Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR PASAR

Suatu pasar terdiri dari seluruh perusahaan dan individu yang ingin dan
mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu. Karakteristik pasar yang
paling penting adalah jumlah dan ukuran distribusi para pembeli dan penjual serta
tingkat diferensiasi produk. Secara tradisional, pasar dibagi menjadi empat macam,
yaitu:

Persaingan Sempurna adalah struktur pasar yang ditandai oleh jumlah
pembeli dan penjual yang sangat banyak. Transaksi setiap individu tersebut (pembeli
dan penjual) sangat kecil dibandingkan output industri total sehingga mereka tidak bisa
mempengaruhi harga produk tersebut. Para pembeli dan penjual secara individual
hanya bertindak sebagai penerima harga (price takers). Tidak ada perusahaan yang
menerima laba di atas normal dalam jangka panjang dalam pasar persaingan
sempurna ini.

Monopoli adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen
tunggal. Suatu perusahaan yang monopolistik secara serentak bisa menentukan harga
produk dan jumlah outputnya. Bagi sebuah monopoli adalah mungkin untuk
memperoleh laba di atas normal, bahkan dalam jangka penjang sekalipun.

Persaingan Monopolistik adalah pasar yang sangat mirip dengan persaingan
sempurna, tetapi sedikit dibedakan dengan persaingan sempurna karena dalam
persaingan monopolistik ini konsumen mengetahui perbedaan-perbedaan di antara produk
dari perusahaan-perusahaan yang berbeda. Seperti halnya dalam persaingan sempurna,
maka dalam persaingan monopolistik ini laba di atas normal hanya bisa diperoleh dalam
jangka pendek.

Oligopoli adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil perusahaan
yang memproduksi hampir semua output industri. Oligopoli dibagi lagi menjadi oligopoli
BAB VIII


terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk tidak dibakukan (unstandardized),
misalnya mobil, dan oligopoli tak terdiferensiasi (undifferentiated oligopoly) di mana produk
dibakukan, misalnya baja. Dalam oligopoli ini, keputusan-keputusan mengenai harga dan
output dari perusahaan-perusahaan yang ada tergantung satu sama lain. Hal tersebut
berarti bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan lainnya akan
bereaksi dan informasi perubahan harga tersebut akan dimasukkan ke dalam masalah
pembuatan keputusan mengenai harga dan output perusahaan-perusahaan itu.


A. PERSAINGAN SEMPURNA

Persaingan sempurna akan terjadi jika produsen-produsen secara individual
di pasar tidak bisa mempengaruhi harga. Para produsen tersebut bertindak hanya
sebagai penerima harga (price taker). Ketiadaan pengaruh terhadap harga tersebut
memerlukan syarat-syarat sebagai berikut:

1) Jumlah pembeli dan penjual banyak
Setiap perusahaan dalam suatu industri kecil hanya menghasilkan suatu
bagian yang sangat kecil dibandingkan jumlah output industri secara
keseluruhan dan setiap pembeli hanya membeli suatu bagian yang sangat
kecil pula dari output total tersebut.

2) Produk yang homogen
Output dari masing-masing perusahaan persis sama dengan output
perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tersebut.

3) Bebas keluar-masuk pasar
Perusahaan-perusahaan tidak dihambat untuk memasuki atau keluar dari
industri tersebut.

4) Penyebaran informasi yang sempurna
Informasi mengenai biaya, harga dan kualitas diketahui oleh semua pembeli
dan penjual di pasar.

Keempat syarat pokok ini, yang diperlukan untuk adanya struktur pasar
persaingan sempurna, sangat membatasi persaingan sempurna untuk lahir di dalam
dunia nyata. Walaupun pertukaran-pertukaran komoditi mendekati syarat-syarat
tersebut, ketidaksempurnaan tetap akan terjadi di situ. Meskipun demikian, untuk


beberapa perusahaan, keputusan-keputusan penentuan harga harus dibuat dalam
keadaan di mana mereka tidak punya kendali sama sekali atas harga dan karena itu
suatu penelaahan terhadap struktur pasar persaingan sempurna akan memberikan
pandangan pemikiran dalam membuat keputusan penentuan harga dalam kasus
seperti ini. Lebih penting lagi, suatu pemahaman yang jelas mengenai persaingan
sempurna akan memberikan suatu referensi pokok bagi kita untuk menganalisis
struktur-struktur pasar lainnya seperti oligopoli dan persaingan monopolistik.


Penentuan Harga/Output Yang Dihadapi Suatu Perusahaan Secara Individual
Dalam Persaingan Sempurna

Dalam contoh yang pada gambar 8.1, perusahaan tersebut memilih untuk
berproduksi pada tingkat output Q*, di mana harga (P) sama dengan biaya
marjinal (MC) dan laba adalah maksimum.

Ingat bahwa laba di atas normal bisa juga terjadi dalam jangka pendek
walaupun dalam keadaan persaingan sempurna. Misalnya, dalam gambar 8.4
perusahaan tersebut memproduksi dan menjual otuput sebanyak Q* unit pada
tingkat biaya rata-rata C rupiah; dan dengan harga pasar P, perusahaan tersebut
akan memperleh laba ekonomis sebesar P C rupiah per unit output. Laba
ekonomis total (P C)Q*, ditunjukkan oleh bidang segi empat PMNC yang diarsir.
















Gambar 8.1. Kombinasi harga/output yang optimal bagi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna
Biaya Penerimaan
(Rp/unit)
P = AR = MR
0
Q*
MC
AC
M
N
P
C



B. MONOPOLI

Monopoli merupakan kebalikan ekstrim dari persaingan sempurna dalam
rangkaian kesatuan struktur pasar. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak
sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tidak mempunyai subtitut, dengan kata
lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus pula sebagai industrinya. Monopoli, seperti
halnya persaingan sempurna, hanya ada dalam teori saja, di mana sejumlah barang
yang dihasilkan oleh satu produsen saja. Bahkan barang-barang publik pun
sebenarnya adalah monopolis yang tidak sempurna. Misalnya, PT. KAI, secara khas
merupakan monopoli untuk angkutan kereta api, tetapi ia menghadapi persaingan
keras dari angkutan bus, pesawat terbang atau mobil pribadi.

Walaupun monopoli sangat jarang terjadi, tetapi masih tetap penting untuk
ditelaah secara mendalam. Banyak hubungan-hubungan ekonomi yang ada dalam
monopoli bisa digunakan untuk mengestimasi perilaku optimal perusahaan secara
kurang tepat, tetapi lebih lazim, yaitu sebagian pada struktur pasar persaingan dan
sebagian pada struktur pasar monopolistik yang mendominasi dunia nyata. Selain itu,
suatu pemahaman yang mendalam tentang hubungan-hubungan dalam pasar
monopoli memberikan landasan yang diperlukan untuk menelaah "ekonomi
pengaturan" (economics of regulation), suatu topik penting bagi para manajer dunia
bisnis.


Keputusan Harga/Output Dalam Monopoli

Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya,
maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga
pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar 8.2. Di situ
perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C
biaya per unit dan ia menjual outputnya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu
sama dengan (P C) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan
laba maksimum.

Walaupun Q merupakan tingkat outputnya optimal jangka pendek,
perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata (AR) atau
harga (P) lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar 8.2, tetapi
jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti berproduksi.



















Gambar 8.2. Penentuan harga/output dalam monopoli


Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang
diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Ini berarti bahwa
seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan
meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi
laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang
secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli dapat
ditunjukkan sebagai berikut:

= R - B

Laba maksimum akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba
terhadap tingkat output sama dengan nol.

0 = =
Q
B R
Q


MR = MC

Gambar 8.3 menunjukkan bagaimana seorang manajer dalam
menentukan tingkat output optimal. Kurva MR, memotong kurva MC pada
AVC
AC
MC
MR
Q
Q/t
P'
C'
P
C
Harga dan Biaya
(Rp/unit)


tingkat output Qm, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga
maksimum yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Qm adalah
Pm. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimumkan laba bagi
monopoli adalah Qm dan Pm. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan
oleh daerah yang diarsir, yaitu ( Pm - BRQM ) Qm.

Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba ekonomi.
Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah
perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi yang
diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Walaupun demikian
laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa besar
permintaan yang dihadapi relatif terhadap biaya produksi yang dikeluarkan.
Gambar 8.4 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal Qm, harga
pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita kerugian
sebesar daerah yang diarsir.
















Gambar 8. 3. Maksi masi Laba Monopol i s








BRQm
P
PM
0 MR
Q
MC
AC
Qm
D

















Gambar 8.4. Monopolis yang mengalami kerugian


C. PERSAINGAN MONOPOLISTIK

Persaingan sempurna dan monopoli sangat jarang terjadi dalam dunia nyata,
karena hampir semua perusahaan tunduk pada persaingan. Walaupun hampir semua
perusahaan dihadapkan pada sejumlah pesaing yang sangat banyak yang
memproduksi produk-produk subtitutnya, perusahaan-perusahaan masih mempunyai
kendali terhadap harga output mereka. Mereka tidak bisa menjual semua yang mereka
inginkan pada suatu tingkat harga yang tetap, demikian juga mereka tidak akan
kehilangan semua penjualan mereka jika mereka meningkatkan sedikit harga produk
mereka. Dengan kata lain hampir semua perusahaan menghadapi kurva permintaan
yang berslope menurun.


Penentuan Harga/Output Dalam Persaingan Monopolistik

Seperti tampak dari namanya, persaingan monopolistik mengandung unsur-
unsur monopoli dan persaingan sempurna. Aspek monopoli itu terdiri dari
persaingan monopolistik ditelaah dalam jangka pendek. Perhatikan gambar 8.5.
Pada gambar tersebut, dengan kurva permintaan D1 dan kurva penerimaan
marjnal MR1, maka output optimum Q1 akan diperoleh pada titik di mana MR1 =
MC. Di sini, laba monopoli jangka pendek yangh diterima adalah sama dengan
BRQm
P
PM
0
QM MR
D
Q
MC
AC


P1LMAC1. Laba tersebut mungkin sebagai hasil pengenalan suatu produk baru
atau karena adanya permintaan yang sangat tinggi.


















Gambar 8.5. Kombinasi harga/output dalam persaingan monopolistik


Namun demikian, sejalan dengan waktu, persaingan akan terangsang oleh
adanya laba monopoli jangka pendek ini, dan banyak perusahaan-perusahaa baru
yang akan memasuki industri tersebut. Oleh karena itu, aspek persaingan dari
persaingan monopolistik ini akan tampak dalam jangka panjang. Jika semakin
banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang
pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna), maka pangsa pasar (market
share) dari mula-mula akan menurun. Ini berarti bahwa permintaan perusahaan
dan penerimaan marjinal (MR) akan bergeser ke kiri, seperti D2 dan MR2 dalam
gambar 8.5. Output optimal perusahaan tersebut (di mana MR2 = MC) bergeser
menjadi Q2, dan harga P2 sama dengan AC2, maka laba ekonomis menjadi nol.
Jika barang pengganti yang ditawarkan persis sama (tidak hanya mendekati
sama) maka dengan adanya perusahaan pendatang baru, D2 akan lebih
mendekati horisontal dan keadaan persaingan sempurna, D3 dengan P3 dan Q3
akan terjadi.


MR2
MR1
D1
D2
D3
MC
AC
Q2 Q1 Q3
Q/t
M
L
P1
P2 = AC2
AC1
P3
0
Rp/unit


D. OLIGOPOLI

Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar
suatu perusahaan sangat kecil. Misalnya, industri pompa bensin. Dalam industri ini
hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing di dalam suatu wilayah
geografis yang kecil.

Oleh karena jumlah penjual yang sedikit inilah maka saling pengaruh antara
mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli.
Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan
yang mengahasilkan suatu produk tertentu. Untuk sederhananya, anggap bahwa
produk tersebut hoogen dan para pembeli memilih produk di antara kedua perusahaan
tersebut semata-mata berdasarkan harganya. Anggap pula bahwa kedua perusahaan
tersebut menetapkan harga yang sama dan masing-masing mempunyai pangsa
(share) pasar yang sama. Sekarang misalkan perusahaan A berusaha untuk
meningkatkan penjualannya dengan cara menurunan harganya, maka semua pembeli
akan membeli produk perusahaan A tersebut dan perusahaan B akan kehilangan
pangsa pasar yang cukup besar. Untuk mempertahankan para pembelinya, maka
perusahaan B akan bereaksi dengan cara menurunkan harganya pula. Maka tidak ada
satu perusahaan pun yang bisa bertindak secara bebas. Tindakan yang diambil suatu
perusahaan pasti akan menimbulkan reaksi perusahaan lainnya.













Gambar 8.6. Kurva permintaan sebelum ada reaksi




D1
D2
Q1 Q3 Q2
Q/t
P2
P1
Harga (Rp/unit)














Gambar 8.7. Kurva permintaan setelah ada reaksi


Penentuan Harga/Output Dalam Pasar Oligopoli

Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam gambar
8.6. Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q1 unit dan
menjualnya dengan harga P1. Kurva permintaan D1 yang berlaku di sini, dengan
mengasumsikan harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain
tidak berubah. Dengan asumsi tersebut, penurunan harga dari P1 menjadi P2 akan
meningkatkan permintaan menjadi Q2. Sekarang anggap bahwa hanya ada
sejumlah kecil perusahaan yang beroperasi di pasar dan masing-masing
mempunyai pangsa pasar yang cukup besar terhadap penjualan total. Oleh
karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan harganya dan memperoleh
kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka perusahaan-perusahaan
lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha mereka. Kemudian,
setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengetahui mengapa penjualan mereka
turun, maka mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga produk mereka
sendiri. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva permintaan
kedua D2 yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dari Q2
menjadi Q3 pada tingkat harga P2. Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan
kurva mula-mula, oleh karena itu pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak
berguna bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D2, maka
perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan
tersebut berpindah ke kurva lainnya.

Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti
D1
D2
Q1 Q3 Q2
Q/t
P2
P1
Harga (Rp/unit)
Q3


dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui
secara pasti bagaimana perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan
harga. Reaksi-reaksi tersebut hanya akan mempengaruhi hubungan
harga/permintaan dan sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk
memasukkan interaksi-interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D3
dalam gambar 8.7 merupakan sebuah kurva reaksi, ia menunjukkan bagaimana
penurunan harga akan mempengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi-
reaksi perusahaan-perusahaan saingan diperhitungkan. Namun demikian,
permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada kenyataan bahwa ada banyak
teori yang berbeda tentang perilaku antar perusahaan dan mesin-mesin teori yang
menghasilkan model penentuan harga yang berbeda sehingga akan
menghasilkan aturan-aturan pengambilan keputusan yang berbeda pula.


E. PERMINTAAN-PENAWARAN PASAR DAN KURVA PERMINTAAN
PERUSAHAAN

Dua hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang beroperasi di
dalam i ndustri yang bersai ng sempurna untuk mendapatkan l aba
maksi mum. Sehubungan dengan keputusan output adalah kondisi permintaan
dan penawaran pasar serta struktur produksi dan biaya perusahaan. Kondisi
permintaan dan penawaran pasar akan menentukan harga keseimbangan pasar
yang otomatis akan menjadi harga jual dari produk yang dihasilkan.












Gambar 8.8. Kondisi pasar dan kurva permintaan perusahaan

Permintaan dan penawaran pasar ditentukan oleh konsumen dan
produsen secara keseluruhan di pasar, sehingga harga pasar berada di luar
0

P
k
P

0

0

Q

q

P

Dperusahaan
Perusahaan Pasar


kontrol satu buah perusahaan di dalam pasar tersebut dengan kata lain, satu
perusahaan secara individu tidak mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi
harga pasar, karena secara relatif ukuran satu perusahaan sangat kecil terhadap
pasar. Kondisi ini ditunjukkan oleh gambar 8.8.

Gambar 8.8 kanan menunjukkan keseimbangan permintaan pasar (DPasar)
dan penawaran (SPasar) menentukan harga keseimbangan pasar Pk, pada harga Pk
inilah sebuah perusahaan dapat menjual berapapun output yang dihasilkan,
sehingga dengan demikian kurva permintaan sebuah perusahaan bersaing akan
horisontal yang ditunjukkan oleh garis horisontal pada 8.8 kiri (DPerusahaan). Kurva
permintaan satu perusahaan yang elastis sempurna ini menunjukkan bahwa jika
perusahaan menaikkan harga jual outputnya sedikit saja di atas harga pasar, maka
semua konsumennya akan beralih ke produsen lain, sehingga penjualan
perusahaan yang menaikkan harga jual itu sama dengan nol.














Gambar 8.9. Laba Total Perusahaan


Secara grafik, penentuan tingkat output optimal perusahaan dalam industri
bersaing ditunjukkan oleh gambar 8.9. Jika harga pasar adalah Pb, maka Pb
memotong kurva BM pada tingkat output Qb. Qb ini menunjukkan tingkat output
optimal perusahaan yaitu tingkat output yang memaksimumkan laba. Pada tingkat
output yang lebih kecil dari Qb, harga lebih besar dari biaya marjinal. Ini
berarti jika perusahaan meningkatkan produksi, tambahan penerimaan yang
diperoleh lebih besar dari tambahan biayanya. Pada kondisi yang lain, dimana
tingkat output yang diproduksi lebih besar dari Qb, maka tambahan biaya
Biaya
Tingkat Output
Dperusahaan
0
Qb
MC
AC
AVC


perusahaan dari output yang lebih besar dari Qb, maka tambahan biaya
perusahaan penerimaan oleh karena itu perusahaan harus menurunkan tingkat
produksinya. Jadi tingkat output yang optimal perusahaan adalah pada Qb.
Daerah yang diarsir pada gambar 8.9. menunjukkan laba total yang diraih
perusahaan. Pada output sebesar Qb, biaya rata-rata perusahaan adalah AC, Qb.
Dengan demikian laba yang diperoleh perusahaan dari tiap unit output adalah
(Pb-AC,Qb). Laba total perusahaan dengan demikian adalah:
= (Pb - ACQb) Qb
= (PbQb - ACQbQb)
= R-C

Laba ini di dalam ekonomi disebut laba ekonomi atau laba di atas normal.
Jika harga pasar yang terjadi Pb sama dengan AC maka penerimaan total
perusahaan akan sama dengan biaya totalnya. Situasi ini disebut sebagai
perusahaan mendapat laba ekonomi nol atau laba normal. Pada situasi tertentu
sebagai penerima harga, perusahaan bersaing mungkin tidak bisa menghindar dari
kerugian. Jika kondisi ini yang dihadapi maka hal yang terbaik yang dapat
dilakukan adalah meminimalkan kerugian yang mungkin diderita. Sebagai ilustrasi
dapat diperhatikan gambar 8.10 harga pasar yang terjadi dimisalkan adalah Pb
yang terletak diantara BR minimum dan AC minimum dan AVC minimum. Tingkat
output yang optimal (kerugian minimum) bagi perusahaan pada harga Pb terjadi
pada kondisi Pb= MC, yaitu tingkat output Qb. Pada Qb perusahaan akan
mengalami kerugian. Karena Pb > AVC, maka dari setiap unit Q yang terjual,
perusahaan memperoleh penerimaan yang lebih besar dari biaya variabel
yang dikeluarkan. Dengan kata lain total penerimaan yang akan diperoleh
perusahaan dari output sebesar Qb akan dapat menutup, selunuh biaya variabel
total yang dikeluarkan untuk memproduksi Qb tersebut, bahkan masih tersisa.
Akan tetapi karena Pb < BR, berarti sebagian dari biaya tetap perusahaan tidak
dapat tertutup, sebagian lagi dapat tertutup dari sisa penerimaan yang
digunakan untuk menutup biaya variabel. Bagaimana jika perusahaan
memutuskan untuk tidak berproduksi? Kerugian perusahaan akan lebih besar
yaitu sebesar seluruh biaya tetapnya. Sebagai kesimpulan jika harga pasar
yang terjadi terletak antara BR dengan AVC, maka perusahaan akan
mengalami kerugian. Untuk meminimalkan kerugian, lebih baik perusahaan terus
berproduksi dibandingkan kerugian dengan tidak berproduksi sama sekali.

Bagaimana seandainya Pb = AVC minimum? Jika ini yang terjadi maka
penerimaan total perusahaan akan sama dengan TVC yang berarti penerimaan


perusahaan hanya cukup untuk menutup biaya variabel saja. Kerugian
perusahaan adalah sebesar seluruh biaya tetapnya. Bagaimana jika perusahan
berhenti berproduksi? Kerugiannya akan sama yaitu sebesar seluruh biaya
tetapnya. Jadi pada kondisi ini konsekuensi dari berproduksi atau tidak adalah
sama, perusahaan mengalami kerugian sebesar biaya tetapnya.
















Gambar 8.10. Minimisasi kerugian perusahaan















Gambar 8.11. Perusahaan berhenti berproduksi
MC AC
AVC
0 Qb Tingkat Output
BRVQB
BRQB
Biaya
Pb
MC
AVC
AVC
Dperusahaan
0 Qb Tingkat Output
BRQB
Kerugian perusahaan sebagian FC


Dengan demikian kerugian perusahaan lebih besar dari biaya tetapnya.
Untuk meminimalkan kerugian lebih baik bagi perusahaan untuk menghentikan
produksi, sehingga kerugian perusahaan hanya sebesar biaya tetapnya saja.


Kurva Penawaran Perusahaan dan Industri

Berdasarkan gambar 8.9 sampai gambar 8.11 dapat diambil satu
kesimpulan bahwa perusahaan yang memaksimalkan laba atau meminimkan
kerugian. Perusahaan akan berproduksi pada tingkat output di mana P +
BM serta P > AVCminimum. Jika P = AVC minimum, maka perusahaan
tidak mau berproduksi (tingkat produksi nol). Demikian kurva MC yang
dimulai dari titik AVCminimum sekaligus menunjukkan kurva penawaran
perusahaan yaitu menunjukkan tingkat output yang akan diproduksi oleh
perusahaan pada berbagai harga pasar yang berlaku.

Gambar 8.12 menunjukkan jika harga pasar sebesar P1, maka output yang
diproduksi perusahaan adalah Q1 dan jika harga pasar meningkat menjadi
P2 output perusahaan adalah Q3 kurva MC yang dimulai dari P menunjukkan
kurva penawaran perusahaan. Berdasarkan kurva penawaran perusahaan,
selanjutnya dapat diturunkan kurva penawaran untuk industri secara
keseluruhan, kurva beroperasi pada industri bersaing, untuk penawaran
industri secara keseluruhan. Kurva penawaran industri menunjukkan
penjumlahan horisontal dari seluruh kurva penawaran. Penawaran industri
bersaing adalah penjumlahan horisontal dari seluruh kurva biaya marjinal
bersaing. Biaya marjinal bersaing adalah penjumlahan horisontal dari
seluruh biaya marjinal perusahaan-perusahaan yang dimulai dari AVC
minimnya.

Gambar 8.13 menunjukkan pembentukan kurva penawaran industri
bersaing dari kurva penawaran perusahaan. Masing-masing perusahaan
diasumsikan mempunyai kurva penawaran Sn = MCb dan di dalam industri
terdapat 125 perusahaan dengan kondisi identik. Pada harga pasar 100,
masing-masing perusahaan menghasilkan nol output. Ketika harga pasar
125, masing-masing perusahaan memproduksi sebanyak 4 x 125 = 500.
kurva penawaran industri ditunjukkan oleh garis S1. Sebagai catatan, kurva
penawaran perusahaan secara individu, lebih curam dari kurva penawaran
industri atau kurva penawaran industri lebih landai dari kurva penawaran


perusahaan semakin banyak jumlah perusahaan di dalam industri, akan
dihasilkan kurva penawaran industri yang semakin landai.













Gambar 8.12. Kurva penawaran perusahaan














Gambar 8.13. Kurva penawaran perusahaan dan kurva penawaran industri


F. DISKRIMINASI HARGA

Kebijaksanaan harga yang ditetapkan pihak manajemen dalam bentuk
harga yang berbeda di pasar satu dengan pasar lainnya dengan tidak mengurangi
kualitas produk yang dihasilkan.

P2
P1
P3
MC
AC
AVC
Kurva penawaran
Industri (S1)
Kurva penawaran
Perusahaan (S0)
100
125
0
4 500
Output
P


TUJUAN DITERAPKAN DISKRIMINASI HARGA
a. Menguasai pasar
b. Meningkatkan keuntungan
c. Meningkatkan/mengembangkan produksi
d. Elastisitas permintaan


BEBERAPA KASUS

Sebelum ditetapkan kebijaksanaan diskriminasi harga diketahui:
1. Fungsi permintaan (monopolis)
Q = 50 - 0,5 P
Fungsi ongkos
TC = 50 - 40 Q
Keuntungan monopolis?
Jawab:

Q = 50 - 0,5 P
0,5 P = 50 - Q
P = 100 - 2Q
TR = P.Q
= (100Q - 2Q) Q
= 100Q - Q
MR = 100 - 4Q
TC = 50+ 40Q
MC = 40
MR = MC
100 = 4Q + 40
4Q = 100 - 40
Q = 60/4 = 15
P = 100 - 2(15)
P = 70
TR = 70 x 15 = 1050
TC = 50 + 40(15)
TC = 50 + 600 = 650
PROFIT = 1050 - 650
= 400

2. Fungsi permintaan
Q = 50 - 0,5P
Diandaikan dalam kasus ini dibagi menjadi 2 bagian
Q1 = 32 - 0,4P1
Q2 = 18 - 0,1P2
Fungsi ongkos: TC = 50 + 40Q
= Q1 + Q2
(keuntungan) = TR1 + TR2 - TC
Jawaban (sesudah dikriminasi harga)



Pasar 1 Pasar 2
Q1 = 32 - 0,4P1
0,4P1 = 32 - Q1
P1 = 80 - 2,5Q1
TR1 = (80 - 2,5Q1)Q1
= 80Q1 - 2,5 Q1
2

MR1 = 80 - Q1
TC = 50 + 40Q
MC1 = 40
MR1 = MC1
80 - 5Q1 = 40
5Q1 = 80 - 40
Q1 = 8
P1 = 80 - 2,5(8)
P1 = 60
TR1 = 60 x 8 = 480
Q2 = 18 - 0,1 P2
0,1P2 = 18 - Q2
P2 = 180 - 10Q2
TR2 = (180 - 10Q2) Q2
= 180Q2 10 Q2
2

MR2 = 180 - 20Q2
TC = 50 + 40Q
MC2 = 40
MR2 = MC2
180 - 20Q2 = 40
20Q2 = 180 - 40
Q2 = 7
P2 = 180 - 10(7)
P2 = 110
TR2 = 110 x 7 = 770

PROFIT = (TR1 + TR2) - TC
= (480 + 770) - (50 + 40.50)
= 1250 - 650
= 600


G. LATIHAN SOAL

1. Dengan menggunakan politik diskriminasi harga, permintaan monopolis dapat
dibagi menjadi 2
P1 = 10 - Q1
P = 50 - Q212
TC = 4 Q + 0, 5Q
Q = Q1+ Q2
Pertanyaan:
a. Tentukan harga kedua pasar dan keutungan total?
b. Bandingkan soal a dengan tanpa diskiminasi harga?

2. Ada 2 kelompok bentuk penyangga dalam pasar, yaitu:
1) Pasar persaingan sempurna
2) Pasar persaingan tidak sempurna


Pertanyaan:
a. Jelaskan ciri-ciri dari masing-masing kelompok pasar tersebut!
b. Gambarkan grafik dan kurva prestasi persaingan sempurna dalam kondisi
profit, loses, normal profit!
c. Gambarkan grafik dan kurva pasar persaingan tidak sempurna dalam
kondisi profit, loses, normal profit!

3. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pencapaian maksimum profit
baik untuk pasar persaingan sempurna maupun pasar persaingan tidak
sempurna dan jelaskan!

4. Diketahui
Fungsi Permintaan:
P = 100 - 0, 5q
Struktur ongkos untuk 2 skala:
TC1 = l0q1 dan TC2 = 0,25q2
Diinformasikan fungsi keuntungan:
= TR TC1 TC2
Pertanyaan:
Berapa keuntungan yang diperoleh ?

5. Fungsi Permintaan (duopolis)
P = 100 - 0, 5 ( q1 + q2 )
Fungsi Ongkos masing-masing
TC1 = 5q1 dan TC2 = 0,5q2
Fungsi Keuntungan ()?

Anda mungkin juga menyukai