Anda di halaman 1dari 4

Bioindikator Pencemaran Tanah

 Astragalus racemosus

Tumbuhan ini dapat dijadikan bioindikator dikarenakan dapat mengakumulator Selesium (Se) yang
terdapat pada tanah dengan menyerap Selesium (Se)dengan akarnya.

 Nelumbia nelumbo (Teratai)

Tumbuhan ini dapat dijadikan bioindikator dikarenakan dapat mereduksi merkuri yang terdapat
pada tanah dengan kemampuan mereduksi yang cukup tinggi.

 Thlaspi calaminare

Tumbuhan ini dapat dijadikan bioindikator dikarenakan dapat mengakumulasi Seng (Zn).
 Acanthus ilicifolius

Digunakan untuk mengetahui habitat saline. Tumbuhan ini tumbuh dan tahan dalam habitat dengan
kandungan garam tinggi. Kegaraman tanah antara lain oleh NaCl, CaSO4, NaCO3, KCl.

 Butea monosperma dan Capparis deciduas

Tanah alkalinitasnya tinggi, digunakan sebagai indikator karakteristik tanah.

 Peganum harmala
Digunakan sebagai indikator karakteristik tanah, yaitu tanah kaya akan N dan garam-garam, baik
untuk pertanian.

 Silene vulgaris

Digunakan untuk mengetahui kadar logam berat pada tanah.Tanah yang mempunyai cadas
berkandungan logam berat, khususnya Zn, Pb, Ni, Co, Cr, Cu, Mr, Mg, Cd, Se dan lain-lain.

 Vetiveria zizanioides (Akar wangi)

Akar wangi merupakan fitoremediator ideal untuk mengendalikan pencemaran lingkungan. Akar
wangi mampu tumbuh pada lahan yang terkontaminasi logam berat: bekas tambang maupun bekas
minyak, dan mampu mengakumulasi logam dalam konsentrasi yang tinggi.

 Eleocharis dulcis (Purun tikus)


Merupakan tumbuhan khas lahan rawa. Tanaman air ini banyak ditemui pada tanah sulfat masam
dengan tipe tanah lempung atau humus dengan pH 6,9 – 7,3, tetapi juga mampu tumbuh dengan
baik pada tanah masam. Purun tikus ditemukan di daerah terbuka di lahan rawa atau daerah
persawahan yang tergenang air, pada ketinggian 0 – 1.350 m di atas permukaan laut; tumbuh baik
pada suhu 30 − 35°C dan kelembapan tanah 98 – 100%.

Imperata cylindrica (Alang-alang (Lalang))

Indikator lahan yang mengalami penurunan kesuburan (degradasi); menghendaki kondisi tanah
aerobik (tidak tergenang air); tahan terhadap kekeringan, kebakaran, dan beradaptasi pada tanah
masam. Lahan alang-alang umumnya terlihat bila lahan pertanian intensif ditinggalkan (shifting
cultivation).

Anda mungkin juga menyukai