Anda di halaman 1dari 11

"

Laporan Kasus Blok Elektif



KEPRIBADIAN YANG MELATAR BELAKANGI
PENGGUNAAN NARKOBA



DISUSUN OLEH :
ELGA ELASKIA
1102010087

BIDANG KEPEMINATAN :DRUG ABUSE
TUTOR : DR. YENNI ZULHAMIDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
APRIL 2014

#

KEPRIBADIAN YANG MELATAR BELAKANGI
PENGGUNAAN NARKOBA
ABSTRAK
Latar Belakang : Tingginya penyalahgunaan Napza di Indonesia merupakan masalah yang
serius terhadap bangsa. Terdapat banyak faktor yang dapat menjerumuskan
seseorang terhadap penyalahgunaan Napza. Pada laporan kasus ini
menjelaskan tentang pengaruh kepribadian sebagai faktor penyebab
terhadap penyalahgunaan NAPZA.
Presentasi Kasus : Ny.S, berusia 46 tahun adalah salah satu pengguna NAPZA yang sekarang
berada dalam fase rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Cibubur. Ny.S pertama kali menggunakan NAPZA pada tahun 2003. Lalu
Ny.S tertangkap polisi pada tahun 2013. Dan menjalani kehidupannya di
penjara selama 1 tahunan lalu menjalankan rehabilitasi di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat. Ny.S mengatakan menggunakan NAPZA karena
keinginannya sendiri agar lebih percaya diri karena kepribadiannya yang
pemalu, lebih semangat dan untuk mengurangi berat badan. Jenis narkotika
yang digunakan pertama kali adalah shabu-shabu dengan cara dihirup. Ny.S
mengaku bahwa saat pertama kali menggunakan shabu-shabu ia merasa
tidak enak, namun efeknya dia lebih percaya diri, selalu bersemangat dan
lama kelamaan berat badannya menurun.
Diskusi : Obat-obatan dan narkotika merupakan ancaman serius bagi keluarga serta
bangsa. Mereka memberikan dampak buruk bagi kesehatan dan kehidupan
sosial. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba salah satunya adalah
faktor kepribadian. Faktor kepribadian adalah faktor yang berasal dari diri
seseorang, faktor kepribadian yang dimaksud yaitu dapat berupa introvert
dan extrovert.
Kesimpulan : Faktor kepribadian sangat berpengaruh terhadap penyalahgunaan NAPZA.
Seseorang yang memiliki kepribadian tidak mempunyai rasa percaya diri,
tidak mampu mengendalikan dirinya dengan baik dan tidak dapat
menyesuaikan diri dapat mendorong individu tersebut ke dalam hal-hal
negatif seperti penyalahgunaan NAPZA.
Kata Kunci : Kepibradian, Penyalahgunaan, NAPZA

LATAR BELAKANG
Penyalahgunaan narkoba di masyarakat makin lama makin meningkat .
Banyak faktor yang berperanan dalam terjadinya penyalahgunaan NAPZA. Salah
satunya adalah faktor kepribadian. Penyalahgunaan narkoba dapat juga
mempengaruhi kepribadian seseorang. Kepribadian berkaitan erat dengan pola
penerimaan lingkungan social terhadap seseorang.
Djaali (2012) mangatakan faktor kepribadian terdiri antara dua sisi yaitu
introvert dan extrovert. Extrovert adalah kecendrungan seseorang untuk
$
mengarahkan perhatian keluar dari dirinya, sehingga segala minat, sikap,
keputusan yang diambil lebih ditentukan oleh peristiwa yang terjadi diluar
dirinya. Pada dasarnya orang- orang yang bersifat extrovert menunjukan sikap
yang lebih terbuka dan mau menerima masukan dari pihak luar, aktif, suka
berteman, dan ramah tamah. Umumnya mereka sudah senada dengan kebudayaan
dan orang-orang yang berada disekitarnya, serta berupaya untuk mengambil
keputusan sesuai dengan serasi dengan permintaan dan harapan lingkungan.
Adapun tipe introvert adalah kecendrungan seseorang untuk menarik diri dari
lingkungan sosialnya. Minat, sikap, dank eputusan yang diambil selalu didasarkan
pada perasaan, pemikiran, dan pengalaman sendiri. Pada diri individu yang
introvert umumnya memiliki sifat-sifat cenderung menarik diri, suka bekerja
sendiri, tenang, pemalu, tetapi rajin, hati-hati dalam mengambil keputusan, dan
cenderung tertutup secara sosial. Individu yang extrovert, pada umumnya
memiliki ciri-ciri suka berpandangan atau berorientasi keluar, bebas dan terbuka
secara sosial, berminat terhadap keanekaan, sigap dan tidak sabar dalam
menghadapi pekerjaan yang lamban, dan suka bekerja kelompok
Pieter (2011) mengatakan, bahwa kepribadian adalah totalitas dari ciri-ciri
seseorang yang tergambar dalamp erilakunya dan reaksinya tidak terbatas.
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam diri individu sebagai system
psikofisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan studi ini adalah: untuk
mengetahui kepribadian yang seperti apa yang dapat melatar belakangi
penyalahgunaan NAPZA dan studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga dapat digunakan sebagai
data dasar untuk melakukan studi lanjutan, dengan populasi yang lebih luas dan
dengan metode berbeda.
LAPORAN KASUS

Ny.S, berusia 46 tahun adalah salah satu pengguna NAPZA yang sekarang
berada dalam fase rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur.
%
Pendidikan terakhir Ny.S adalah Diploma mengambil jurusan public relation di
salah satu Universitas Swasta di daerah Jakarta Selatan. Pekerjaan Ny.S
wiraswasta dengan status pernah menikah. Ny.S pertama kali menggunakan
NAPZA pada tahun 2003. Lalu Ny.S tertangkap polisi pada tahun 2013. Dan
menjalani kehidupannya di penjara selama 1 tahunan lalu menjalankan rehabilitasi
di Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
Ny.S mengatakan menggunakan NAPZA karena keinginannya sendiri
agar lebih percaya diri karena mempunyai pribadi yang pemalu, lebih semangat
dan untuk mengurangi berat badan. Jenis narkotika yang digunakan pertama kali
adalah shabu-shabu dengan cara dihirup. Ny.S mengaku bahwa saat pertama kali
menggunakan shabu-shabu ia merasa tidak enak, namun efeknya dia lebih percaya
diri, selalu bersemangat dan lama kelamaan berat badannya menurun. Ny.S pun
sadar bahwa menggunakan NAPZA merupakan hal yang salah, namun karena
sudah menjadi ketergantungan Ny.S selalu mengkonsumsi barang haram tersebut.
Ny.S sekarang menyesal dan tidak mau menkonsumsi barang haram tersebut lagi.

DISKUSI
Penggunaan NAPZA merupakan pemakaian zatzat seperti narkotika,
psikotropika, alcohol dan zat adiktif lainnya. Penggunaan NAPZA di luar
daripada tujuan medis atau dalam jumlah dan administrasi yang tidak tepat
mengacup ada penyalahgunaan NAPZA. Menurut UNICEF, yang termasuk dalam
penyalahgunaan NAPZA adalah
1. Pemakaian NAPZA yang bukan untuk tujuan pengobatanatau yang
digunakan tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter
2. Digunakan secara berkali-kali atau terus-menerus
3. Sering menyebabkan ketagihan atau ketergantungan baik secara
fisik/jasmani maupun psikologis
4. Menimbulkan gangguan pada tubuh, pikiran, perasaan dan perilaku.
&
Berdasarkan DSM IV-TR penggunaan obat-obatan yang dikategorikan
penyalahgunaan NAPZA minimal mempunyai satu dari karakteristik berikut:
(a) penggunaan zat mengakibatkan kegagalan dalam memenuhi tuntutan
peran utama dalam pekerjaan, sekolah atau rumah (performance pada
kerja yang rendah ataupun buruk, dan ketidak pedulian terhadap anak
ataupun rumah tangga berkenaan dengan pemakaian obat-obatan,
selain itu ketidak hadiran, pendisiplinan bahkan pengeluaran dari
sekolah bagi yang masih bersekolah)
(b) penggunaan zat-zat secara berulang kali dalam situasi yang
membahayakan fisik (mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin
selagi dalam pengaruh NAPZA)
(c) penggunaan obat-obatan secara berulang kali yang mengakibatkan
keterlibatan dalam masalah hukum (contoh: ditahan karena tingkah
laku yang merusak akibat penyalahgunaan NAPZA)
(d) terus menerus menggunakan zat walaupun berulang kali mengalami
masalah social maupun interpersonal dan bahkan semakin memburuk.
Penyalahgunaan NAPZA dapat terjadi apabila terdapat interaksi terhadap
tiga faktor penyebab, yaitu:
(1) narkoba,
(2) individu
(3) Lingkungan.
Upaya pencegahan dapat dikatakan berhasil apabila melibatkan ketiga
factor tersebut (Martono,2008).

'()*+,(
-








Lina (2011) mengatakan penyalahgunaan narkoba dapat terjadi akibat
factor kepribadian. Kepribadian-kepribadian tertentu mempunyai kecenderungan
untuk menyalahgunakan NAPZA. Terutama pribadi yang sedang menghadapi
masalah-masalah sulit. Pengaruh-pengaruh luar yang seperti ini akan
mengarahkan pribadi tersebut untuk melakukan tindakan destruktif terhadap
dirinya sendiri maupu norang lain. Salah satunya penyalah gunaan NAPZA.
Gambaran kepribadian yang potensial terjerumus dalam penyalahgunaan
NAPZA antara lain :
1. Kepribadian yang mudah stress
Pribadi seperti ini biasanya gampang mempersalahkan diri atau orang
lain dan selalu merasa tidak puas. Selalu ingin tampil hebat, dan
sempurna.
2. Kepribadian yang terlalu memaksakan
Pribadi ini lebih memaksakan kehendaknya sendiri. Hal ini di
pengaruhi oleh kesibukan yang terlalu berlebihan hingga
menyebabkan frustasi dan kebingungan pada dirinya. Hal ini sering
menimbulkan konflik dengan orang lain gampang terjadi.
3. Kepribadian yang tidak tahan perubahan
Pribadi ini biasanya akan muncul apabila terjadi perubahan-perubahan
seperti cuaca, makanan, orang baru, tugas baru dan lain sebagainya
./'0*1'0(' /'2/3/21
4
yang dapat merasa asing disekitarnya. Dia akan bingung dan akan
bereaksi secara meledak-ledak.
4. Kepribadian yang tidak tahu atau tidak mampu mengurus diri
Pribadi seperti ini akan membuat dirinya menjadi kacau, ia tidak ada
pegangan ataupun patokan, tidak ada disiplin, tanpa wawasan hidup,
lingkungan, suasana menjadi hambar. Kehidupannya kacau dan bias
saja dia mulai mengidap penyakit fisik dan sosial.
5. Kepribadian yang ketergantungan dengan obat
Pribadi ini akan lebih banyak tergantung kepada obat, disebabkan
karena stress akibat diri sendiri ataupun akibat dia salah menjaga diri
dalam kehidupannya. Mempunyai banyak keluhan dan mengatasinya
dengan mencari-cari obat yang dapat menenangkan dirinya. Dan tak
ayal lagi kalau obat berikutnya yang dicari adalah narkoba yang akan
sangat merugikan bagi pemakainya.
Menurut (Rice,1999) Kepribadian merupakan hasil bentukan lingkungan.
Faktor-faktor di luar diri seseorang (seperti pola asuh orang tua, pendidikan guru,
perlakukan masyarakat sekitar, nilai yang ditanamkan, dan sebagainya) diyakini
sangat berperan dalam membentuk kepribadian seseorang. Penyalahgunaan
narkoba dapat terjadi akibat factor kepribadian. Kepribadian-kepribadian tertentu
mempunyai kecenderungan untuk menyalahgunakan narkoba. Pecandu narkoba
biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah.
Perkembangan emosi yang terhambat, yang ditandai oleh ketidak mampuan
mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif, agresif, dan
cenderung depresi, juga turut mempengaruhi. Selain itu, kemampuan untuk
memecahkan masalah secara adekuat berpengaruh terhadap bagaimana ia mudah
mencari pemecahan masalah dengan cara melarikan diri.
Menurut pembahasan diatas sesuai dengan kasus Ny.S kepribadian yang
merasa kurang percaya diri dan tidak menemukan motivator yang dapat
menjerumuskan tersebut dalam penggunaan narkoba. Efek narkoba dapat
membentuk kepribadian tersebut untuk meruntuhkan hambatan psikologis yang
5
dirasakannya. Bahkan ada yang merasakan bahwa efek dari narkoba dapat
membuat tersebut mudah berinteraksi dengan sesamanya.Pengguna narkoba
menganggap bahwa narkoba merupakan suatu bentuk pelarian.
Narkoba secara alami, baik sintesis maupun semi sintesis memang tidak
disebutkan hukumnya secara khusus di dalam Alquran maupun hadis nabi.
Bertolak dari efek khamar yang memabukkan, sebagian ulama menganalogikan
bahan-bahan psikoaktif (narkoba) dengan khamar karena ilat yang sama, yaitu
memabukkan. Sesuatu yang memabukkan dalam Alquran disebut khamar, artinya
sesuatu yang dapat menghilangkan akal. Meskipun bentuknya berbeda namun
cara kerja khamar dan narkoba sama saja. Keduanya memabukkan, merusak
fungsi akal manusia.
Dalam Islam, pelarangan mengkomsumsi khamar (narkoba) dilakukan
secara bertahap. Pertama memberi informasi bahwa narkoba memang bermanfaat
tetapi bahayanya lebih besar. Firman Allah:


Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah pada
keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi
dosanya lebih besar dari manfaatnya. Dan merekabertanyakepadamuapa yang
merekanafkahkan. Katakanlah: "Yang lebihdarikeperluan". Demikianlah Allah
menerangkanayat-ayat-Nyakepadamusupayakamuberfikir (Q.S Al-Baqarah
[2]:219); kedua, penekanan bahwa narkoba yang dapat menyebabkan seseorang
kehilangan keseimbangan emosi dan pikiran. Allah melarang seseorang salat
dalam keadaan mabuk. Firman Allah: Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu sholat sedang kamu dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa
6
yang kamu ucapkan. (Q.S Al-Nis[4]:43); dan ketiga, penegasan bahwa narkoba
sesuatu yang menjijikkan, bagian dari kebiasaan setan yang haram dikonsumsi.
Firman Allah, Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah
adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Q.S Al-M!idah [5]:90).
Dalam perkembangan dunia Islam, khamar kemudian bermetamorfosa
dalam bentuk yang semakin canggih yang lazim disebut narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif. Islam secara jelas dan tegas telah mengatur bentuk-bentuk
hukuman untuk setiap pelanggaran atas larangan Allah. Bagi peminum khamar
hukumannya 40 kali dera di muka umum (Syafii,2009).

KESIMPULAN
Sesuai dengan pembahasan diatas pengaruh kepribadian memiliki peran
yang penting sebagai penyebab penyalahgunaan NAPZA. Seseorang yang
memiliki kepribadian tidak mampu mengendalikan dirinya dengan baik dan tidak
dapat menyesuaikan diri dapat mendorong individu tersebut ke dalam hal-hal
negatif seperti penyalahgunaan narkoba. Mempuyai pribadi susah untuk
menyelesaikan masalah akan menganggap narkoba sebagai bentuk pelarian. Dari
hasil laporan kasus yang didapatkan dari RSKO Cibubur, dapat disimpulkan
bahwa terjadinya penyalahgunaan terhadap NAPZA tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan semata, tetapi harus ada kolerasi yang besar antara lingkungan,
kepribadian, sosial dan ketersediaan narkoba.
SARAN
Perlu dilakukan edukasi terhadap bahaya narkoba bagi diri sendiri,
lingkungan, serta bangsa agar masyarakat dapat berpikir bahwa narkoba adalah
musuh bersama dan harus dilawan dan setiap keluarga perlu membentengi diri
sendiri dari pengaruh narkoba dengan mengenal lebih dini kepribadian anggota
keluarganya. Meningkatkan iman dan mengikuti kegiatan-kegiatan positif juga
"7
sangat penting agar individu mampu mengendalikan diri dan tidak menjadikan
narkoba sebagai bentuk pelarian terhadap masalah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis bersyukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya tugas
laporan kasus ini dapat selesai sesuai waktunya. Serta shalawat dan salam
dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya keluar
dari zaman jahiliyah menuju peradaban seperti sekarang ini. Terima kasih penulis
ucapkan kepada Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur yang telah
memberikan kesempatan untuk berkunjung, mengumpulkan data serta
mendapatkan penjelasan ringkas dari beberapa staff dan residen mengenai
rehabilitasi. Kepada dr. Hj. Susilowati, Mkes sebagai Koordinator Pelaksana Blok
Elektif. Kepada dr. Nasruddin Noor, Sp.Kj selaku dosen pengampu bidang
kepeminatan drug abuse. Kepada dr. Yenni Zulhamidah selaku tutor yang telah
memberikan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
ini. Serta teman-teman kelompok drug abuse yang telah memberikan semangat
dan dukungan dalam penyelesaian laporan kasus ini.










""


DAFTAR PUSTAKA
Hawari, H.D. 2003. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA
(Narkotika, Alkohol, dan Zat Aditif).Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FK-UI). Jakarta.
Jehani, L dan Antoro. 2006. Mencegah Terjerumus Narkoba. Edisi
Pertama. Visimedia. Jakarta.
Lina. 2011. Kepribadian salah satu faktor penyalahgunaan narkoba,
Jakarta: Badan Narkotika Nasional (BNN) telah dilihat : 16 April 2014, dari:
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2012/02/14/302/kepribadian-salah-
satu-faktor-penyalahgunaan-narkoba
Rice, F. P. 1999. Intimate relationships, marriage & families.4
th
ed.
Mountain View, Mayfield Publishing Company.California.
Syafii, A. 2009. Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum
Positif dan Hukum Islam. Jurnal Hunafa 6(2): 226-229.
Yatim, D.I. dan Irwanto. 1986. Kepribadian, Keluarga dan Narkotika :
tinjauan social-psikologis. Penerbit Arcan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai