Anda di halaman 1dari 2

RAMADHAN DAN MANAJEMEN WAKTU

Alhamdulillah, segala puji hanya kepada Allah SWT. Kita bersyukur hingga hari ini diberi
kekuatan dan kesempatan untuk menjalani hari-hari Ramadhan dengan penuh amal
kebaikan.

Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW nabi junjungan kita semua, yang mengisi
Ramadhan dengan sepenuh amal yang berkah. Memberikan contoh kepada kita beragam
amal yang disyariatkan dalam Ramadhan yang mulia. Semoga kita mampu meniru dan
menjalankannya. Waktu berjalan begitu cepat, begitu pula dengan bulan Ramadhan kali ini.
Hari terus berganti, bulan dan demikian pula tahun selalu berganti, maka yang terbaik
untuk dilakukan seorang muslim adalah melakukan muhasabah atau evaluasi diri. Allah
SWT berfirman :




Hai orangorang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), (QS Al Hasyr 18)

Salah satu yang kita perlu kita renungi adalah berjalannya waktu yang begitu cepat,
terkadang membuat banyak orang lalai, sehingga saat usia menjelang senja, atau badan
mulai terlihat renta, penyesalan itu datang begitu rupa. Rasulullah SAW telah berpesan :

Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya, (yaitu): masa mudamu
sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa
sempitmu, masa longgarmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang
kematianmu (HR an-Nasai)

Agar kita tidak termasuk mereka yang lalai dengan berlalunya waktu dan berkurangnya
usia kita, maka marilah kita renungkan beberapa hal yang diajarkan Islam untuk
menjadikan waktu kita lebih berkah.

Pertama : Mencari Akhirat tanpa Melupakan Dunia
Allah SWT berfirman :




Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi (QS Al-
Qoshos : 77).

Ajaran syariat Islam yang luwas dan luwes memberikan peluang dan motivasi bagi setiap
muslim untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Karenanya setiap muslim dituntut
untuk mengisi waktunya dengan lebih tawazun (seimbang) antara beribadah, bekerja
ataupun berdagang, agar senantiasa selaras antara kepentingan akhirat dan dunianya.

Kedua : Meninggalkan Hal yang Sia-sia tanpa makna.

Rasulullah SAW berpesan tentang kunci sukses mendapatkan waktu yang berkah, beliau
bersabda : sebagian dari bukti kebaikan keislaman seseorang adalah, meninggalkan apa-
apa yang tidak bermanfaat baginya (HR Malik).

Waktu yang luang senantiasa menghadirkan ujian baru bagi kita, apakah menghabiskannya
dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, ataukah menjadikannya sebagai momentum untuk
memperbanyak amal ?. Seorang muslim harus
senantiasa mawas dengan waktu-waktu luang yang datang silih berganti menghiasi siang
malamnya.

Ketiga : Memperbanyak Amal yang Mengalirkan Pahala terus menerus.

Beramal untuk akhirat bagaikan berinvestasi, kita menginginkan hasilnya terus akan
mengalir pada diri kita, meski kita tak lagi hidup di dunia ini. Usia kita terbatas, tapi pintu
pahala masih selalu akan terbuka jika kita memulai amal kebaikan yang selalu bermanfaat
bagi orang lain.
Rasulullah SAW bersabda : jika seorang manusia meninggal, maka terputus (pahala)
amalnya, kecuali dari tiga sumber : shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
sholih yang mendoakannya (HR Muslim).

Inilah amal-amal bernilai investasi pahala yang tak akan surut,
seperti ; menuliskan ilmu dalam buku, atau mengajarkannya secara langsung, memberikan
beasiswa pada pelajar, atau mewakafkan dan membangun masjid atau madrasah. Semua ini
dengan niatan baik menjadi sumber pahala yang akan terus mengalir insya Allah, bahkan
saat jasad kita telah menyatu dengan tanah sekalipun.



































Akhirnya, semoga setiap berlalunya waktu senantiasa menjadi momentum bagi kita untuk
mengevaluasi diri dan memperbanyak amal setelahnya, agar menjadikan waktu kita lebih
berkah. Wallahu alam bisshowab.

Anda mungkin juga menyukai