Anda di halaman 1dari 18

Filsafat Hukum I slam

Maslahah Sebagai Tujuan Hukum


I slam
Filsafat Hukum I slam
Maslahah Sebagai Tujuan Hukum
I slam
Filsafat Hukum I slam
Maslahah Sebagai Tujuan Hukum
I slam
Filsafat Hukum I slam
Maslahah Sebagai Tujuan Hukum
I slam
Filsafat Hukum I slam
Maslahah Sebagai Tujuan Hukum
I slam
Filsafat Hukum I slam
Maslahah Sebagai Tujuan Hukum
I slam
Filsafat Hukum I slam
Maslahah Sebagai Tujuan Hukum
I slam
Filsafat Hukum I slam
Maslahah Sebagai Tujuan Hukum
I slam
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop
asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjk
lzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop
asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjk
lzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz
xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrt
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrt
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrt
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrt
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrt
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrt
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu
iopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw
ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw er
tyuiopasdfghjklzxcvbnm
Makalah Filsafat Hukum Islam
Maslahah sebagai tujuan hukum islam
leh ! "#$ M%&MM&M
Fakultas 'yari(ah
)urusan Muamalah
Pendahuluan
Al-Maslahah oleh sebagian Fuqoha digunakan sebagai dasar (dalil) dalam menetapkan hukum
Islam terhadap masalah-masalah yang tidak didapatkan pada nash baik dari Al-Quran maupun As-
unnah! meskipun sebagian Fuqoha menolak untuk menggunakannya sebagai dalil dalam menetapkan
suatu hukum"
Maslahah dalam syariah islam menempati tempat yang sangat strategis karena syariah
diturunkan Allah kepada manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka! bahkan syariat #abi
Muhammad A$ diturunkan semata-mata sebagai %ahmatan lil-alamin" #amun maslahah tersebut
apabila diberikan kepada manusia tanpa diberi &ormat yang 'elas (dilakukan sebebas-bebasnya)
dikha(atirkan manusia akan ter'erumus pada kesenangan dan kemauan na&su atas nama maslahah"
)emikian pula dalam penyebutan atau penggunaan nama sebagai dalil hukum para Fuqoha
berbeda-beda" )i dalam istilah Imam Malik serta Fuqoha yang mengikuti mad*habnya menyebutnya
dengan Al-Maslahah Al-mursalah! sedangkan sebagian Fuqoha yang lainnya menyebutkan dengan
nama Al-Maslahah sa'a atau Al-Istishlah"
+ara Fuqoha yang menggunakan Al-Maslahah sebagai dalil hukum ada yang menggunakannya
dengan syarat-syarat yang sangat ketat! tetapi ada pula diantara mereka yang menggunakannya se,ara
longgar! bahkan ada pula diantara mereka yang menggunakannya sebagai dalil hukum meskipun ada dalil
dari nash Al-Quranm atau As-unnah yang bertentangan dengannya"
Makalah ini akan menguraikan masalah seputaar +embahasan tentang maslahah sebagai maqasid al-
syariah (tu'uan dan ,ita hukum Islam) selalu bermuara kepada konsep maqasid al-syariah" -ulisan ini
bermaksud membedah konsep maslahah yang nota bene inti dari maslahah"
Pembahasan
Pengertian Maslahah
e,ara etimologi! kata Maslahah adalah man&aat! &aedah! bagus atau berguna" .is/n al-0Arab
men'elaskan dua arti! yaitu al-maslahah yang berarti al-sholah dan al-maslahah yang berarti bentuk
tunggal dari al-mas/lih" emuanya mengandung arti adanya man&aat baik se,ara asal maupun melalui
proses! seperti menghasilkan kenikmatan dan &aedah! ataupun pen,egahan! seperti men'auhi
kemadharatan" emua itu bisa dikatan maslahah" )alam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bah(a
maslahah artinya sesuatu yang mendatangkan kebaikan (kemaslahatan dan sebagainya)! &aedah! guna"
edangkan kemaslahatan berarti kegunaan! kebaikan! man&aat"
edangkan pengertian se,ara terminologi (istilah) terdapat beberapa de&inisi yang dikemukakan oleh
para 1lama 1shul Fiqh! diantaranya 2
1. Al-3ha*ali
Al-3ha*ali men'elaskan bah(a se,ara har&iah maslahah adalah menarik keman&aatan dan
menghindarkan kerugian" #amun yang dikehendaki dalam kpembahasan maslahah ini bukanlah
pengertian tersebut! akan tetapi melestarikan tu'uan-tu'uan syariah" eadangkan tu'uan syariah
pada makhluk men,akup lima hal! memelihara agama! 'i(a! akal! keturunan dan harta kekayaan"
4arenanya setiap hal yang memiliki muatan pelestarian terhadap lima prinsip dasar ini adalah
maslahah" endangkan hal-hal yang menghambat pen,apaian prinsip-prinsip ini disebut ma&sadah!
dan menolalak atas ma&sadah adalah suatu maslahah"
2. Abdul $ahab 4halla&
Maslahah ialah dimana yari (Allah dan %asul) tidak menetapkan hukum se,ara spesi&ik untuk
me(u'udkan kemaslahatan itu! 'uga tidak terdapat dalil yang menun'ukkan atas pengakuannya!
maupun pembatalannya"
3. $ahbah *uhaili
$ahbah al-5uhaili mena(arkan sebuah de&inisi yang dianggap akodati& dan dapat men'elaskan
hakikat maslahah! ia menuturkan bah(a maslahah adalah karakter yang memiliki keselarasan
dengan perilakau penetapan syariah dan tu'uan-tu'uannya! namun tidak ada dalil se,ara spesi&ik
mengungkapkan atau menolaknya! yang me(u'udkan kemaslahatan dan menghilangkan ma&sadah
(kerusakan)"
)ari bebrapa de&inisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan tentang hakekat Maslahah tersebut
sebagai berikut 2
6" esuatu yang menurut pertimbangan akal atau kebiasaan dapat mendatangkan kebaikan! man&aat
maupun &aidah yang nyata bagi kehidupan manusia"
7" 4ebaikan! man&aat maupun &aidah tersebut se'alan dan selaras dengan tu'uan hukum yang
ditetapkan oleh yari (Allah dan %asul-#ya)"
8" e,ara umum tidak didapatkan suatu dalil yang spesi&ik baik dasi nash Al-Quran maupun As-
unnah yang mengakui ataupun yang membatalkan kemaslahatan tersebut"
Dasar hukum maslahah
9umhur ulama berpendapat bah(a maslahah merupakan hu''ah syari yang bisa di'adikan metode
pembentukan hukum mengenai suatu kasus yang hukumnya tidak ada dalam nas! i'ma! qiyas" )alil atau
argumen yang dipakai para ulama 'umhur tersebut adalah sebagai berikut 2
Firman Allah urat al-Ambiya ayat 6:;

Artinya 2 dan -iadalah 4ami mengutus kamu! melainkan untuk (men'adi) rahmat bagi semesta alam"
)ari ayat diatas se,ara dhahir menun'ukkan keumuman! diphami bah(a dalam pensyariatan
berbagai hukum! Allah mengakomodasikan kemaslahatan bagi manusia" ebab bila Allah mengutus
%asul-#ya untuk memberlakukan syariah tanpa adanya kemaslahatan! maka sama halnya dengan
pengutusan tanpa rahmat! karena hal tersebut adalah takli& (pembebanan) tanpa &aidah" )engan demikian!
hal ini akan menyalahi keumuman ayat"
Firman Allah surat al-<aqarah ayat 6=> 2

Artinya 2 Allah menghendaki kemudahan bagimu! dan tidak menghendaki kesukaran bagimu"
Firman Allah surat al-<aqarah ayat 6;8 2

"


"
#$

&

'

+
,
'

-
,

Artinya 2 <arangsiapa dalam 4eadaan terpaksa (memakannya) sedang )ia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas! Maka tidak ada dosa baginya" esungguhnya Allah Maha +engampun lagi
Maha +enyayang"
Firman Allah surah al-ha'' ayat ;=
0
,


1
2*

' 3

Artinya 2 )ia sekali-kali tidak men'adikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan"
?adist ri(ayat Ibnu ma'ah
/ /
Artinya 2 tidah boleh membuat mudharat diri sendiri! dan orang lain"
Stratifikasi Maslahah
)itin'au dari segi kepentingan dan kualitas maslahah bagi kehidupan manusia! ahli ushul &iqh
membagi Maslahah men'adi tiga tingkatan"
1. Maslahah al-)haruriyah
Maslahah al-daruriyah adalah suatu kemaslahatan yang berkaitan dengan kebutuhan dasar
manusia didunia dan di akhirat" )emikian penting kemaslahatah ini! apabila luput dalam kehidupan
manusia akan ter'adi kehan,uran! ben,ana dan kerusakan terhadap tatanan kehidupan manusia"
4emaslahatan ini meliputi pemeliharaan agama! diri! akal! keturunan! dan pemeliharaan terhadap
harta"
+emeliharaan kelima sendi diatas diurut berdasarkan sekala prioritas" Artinya! sendi yang berada
di urutan pertama (agama) lebih utama dari sendi kedua ('i(a)" )an sendi kedua lebih kuat dari pada
sendi ketiga (akal)! dan begitu seterusnya sampai sendi kelima"
enada dengan tari& al-3ha*ali! bah(a maslahah dar@riyah merupakan maslahah yang sangat
diperlukan manusia" Aang merupakan tingkatan paling tinggi" ehingga maslahah ini harus ada dalam
menegakkan kemaslahatan agama dan dunia"
2. Maslahah al- ?a'iyah
Maslahah al-?a'iyah adalah suatu kemaslahatan yang dibutuhkan manusia untuk
menyempurnakan kemaslahatan pokok mereka dan menghilangakan kesulitan yang dihadapi"
-ermasuk Maslahah ini semua ketentuan hukum yang mendatangkan keringanan bagi manusia dalam
kehidupannya"
enada dengan de&inisi diatas! al-Qardha(i mende&inisikan maslahah al-?a'iyah adalah
kemaslahatan yang tingkat kebutuhan hidup manusia tidak pada tingkat daruriyah akan tetapi bentuk
kemaslahatannya se,ara tidak langsung bagi pemenuhan kebutuhan pokok (daruri)"
Menurut al-3ha*ali maslahah al-ha'iyah adalah kemaslahatan hidup manusia yang tidak pada
tingkat pokok (daruri)" <entuk kemaslahatannya tidak langsung bagi pemenuhan kebutuhan pokok
yang lima! tetapi se,ara tidak langsung menu'u kearah yang sama seperti dalam memberi kemudahan
bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia! apabila tidak dipenuhi maka tidak sampai se,ara langsung
menyebabakan rusaknya lima unsur pokok itu"
Al-3ha*ali tidak mengkhususkan maslahah ini dalam satu lingkup maslahah sa'a" )engan
demikian ada kemungkinan maslahah al-ha'iyah ini masuk dalam lingkup ibadah! muBamalah! adat
maupun 'inayah"
)ari pemaparan diatas dapat disimpulkan bah(a prinsip utama dalam aspek ha'iyah ini adalah
untuk menghilangkan kesulitan! meringankan beban takli&! dan memudahkan urusan mukala&"
3. Maslahah al--ahsiniyah
Maslahah al-tahsiniyah adalah kemaslahatan yang bertu'uan untuk mengakomodasikan kebiasaan
dan perilaku baik serta budi pekerti luhur" Maslahah ini sering disebut maslahah takmiliyah! yaitu
suatu kemaslahatan yang bersi&at pelengkap dan keluasan terhadap kemaslahtan daruriyah dan
ha'iyah" 4emaslahatan dimasudkan untuk kebaikan dan kebagusan budi pekerti" ekiranya!
kemaslahatan ini tidak dapat di(u'udkan dalm kehidupan! tidaklah sampai menimbulkan
kegun,angan dan kerusakan terhadap tatanan kehidupan manusia" Meskipun demikian! kemaslahtan
ini tetap penting dan dibutuhkan manusia"
Maslahah sebagai Tujuan Hukum (Maqasid Al-Shari'ah)
e,ara bahasa maqasid al-shariBah terdiri dua kata! yakni maqosid dan syariah" Maqasid al-
shariBah adalah bentuk 'ama dari maqsud yang berarti tu'uan" edangkan shariah adalah masdar dari
sharaa yang se,ara etimologis (lugha(i) berarti! al-ma(adhiu tuhidu ila al-mai ('alan menu'u sumber
air)" 9alan menu'u sumber air ini dapat pula dikatakan sebagai 'alan kearah sumber kehidupan"
e,ara terminologi (istilah) al-shariBah adalah seperangkat aturan atau hukum yang di,iptakan
Allah sebagai pedoman manusia dalam mengatur hubungan dengan -uhan! manusia baik sesama muslim
maupun non muslim! alam dan seluruh kehidupan" )emikian 'uga de&inisi yang diungkapkan oleh oleh
Ali al-ayis yang di kutib oleh Abdul Manan bah(a al-shariBah adalah hukum-hukum yang diberikan oleh
Allah untuk hamba-hamba-#ya agar mereka per,aya dan mengamalkannya demi kepentingan mereka
didunia dan akhirat" )ari kedua de&inisi ini dapat disimpulkan bah(a terdapat keterkaitan kandungan
mana antara al-sharCBah dan air dalam arti keterkaitan antara ,ara dan tu'uan" esuatu yang hendak ditu'u
merupakan sesuatu yang amat penting" hariBah adalah ,ara atau 'alan" Air adalah sesuatu yang hendak
ditu'u" +engaikat harCBah dengan air ini! dimaksudkan untuk memberikan penekanan pentingnya syariah
dalam memperoleh sesuatu yang penting yang disimbolkan dengan air" +enyimpulan ini! ,ukup tepat"
4arena air merupakan unsur penting dalam keahidupan" 1rgensi unsur air ini! ditegaskan oleh Allah!
dalm &irman-#ya2
2

5, 2

6 3 7

Artinya2)an kami 'adikan segala sesuatu dari air"(Q" an-#isa28:)


+engertian maqasid al-shariBah se,ara bahasa adalah maksud dan tu'uan disyariatkan aturan atau
hukum dalam Islam berdasarkan al-Quran dan unnah yang bertu'uan untuk kebahagiaan umat manusia
di dunia dan ahirat" <egitu mudah dan sederhanaya pengertian maqasid al-shariBah se,ara istilah
dikalangan ulama ushul al-&iqh yang tegas dan rin,i" ?anya sa'a disisni! setidaknya dapat di kemukakan
ulama ushul &iqh tentang maqasid al-shariBah tersebut"
Menurut Al-hatibi sebagaimana dikutib Asa&ri 9aya <akti bah(a2 sesungguhnya syariah itu
bertu'uan me(u'udkan kemaslahatan manusia didunia dan di akhirat" )alam ungkapan yang lain
dikatakan oleh al-yatibi bah(a2 hukum-hukum disyariatkan untuk kemaslahtan hamba"
)ari pernyataan al-hatibi diatas dapat disimpukan bah(a semua ke(a'iban (takli&) di,iptakan
dalam rangka merealisasikan kemaslahatan hamba" -ak satupun hukum Allah yang tidak mempunyai
tu'uan" ?ukum yang tidak mempunyai tu'uan! sama dengan sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan" uatu
hal yang tidak mungkin ter'adi pada hukum-hukum -uhan"
+andangan Al-hatib diperkuat oleh Muhammad Abu 5ahra yang menyatakan bah(a tu'uan
hakiki hukum Islam adalah kemaslahatan manusia dan tidak satupun hukum yang disyariatkan baik
dalam al-Quran dan al-unnah melainkan didalamnya terdapat kemaslahatan" )engan kata lain maqasid
al-shariBah 'uga dapat berarti makna-makna serta tu'uan-tu'uan yang hendak di,apai oleh syara pada
seluruh hukum-hukumnya" Menurut banyak ayat al-Quran mengandung dan mensyariatkan untuk
memelihara tu'uan-tu'uan shara ini" eluruhnya men'elaskan dengan tegas! bah(a tu'uan dari
pengiriman #abi dan %asul serta penurunan shariBah adalah sebagai petun'uk hamba yang men'adikan
kebaikan bagi mereka dan untuk melaksanakan beban takli& yang di(a'ibkan bagi mereka"
$ahbah al-5uhaili dengan redaksi lain mengungkapkan bah(a! tu'uan maqasid al-shariBah adalah
untuk me(u'udkan kemaslahatan manusia ,epat atau lambat! dalam bentuk menimbulkan man&aat
manusia atau menolak kemadharatan dan kerusakan bagi mereka sbagaimana dalam rangka mengikuti
tu'uan hukum dan alasan penetapannya"
+erhatian dan pemahaman para ulama tentang maqasid al-shariBah lebih banyak ter,urahkan
kepada konteks manusia sebagai indiDidu! sedangkan konteks manusia sebagai kelompok tidak banyak
mendapatkan perhatian" ?al ini 'uga berarti bah(a persoalan sosial kemasyarakatan hanya mendapatkan
sedikit perhatian 'ika dibandingkan dengan perhatian ulama ushul terdapat konteks manusia sebagai
indiDidu"
+ersoalan ini sebenarnya bera(al dari suatu kenyataan bah(a masyarakat pada dasarnya tidak
lebih dari sekedar indiDidu-indiDidu yang berkelompok" ebab indiDidu adalah salah satu unsur
masyarakat dan berkumpulnya unsur-usur indiDidu dalam suatu tempat berarti terbentuknya suatu
masyarakat yang bersosial" ehingga persoalan yang dihadapi oleh indiDiu-indiDidu masyarakat itu
sendiri" Eleh karena itu ka'ian Maqasid al-shariBah dalam konteks manusia sebagai indiDidu pada
hakikatnya 'uga dalam konteks manusia sebagai suatu masyarakat yang berkelompok"
Maqasid al-shariBah mengandung empat aspek! yaitu pertama! tu'uan amal disyariatkan adalah
kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat! ini berkaitan dengan muatan dan hakikat Maqasid al-shariBah"
4edua! shariBah adalah sesuatu yang harus dipahami dan ini berkaitan dengan dimensi bahasa agar
shariBah bisa dipahami sehingga dapat di,apai kemaslahtan yang dikandungnya" 4etiga! shariBah suatu
hukum takli& yang harus dilakukan" 4eempat! tu'uan shariBah adalah memba(a manusia ke ba(ah
naungan hukum dari air berkaitan dengan kepatuhan manusia sebagai mukalla&" )alm istilah lain yang
lebih tegas lagi bah(a aspek tu'uan shariBah berupaya membebaskan manusia dari kekangan ha(a na&su"
elain keempat aspek diatas! seperti yang sering disinggung pada keterangan sebelumnya! bah(a
Maqasid al-shariBah men,akup lima prinsip yait2 hi&d* al-din! hi&d* al-na&s! hi&d* al-0aql! hi&d* al-nasl!
hi&d* al-m/l"
1ntuk memperoleh gambaran yang utuh tentang Maqasid al-shariBah ini! berikut akan di'elaskan
kelima pokok kemaslahatan yakni agama! 'i(a! akal! keturunan dan harta! berdasarkan tingkat
kepentingan atau kebutuhan masing-masing! yaitu 2
1. Men'aga Agama (?i&d* al-)in)
Memelihara agama! berdasarkan kepentingannya! dapat dibedakan men'adi tingkatan2
a) Memeihara agama dalam tingkatan daruri! yaitu memelihara dan melaksanakan ke(a'iban
keagamaan yang termasuk tingkatan primer! seperti melaksanakan sholat lima (aktu" 9ika
ke(a'iban sholat ini diabaikan maka eksistensi agama akan teran,am"
b) Memelihara agama dalam tingkatan ha'iyyah! melaksanakan ketentuan agama! dengan
maksud menghindarkan kesulitan! seperti penyariatan sholat 'amak dan qasar bagi orang yang
sedang bepergian" 9ika ketentuan ini tidak dilaksanakan maka tidak akan mengan,am
eksistensi agama! melainkan hanya akan mempersulit orang yang akan melaksanakannya"
c) Memelihara agama dalam tingkatan tahsiniyah! yaitu mengikuti petun'uk agama guna
men'un'ung tinggi martabat manusia sekaligus menyempurnakan pelaksanaan ke(a'iban
-uhan" Misalnya! menutup aurat! membersihkan badan! pakaian dan tempat tinggal"
+elaksanaan ketentuan ini erat kaitannya dengan akhlak mulia" 9ika ia tidak dilakukan! karena
tidak memungkinkan! maka tidak akan mengan,am eksistensi agama dan tidak akan
mempersulit orang yang melakukannya"
2. Men'aga 'i(a (?i&d* al-na&s)
Memelihara 'i(a berdasarkan kepentingannya! dapat dibedakan men'adi 8 tingkatan2
a) Memelihara 'i(a dalam tingkatan daruri! seperti pensyariatan ke(a'iban memenuhi kebutuhan
pokok berupa makanan untuk mempertahankan hidup" 9ika kebutuhan pokok itu diabaikan
maka berakibat akan teran,amnya eksistensi 'i(a manusia"
b) Memelihara 'i(a dalam tingkatan ha'iyyah! seperti diperbolehkan berburu dan menikmati
makanan yang halal dan bergi*i! 'ika ketentuan ini diabaikan maka tidak akan mengan,am
eksistensi manusia! melainkan hanya akan mempersulit hidupnya"
c) Memelihara 'i(a dalam tingkatan tahsiniyah! seperti disyariatkannya tata,ara makan dan
minum" 4etentuan ini hanya berhubungan dengan etika atau kesopanan" 9ika diabaikahn maka
ia tidak akan mengan,am eksistensi kehidupan manusia! ataupun mempersulit kehidupan
seseorang"
3. Men'aga akal (?i&d* al-0aql)
Memelihara akal! dilihat dari kepentingannya! dapat dibedakan men'adi tiga tingkatan2
a) Memelihara akal dalam tingkatan daruri! seperti dilarang mengkonsumsi minuman yang
memabukkan (minuman keras)" 9ika ketentuan ini tidak diindahkan maka akan berakibat
teran,amnya eksistensi akal"
b) Memelihara akal dalam tingkatan ha'iyyah! seperti an'uran menuntut ilmu pengetahuan"
ekiranya aktiDitas ini tidak dilakukan maka tidak akan merusak akal! namun akan
mempersulit dri seseorang! terutama dalam kaitannya pengembangan ilmu pengetahuan"
c) Memelihara akal dalam tingkatan tahsiniyah! seperti menghindarkan diri dari menghayal atau
mendengarkan sesuatu yang tidak berguna" ?al in hanya berkaitan dengan etika! tidak akan
mengan,am eksistensi akal se,ara langsung"
4. Memelihara keturunan (?i&* al-nasl)
Memelihara keturunan! ditin'au dari tingkat kebutuhannya! dapat dibedakan men'adi tiga peringkat2
a) Memelihara keturunan dalam tingkat daruri! seperti pensyariatan hukum perka(inan dan
larangan melakukan per*inahan" Apabila ketentuan ini diabaikan maka eksistensi keturunan
akan teran,am"
b) Memelihara keturunan dalam tingkat ha'iyyah! seperti ditentukan meyebutkan bagi suami saat
akad nikah dan diberikan hak talak kepadanya" 9ika mahar tidak disebutkan pada (aktu akad!
maka suami akan mengalami kesulitan! karena ia akan membayar mahar miil" edangkan
dalam kasus talak! suami akan mengalami kesulitan! 'ika ia tidak menggunakan hak talaknya!
padahal situasi dan kondisi rumah tangga tidak harmonis lagi"
c) Memelihara keturunan dalam tingkat tahsCniyah! seperti disyariatkan khitbah atau (alimah
dalam perka(inan" Apabila ini dilakukan dalam menyempurnakan kegiatan perka(inan" 9ika
ia diabaikan tidak akan merusak eksistensi keturunan! dan tidak akan mempersulit orang
melakukan perka(inan! ia hanya berkaitan dengan etika atau martabat seseorang"
5. Me'aga harta (?i&d* al-m/l)
)ilihat dari segi kepentingannya! memelihara harta dapat dibedakan men'adi tiga tingkatan! yaitu2
a) Memelihara harta dalam tingkatan daruri! pensyariatan kepemilikan harta dan larangan
mengambil harta orang lain dengan ,ara ilegal" Apabila aturan itu dilanggar maka akan
berakibat teran,amya eksistensi harta"
b) Memelihara harta dalam tingkatan ha'iyah! seperti disyariakannya 'ual beli dengan ,ara
salam" Apabila ,ara ini tidak dipakai maka tidak akan mengan,am eksistensi harta! melainkan
akan mempersulit seseorang yang memerlukan modal"
c) Memelihar harta dalam tingkatan tahsiniyah! seperti adanya ketentuan agar menghindarkan
diri dari penipuan" 4arena hal itu berkaitan dengan moral dan etika dalam muamalah atau
etika bisnis" ?al ini 'uga akan berpengaruh kepada keabsahan 'ual beli tersebut! sebab pada
tingkatan ketiga ini 'uga merupakan syarat adanya tingkatan kedua dan pertama"
Daftar Pustaka
&bu $azid*+ Nalar Dan Wahyu+ )akarta! ,rlangga+ -../
0ahbah al12uhaili+ %shul al1Fiqh al1Islami* 3airut! 4ar al Fikr+ t*t*
&bdul 0ahab 5holaf+ Ilmu %shul Fiqh+terj* Masdar Helmi* 3andung! 6ema "isalah 7ress+ 899:
$usuf #ardhawi+ Membumikan 'h;ri(at Islam+ terj* &de nurdin dan riswa* 3andung! Mizan 7ustaka+
-..<*
Muhammad &bu 2ahra+ ushul al1fiqh* =airo! 4;r al1Fikr al1>&r;bi+ 89?/*
&safri )aya 3akri+ konsep maqosid sya memenurut al1'yatibi* )akarta! "aja 6rafindo+ 899:*

Anda mungkin juga menyukai