Oleh:
K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
Pimpinan Pondok Modern Darussalam
Gontor Ponorogo Jawa Timur Indonesia
Disampaikan dalam Seminar tentang Pemberdayaan Ekonomi, dalam rangka menyambut Tahun Baru
Hijriyah, diselenggarakan oleh Forum Silaturrahmi Pondok Pesantren Propinsi Banten,
Rabu, 5 Maret 2003.
Pimpinan Pondok dan anggota Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo,
Jawa Timur, Indonesia.
1
Universitas al-Azhar, dengan wakafnya yang dapat menjaga kelestariannya, merupakan salah
satu dari empat sintesa lembaga pendidikan yang diidamkan oleh para pendiri Gontor. Tiga lembaga
pendidikan lainnya yang menjadi sintesa adalah Syanggit di Libia dengan kedermawanan dan keikhlasan
para pengasuhnya, Shantiniketan di India dengan kedamaiannya, dan Aligarh Muslim University dengan
modernisasinya.
(ghairu manqul), yaitu harta benda yang tidak bisa dipindah-pindahkan dari satu tempat
ke lainnya misalnya tanah dan bangunan.
Dengan menggunakan klasifikasi ini maka harta wakaf PMDG adalah sebagai
berikut:
1. Harta bergerak berupa
a. Kendaraan roda dua dan roda empat
b. Aneka perkakas rumah, sekolah, dan kantor serta perkakas-perkakas lain
yang dimiliki oleh lembaga-lembaga dan unit-unit usaha di PMDG
c. Buku-buku di perpustakaan KMI dan ISID serta perpustakaanperpustakaan yang ada di kantor-kantor lembaga.
d. Aneka komoditas perdagangan yang dikelola oleh Koperasi milik
Pondok.
2. Harta tidak bergerak berupa
a. Bangunan-bangunan sekolah, asrama, perkantoran, perpustakaan, masjid,
laboratorium, unit usaha, perumahan, gedung olahraga, dll.
b. Tanah kering/darat seluas 111,262 ha, di berbagai tempat di Ponorogo,
Madiun, Nganjuk, Ngawi, Kediri, Trenggalek, Lumajang, Jember,
Banyuwangi, Magelang, dan Lampung.
c. Tanah basah/sawah seluas 178,417 ha, di berbagai tempat di Ponorogo,
Madiun, Ngawi, Kediri, Nganjuk, dan Jombang.
D. PENGELOLA WAKAF
Nadzir wakaf PMDG adalah Badan Wakaf yang sekaligus merupakan lembaga tertinggi
di PMDG setelah wafatnya para pendiri Pondok. Badan Wakaf, melalui Pimpinan
Pondok sebagai mandatarisnya, melimpahkan pelaksanaan pengelolaan harta wakaf
tersebut kepada Yayasan Pemeliharaan dan Perluasan Wakaf Pondok Modern
(YPPWPM). Untuk melaksanakan tugas ini YPPWPM membentuk bagian-bagian, a.l.:
1. Bagian Pemeliharaan dan Pertanian yang bertugas memelihara tanah dan lahanlahan pertanian dan menglelola hasilnya.
2. Bagian Perluasan dan Pertanahan yang menangani usaha-usaha perluasan wakaf
dan mengurusi status hukum dan administrasi pertanahannya.
3. Bagian Pergedungan dan Peralatan yang bertugas memeihara dan menambah
sarana pergedungan dan peralatan untuk kepentingan pendidikan dan
pengajaran.
Di samping itu, untuk menangani unit usaha-unit usaha yang dimiliki oleh
Pondok, dibentuklah sebuah koperasi oleh anggota Yayasan yang bernama Koperasi
La-Tansa Pondok Modern Gontor.
Tenaga-tenaga pengelola yang membantu Yayasan dan Koperasi adalah para
guru, mahasiswa-guru, santri-mahasiswa, dan santri sendiri; tidak ada pihak lain yang
dilibatkan dalam hal ini. Aspek utama yang ditekankan dalam menunjuk tenaga
pengelola adalah sikap mental kesantrian: keikhlasan, kejujuran, amanah,
tanggungjawab, kesungguhan, pengabdian, dan loyalitas. Kemudian mereka
dibekali dengan kecakapan yang sesuai dengan tugas-tugas mereka melalui magang
ataupun diklat.
Perlu juga dijelaskan bahwa untuk harta wakaf yang berupa tanah basah,
pengelolaannya diserahkan kepada pihak-pihak tertentu dengan sistem yang telah
disepakati. Tetapi setelah melalui perjalanan yang panjang, sebagaimana nanti akan
4
dijelaskan, ternyata penyerahan penggarapan tanah kepada pihak lain tersebut tidak
menguntungkan Yayasan. Karena itu, saat ini (mulai 2-3 tahun terakhir ini) tanah-tanah
wakaf tersebut dikelola sendiri oleh Yayasan, dan terbukti bahwa dengan dikelola
sendiri hasilnya lebih memuaskan.
E. PENGELOLAAN HARTA WAKAF
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa setelah penandatanganan piagam
penyerahan wakaf Pondok, seluruh harta kekayaan yang dimiliki Pondok adalah
berstatus wakaf, baik harta yang bergerak maupun tidak. Pengelolaan harta ini
diserahkan kepada para nadzir menurut syarat dan amanat yang telah ditetapkan
1. Tanah Kering/Darat
Tanah kering yang dimiliki Pondok saat ini berjumlah 104,621 ha, terletak di
beberapa tempat sebagaimana telah disebutkan di atas. Tanah-tanah tersebut
sebagian besar dimanfaatkan untuk lokasi pembangunan sarana dan prasarana
pendidikan dan pengajaran yang berupa sekolahan, asrama, perkantoran,
laboratorium, perpustakaan, masjid, aula, fasilitas olahraga dan seni serta
ketrampilan, dan perumahan guru dan dosen. Di samping itu, sebagian tanah kering
tersebut juga ada yang digunakan untuk lokasi pembangunan unit-unit usaha
Pondok. Sedangkan tanah kering lainnya yang tidak digunakan untuk pembangunan
seperti di atas, ditanami jenis-jenis tanaman semisal ubi-ubian, kelapa, buah-buahan,
pertamanan, dll.
2. Tanah basah
Saat ini Pondok memiliki tanah basah seluas 177,365 ha yang terletak di beberapa
tempat sebagaimana telah ditulis di atas. Sistem pengelolaan tanah basah ini
memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada mulanya, tahun 1959-1960, tanah-tanah
wakaf Pondok dikelola sesuai dengan keadaan tanahnya dengan sistem maro
(fifty-fifty). Pada saat itu sistem ini berjalan dengan baik, di mana pemilik tanah
tidak menanggung biaya penggarapan.
Tetapi setelah keluar UU No. 2 Tahun 1960 tentang pernjanjian bagi hasil,
suasana menjadi tidak menguntungkan untuk Yayasan, sebab pada prakteknya biaya
penggarapan dibebankan kepada Yayasan, sehingga bagian Yayasan menjadi sangat
kecil. Sistem ini berlangsung 2,5 tahun.
Untuk mencari jalan keluar dari praktek sistem yang tidak menguntungkan ini,
Yayasan menempuh sistem setoran. Artinya para penggarap menyetorkan hasil
panen dengan jumlah yang disepekati bersama. Sistem ini ternyata memberi peluang
keuntungan yang lebih besar bagi para penggarap dengan cara memanipulasi
laporan hasil penanaman dengan alasan rugi karena cuaca, hama, dll.
Sistem setoran inipun pada berikutnya terbukti sangat merugikan Yayasan,
karena itu dicobalah sistem lain, yaitu sistem sewa musiman. Artinya petani
menyewa lahan sawah selama musim tanam tertentu dengan harga yang telah
disepakati. Setelah dilalui beberapa tahun, evaluasi terhadap sistem ini menunjukkan
hasil yang kurang memuaskan.
Upaya memaksimalkan hasil tanah-tanah wakaf terus dilakukan dengan
mencoba berbagai sistem penggarapan. Terakhir, dalam 2-3 tahun belakangan ini
tanah-tanah tersebut dicoba dikelola sendiri. Dari hasil evaluasi sementara
menunjukkan bahwa dengan cara dikelola sendiri ini hasilnya lebih memuaskan.
3. Unit-unit Usaha
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa seluruh aset Pondok adalah berstatus wakaf,
karena itu unit-unit usaha yang didirikan Pondok juga berstatus sebagai wakaf. Unitunit usaha milik Gontor terbagi menjadi unit-unit usaha yang berada di bawah
Koperasi La-Tansa, unit usaha yang tergabung dalam organisasi santri, yaitu
Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Gerakan Pramuka, dan unit usaha
yang ditangani oleh Dewan Mahasiswa (DEMA).
a. Unit-unit usaha di bawah Koperasi La-Tansa
No Jenis Usaha
Berdiri Th. Lokasi
1 Penggilingan Padi
1970
Ds. Gontor
2 Percetakan Darussalam
1983
Ds. Gontor
3 Usaha Kesejahteraan Keluarga
1986
Ds. Gontor
(UKK)
4 Toko Bahan Bangunan
1988
Ds. Bajang
5 Toko Buku dan Alat Tulis
1989
Ponorogo
6 Toserba
1997
Ponorogo
7 Toko Palen I
1990
Ponorogo
8 Toko Palen II
1994
Ds. Bajang
9 Kedai Bakso
1990
Ponorogo
10 Photo Copy dan Alat Tulis I
1990
Ds. Bajang
11 Apotik
1991
Ponorogo
12 Wartel I
1991
Ds. Gontor
13 Wartel II
1999
Ds. Gontor
14 Pabrik Es Balok
1996
Ds. Gontor
15 Pusat Perkulakan
1997
Ds. Gontor
16 Jasa Angkutan
1998
Ds. Gontor
17 Pasar Sayur
1998
Ds. Gontor
18 Kredit Usaha Tani
1998
Ponorogo
19 Photo Copy dan Alat Tulis II
1998
Ds. Gontor
20 Budidaya Ayam Potong
1999
Siman
1) Penggilingan Padi
Penggilingan padi ini melayani keperluan Pondok Gontor dan pondok-pondok
sekitar Gontor, di samping melayani masyarakat secara umum. Padi yang
digiling di sini diperoleh dari hasil tanam sawah-sawah Pondok, pembelian padi
milik masyarakat, termasuk milik guru-guru Pondok yang bertani. Jika
persediaan beras kurang, penggilingan ini juga membeli beras untuk memenuhi
kebutuhan beras Pondok. Administrasi unit usaha ini sepenuhnya diurus oleh
guru-guru. Setiap harinya tidak kurang dari 6 ton beras yang dikeluarkan oleh
Penggilingan padi ini untuk kepentingan seperti disebutkan di atas. Selain beras,
unit usaha ini juga menjual katul, menir, dan merang.
2) Percetakan Darussalam
Kegiatan unit usaha ini adalah mencatak buku-buku teks yang digunakan di
KMI Gontor dan cabang-cabangnya serta di beberapa pondok pesantren yang
dikelola oleh alumni Gontor, di samping itu usaha ini juga melayani pesanan
berbagai bentuk pencetakan baik dari dalam maupun luar Pondok.
3) Toserba (Mini Grosir) UKK
Unit usaha yang dikenal dengan sebutan UKK (Usaha Kesejahteraan Keluarga)
ini menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari masyarakat dan santri,
termasuk sembako. UKK didirikan tahun 1986, di desa Gontor, tepat
bersebelahan dengan Penggilingan Padi.
4) Toko Bahan Bangunan
Toko ini menyediakan berbagai keperluan bahan bangunan untuk Pondok dan
masyarakat.
5) Toko Buku dan Alat Tulis
Buku yang disediakan di kedua toko ini meliputi buku-buku keperluan Pondok
Gontor dan Pondok Cabang Gontor serta Pondok-pondok Alumni Gontor di
wilayah Ponorogo dan sekitarnya. Di samping itu juga tersedia buku-buku
yang diperlukan pesantren salaf dan buku-buku untuk sekolah dasar,
menengah, dan untuk perguruan tinggi serta buku-buku bacaan umum dan
populer. Di toko ini juga dijual peralatan tulis menulis.
4) Toko Palen
Pondok mempunyai 2 toko palen, satu bertempat di kota Ponorogo dan satu
lagi di desa Bajang. Toko palen di Ponorogo menyediakan barang-barang
kelontong dan kosmetik, sedangkan toko palen di Bajang menyediakan juga
alat-alat listrik di samping barang pecah belah.
5) Warung Bakso
Warung ini terletak di kota Ponorogo bersebelahan dengan Toko Buku I.
Di samping menyediakan bakso, warung ini juga menyediakan mie ayam dan
aneka minuman.
6) Kedai alat tulis dan fotokopi I dan II
Pondok mempunyai 2 kedai alat tulis dan fotokopi: satu berlokasi di Bajang
dan lainnya di dalam Kampus Pondok. Di masing-masing kedai tersebut
terdapat 2 mesin fotokopi.
7) Apotek La-Tansa
Apotek menyediakan keperluan obat-obatan bagi santri dan masyarakat.
10) Wartel I dan II
Ada 2 wartel yang dimiliki Kopontren La-Tansa: Wartel I berlokasi di gedung
Gambia, dengan 5 KBU, dan Wartel II, bertempat di Gedung Sudan, memiliki
3 KBU. Kedua wartel ini terletak di desa Gontor: tengah dan selatan.
11) Pabrik Es Balok
Unit usaha ini melayani konsumsi es santri setiap hari, di samping masyarakat
umum.
12) Unit Perkulakan dan Pasar Sayur
Unit ini menyediakan barang-barang sembako dan sayur mayur untuk Pondok
dan masyarakat sekitar.
13) Kredit Usaha Tani (KUT)
Usaha ini dimulai tahun 1998 untuk menyalurkan kredit kepada para petani
yang membutuhkan.
14) Jasa Angkutan
Jasa angkutan menyewakan beberapa mobil milik Pondok untuk kepentingan
keluarga Pondok dan masyarakat. Kendaraannya berupa truck, mobil kijang,
pick up, bis mini, dan van L 300.
15) Budi Daya Ayam Potong
Usaha ini dimulai tahun 1999 berlokasi di desa Demangan, Siman, Ponorogo
dengan kapasitas 50.000 ekor ayam.
Seluruh unit usaha di atas dikelola oleh guru, sedangkan unit usaha atau koperasi
yang di dikelola oleh santri yunior (siswa KMI) yang tergabung dalam Organisasi
Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Gerakan Pramuka Pondok Modern Gontor.
Unit usaha yang dikelola oleh organisasi santri yunior ini antara lain:
1) Koperasi Pelajar
2) Koperasi Warung Pelajar
3) Fastfood
4) Kantin/Kafetaria
5) Koperasi Dapur
6) Toko obat-obatan
7) Kedai fotokopi
8) Kedai Fotografi
9) Kedai Perlengkapan Pramuka dan benda-benda pos
10) Kedai Binatu
Koperasi-koperasi yang sama, yang dikelola oleh para santri yunior ini, juga
terdapat di Pondok Gontor Putri I dan II di Sambirejo, Mantingan, Ngawi dan di
Pondok-pondok Cabang Gontor, seperti di Gontor II (Madusari, Ponorogo), Gontor
III (Gurah, Kediri), Gontor IV (Kaligung, Rogojampi, Banyuwangi), dan Gontor V
(di Magelang).
Mahasiswa juga mempunyai usaha koperasi di bawah organisasi mahasiswa
yang bernama Dewan Mahasiswa (DEMA). Koperasi yang dikelola oleh mahasiswa
ini terdapat di Gontor I dan di Kampus Baru ISID di Siman, Ponorogo.
Di samping unit-unit usaha di atas, Pondok juga mendirikan usaha sosial berupa
Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat (BKSM) dan Wisma Darussalam, yang
terakhir ini menyediakan sarana untuk diklat dan penginapan.
4. Bangunan
Mengenai wakaf bangunan dapat dibedakan menjadi bangunan yang digunakan
untuk unit-unit usaha dan bangunan yang digunakan untuk kepentingan lain,
misalnya perkantoran, sekolahan, perpustakaan, dan asrama. Kedua kategori
bangunan tersebut sebenarnya sama-sama bisa dianggap sebagai wakaf produktif,
sebab jika kategori pertama digunakan sebagai sarana berusaha yang mempunyai
nilai ekonomi secara langsung, yang kedua juga memiliki nilai ekonomi meskipun
tidak persis seperti kategori pertama.
F. PEMANFAATAN HASIL WAKAF
Harta wakaf Pondok diurus sendiri oleh para guru dan santri. Pekerjaan mengurus harta
wakaf ini merupakan pengabdian dan pengorbanan mereka untuk Pondok dan umat,
karena itu mereka tidak digaji untuk hal tersebut. Yang menerima gaji dari kerja-kerja
pengelolaan wakaf ini adalah para pekerja, kuli atau buruh non guru/santri di beberapa
unit usaha dan di lahan pertanian. Dengan demikian beban pengeluaran hasil harta
wakaf tersebut dapat diperkecil.
Hasil wakaf Pondok dimanfaatkan untuk mengembangkan dan memajukan
Pondok dengan mengacu pada Panca Jangka yang menjadi panduan dalam
mewujudkan pengembangan dan pemajuan tersebut. Panca Jangka tersebut adalah
Ada sekitar 160-an lembaga pendidikan yang didirikan dan atau dikelola oleh para alumni
Gontor, terletak di seluruh propinsi di Indonesia dan di negara tetangga (Malaysia dan Thailand).
10
11