Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
Data dari Reproductive Health Library menyatakan terdapat 180 sampai 200 juta
kehamilan setiap tahun. Dari angka tersebut terjadi 585.000 kematian maternal akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebab kematian tersebut adalah perdarahan 24,8%,
ineksi dan sepsis 14,!%, hipertensi dan preeklampsi"eklampsi 12,!%, persalinan ma#et
$distosia% &,!%, abortus 12,!%, dan sebab langsung yang lain ',!%.
1
Sectio caesarea di (merika Serikat dilaporkan meningkat setiap tahunnya, )ada tahun
2002 terdapat 2',& % sectio caesarea dari seluruh proses kelahiran. Dari angka tersebut,
1!,1% merupakan sectio caesarea primer. Di *ndonesia sendiri se#ara umum jumlah
persalinan #aesar di rumah sakit )emerintah adalah sekitar 20+25% dari total persalinan,
sedangkan di rumah sakit s,asta jumlahnya sangat tinggi yaitu sekitar -0+80% dari total
persalinan. .aporan (meri#an /ollege o 0bstreti#ian and 1ynae#ologist $(/01%
menyatakan bah,a sectio caesarea primer terbanyak pada primigra2ida dengan etus
tunggal, presentasi 2erte3, tanpa komplikasi. *ndikasi primigra2ida tersebut untuk section
caesarea adalah presentasi bokong, preeklampsi, distosia, etal distress, dan elekti. Distosia
merupakan indikasi terbanyak untuk sectio caesarea pada primigra2ida sebesar &&,'%.
2
Distosia adalah persalinan yang abnormal atau sulit dan ditandai dengan terlalu
lambatnya kemajuan persalinan. 4elainan persalinan ini menurut (/01 dibagi menjadi -
yaitu kelainan kekuatan $po,er%, kelainan janin $passenger%, dan kelainan jalan lahir
$passage%. )anggul sempit $pel2i# #onta#tion% merupakan salah satu kelainan jalan lahir yang
akan menghambat kemajuan persalinan karena ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin
dengan panggul ibu yang biasa disebut dengan disproporsi sealopel2ik.
-
5erikut akan saya laporkan kasus persalinan dengan section caesarea atas indikasi
disproporsi sealopel2ik di 6S)(D 1atot Soebroto. Dari kasus ini dapat kita perhatikan
apakah penanganan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan literature dan perosedur yang
ada. Dengan begitu, saya berharap dapat memahami penatalaksanaan dan pen#egahan
komplikasi yang tepat sehingga dapat menurunkan mortalitas dan morbiditas janin dan
ibunya.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
7o./8 9 -&+14+&1
:anggal 8asuk 9 1! 7o2ember 2010
1. ISTRI
7ama 9 7y. ;
<mur 9 -- tahun
)endidikan 9 8:s
)ekerjaan 9 *bu rumah tangga
)angkat 9 +
Suku 9 =a,a
(gama 9 *slam
1olongan darah 9 0
(lamat 9 =l. Selayar 6: 04" 04 /ijantung
2. SUAMI
7ama 9 :n. )
<mur 9 -8 tahun
)endidikan 9 S8(
)ekerjaan 9 :7*
)angkat 9 Sertu
Suku 9 =a,a
(gama 9 *slam
1olongan darah 9 0
(lamat 9 =l. Selayar 6: 04" 04 /ijantung
B. DATA DASAR
Dilakukan autoanamnesa pada pasien pada tanggal 1! 7o2ember 2010,pukul 01.55 >*5.
Keluhan Utama:
+ 8ules+mules sejak jam 22.00
2
Keluhan Tambahan: +
Ria!at "en!a#it $e#a%an&:
+ )asien datang ke 6S)(D dengan keluhan mules+mules sejak 4 jam sebelum masuk
rumah sakit.
+ 4eluar air+air $+%
+ 4eluar darah lendir $+%
+ 5atuk $+%, pilek $+%, demam $+%
+ ?)?:9 1! @ebruari 2010, :)9 2& 7o2ember 2010
+ ?amil -! minggu
Pe%an&ai "a$ien:
+ )asien kooperati
Ria!at men$t%ua$i :
+ 8enar#he usia 1- tahun, siklus menstruasi teratur, lama haid ' hari, ganti pembalut
-3"hari, dismenore $A%.
Ria!at "e%ni#ahan :
+ 8enikah 1 kali, saat istri berusia 20 tahun dan suami berusia 25 tahun.
Ria!at KB: '
Ria!at Ob$tet%i:
1. .aki+laki, -&00 gram, partus spontan
2. )erempuan, 2'00 gram, partus spontan
-. )erempuan, -100 gram, partus spontan
4. ?amil ini
Ria!at "en!a#it (ahulu:
+ ?ipertensi $+%, D8 $+%, =antung $+%, (sma $+%, :5/ $+%, alergi $+%, 6i,ayat operasi $+%
Ria!at "en!a#it #elua%&a:
-
+ D8 $+%, =antung $+%, (sma $+%
+ ?ipertensi $A%9 ibu pasien
)atatan "entin& $elama a$uhan antenatal :
+ (7/ rutin setiap bulan. 1 bulan terakhir (7/ di 6S)(D, sebelumnya di #ijantung.

). PEMERIKSAAN *ISIK
1. Status generalis
4eadaan umum 9 5aik
4esadaran 9 #ompos mentis
:ekanan darah 9 120"80 mm?g
7adi 9 80 3"menit, teratur
Suhu 9 -&
o
/
)ernaasan 9 20 3"menit, teratur
:inggi badan 9 155 #m
5erat badan 9 11' 4g
8ata 9 4onjungti2a anemis +"+ ,sklera ikterik +"+
)aru 9 suara naas 2esikuler, 6honki +"+, >heeBing +"+
=antung 9 5= *+** reguler, murmur $+%, gallop $+%
(bdomen 9 8embun#it C kehamilan
Dkstremitas 9 (kral hangat, edema $+%
2. Status obstetri"gynekologi
a. Peme%i#$aan lua%
o :@< 9 -' #m
o .etak janin 9 presentasi kepala, punggung kanan
o )enurunan kepala 9 4"5
o ?is 9 $A%, ireguler
o D== 9 1-8 dpm
o *nspeksi 9 Eul2a"<retra tenang, perdarahan $+%
b. In$"e#ul+ 9 portio li#in, li2id, ostium uteri eksternum
pembukaan 1 #m, luor $+%, lu3us $+%.
4
,. Peme%i#$aan (alam 9 portio kenyal, posterior, ostium uteri eksternum
pembukaan 1 #m, ketuban $A%, kepala ?odge *

(. Pel-imet%i #lini#:
o )romontorium tidak dapat dinilai
o .inea inominata 1"-+ 1"-
o Dinding samping lurus
o Distansia interspinarum F !,5 #m
o Spina tajam
o Sakrum konka
o (rkus pubis F !0
o
*mbang etopel2ik baik
4esan panggul9 normal + sedang
D. PEMERIKSAAN PENUN.AN/
a. <S1
:ampak janin presentasi kepala, tunggal, hidup
D== 9 1-8 dpm
5)D9 !' mm
@. 9 '5 mm
(/ 9 --5 mm
*/( 9 5
:5= 9 -50' gram
b. /:1
@rekuensi dasar 1-8 dpm
Eariabilitas9 5+20 dpm
(kselerasi $A%
Deselerasi $+%
?is $+%
1erak janin $A%
4esan9 reassuring
#. .aboratorium
Hemat+l+&i T&l 10'11'2111 10'11'2111 Nilai %u2u#an
5
314.526 314.716
?emoglobin 12,2 g"dl 12,8 g"dl 12+1& g"dl
?ematokrit -'% -!% -'% + 4'%
Dritrosit 4,1 jt"u. 4,4 jt"u. 4,-+&,0 jt"ul
.eukosit 8200"u. 15100"u. 4800 G 10800"u.
:rombosit 18'000"u. 1!8000"u. 150000+400000"u.
8/E 8! l 8! l 80+!& l
8/? -0 pg 2! pg 2'+-2 pg
8/?/ -- g"dl -- g"dl -2+-& g"dl
Kimia
1DS 80 mg"dl H 140mg"dl
U%inali$a
p? &,0 4,&+8,0
5erat jenis 1.000I 1.010+1.0-0
)rotein + +
1lukosa + +
5ilirubin + +
Dritrosit 0+1+0 H 2".)5
.eukosit 2+1+2 H 5".)5
:oraks + +
4ristal + +
Dpitel A positi
.ain+lain + +
E. DIA/NOSA KER.A
+ *bu 9 1
4
)
-
(
0
?amil -! minggu belum jelas inpartu, obesitas morbid, air ketuban
berkurang
+ =anin 9 presentasi kepala, tunggal hidup, susp. /)D

*. REN)ANA PENATALAKSANAAN
Ren,ana (ia&n+$ti# :
&
+ 0bser2asi tanda 2ital, ?is, D==
+ 0bser2asi kemajuan persalinan
Ren,ana te%a"i :
+ 6en#ana terminasi kehamilan se#tio #ito hari ini $1!+11+2010% jika inpartu
+ =ika belum inpartu, kontrol poliklinik, ren#anakan S/ elekti
+ 7ilai ulang kemajuan persalinan & jam lagi.
Ren,ana "en(i(i#an :
+ Ddukasi pada pasien dan keluarga tentang ren#ana di atas
/. PRO/NOSIS
*bu 9 Dubia
=anin 9 Dubia
H. )ATATAN KEMA.UAN
Tan&&al (an 2am
"eme%i#$aan
Temuan #lini$ (an "enatala#$anaan
1!+11+2010
0'.00
S: 8ules+mules $A%, gerak janin akti
O:
+ 4eadaan umum9 baik, #ompos mentis
+ :anda Eital9
:D9 120"80 mm?g
@79 !2 3"menit
@)9 18 3"menit
S9 -&,8J /
Status 1eneralis9
+ 8ata9 4onjungti2a anemis +"+ ,sklera ikterik +"+
+ )aru9 suara naas 2esikuler, 6honki +"+, >heeBing +"+
+ =antung9 5= *+** reguler, murmur $+%, gallop $+%
+ (bdomen9 8embun#it C kehamilan
+ Dkstremitas9 (kral hangat, edema $+%
Status 0bstetri9
+ ?is 1+2 3"10 menit
+ D==9 140 dpm
'
+ *nspeksi9 E"< tenang, perdarahan $+%
+ E: 9 portio kenyal, a3ial, pembukaan 1 #m, ketuban
$A%, kepala ?odge *
A: 1
4
)
-
(
0
?
-!
=anin )resentasi 4epala :unggal ?idup, air
ketuban berkurang, )4 * laten, susp. /)D, obesitas morbid
P: 6en#ana terminasi kehamilan per abdominam
1!+11+2010
0!.-0+11.-0
5erlangsung S/:)) A :)
.ahir bayi K --00 gram (S 8"!
(ir ketuban habis
*nstruksi )ost 0p9
+ 0bser2asi tanda 2ital, perdarahan per2aginam, dan
kontraksi per jam
+ :ransamin -31000 mg *<
+ *E@D oksitosin 20 *<" 500 // 6."8 jam s"d 24 jam
post op
+ (ntibiotik /etria3one 432 gram *E
+ )roenid -3 supp
+ @/ pertahankan s"d 24 jam post op
+ 8obilisasi bertahap
+ 1E hari ke+-
+ 5ila besok diberikan antibiotik, beri double9
C #eadro3il -31 #aps
C metronidaBol -3500 mg tab
+ (nalgetik9 :ramadol -31 #aps
+ ?yginene E"< dan luka operasi
20+11+2010
0'.00
S: nyeri perut, perdarahan $+%
O:
+ 4eadaan umum9 baik, #ompos mentis
+ :anda Eital9
:D9 120"'0 mm?g
8
@79 84 3"menit
@)9 18 3"menit
S9 -&,2J /
Status 1eneralis9
+ 8ata9 4onjungti2a anemis +"+ ,sklera ikterik +"+
+ )aru9 suara naas 2esikuler, 6honki +"+, >heeBing +"+
+ =antung9 5= *+** reguler, murmur $+%, gallop $+%
+ (bdomen9 supel, 5< $A%
+ Dkstremitas9 (kral hangat, edema $+%
Status 0bstetri9
+ *nspeksi9 E"< tenang, perdarahan $+%, luka operasi
tertutup kassa, kering
+ :@< 2 jari di ba,ah pusat, kontraksi baik
A: 7?
1
)
4
)ost S/A:) a"i susp. /)D, air ketuban berkurang
P:
Ren,ana Dia&n+$ti#: obser2asi tanda 2ital, perdarahan,
kontraksi
Ren,ana te%a"i:
+ /eadro3il -3500 mg
+ 8etronidaBol -3500 mg
+ :ramadol -31 #aps
+ ?ygiene luka post op
+ 8obilisasi bertahap
+ Diet :4:)
21+11+2010
0'.00
S: nyeri perut, perdarahan $+%
O:
+ 4eadaan umum9 baik, #ompos mentis
+ :anda Eital9
:D9 120"80 mm?g
@79 &5 3"menit
@)9 20 3"menit
S9 -&,5J /
!
Status 1eneralis9
+ 8ata9 4onjungti2a anemis +"+ ,sklera ikterik +"+
+ )aru9 suara naas 2esikuler, 6honki +"+, >heeBing +"+
+ =antung9 5= *+** reguler, murmur $+%, gallop $+%
+ (bdomen9 supel, 5< $A%
+ Dkstremitas9 (kral hangat, edema $+%
Status 0bstetri9
+ *nspeksi9 E"< tenang, perdarahan $+%, luka operasi
tertutup kassa, kering
+ :@< 2 jari di ba,ah pusat, kontraksi baik
A: 7?
2
)
4
)ost S/A:) a"i susp. /)D, air ketuban berkurang
P:
Ren,ana Dia&n+$ti#: obser2asi tanda 2ital, perdarahan,
kontraksi
Ren,ana te%a"i:
+ 8obilisasi akti
+ Diet :4:)
+ ?ygiene E"< dan luka post op
+ 8oti2asi (S*
+ /eadro3il 23500 mg
+ 8etronidaBol -3500 mg
+ :ramadol -31 #aps
22+11+2010
0&.-0
S: pusing, nyeri pinggang, perdarahan $+%
O:
+ 4eadaan umum9 baik, #ompos mentis
+ :anda Eital9
:D9 110"80 mm?g
@79 80 3"menit
@)9 21 3"menit
S9 -&,5J /
Status 1eneralis9
10
+ 8ata9 4onjungti2a anemis +"+ ,sklera ikterik +"+
+ )aru9 suara naas 2esikuler, 6honki +"+, >heeBing +"+
+ =antung9 5= *+** reguler, murmur $+%, gallop $+%
+ (bdomen9 supel, 5< $A%
+ Dkstremitas9 (kral hangat, edema $+%
Status 0bstetri9
+ *nspeksi9 E"< tenang, perdarahan $+%, lo#hia $A%
+ 1E9 luka agak basah, pus $+%
+ :@< 1 jari di ba,ah pusat, kontraksi baik
A: 7?
-
)
4
)ost S/A:) a"i susp. /)D, air ketuban berkurang
?ipoalbumin
P:
Ren,ana Dia&n+$ti#: obser2asi tanda 2ital, perdarahan,
kontraksi
Ren,ana te%a"i:
+ 8obilisasi akti
+ Diet :4:)
+ ?ygiene E"< dan luka post op
+ 8oti2asi (S*
+ /eadro3il 23500 mg
+ 8etronidaBol -3500 mg
+ (sam meenamat -3500 mg
+ Eitamin / 23500 mg
5oleh pulang
11
BAB III
TIN.AUAN PUSTAKA
Di$"%+"+%$i Se8al+"el-i#
a. Deinisi
Disproporsi sealopel2ik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian
antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui 2agina.
Disproporsi sealopel2ik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun
kombinasi keduanya.
-
b. (natomi dan jenis panggul
)anggul menurut morologinya dibagi menjadi 4 jenis pokok, yaitu9
12
1. )anggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter
trans2ersa yang lebih panjang sedikit daripada diameter anteroposterior dan dengan
panggul tengah serta pintu ba,ah panggul yang #ukup luas
2. )anggul anthropoid dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada
diameter trans2ersa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit.
-. )anggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga
berhubungan dengan penyempitan ke depan, dengan spina iskiadika menonjol ke
dalam dan dengan arkus pubis menyempit.
4. )anggul platipeloid dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek daripada
diameter trans2ersa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang luas.
4
#. )anggul sempit
)anggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran
per2aginam pada janin dengan berat badan yang normal. <kuran panggul dapat menjadi
lebih ke#il karena pengaruh giBi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan
kesulitan pada persalinan per2aginam. )anggul sempit yang penting pada obstetri# bukan
sempit se#ara anatomis namun panggul sempit se#ara ungsional artinya perbandingan
antara kepala dan panggul. Selain panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari
normal, juga terdapat panggul sempit lainnya. )anggul ini digolongkan menjadi empat,
yaitu9
1. 4elainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine9 panggul 7aegele, panggul
6obert, split pel2is, panggul asimilasi.
2. 4elainan karena kelainan tulang dan" sendi9 rakitis, osteomalasia, neoplasma, raktur,
atroi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.
-. 4elainan panggul karena kelainan tulang belakang9 kiosis, skoliosis,
spondilolistesis.
4. 4elainan panggul karena kelainan pada kaki9 koksitis, luksasio koksa, atroi atau
kelumpuhan satu kaki.
4
Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat
menyebabkan distosia saat persalinan. )enyempitan dapat terjadi pada pintu atas
panggul, pintu tengah panggul, pintu ba,ah panggul, atau panggul yang menyempit
seluruhnya.
-
a% )enyempitan pintu atas panggul
1-
)intu atas panggul dianggap sempit apabila diameter anterioposterior
terpendeknya $konjugata 2era% kurang dari 10 #m atau apabila diameter trans2ersal
terbesarnya kurang dari 12 #m.
-

Diameter anteroposterior pintu atas panggul sering diperkirakan dengan
mengukur konjugata diagonal se#ara manual yang biasanya lebih panjang 1,5 #m.
Dengan demikian, penyempitan pintu atas panggul biasanya dideinisikan sebagai
konjugata diagonal yang kurang dari 11,5 #m. 8engert $1!48% dan 4altreider $1!52%
membuktikan bah,a kesulitan persalinan meningkat pada diameter anteroposterior
kurang dari 10 #m atau diameter trans2ersal kurang dari 12 #m. Distosia akan lebih
berat pada kesempitan kedua diameter dibandingkan sempit hanya pada salah satu
diameter.
-
Diameter biparietal janin berukuran !,5+!,8 #m, sehingga sangat sulit bagi
janin bila mele,ati pintu atas panggul dengan diameter anteroposterior kurang dari 10
#m. >anita dengan tubuh ke#il kemungkinan memiliki ukuran panggul yang ke#il,
namun juga memiliki kemungkinan janin ke#il. Dari penelitian :homs pada -&2
nullipara diperoleh rerata berat badan anak lebih rendah $280 gram% pada ,anita
dengan panggul sempit dibandingkan ,anita dengan panggul sedang atau luas.
-
)ada panggul sempit ada kemungkinan kepala tertahan oleh pintu atas panggul,
sehingga gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus se#ara langsung menekan
bagian selaput ketuban yang menutupi ser2iks. (kibatnya ketuban dapat pe#ah pada
pembukaan ke#il dan terdapat resiko prolapsus unikuli. Setelah selaput ketuban
pe#ah, tidak terdapat tekanan kepala terhadap ser2iks dan segmen ba,ah rahim
sehingga kontraksi menjadi ineekti dan pembukaan berjalan lambat atau tidak sama
sekali. =adi, pembukaan yang berlangsung lambat dapat menjadi prognosa buruk pada
,anita dengan pintu atas panggul sempit.
-,4
)ada nulipara normal aterm, bagian terba,ah janin biasanya sudah masuk
dalam rongga panggul sebelum persalinan. (danya penyempitan pintu atas panggul
menyebabkan kepala janin megapung bebas di atas pintu panggul sehingga dapat
menyebabkan presentasi janin berubah. )ada ,anita dengan panggul sempit terdapat
presentasi ,ajah dan bahu tiga kali lebih sering dan prolaps tali pusat empat sampai
enam kali lebih sering dibandingkan ,anita dengan panggul normal atau luas.
-
b% )enyempitan panggul tengah
Dengan sa#rum melengkung sempurna, dinding+dinding panggul tidak
berkon2ergensi, oramen is#iadikum #ukup luas, dan spina is#iadika tidak menonjol
14
ke dalam, dapat diharapkan bah,a panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan
bagi le,atnya kepala janin. )enyempitan pintu tengah panggul lebih sering
dibandingkan pintu atas panggul.?al ini menyebabkan terhentunya kepala janin pada
bidang trans2ersal sehingga perlu tindakan or#eps tengah atau seksio sesarea.
-,4
)enyempitan pintu tengah panggul belum dapat dideinisikan se#ara pasti seperti
penyempitan pada pintu atas panggul. 4emungkinan penyempitan pintu tengah
panggul apabila diameter interspinarum ditambah diameter sagitalis posterior panggul
tangah adalah 1-,5 #m atau kurang.
-
<kuran terpenting yang hanya dapat ditetapkan
se#ara pasti dengan pel2imetri roentgenologik ialah distansia interspinarum. (pabila
ukuran ini kurang dari !,5 #m, perlu di,aspadai kemungkinan kesukaran persalinan
apalagi bila diikuti dengan ukuran diameter sagitalis posterior pendek.
4
#% )enyempitan )intu 5a,ah )anggul
)intu ba,ah panggul bukan suatu bidang datar melainkan dua segitiga dengan
diameter intertuberosum sebagai dasar keduanya. )enyempitan pintu ba,ah panggul
terjadi bila diameter distantia intertuberosum berjarak 8 #m atau kurang. )enyempitan
pintu ba,ah panggul biasanya disertai oleh penyempitan pintu tengah panggul.
Disproporsi kepala janin dengan pintu ba,ah panggul tidak terlalu besar dalam
menimbulkan distosia berat. ?al ini berperan penting dalam menimbulkan robekan
perineum. ?al ini disebabkan arkus pubis yang sempit, kurang dari !0J sehingga
oksiput tidak dapat keluar tepat di ba,ah simisis pubis, melainkan menuju ramus
iskiopubik sehingga perineum teregang dan mudah terjadi robekan.
-
d. Pe%#i%aan Ka"a$ita$ Pan&&ul Sem"it
)erkiraan panggul sempit dapat diperoleh dari pemeriksaan umum dan
anamnesa. 8isalnya pada tuber#ulosis 2ertebra, poliomyelitis, kiosis.
4

)ada ,anita dengan tinggi badan yang kurang dari normal ada kemungkinan
memiliki kapasitas panggul sempit, namun bukan berarti seorang ,anita dengan tinggi
badan yang normal tidak dapat memiliki panggul sempit. Dari anamnesa persalinan
terdahulu juga dapat diperkirakan kapasitas panggul. (pabila pada persalinan terdahulu
berjalan lan#ar dengan bayi berat badan normal, kemungkinan panggul sempit adalah
ke#il.
4
15
)engukuran panggul $pel2imetri% merupakan salah satu #ara untuk memperoleh
keterangan tentang keadaan panggul. 8elalui pel2imetri dalam dengan tangan dapat
diperoleh ukuran kasar pintu atas dan tengah panggul serta memberi gambaran jelas
pintu ba,ah panggul. (dapun pel2imetri luar tidak memiliki banyak arti.
4
)el2imetri radiologis dapat memberi gambaran yang jelas dan mempunyai
tingkat ketelitian yang tidak dapat di#apai se#ara klinis. )emeriksaan ini dapat
memberikan pengukuran yang tepat dua diameter penting yang tidak mungkin
didapatkan dengan pemeriksaan klinis yaitu diameter trans2ersal pintu atas dan
diameter antar spina iskhiadika.
5
:etapi pemeriksaan ini memiliki bahaya pajanan
radiasi terutama bagi janin sehingga jarang dilakukan.
4
)el2imetri dengan /: s#an
dapat mengurangi pajanan radiasi, tingkat keakuratan lebih baik dibandingkan
radiologis, lebih mudah, namun biayanya mahal Selain itu juga dapat dilakukan
pemeriksaan dengan 86* dengan keuntungan antara lain tidak ada radiasi, pengukuran
panggul akurat, pen#itraan janin yang lengkap. )emeriksaan ini jarang dilakukan
karena biaya yang mahal.
-

)ada kehamilan yang aterm dengan presentasi kepala dapat dilakukan
pemeriksaan dengan metode 0sborn dan metode 8uller 8unro 4err. )ada metode
0sborn, satu tangan menekan kepala janin dari atas kearah rongga panggul dan tangan
yang lain diletakkan pada kepala untuk menentukan apakah kepala menonjol di atas
simisis atau tidak. 8etode 8uller 8unro 4err dilakukan dengan satu tangan
memegang kepala janin dan menekan kepala ke arah rongga panggul, sedang dua jari
tangan yang lain masuk ke 2agina untuk menentukan seberapa jauh kepala mengikuti
tekanan tersebut dan ibu jari yang masuk ke 2agina memeriksa dari luar hubungan
antara kepala dan simisis.
4
e. .anin !an& be$a%
7ormal berat neonatus pada umumnya 4000gram dan jarang ada yang melebihi
5000gram. 5erat badan neonatus lebih dari 4000gram dinamakan bayi besar. @rekuensi
berat badan lahir lebih dari 4000gram adalah 5,-%, dan berat badan lahir yang melihi
4500gram adalah 0,4%.
4

5iasanya untuk berat janin 4000+5000 gram pada panggul normal tidak terdapat
kesulitan dalam proses melahirkan. @a#tor keturunan memegang peranan penting
1&
sehingga dapat terjadi bayi besar. =anin besar biasanya juga dapat dijumpai pada ibu
yang mengalami diabetes mellitus, postmaturitas, dan pada grande multipara. Selain
itu, yang dapat menyebabkan bayi besar adalah ibu hamil yang makan banyak, hal
tersebut masih diragukan.
4
<ntuk menentukan besarnya janin se#ara klinis bukanlah merupakan suatu hal
yang mudah. 4adang+kadang bayi besar baru dapat kita ketahui apabila selama proses
melahirkan tidak terdapat kemajuan sama sekali pada proses persalinan normal dan
biasanya disertai oleh keadaan his yang tidak kuat. <ntuk kasus seperti ini sangat
dibutuhkan pemeriksaan yang teliti untuk mengetahui apakah terjadi sealopel2ik
disproporsi. Selain itu, penggunaan alat ultrasoni# juga dapat mengukur se#ara teliti
apabila terdapat bayi dengan tubuh besar dan kepala besar.
4
)ada panggul normal, biasanya tidak menimbulkan terjadinya kesulitan dalam
proses melahirkan janin yang beratnya kurang dari 4500gram. 4esulitan dalam
persalinan biasanya terjadi karena kepala janin besar atau kepala keras yang biasanya
terjadi pada postmaturitas tidak dapat memasuki pntu atas panggul, atau karena bahu
yang lebar sulit melalui rongga panggul. 5ahu yang lebar selain dapat ditemukan pada
janin yang memiliki berat badan lebih juga dapat dijumpai pada anensealus. =anin
dapat meninggal selama proses persalinan dapat terjadi karena terjadinya asiksia
dikarenakan selama proses kelahiran kepala anak sudah lahir, akan tetapi karena
lebarnya bahu mengakibatkan terjadinya ma#et dalam melahirkan bagian janin yang
lain. Sedangkan penarikan kepala janin yang terlalu kuat ke ba,ah dapat
mengakibatkan terjadinya #edera pada ner2us brakhialis dan muskulus
sternokleidomastoideus.
4
. Penan&anan
a% Pe%$alinan Pe%,+baan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara kepala
janin dan panggul dapat diperkirakan bah,a persalinan dapat berlangsung per
2aginan dengan selamat dapat dilakukan persalinan per#obaan. /ara ini merupakan
tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi, termasuk moulage karena aktor
tersebut tidak dapar diketahui sebelum persalinan.
4
1'
)ersalinan per#obaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak
bisa pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya.
4etentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh lebih dari 42 mingu karena
kepala janin bertambah besar sehingga sukar terjadi moulage dan ada kemungkinan
disungsi plasenta janin yang akan menjadi penyulit persalinan per#obaan.
4
)ada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu
dapat diduga sebelumnya. (pabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah keluar
sedangkan dalam melahirkan bahu sulit, sebaiknya dilakukan episiotomy
medioateral yang #ukup luas, kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala
ditarik #uram keba,ah dengan hati+hati dan tentunya dengan kekuatan terukur. 5ila
hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran badan bayi di dalam rongga
panggul, sehingga menjadi bahu depan dimana sebelumnya merupakan bahu
belakang dan lahir diba,ah simisis. 5ila #ara tersebut masih juga belum berhasil,
penolong memasukkan tangannya kedalam 2agina, dan berusaha melahirkan janin
dengan menggerakkan dimuka dadanya. <ntuk melahirkan lengan kiri, penolong
menggunakan tangan kanannya, dan sebaliknya. 4emudian bahu depan diputar ke
diameter miring dari panggul untuk melahirkan bahu depan.
4
)ersalinan per#obaan ada dua ma#am yaitu trial o labour dan test o labour.
:rial o labour serupa dengan persalinan per#obaan di atas, sedangkan test o
labour sebenarnya adalah ase akhir dari trial o labour karena baru dimulai pada
pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam kemudian. Saat ini test o labour jarang
digunakan karena biasanya pembukaan tidak lengkap pada persalinan dengan
pangul sempit dan terdapat kematian anak yang tinggi pada #ara ini.
4eberhasilan persalinan per#obaan adalah anak dapat lahir sontan per 2aginam atau
dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik. )ersalinan per#obaan
dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu
atau anak kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap dan
ketuban pe#ah kepala tidak masuk )() dalam 2 jam meskipun his baik, serta pada
or#eps yang gagal. )ada keadaan ini dilakukan seksio sesarea.
&
b6 Se#$i+ Se$a%ea
Seksio sesarea elekti dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan
kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopel2ik yang nyata. Seksio juga dapat
18
dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi seperti
primigra2ida tua dan kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki.
4
Seksio sesarea sekunder $sesudah persalinan selama beberapa ,aktu%
dilakukan karena peralinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk
menyelesaikan persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per
2aginam belum dipenuhi.
4
,6 Sim8i$i+t+mi
:indakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan pada
simisis. :indakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
4
(6 K%ani+t+mi (an Klei(+t+mi
)ada janin yang telah mati dapat dilakukan kraniotomi atau kleidotomi.
(pabila panggul sangat sempit sehingga janin tetap tidak dapat dilahirkan, maka
dilakukan seksio sesarea.
4
1!
BAB I9
ANALISA KASUS
5erdasarkan uraian laporan kasus pada bab sebelumnya, berikut akan dibahas
diagnosis dan penanganan pada kasus ini.
1. )ada kasus ini 7y.; dengan kehamilan -! minggu datang dengan keluhan mules+mules
sejak 4 jam yang lalu, namun belum keluar air+air $ketuban belum pe#ah%, belum keluar
darah lendir, sehingga didiagnosis belum jelas in partu.
2. Dari hasil pemeriksaan <S1 didapatkan bah,a */(9 5 sehingga didiagnosa
oligohidramnion.
-. Dari pemeriksaan didiagnosa 7y.; suspe#t /)D.
/)D adalah ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin
tidak dapat keluar melalui 2agina. 5erikut akan dibahas aktor+aktor pada pasien dan
janin yang dapat menyebabkan /)D9
a. @aktor ibu
20
i. :inggi badan
:inggi ibu ini adalah 155 #m, termasuk tinggi normal ,anita di *ndonesia.
)ada ,anita dengan tinggi badan yang kurang dari normal ada kemungkinan
memiliki kapasitas panggul sempit, namun bukan berarti seorang ,anita dengan
tinggi badan yang normal tidak dapat memiliki panggul sempit.
4
Sehingga
,alaupun tinggi badan 7y.; termasuk normal, belum dapat ditentukan bah,a
7y.; tidak /)D.
ii. 4apasitas panggul
)engukuran panggul $pel2imetri% merupakan salah satu #ara untuk
memperoleh keterangan tentang keadaan panggul. 8elalui pel2imetri dalam
dengan tangan dapat diperoleh ukuran kasar pintu atas dan tengah panggul serta
memberi gambaran jelas pintu ba,ah panggul.
4
Dari pemeriksaan pel2imetri
yang telah dilakukan, didapatkan bah,a kesan panggul pasien adalah panggul
normal sedang dengan imbang etopel2ik baik. =adi dapat disimpulkan bah,a
panggul pada pasien ini bukanlah panggul sempit.
iii. 6i,ayat persalinan
Dari anamnesa persalinan terdahulu juga dapat diperkirakan kapasitas
panggul. (pabila pada persalinan terdahulu berjalan lan#ar dengan bayi berat
badan normal, kemungkinan panggul sempit adalah ke#il.
4
Dari hasil anamnesa mengenai ri,ayat obstetri didapatkan bah,a pasien
sebelumnya telah melahirkan se#ara spontan sebanyak - kali dengan berat lahir
anak pertama -&00 gram, anak kedua 2'00 gram, anak ketiga -100 gram.
5erdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan panggul pada pasien ini
kemungkinan ke#il panggul sempit karena telah - kali melahirkan se#ara
spontan dengan berat badan bayi yang normal.
b. @aktor janin
i. 5erat badan janin
)ada panggul normal, biasanya tidak menimbulkan terjadinya kesulitan
dalam proses melahirkan janin yang beratnya kurang dari 4500 gram.
4
)ada
21
kasus ini panggul pasien adalah panggul normal dan taksiran berat janin adalah
-50' gram $H 4500 gram%. 5erdasarkan kepustakaan, seharusnya pada pasien
tidak terdapat kesulitan dalam proses melahirkan.
ii. <kuran kepala janin
<kuran kepala janin juga berpengaruh terhadap kelan#aran persalinan. <kuran
diameter biparietal normal pada janin adalah !5+!8 mm.
-
Dengan diameter
biparietal janin pada kasus ini adalah !' mm, maka tidak ada a#tor kepala janin
yang dapat menyebabkan terjadinya kesulitan dalam proses persalinan.
Setelah meninjau berbagai aspek yang dapat menyebabkan disproporsi
sealopel2ik pada pasien ini, dapat disimpulkan bah,a pasien ini tidak mengalami
disproporsi sealopel2ik.
4. )ada pasien ini dilakukan tubektomi pomeroy.
)asien ini dilakukan tubektomi karena telah memiliki 4 anak dalam usia -- tahun,
dimana indikasi dilakukan tubektomi adalah9
<mur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup.
<mur -0 tahun dengan - anak hidup.
<mur -5 tahun dengan 2 anak hidup.
4
22
5(5 E
4DS*8)<.(7 D(7 S(6(7
A. KESIMPULAN
Diagnosa pasien pada kasus ini adalah belum jelas in partu,
oligohidramnion dan obesitas morbid, tanpa disproporsi sealopel2ik.
8engingat sebelumnya pasien pernah -3 partus per2aginam, mungkin
sebenarnya pada kasus ini bisa dilakukan partus per2aginam, bukan se#tio
#esarea. .alu keputusan untuk melakukan tubektomi pada pasien ini sudah
tepat, mengingat usia pasien dan jumlah anak yang sudah dimilikinya.
B. SARAN
Sebagai klinisi perlu kiranya untuk melakukan anamnesis dan berbagai
pemeriksaan yang lebih teliti agar dapat menentukan diagnosis /)D se#ara
tepat. Sehingga dapat menangani kasus /)D dengan penatalaksanaan yang
tepat juga agar dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
2-

Anda mungkin juga menyukai