Anda di halaman 1dari 33

PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH SAMPAH DI

DUA TPS YANG BERBEDA


(Pasar Rengasdengklok & Pasar Ujung Berung)
Laporan Hasil Observasi ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang
merupakan tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan dosen pengampu
Dosen : Drs. R. Ading Pramadi, MS
Assisten : Meti Maspupah, M.Pd


Disusun oleh:
Aan Amilah (1211206002)
Cep Zaki (1210206020)
Jaenudin (1211206038)
Kukuh Masdhin (1211206040)
IV/A


JURUSAN PEND. MIPA PRODI PEND. BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013
i

KATA PENGANTAR


Bismillahirrohmaanirrohiim.....
Alhamdulillah, segala puji bagi Tuhan semesta alam Allah SWT. Berkat izinnya
akhirnya laporan hasil observasi ini dapat tersusun. Solawat beserta salam juga tetap
terlimpah pada sang revolusi Islam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Kami selaku penyusun dan tim observasi menghaturkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang terlibat dalam observasi ini yang telah membantu dalam mencari berbagai
referensi tempat dan memberikan saran dalam penyusunan laporan hasil observasi ini
sehingga akhirnya laporan hasil observasi ini dapat tersusun dengan baik dan sistematik.
Observasi yang telah kami lakukan ke dua Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang
berbeda yaitu di TPS Pasar Rengasdengklok dan TPS Pasar Ujung Berung diharapkan dapat
menjadi sampel di beberapa TPS di setiap daerah yang letaknya dekat dengan pasar
tradisional.







Bandung, Maret 2013

Penyusun





ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................ i
Daftar Isi ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. iii
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ iv
C. Tujuan Masalah ................................................................................................ iv
BAB II KAJIAN TEORI
A. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 1
B. Argumentasi ..................................................................................................... 9
C. Hasil Observasi ................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Saran ............................................................................................................ 18
B. Implikasi ............................................................................................................ 19
C. Solusi ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem
tempat pembuangan akhir (TPA) yang beroperasi saat ini sudah tidak relevan lagi
dengan pertambahan penduduk yang pesat, dan lahan kota yang semakin sempit.
Pembuangan yang dilakukan dengan pembuangan sampah terbuka dan di tempat
terbuka juga berakibat meningkatnya intensitas pencemaran. Selain itu yang
paling dirugikan dan selama ini tidak dirasakan oleh masyarakat adalah telah
dikeluarkannya miliaran rupiah untuk mengelola TPA (Tiwow, et. al., 2003).
Peningkatan volume sampah menyebabkan kebutuhan lahan penimbunan
di TPA semakin meningkat. Cukup sulit memperoleh lahan yang luas dan
memenuhi syarat-syarat untuk TPA di kota, sehingga TPA terpaksa ditempatkan
di pinggiran kota atau bahkan di luar kota. Hal tersebut mengakibatkan jarak TPS
yang umumnya dekat dengan sumber timbulan terhadap TPA cukup jauh waktu
tempuhnya (time trip) dan biaya transportasi yang dibutuhkan lebih besar akiba
jauhnya jarak tersebut (Wiranegara, 2002).
Cara penyelesaian yang ideal dalam penanganan sampah di perkotaan
adalah dengan pengelolaan sampah terpadu. Seperti yang tercantum dalam
Undang-undang RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa
sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu
dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan
manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta
dapat mengubah perilaku masyarakat.
Berbicara mengenai sampah, maka kami selaku mahasiswa ingin
mengetahui langsung bagaimana kondisi di dua TPS yang berbeda yaitu di TPS
Rengasdengklok dan TPS Ujung Berung. Karena banyaknya keluhan-keluhan dari
masyarakat sekitar yang merasa terganggu oleh adanya ke dua TPS terebut. Maka
dari hal itu kami melakukan observasi pada tanggal 24 Maret 2013 di TPS
iv

Rengasdengklok dan 30 Maret 2013 di TPS Ujung Berung, obsevasi kami lakukan
selain melihat kondisi lingkungan secara langsung kami juga mewawancarai
warga disekitarnya guna mendapatkan data yang akurat dan ingin mengetahui
pencemaran apa saja yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat sekitar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami dapat merumuskan beberapa
permasalahan menjadi beberapa poin pertanyaan, diantaranya adalah:
1. Bagaimana kondisi nyata/sesungguhnya TPS rengasdengklok dan TPS Ujung
Berung?
2. Adakah pengolahan sampah yang dilakukan oleh pihak PEMDA sekitar demi
menjaga stabilitas lingkungan?
3. Apa saja yang dikeluhkan warga sekitar mengenai pencemaran yang
ditimbulkan oleh adanya TPS tersebut?

C. Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah diatas, maka kami memiliki beberapa tujuan,
yaitu:
1. Mengetahui kondisi nyata/sesungguhnya di TPS rengasdengklok dan TPS
Ujung Berung?
2. Mengetahui da atau tidaknya pengolahan sampah yang dilakukan oleh pihak
PEMDA sekitar demi menjaga stabilitas lingkungan.
3. Mengetahui keluhan apa saja yang dikeluhkan warga sekitar mengenai
pencemaran yang ditimbulkan oleh adanya TPS tersebut.



BAB II
KAJIAN TEORI

A. Identifikasi Masalah
1. Pengertian Sampah dan Dampaknya
Sampah adalah sebagian dari benda-benda atau hasil-hasil yang dipandang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, dan harus dibuang, sedemikian
rupa sehhingga tidak mengganggu kelangsungan hidup.
Perkembangan dalam pembangkitan jumlah sampah terutam disebabkan
oleh perubahan berbagai tingkat dan struktur konsumsi dan produksi, sampah kota
dan sampah industri merupakan bagian yang terpenting dalam hal ini.
Sampah adalah semua jenis buangan/ kotoran padat yang berasal antara
lain dari rumah tinggal, perkotaan, rumah penginapn, hotel, rumah makan,
restoran, pasar, bangunan umum, pabrik, industri, termasuk piung-puing/sisa-sisa
bahan-bahan bangunan dan besi tua (bekas) kendaraan bermotor dan lain-lain
yang sejenis.
Sampah mengandung berbagai bahan pencemar seperti: pencemar dari
biologis seperti bakteri, jamur, virus, protozoa dan sebagainnya baik yang patogen
maupun yang tidak, pencemaran anorganik seperti kaleng, kaca, besi, paku,
plastik, kain dan sebagainya. Pencemar bahan toksik (beracun) seperti sisa-sisa
obat, baterai, asbes, dan sebagainnya.
Yang perlu mendapatkan perhatian adalah sampah/limbah dari rumah sakit
dan poloklinik yang seharusnya dibuang ke tempat khusus, limbah dari tempat ini
mengandung berbagai macam kuman dan penyakit yang berpotensi menyebar
kelingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran perlu diupayakan adanya
organisasi pembuangan sampah akan menentukan tempat pembuangan sampah
dan manajemen pembuangan sampah.
2

Sampah yang terkumpul seharusnya dibuang ke tempat tertentu yang jauh
dari pemukiman, jauh dari sumber air dan badan air, ini dimaksudkan agar tidak
terjadi dampak berangkai yang merugikan masyarakat.
Seharusnya sampah dipilah-pilah sehingga menjadi sampah yang terurai
dan yang tidak terurai, sampai yang terurai dapat dijadikan kompos sebagai bahan
pupuk sampah yang tidak dapat teruraikan dapat di daur ulang untuk
dimanfaatkan kembali.
Sampah yang terkumpul dapat dimusnahkan dengan pembakaran sampah,
agar tidak menimbulkan pencemaran udara yang serius, proses pembakaran
sampah hendaknya dilakukan dalam tungku-tungku bersuhu tinggi dan diadakan
penyaringan pada cerobong asapnya.
Sampah memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan karena:
Sampah merupakan tempat berkembangbiaknya bebragai jenis binatang vektor
seperti lalat, tikus dan lain-lain.
Pembuangan sampah disembarang tempat dapat terbawa ke selokan sungai
menyebabkan pencemaran air dan tersumbatnya saluran air
Sampah yang dibuang sembarangan akan menyebabkan pemnadangan yang
tidak enak dan mengeluarkan bau busuk.
Apabila sampah dapat dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal akan dijadikan
dampak positifnya antara lain:
Mengurangi tempat berbiaknya serangga dan binatang pengerat sebagai
vektor penyakit.
Mengurangi insidenn penyakit yang berhubungan dengan samapah
Membuna estetika lingkungan
Keadaan lingkungan yang biak akan menghemat pengeluaran devisa
Apabila sampah tidak dikelola dengan baik, akan didapatkan dampak negatif
antara lain:
3

Insiden penykit meninggal, misalnya penyakit saluran pernafasan (diare,
kolera, tipus), demm berdarah, penyakit kulit dan sebagainya. Potongan-
potongan besi, kaleng, kaca dapat melukai anggota tubuh.
Mengganggu estetika lingkungan
Menimbulkan bau, abu dan polusi udara lainnya (bila sampah dibakar)
Sampah yang masuk kedalam air dapat menurunkan kualitas air,
mencemari permukaan dan banjir
Bila air jadi asam karena pembusukan sampah, maka akan berakibat
dipercepatnya perusakan fasilitas pelayanan masyarakat seperti jalan,
jembatan, dan sebagainya.
Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan status keadaan
sosial masyarakat di daerah tersebut
Sampah dapat menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan , kesehatan
serta kematian dan pencemaran, gangguan tersebut dapat disebutkan sebagai
berikut:
a. Sampah dapat menimbulkan pencemaran atau pengotoran,
pencemaran dapat berupa udara yang kotor karena mengandung gas-
gas yang terjadi dari perombakan sampah, bau yang tidak enak,
daerah yang becek dan kadang-kadan berlumpurnya lebih apabila
musim penghujan.
b. Sampah bertumpuk-tumpuk dapat menimbulkan kondisi tidak sesuai
dengan lingkungan yang normal. Dapat menyebabkan kenaikan suhu
dan kenaikan pH menjadi terlalu asam atau terlalu basa, keadaan
demikian akan menyebabkan terganggunya kehidupan dilingkungan
sekitarnya
c. Kekurangan oksigen pada daerah pembuangan sampah, keadaan ini
disebabkan karena selama proses perombakan sampah menjadi
senyawa-senyawa sederhana diperlukan osegen yang diambil dari
udara di sekitarnya, bila dibiarkan terus menerus dapat terjadi akibat
yang lebih parah, misalnya tanah menjadi gersang (kurus).
4

d. Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi sampah dapat
membahayakan kesehatan dan kadang-kadang beracun serta dapat
mematikan
e. Berbagai penyakit akan timbul dari berbagai sampah yang ditularkan
oleh lalat, tikus, anjing atau binatang yang lainnnya.
Sampah tidak dapat di golongkan sebagai pemandangan yang nyaman
untuk dinikmati. Sampah merupakan segala bentuk buangan padat yang sebagian
besar berasal dari aktivitas manusia (domestik). Sampah domestik lebih banyak
didominasi oleh bahan organik, meskipun tipe dan komposisinya bervariasi dari
satu kota ke kota lainnya, bahkan dari hari ke hari. Sampah merupakan penyebab
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran karena sampah dapat
membawa akibat-akibat negatif, baik terhadap kehidupan di sekitarnya, maupun
terhadap kehidupan manusia. Pencemaran tersebut mungkin dapat berbentuk
rusaknya tanah-tanah pertanian, perikanan, gangguan kehidupan mikroorganisme
dan organisme-organisme lainnya di sekitar lokasi sampah. Limbah domestik
merupakan campuran yang rumit dari zat-zat bahan mineral dan organik dalam
banyak bentuk, termasuk partikel-partikel besar dan kecil benda padat, sisa bahan-
bahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam bentuk koloid dan setengah
koloid. Sampah mengandung zat-zat hidup, khususnya bakteri, virus, dan
protozoa, dan dengan demikian merupakan wadah yang baik sekali untuk
pembiakan jasad-jasad renik. Kebanyakan daripada bakteri itu secara relatif tidak
berbahaya namun sebagian dari mereka secara positif berbahaya karena
pathogenik.
Kadar air sampah adalah sangat tinggi. Benda-benda padat dalam sampah
dapat berbentuk organik maupun anorganik. Zat organik dalam sampah terdiri
dari bahan-bahan nitrogen, karbohidrat, lemak, dan sabun. Mereka bersifat tidak
tetap dan menjadi busuk, mengeluarkan bau tidak sedap. Sifat-sifat khas sampah
inilah yang membuat perlunya pembenahan sampah dan menyebabkan
kesulitankesulitan yang maha besar dalam pembuangannya. Benda-benda padat
anorganik biasanya tidak merugikan.
5

2. Sumber dan Macamnya Sampah
a. Sampah Berasal Dari Pemukiman
Terdiri dari sapah pengolahan makanan, daari halaman dan dalam rumah,
sisa-sisa minyak, kardus bekas, bekas pembungkus, kertas bekas dan
sebagainya.
b. Sampah Berasal Dari Daerah Perdagangan
Erdiri dari sampah pusat perdagangan atau pasar biasanya terdiri dari
kardus-kardus besar, kotak-kotak pembungkus, kertas-kertas koran, pita
mesin, sampah makanan dari restoran.
c. Sampah Berasal Dari Jalan-Jalan
Berasal dari pembersih jalan-jalan, kertas-kertas, plastik, kardus, sobekan-
sobekan, daun-daun dan lain-lain.
d. Sampah Berasal Dari Industri
Berasal dari pembangunan industri dan segala sampah dari prosess-proses
produksi yang terjadi dalam industri, sampah pengepakan barang sampah
bahan makanan, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, termasuk sampah
industri yang bersiat beracun berbahaya terhadap kesehatan masyarakat.
e. Sampah Berasal Dari Pertanian Dan Perkebunan
Dapat berupa sampah-sampah yang berasal dari hasil
perkebunan/pertanian, jerami, sisa-sisa sayuran, batang jagung, pohon
kacang-kacangan dan lain-lain yang jumlahnya cukup besar sewaku
musim panen.
f. Sampah Berasal Dari Pertambangan
Sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis usaha tambangnya dimana
mengndung zat kontaminan yang bila kena hujan dapat menembus dan
membawa zat-zat yang berbahaya ke suatu sumber air sehingga
mencemari sumber air dan sebagainya.
g. Sampah Berasal Dari Gedung-Gedung Dan Perkantoraan
Terdiri dari kertas-kertas, karbon, pita mesin tik, penjepit yang bersifat
kering dan umumnya mudah terbakar.
h. Sampah Berasal Dari Penghancuran
6

Gedung-gedung, pemugaran, bangunan, puing-puing, pipa plastik/besi,
paku, kayu, kaca, kaleng dan lain-lain.
i. Sampah Berasal Dari Tempat Umum
Tempat hiburan, tempat olahraga, tempat ibadah dan lain-lain berupa
kertas, pembungkus, sisa makanan, pastik dan lain-lain.
j. Sampah Berasal Dari Peternakan Dan Perikanan
Dapat berupa kotoran ternak atau sisa-sisa dari makanan, bangkai ikan,
sisa makan ikan dan lumpur.
Sampah bila diklasifikasikan berdasarkan sifatnya adalah:
a. Berdasarkan Zat Kimia Yang Terkandung Di Dalamnya:
- Bersifat anorganik (logam-logam, pecahan, gelas, abu)
- Bersifat organik (sisa-sisa makanan, kertas, plastik, daun, sisa sayuran
dan buah)
b. Berdasarkan Dapat Tidaknya Di Bakar:
- Sampah yang mudah terbakar (kertas, karet, plastik, kain, kayu)
- Sampah yang tidak dapat dibakar (kaleng, sisa potongan besi, gelas,
abu)
c. Berdasarkan Dapat Tidaknya Membusuk:
- Samph yang sukar membusuk (plastik, kaeng, pechan gela, karet)
- Sampah yang mudah membususuk (potongan daging, sisa daun, buah).
3. Penanganan Sampah
Penanganan sampah dapat berbentuk semata-mata membuang sampah atau
mengembalikan sampah menjadi bahan-bahan yang bermanfaat. Tahap
pertama dalam penangan sampah ialah mengumpulkan sampah dari berbagai
tempat ke suatu lokasi pengumpulan, sesudah itu dilakukan pemisahan
komponen sampah menurut jenisnya.
Samph merupakan suatu baraang yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak
dapat dipakai lagi dan yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah
tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya
7

Dalam menangani pengelolaan sampah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Pengumpulan
Sampah yang akan dibuang harus dikumpulkan lebih dulu dari berbagai
tempat asalnya, dengan alat-alat yang sederhana seperti sapu lidi,
pengeruk/penggaruk, maka sampah berupa bak sampah, tong sampah dan
kotak-kotak sampah dan lain-lain dikumpulkan dengan mengggunakan
kendaraaan-kendaraan pengangkut (truk, gerobak, kereta dorong) sampah
tersebut diangkut kelokasi pembuangan atau pemanfaatan sampah.
Syarat-syarat yang dianjurkan untuk tempat pengumpulan sampah agar
memenuhi syarat kesehatan adalah sebagai berikut:
- Dibuang diatas permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah.
- Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempa masauk sampah dan yang
satunya lagi untuk mengeluarkan
- Perlu ada lubang ventilasi, tertutup kawat kasa untuk mencegah
masuknya lalat
- Di dalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai
- Tidak menjadi tempat tinggal lalat dan tikus
- Tempat tersebut mudah dicapai baik oleh masyarakat yang akan
mempergunakannya ataupun oleh kendaraan pengangkut sampah.
b. Pemisahan
Tujuannya adalah untuk memisahkan jenis-jenis sampah yaitu yang berupa
daun-daun kertas atau yang tergolong sampah organik dipisahkan dengan
sampah yang berupa gelas, keramik, logam plastik (sampah anorganik),
apabola sampah dibuang untuk penimbun, maka pemisahan ini perlu
dikerjakan. Apabila sampah akan dimanfaatkan menjadi produk-produk
berguna maka tahap pemisahan perlu dikerjakan. Pemisahan dikerjakan
dua tahap, pertama dipisahkan antara sampah organik dan sampah
anorganik, tahap kedua dipisahkan berdasarkan jenisnya menurut
keperluan.
c. Pembakaran
8

Dalam membakar diusahakan harus keadaan apinya berkobar, sehingga
sampah bisa langsung habis dilalap api tanpa tersisa sedikit pun.
Pembuangan sampah aharus dilakukan di daerah tertntu sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia.
d. Penimbunan atau Pembuangan
Pekerjaan pembakaran sampah ialah pekerjaan tanpa mengambil manfaat,
baik dari sampah maupun hasil pembakarannya.
Yang dimaksud pembuangan sampah disini ialah menempatkan sampah
pada suatu tempat yang rendah, keudian menimbunnya dengan tanah.
Beberapa keuntungan juka sampah ditimbun ialah:
- Tanah yang semula tidak rata dapat dibuat rata
- Tempat yang semula tidak dapat digunakan, menjadi berfungsi
menjadi tempat yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
misalnya jalan, gedung dan sebagainya.
- Bila tanah tersebut digunakan untuk pertanian, tanaman tau ditanamai
dengan pohon-pohonan akan menjadi tempat yang subur sekali.
- Akibat-akibat negatif sampat terhadap lingkungan dapat dikendaikan
Lokasi penimbunan sampah perlu diperhatikan dengan seksama. Lokasi
sebaiknya jauh dari keramaian kota, atau sekecil mungkin dapat
menimbulkan gangguan lingkungan.

e. Pengomposan Sampah
Kompos ialah hasil proses pengomposan, yaitu suatu cara untuk
mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan yang telah
dirombak lebih sederhana dengan mengunakan aktivitas mikrobik, semacam
perombakan yang terjadi pada bahan organik dalam tanah oleh bakteri tanah.
Pengomposan secara sederhana pada umumnya dikerjakan hanya dengan
menumpuk-numpuk sampah kemudian membiarkan beberapa wakt lamanya.
9

Sampah yang terlalu kering akan menyebabkan pengomposan yang lama,
bisanya kadar air 48-55%.
Pengomposan akan berjalan lama apabila jumlah mikroba pada mulanya
sedikit, untuk memperbanyak jumlah mikroba pada awal pengomposan dapat
ditambahkan bibit berupa kotoran ternak atau limbah cairan misalnya dari
rumah-rumah tangga.
Dengan memperbaiki kondisi pengomposan selain akan mendapatkan hasil
kompos yang baik juga memperpendek waktu pengomposan menjadi kurang-
lebih hanya satu bulan saja.

B. Argumentasi
Permasalahan pencemaran oleh sampah tidak henti-hentinya terjadi dan
menimbulkan permasalahanpermasalahan lingkungan. Terjadinya penumpukan
sampah di TPA dan TPS yang tersebar di setiap kota dan daerah itu berbeda,
perbedaan itu semata-mata dikarenakan oleh padatnya jumlah penduduk yang idak
di imbangi oleh penanggulangan sampah yang tepat. Akibatnya sampah-sampah
yang dihasilkan oeh masyarakat menumpuk bahkan menggunung menjadi
gunung-gunung sampah. J ika hal tersebut tetap terjadi, maka dapat dipastikan
akan mencemari lingkungan sekitarnya.
Beberapa pencemaran akan terjadi karena kondisi ini. Seperti akan
mencemari udara, air bahkan akan mencemari tanah. Apalagi jika di sekitar TPA
atau TPS itu terdapat perumahan penduduk maka akan meluas permasalahannya
seperti akan timbulnya beberapa penyait karena kondisi lingkungan yang kotor
dan tidak layak. Udara yang tidak seharusnya dihirup karena kotor, air sumur
warga yang digunakan untuk melakkan aktifitas sehari-hari akan tercemar seperti
air sumur yang keruh dan bau karena meresapnya zat-zat yang berbahaya kedalam
tanah yang akhirnya dapat menimbulkan air yang keruh dan kotor di sumur-sumur
atau sumber air lainnya yang brasal dari tanah sekitar yang akhirnya menimbulkan
penyakit kepada manusia karena mengkonsumsi air yang tidak bersih/tercemar,
menghirup udara yang kotor. Selain daripada hal itu gunungan sampah juga dapat
menjadi sarang nyamuk untuk berkembang biak karena daerah kotor dan kumuh
10

gampang dihinggapi nyamuk bahkan berbagai jenis nyamuk berkembang biak
disana, yang dikhawatirkan adalah nyamuk demam berdarah yang menyerng
warga yang rumahnya dekat dengan TPA/TPS tersebut.
J ika PEMDA setempat tidak segera mengmbil tindakan untuk pengelolaan
limbah sampah ini, dikhawatirkan akan muncul masalah-masalah lain yang
ditimbulkan oleh lingkungan yang tercemar ini. PEMDA jangan terlalu lama
untuk berfikir karena semakin hari sampah menumpuk dan menggunung yang
akhirnya sampai akhirnya menelan banyak korban jiwa maupun rumah, sawah,
dan kebun penduduk yang ada di sekitarnya beberapa waktu lalu, mengguncang
sekaligus menyadarkan masyarakat, eksekutif maupun pihak legislatif untuk tidak
lagi menganggap enteng penanganan sampah. Kejadian yang pernah terjadi di
TPA Leuwigajah Bandung pada tahun 2005 lalu karena ledakan gas metana dan
juga kondisi sampah disana sudah over load . Kota Bandung yang dulu terkenal
kota kembang sekarang telah berubah menjadi Bandung kota sampah karena hal
tersebut. Sampah di Bandung kini menjadi masalah yang serius sehingga tidak
bisa ditunda-tunda lagi penanganannya. Untuk itu perlunya berbagai pihak terkait,
terutama Pemprov Jabar dan pusat untuk segera memfasilitasi sekaligus
memberikan back up dana guna menangani permasalahan sampah di Bandung
Raya.

C. Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang telah kelompok kami lakukan ke dua tenpat
yaitu di Rengasdengklok-Karawang dan di Ujung Berung-Bandung, sebetulnya
tempat tujuan observasi kami adalah TPA Rengasdengklok dan TPA Bandung,
tetapi kami tidak berhasil mendatangi ke dua TPA tersebut dikarenakan ada
beberapa kendala yang tidak memungkinkan kami untuk melakukan observasi
kesana. Tetapi kami mengamati dan melakukan observasi ke dua daerah tersebut,
hanya saja loksi yang kami pilih itu adalah TPS (Tempat Pembuangan Sampah) di
Rengasdengklok dan di Ujung Berung. Berdasarkan hasil dari observasi kami ke
dua tempat diatas, kami memperole data-data dan informasi mengenai sampah-
sampah di dua TPS tersebut.
11

TPS Rengasdengklok-Karawang
Keadaan TPS di daerah Rengasdengklok Kabupaten Karawang ini yaitu
sampah yang dihasilkan dalam sehari di Kecamatan Rengasdengklok adalah 10
ton / hari untuk sampah kering yang terdiri dari sampah rumah tangga, jalan,
restoran,toko dan sampah-sampah kering lainnya. Sedangkan untuk sampah basah
ini mencapai 5 ton / hari, biasannya yang menyumbang sampah basah paling
banyak yaitu di daerah Pasar Tradisional Rengasdengklok. Berdasarkan
keterangan yang kami dapat dari salah seorang petugas kebersihan wilayah
Rengasdengklok yaitu Bapak Ujang, di dapatkan keterangan bahwa dalam sehari
mobil truk sampah yang dikirim dari TPA J alupang, Kecamatan Kotabaru
Kabupaten Karawang oleh PEMDA Karawang mencapai 5 truk dalam sehari
dengan kapasitas muatan yaitu 3 ton / truk. Jadi dalam sehari sampah di daerah
Rengasdengklok mencapai 15 ton / hari. Berdasarkan keterangan petugas
kebersihan yang sama bahwa sampah-sampah yang dihasilkan di Kabupaten
Karawang yaitu tepatnya di TPA Jalupang Kota Baru Cikampek pada beberapa
tahun yang lalu sampah organiknya di olah oleh perusahaan asing milik seorang
pengusaha dari negeri ginseng Korea yaitu menjadikan sampah organik menjadi
pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah tidak lagi karena ada beberapa hal yang
membuat berheninya proses produksi dan akhirnya tidak ada lagi yang mengelola
sampah-sampah itu saat ini.
Beberapa tahun yang lalu TPA Karawang itu berada di Rengasdengklok,
tetapi karena lahannya yang kecil dan di daerah perumahan penduduk akhirnya
TPA tesebut di pindahkan ke Jalupang Cikampek karena disana lebih besar
tempatnya dan agak jauh dari daerah perumahan penduduk. Namun kini sampah
disana sudah sangan menggunung karena tidak adanya yang mengelola sampah-
sampah tersebut. Sejauh ini belum ada tindakan dari pihak Pemerintah Daerah
Karawang mengenai hal itu, begitu penuturan dari salah seorang petugas
kebersihan wilayah Rengasdengklok Karawang. Di daerah TPS Rengasdengklok
keadaan sampahnya tidak terlalu banyak pada saat kita melakukai survei karena
pada saat itu sampah telah diangkut pada siang hari sekitar jam 2 siang.
Pengangkutan dilakukan sekali sehari dengan 5 unit ruk sampah. Tetapi ada
12

beberapa keluhan dari warga sekitar yang rumahnya di sekitar TPS. Mereka
mengeluhkan bau busuk yang terkadang maasuk kedalam rumah, banyak lalat dan
nyamuk. Berdasarkan data yang kami daparkan juga dari referensi internet bahwa
Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui Dinas Cipta Karya
setempat kewalahan mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir, menyusul
tingginya volume sampah di daerah tersebut yang mencapai lebih dari 1.500 kubik
per hari. Akibatnya, cukup banyak sampah di tempat pembuangan sementara
(TPS) yang tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Jalupang,
Kecamatan Kotabaru, Karawang. Bahkan, sampah menumpuk di sejumlah TPS
liar di sekitar Karawang.
Kepala Dinas Cipta Karya setempat, Yusuf Abdulgani, Jumat, mengakui
saat ini pengangkutan sampah ke TPA Jalupang belum optimal karena minimnya
armada pengangkut sampah. Volume sampah di Karawang yang mencapai lebih
dari 1.500 kubik per hari, yang terangkut dari TPS ke TPA Jalupang hanya sekitar
400 kubik. "Idealnya, kami memiliki 70 unit armada pengangkut sampah yang
mengangkut sampah dari TPS ke TPA sampah Jalung. Tetapi saat ini Pemkab
Karawang hanya ada 40 armada," katanya.
Ia menilai kepemilikan armada pengangkut sampah yang hanya 40 unit
itu masih minim jika dibandingkan dengan luas wilayah Karawang dan kondisi
riil volume sampah per hari. Untuk mengatasi masalah TPA Jalupang yang kini
sudah mendekati "overload", Pemkab Karawang berencana mengaktifkan TPA
Leuwisisir yang berlokasi di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Telukjambe Barat
pada 2013. Dalam mempersiapkan pengaktifan TPA sampah Leuwisisir, Yusuf
mengaku pihaknya kini tengah mengintensifkan koordinasi ke Dinas Bina Marga
dan Pengairan Karawang. Sebab, ada beberapa titik jalan menuju TPA Leuwisisir
yang masih perlu diperbaiki. "J ika nanti sudah aktif, maka TPA Leuwisisir akan
menjadi TPA sampah kedua setelah TPA J alupang. Dengan begitu, persoalan
sampah di Karawang dapat cepat teratasi," katanya.
Menurut dia, sebagai persiapan pengaktifan TPA Leuwisisir, sepanjang
tahun 2012 pihaknya melalui Dinas Cipta Karya serta Dinas Bina Marga dan
Pengairan setempat sudah melakukan berbagai upaya agar TPA Leuwisisir yang
13

berlokasi di Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, tersebut bisa segera
difungsikan. Salah upaya tersebut ialah dengan mengalokasikan anggaran
pembangunan jalan di sekitar Kecamatan Telukjambe Barat, yang merupakan
akses menuju TPA tersebut. Selain itu juga sudah dilakukan pembahasan
mengenai rencana penggunaan teknologi pengolahan sampah di TPA itu.

Penanganan sampah di Karawang, kata dia, harus sudah ditangani
secara serius, bahkan pada tahun depan harus sudah ditangani secara modern
permasalahan sampah tersebut. Sehingga tidak akan terjadi penumpukan sampah
di wilayah perkotaan sekitar Karawang. "Saya kira rencana pengaktifan TPA
sampah Leuwisisir itu sudah siap pada tahun depan, dan sudah mendesak untuk
segera difungsikan," kata bupati. Penolakan Pengaktifan TPA Leuwisisir Rencana
pengaktifan TPA Leuwisisir pada 2013 masih menyisakan "pekerjaan rumah"
bagi Pemkab Karawang. Sebab masih bermunculan penolakan terkait akan
diaktifkannya TPA tersebut. Beberapa warga yang tinggal di sekitar calon TPA
Leuwisisir masih ada yang tidak setuju terhadap rencana pengaktifan TPA sampah
di daerahnya, karena dikhawatirkan akan terjadi pencemaran lingkungan. "Warga
khawatir jika di daerahnya dibangun TPA akan berdampak terhadap pncemaran
lingkungan dan juga dikhawatirkan mengganggu kesehatan warga," kata
Saepullah, salah seorang warga Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat.
Dikatakannya, warga yang menolak rencana TPA Leuwisisir itu sudah
menyampaikan surat keberatan ke pemerintah daerah setempat. Salah satu isi surat
tersebut ialah meminta Pemkab Karawang mengkaji ulang rencana pengaktifan
TPA Leuwisisir. Menurut dia, walaupun pengelolaan sampah di TPA Leuwisisir
tersebut nantinya dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih, warga tetap
tidak setuju. Sebab berbagai dampak negatif dari keberadaan TPA sampah itu
akan mengganggu warga setempat. Seorang aktivis lokal Karawang, Gufroni,
mengatakan, pemerintah daerah seharusnya lebih intensif melakukan sosialisasi
tentang rencana pengaktifan TPA sampah Leuwisisir. Hal itu perlu agar
masyarakat setempat mengetahui bagaimana sebenarnya TPA sampah Leuwisisir
tersebut, termasuk di antaranya menyampaikan kepada masyarakat terkait dengan
14

teknologi yang akan dilakukan dalam pengelolaan sampah di TPA Leuwisisir.
"Kalau sekarang ada penolakan, kemungkinan itu terjadi akibat kurang matangnya
sosialisasi kepada masyarakat setempat," kata dia.
Ketua LSM Lodaya Karawang, Nace Permana, menilai perencanaan
Pemkab Karawang untuk mengaktifkan TPA Leuwisisir itu kurang matang.
Sehingga, walaupun proyek itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu,
hingga kini masih ada "riak-riak" penolakan pengaktifan TPA Leuwisisir.
Menurut dia, pembangunan TPA sampah Leuwi Sisir itu merupakan proyek yang
dikerjakan sejak 2006-2007, tetapi hingga kini belum bisa dimanfaatkan. Hal
tersebut diduga karena proyek pembangunan TPA tersebut tidak direncanakan
melalui kajian matang dan tidak disusun secara komprehensif. "Kondisi itu sangat
disayangkan, karena anggaran proyek pembangunan TPA itu tidak sedikit,
mencapai lebih dari Rp18,5 miliar," katanya. Sementara itu, Pemerintah Desa
Mekarmulya menegaskan warganya tidak menolak rencana pemerintah daerah
setempat yang akan mengaktifkan TPA sampah Leuwisisir, untuk mengurangi
beban pada tempat pembuangan akhir Jalupang.
Kepala Desa Mekarmulya, Darlim, dalam beberapa kesempatan
menyebutkan, sampai saat ini pihaknya belum mendengar dan menerima
pengaduan terkait penolakan rencana pengaktifan TPA sampah Leuwisisir.
Dikatakannya, masyarakat Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat,
sudah menerima sosialisasi terkait dengan rencana pengaktifan TPA sampah
Leuwisisir sejak beberapa tahun terakhir. Justru pemerintah desa beserta
masyarakat setempat menantikan pengaktifan TPA sampah Leuwisisir tersebut.
"Tidak benar ada penolakan rencana pengaktifan TPA Leuwisisir itu. Justru
sebaliknya setiap kami mengikuti kegiatan sosialisasi, masyarakat yang sering
bertanya kapan TPA itu akan fungsikan. Kemungkinan penolakan bukan berasal
dari warga desa kami," kata dia. Ia menegaskan masyarakatnya tidak menolak
pengaktifan TPA Leuwisisir. Penolakan itu muncul dari warga Desa Cipayung,
Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Sebab, lokasi TPA tersebut
berada di titik perbatasan antara Karawang - Bekasi.
15

Sementara itu, Ketua DPRD Karawang, Tono Bachtiar, meminta
pemerintah daerah setempat serius dalam menangani permasalahan sampah
menyusul kondisi TPA sampah J alupang yang sudah mendekati "over load".
"Permasalahan sampah itu persoalan yang berdampak langsung kepada
masyarakat atau menjadi persoalan publik. Jadi harus cepat tertangani masalah
sampah itu," katanya. Menurut dia, saat ini di Karawang terdapat TPA sampah
Jalupang yang kondisinya sudah mendekati "overload". Hal tersebut harus
diperhatikan serius. "J ika solusi atas permasalahan sampah itu ialah mengaktifkan
TPA Leuwisisir, maka harus Pemkab Karawang harus mempersiapkan secara
matang pengaktifan TPA itu," katanya. Hanya ia mengingatkan agar pengaktifan
TPA Leuwisisir dibarengi dengan penerapan teknologi pengolahan sampah. J ika
di TPA Leuwisisir itu nantinya tidak ada penerapan teknologi pengolahan sampah
yang benar, maka DPRD Karawang akan menolak rencana pengaktifan TPA itu.
Ia menilai penerapan teknologi tinggi pengolahan sampai di TPA
Leuwisisir sudah perlu dilakukan. Dengan demikian, TPA tidak hanya sebagai
titik pembuangan sampah, tetapi juga ada aktivitas pengolahan sampah yang
menggunakan teknologi tinggi. Sebab berbagai kemungkinan buruk, akan dialami
warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi TPA, jika rencana pengaktifan TPA
Leuwisisir itu tidak dibarengi dengan penerapan teknologi pengolahan sampah
yang baik. Atas hal itu, penerapan teknologi pengolahan sampah sudah menjadi
keharusan untuk dilakukan Pemkab Karawang atau pihak ketiga yang nantinya
akan mengelola TPA Leuwisisir.
TPS Ujung Berung-Bandung
TPS ini terletak di pinggir Pasar Ujung Berung. Keadaan TPS ini pada
saat kami melakukan survei ternyata masih banyak sampah di TPS ini karena
belum diangkut oleh truk pengangkut sampah. Masih ada 2 truk lagi dengan
sampah yang begitu menumpuk saking penuhnya truk, sampai sampah-
sampahnya jatuh lagi ke tanah. Untuk TPS Ujung Berung ini sampahnya diangkut
ke TPA Sarimukti di Rajamandala, Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Menurut
keterangan dari salah seorang petugas TPS memaparkan bahwa sampah-sampah
di Ujung berung diangkut ke TPA Sarimukti Rajamandala. Biasanya dalam sehari
16

sampah yang ada di TPS Uber ini biasanya orang-orang menyebut tempat ini,
dibawa ke TPA sebanyak dua kali. Pengangkutan pertama dilakukan pada jam 10
pagi dan pengangkutan yang kedua dilakukan pada sore hari antara jam 4 sampai
jam 6 sore. Kondisi TPS Uber ini pada saat kami kesana itu lebih baik menurut
keterangan seorang warga di sana yaitu Ibu Eti seorang penjual minuman es
kelapa yang letak warungnya itu tepat di depan TPS dan dia sudah berjualan es di
tempat itu selama 7 tahun. Keterangannya yaitu di TPS itu sering sampahnya
tidak diangkut setiap hari, terkadang 2 minggu bahkan pernah 1 bulan tidak
diangkut. Menumpuknya sampah dikarenakan alat berat yang ada di TPA tersebut
rusak atau terkadang truknya yang rusak jadi tidak dapat mengangkut sampah
setiap hari, belum lagi kalau ada demo masyarakat di sekitar TPA Sarimuktinya
yang menyebabkan para sopir diam dan tidak bisa lewat karena jalanan diblokir
oleh para demonstran yang menolak TPA tersebut karena mereka meresa
terganggu dengan sampah-sampah yang diangkut oleh truk-truk sampah karena
sampah-sampah tersebut setiap kali lewat dan melewati rumah mereka begitu
tercium bau busuk yang tidak seharusnya mereka hirup.
Jadi, jika sampah tak diangkut secara rutin setiap hari maka sampah
akan menumpuk di TPS yang akhirnya sampah begitu menumpuk bahkan sampai
menumpuk ke badan jalan yang biasa masyarakat gunakan untuk beraktifitas jika
mau kepasar atau pun akan lewat. Berdasarkan keterangan Ibu Eti dia
mengeluhkan keadaan ini karena menurutnya sebagai seorang penjual minuman
yang lokasinya tepat didepan TPS mengaku merasa tidak nyaman karena pembeli
sering mengeluhkan bau, terkadang jika sampah tidak diangkut 2 minggu dia
bercerita banyak belatung di daerah sekitar TPS tersebut bahkan belatungnya
banyak di warung miliknya yang notaben penjual minuman itu harus bersih agar
tidak banyak bakteri dan vektor penyakit lainnya. Dia mengeluhkan bau busuk
terkadang jika sampah telat diangkut dan sudah mencapai badan jalan dan banyak
belatung yang dapat ditemukan disekitar warungnya seain itu lalat hijau juga tidak
kalah banyak jika sampah itu sudah benar-benar bnyak dan menumpuk. Dia
berharap kepada pemerintah daerah (PEMDA) Kota Bandung untuk lebih
memperhatikan lagi masalah sampah sehingga sampah di TPS dapat diangkut
17

setiap hari. Berdasarkan keterangan yang kami dapat dari Pak Ujang yang
merupakan petugas TPS di TPS Uber yang sudah bekerja sebagai petugas TPS
selama 20 tahun ini menyebutkan bahwa truk sampah yang dikirimkan PEMDA
ke TPS itu sebanyak 1 unit truk sampah, tetapi truk itu mengangkut 2-3 kali balik
dari TPS Uber ke TPA Rajamandala karena keterbatasan truk. Dia juga
memaparkan bahwa sampah yang dihasilkan di TPS itu sebanyak 10 ton / hari.
J ika keadaan sampahnya tidak begitu banyak maka truk itu akan mengangkut 2
kali dalam sehari, tetapi jika jumlah sampahnya banyak maka truk akan
mengangkut sampah di TPS itu sebanyak 3 kali dalam sehari. J ika sampai sampah
itu menumpuk seperti truk sampah tidak datang selama 2 minggu bahkan 1 bulan
maka sampah bena-benar banyak dan telah membusuk Pak Ujang ini sampai
kewalahan dan akhirnya sering jatuh sakit karena ketidak teraturan truk sampah
datang yang akhirnya sampah begitu namyak sampai menempati badan jalan.
Selain dari pada hasil observasi kami diatas, berikut ini juga ada referensi internet
mengenai TPA di Rajamandala.
Berdasarkan pantauan, tumpukan sampah di TPA di Rajamandala tidak
hanya terjadi di TPS yang berada di Kota Bandung saja, tetapi juga terjadi di
sejumlah TPS yang berada di Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi yang
juga membuang sampahnya ke TPA di Sarimukti. Seperti di TPS Jalan Gedung
Lima Padalarang, Kab Bandung Barat dan di TPS Jalan Raya Cimahi Kota
Cimahi, terlihat tumpukan sampah sudah sampai ke badan jalan meski belum
mengganggu arus kendaraan yang lewat. Kota Bandung memproduksi sampah
1.800 ton per hari, yang bisa diangkut ke TPA Sarimukti sekitar 1.000 ton sampah
atau 200 ritase per hari dengan menggunakan 107 truk. Meski produksi sampah
dari Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat, tidak sebesar Kota Bandung,
namun akibat penutupan ini masyarakat menjadi resah karena sampah yang
berada di depan rumah masing-masing semakin menumpuk dan menimbulkan bau
busuk.



18

BAB III
PENUTUP

A. Saran
Saran kami untuk permasalahan sampah di TPS maupun TPA Karawang
dan Bandung intinya sama karena permasalahan sampah dikedua daerah ini sama
yaitu terletak di letak TPA dan cara pengolahan sampah yang baik sehingga tidak
terjadi lagi hal-hal yang beresiko yang disebabkan karena sampah. Untuk
PEMDA Karawang semoga saja tidak sampai salah pilih dalam pemilihan dan
penetapan TPA, tempat harus dipertimbangkan ke semua hal, jangan sampai satu
masalah teratasi yaitu tampat sampah tersedia tetapi masalah baru muncul dari
masyarakat karena mereka merasa terganggu oleh tindakan yang diambil
pemerintah yang akhirnya bermunculan berbagai penyakit dan masalah lain-lain.
Pemerintah harus cerdas dalam menyikapi sebuah masalah, jangan sampai satu
masalah teratasi tetapi menimbulkan banyak permasalahan lain.
Untuk PEMDA Bandung, harus segera mengambil keputusan dan mulai
menagnggapi masalah sampah dengan serius karena masalah ini benar-benar telah
menjadi masalah yang besar. Sama halnya dengan pemerintah Karawang. Cerdas
dalam mengambil dan menentukan keputusan jangan sampai ada hal atau pihak
yang harus dikorbankan demi menangani suatu permasalahan.
Untuk warga sekitar dan masyarakat seluruhnya pandai-pandailah dalam
menggunakan sesuatu, minimalisir segala bentuk kegiatan yang menghasilkan
sampah, apa lagi sampah anorganik yang tidak bisa diurai akan menimbulkan
permasalahn lingkungan. Sedikit pun sampah yang kita hasilkan maka seperti
pepatah sedikit-sedikit menjadi bukit. Begitu pula sampah yang kita hasilkan,
setelah menjadi bukit maka sulit untuk menanganinya dan membutuhkan waktu
yang lama untuk dapat menangani itu.



19

B. Implikasi
Permasalahan yang timbul diatas ini membuat kita sadar bahawasanya
sampah yang kita hasilkan setiap harinya itu ternyata menimbulkan efek negatif
yang lebih besar pada lingkungan, sedangkan permasalahan itu tidak mudah untuk
mencari solusinya. Maka dari itu khususnya kita sebagai generasi muda dan
sebagai orng berpendidikan harus bisa dan peka terhhadap permasalahan-
permasalahan itu, hal kecil yang dapat kita lakukan adalah meminimalisir
penggunaan barang yang dapat menimbulkan sampah. Karena seperti yang kita
tahu saat ini sampah di sekitar kita sudah sangat banyak bahkan sudah membentuk
gunung-gunung sampah itu sebetulkan kalau kita kaji lebih dalam lagi karena
kebiasaan kita yang sering memandang sampah itu hal yang biasa yang akhirnya
kita seenaknya membuang sampah/ menyampah sehingga sampah-sampah itu
menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang cukup serius. Sebab akibat
disetiap tindakan yang kita lakukan pasti ada walaupun tindakan itu kecil.

C. Solusi
Dari permasalahan diatas mengenai sampah seharusnya pemerintah
menggunakan cara yang lebih efektif dan tindakan yang lebih cerdas seperti
halnya mengolah sampah dengan alat yang memang dikhususkan untuk mengolah
sampah menjadi bahan-bahan yang dapat dipakai ulang atau dapat menjadikan
sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mungkin saja
tidak semua sampah dapat memberikan nilai ekonomi yang tinggi, tetapi hal itu
dapat meminimalisir menumpuknya sampah di lingkungan. Menggunakan
teknologi tinggi (high technology) walau secara pasti negara harus mengeluarkan
biaya yang tidak sedikit untuk itu).
Mungkin saat ini kita belum bisa membuat teknologi semacam itu dengan
alasan keterbatasan alat, bahan dan pastinya biaya, dan untuk sementara kita bisa
memesan itu dari negara tetangga seperti Jerman atau Jepang sebagaimana kita
ketahui negara-negara tersebut merupakan negara penghasil teknologi modern.
Dari pada pemerintah sibuk mencari TPA yang tepat dan mengeluarkan biaya
yang besar unuk sampah seperti biaya pembelian lahan TPA, TPS armada untuk
20

mengangkut sampah dan merapikan sampah yang jumlahnya dapat memakan
biaya dengan nilai yang sangat tinggi seperti yang akan dilakukan oleh
pemerintah Kabupaten Karawang, itu pun tidak akan mengurangi masalah
lingkungan meskipun di TPA yang baru. Karena sampah tetaplah sampah jika
tidak kita olah, yang terjadi hanya akan membentuk gunungan sampah. J ika hal
itu terjadi lagi maka apa yang akan pemerintah lakukan? Akankah membeli lahan
baru lagi untuk TPA yang baru? sedangkan itu tidak akan mengurangi sampah
yang ada, malah lebih banyak sampah yang terkumpul di beberapa TPA di suatu
daerah. Artinya tindakan pemerintah sebetulnya tidak untuk menyelamatkan
lingkungan, tetapi malah membuat lingkungan semakin tercemar karena
gunungan sampah terdapat dimana-mana sebab TPA pun tersebar dimana-mana
dalam suatu daerah.














DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung: Tarsito
Mochamad Indrawan. 2007. Biologi Konservasi. J akarta: Yayasan Obor Indonesia
Conservation International.
Nasya Fathiras. 2011. Analisis Pengelolaan Sampah Di Tempat Pembuangan
Akhir. Bogor: IPB
http://www.pdaid.org/library/index.php?menu=library&act=detail&gmd=Artikel
&Dkm_ID=20050156&start=40
http://m.pikiran-rakyat.com/node/129906
http://dezia.wordpress.com/tag/tpa-sarimukti/
http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/1422
http://Pemkab Karawang kekurangan armada pengangkut sampah -
Antaranews.com.htm
http:// Pengaktifan TPA Sampah Leuwisisir Karawang Terkatung-katung.htm


LAMPIRAN

GAMBAR TPS PASAR RENGASDENGKLOK











GAMBAR TPS PASAR UJUNG BERUNG

Anda mungkin juga menyukai