Anda di halaman 1dari 14

PERANAN PREDATOR BURUNG HANTU

DALAM MENGENDALIKAN HAMA TIKUS

OLEH :
KELOMPOK IV
MUZAKIR
1105101050026
OSKAR TRIMANANDA
1105101050083
ZULFIKAR ZULMAH 1105101050040

Burung Hantu
Burung hantu adalah kelompok burung yang
merupakan anggota ordo Strigiformes.
Burung ini termasuk golongan burung buas
karnivora (pemakan daging) dan merupakan
hewan malam (nokturnal) yang berkaki dua.
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan
menghadap ke depan mukanya rata seperti
manusia, tak seperti umumnya jenis burung lain
yang matanya menghadap ke samping.

Klasifikasi Burung Hantu


Adapun klasifikasi dari burung
hantu adalah :
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo
: Strigiformes
Famili
: Tytonidae
Sub Famili : Tytoninae
Genus
: Tyto
Spesies
: Tyto alba

Macam Macam Burung Hantu :

Karakter Morfologi Tyto Alba Yaitu :

1. Kepala besar, paruh seperti kait


2. Mempunyai cakar kokoh
3. Mata lebar dengan muka berbentuk cakram,
membantu memfokuskan suara dating
4. Sayap berbentuk bundar dan berekor pendek
5. Bulu lembut, berwarna putih atau kekuningan pada
bagian bawah
6. Sisi atas ekor berwarna kekuningan dengan garisgaris hitam
7. Pada mata bagian atas berwarna coklat

Perilaku dan Habitat Dari Burung Hantu :

1. Aktif pada malam hari (nocturnal), bersembunyi


pada siang hari
2. Menghuni lubang pohon, atap gedung, jurang atau
tebing karang
3. Pohon atau areal pertanaman
4. Tidak pernah dijumpai bersarang di atas tanah
5. Dapat bersarang apa kandang buatan (gupon)
6. Umumnya terbatas pada perkebunan kelapa sawit,
karena kurangnya tempat cocok untuk bersarang

lanjutan
7. Selalu
ditemukan
di
daerah-daerah
pemukiman sekitar perkebunan kelapa sawit
tradisional, jumlah rendah
8. Dapat
dikembangkan
pada
areal
persawahan
9. Lokasi pertanian padi, disekitarnya banyak
perpohonan
10.Tidak bersifat migratory
11.Umumnya sebagai binatang penetap 1,6
5,6 km sekitar sarang

Penerapan Tyto Alba Sebagai


Pengendalian Tikus
Di Kabupaten Agam di Sumatera Barat dan Kabupaten
Jombang di Jawa Timur telah menunjukkan kesuksesan
dalam mengendalikan hama tikus dengan cara
membudidayakan Burung Hantu.
Pembudidayaan yang dipantau oleh Dinas Pertanian dan
Holtikultura setempat dan diikuti oleh pembangunan
sarang-sarang buatan dan penangkaran ini terbukti
mampu mengendalikan hama tikus dalam area
persawahan yang sangat luas secara efektif dan efisien.

Pengendalian Tikus Yang Ramah


Lingkungan
Keuntungan pengendalian tikus dengan burung hantu adalah :
1. Mampu menekan populasi tikus secara efektif.
2. Tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
3. Tidak memerlukan biaya dan tenaga yang besar serta;
4. Meningkatkan efisiensi waktu petani.
5. Burung hantu tidak bersifat migratory/berpindah-pindah
6. Bisa dimanfaatkan oleh beberapa petani.

Permasalahan - Permasalahan Pengendalian Tikus Dengan


Burung Hantu
Adapun permasalaha-permasalahan tersebut antara lain :
1. Kurang tersedianya burung hantu yang dihasilkan dari budidaya.
2. Harga burung hantu hasil budidaya relative mahal (berkisar Rp.
300.000-Rp.400.000/ekor).
3. Masih adanya orang iseng untuk membunuhnya.
4. Masih melekatnya mitos kurang baik apabila pelihara burung hantu.
5. Minimnya informasi tentang manfaat burung hantu untuk
mengendalikan hama tikus.
6. Peran Pemerintah yang sangat kurang dalam mendukung gerakan
pemberantasan hama tikus dengan burung hantu.

Upaya Mengatasi Permasalahanpermasalahan


Adapun upaya untuk mengatasi permasalahannya :
1. Petani belajar kepada petani lain yang sudah bisa
membudidayakan burung hantu dengan difasilitasi oleh Dinas
Pertanian dan Perkebunan.
2. Berhasilnya petani membudidayakan burung hantu maka akan
menghemat biaya pengeluaran untuk membeli burung hantu.
3. Petani bersama-sama instansi terkait memberikan penyluhan
kepada warga setempat untuk tidak membunuh burung hantu
karena dimanfaatkan untuk mengendalikan hama tikus.

Lanjutan upaya
permasalahan . . . . .

4. Media masa maupun elektronik juga diminta


peran aktifnya untuk memberikan informasi
mengenai manfaat burung hantu didalam
mengendalikan hama tikus yang ramah
lingkungan dan membantu petani kita.
5. Bagaimanapun juga peran serta Pemerintah
sangat diharapkan. Seharusnya Pemerintah
Daerah melalui Dinas Pertanian, Perkebunan
dan Peternakan mengupayakan anggaran untuk
membudidayakan burung hantu secara besarbesaran yang kemudian dibagikan secara gratis
kepada petani untuk mengendalikan hama tikus.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan diatas
yaitu :
1. Pengendalian yang paling baik untuk hama tikus yaitu pengandalian
menggunakan musuh alami predator burung hantu karena burung
hantu dapat memangsa tikus lebih cepat dan beraktivitas saat tikus
juga beraktivitas yaitu saat malam hari.
2. Pemanfaatan burung hantu sebagai predator sangat menguntungkan
para petani yaitu: Mampu menekan populasi tikus secara efektif,
Tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, Tidak memerlukan
biaya dan tenaga yang besar serta, Meningkatkan efisiensi waktu
petani, Burung hantu tidak bersifat migratory/berpindah-pindah.

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai