2 Rabu, 10 April 2013 dampak efek negatif bts atau tower pemancar sinyal seluler bagi manusia
Perkembangan teknologi yang semakin pesat khususnya dalam bidang telekomunikasi mendorong berbagi operator provider untuk mengembangkan kualitas jaringan mereka. Salah satu cara yang mereka lakukan guna tercapainya kualitas jaringan yang bagus dalam bidang komunikasi adalah dengan cara memperbanyak jumlah bts atu masyarakat kerap menyebutnya dengan tower seluler dan ada juga yang menyebutnya dengan nama tower pemancar sinyal. Terserah dengan apa mereka menyebutnya banyak diantara mereka yang belum tau dari dampak pembangunan tower bts tersebut. Hal ini seiring dengan minimnya tingkat pendidikan di Indonesia sehingga mereka dengan mudah dapat di iming-imingi sesuatu yang ternyata dibalik iming-iming itu ada dampak bahaya yang sangat besar bagi mereka. Misalnya saja didaerah saya ada suatu operator seluler yang ingin membangun BTS di kampung, dengan iming-iming pemilik tanah yang mau lahannya disewa untuk pembangunan BTS akan diberi uang sebesar 100 juta maka tanpa berfikir panjang langsung saja dia setuju. Tak hanya berhenti disitu pembangunan BTS memerlukan izin dari warga sekitar, sehingga dengan mengumpulkan warga mereka memberi iming-iming akan diberi uang sebesar 1 juta untuk satu tanda tangan dari mereka (yang berarti mereka menyetujui pembangunan BTS tersebut. Siapa sih yang tak tergiur dengan uang satu juta hanya dengan bertanda tangan saja? Tentu saja banyak warga yang menyetujuinya. 3 Padahal tanpa mereka tau terdapat dampak efek negatif dari BTS yang sebenarnya membahayakan kehidupan mereka, berikut ini adalah diantaranya:
Radiasi BTS dapat memicu kanker Meskipun ada dua pendapat yang berbeda yang satu mengatakan bahwa radiasi BTS sangat kecil dan tidak berbahaya, sedangkan yang satu lagi mengatakan bahwa radiasi BTS itu sangat berbahaya dan menyebabkan kanker. Saya cenderung lebih percaya dari pernyataan ke dua, mengapa? Ada dua hal yang membuat saya percaya dengan nomor dua, yang pertama saya sekolah jurusan listrik dan sedikit-sedikit mengerti tentang radiasi. Kita tau bahwa BTS menggunakan daya energi yang sangat besar sehingga kemungkinan radiasi juga besar. Yang kedua saya lebih diyakinkan dengan penelitian seorang peneliti dari India yang bernama Prof Girish Kumar. Beliau mengatakan bahwa dampak radiasi BTS sangat fatal dan dapat memicu kanker. Jadi jelas saja saya lebih percaya dengan pernyataan kedua dari pada pernyataan pertama yang tanpa ada bukti dan penelitian.
Menurunkan sistem kekebalan tubuh Berdasarkan penelitian di India ternyata BTS mengeluarkan medan elektromagnetik. Medan elektromagnetik dari BTS inilah yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia.
Mudah terserang penyakit Hal ini masih berkaitan dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Jika seseorang lemah dalam sistem kekebalan tubuh maka akan mudah sekali untuk terserang penyakit. Contohnya saja penyakit HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh, penderita penyakit tersebut akan mudah sekali terserang penyakit.
Mudah terkena petir Seperti kita tau petir akan lebih suka menyambar sesuatu yang tinggi dan terutama lancip. Bentuk BTS yang tinggi dan lancip menjulang menjadi sasaran empuk petir, namun tenang saja karena di setiap BTS sudah dipasang anti petir (grounding) yang sangat baik sekali (R<1 Ohm). Meskipun demikian jika rumah anda dekat dengan BTS maka anda akan tetap merasakan dampak dari tersambarnya BTS oleh petir.
4 Bahaya BTS roboh Nah ini yang sering kali menjadi pertimbangan masyarakat jika BTS suatu saat akan roboh. Mengingat BTS yang semua bagiannya terbuat dari besi, sangat tinggi dan tentunya berat bayangkan jika rumah anda tertimpa oleh BTS, apa yang akan terjadi? Ditambah lagi dengan angin kencang yang sering terjadi di Indonesia semakin membuat was-was warga yang dekat dengan BTS. Diposkan oleh indah handayani di 20.46
Berikut ini sejumlah dampak negatif yang bisa ditimbulkan akibat radiasi yang berlebihan dari ponsel dan menara BTS:
1. Risiko kanker otak pada anak-anak dan remaja meningkat 400 persen akibat penggunaan ponsel. Makin muda usia pengguna, makin besar dampak yang ditimbulkan oleh radiasi ponsel.
2. Bukan hanya pada anak dan remaja, pada orang dewasa radiasi ponsel juga berbahaya. Penggunaan ponsel 30 menit/hari selama 10 tahun dapat meningkatkan risiko kanker otak dan acoustic neuroma (sejenis tumor otak yang bisa menyebabkan tuli).
3. Radiasi ponsel juga berbahaya bagi kesuburan pria. Menurut penelitian, penggunaan ponsel yang berlebihan bisa menurunkan jumlah sperma hingga 30 persen.
4. Frekuensi radio pada ponsel bisa menyebabkan perubahan pada DNA manusia dan membentuk radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan karsinogen atau senyawa yang dapat memicu kanker.
5. Frekuensi radio pada ponsel juga mempengaruhi kinerja alat-alat penunjang kehidupan (live saving gadget) seperti alat pacu jantung. Akibatnya bisa meningkatkan risiko kematian mendadak.
6. Sebuah penelitian membuktikan produksi homon stres kortisol meningkat pada penggunaan ponsel dalam durasi yang panjang. Peningkatan kadar stres merupakan salah satu bentuk respons penolakan tubuh terhadap hal-hal yang membahayakan kesehatan. 5
7. Medan elektromagnet di sekitar menara BTS dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya tubuh lebih sering mengalami reaksi alergi seperti ruam dan gatal-gatal.
8. Penggunaan ponsel lebih dari 30 menit/hari selama 4 tahun bisa memicu hilang pendengaran (tuli). Radiasi ponsel yang terus menerus bisa memicu tinnitus (telinga berdenging) dan kerusakan sel rambut yang
dampak positifnya gelombang radio komunikasi seluler yg dipancarkan itu bisa untuk berkomunikasi melalui telepon genggam
6
Radiasi Tower BTS Hantam 15 Rumah Saturday, 17 November 2012 16:29 Muaradua, Palembang Pos,- Radiasi provider akibat disambar petir menghantam sedikitnya 15 rumah di Desa Campang Kecamatan Kisam Ilir, Kamis (15/11) sekitar pukul 21.00 WIB. Alat elektronik warga sekitar tower BTS mengalami kerusakan bahkan usai petir menyambar komunikasi warga sekitarpun ikut terputus. Tak hanya itu, kerugian yang dialami warga juga terlihat pada salah satu peralatan orgen tunggal beserta power milik warga yang tengah latihan. Kerusakan akibat dampak sengatan listrik yang menyebar dari tower BTS milik telkomsel tersebut, ujar Sawalan, Kepala Desa Simpang Campang. Beruntung, lanjutnya peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, hanya merusak barang-barang elektronik milik 15 rumah. Atas kejadian itu, warga meminta tanggung jawab dari pemilik BTS provider Telkomsel untuk mengganti kerusakan barang elektronik warga yang terkena dampak radiasi ketika BTS disambar petir. Jika tidak mau mengganti kerugian alat elktornik rusak, warga akan menyegel dan mengancam akan mempreteli tower tersebut.
7 BAHAYA PETIR DI SEKITAR MENARA TOWER BTS
Beberapa waktu yang lalu, Nopember 2008, hujan lebat disertai petir yang menggelegar bersahut-sahutan terjadi di Semarang sekitarnya, dan ini mungkin masih akan terjadi diwaktu mendatang. Akibat dari kejadian ini, jaringan listrik padam dan beberapa piranti elektronik mengalami kerusakan seperti jaringan internet dan perlengkapan komputer. Aktifitas yang seharusnya bisa dikerjakan, sementara waktu semua tertunda, karena listrik padam. Hampir setiap kali ada hujan disertai sambaran petir, jaringan listrik akan padam, meskipun tidak selalu. Setelah suplai listrik kembali normal, sangat disayangkan ternyata jaringan internet masih mati, tampaknya hub dan modem terbakar. Kerusakan lain misalnya batere leptop tidak bisa menyimpan energi dengan maksimal, peralatan elektronik yang bekerja sebagai kendali tidak bisa bekerja. Berita lain dalam media yang sama disebutkan seorang ibu dan anaknya tewas tersambar petir pada saat memperbaiki atap rumah pada saat hujan disertai petir. Struktur Tinggi Begitu besar bahaya yang ditimbulkan akibat adanya sambaran petir ini, sehingga masyarakat perlu waspada dan hati-hati pada saat terjadi hujan disertai petir, apalagi bagi masyarakat yang tinggal berada di bawah atau di sekitar menara BTS (base tranceiver station). Hal ini, karena secara umum petir akan lebih suka menyambar bagian-bagian di permukaan bumi yang memiliki struktur tinggi (gedung-gedung tinggi, tower BTS, menara transmisi tegangan tinggi) dan lebih suka memilih struktur yang terbuat dari material konduktif 8 (metal). Membaca tulisan Anies, Problem Menara BTS di Perkotaan (Suara Merdeka, 6 November 2008) pada bagian awal disebutkan bahwa tower BTS telah menjadi problem perkotaan dengan isu yang dikemukakan adanya efek negatif gelombang elektromagnetik. Namun pada bagian akhir diberikan pernyataan agar masyarakat yang berada di bawah atau di sekitar menara BTS tidak perlu cemas, sebab tidak akan mengganggu kesehatan. Dengan adanya pernyataan tersebut, secara langsung telah menjawab bahwa problem utama menara BTS bukanlah radiasi yang dipancarkan. Bukan Penangkal Petir Justru problem utama kehadiran tower BTS di sekitar pemukiman penduduk adalah sambaran petir yang mengenainya. Jika terdapat sejumlah awan bermuatan dengan medan statis yang cukup untuk terjadi petir, maka obyek yang pertama kali dikenai sambaran petir yaitu tower BTS, karena memiliki struktur yang menjulang tinggi dan terbuat dari bahan logam. Praktis jumlah sambaran petir di sekitar tower BTS akan meningkat, bukannya berkurang, sehingga apabila dipasang logam lancip di ujung tower, bukan penangkal petir namanya, namun lebih tepat sebagai pemancing / pemanggil petir. Memang secara teoritis, mestinya tinggal di bawah atau di sekitar tower BTS akan aman, karena tidak dikenai sambaran petir langsung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Whitehead yang menyatakan obyek yang berada dalam radius kurang dari 2h1.09 dari menara akan aman dari sambaran petir langsung (J.G. Anderson,1987). Daerah yang terletak dalam radius itu disebut dengan lebar bayang-bayang listrik. Jadi apabila ada tower BTS setinggi 70 m, maka obyek yang berada dalam radius 205,2 m mestinya aman. Sekadar untuk diketahui, bahwa Indonesia memiliki 200 hari guruh, jika dibandingkan dengan USA 100 hari, Brasil 140 hari dan Afrika 60 hari. Bahkan pernah tercatat dalam Guinness Book of Records pada tahun 1988 dengan jumlah 322 petir per tahun di Daerah Cibinong Jawa Barat. Data dari Badan Meteorologi dan Geofisika tahun 2005, untuk Semarang sekitarnya memiliki kerapatan 121 petir per tahun. Besar medan listrik minimal yang dihasilkan oleh petir bisa mencapai 1 Mega Volt per meter. Sehingga bisa dibayangkan, apa yang terjadi jika sambaran petir mengenai tower BTS ataupun struktur tinggi lainnya pada arus maksimum secara berulang-ulang. Grounding System Pihak pemilik tower BTS, tentu sudah mengetahui dan memperhitungkan bahaya yang 9 diakibatkan oleh sambaran petir ini, sehingga untuk mengantisipasi adanya kenaikan tegangan yang sangat tinggi secara tiba-tiba karena petir, tower BTS telah dilengkapi dengan sistem penyalur arus petir (grounding system) dan peralatan proteksi yang disebut arrester. Jika kondisi sistem pengetanahan tidak baik, misalnya di daerah bebatuan, hal ini dapat menyebabkan nilai resistansi tinggi. Maka tegangan akibat sambaran petir yang melewati sistem pengetanahan akan semakin tinggi. Efek medan listrik yang timbul akibat adanya sambaran petir pada tower BTS akan semakin besar sehingga dapat merusak piranti elektronik, jaringan kabel telekomunikasi, jaringan data, dan keselamatan manusia yang ada di sekitarnya. Tindakan Preventif Terhadap adanya ancaman bahaya yang diakibatkan sambaran petir pada tower BTS, masyarakat perlu mengetahuinya, agar tindakan preventif dapat segera dilakukan. Beberapa tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan memasang sistem penyalur arus petir (grounding system) di atas rumah, memasang peralatan pelindung akibat tegangan impuls petir (arrester) pada piranti-piranti elektronik yang menggunakan suplai tegangan rendah. Untuk keperluan keamanan dan kenyamanan, maka nilai resistansi sistem penyalur arus petir harus diukur dan nilai resistansinya diusahakan kurang dari 1 Ohm dan untuk piranti elektronik harus dipasang arrester. Kalau secara teknis, sistem penyalur arus petir ke tanah ini sudah memenuhi syarat, masyarakat di bawah ataupun yang berada di sekitar menara boleh tidur tenang. Petir biar saja menyambar tower BTS, tapi arus sudah diberikan jalur untuk langsung menuju ke tanah.
10 BAHAYA RADIASI DI SEKITAR MENARA Base Transceiver Station (BTS) MENURUT Prof. Girish Kumar .
Tidak bisa dipungkiri bahwa telepon seluler (ponsel) telah banyak menghadirkan berbagai kemudahan dalam hidup manusia. Meski banyak diperdebatkan, banyak kalangan khawatir akan dampak negatif dari radiasi yang ditimbulkan.
Penelitian terbesar yang pernah dilakukan tentang bahaya ponsel telah membantah adanya risiko kanker otak pada penggguna ponsel. Penelitian yang dilakukan sendiri oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) tersebut menunjukkan risikonya tidak terlalu besar untuk dikhawatirkan.
Namun penelitian terbaru di India kembali menegaskan adanya ancaman kanker terutama pada anak dan remaja. Sang peneliti, Prof Girish Kumar bahkan mengatakan bahaya radiasi juga terdapat di sekitar menara Base Transceiver Station (BTS).
"Satu BTS bisa memancarkan daya 50-100W. Negara yang punya banyak operator seluler seperti India bisa terpapar daya hingga 200-400W. Radiasinya tak bisa dianggap remeh, bisa sangat mematikan," ungkap Prof Kumar.
11 Dikutip dari DNAindia, berikut ini sejumlah dampak negatif yang bisa ditimbulkan akibat radiasi yang berlebihan dari ponsel dan menara BTS:
1. Resiko kanker otak pada anak-anak dan remaja meningkat 400 persen akibat penggunaan ponsel. Makin muda usia pengguna, makin besar dampak yang ditimbulkan oleh radiasi ponsel.
2. Bukan hanya pada anak dan remaja, pada orang dewasa radiasi ponsel juga berbahaya. Penggunaan ponsel 30 menit/hari selama 10 tahun dapat meningkatkan risiko kanker otak dan acoustic neuroma (sejenis tumor otak yang bisa menyebabkan tuli).
3. Radiasi ponsel juga berbahaya bagi kesuburan pria. Menurut penelitian, penggunaan ponsel yang berlebihan bisa menurunkan jumlah sperma hingga 30 persen.
4. Frekuensi radio pada ponsel bisa menyebabkan perubahan pada DNA manusia dan membentuk radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan karsinogen atau senyawa yang dapat memicu kanker.
5. Frekuensi radio pada ponsel juga mempengaruhi kinerja alat-alat penunjang kehidupan (live saving gadget) seperti alat pacu jantung. Akibatnya bisa meningkatkan risiko kematian mendadak.
6. Sebuah penelitian membuktikan produksi homon stres kortisol meningkat pada penggunaan ponsel dalam durasi yang panjang. Peningkatan kadar stres merupakan salah satu bentuk respons penolakan tubuh terhadap hal-hal yang membahayakan kesehatan.
7. Medan elektromagnet di sekitar menara BTS dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya tubuh lebih sering mengalami reaksi alergi seperti ruam dan gatal-gatal.
8. Penggunaan ponsel lebih dari 30 menit/hari selama 4 tahun bisa memicu hilang pendengaran (tuli). Radiasi ponsel yang terus menerus bisa memicu tinnitus (telinga berdenging) dan kerusakan sel rambut yang merupakan sensor audio pada organ pendengaran.
12 9. Akibat pemakaian ponsel yang berlebihan, frekuensi radio yang digunakan (900 MHz, 1800 MHz and 2450 MHz) dapat meningkatkan temperatur di lapisan mata sehingga memicu kerusakan kornea.
10. Emisi dan radiasi ponsel bisa menurunkan kekebalan tubuh karena mengurangi produksi melatonin. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan tulang dan persendian serta memicu rematik.
11. Risiko kanker di kelenjar air ludah meningkat akibat penggunaan ponsel secara berlebihan.
12. Medan magnetik di sekitar ponsel yang menyala bisa memicu kerusakan sistem syaraf yang berdampak pada gangguan tidur. Dalam jangka panjang kerusakan itu dapat mempercepat kepikunan.
13. Medan elektromagnetik di sekitar BTS juga berdampak pada lingkungan hidup. Burung dan lebah menjadi sering mengalami disorientasi atau kehilangan arah sehingga mudah stres karena tidak bisa menemukan arah pulang menuju ke sarang. (wah dampaknya bukan phanya pada manusia saja)
13 Penyuluhan tentang BTS dan tower doohan Presentation Transcript
1. PENGARUH HANDPHONE(HP) DAN BTS(TOWER)TERHADAP LINGKUNGAN MANUSIA Oleh; Doohan.H (10-1095-1005) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 Pengaruh BTS terhadap kesehatan 2. Tidak bisa dipungkiri bahwa telepon seluler (ponsel) telah banyak menghadirkan berbagai kemudahan dalam hidup manusia. Meski banyak diperdebatkan, banyak kalangan khawatir akan dampak negatif dari radiasi yang ditimbulkan Penelitian terbesar yang pernah dilakukan tentang bahaya ponsel telah membantah adanya risiko kanker otak pada penggguna ponsel. Penelitian yang dilakukan sendiri oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) tersebut menunjukkan risikonya tidak terlalu besar untuk dikhawatirkan. 3. Namun penelitian terbaru di India kembali menegaskan adanya ancaman kanker terutama pada anak dan remaja. Sang peneliti, Prof Girish Kumar bahkan mengatakan bahaya radiasi juga terdapat di sekitar menara Base Transceiver Station (BTS). "Satu BTS bisa memancarkan daya 50-100W. Negara yang punya banyak operator seluler seperti India bisa terpapar daya hingga 200-400W. Radiasinya tak bisa dianggap remeh, bisa sangat mematikan," ungkap Prof Kumar. 4. Dikutip dari DNAindia, berikut ini sejumlah dampak negatif yang bisa ditimbulkan akibat radiasi yang berlebihan dari ponsel dan menara BTS: 1. Risiko kanker otak pada anak- anak dan remaja meningkat 400 persen akibat penggunaan ponsel. Makin muda usia pengguna, makin besar dampak yang ditimbulkan oleh radiasi ponsel. 2.Bukan hanya pada anak dan remaja, pada orang dewasa radiasi ponsel juga berbahaya. Penggunaan ponsel 30 menit/hari selama 10 tahun dapat meningkatkan risiko kanker otak dan acoustic neuroma (sejenis tumor otak yang bisa menyebabkan tuli). 3.Radiasi ponsel juga berbahaya bagi kesuburan pria. Menurut penelitian, penggunaan ponsel yang berlebihan bisa menurunkan jumlah sperma hingga 30 persen. 5. 4. Frekuensi radio pada ponsel bisa menyebabkan perubahan pada DNA manusia dan membentuk radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan karsinogen atau senyawa yang dapat memicu kanker. 5. Frekuensi radio pada ponsel juga mempengaruhi kinerja alat- alat penunjang kehidupan (live saving gadget) seperti alat 14 pacu jantung. Akibatnya bisa meningkatkan risiko kematian mendadak. 6. Sebuah penelitian membuktikan produksi homon stres kortisol meningkat pada penggunaan ponsel dalam durasi yang panjang. Peningkatan kadar stres merupakan salah satu bentuk respons penolakan tubuh terhadap hal-hal yang membahayakan kesehatan. 6. 7. Medan elektromagnet di sekitar menara BTS dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Akibatnya tubuh lebih sering mengalami reaksi alergi seperti ruam dan gatal-gatal. 8. Penggunaan ponsel lebih dari 30 menit/hari selama 4 tahun bisa memicu hilang pendengaran (tuli). Radiasi ponsel yang terus menerus bisa memicu tinnitus (telinga berdenging) dan kerusakan sel rambut yang merupakan sensor audio pada organ pendengaran. 9. Akibat pemakaian ponsel yang berlebihan, frekuensi radio yang digunakan (900 MHz, 1800 MHz and 2450 MHz) dapat meningkatkan temperatur di lapisan mata sehingga memicu kerusakan kornea.
mengurangi produksi melatonin. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan tulang dan persendian serta memicu rematik. 11. Risiko kanker di kelenjar air ludah meningkat akibat penggunaan ponsel secara berlebihan. 12. Medan magnetik di sekitar ponsel yang menyala bisa memicu kerusakan sistem syaraf yang berdampak pada gangguan tidur. Dalam jangka panjang kerusakan itu dapat mempercepat kepikunan. .
hidup. Burung dan lebah menjadi sering mengalami disorientasi atau kehilangan arah sehingga mudah stres karena tidak bisa menemukan arah pulang menuju ke sarang.
pengaruh kesehatan sipemakai HP yang aktif, pernah penulis baca di sebuah artikel yang di keluarka oleh Badan kesehatan PBB bahwasanya Hp dapat berpengaruh buruk pada pemakai lansung tergantung dari tingkat usia dan lamanya memakai aktif ada 13 macam yang telah di publikasi oleh PBB antara lain. - Mandul - Kurangnya - Tuli - Bergesernya DNA - Berubah metabolisme - Dll Makin muda seseorang menggunakan HP makin besar akan akibat yang timbul berbanding lansung dengan makin lama seseorang memakai tiap harinya.
15 Efek Radiasi Terhadap Manusia
Jika radiasi mengenai tubuh manusia, ada 2 kemungkinan yang dapat terjadi: berinteraksi dengan tubuh manusia, atau hanya melewati saja. Jika berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom. Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran) atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan. Satuan dasar dari jaringan biologis adalah sel. Sel mempunyai inti sel yang merupakan pusat pengontrol sel. Sel terdiri dari 80% air dan 20% senyawa biologis kompleks. Jika radiasi pengion menembus jaringan, maka dapat mengakibatkan terjadinya ionisasi dan menghasilkan radikal bebas, misalnya radikal bebas hidroksil (OH), yang terdiri dari atom oksigen dan atom hidrogen. Secara kimia, radikal bebas sangat reaktif dan dapat mengubah molekul-molekul penting dalam sel. 16
DNA (deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu molekul yang terdapat di inti sel, berperan untuk mengontrol struktur dan fungsi sel serta menggandakan dirinya sendiri. Setidaknya ada dua cara bagaimana radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada sel. Pertama, radiasi dapat mengionisasi langsung molekul DNA sehingga terjadi perubahan kimiawi pada DNA. Kedua, perubahan kimiawi pada DNA terjadi secara tidak langsung, yaitu jika DNA berinteraksi dengan radikal bebas hidroksil. Terjadinya perubahan kimiawi pada DNA tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan efek biologis yang merugikan, misalnya timbulnya kanker maupun kelainan genetik. Pada dosis rendah, misalnya dosis radiasi latar belakang yang kita terima sehari-hari, sel dapat memulihkan dirinya sendiri dengan sangat cepat. Pada dosis lebih tinggi (hingga 1 Sv), ada kemungkinan sel tidak dapat memulihkan dirinya sendiri, sehingga sel akan mengalami kerusakan permanen atau mati. Sel yang mati relatif tidak berbahaya karena akan diganti dengan sel baru. Sel yang mengalami kerusakan permanen dapat menghasilkan sel yang 17 abnormal ketika sel yang rusak tersebut membelah diri. Sel yang abnormal inilah yang akan meningkatkan risiko tejadinya kanker pada manusia akibat radiasi. Efek radiasi terhadap tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan bergantung pula pada lajunya; apakah diberikan secara akut (dalam jangka waktu seketika) atau secara gradual (sedikit demi sedikit). Sebagai contoh, radiasi gamma dengan dosis 2 Sv (200 rem) yang diberikan pada seluruh tubuh dalam waktu 30 menit akan menyebabkan pusing dan muntah-muntah pada beberapa persen manusia yang terkena dosis tersebut, dan kemungkinan satu persen akan meninggal dalam waktu satu atau dua bulan kemudian. Untuk dosis yang sama tetapi diberikan dalam rentang waktu satu bulan atau lebih, efek sindroma radiasi akut tersebut tidak terjadi. Contoh lain, dosis radiasi akut sebesar 3,5 4 Sv (350 400 rem) yang diberikan seluruh tubuh akan menyebabkan kematian sekitar 50% dari mereka yang mendapat radiasi dalam waktu 30 hari kemudian. Sebaliknya, dosis yang sama yang diberikan secara merata dalam waktu satu tahun tidak menimbulkan akibat yang sama. Selain bergantung pada jumlah dan laju dosis, setiap organ tubuh mempunyai kepekaan yang berlainan terhadap radiasi, sehingga efek yang ditimbulkan radiasi juga akan berbeda. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy atau lebih yang diberikan secara sekaligus pada seluruh tubuh dan tidak langsung mendapat perawatan medis, akan dapat mengakibatkan kematian karena terjadinya kerusakan sumsum tulang belakang serta saluran pernapasan dan pencernaan. Jika segera dilakukan perawatan medis, jiwa seseorang yang mendapat dosis terserap 5 Gy tersebut mungkin dapat diselamatkan. Namun, jika dosis terserapnya mencapai 50 Gy, jiwanya tidak mungkin diselamatkan lagi, walaupun ia segera mendapatkan perawatan medis. Jika dosis terserap 5 Gy tersebut diberikan secara sekaligus ke organ tertentu saja (tidak ke seluruh tubuh), kemungkinan besar tidak akan berakibat fatal. Sebagai contoh, dosis terserap 5 Gy yang diberikan sekaligus ke kulit akan menyebabkan eritema. Contoh lain, dosis yang sama jika diberikan ke organ reproduksi akan menyebabkan mandul. Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut Efek Deterministik. Efek ini hanya muncul jika dosis radiasinya melebihi suatu batas tertentu, disebut Dosis Ambang. Efek deterministik bisa juga terjadi dalam jangka waktu yang agak lama setelah terkena radiasi, dan umumnya tidak berakibat fatal. Sebagai contoh, katarak dan kerusakan kulit dapat terjadi dalam waktu beberapa minggu setelah terkena dosis radiasi 5 Sv atau lebih. Jika dosisnya rendah, atau diberikan dalam jangka waktu yang lama (tidak sekaligus), kemungkinan besar sel-sel tubuh akan memperbaiki dirinya sendiri sehingga tubuh tidak 18 menampakkan tanda-tanda bekas terkena radiasi. Namun demikian, bisa saja sel-sel tubuh sebenarnya mengalami kerusakan, dan akibat kerusakan tersebut baru muncul dalam jangka waktu yang sangat lama (mungkin berpuluh-puluh tahun kemudian), dikenal juga sebagai periode laten. Efek radiasi yang tidak langsung terlihat ini disebut Efek Stokastik. Efek stokastik ini tidak dapat dipastikan akan terjadi, namun probabilitas terjadinya akan semakin besar apabila dosisnya juga bertambah besar dan dosisnya diberikan dalam jangka waktu seketika. Efek stokastik ini mengacu pada penundaan antara saat pemaparan radiasi dan saat penampakan efek yang terjadi akibat pemaparan tersebut. Kecuali untuk leukimia yang dapat berkembang dalam waktu 2 tahun, efek pemaparan radiasi tidak memperlihatkan efek apapun dalam waktu 20 tahun atau lebih. Salah satu penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker. Penyebab sebenarnya dari penyakit kanker tetap tidak diketahui. Selain dapat disebabkan oleh radiasi pengion, kanker dapat pula disebabkan oleh zat-zat lain, disebut zat karsinogen, misalnya asap rokok, asbes dan ultraviolet. Dalam kurun waktu sebelum periode laten berakhir, korban dapat meninggal karena penyebab lain. Karena lamanya periode laten ini, seseorang yang masih hidup bertahun-tahun setelah menerima paparan radiasi ada kemungkinan menerima tambahan zat-zat karsinogen dalam kurun waktu tersebut. Oleh karena itu, jika suatu saat timbul kanker, maka kanker tersebut dapat disebabkan oleh zat-zat karsinogen, bukan hanya disebabkan oleh radiasi.
19 Radiasi Tower BTS Bisa Menyebabkan Kanker
NISAM-Pihak puskesmas Nisam merasa keberatan dengan pembangunan sebuah Tower base transceiver station (BTS). Pasalnya, BTS milik salah satu perusahaan telekomunikasi dibangun berjarak tiga meter dari Puskesmas. Dikhawatirkan tower itu dapat mengganggu kesehatan pasien yang sedang berobat.
Oleh karena itu, Kamis kemarin (3/8), sejumlah staf yang ada di Puskesmas Nisam mendatangi DPRD Aceh Utara untuk melaporkan keberatan mereka. Mengingat radiasi yang dipancarkan oleh tower BTS dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti kanker maupun leukimia.
Kedatangan kepala puskesmas bersama para staf diterima oleh komisi B DPRD Aceh Utara. Disamping itu, pihak komisi B akan menindak lanjuti keluhan para staf puskesmas ini. Bahkan pihaknya dalam waktu dekat ini akan memanggil pihak-pihak terkait.
Kita telah mendapat pengaduan dari pihak puskesmas Nisam yang keberatan dengan adanya pembangunan tower BTS yang letaknya hanya berjarak 3 meter dari sarana kesehatan itu. Alasannya tower itu akan memancarkan radiasi yang dapat mengganggu kesehatan. Mereka meminta agar pembangunan tower dapat dipindahkan dari lokasi tersebut, ungkap Tgk.H.Zulkarnaen wakil ketua komisi B kepada wartawan koran ini yang didampingi Muhammad H.R.
Pengaduan dan kekhawatiran para pegawai puskesmas memang dapat dijadikan alasan yang kuat. Dibeberapa media sering diberitahukan dampak dari tower BTS pada sejumlah habitat lainnya yang ada disekitar termasuk manusia.
Kita akan memanggil pihak-pihak terkait untuk membicarakan hal ini. Diharapkan pembangunan tower dapat kita pindahkan ke lokasi lain yang agak jauh dari penduduk. Minimal jika BTS dipindahkan, dapat mengurangi dampak psicologis para pasien dan pegawai puskemas. Terlepas berbahaya atau tidak, dan harus ada penjelasan dari ahlinya, sambung Saifullah Muhammad sekretaris komisi B. Mendapat laporan ini, pihak DPRD juga menghimbau kepada pemerintah daerah agar dapat meninjau ulang setiap adanya rencana pembangunan BTS. Yang jelas, semua alat 20 elektronik pasti menimbulkan radiasi, tergantung sejauh mana pancarannya dan pengaruhnya. Jadi pemerintah daerah harus jeli dalam memberikan izin pembangunan tower. Apalagi pada kawasan padat penduduk, terang Saifullah lebih lanjut. (agt)
Dasar Hukum yang ada menyangkut permasalahan Perizinan Pembangunan Tower/Menara yaitu : Undang-undang (UU) Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2000 Tentang Penggunaan Spektrum Frekwensi Radio dan Orbit Satelit dan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bengkalis Nomor 08 Tahun 2008 Tentang Retribusi Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi. sumber : Rakyat Aceh Online