Ahmad Marzuki
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu kekuatan komunitas ilmiah di lingkungan pesantren-
pesantren adalah adanya warisan intelektual yang tertuang dalam kitab-
kitab klasik yang disebut Kitab Kuning. Dalam literatur kitab kuning ini
termuat pikiran-pikiran ulama klasik Islam yang hidup pada rentang abad-
abad ke-8 hingga awal abad ke-20 – sebuah rentang waktu yang amat
panjang sekali, sejak Dinasti Umayyah hingga Dinasti Usmaniyah. Tentu
saja, buah pikiran ulama ini menggambarkan situasi pada zamannya,
terutama situasi pra-negara nasional.
Warisan-warisan pemikiran ini tergambar, antara lain, dalam literatur
“fikih siyasah”, yaitu fikih yang berkenaan dengan masalah kenegaraan.
Fikih siyasah sebagaimana tergambar dalam kitab-kitab seperti al-Ahkam
al-Sulthaniyyah karya Imam al-Mawardi, atau dalam bab mengenai jihad,
imamah (kepemimpinan politik dan keagamaan), peradilan (al-qadla‟ wa al-
syuhud), dsb. sangat dipengaruhi oleh konteks politik negara khilafah.
Salah satu ciri negara khilafah yang paling menonjol adalah dua hal :
konsep kewargaan yang berbasis agama dan tidak adanya batas-batas
wilayah yang jelas (daulah ghairu mahdudah). Misalnya, dalam bab
mengenai jihad dalam kitab Fath al-Mu‟in, dikatakan bahwa jihad dalam
pengertian perang militer wajib diadakan setiap tahun, minimal sekali. “ Wa
huwafardlu kifayatin kulla „amin,” demikian teks yang kita baca dalam bab
jihad di Fath al-Mu‟in. Gagasan tentang jihad yang wajib dilakukan setiap
tahun ini jelas terkait dengan konteks yang spesifik pada zaman negara-
negara pra-nasional.
Dalam konteks politik seperti ini, setiap imperium (yaitu negara yang
melintasi batas-batas nasional dan meliputi tanah yang luas dan etnisitas
yang beragam) berusaha untuk memperluas wilayah setiap saat. Dengan
demikian setiap negara akan merasa mendapatkan ancaman dari negara
lain. Inilahyang menjelaskan kenapa setiap negara harus menjaga
perbatasan mereka setiap saat. Dalam fikih siyasah klasik dikenal konsep
tentang “al-thughur”, yaitu batas terjauh setiap wilayah negara. Di batas
inilah jihad harus dilakukan setiap saat untuk mencegah invasi baik dari
negara imperium lain, maupun dari pasukan non-negara yang terdiri dari
kekuatan suku-suku.
Untuk itu, PP. Thariqul Mahfudz ikut bagian dari program Kementerian
Agama RI ini, agar dapat ikut serta menjaga warisan warisan ulama para
kiai-kiai pesantren sebagai subkultural yang patut dilestarikan dan tidak
dilupakan. PP. Thariqul Mahfudz akan menjadi salah satu pesantren yang
ikut menyelenggarakan Halaqah Fikih Peradaban dengan konsentrasi pada
tema “Fikih Siyasah dan Keharmonisan Toleransi” Kita bisa menyebut
bahwa fikih siyasah kita, untuk sebagian besar, ditulis dalam konteks
peradaban pra-negara bangsa atau negara nasional, yang disebut dengan
“hadlaratu ma qablal al-duwal al-wathaniyyah”.
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini memiliki tujuan :
1. Mendiskusikan dan merumuskan fikih siyasah dalam konteks
keharmonisan toleransi yang meliputi status kewarganegaraan,
kedudukan minoritas, konsep al-thughur (batas yang harus dijaga
setiap saat melalui jihad tahunan (permanent jihad), serta kaidah pokok
dalam pergaulan nasional dan internasional.
2. Meningkatkan iklim ilmiah di kalangan pesantren guna merespons isu-
isu kontemporer sebagai upaya untuk berkontribusi terhadap
pengembangan khazanah keilmuan pesantren.
C. Output Kegiatan
Tersedianya naskah akademik tentang Fikih Siyasah dalam konteks
keharmonisan toleransi yang dapat menjadi rujukan bagi umat Indonesia,
pada khususnya, dan umat Islam dunia, untuk membangun tatanan dunia
baru yang berkeadilan dan damai.
D. Sumber Dana
Dana program Halaqah Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam
yang kami ajukan bersumber dari anggaran Kemenag Pusat.
BAB II
PROFIL PONDOK PESANTREN
A. SEJARAH
Berawal pada tanggal 14 April 1993, di Dusun Sumbersari, Desa Melaya,
Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali diwakafkan
sebidang tanah seluas 1280 M2 untuk Musholla Wakaf “ Nurul Jadid “.
Selain sebagai tempat ibadah sholat, musholla tersebut dijadikan tempat
pengajian anak-anak/TPQ dan Majelis Ta’lim bagi masyarakat sekitarnya.
Tampaknya, antusiasme masyarakat muslim di sekitar musholla terhadap
perkembangan pengajian dan pendidikan Islam sangat luar biasa. Terbukti,
pada tanggal 25 Agustus 1996 di Musholla Nurul Jadid diadakan
musyawarah untuk membentuk Lembaga Pendidikan Islam. Maka,
dibentuklah: PONDOK PESANTREN THARIQUL MAHFUDZ. Dalam
perjalanan ditengah-tengah masyarakat muslim minoritas dan ekonomi
lemah, Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz diminati oleh anak-anak yang
ingin mengaji dan mempelajari ajaran Islam. Selain masyarakat sekitar,
banyak pula santri dari luar daerah, apalagi pondok pesantren ini dari awal
sampai saat ini membebaskan para santrinya yang tidak mampu (Fakir
miskis, yatim piatu dan anak yang putus sekolah) dari segala macam biaya
apapun, termasuk biaya hidup dan biaya pendidikan.
Pada awal berdirinya, jumlah santri hanya 15.. Alhamdulillah secara
perlahan-lahan Pondok Pesantren Thariqul Mahfudz mengalami kemajuan
yang semakin dinamis dan jelas. Yang pada awalnya pondok pesantren
tersebut hanya berupa gubuk bambu berkembang menjadi gedung yang
tampak menarik dan seni dari pinggir jalan raya utama Denpasar-
Gilimanuk.
Berkat semangat pengurus dan kerjasama masyarakat dari waktu ke
waktu, jumlah santri terus bertambah. Maka untuk pengembangan pondok
dan kelancaran Proses Belajar Mengajar kami selalu mengadakan
pembenahan dengan prinsip “ ” المحافظة على القديم الصالح واالخد باالجديد األصلح
B. VISI MISI
1. Visi
“Terciptanya moralitas (kesehatan mental) santri yang didukung IMTAQ dan
IPTEK yang berwawasan Islami serta bertanggung jawab kepada Bangsa dan
Negara”.
2. Misi
a. Mencetak Generasi Islami yang beriman, berilmu dan berakhlakul karimah
dalam sistem Ukhuwah Islamiyah yang kokoh dengan landasan Al Quran,
Hadits dan Ijma’ Ulama dan Qiyas.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan pesantren melalui proses belajar mengajar
yang efektif, efesien dan produktif.
E. ASPEK KEGIATAN
1. Bidang Kerohanian
Membina santri dengan pendekatan keagamaan melalui Al-Qur’an dan
Sunnah Rasulullah SAW. Diharapkan dengan kegiatan ini santri
mendapatkan pengalaman dan bekal keagamaan sebagai wadah dasar
memahami Islam Ahlussunnah Waljama’ah.
2. Bidang Pendidikan
Berupaya menanggulangi biaya Pendidikan / Sekolah para santri. Dalam
hal ini lebih difokuskan untuk keperluan perlengkapan sekolah dan
kebutuhan–kebutuhan yang lainnya
3. Bidang Pengembangan Bakat dan Minat
Memberikan bantuan kepada santri melalui kursus-kursus
keterampilan (life skill) sesuai dengan potensi masing-masing. Seperti
keterampilan Kerajinan tangan, bercocok tanam dan lainnya.
4. Bidang Sosial
Membantu meringankan kebutuhan pokok santri secara
berkesinambungan.
5. Bidang Kesenian
Memberikan bantuan fasilitas dan pembinaan seni kepada santri,
seperti Hadrah, Gambus dan kesenian yang lain.
F. STATISTIK SANTRI
Tahun 2022
Pendidikan L P Jumlah
TK/RA 5 2 7
SD/MI 10 8 18
SMP/MTs 38 40 78
SMA/MA 11 11 22
Jumlah 64 61 125
H. STRUKTUR PENGURUS
No Nama Jabatan
1 Kiai. Ahmad Marzuki, S.Ag., M.M Pengasuh
2 Nanang Efendi, S.Pd.I Wakil
3 Ahmad Wildan, S.Pd Sekretaris
4 Syamsul Hadi, S.Pd.I Wakil Skretaris
5 M. Ali Misdar, S.Pd.I Bendahara
6 Abdul Wahid, S.Pd Kepala Pesantren
7 M. Yasin, S.Sy Bid. Ubudiyah
8 M. Haris Bid. Keamanan
10 Edi Kuswoyo Bid. Perlengkapan
Ahmad Marzuki
BAB III
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Harga
Durasi Jumlah Biaya
No. Rincian Kegiatan Volume Satuan
(Rp) (Rp)
# unit
1 PERSIAPAN
Rapat Tim
Ahmad Marzuki
BAB IV
PENUTUP
Ahmad Marzuki
PONDOK PESANTREN
THARIQUL MAHFUDZ SUMBERSARI
NSPP : 510051010063
Alamat : Jl. Raya Gilimanuk – Denpasar KM 12. Sumbersari, Ds. Melaya,
Kec. Melaya, Kab. Jembrana Bali 82251. Contact Person : 081 382 090 499
Nomor : 075/B/PPTM/HLQ/IX/2022
Lamp : 1 [ Satu ] Bendel
Hal : Permohonan Rekomendasi
Assalamualaikum Wr.Wb.
Ahmad Marzuki
PONDOK PESANTREN
THARIQUL MAHFUDZ SUMBERSARI
NSPP : 510051010063
Alamat : Jl. Raya Gilimanuk – Denpasar KM 12. Sumbersari, Ds. Melaya,
Kec. Melaya, Kab. Jembrana Bali 82251. Contact Person : 081 382 090 499
Ahmad Marzuki
LAMPIRAN
A. NSPP
B. REKENING
C. NPWP
D. SERTIFKAT WAKAF