Anda di halaman 1dari 122

1

PENGANTAR MANAGEMENT

A. Konsep konsep dasar management
-Pengertian management
Management merupakan ilmu atau seni mencapai tujuan atau
proses pemanfaatan SDM dan sumber daya lainnya secara efektif
dan efisien dengan menggunakan bantuan orang lain.

-Fungsi management

Perencanaan(planning)
Pengorganisasian(organizing)
Pengimpletasian(directing)
Pengendalian(controlling)





- Fungsi operasional dari managemet

Manajement produksi
Manajement distribusi
Manajement keuangan
Manajement sumber daya manusia
Manajement informasi
Bab II
Manager dalam kegiatan
management
A. Manager sebagai pelaksaan management
Manager merupakan orang yang melakukan subyek dari kegiatan ekonomi.


Keahlian keahlian management

Keahlian teknis(technical skills)
Keahlian berkomunikasi(human relation skills)
Keahlian konseptual(conceptual skills)
Keahlian dalam pengambilan keputusan(decision making skills)
Keahlian dalam mengola waktu(time management skills)



Bab III
Sejarah ilmu management
Owen dan baggage: Dua Pionir dalam Ilmu Manajemen
Manajemen secara keilmuan baru terumuskan kurang lebih di akhir
abad 18 atau awal abad 19 Masehi yang di pertokohkan oleh Robert Owen
(1771-1858) dan Charles Baggage (1792-1871).
Tiga Kelompok Pemikiran Dalam Ilmu Manajemen

Perspektif Manajemen Klasik
Kelompok manajemen ilmiah atau saintifik
Kelompok manajemen administrasi
Kesimpulan perspektif manajemen klasik

Perspektif Manajemen
Kuantitatif
Perspektif manajemen Sains
Persektif manajemen operasi
Penilaian terhadap persseektif manajemen kuantitatif

Teori manajemen kontemporer
Ada isu kontenporer yang terkait dengan dunia teori dan
praktek manajemen .bahwa tidak ada pendekatan universal
dalam kegiatan manajemen organisasi. Pendekatan
manajemen kontektual tergantung situasi yang dihadapi oleh
masing organisasinya. Berbagai isu tersebut meliputi isu
seputar Downsizing, diversity manajement, teknologi
informasi, globalisasi, etika dan tanggung jawab social,
manajement for quality, hingga ekonomi jasa(service
economy).

Bab IV
Lingkungan dan Budaya
Organisasi
Organisasi Bisnis sebagai Bagian dari Lingkungan

Organisasi sebagai kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan dari
lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan bagian dari
lingkungan dan masyarakat. Sebagai contoh, sebuah keluarga atau rumah
merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga
(RW), hingga lingkungan yang lebih besar lagi. Sebuah perusahaan atau
organisasi bisnis yang beroperasi di sebuah lingkungan tidak dapat
menafikan bahwa selain kegiatan bisnis yang dikelolahnya, organisasi
tersebut juga terlibat dengan lingkungan diseputar organisasi.


Lingkungan Internal organisasi
adalah berbagai hal atau berbagai pihak yang terkait langsung dengan
kegiatan sehari hari organisasi dan mempengaruhi langsung terhadap
program, kebijakan, hingga denyut nadinya organisasi

Yang termasuk kedalam lingkungan internal organisasi:
Para memilik organisasi atau owners
Adalah mereka yang secara historis maupun hukum dinyatakan sebagai
pemilik akibat adanya penyertaan modal, ide, ataupun berdasarkan
ketentuan lain nya dinyatakan sebagai pemilik organisasi.

Tim manajement
Adalah orang orang yang menurut para pemilik organisasi/perusahaan
dinyatakan atau di tunjuk sebagai pengelolah organisasi dalam aktifitas
sehari hari untuk satu periode tertentu.

Para anggota atau para pekerja(Employees)

Adalah para anggota atau para pekerja organisasi merupakan unsur
sumber daya manusia (SDM)yang sangat dominan dalam sebuah organisasi
,karna biasa nya jumlah nya merupa kan jumlah yang paling besar dalaam
organisasi.

Yang termasuk kedalam
lingkungan eksternal
organisasi:
Pelanggan (customer)

Adalah mereka yang secara langsung memanfaatkan,
menggunakan, dan mengajukan perintaan atas barang atau
jasa yang di tawarkan oleh organisasi.

Pesaing (competitor)

Adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang
sama dengan organisasi yang kita jalan kan.
Pemasok (supplier)
Adalah pihak yang terkait langsung dalam kegiatan bisnis
dari sebuah organisasi, khusus nya organisasi bisnis yang
melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai jenis
barang baku.

Patner strategis (strategic patner)

Adalah perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda
dengan perusahaan kita, tetapi secara bersama sama bias
menjadi mitra kita dalam menjalankan bisnis yang saling
menguntungkan kedua belah pihak.
Regulator
Adalah pihak pihak yang berkepentingan dalam menciptakan
keadaan dan kegiatan bisnis yang fairdan aman bagi semua
pihak yang ingin menjalankan bisnis.

Pemerintah (government)

Adalah pihak yang atas legitimasi politik tertentu disuatu
Negara diangkat dan bertugas untuk mewujudkan
masyarakat kearah yang lebih baik dalam pembangunan
disegala bidang.
Masyarakat umum (society)
Adalah keseluruhan pihak yang tidak termasuk kedalam
lingkungan lingkungan yang disebut diatas. Masyarakat
umum ini dapat dibagi 2:
1. Masyarakat umum yang menjadi pihak yang terkait
langsung dengan kegiatan bisnis yang dijalankan oleh
sebuah perusahaan. Misalnya pelanggan masyarakat
sekitar perusahaan, dan tokoh masyarakat di dalam
sebuah perusahaan berdiri dan menjalankan
aktifitasnya.
2. Masyarakat umum yang tidak terkait dengan kegiatan
perusahaan. Untuk kelompok masyarakat yang kedua
ini, perusahaan tidak terlalu terpengaruh atas apa yang
dilakukannya.
Lingkungan internasional dan
kegiatan bisnis
Lingkungan internasional atau internasional environment
Lingkungan internasional merupakan lingkungan yang lebih luas dari
sebuah Negara yang pada praktiknya akan mempengaruhi kegiatan
perusahaan, terutama jika perusahaan melakukan kegiatan bisnis
internasional, yaitu transaksi bisnis yang melibatkan lebih dari satu
Negara.
Berbagai bentuk kegiatan bisnis internasional
Ada beberapa bentuk kegiatan bisnis internasional yang dapat dipilih oleh
organisasi bisnis:

Kegiatan ekspor/impor
Ekspor adalah menghasilkan barang dan jasa disebuah
Negara oleh perusahaan dan menjualnya kenegara lain
atau dipasarkan kenegara lain.
Impor adalah kegiatan dalam mendatangkan barang dan
jasa dari Negara lain atau Negara luar kesebuah Negara
dimana perusahaan tersebut berada.

Lisensi (licencing)
Adalah dasarnya merupakan sebuah kesepakatan atau
perjanjian dimana sebuah perusahaan memperbolehkan
perusahaan lain untuk menggunakan merek, teknologi,
hak paten atau asset lainnya.

Patner strategis (internasioana
Strategic Alliance)
Adalah patner strategis sebagaimana dijelaskan di
bagian sebelumnya merupakan salah satu bentuk kerja
sama antara perusahaan secara internasional untuk
dapat melakukan kegiatan bisnis yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Salah satu bentuk
spesifik dari partner strategis adalah Joint Venture.


Intestasi Langsung (direct investment)
Adalah salah satu bentuk kegiatan bisnis internasional
dimana sebuah perusahaan membeli sebagian atau
keseluruhan asset atau melakukan dimana di sebuah
perusahaan di suatu Negara tertentu.
Faktor-factor terkait dalam
bisnis internasional
Perusahaan yang menjalankan bisnis secara internasional perlu
memerhatikan beberapa hal yang terkait dengan kegiatan bisnis internasional,
terutama yang terkait dengan kegiatan transaksi bisnis secara internasional.
Ada tiga factor terkait yang perlu diperhatikan, yaitu:
Kontrol dalam perdagangan internasional
Kadangkala lingkungan internasional dalama bisnis belum tentu menjamin
sebuah perusahaan yang beroperasi secara internasional akan sukses. Hal ini
terkait dengan kepentingan dari suatu Negara dalam menjamin, selain
transaksi bisnis bias dijalankan, juga kepentingan pembisnis local di setiap
Negara juga terjaga.
Ada dua jenis control perdagangan internasional yang biasanya dilakukan oleh
sebuah Negara, yaitu quota dan tariff.
Quota merupakan pembatasan jumlah barang yang diperjualbelikan secara
internasional, apakah ekspor maupun impor. Adapun tariff merupakan
pembebanan pajak kepada setiap barang yang diekspor maupun diimpor.


Komunitas ekonomi
internasional (economic
communities)
Adalah kelompok yang terdiri dari berbagai Negara yang
bersepakat untuk mengurangi kendala-kendala dalam
perdagangan internasional (trade barrier) di antara Negara-
Negara anggota dalam kelompok tersebut. Diantara contoh dari
komuniras ekonomi tersebut adalah kesatuan Eropa (European
Union), North American Free Trade Agreement (NAFTA), Asia-
Pasific Free Trade Agreement (AFTA) dan lain sebagainya.
Adanya komunitas ekonomi ini akan memberikan kekuatan
ekonomi yang sangat signifikan bagi Negara-Negara anggota dari
setiap komunitas tersebut, yaitu dengan adanya kemudahan
yang lebih baik dari pada sebelumnya, dan komunitas ini juga
menjadi kekuatan dalam menghadapi kekuatan ekonomi lain di
luar kelompok tersebut.
Perbedaan budaya antar
Negara (Cultural Differences
Across Nations)
Budaya dalam organisasi pada dasarnya merupakan nilai-nilai dan
norma yang dianut oleh organisasi dan membantu para anggotanya untuk
memahami bagaimana sebenarnya sebuah organisasi bisnis berjalan, dan
apa yang penting dan tidak penting bagi organisasi bisnis dikaitkan
dengan linhkungan di sekitarnya.
Sebagai contoh budaya, Indonesia dengan budaya Malaysia
barangkali tidak terlalu jauh berbeda. Orang Indonesia memiliki
kecenderungan untuk tidak langsung to the point dalam mengemukakan
sesuatu. Hal ini juga pada umumnya dianut oleh orang-orang melayu di
Malaysia. Dalam kasus seperti ini, perusahaan di Indonesia barangkali
tidak terlalu sulit untuk beradaptasi dengan perusahaan di Malaysia.
Situasinya akan menjadi berbeda jika perusahaan di Indonesia misalnya,
bertransaksi dengan perusahaan di Amerika, dimana orang-orang di
amerika memiliki kecenderungan untuk straight forwad dan to the
point.sebagai contoh lain, misalnya yang terkait dengan bahasa yang
berbeda.
Budaya organisasi dan
kegiatan bisnis
Pentingnya Budaya Bagi Organisasi Bisnis
Sebagaimana diterangkan di muka, budaya organisasi pada
dasarnya merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan
oleh sebuah organisasi terkait dengan linhkungan di mana organisasi
tersebut menjalankan kegiatannya.
Sebagai contoh, perusahaan Levi Strauss menganggap bahw salah
satu kunci kesuksesan bisnis adalah disebabkan oleh budaya organisasi
yang telah di bangun di sebuah banguna selama kurang lebih 68 tahun.
Disebabkan perkembangan bisnis yang pesat, para eksekutif di Levi
Strauss berpikir untuk memindahkan perusahaannya ke bangunan yang
lebih luas dan besar. Apa yang kemudian terjadi? Setelah mereka pndah
ke bangunan 12 lantai, para eksekutif justru menentukan bahwa para
anggota perusahaan tidak menikmati kepindahan kegiatan di bangunan
yang baru, dan kinerjaa perusahaan justru menurun. Akhirnya, eksekutif
di Levi Strauss memindahkan kebali kegiatannya ke gedung yang lama.
Budaya organisasi pada dasarnya merupakan ay\pa yang dirasakan,
diyakini, dijalani oleh sebuah organisasi.
Faktor penentu terbentuknya
budaya organisasi
Berdasarkan catatan teoritis dan empiris, budaya organisasi merupakan
niai-nilai dan keyakinan yang dipegang oleh sebuah organisasi dari sejak
organisasi tersebut terbentuk, tumbuh, dan berkembang. Sebuah perusahaan
akan menentukan bahwa dari sekian tahun perjalanan bisnisnya, banyak hal
yang kemudian dapat dijadikan nilai-nilai dan norma yang dapt dipegang
teguh oleh organisasi untuk meraih sukses dalam jangka panjang.
Berdasarkan pemahaman diatas, factor yang menetukan terbentuknya
budaya organisasi adalah pengalaman yang dijalani oleh organisasi itu sendiri.
Pengalaman bias berupa kesuksesan ataau kegagalan. Kesuksesan bias
disebabkan karena adanya konsep bisnis yang tepat, pendekatan manjemen
yang tebaik, dan lain-lain.
Sebaliknya, kegagalan dapat disebabkan oleh ketidaktepatan konsep
bisnis yang dijalankan, pendekatan manajemen yang buruk, mungkin factor
lingkungan eksternal yang tidak sanggup diantisipasi oleh perusahaan,. Fase-
fasee kesuksesa dan kegagalan ini pada dasarnya menentukan bagaimana
budaya organisasi terbentuk dan diyakini kemudian oleh organisasi terseebut
sebagaisebuah konsep normadan nilai yang dianut dan mempengaruhi
keseluruhan cara kerja perusahaan.
Manajemen bagi budaya
organisasi
Pada dasarnya para manajer perlu memahami budaya
organisasi apa yang dianut saat ini, diyakini oleh lingkungan saat
ini, dan kemudian perlu memiliki keyakinan untuk
mempertahankan dan ataun mengubah budaya tersebut sesuai
dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai dalam jangka
panjang.
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat
begitu pesat misalnya, mendorong setiap orang atau setiap
perusahaan untuk melakukan perubahan secara cepat. Dalam
konteks ini barang kali setiap perusahaan perlu melakukan
penyesuaian dan perubahan yang tekait dengan budaya
organisasi. Jika sebuah organisasi terbiasa bekerja lambat,
tidak tepat waktu, maka dapat diperkirakan organisasi tersebut
tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang sangat cepat
berubah.
Bab v
Tanggung Jawab Sosial dan
Etika Manajemen
Tanggung jawab social dari organisasi
Lingkungan sebagai ruang lingkup kegiatan organisasi
Sebagaimana telah diteragkanddalam bab sebelumnya, organisasi
bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya, baik
lingkungan yang secara langsung mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak langsung
terkait dengan organisasi bisnis.
Sebagai contoh, perusahaan yang membuang limbah
seenaknya pada dasarnya kurang bertanggung jawab terhadap
lingkungan masyarakat. Dengan demikian, sudah semestinya
organisasibisnis atau perusahaan perlu menyadari bahwa dirinya
memiliki apa yang dinamakan dengan tanggung jawab soal (corporate
social responsibility). Tanggung jawab social ini dapat berupa tanggung
jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi
masyarakat, partisipasi perusahaan dalam pembangunan lingkungan, dan
lain sebagainya.
Pro dan kontra mengenai
tanggung jawab sosial
no Pandangan kelompok yang
pro terhadap tanggung
jawab social dari organisasi
bisnis
No Pandangan kelompok yang
kontra terhadap tanggung
jawab social dari organisasi
bisnis
1. Kegiatan bisnis sering kali
menimbulkan masalah, oleh
karena itu sudah semestinya
perusahaan bertanggung
jawab atas apa yang
dilakukannya.
1. Perusahaan tidak memiliki
ahli yang mengkhususkan
dalam bidang social
kemasyarakatan, oleh karena
itu sulit bagi perusahaan
bertanggung jawab.
2. Perusahaan adalah bagian
dari linhkungan social
masyarakat, oleh karena itu
sudah semestinya ikut
berpartisipasi dan
bertanggung jawab atas apa
yang terjadi di masyarakat.
2. Perusahaan yang ikut
berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam
lingkungan social masyarakat
justru akan memiliki
kekuatan untuk mengontrol
masyarakat dan itu indikasi
yang kurang baik secara
social.
3. Perusahaan biasanya
memiliki sumber daya untuk
menyelesaikan masalah di
lingkungan social
masyarakat.
3. Akan banyak terdapat konflik
kepentingan di masyarakat
jika perusahaan terlibat
dalam aktivitas social.
4. Perusahaan adalah partner
dari lingkungan social
kemasyarakatan,
sebagaimana hal nya juga
pemerintah dan masyarakat
lain pada umumnya.
4. Tujuan perusahaan bukan
untuk motif social,akan
tetapi untuk memperoleh
profit dan mencapai tujuan
yang diharapkan oleh para
pemilik perusahaan.
Penjelasan dari tabel beberapa
pandangan tentang tanggung
jawab social perusahaan
Mereka yang berpandangan bahwa perusahaan perlu memiliki tanggung
jawab social menganggap bahwa banyak personalan di masyarakat muncul
sebagai akibat dari kegiatan perusahaan yang dijalankan. Oleh karena itu
masalah tersebut merupakan akibat dari kegiatan yang dijalankan oleh
perusahaan, maka perusahaan perlu untuk memikul tanggung jawab untuk
penyelesaian masalah tersebut. Sebagaai contoh, limbah industry merupakan
akibat dari adanya industry yang beroperasi disuatau wilayah. Oleh karena
limbah ini merupakan akibat dari kegiatan industry, maka sudah
semestinyalah industry tersebut menyelesaikan pula persoalan limbah
tersebut agar tidak merugikan masyarakat.
Di sisi lain, mereka yang pro terhadap tanggung jawab social yang harus
dipikul perusahaan menganggap bahwa perusahaan juga merupakan bagian
dari masyarakat, sehingga perlu bersama sama dengan masyarakat
mewujudkan keadaan yang lebih baik. Di sisi lain mereka yang kontra
terhadap tanggung jawab social yang harus dipikul perusahaan beranggapan
bahwa perusahaan tidak perlu terlibat dalam tanggung jawab social karena
pada dasarnya perusahaan tidak memiliki ahli-ahli khusus untuk menangani
tanggung jawab social ini dalam perusahaan.
Selain itu, mereka beranggapan bahwa keterlibatan perusahaan yang
terlalu jauh dalam tanggung jawab social justru akan memberikan kekuatan
yang lebih besar bagi perusahaan untuk mengontrol masyarakat, padahal yang
bertugas untuk mengontrol masyarakat adalah pemerintah.
Mengola tanggung jawab
social dari perusahaan
Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi informasi
membawa konsekuensi logis bahwa masyarakat semakin mudah
untuk memperoleh informasi. Informasi terkait dengan apa yang
baik bagi masyarakat termasuk juga apa yang tidak.
Konsekuensi dari kenyataan ini, perkembangan dunia bisnis di
masa yang akan dating akan berhadapan dengan masyarakat
yang semakin peka terhadap lingkungannya sekaligus segala
bentuk aktifitas yang dilakukan perusahaan terhadap
lingkungannya. Oleh karena itu, perusahaan akan berhadapan
dengan tuntutan yang lebih besar dari sisi tanggung jawab social
seiring dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat akan
lingkungannya. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahan.
Diantaranya adalah, sebagaiman dikemukakan oleh Kreitner
(1992), yaitu strategi reaktif, defensif, proaktif, dan
akomodaktif.
Keempat pilihan strategi tersebut
dapat dilihat gambar dibawah ini

reaktif: akomodatif:
cenderung menolak melakukan tanggung jawab
social untuk
tanggung jawab social menghindari tenakan dari
masyarakat




defensif: proaktif:
cenderung mebela diri mengambil
inisiatif dalam
dalam menghindari tanggung jawab
sosil;
tanggung jawab sosial membentuk model
industry yang
bertanggung jawab sosial
Rendah ---------- Tingkat Tanggung Jawab Sosial
--------- Tinggi
Penjelasan gambar diatas
Strategi reaktif (reactive social responsibility strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung
jawab social cenderung menolak atau menghindarikan diri dari tanggung
jawab social. Contohnya perusahaan tembakau di masa lalu cenderung
untuk menghindarkan diri dari isu yang menghubungkan antara
konsumsirokok dengan peluang terjadinya penyakit kanker. Akan tetapi,
dikarenakan adanya peraturan pemerintah untuk mencantumkan bahaya
rokok dalam setiap iklan, maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan
rokok.

Strategi defensif (defensive social responsibility strategy)
Startegi defensif dalam tanggung jawab social yang dilakukanoleh
perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal jalur hukum
untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab social.
Perusahan yang menghindarkan diri dari tanggung jawab penanganan
limbah bias saja berargumen melalui pengacara yang disewanya untuk
mempertahankan diri dari tuntutan hukum dengan berargumen bahwa
tidak hanya perusahaannya saja yang membuang limbah kesungai ketika
lokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga perusahaan lain
yang beroperasi.
Stategi akomodaktif
(accommodative social
responsibility strategy)
Beberapa perusahaan memberikan tanggung jawab social berupa
pelayanan kesehatan, kebersiahan, dan lain sebagainya, bukan
dikarenakan perusahaan menyadari perlunya tanggung jawab social,
namun dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan
sekitar akan hal tersebut.
Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodaktif dalam tanggung
jawab social. Contoh lainnya, perusahaan-perusahaan besar pada era
orde baru dianut untuk memberikan pinjamankredit lunak kepada para
pengusaha kecil, bukan disebabkan karena adanya kesadaran
perusahaan, akan tetapi sebagai langkah akomodaktif yang diambil
setelah pemerintah menuntut para korporat untuk lebih memerhhatikan
para pengusha kecil.

Strategi proaktif (proaktif social responsibility strategy)
Kegiatan bisnis yang melakukan stategis proaktif dalam tanggung jawab
social memandang bahwa tanggung jawab social adalah bagian dari
tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders
terpuaskan, maka citra positif terhadap pengusaha akan terbangun.
Mendorong pelaksanaan etika
dalam manajemen
Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa eyika manajemen
sebagai bagian dari tanggung jawab social dari prusahaan
perlu untuk di wujud kan di masa masa mendatang .ada
beberapa hal yang dilaku kan oleh perusahaan sehubungan
dengan dorongan untuk melaksanankan etika dalam
manajemen .beberapa hal dapat dilaku kan sebagai
berikut,diantara nya :pelatihan etika,advikasi etika
,standar aturan mengenai aturan prusahaan,keterlibatan
masyarakat dalam mengontrol prusahaan bisnis.
Manfaat tanggung jawab
sosial
tanggung jawab social sebagai konsekuensi logis keberadaan
perusahaan di sebuah lingkungan masyarakat mendorong perusahaan
untuk lebih proaktif dalam mengambil inisiatif dalam hal tanggung
jawab social. Pandangan ini tentunya bukan tanpa alasan, karena pada
dasarnya tanggung jawab social akan memberikan manfaat dalam jangka
panjang bagi semua pihak dalam hal ini perusahaan, masyarakat, dan
pemerintah.

Manfaat bagi perusahaan
adalah munculnya citra posistif dari masyarakat akan kehadiran
perusahaan di lingkungannya. Kegiatan perusahaan dalam jangka
panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi masyarakat.
Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan
dianggap bersama masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan
yang lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya, perusahaan justru
akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali akan menawarkan
sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar
menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi juga dianggap
menawarkan sesuatu yang akan membawa perbaikan bagi masyarakat.
Manfaat bagi masyatakat
Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab social yang
dilakukan oleh perusahaan sangatlah jelas. Selain bahwa
beberapa kepentingan masyarakat diperhatikan oleh
perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan pandangan
baru mengenai hubungan perusahaan dan masyarakat yang
barangkali selamaini hanya sekedar dipahami sebagai hubungan
produsen-konsumen, atau hubungan antar penjual dan pembeli
saja. Hubungan masyarakat dan dunia bisnis tak lagi dipahami
sebagai hubungan antara pihak yang mengeksploitasi dan pihak
yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam
menbangun masyarakat lingkungan yang lebih baik.

Manfaat bagi pemerintah
pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai
wasit yang menerapkan aturan main dalam hubungan
masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi
pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang
mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat
tersebut.
Konsep dasar etika
manajemen
Dimensi etika dalam manajemen
Etika pada dasar nya,sebagai mana menurut kreitner
(1992)adalah studi mengenai tanggung jawab moral yang
terkait apa yang dianggap benar dan apa yang di anggap
salah.griffin(2000)secara ringkas menyata kan bahwa
etika adalah belifs or whatis good and what is bad,
keyakinan sesuatu yang dianggap baik dan buruk .akan
tetapi lebih jauh lagi,kreitner mengingat kan bahwa
etika dalam manajemen tidak saja berbicara apa yang
baik dan buruk,apa yang benar apa yang salah ,sehingga
yang di perlaku kan dalam manajemen adalah orang baik
dan orang buruk.nilai nilai ini perlu di perjelas lagi ketika
,missal nya ,perusahaaan di hadap kan kepada berbagai
kegiatan bisnis yang sering dijalan kan akan tetapi masih
perlu di pertanya kan apakah termasuk etis ataukah
tidak.
Nilai personal sebagai standar
etika
nilai(values)sendiri pada dasar nya merupakan pandangan ideal
yang mempengaruhi cara pandang ,cara berfikir dan pprilaku dari
seseorang.nilai personal atau personal values pada dasar nya merupakan
cara pandang,cara piker,dan keyakinan yang di pegang oleh seseorang
sehubungan dengan segala kegiatan yang dilaku kan nya .

Nilai terminal dan instrumental
Nilai terminal pada dasar nya merupakan pandangan dan cara
berpikir seseorang yang terwujud melalui prilaku nya yang di dorong
oleh motiv diri nya dalam meraih sesuatu.sedang kan nilai insrrtuental
adalah pandangan dan cara berpikir seseorang yang berlaku untuk segala
keadaan dan diterima oleh smua pihak sebagai sesuatu yang memamng
hatus diperhatikan dan di jalan kan .
Nilai niali kejujuran ,tnggung jawab ,komitmen, integritas,adaalah salah
satu contoh nilai instrumental yang tidak hanya dianut oleh sebagian
orang,akan tetapi semestinya oleh setiap orang dalam setiap keadaan.
Pandangan empiris mengenai
nilai personal
berdasar kan hasil survei yang dilakukan padaanajer
,sebagai mana dikutip oleh keitner (1992),terdapat
berbagai pandangan mengenai personal ynag senan tiasa
yang dimiliki oleh seseorang dalam ,melakukan kegiatan.
untuk nilai terminal,maka respndeng beranggap
bahwa nilai nilai ynag perlu untuk dimiliki adalah
:kejujuran ,tnggung jawab,kapabilitas,ambisi,dan
indenpedensi.ada pun nilai inrtumental yang beranggapan
bahwa nilai nilai ynag biasa nya mendominasi para
pekerja adalah :penghargaan kepada pribadi,keamnan
dan kesejahteraan pekerja ,kebebasan dan kemerdekaan
,dorongan untuk meraih sesuatu,dan kebahagiaan.
ada tiga jenis konflik nilai yang terdapat dalam
perusahaan:
Konflik intrprasional:umum nya terjadi karna individu
dan antar individu.
Konflik individu oorganisasi:pada dasar nya merupakan
konflik yang terjadi pada saat dilai yang di anut oleh
individu berbenturan dengan nilai yang harus di tanam
kan pleh prusahaan.
Konflik antar buudaya :pada dasar nya konflik individu
antarindividu dengan organisasi yang di sebab kan oleh
ada adanya perbedaan budaya antar individu yang
bersangkutan atau jugak organisasi yang bersangkutan.
Konflik nilai
Manfaat lain dari pengetahuan kita terhadap nilai-nilai yang dianut
oleh anggota organisasi adalah bahwa kita akan dapat mengetahui
nilai-nilai mana yang dapat berjalan secara seiringan dan saling
mendukung, atau sebaliknya nilai-nilai mana yang saling berbenturan
satu sama lainnya. Ada 3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam
perusahaan, yaitu konflik intrapersonal (intrapersonal conflicts),
konflik individu organisasi (individual-organizational conflicts), dan
konflik antar budaya (intercultural conflicts).
Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umumnya di dalam
individu dan antar individu. Salah satu contohnya adalah mereka
yang bekerja karena nilai ambisi dalam dirinya untuk meraih
sesuatu di tempat pekerjaannya, barang kali akan berbenturan
dengan nilai kekeluargaan dimana misalnya, keluarga menuntut
sang pekerja untuk lebih banyak meluangkan waktu bersama
keluarganya.
Konflik individu-organisasi pada dasarnya merupakan konflik yang
terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan
dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan.
Konflik antar budaya pada dasarnya merupakan konflik antar
individu maupun antar individu dengan organisasi yang
disebabkan oleh adanya perbedaan budaya di antara individu
yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersankutan.
Mendorong Pelaksanaan Etika
Dalam Manajemen
Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan tersebut,
diantaranya adalah pelatihan etika, advokasi etika, standar
aturan mengenai etika perusahaan, dan keterlibatan
masyarakat dalam mengontrol etika bisnis.

Pelatihan etika (ethics training)
Manusia pada dasarnya membutuhksn pembiasaan dalam
melakukan sesuatu. Budaya organisasi sebagai nilai-nilai
yang dianut oleh sebuah organisasi dalam menjalankan
kegiatannya pada kenyataannya memerlukan waktu dalam
mewujudkannya.
Advokasi etika (ethical advocates)
Advokasi etika adalah upaya perusahaan untuk menjalankan
etika dalam kegiatannya dengan cara menempatkan orang
atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan yang
bertugas untuk mengontrol dan mengawasi segala kegiatan
perusahaan agar tetap memenuhi standar-standar etika.
Standar aturan mengenai etika perusahaan (code of ethics)
Upaya lain yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
menetapkan standar aturan mengenai etika yang harus dijalankan oleh
perusahaan atau sering kali dinamakan sebagai code of ethics.
Implementasi dari code of ethics ini akan sangat efektif jika memenuhi
dua syarat, yaitu pertama,perusahaan perlu menyatakan secara spesifik
kepada public mengenai code of ethics yang mereka jalankan. Syarat
kedua agar code of ethics ini bias berjalan secara efektif adalah perlu
adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui system
pengawasan tertentu seperti reward and punishment system dan lain
sebagainya.

Keterlibatan public dalam etika manajemen perusahaan
Upaya lain untuk menjamin bahwa perusahaan akan menjalankan
kegiatannya secara lebih beretika adalah dengan melibatkan public
dalam setiap kegiatan dalam perusahaan yang dianggap tidak beretika.
Dalam istilah manajemen ini dinamakan sebagai whistle-blowing
(meniup peluit). Konteksnya adalah bahwa jika sebuah perusahaan
menjalankan sesuatu kegiatan yang tidak memenuhi standar etika dan
perusahaan cenderung membiarkan praktik tersebut untuk terus
berjalan, kenyataan ini kemudian di laporkan oleh anggota perusahaan
kepada pihak public seperti media massa, lembaga swadaya masyarakat,
ataupun pemerintah yang representative untuk menangani kasus-kasus
seperti ini.


FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB VI
Pengertian Perencanaan
Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian
tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem
perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengkordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya
tujuan organisasi (Robbins dan Coulter ,2002)

Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen,
dan pengambilan keputusan. (Ernie&Kurniawan,2005)

Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan
dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan
pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau merubah tujuan dan kegiatan organisasi.
Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk
jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan,
bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, dimana keputusan
yang diambil belum tentu sesuai hingga implementasi perencaan tersebut dibuktikan di
kemudian hari.

Fungsi atau Manfaat dari
Perencanaan
Pengarah Organisasi
Minimalisasi Ketidakpastian
Minimalisasi inefisiensi sumber daya
Penetapan Standar dalam Pengawasan
Kualitas
Persyaratan Perencanaan
(Planning Requirements)
Faktual dan Realistis
Logis dan Rasional
Fleksibel
Komitmen
Komprehensif atau menyeluruh
Peran Tujuan dan Rencana
dalam Proses Perencanaan
Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil
akhir yang diharapkan dapat diraih atau
dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh
organisasi.

Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep
dan dokumentasi yang menggambarkan
bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana
sumber daya perusahaan akan dialokasikan,
penjadualan dari proses pencapaian tujuan,
hingga segala hal yang terkait dengan
pencapaian tujuan
Jenis-jenis Tujuan
Berdasarkan jumlah
Tujuan tunggal (single goals) dan Tujuan yang banyak
(multiple goals)

Berdasarkan Kejelasan
Tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan rujuan
yang aktual atau nyata (real goals)

Berdasarkan Keluasan dan Waktu
Pencapaian
Tujuan Strategis (strategic goals), Tujuan Taktis
(tactical goals), dan Tujuan Operasional (operational
goals)
Jenis-jenis Rencana
Berdasarkan Keluasan dan Waktu
Pencapaian
Rencana Strategis (Jangka Panjang), Rencana Taktis
(jangka Menengah) dan Rencana Operasional (Jangka
Pendek)

Berdasarkan Kejelasan
Rencana Spesifik (Specific Plans) Rencana Direktif
(Directive Plans)

Berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Rencana Sekali Pakai (single-use plans), dan Rencana
yang dipergunakan secara terus-menerus (standing
plans)
Hubungan antara Rencana dan
Tujuan
Tujuan
Organisasi
Tujuan Strategis (Jangka Panjang)
Tujuan Taktis (Jangka Menengah)
Tujuan Operasional (Jangka Pendek)
Rencana Strategis
Rencana Taktis

Rencana Operasional

Pendekatan dalam Penetapan
Tujuan
Pendekatan Tradisional (Traditional
Goal Setting)

Pendekatan Manajemen Berdasarkan
Sasaran/Tujuan (Management by
Objectives)

Pendekatan Tradisional
dalam Penetapan Tujuan
Jangan khawatirkan kualitas,
bekerjalah dengan cepat
Tujuan Manajemen Puncak
Tujuan Manajemen Divisi
Tujuan Manajemen Departemen
Tujuan Pekerja secara Individual
Kita memerlukan peningkatan kinerja
perusahaan
Kami ingin melihat peningkatan
signifikan pada keuntungan dalam
divisi kami
Tingkatkan Keuntungan
bagaimanapun caranya
Pendekatan MBO
Pimpinan
Bawahan
dan
Perencanaan
Bersama
Penentu
an Tujuan
Penentuan
Standar
Pemilihan
Kegiatan
Pelaksanaan pada
setiap Pihak
Bawahan
Menunjukkan
kinerja
terbaik
Pimpinan
memberikan
pengarahan
Evaluasi Bersama
Analisa Hasil
yang dicapai
Mendiskusikan akibat
dari hasil yang dicapai
Memperbaharui siklus
MBO
Kekuatan dan Kelemahan MBO
Kekuatan Kelemahan

MBO melakukan integrasi fungsi
perencanaan dan pengawasan ke dalam
suatu sistem yang rasional dalam
manajemen
MBO mendorong organisasi untuk
menentukan tujuan dari tingkatan atas
hingga tingkatan bawah dari manajemen
MBO memfokuskan pada hasil akhir
daripada niat yang baik maupun faktor
personal.
MBO mendorong adanya manajemen diri
dan komitmen dari setiap orang melalui
partisipasi pada setiap tingkatan
manajemen dalam penentuan tujuan

MBO dianggap terlalu
menyederhanakan kegiatan dengan
berusaha untuk menyelesaikan segala
sesuatu.
MBO secara cepat akan ditolak oleh
manajer yang memiliki gaya otoriter
(yang bisa saja disebabkan karena
orang-orang yang bertipe X dari
McGregor) dan oleh mereka yang
menerapkan birokrasi yang tidak
fleksibel dan ketat.
MBO memerlukan banyak waktu dan
usaha dalam implementasinya
MBO dapat menjadi tantangan bagi
manajer yang kurang memiliki
kualifikasi yang baik.
Beberapa Alat Bantu
perencanaan
Bagan Arus (Flow Chart)
Bagan Gantt (Gantt Chart)
Jaringan PERT (PERT Network)
dll

Contoh Bagan Arus (Flow Chart)
Mulai
Perlu
Buku
Bacaa
n?
Beli
Buku
Bacaa
n ?
Ya
Berhent
i
Tida
k
Selesai
Tida
k
Pinjam
Ya
Membeli Buku Bacaan
yang diinginkan
Membaca Buku Yang
diinginkan
Contoh Bagan Gantt
Pekerjaan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Pembelian Bahan
Baku
2. Proses Produksi
3. Pergudangan
4. Pengiriman
Keterangan : Bagian yang diarsir menunjukkan waktu pengerjaan
Contoh Jaringan PERT
Te=2 Te=5 Te=1 Te=7
Te=2 Te=2 Te=6
A B
C
D
E
F
G H I 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10
Te=4
Te=3 Te=1
= Kegiatan-kegiatan(Activites) dalam kerangka PERT, dimana pada contoh
diatas dapat memerlukan waktu pengerjaan antara 1 hari hingga 7 hari.
= Kejadian-kegiatan (Events) yang menjadi indikator sebelum kegiatan
dilaksanakan. Misalnya, setelah kejadian A terjadi, maka pengerjaan
kegiatan 1 dapat dilaksanakan, dan seterusnya.
= Waktu Pengerjaan Kegiatan berdasarkan Te. Dari contoh diatas terdapat
waktu pengerjaan berdasarkan Te yang berbeda-beda, dari mulai 1 hari
hingga paling lama 7 hari. Secara keseluruhan contoh pengerjaan
berdasarkan Jaringan PERT diatas akan membutuhkan waktu selama 21
hari yaitu dengan menjumlahkan salah satu jalur jaringan untuk waktu yang
terpanjang, yaitu Te
1
=4 + Te
2
=6 + Te
5
=2 + Te
8
=2 + Te
9
=5 + Te
10
=2
sehingga total keseluruhannya adalah 21 hari.
Te
Penyelesaian Masalah
dan Pengambilan Keputusan
Masalah vs Gejala
if we fail to identify the problem, we will fail to
solve the problem
Penentuan faktor Penyebab
Pendekatan dalam Penyelesaian
Masalah
Pengambilan Keputusan atas
alternatif penyelesaian Masalah


Lingkungan dan Pengambilan
Keputusan
Keputusan pada saat Keadaan yang
pasti (certainty)
Keputusan pada saat Keadaan yang
tidak pasti (uncertainty)
Keputusan pada saat Keadaan
mengandung resiko (risky condition)
Proses Pengambilan Keputusan
INVESTIGASI SITUASI
Identifikasi
Masalah
Diagnosa Penyebab
Identifikasi
Tujuan dari
Keputusan yang
akan diambil
PENENTUAN
ALTERNATIF
Identifikasi
berbagai altenatif
keputusan
Evaluasi belum
dilakukan pada tahap ini

PENILAIAN
ALTERNATIF DAN
PENENTUAN
KEPUTUSAN
Evaluasi dan
Penilaian
alternatif yang
ada
Penentuan Alternatif
yang terbaik
IMPLEMENTASI DAN
PENGAWASAN
Rencana
Implementasi
Impelementasi dari
Rencana yang telah dibuat
Pengawasan terhadap
langkah implementasi

1
2
3
4
Tahapan Evaluasi Alternatif
Apakah
alternatif
yang ada
memberikan
kemungkinan
hasil yang
positif atau
netral ?
Apakah
alternatif
yang ada
memuaskan ?
Apakah
alternatif yang
ada
memungkinkan
?
TIDAK
YA
TIDAK
YA
TIDAK
YA
Batalkan alternatif
Batalkan alternatif
Batalkan alternatif
Lakukan Evaluasi
Lanjutan
Keterbatasan dalam Pengambilan Keputusan
Keterbatsan Dalam Pengambilan
Keputusan yang rasional
Keterbatsan Dalam
Pengambilan Keputusan
Keterbatsan Dalam
Pengambilan Keputusan
Keterbatsan Dalam
Pengambilan Keputusan
Keterbatasan
Sumber Daya
Kelebihan
Informasi
Keterbatasan
Ingatan
Masalah Keahlian
Memperbaiki Keputusan
Penggunaan Aturan terhadap Alternatif
Keputusan
Kriteria Prioritas, Kriteria Minimum

Pengujian Terhadap Berbagai Alternatif
Keputusan

Pengambilan Keputusan secara
berkelompok
Teknik Curah Ide, Teknik Kelompok Nominal, Teknik
Delphi,dll
Strategi adalah rencana yang menyeluruh dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi. Bagi
perusahaan, strategi diperlukan tidak anya untuk
memperoleh profit, tetapi juga untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan di
masa yang akan datang.
Terdapat tiga komponen dalam strategi, yaitu
kompetensi yang berbeda, ruang lingkup, dan
distribusi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Setiga komponen tersebut menjadi bahan
pertimbangan akan bagaimana strategi dilakukan oleh
perusahaan.
Pada praktiknya, jenis strategi yang dilakukan
berbeda berdasarkan tingkatannya, yaitu strategi
pada tingkat perusahaan, strategi pada tingkat bisnis,
dan strategi pada tingkat fungsional.
62
Strategi pada tingkat perusahaan pada dasarnya
dilakukan untuk menjawab dalam sektor apa
sebaiknya perusahaan berbisnis. Strategi pada
tingkat bisnis pada dasarnya dilakukakn menjawab
pertanyaan yang terkait dengan bagaimana posisi
bisnis yang dijalankan dibandingkan dengan pesaing
yang ada dipasar. Strategi pada tingkat fungsional
dilakukan untuk menjawab apa saja yang perlu
dilakukan perusahaan untuk memenangkan
persaingan.
RINGKASAN
DESAIN DAN STRUKTUR
ORGANISASI
4 (Empat) pilar dalam Perngorganisasian
Menurut Stoner Freeman dan Gilbert (1995) ada 4 (empat) pilar antara lain
yaitu :
Pilar Pertama : Pembagian Kerja (Divion Of Work)
Pilar kedua : Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)
Pilar ketiga : Penentuan Relasi antar bagian dalam organisasi (Hierarchy)
Pilar keempat : Koordinasi (Coordination)

Faktor faktor yang mempengaruhi Struktur Organisasi antara lain :
1. Strategi Organisasi
2. Skala Organisasi
3. Teknologi
4. Lingkungan

Beberapa Pendekatan dalam Proses Departementalisasi yaitu
Pendekatan fungsional
Pendekatan produk
Pendekatan pelanggan
Pendekatan geografis
Pendekatan matriks

setiap pendekatan memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan
kelebihannya. Oleh karena penggunaannya juga sangat situasional dengan
berbagai faktor yang dimiliki dan dihadapi oleh organisasi.

Terdapat 5 (lima) pendekatan dalam melakukan departementalisasi dalam
desain organisasi. Kelima pendekatan tersebut adalah dalam mendesain
organisasi, khususnya dalam proses departementalisasi sebagaimana
diuraikan di muka ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh
organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan fungsional, berdasarkan produk,
berdasarkan pelanggan, berdasarkan matriks.

Organisasi informal merupakan potensi laten yang jika ditangani dengan
baik dapat memberikan sisi positif bagi pencapaian tujuan organisasi, akan
tetapi jika tidak terakomodasi dengan baik dapat menyebabkan konflik
internal organisasi yang akan menghambat pencapain tujuan organisasi.

KEKUASAAN, KEWENAGAN, BERTANGGUNG
JAWAB & DELEGASI
Kekuasaan (Power) berarti suatu kemampuan untuk memengaruhi orang atau
merubah orang atau situasi.
Faktor yang mendasari adanya Kekuasaan antara lain yaitu :
Reward Power
Coercive Power
Legitimate Power
Expert Power
Referent Power
Kewenangan (Authority)
Dua pandangan mengenai Kewenangan formal yaitu :
1) Pandangan Klasik
2) Pandangan berdasarkan Penerimaan

Beberpa jenis Kewenangan dalam Organisasi di bedakan menjadi 3 (tiga) antara lain
:
1) Kewenagan lini
2) Kewenangan staf
3) Kewenangan fungsional

Tanggung jawab (Responbility)
Jika kewenangan merupakan kekuasaan untuk melakukan sesuatu, tanggung
jawab justru memberikan arah untuk apa dan kemana semestinya kekuasaan itu
dipergunakan, tanggung jawab mengingatkan orang orang untuk tidak saja
mempergunakan kewenangan dan dimilikinya, tetapi juga melaporkan apa saja
yang telah dilakukan sehubungan dengan kewenangan yang telah diberikan
kepadanya.

Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab (Delegation)
Delegasi adalah pelimpahan wewenang pada dasarnya merupakan proses
pengalihan tugas kepada orang lain yang sah atau terlegimitasi (menurut
mekanisme tertentu dalam organisasi) dalam melakukan berbagai aktivitas yang
ditujukan untuk pencapain tujuan organisasi yang jika tidak dilimpahkan akan
menghambat proses pencapaian tujuan tersebut.

Sentralisasi adalah merujuk kepada cara pengorganisasian dimana keseluruhan
tugas, tanggung jawab, dan perintah dipusatkan dari hirarki yang paling tinggi
untuk kemudian hirarki yang dibawahnya menerjemahkan dalam bentuk tindak
lanjut dari apa yang telah diputuskan dari hirarki yang tertinggi.

Disentralisasi adalah pelimpahan kewenangan dari hirarki yang lebih
tinggi kepada hirarki yang lebih rendah dalam hal pengambilan
keputusan dan penentuan dengan cara bagaimana kegiatan akan
dijalankan.

Sentralisasi VS Desentralisasi diantara kelebihan yaitu :
Kedekatan dengan pihak Sasaran.
Pengetahuan lokal atau Lapangan.
Penerimaan dari pihak Sasaran.
Keputusan yang lebih Fleksibel.

MENDESAIN PEKERJAAN (JOB DESIGN)
Proses pembagian kerja ini dinamakan pula sebagai desain
pekerjaan atau job design. Pada dasarnya merupakan pembagian kerja
kerja yang akan dilakukan organisasi kepada seluruh anggota
organisasi.

Menurut Stoner dan Gilbert (1995) menjelaskan bahwa terdapat 3 (tiga)
pendekatan dalam melakukakn desain pekerjaan yaitu :
Pendekatan mekanis
Pendekatan motivasi
Pendekatan biologis

Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai
proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan,
memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya
manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian
tujuannya, mencakup dari mulai siapa yang saja yang memiliki
kualifikasi dan pantas untuk menempati posisi dalam perusahaan
(the man on the right place) seperti yang diisyaratkan
perusahaan hingga bagaimana agar kualifikasi ini dapat
dipertahankan bahkan ditingkatkan serta dikembangkan dari
waktu ke waktu. Dalam perusahaan menengah dan besar, selain
direktur utama,bagian sumber daya manusia,atau biasanya lebih
dikenal dengan bagian personalia.
Fungsi personalia adalah merencanakan konsep
perekrutan,pengembangan dan perekrutan kualitas sumber daya
manusia yang diperlukan oleh perusahaan.

Secara garis besar proses manajemen SDM dibagi ke dalam lima bagian
fungsi utama yang terdiri dari:

1. Human Resource Planning. Merencanakan kebutuhan dan
pemanfaatan SDM bagi perusahaan.
2. Personal Procurement. Mencari dan mendapatkan SDM, termasuk
didalamnya rekrutmen,seleksi dan penempatan serta kontrak tenaga
kerja.
3. Personal Development. Mengembangkan sumber daya manusia,
termasuk di dalamnya program orientasi tenaga kerja, pendidikan
dan pelatihan.
4. Personal Maintenance. Memelihara sumber daya manusia.
Memelihara sumber daya manusia, termasuk didalamnya pemberian
penghargaan, insentif, jaminan kesehatan dan keselamatan tenaga
kerja dan lain sebagainya.
5. Personnel Utilization. Memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber
daya manusia, termasuk di dalamnya promosi, demosi, transfer dan
juga separasi.

Perencanaan sumber daya manusia adalah perencanaan strategis untuk
mendapatkan dan memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang
diperlukan bagi organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.


Beberapa langkah strategis sehubungan dengan perencanaan sumber daya manusia.
Langkah-langkah tersebut sebagai berikut :
1. Langkah pertama : Representasi dan refleksi dari rencana strategis
perusahaan Perencanaan SDM sudah semestinya merupakan representasi dan
refleksi dari keseluruhan rencana strategis perusahaan.
2. Langkah kedua : Analisa dari kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga
kerja. Pada tahap ini tiga hal yang bisa dilakukan yaitu anlisis job (job analysis),
deskripsi kerja (job description), dan spesifikasi kerja atau lebih dikenal dengan
spesifikasi jabatan (job specification). Analisis jabatan merupakan persyaratan
detail tentang jenis pekerjaan yang diperlukan serta kualifikasi tenaga kerja yang
diperlukan untuk mampu menjalankannya. Deskripsi jabatan meliputi rincian
pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga kerja tersebut. Spesifikasi jabatan
merupakan rincian karakteristik atau kualifikasi yang diperlukan bagi tenaga kerja
yang dipersyaratkan.
3. Langkah ketiga : Analisa ketersediaan tenaga kerja
4. Langkah keempat : Melakukan tindakan inisiatif
5. Langkah kelima : Evaluasi dan modifikasi tindakan





Penyediaan Sumber Daya
Manusia (Personnel
Procurement)

Pengembangan Sumber Daya
Manusia (Personnel Development)
Beberapa aktivitas dalam kategori tenaga kerja
yaitu proses rekrutmen, sleksi, dan penempatan
tenaga kerja.
Rekrutmen adalah upaya perusahaaan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan sesuai
dengan kualifikasi yang telah ditetapkan dalam
perencanaan tenaga kerja.
Seleksi adalah upaya untuk memperoleh tenaga
kerja yang memenuhi syarat kualifikasi dari sekian
bnyak pendaftar atau calon tenaga kerja yang
dimiliki oleh perusahaan dari proses rekrutmen
awal tadi.
Penempatan adalah proses pemilihan tenaga kerja
yang disesuaikan dengan kualifikasi yang
dipersyaratkan serta menempatkannya pada tugas
yang telah ditetapkan.
Tiga konsep pencarian kerja :
1. Rekrutmen Internal dan Rekrutmen
Eksternal
2. Seleksi Tenaga Kerja
3. Penempatan Tenaga Kerja


Program pengembangan tenaga kerja dapat dibagi dua, yaitu
on the job dan off the job. Metode On the job bisa berupa
kegiatan-kegiatan, seperti :
1. Coaching, yaitu program berupa bimbingan yang diberikan
atasan kepada bawahan mengenai berbagai hal yang terkait
dengan pekerjaan
2. Plennned progressing, yaitu berupa pemindahan tenaga
kerja kepada bagian-bagian lain melalui tingkatan-tingkatan
organisasi berbeda-beda
3. Job rotation, yaitu program oemindahan tenaga kerja ke
bagian yang berbeda-beda dan tugas yang berbeda-beda,
agar tenaga kerja lebih dinamis dan tidak monoton
4. Temporary task, yaitu berupa pemberian tugas pada suatu
kegiatan atau proyek atau jabatan tertentu untuk periode
waktu tertentu
5. Program penilaian prestasi atau performance appraisal.
Metode Off the job yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
1. Executive development programme, yaitu berupa program
pengiriman manajer atau tenaga kerja untuk berpartisipasi
dalam berbagai program-program khusus di luar perusahaan
yang terkait dengana analisa kasus, simulasi, maupun
metode pembelajaran lainnya
2. Laboratory training, yaitu berupa program yang ditujukan
kepada tenaga kerja untuk mengikuti program-program
berupa simulasi atas dunia nyata yang terkait dengan
kegiatan perusahaan di mana metode yang biasanya
digunakan adalah berupa role playing, simulasi, dan lain-
lain
3. Organizational development, yaitu program yang ditujukan
kepada tenaga kerja dengan mengajak mereka untuk
berpikir mengenai bagaimana cara memajukan perusahaan
mereka


Pemeliharaan Tenaga Kerja (Personnel
Maintenance)


Pemanfaatan Sumber Daya Manusia
(Personnel Utilization)

Pemeliharaan tenaga kerja sangat
penting untuk dilakukan guna menjamin
agar tenaga kerja yang dimiliki
perusahaan terpelihara produktivitas,
efektivitas, dan efisiensinya.
Kompensasi adalah penghargaan yang
diberikan perusahaan sebagai balasan
atas prestasi yang diberikan oleh tenaga
kerja. Kompensasi berupa dalam bentuk
uang atau sejenisnya yang sering kali
dinamakan sebagai insentif.
Benefit adalah penghargaan dan bentuk
perhatian perusahaan selain kompensasi
yang diberikan atau disediakan
perusahaan sebagai upaya untuk
memelihara tenaga kerja tersebut agar
tetap dapat memberikan kinerja yang
terbaik bagi perusahaan sekaligus
menjawab apa yang menjadi kebutuhan
dari tenaga kerja. Benefit dapat berupa
cuti bergaji, asuransi kesehatan dan
kecelakaan kerja, dan lain-lain.
Langkah terakhir dari proses manajemen sumber
daya manusia adalah pemanfaatan tenaga kerja.
Produktivitas, efektivitas, dan efisiensi
merupakan kunci yang senantiasa diharapkan
dapat diperlihatkan oleh tenaga kerja.
Perusahaan biasanya melakukan beberapa
program untuk tetap memastikan tenaga
kerjanya senantiasa sesuai dengan perencanaan
strategis perusahaan. Diantara program tersebut
berupa promosi, demosi, transfer ataupun
separasi. Promosi adalah proses pemindahan
tenaga kerja ke posisi yang lebih tinggi
secara struktural dalam organisasi
perusahaan, yang dikenal dengan naik
pangkat, naik jabatan dan sebaginya.
Selain promosi ada juga yang dinamakan
Demosi atau penurunan tenaga kerja kepada
bagian kerja yang lebih rendah yang
biasanya disebabkan karena adanya
penurunan kualitas tenaga kerja dalam
pekerjaannya. Transfer merupakan upaya
untuk memindahkan tenaga kerja ke bagian
yang lain, yang diharapkan tenaga kerja
tersebut bisa lebih produktif setelah
mengalami proses transfer. Terakhir,
Separasi, merupakan upaya perusahaan
untuk melakukan pemindahan lingkungan
kerja tertentu dari tenaga kerja
kelingkungan yang lain.
Faktor Individu dan Implementasi Rencana Organisasi
Konstribusi dan Kompensasi
Konstribusi adalah apa yang bisa diberikan oleh individu bagi organisasi atau
perusahaan. Bentuk konstribusi yang dapat diberikan individu di antaranya adalah
usaha, kemampuan, loyalitas, keahlian, waktu, dan kompetensi.
Kompensasi adalah apa yang dapat diberikan oleh organisasi atau perusahaan
bagi individu. Bentuk kompensasi yang diberikan organisasi diantaranya berupa
upah, kepastian kerja, benefit, peluang karier, status, dan peluang promosi.
Perilaku Individu dan Persepsi dalam Berorganisasi
Persepsi merupakan cara pandang individu yang dihasilkan dari rangkaian proses
yang dilakukan dan dialami oleh individu tersebut sehingga individu tersebut
semakin menyadari dan mengetahui akan apa yang terjadi mengenai suatu
gagasan, situasi maupun lingkungan yang dihadapi.
Persepsi selektif proses penyeleksian mengenai sesuatu di mana sesuatu
tersebut mengalami berbagai kontradiksi dan ketidaksesuaian dari persepsi awal
yang kita yakini
Stereotip prose pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu kejadian
tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut.



Pengertian Motivasi

Perspektif Kontemporer Mengenai
Motivasi
Menurut French dan Raven, sebagaiman
dikutip Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995),
motivasi adalah sesuatu yang mendorong
seseorang untuk menunjukan perilaku
tertentu. Motivation is the set of forces
that cause people to behave in certain
ways.
Perilaku yang diharapkan untuk ditunjukkan
oleh tenaga kerja di perusahaan tentunya
perilaku yang akan menghasilkan kinerja
terbaik bagi perusahaan, Kinerja terbaik
menurut Griffin (2000) ditentukan oleh 3
faktor, yaitu (1) motivasi (motivation), yaitu
terkait dengan keinginan untuk melakukan
pekerjaan ; (2) kemampuan (ability), yaitu
kapabilitas dari tenaga kerja atau SDM
untuk melakukan pekerjaan; (3) lingkungan
pekerjaan (the work environment, yaitu
sumber daya dan situasi yang dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan tersebut
Terdapat tiga perspektif
kontemporer dalam melihat
bagaimana motivasi menjadi
kekuatan pendorong bagi
individu untuk berperilaku
Ketiga perspektik tersebut
adalah perspektif kebutuhan
(need oerspective), perspektif
keseimbangan dan keadilan
(equity perspectives),
perspektif pengharapan
(expectancy perspectives),
perspektif penguatan
(reinforcement perspectives)
dan perspektif penyusunan
tujuan (goal setting theory).

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses
dalam mengarahkan dan
memengaruhi para anggota
dalam hal berbagai aktivitas
yang harus dilakukan.


Kegiatan

Manajemen

Kepemimpinan
Penyusunan Rencana
Perencanaan & Penganggaran
Penentuan rencana spesifik dari
kegiatan untuk pencapaian tujuan serta
mengalokasikan segala sumber daya
yang dibutuhkan
Penentuan Arah Kegiatan
Menyusun visi atau tujuan jangka panjang yang
akan diraih oleh organisasi serta strategi
perubahan yang harus dilakukan
Membangun relasi antarmanusia atau
kelompok kerja untuk merealisasikan
rencana
Pengorganisasian & Penempatan SDM
Menyusun struktur organisasi,prosedur
kerja,tanggung jawab dari setiap bagian
organisasi,serta metode implementasi
Mengomunikasikan visi kepada orang-orang
serta membangun kerja sama dengan orang-
orang yang siap untuk mewujudkan visi secara
bersama-sama
Implementasi Rencana Pengawasan & Pemecahan Masalah
Pada tahap implementasi, tugas
manajemen adalah melakukan
pengawasan dan pengendalian atas
berbagai kendala yang mungkin ditemui
Memotivasi & Memberikan Inspirasi
Peran yang dilakukan pada saat implementasi
adalah memotivasi orang-orang yang sepakat
bekerja sama untuk melakukan implementasi
dari apa yang telah di bangun sebagai upaya
pencapaian visi
Hasil yang diperoleh
Sesuatu yang telah diperkirakan atau
ditargetkan sebelumnya
Suatu perubahan yang akan mendukung
pencapaian visi
Pengertian Kelompok dan Kelompok Kerja
Kelompok kerja dapat didefinisikan sebagai kelompok yang disusun oleh organisasi
dengan tujuan untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang terkait dengan
pencapaian tujuan organisasi.
Kelompok kerja di bagi dua,yaitu kelompok kerja formal (formal team) dan
kelompok kerja informal (informal team)
Kelompok Kerja Formal adalah kelompok kerja yang dibentuk atau disusun secara
resmi oleh manajer dimana kelompok kerja tersebut diberikan tugas dan pekerjaan
yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Berupa kelompok kerja langsung
(command team), kepanitiaaan (committee), dan kelompok kerja temporal atau
khusus (task force team/spesifik team).
Kelompok Kerja Informal adalah kelompok kerja disusun atau tersusun dengan
sendirinya ketika beberapa anggota dari organisasi yang kegiatannya biasanya tidak
terkait langsung dengan rencana-rencana rutin dari organisasi,namunserta tidak
langsung akan memengaruhi kinerja dari orang-orang dalam organisasi. Contoh dari
kelompok kerja informal ini adalah kelompok olahraga yang beranggotakan para
pegawai termasuk juga manajer,kelompok hobby,dan lain-lain.

Komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha
untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang
lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung, dengan
menggunakan berbagai media komunikasiyang tersedia.
Proses Terjadinya Komunikasi

Pengiriman

enkoding pengirim mediator penerima dekoding
Informasi yang bersifat personal yang telah banyak digunakan dalam berbagai jenis komunikasi
dalam organisasi :
Komputer.
Dengan komputer, organisasi bisa berkomunikasi pula dengan menggunakan surat elektronik (e-
mail), situs (web), dll
Mesin Fotocopi.
Membantu organisasi dalam melakukan duplikasi dalam berbagai bentuk informasi yang bersifat
tertulis
Mesin faks.
Membantu organisasi mengirimkan atau informasi tertulis dalam pihak lain melalui jaringan
telepon atau juga menggunakan jaringan satepit sehingga informasi tertulis dapat didapatkan
secara lebih cepat walaupun jarak antarpengirim dan penerima pesan sangat jauh
Telepon seluler.
Alat ini membantu setiap orang untuk berkomunikasi secra cepat dan flexsibel.
Webcam.
Alat ini dapat membantu organisasi juga untuk melakukan teleconferencing atau tatap muka
melalui komputer sekalipun pihak-pihak yang berkomunikasi tidak berada pada tempat yang sama
Produk-produk teknologi informasi lainnya.
Saat ini sudah banyak sekali produk-produk seperti robot, mesin kehadiran terkomputerisasi, alat
pendeteksi elektronik (scanning), dan lain sebagainya secara dramatis telah banyak membantu
organisasi dalam melakukan komunikasi.


Fungsi pengawasan pada dasarnya merupakan proses yang
dilakukan untuk memastikan agar apa yang telah
direncanakan berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi
pengawasan adalah identifikasi berbagai faktor yang
menghambat sebuah kegiatan, dan juga menghambat
tindakan koreksngsi i yang diperlukan agar tujuan
organisasi dapat tetap tercapai
Pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung
pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja
yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan tidak hanya
berfungsi untuk menilai apakah sesuatu itu berjalan
ataukah tidak, akan tetapi termasuk tindakan koreksi yang
mungkin diperlukan maupun penentuan sekaligus
penyesuaian standar yang terkait dengan pencapaian
tujuan dari waktu ke waktu.
Adaptasi Lingkungan
Tujuan pertama dari fungsi pengawasan adalah agar
perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat
internal maupun lingkungan eksternal. Contoh, ketika
teknologi informasi dan komputer belum secanggih saat
ini,kualifikasi minimum tenaga kerja perusahaan hanya sebatas
kemampuan mengetik, kualifikasi pendidikan minimum,
seperti SMU dan lainnya. Perusahaan juga perlu melakukan
pengawasan dan evaluasi atas tenaga kerja yang dimilikinya.

Meminimumkan Biaya
Tujuan ketiga dari fungsi pengawasan adalah untuk
meminimumkan biaya. Fungsi pengawasan melalui penetapan
standar tertentu dalam meminimumkan kegagalan dalam produksi
misalnya, akan dapat meminimumkan biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan. Contoh,pengawasan tenaga kerja dari kasus
korupsi. Korupsi dapat berupa korupsi jam kerja, penggunaan
fasilitas perusahaan bukan untuk kepentingan perusahaan, hingga
korupsi penggelapan uang. Fungsi pengawasan terhadap tenaga kerja
sangat diperlukan agar tidak terjadi tindakan korupsi ini.

Antisipasi Kompleksitas Organisasi
Tujuan terakhir dari fungsi pengawasan adalah agar
perusahaan dapat mengantisipasi berbagai kegiatan
organisasi yang kompleks. Kompleksitas tersebut dari
mulai pengelolaan terhadap produk, tenaga kerja,
hingga berbagai prosedur yang terkait dengan
manajemen organisasi.

Penetapan Standar Dan Metode Penilaian Kinerja
Tujuan yang ingin dicapai organisasi bisnis atau perusahaan
sabaiknya ditetapkan dengan jelas dan lengkap pada saat
perencanaan dilakukan. Terdapat tiga alasan mengapa tujuan
harus ditetapkan dengan jelas dan memuat standar pencapaian
tujuan. Pertama adalah bahwa seringkali tujuan terlalu bersifat
umum sehingga sulit untuk dinilai pada saat implementasi
dilakukan. Kedua sebaiknya tujuan yang ditetapkan memuat
standar yang lebih jelas dinyatakan. Ketiga kejelasan dan
kelengkapan tujuan memudahkan manajemen dalam
melakukan komunikasi dalam organisasi, menetukan metode
yang akan digunakan dalam mengevaluasi standar yang telah
ditetapkan
Membandingkan Kinerja dengan Standar
Manajer penjualan akan melakukan perbandingan dari
apa yang telah diperoleh dibagian penjualan dengan standar
yang telah ditetapkan.sebagai contoh,karena telah
menetapkan standar yang akan kita capai adalah peningkatan
penjualan sebesar 50 persen dari tahun sebelumnya,maka
menejer penjualan kemudian melakukan pengecekan dari
data penjualan tingkat penjualan yang telah dicapai pada
tahun ini, dan kemudian juga data penjualan pada tahun lalu.

Melakukan Tindakan Koreksi Jika Terdapat Masalah
Ketika perusahaan mendapatkan masalah,kemudian perusahaan
melakukan berbagai tindakan untuk mengoreksi masalah tersebut.
Perlu dilakukan agar perusahaan dapat memastikan bahwa apa yang
dilakukan oleh perusahaan benar benar diarahkan kepada
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya, tingkat
penjualan di bawah standar, maka perusahaan perlu mencari
penyebabnya, apakah misalnya disebabkan karena promosi yang
kurang, kurangnya tebaga penjual,bertambahnya pesaing,turunnya
daya beli masyarakat, aatau mungkin penyebab lainnya.

Beberapa Gejalah Yang Memerlukan Pengawasan Dan Pengendalian
Beberapa gejalah yang menunjukkan perlu adanya kontrol atau
pengawasan dan pengendalian perusahaan adalah sebagai berikut:
*Terjadi penurunan pendapatan atau protir, namub tidak begitu jelas
penyebabnya.
*Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan
pelanggan)
*Ketidak puasan pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan *pegawai,
produktifitas kerja yang menurun,dan lain sbgainya)
Berkurangnya kas perusahaan
*Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur
*Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik
Biaya yang melebihi angguran
*Adanya penghamburan dan inefisiensi

Pengawasan di Bagian SDM
Pengawasan dibagian SDM dilakukan untuk memastikan bahwa
seluruh SDM yang dimiliki oleh perusahaan bekerja sesuai dengan
tugas yang telah diberikan kepada mereka (job description),
memastikan bahwa kompensasi serta manfaat (compensation and
benefist) yang diberikan kepada SDM perusahaan sesuai aturan yang
berlaku dan memenuhi harapan, serta memastikan SDM perusahaan
memperoleh kesempatan melakukan pengembangan diri sehingga
produktivitasnya dapat ditingkatkan.. 3 kunci pokok memahami
bagaimana SDM dapat di awasi dan dikendalikan. Yaitu, motivasi
(motivation), kepuasan (satisfaction), dan kepemimpinan
(leadership).

Pengawasan di Bagian Informasi
Pengawasan dibagian informasi bertugas untuk memastikan
apakan setiap informasi yang dibutuh kan oleh perusahaan setiap
saat dapat tersedia ataukah tidak. Informasi juga diperlukan
informasi mengenai pelanggan,kepuasan pelanggan,informasi
mengenai berbagai aturan diberlakukan pemerintah mengenai
sesuatu yang terkait dengan bisnis yang dijlankan perusahaan dan
lain sebagainya. Bagian sistem informasi seperti sistem Informasi
Manajemen, Informasi Akuntansi, Informasi MSDM, Informasi
Pemasaran, dan lain sebagainya, kini telah menjadi bagian dari
kebutuhan perusahaan dalam menjamin berbagai kegiatan
sekaligus informasi berbgai kegiatan tersebut dapat tersedia
dengan mudah,cepat dan akurat bagi perusahaan.

Pengawasan di Bagian Keuangan
Bagian keuangan merupakan bagian yang memegan peran penting
dalam kegiatan perusahaan. Kegiatan bagian keuangan adalah kegiatan
yang menyangkut penyediaan sumber pendanaan perusahaan, dan
menyangkut alokasi dari dana tersebut. Misalnya, perusahaan melakukan
peminjaman kepada bank sebagai salah satu sumber pendanaan
perusahaan mereka. jika perusahaan meminjam dari bank sebesar 1juta
rupiah, ditambah beban bunga 10%, makaperusahaan memiliki kewajiban
untuk membayar kepada bank sebesar 1,1 juta rupiah. Secara garis besar
laporan kauangan terdiri dari Neraca (balance sheet),Laporan rugi laba
(income statement), besrta laporan pendukung lainnya.
NERACA (balance sheet) pada dasarnya menggambarkan posisi keuangan
perusahaan pada periode tertentu. LAPORAN RUGI- LABA(income
statement),pada dasarnya menggambarkan hasil operasi perusahaan
dalam satu periode tertentu. Laporan ini menjelaskan apakah kegiatan
operasional perusahaan mampu meraih laba ataukah tidak.

PENYIMPANGAN AGGARAN
Budget atau anggaran adalah pernyataan berupa rencana alokasi
enggaran keuangan perusahaan dalam rangka implementasi rencana
kegiatan perusahaan dalam satu periode tertentu. Perbandingan antara
apa yang dianggarkan (budgeted) dan apa yang dibelanjakan(actual
spent) dinamakan sebagai budget variance atau penyimpangan
anggaran. Semakin sedikit penyimpangan anggaran terjadi semakin baik
kinerja kauangan perusahaan dalam penganggaran ini, artinya apa yg
dianggarkan perusahaan sesuai dengan yang dibelanjakan, ataupun
sebaliknya. Penyimpangan anggaran tersebut memiliki dua
kemungkinan, penyimpangan yang diinginkan(favorable variance)
adalah penyimpangan anggaran dari aktual dan yang dianggarkan
dimana penyimpangan yg terjadi memberikan arus kas masuk yang lebih
baik bagi perusahaan. Penyimpangan tidak diinginkan(unfavorable
variance) adalah misalnya, perusahaan telah menganggarkan beban
operasi sebesar Rp 100 juta.
ANALISA RASIO KEUANGAN
Analisis dan pengawasan terhadap rasio keuangan dilakukan untuk
mengetahui kinerja perusahaan dilihat dari berbagai faktor yg dijadikan
karangka acuan utama, apakah yang terkait dengan aset,utang,dan modal
perusahaan.
Di antara rasio-rasio keuangan biasaynya di evaluasi adalah:
Liquidity Ratio(rasio likuiditas), untuk memastikan tingkat kemampuan
perusahaan dalam menjamin utang jangka oleh aset-aset lancarnya.
Leverage Ratio(rasio leverage)untuk memastikan kemampuan
perusahaan dari sisi aset yg dimiliki perusahaan untuk menjamin
utangnya. Asset Management and Activity Ratio(rasio aktivitas) dinilai
dan diawasi untuk mengetahui tingkat perputaran persediaan perusahaan
dalam kegiatan bisnis yang dijalankan,juga mengetahui perkembangan
piutang dagang dari perusahaan dibandingkn dengan tingkat
penjualannya. Profitability Ratio(rasio profitabilitas) memastikan apakah
perusahaan mampu mencapai standar pencapaian profit yang telah
mereka tetapkan ataukah tidak, terutama dibandingkan tingkat
penjualan,total aset yang dimiliki atau dari saham yg dimiliki oleh pemilik
perusahaan.

PENGELOLAAN BIAYA(COST CONTROL)
Pengelolaan biaya menjadi suati upaya pengawasan dan
pengendalian yang perlu dilakukan oleh perusahaan yang terkait
dengan keuangan perusahaan. Beberapa perlu dilakukan oleh
perusahaan untuk dapat mengelola dan mengendalikan biaya
yaitu, mengurangi pemborosan, dan menerapkan sistem efisien
pembiayaan. Perusahaan meningkatkan profit melakukan
beberapa alternatif yaitu, meningkatkan jumlah penjualan
dengan asumsi biaya tetap, meningkatkan kenaikan jumlah
penjualan, mempertahankan jumlah penjualan dan mengurangi
jumlah biaya, dan mengurangi total biaya jika terjadi
pengurangan jumlah penjualan. Ada beberapa sistem efesien
pembiayaan adalah, sistem Activity Based Costing(ABC),Material
Requirements Planning(MRP), Material Resource
Planning(MRPII),Economic Order Quantity (EOQ), dan sebagainya.

Pengawasan di Bagian Pemasaran
Menyangkut bagaimana perusahaan mampu mengidentifikasi
apa sebenarnya yang diinginkan dan dibutuhkan oleh pelanggan
atau konsumen, dan dengan cara bagaiman perusahaan dapat
memuaskan. Dengan penelitian pasar ini, perusahaan dapat
meminimalkan kegagalan mungkin diakibatkan ketidaksesuaian
produk yang ditawarkan perusahaan dengan apa yang diinginkan
oleh konsumen. Dimulai dengan kegiatan persuasif perusahaan
untuk medekati pelanggan dan menyampaikan informasi
mengenai perusahaan melalui promosi yang efektif(effective
promotion), memastikan pelanggan dapat memperoleh produk
dengan kualitas dan harga yang sesuai(suitable product and
price), serta dilokasi yang mudah dijangkau oleh
pelanggan(accessable place).

Pengawasan di Bagian Operasi atau Produksi
Mencakup dari mulai kegiatan
mendesain,mengoperasikan,hingga mengawasi apakah sistem
produksi atau sistem operasi tertentu mampu menghasilkan
barang atau jasa tertentu ataukah tidak, dari berbagai produksi
yang dimiliki perusahaan. Perusahaan perlu melakukan
pengawasan dan pengendalian apakah lokasi yang ditempati
perusahaan telah memenuhi syarat
keterjangkauan(accessibilites) misalnya. Keterjangkauan lokasi
perusahaan dengan sarana transportasi,lokasi perusahaan
dengan pemasok,dengan pelanggan dan sebagainya.
Perusahaan juga perlu mengawasi dan mengendalikan apakah
desain lokasi perusahaan telah cukup untuk mrngrfisienkan
biaya perusahaan ataukah tidak dan juga perusahaan perlu
mengendalikan sumber daya manusia,sumber daya fisik seperti
mesin-mesin.

Terdapat dua pendekatan dalam mempertahankan fungsi pengawasan
yaitu:
Sistem Pengawasan Tradisional, adalah sistem untuk mempertahankan
fungsi pengawasan melalui prosedur dan kegiatan yang melibatkan
penetuan standar dan berbagai upaya untuk mencapai standar tersebut.
Terdapat tida pendekatan dalam sistem pengawasan tradisional, yaitu:
Pengawasan Diagnostik adalah pengawasan yang dilakukan manajer dmana
telah standar ditetapkan,manajer melakukan pengawasan dan penilaian
apakah standar telah dicapai ataukan belum. Pengawasan Berdasarkan
Batasan-Batasan adalah pengawasan yang dilakukan melalui penetapan
aturan atau prosedur keseluruhan anggota dan pihak yang terkait dengan
perusahaan menyesuaikan diri dengan aturan dan prosedur dalam
menjalankan seluruh aktivitas yang terkait dengan perusahaan .
Pengawasan Interaktif adalah pengawasan yang dilakukan oleh manajer
secara interaktif dan terus-menerus melakukan komunikasi dengan
pegawai secara personal mengenai pekerjaan yang dilakukan. Sistem
pengawasan yang berdasarkan komitmen, adalah pengawasan
berdasarkan kesadaran dari setiap individu. Intropeksi diri oleh setiap
individu atau pengawasan mempertahankan sistem pengawasan dalam
jangka panjang, dikarenakan pegawai akan terbiasa dengan budaya kerja
yang produktif dan independen.

Manajemen operasi adalah rangkaian proses pengelolaan
keseluruhan sumber daya perusahaan yang dibuthkan dalam
menghasilkan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada
konsumen. Dengan kata lain manajemen operasi berusaha
menjawab bagaimana pengelolaan terhadap 5P dalam operasi
perusahaan, yaitu People atau orang-orang, Plants atau pabrik,
rumah produksi, atau bagian dari peusahaan, Processes atau
proses yang dilakukan, dan Planning and Control System atau
sistem perencanaan dan pengasawan.
Konsep Dasar Sistem Produksi
Adalah sebuah proses mengubah input menjadi output.
Sistem produksi memiliki tiga komponen utama yaitu,
Masukan(input) adalah bahan baku,tenaga kerja,informasi
pasar,kebutuhan konsumen,kebutuhan pemilik
prusahaan,modal,dan mesin. Keluaran(output) adalah keluaran
langsung: barang dan jasa, keluaran tidak langsung: upah atau
gaji,damopak lingkungan dan dampak sosial. Dan
Proses(processes) adalah
transportasi,prosedur,teknologi,sistem produksi,proses
produksi,pengelolaan mesin, dan monitoring pegawai.

Lokasi Produksi(Plant Location)
Terdapat dua kriteria dalam menentukan lokasi produksi,
yaitu Kriteria subjektif lebih mendasar keputusan lokasi
produksi berdasarkan pertimbangan subjektif pemilik
perusahaan. Misalnya, Anda tinggal di daerah bandung, maka
kegiatan bisnis yg Anda jalankan dapat anda pantau dari waktu
ke waktu. Kriteria objektif yaitu mempertimbangkan berbagai
factor yang akan mendukung tercapainya keberhasilan bisnis
perusahaan.
Tipe Proses Produksi
Terdapat dua jenis tipe produksi, yaitu Sistem produksi intermiten
system produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak
berkelanjutan, dan menggunakan pola mulai-selesai. Terdapat dua jenis
system intermiten yaitu, Produksi missal umumnya berlaku pada
perusahaan manufaktur. Pilihan missal produk yang dihasilkan oleh
perusahaan memberikan keleluasan kepada konsumen untuk memilih
sesuai dengan selera dan daya belinya masing-masing. Sistem produksi
yang Terus-Menerus bersifat berjangka waktu yang relatif panjang.
Misalnya, perusahaan kimia seperti bumi,tambang,termasuk ke dalam
perusahaan yg menerapkan system produksi yang terus-menerus ini. Tipe
produksi dibagi menjadi dua yaitu, Sitnetis adalah proses produksi yang
menghasilkan satu jenis produk dari berbagai bahan baku atau faktor
input. Analitis adalah proses produksi yang menghasilkan beberapa jenis
produk dari satu jenis bahan baku atau factor input.
Rancangan Sistem Produksi
Menyangkut bagaimana proses konversi dalam system produksi yang dilakukan.
Terdapat empat rancangan dalam system produksi yaitu, Rancangan produk
adalah rancangan system produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal
hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Rancangan proses adalah
proses produksinya mengikuti jenis proses yang harus dilakukan, dan tak selalu
harus mengikuti seluruh proses yang ada. Rancangan posisi tetap adalah system
produksi dmna produk yang akan dibuat akan diletakkan di satu tempat, dan
berbagai fasilitas seperti mesin,alat produksi,tenaga kerja dari mulai teknisi dan
tenaga ahli,mengerjakan proses pengerjaannya ditempat tersebut. Rancangan
system modular adalah system produksi yang dibangun dalam sebuah sel
produksi(pola produksi tertentu) yang dapat mengurangi penggunaan bahan baku,
sumber daya, maupun pergerakan tenaga kerja.
Tehnik manajemen persediaan di antaranya.Manajemen persediaan
ABC adalah perusahaan membagi jenis-jenis persediaan yang akan
digunakan dalam proses produksi menjadi 3 kategori yaitu, kategori A
diberikan untuk jenis persediaan yg paling sering digunakan dlam
proses produksi, dapat dikatakn pling sedikit. Kategori B diberikan
untuk jenis persediaan yg dipergunakan dlm proses produksi dengan
frekuensi sedang. Kategori C diberikan untuk jenis persediaan yg
dipergunakan dalam proses produksi dengan frekuensi rendah.
Manajemen persediaan EOQ membantu perusahaan dalam
menetukan jumlah pesanan yang paling ekonomis,namun model EOQ
hanya dapat berjalan secara efektif jika persediaan yg diperlukan
bersifat rutin dan jumlahnya tetap.

Teknik Perencanaan dan Pengawasan Produksi
Adapun jenis bisnis yang manajer perlu merencanakan dan mengawasi jalannya
produksi. Perencanaan Produksi adalah proses pengambilan keputusan
mengenai produk apa yang dibuat, dimana,kapan,san bagaimana produk tersebut
akan dibuat. Adapun pengawasan produksi adalah proses yang dilakukan untuk
memastikan bahwa kegiatan produksi sesuai dengan apa yang telah direncanakan
dan sesuai standar yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa tehnik yang
digunakan dalam perencanan dan pengawasan produksi yaitu.
Penjadwalan dan Bagan Gantt pada dasarnya membantu manajer untuk
mengaturnya melalui proses penjadwalan. Bagan Gantt adalah teknik penjadwalan
secara grafis atas berbagai rencana kegiatan. Penjadwalandengan menggunakan
Bagan Gantt adalah di antara tehnik perencanaan dan pengawasan produk yang
dapat digunakan. Perencanaan dan Pengawasan Produksi dengan Jaringan
PERT(PERT Network) merupakan alat bantu perencanaan melalui penjadwalan dan
penggambaran rencana kerja secara kronologis dan berkelanjutan bagi pekerja
yang sifatnya tidak rutin, berskala besar maupun kompleks.
Manajemen Persediaan
Adalah berbagai produk yang diperlukan perusahaan untuk
melakukan proses produksi. Terdapat 5 jenis konsep
persediaan yg dikenal dalam manajemen operasi yaitu, Bahan
baku adalah bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan untuk
melakukan proses produksi. Komponen adalah hasil dari
proses produksi awal sebelum proses produksi berikutnya
dilakukan. Produk dalam proses pengerjaan adalah produk
yang masih dalam pengerjaan proses produksi dan belum
menjadi produk jadi atau produk akhir. Barang jadi atau
produk jadi adalah produk dihalkan dari sebuah rangkaian
proses produksi,dmna produk jadi tersebut merupakan produk
yang diinginkan konsumen. Barang pasokan adalah bahan-
bahan yang diperlukan perusahaan untuk melakukan proses
produksi,namun tidak termasuk ke dalam barang jadi.
Ada 4 jenis konsep biaya persediaan yaitu, Biaya pemesanan adalah biaya-biaya
yg terkait dengan penyediaan berbagai bahan dan barang yg diperlukan dalam
proses produksi. Biaya akuisisi adalah jumlah biaya yang dikeluarkan
berdasarkan unit produksi atau jumlah order. Biaya pemeliharaan adalah biaya
yang dikeluarkan untuk memelihara atau menjamin bahan barang yan telah
diproduksi yang sesuai standar dan keinginan konsumen. Biaya penyediaan stok
adalah biaya yg harus dikeluarkan perusahaan akibat kekurangan atau kelebihan
stok produk yg diperlukan konsumen. Tehnik manajemen persediaan di
antaranya.Manajemen persediaan ABC adalah perusahaan membagi jenis-jenis
persediaan yang akan digunakan dalam proses produksi menjadi 3 kategori
yaitu, kategori A diberikan untuk jenis persediaan yg paling sering digunakan
dlam proses produksi, dapat dikatakn pling sedikit. Kategori B diberikan untuk
jenis persediaan yg dipergunakan dlm proses produksi dengan frekuensi sedang.
Kategori C diberikan untuk jenis persediaan yg dipergunakan dalam proses
produksi dengan frekuensi rendah.
Manajemen persediaan EOQ membantu perusahaan dalam menetukan jumlah
pesanan yang paling ekonomis,namun model EOQ hanya dapat berjalan secara
efektif jika persediaan yg diperlukan bersifat rutin dan jumlahnya tetap.

Pendekatan dalam Pengawasan Kualitas Produksi
Pendekatan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian kualitas
produksi, diantaranya adalah TQM( Total Quality Management) dan
pendekatan MBA(Malcolm Baldridge Award). Pendekatan TQM adalah
program pengawasan dan pengendalian perusahaan yang bertujuan untuk
mengintegrasikan keseluruhan fungsi bisnis dari mulai
desain,perencanaan,produksi,distribusi,hingga pelayanan kepala
pelanggan,sehingga perusahaan dapat memuaskan pelanggan melalui
perbaikan secara terus-menerus. MBA merupakan penilaian terhadap
pelaksana TQM sebagaiman prinsip-prinsipnya telah diperkenalkan oleh
Deming.

Pengertian produktivitas
Adalah sampai sejauh mana kegiatan mampu mencapai target kuantitas dan kualitas yang
telah ditargetkan.
Beberapa Metode bagi Peningkatan Produktivitas
Khususnya menyangkut manajemen operasi yang terkait dengan peningkatan
produktivitas,kualitas,dan bahkan saat ini termasuk juga untuk fleksibilitas. Di antaranya
metode-metode tersebut adalah.
Metode just-in-time adalah sebuah metode pengendalian proses produksi dengan jalan
meminimumkan persediaan melalui penggunaan seluruh material dan bahan produksi
dengan jalan medatangkannya pada saat tertentu ketika kegiatan produksi dilakukan.
Terdapat tujuh factor yang seringkali menjadi penyebab inefisiensi atau pemborosan sumber
daya perusahaan yaitu,
Overproduction,Waiting,Transrportation,Processing,Motion,Stock,Defecive Products.
Metode Desain dan Pengerjaan dengan Bantuan Komputer merupakan penggunaan
teknologi computer dalam melakukan desain dan pengerjaan kegiatan
perusahaan,khususnya dalam kegiatan produksi. Contohnya,dengan menggunakan
computer, seorang ahli desain produk di sebuah perusahaan bias melakukan desain produk
hingga melihat kualitas dari tersebut sebelum dibuat contoh produknya. Sistem
pengerjaan yang fleksibel atau dikenal sebagai Fleksibel Manufacturing System(FMS) FMS
adalah sistem yang mengintegrasi seluruh mesin produk secara otomatis melalui komputer
dmana komputer ini mengatur seluru proses produksi dengan produk yang diinginkan.

Salah satu konsenkuensi dari penggunaan gteknologi ini, tenaga manusia cenderung
menjadi lebih terbatas karena pengerjaan produksi diambil alih sebagian oleh mesin dan
komputer,sumber daya manusia tetap saja diperlukan,karena manusia yang meliki
keahlian dlam komputer.
Sistem Pengerjaan Terintegrasi Berbasis Komputer sistem pengerjaan ini lebih dikenal
dengan Computer Integrated Manufacturing(CIM) adalah keseluruhan integrasi dari
seluruh aktivitas perusahaan yang tekait satu sama lain melalui sebuah sistem komputer.
Mekanis dari CIM ini adalah. Manajer Operasi menjalankan proses
produksi,mengoordinasikan seluruh order,komponen yang dibutuhkan hingga
pengiriman produk jadi. Manajemen Puncak menentukan jenis produk yang akan dibuat
berdasarkan riset pasar, sekaligus juga rencana strategis dan anggaran. CAD melakukan
desain produk dan menganalisa kualitas produk yg diharapkan. CAM menjalankan proses
pengerjaan dari mulai bahan baku menjadi komponen hingga dalam proses pembuatan
barang jadi.Komputer Mainframe mengintegrasikan keseluruhan subsitem produksi
secara otomatis terintegrasi. Robot memproses seluruh komponen untuk dibentuk
barang jadi yang siap untuk dikemas dan didistribusikan ke konsumen. ASAR/AGV
S

menampung komponen produksi hingga produksi jadi. Manajemen berbasis Supply
Chain adalah konsep yang menjelaskan proses interaksi antara pemasok,pabrik atau
perusahaan,distributor dan konsumen. Manajemen berbasis supply chain adalah
pengelolaan proses penyediaan produk oleh perusahaan dari mulai pemesanan bahan
baku dari pemasokan hingga distribusinya ke konsumen, dengan memfokuskan
ppengurangan pemborosan dan peningkatan nilai bagi konsumen.

Pentingnya Manajemen Jasa
Manajemen jasa adalah pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam
mewujudkan tercapainya kualitas pelayanan atau jasa yang diinginkan oleh
konsumen,dan merupaka faktor pendorong utama dalam operasi bisnis.
Manajemen jasa memegang peras penting dlam operasi perusahaan
disebabkan karena tiga hal, yaitu Jasa Sebagai Keunggulan Kompetitif,Jasa
Sebagai Penentu Jumlah Konsumen, dan Jasa Sebagai Penentu Profit.
Terdapat tiga prinsip yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan
manajemen jasa yang dinamakan Segitiga Jasa. Yaitu, Strategi Pelayanan
Yang Baik, Penempatan Orang-Orang Yang Berorientasi Pelanggan, dan
Penerapan Sistem Pelayanan Yang Bersahabat.
Implementasi Manajemen Jasa
Ada 5 tahapan yang harus dilakukan untuk mengimplementasi
manajemen jasa. Kelima tahap tersebut adalah Audit Jasa, Penyusunan
Strategi, Pelatihan dan Sosialisai, Implementasi ,dan Pemeliharaan.
Manajemen perubahan merupakan salah satu isu penting dalam
peningkatan produktivitas, terutama yang terkait dengan antisipasi
perusahaan dalam menghadapi berbagai perubahan dalam
lingkungan dunia bisnis.
Terdapat enam langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan
manajemen perubahan, yaitu Envisioning, Activating, Supporting,
Installing, Ensuring,dan Recognizing.
Prinsip Tao dalam Manajemen Perubahan
Prinsip Tao juga memberikan filosofi mengenai perlunya
manajemen perubahan dilakukan oleh sebuah organisasi maupun
perusahaan. Prinsip Tao tersebut terbagi dua, yaitu dari Sisi YIN
dalam Manajemen Perubahan, dan Sisi YANG dalam Manajemen
Perubahan
Strategi dalam melakukan Manajemen Perubahan
*Perusahaan perlu berbeda dengan perusahaan lainnya.
Lakukan perubahan secara radikal dalam menjalankan bisnis
*Ubah pola manajemen yang bersifat hierarkis menjadi pola
manajemen lebih menghargai dan mengakomodasi.
*Susun model manajemen perubahan baru serta lakukan
kerja sama yang produktif dengan berbagai pihak.
*Beberapa Kendala dalam menjalankan Manajemen
Perubahan. Kendala tersebut dapat dibagi dua, yaitu Kendala
dari Faktor Manusia dan Kendala dari Faktor Organisasi.

Informasi dan kegiatan perusahaan
Informasi menjadi salah satu bagi kegiatan perusahaan, terutama dalam
hal pengambilan keputusan mengenai perencanaan kegiatan perusahaan.
Informasi perlu bersifat akurat,tepat dan cepat, sehingga keputusan yang
diambil perusahaan juga tepat dan akurat.
Perkembangan Teknologi Komputer dalam Memproses Informasi
Teknologi Komputer dan Informasi
komputer adalah satu bentuk produk perkembangan teknologi yang
hingga kini mampu melakukan proses pengolaan informasi secara cepat
dan akurat.
Komputer dan E-Commerce
Dikenal dengan istilah e-commerce atau e-business yang berarti bisnis
atau perdagangan elektronik.
Jenis-jenis komputer
komputer berdasarkan jenisnya menjadi empat kategori, yaitu
Microcomputer atau mikrokomputer, minicomputers atau komputer mini,
mainframe computers dan supercomputers.

Perangkat lunak Komputer(computer software)
Sekumpulan intruksi yang membuat sebuah komputer bekerja sesuai
dengan apa yang diinginkan. Program-program tersebut adalah
FORTRAN,BASIC,COBOL,C,C++, dan VISUAL BASIC.
Beberapa Program Aplikasi Mikrokomputer
Ada beberapa jenis program komputer dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Diantaranya, Word Processing, Spreadcheets, Grapichs,
Database, Desktop publishing, dan Communication.
Jaringan Komputer
jaringan yang bersifat global, yaitu antara perusahaan,kota, bahkan
negara. Ada beberapa jenis jaringan komputer berdasarkan koneksinya,
yaitu Local Area Network (LAN) atau jaringan terkoneksi secara local, yang
menghubungkan dalam suatu ruangan atau juga antar ruangan. Wide
Area Network(WAN) jaringan koneksi yang lebih luas, jaringannya tidak
lagi pada satu tempat, akan tetapi berbagai kota atau antarnegara.
sistem Informasi Manajemen: Manajemen Informasi Berbasis Teknologi Komputer
Definisi Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem yang menyangkut metode dan
upaya terorganisasi dalam melakukan fungsi pengumpulan data serta dengan
menggunakan komputer data-data yang telah dikumpulkan diproses untuk
menghasilkan dan menyajikan informasi tekini,akurat,dan cepat bagi para pengambil
keputusan manajemen.
Fungsi atau Peran Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi Manajemen mempunyai dua fungsi, fungsi pertama adalah fungsi
pengumpulan data internal dan eksternal perusahaan secara sistematis yang secara
periodik mengalami penyesuaian, seperti data penjualan perusahaan secara periodik,
barang barang inventori,biaya,harga serta jumlah tenaga kerja didlam perusahaan.
Fungsi kedua pemrosesan data menjadi informasi yang bermanfaat bagi para pengambil
keputusan manajemen.
Komponen dalam Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen di beberapa perusahaan besar setidaknya memiliki
lima komponen sistem, yaitu sistem pemrosesan data(data processing system), sistem
pelaporan manajemen(management reporting system), sistem pendukung
keputusan(decision support system), sistem otomatisasi kantor(office automation
system) dan sistem pintar(expert system).
Perbedaan perusahaan lokal dan multinasional
perusahaan multinasional adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan bisnisnya
lebih dari satu negara. Perbedaan perusahaan dengan multinasional adalah
penggunaan mata uang yang berbeda bagi perusahaan multinasional, berbeda dengan
perusahaan lokal yang hanya menggunakan mata uang lokal saja,penggunaan sumber
daya perusahaan,baik yang bersifat fisik,onformasi,maupun sumber daya manusia
lintas negara dan lintas budaya untuk perusahaan multinasional, sedangkan
perusahaan lokal terbatas hanya pada satu tempat.

BENTUK KEGIATAN BISNIS DARI PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Terdapat enam bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan
multinasional, keenam bentuk kegiatan tersebut adalah licencing,exporting-importing,
loca lwarehousing and selling, local assembly and packaging, joint ventures, acquisition
dan direct foreign investments.

MEMAHAMI LEBIH JAUH MENGENAI MANAJEMEN INTERNASIONAL
Ada beberapa faktor yang perlu dipelajari sekiranya kita akan mempelajari
manajemen untuk ruang lingkup internasional. Diantaranya, motif dari perusahaan
multinasional, manajemen lintas budaya, konsekuensi dari beroperasinya perusahaan
secara multinasional, serta cakupan fungsi operasional dari manajemen internasional.

Sebuah perusahaan beroperasi secara internasional
menghadapi konsekuensi bahwa segala fungsi
operasional dalam manajemen perusahaan juga
mencakup ruang lingkup secara internasional, mulai
dari manajemen sumber daya
internasional,manajemen operasi
internasional,manajemen keuangan internasional,serta
manajemen informasi global. Kesemua aspek
operasional dalam manajemen ini merupakan cakupan
pembahasan dalam manajemen internasional.

MANAJEMEN ORGANISASI NIRLABA
Pada dasarnya organisasi nirlaba memiliki kesamaan dengan berbagai jenis organisasi
lainnya. Organisasi nirlaba memiliki visi,misi,dan tujuan yang ingin dicapai. Di antara yang
membedakan dengan organisasi lainnya adalah bahwa tujuan yang ingin dicapai tidak selalu
berorientasi finansial akan tetapi lebih bernilai sosial.
Terdapat beberapa anggapan keliru mengenai organisasi nirlaba, diantaranya bahwa
manajemen organisasi nirlaba tidak sama dengan organisasi bisnis, penghargaan di
organisasi nirlaba rendah, dan keterlibatan dalam organisasi nirlaba di waktu senggang.
Agar organisasi nirlaba mampu mencapai tujuan secara efektif dan efisien, manajemen
organisasi nirlaba perlu pula dilakukan sebagaimana halnya manajemen dilakukan pada
organisasi-organisasi lainnya. Hanya saja beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
manajemen organisasi nirlaba adalah karakteristik produk atau keluaran dari organisasi
nirlaba, sasaran dari kegiatan organisasi nirlaba, sikap profesional dari pengelola organisasi
nirlaba, serta kemampuan adaptif dari organisasi nirlaba.

Anda mungkin juga menyukai