hoegeng Iman Santoso, Pada
bebas Sum, Hoegeng memanggil Komandan Polisi Yogyakarta AKBP Indrajoto dan
Komando Reserse Katik Suroso untuk mencari siapa saja yang memiliki fakta soal
ini. Pada Januari 1971 dibentuk tim khusus untuk menangani kasus Sum Kuning,
bernama Tim Pemeriksa Sum Kuning diketuai oleh Kadapol IX/Jateng, Suwardjiono.
Sejumlah pejabat polisi dan Yogyakarta yang anaknya disebut terlibat, membantah
lewat media massa. Salah satunya Paku Alam VIII, yang juga menjabat sebagai
kasus Sum Kuning berdimensi politik yang luas, sehingga rezim merasa perlu
pemerkosa Sum berjumlah 10 orang. Semuanya anak orang biasa, bukan anak
'penggede' alias pejabat negara. Sejak terlibatnya Presiden Soeharto dalam kasus
ini, Hoegeng sadar ada kekuatan besar untuk membuat kasus ini menjadi bias.
pihak menilai Hoegeng sengaja dipensiunkan untuk menutup kasus ini. Memang
sejak keterlibatan Kapolri Hoegeng dalam pengusutan kasus Sum Kuning, telah
memberi harapan akan adanya titik cerah. Maklum, Kapolri Hoegeng dianggap
Hingga kini, siapa para pemerkosa Sumaridjem tidak pernah terungkap dengan
terang benderang. Namun praduga bahwa adanya kuasa para penggede lah yang
menjadikan bahwa hukum dan keadilan tidak dapat ditegakkan dengan lurus dalam
Berkaca pada peristiwa tersebut memang terkesan bahwa kekuasaan dan dominasi
Soeharto sebagai presiden amatlah besar, bahkan sebuah kasus yang sarat dengan
nilai keadilan dan menarik perhatian dari sekian banyak lapisan masyarakat pun tidak
pihak yang berusaha untuk membuka tabir tersebut satu persatu akan dibungkam
dan dihentikan. Hingga pada akhirnya kasus Sum Kuning tidak menemui titik terang
9
Meskipun kasus Sum Kuning tidak terselesaikan dengan tuntas namun sosok
Hoegeng sebagai seorang polisi yang memegang teguh kejujuran dan integritasnya
menjadi role model yang ta lekang di makan waktu. Bahkan bisa diibaratkan bahwa
sosok polisi idaman adalah yang menyerupai Hoegeng. Polisi yang sarat dengan
kejujuran dan tidak kompromi serta menerapkan pola hidup penuh kesederhanaan.
Nilai yang terkandung dalam kisah Hoegeng juga dapat dikatakan bahwa dia tidaklah
Tanah Air Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan penolakan tawaran untuk
tugas apapun di Tanah Air Indonesia, namun Soeharto menjawab bahwa tidak ada
Di era sekarang, muncul sebuah terobosan inovatif yang bernama Hoegeng Awards,
ialah sebuah program kerja sama antara Polri dengan detik.com untuk mencari sosok
polisi teladan sebagaimana kategori yang telah ditentukan dalam program tersebut.
Program ini telah berjalan semenjak tahun 2022, yang kemudian kembali digelar
pada tahun 2023. Di tahun 2022 hanya terdapat tiga kategori yaitu: Polisi
Berintegritas, Polisi Tapal Batas dan Pedalaman, serta Polisi Pelindung Perempuan
dan Anak.
10
Dalam hal ini, sangat terlihat bahwa Hoegeng merupakan role model dalam dunia
kepolisian, seakan tidak ada keraguan ketika ditanya sosok polisi yang menjadi
tauladan kilas pertama yang terbersit dalam benak adalah Hoegeng. Meskipun
dan kejujuran Hoegeng tetap menginspirasi setiap personel polisi dan waktu ke
waktu.
BAB III
KESIMPULAN
Hoegeng merupakan sosok panutan dalam dunia kepolisian, sifatnya yang jujur dan
tidak pandang bulu serta kesederhanaan merupakan idaman bagi para masyarakat
terhadap sosok seorang polisi. Meski dalam perjalannanya sebagai seoranag polisi
dipenuhi dengan kontroversi dan polemi. Namun hingga pada akhirnya kini nama
Hoegeng tetap harum dan menjadi sebuah tola ukur bagaimana seharusnya polisi itu.
Salah satu kasus yang menarik perhatian, sekaligus menandakan integritas seorang
kasus Sum Kuning yang secara langsung diawasi oleh Hoegeng sempat menemui
titik terang. Namun semuanya berubah menjadi gelap gulita ketika Soeharto
tambah dicopotnya Hoegeng dari jabatannya sebagai kapolri. Dimana hingga saat ini,
11
Sosok Hoegeng tetap menjadi idola bahkan dalam program inovatif yang merupakan
kerja sama antara Polri dan Detik.com dengan mengangkat nama Hoegeng Awards
sebagai sebuah penghargaan terhadap sosok polisi teladan dan telah dimulai sejak
tahun 2022 dan masih berlanjut dan terus berkembang hingga 2023 ini.
12