Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH WAKAF DALAM ISLAM, INDONESIA, DAN NEGARA-


NEGARA ISLAM

Disusun Oleh:

Nama : Fanuel Julian Sohilait

Prodi : Sistem Informasi

NPM : 20621076

Kelas : A2

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang.
Selain itu, Kami juga memanjatkan puji syukur atas limpahan berkah dan hidayah-Nya,
sehingga penyelesaian makalah Sejarah Wakaf Dalam Islam , Indonesia, dan Negara-Negara
Islam bisa berjalan lancar. Kami juga berharap, agar makalah ini bisa menjadi inspirasi bagi
para pembaca guna mendirikan bisnis kerajinan tangan di Indonesia yang bisa berpotensi untuk
dilakukan ekspor.

Makalah ini kami susun dengan lengkap dan detail, sehingga orang yang masih awam
dapat memahami mengenai informasi yang berkaitan dengan budidaya ikan Nila. Kami juga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kamu memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
kata, sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.

Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi
inspirasi bagi seluruh orang yang membaca. Kami juga berharap, agar makalah ini bisa menjadi
sumber informasi pencetus dari munculnya ide bisnis dengan menggunakan serat alam khas
Indonesia lainnya. Sekian.

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2


2.1 Sejarah Wakaf Dalam Islam ...................................................................................................... 2

2.2 Sejarah Wakaf di Indonesia ....................................................................................................... 3

2.3 Sejarah Wakaf di Negara-Negara Islam ................................................................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 7


3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................. 7

3.2 Saran ............................................................................................................................................ 7

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wakaf adalah kata dari bahasa Arab “Waqf” berarti menahan diri. Sedangkan
menurut fiqih Islam, wakaf merupakan hak pribadi dipindah menjadi kepemilikan
secara umum atau lembaga agar manfaatnya mampu dinikmati masyarakat.

Jadi pengertian wakaf adalah pemberian suatu harta dari milik pribadi menjadi
kepentingan bersama, sehingga kegunaannya mampu dirasakan oleh masyarakat luas
tanpa mengurangi nilai harta tersebut.

Tujuan dari wakaf adalah sama seperti bersedekah, yakni mencari pahala
sebanyak-banyaknya. Namun bedanya dengan sedekah, manfaat wakaf dirasakan oleh
banyak orang sehingga pahalanya senantiasa mengalir, meskipun pemberi wakaf
(wakif) telah meninggal. Contoh wakaf yang sering dijumpai seperti wakaf masjid,
wakaf properti, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


A. Sejarah wakaf dalam Islam.
B. Sejarah wakaf di Indonesia.
C. Sejarah wakaf di negara-negara Islam.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Wakaf Dalam Islam


Dalam sejarah Islam, wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW karena wakaf
disyariatkan setelah Nabi hijrah ke Madinah pada tahun kedua Hijriyah. Ada dua
pendapat yang berkembang di kalangan ahli yurisprudensi Islam (fuqaha) tentang siapa
yang pertama kali melaksanakan syariat wakaf. Menurut sebagian ulama, yang pertama
kali melaksanakan wakaf adalah Rasulullah SAW, yakni mewakafkan tanah milik Nabi
SAW untuk dibangun masjid.

Pendapat ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Umar bin Syabah dari
Amr bin Sa’ad bin Mu’ad, dan diriwayatkan dari Umar bin Syabah, dari Umar bin Sa’ad
bin Muad berkata, Kami bertanya tentang mula-mula wakaf dalam Islam? Orang
Muhajirin menga takan adalah wakaf Umar, sedangkan orang- orang Ansor
mengatakan adalah wakaf Rasulullah SAW.

Pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa Sayyidina Umar adalah


orang pertama yang melaksanakan syariat wakaf berdasar pada hadis yang
diriwayatkan Ibnu Umar yang berkata, Bahwa sahabat Umar RA, memperoleh sebidang
tanah di Khaibar, kemudian Umar RA, menghadap

Rasulullah SAW untuk meminta petunjuk, umar berkata: ‘Hai Rasulullah SAW,
saya mendapat sebi dang tanah di Khaibar, saya belum mendapat harta sebaik itu, maka
apakah yang engkau perintahkan kepadaku?’ Rasulullah SAW bersabda: Bila engkau
suka, kau tahan (pokoknya) tanah itu, dan engkau sedekahkan (hasilnya), tidak dijual,
tidak dihibah kan, dan tidak diwariskan.

Ibnu Umar berkata lagi: Umar menyedekahkannya (hasil pengelolaan tanah)


kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah Ibnu sabil, dan tamu,
dan tidak dilarang bagi yang mengelola (nazhir) wakaf makan dari hasilnya dengan cara
yang baik (sepantasnya) atau member makan orang lain dengan tidak bermaksud
menumpuk harta.

Selain Umar, Rasulullah juga mewakafkan tujuh kebun kurma di Madinah di


antaranya ialah kebun A’raf Shafiyah, Dalal, Barqah, dan lainnya. Nabi juga
mewakafkan perkebunan Mukhairik, yang telah menjadi milik beliau setelah

2
terbunuhnya Mukhairik ketika Perang Uhud. Beliau menyisihkan sebagian keuntungan
dari perkebunan itu untuk member nafkah keluarganya selama satu tahun, sedangkan
sisanya untuk membeli kuda perang, senjata dan untuk kepentingan kaum Muslimin.
Mayoritas ahli fikih mengatakan bahwa peristiwa ini disebut wakaf.

2.2 Sejarah Wakaf di Indonesia


Sejarah perkembangan wakaf di Indonesia dapat dikatakan sejalan dengan
perkembangan penyebaran Islam. Pada masa-masa awal penyiaran Islam, kebutuhan
terhadap masjid untuk menjalankan aktivitas ritual dan dakwah berdampak positif,
yakni pemberian tanah wakaf untuk mendirikan masjid menjadi tradisi yang lazim dan
meluas di komunitas-komunitas Islam di Nusantara. Seiring dengan perkembangan
sosial masyarakat islam dari waktu ke waktu praktik perwakafan mengalami kemajuan
setahap demi setahap. Tradisi wakaf untuk tempat ibadah tetap bertahan dan mulai
muncul wakaf lain untuk kegiatan pendidikan seperti untuk pendirian pesantren dan
madrasah. Dalam periode berikutnya, corak pemanfaatan wakaf terus berkembang,
sehingga mencakup pelayanan sosial kesehatan, seperti pendirian klinik dan panti
asuhan. Perkembangan modern wakaf menunjukkan bahwa di Indonesia seperti
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Pada tingkat tertentu, perkembangan wakaf juga dipengaruhi oleh kebijakan


perundang-undangan pada masanya. Sejak masa kolonial, aturan wakaf telah ada terkait
dengan administrasi dan pencatatan wakaf. Aturan perundang-undangan wakaf tersebut
terus berkembang sejalan dinamika perkembangan dan pengelolaan wakaf di lapangan.
Dari sini, jumlah dan aset wakaf terus meningkat. Meskipun dmeikian, peningkatan
tersebut tidak disertai dengan upaya peningkatan mutu pengelolaan wakaf, terutama
peningkatan mutu sumber daya manusia dan manajemennya. Karena itu, tidak heran
mengapa wakaf produktif tidak tumbuh dengan baik.

Wakaf merupakan ajaran Islam yang umum dipraktikkan masyarakat. Wakaf


untuk masjid, lembaga pendidikan, pesantren, dan kuburan merupakan jenis wakaf
yang paling dikenal oleh masyarakat. Praktik wakaf ini diasumsikan telah ada sejak
Islam menjadi kekuatan sosial politik dengan berdirinya beberapa kerajaan Islam di
Nusantara sejak akhir abad ke-12 M. Di Jawa Timur , tradisi yang menyerupai praktik
wakaf telah ada sejak abad ke-15 M dan secara nyata disebut wakaf dengan

3
ditemukannya bukti-bukti historis baru ada pada awal abad ke-16.[1] Di Sumatera,
Aceh, wakaf disebutkan mulai muncul abad ke-14 M.[2] Meskipun demikian perlu
ditekankan di sini bahwa praktik-praktik yang menyerupai wakaf dilaporkan telah ada
sejak jauh sebelum datangnya Islam ke Nusantara.

2.3 Sejarah Wakaf di Negara-Negara Islam

Turki

Di Turki wakaf ada yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Wakaf dan ada pula yang
dikelola nazir. Direktorat Jenderal Wakaf ditunjuk oleh Perdana Menteri dan berada di
bawah kantor perdana menteri. Untuk mengembangkan wakaf, Direktorat Jenderal
Wakaf juga melakukan kerja sama dan investasi dengan berbagai lembaga.

Hasilnya wakaf mampu memberikan pelayanan untuk masyarakat. Sebut saja


pelayanan kesehatan, yang mana salah satu di antaranya adalah rumah sakit yang
didirikan pada tahun 1843 di Istanbul oleh ibu dari Sultan Abdul Mecit yang kemudian
dikenal dengan Bezmi Alan Valid Sultan Guraki Muslim. Saat ini rumah sakit tersebut
masih merupakan salah satu rumah sakit modern di Istanbul yang memiliki 1.425
tempat tidur dan kurang lebih 400 dokter, perawat dan staf.

Wakaf juga menjamah bidang pelayanan pendidikan dan sosial. Pada saat ini Turki
tetap mempertahankan kelembagaan Imaret. Lembaga ini sudah dikenal sejak Zaman
Turki Usmani. Beberapa bangunan wakaf juga digunakan untuk asrama mahasiswa
yang tidak mampu. Tercatat ada 50 asrama di 46 kota yang menampung lebih kurang
10.000 mahasiswa.

Arab Saudi

Untuk memperkuat kedudukan harta wakaf, Pemerintah Saudi Arabia


membentuk Kementerian Haji dan Wakaf. Kementerian ini mempunyai kewajiban
mengembangkan dan mengarahkan wakaf sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan oleh wakif.

4
Wakaf yang ada di Saudi Arabia bentuknya bermacam-macam seperti hotel,
tanah, bangunan untuk penduduk, toko, kebun, dan tempat ibadah. Dari macam-macam
harta wakaf tersebut ada yang diwakafkan untuk dua kota suci, yakni Kota Mekah dan
Madinah.

Pemanfaatan hasil wakaf yang utama adalah untuk memperbaiki dan


membangun wakaf yang ada agar wakaf tersebut kekal dengan tetap melaksanakan
syarat-syarat yang diajukan oleh wakif. Proyek-proyek pengembangan wakaf lain yang
juga diutamakan adalah pembangunan perumahan penduduk di sekitar Masjid Nabawi.

Yordania

Pengelolaan wakaf di Yordania tergolong sangat produktif. Hasil pengelolaan


wakaf itu dipergunakan berbagai proyek kemaslahatan umat. Pertama, memperbaiki
perumahan penduduk di beberapa kota. Salah satu di antaranya adalah kota yang luas
areanya 79 dunum (satu dunum sekitar 900-meter persegi).

Tanah pertanian merupakan salah satu wakaf yang utama di Yordania. Pohon
zaitun, kurma, dan buah badam menjadi tanaman pilihan mereka. Ribuan pohon
tersebut menjadi salah satu penggerak masyarakat mereka.

Adapun hasil yang sudah dicapai dari pengembangan wakaf yang dilakukan
oleh Wizaratul Auqaf (Departemen Perwakafan) Kerajaan Yordania antara lain
digunakan untuk kepentingan pendidikan, kesehatan, dan warga prasejahtera. Selain
itu, mereka juga mendirikan dua lembaga yang cukup penting, yakni lembaga
Arkeologi Islam dan lembaga peninggalan-peninggalan Islam.

Pakistan

Pakistan mempunyai lembaga filantropi Hamdard Foundation yang dibentuk


untuk melaksanakan kegiatan filantropi. Mereka telah membangun kota yang diberi
nama Madinat al-Hikmah. Kota ini dibangun di atas lahan seluas 350 hektar di dekat
Karachi, di dalam kota ini antara lain terdapat rumah sakit yang memberikan layanan
kesehatan secara gratis kepada penduduk di 38 desa di sekitar Madinat al-Hikmah.

5
Sebelum ada rumah sakit tersebut, penduduk desa-desa tersebut mengalami kekurangan
fasilitas kesehatan.

Amerika Serikat

Sebagai negara yang penduduk Muslimnya masih minoritas, penduduk muslim


Amerika mereka mampu mengembangkan wakaf yang ada secara produktif. Pada
mulanya umat Islam di Amerika selalu mendapatkan bantuan dana dari negara-negara
Timur Tengah, namun sejak tahun 1990 terutama setelah Perang Teluk jumlah dana
yang mereka terima relatif berkurang.

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan umat Islam di Amerika Serikat,
khususnya di New York, Kuwait Awgaf Public Foundation (KAPF) memberikan
sejumlah wakafnya untuk pembangunan lahan yang dimiliki oleh The Islamic Cultural
Center of New York (ICCNY). Sebagai lembaga yang mengelola wakaf, KAPF juga
menerima dana zakat, infak, sedekah dan pendapatan dari investasi-investasi yang
sesuai dengan syariat Islam.

Untuk mengembangkan wakaf yang ada, lembaga ini menyewakan 80 persen


apartemen yang mereka miliki, sedangkan 20 persen diperuntukkan bagi mereka yang
tidak mampu. Untuk mengelola wakaf, mereka benar-benar mempertimbangkan aspek
bisnis. Dengan demikian, wakaf yang mereka kelola menghasilkan dana yang cukup
besar yang selanjutnya akan memperbesar dana wakaf yang mereka kelola. Dalam
mengembangkan wakaf, mereka juga melibatkan A-Manzil Islamic Financial Services
yang merupakan divisi The United Bank of Kuwait.

6
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wakaf saat ini sudah diberlakukan pada negara-negara Islam di dunia.
Perkembangan wakaf juga sudah ada sejak dahulu kala dan kemudian berkembang
mengikuti zaman sampai sekarang ini.

3.2 Saran
Pembuatan isi makalah serat alam guna bisnis kerajinan tangan masih jauh dari kata sempurna.
Penyusun berharap adanya kritik dan saran dari para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai