Anda di halaman 1dari 4

PARMALAT SCANDAL

Parmalat Finanziaria SpA adalah perusahaan keluarga yang meghasilkan produk susu terbesar di Italia.
Didirikan pada tahun 1961 oleh Calisto Tanzi, seorang mahasiswa dropout berusia 22 tahun dan
merupakan pewaris sebuah industri makanan di Italia. Nama Parmalat berasal dari nama daerah
penghasil industri makanan terbesar di Italia, Parma dan singkatan dari nama minuman, latte. Parmalat
secara global menempatkan diri mereka sebagai perusahaan yang memimpin pasar produk susu dunia
dan melakukan ekspansi kepada produk makanan lainnya, seperti roti, saos tomat dan jus buah.
Inovasi terbesar yang dilakukan oleh Parmalat adalah teknologi Ultra Heat Treatment (UHT), dimana
teknologi tersebut memungkinkan produk susu dapat disimpan dalam waktu yang lama tanpa harus
masuk ke dalam kulkas.
Penjualan perusahaan meningkat secara cepat di Eropa dan Amerika Latin, dengan total 30 negara di
seluruh dunia. Perusahaan secara cepat tumbuh menjadi kerajaan keluarga Tanzi, perusahaan makanan
terbesar di Italia dan terbesar keemapt di Eropa, dengan 36.000 pekerja di 139 pabrik. Selain itu secara
cepat mempunyai banyak anak perusahaan di berbagai bidang, seperti makanan ringan, televisi,
pariwisata, kue dan sepakbola.

Kasus penipuan keuangan
Pada tahun 1997, Parmalat masuk ke pasar keuangan dengan melakukan banyak akuisisi secara global
terhadap banyak perusahaan, dengan menggunakan hutang sebagai modal akuisisi tersebut. Namun
pada tahun 2001, banyak perusahaan yang baru diakusisi tersebut mengalami kerugian yang cukup
besar, sehingga pembiayaan menggunakan cara derivatif, dengan tujuan juga untuk menyembunyikan
sebagian jumlah hutang dan kerugian.
Pada bulan Februari tahun 2003, Chief Financial Officer (CFO), Fausto Tonna, menerbitkan surat hutang
dengan nilai sebesar 500 juta. Hal ini cukup mengejutkan pasar dan juga Chief Executive Officer (CEO)
perusahaan, Carlisto Tanzi, dikarenakan keraguan publik akan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang. Kejadian ini memaksa CEO perusahaan memerintahkan CFO, Fausto Tonna, untuk
mengundurkan diri dari posisinya sekarang. Posisi CFO baru diisi oleh Albert Ferraris, dimana ia
menemukan kesulitan untuk mengakses buku keuangan perusahaan, dimana akses tersebut dipegang
oleh Chief Accounting Officer perusahaan, Luciano del Soldado. Albert Ferraris memulai untuk
melakukan banyak investigasi dan mulai curiga bahwa nilai hutang perusahaan adalah dua kali lebih
banyak daripada yang seharusnya tercatat di laporan posisi keuangan perusahaan.
Perusahaan melakukan perencanaan dengan bekerja sama dengan perusahaan reksadana, Epicurum,
dimana perusahaan akan meminjam dana sebesar 300 juta, namun rencana ini tidak disetujui dan
harga saham perusahaan menurun secara signifikan pada bulan September tahun 2003. Albert Ferraris
lalu mengundurkan diri setelah kepercayaan publik menurun dan digantikan oleh Lucian Del Soldado,
dimana ia secara cepat ikut mengundurkan diri karena tidak dapat mendapatkan dana untuk membayar
hutang dan surat hutang perusahaan yang telah jatuh tempo sebesar 150 juta. CEO perusahaan,
Calisto Tanzi, menyalahkan kejadian ini kepada Epicurum, perusahan spekulan reksa dana, dikarenakan
tidak membayar tagihannya. Belakangan diketahui bahwa Epicurum merupakan anak perusahaan
Parmalat diluar negeri dan status surat hutang perusahaan menjadi junk bonds.
CEO perusahaan. Calisto Tanzi, mengundurkan diri sebagai pimpinan perusahaan dan CEO, digantikan
oleh Enrico Bondi untuk membantu perusahaan keluar dari masalah yang ada. Masalh besar muncul
ketika salah satu bank, Bank of America, memberikan konfirmasi dokumen bahwa rekening salah satu
anak perusahaan Parmalat di Kepulauan Cayman, Bonlat Financing Corporation, sejumlah 3,95 milliar
adalah rekening palsu dan dibuat-buat oleh perusahaan. Parmalat sendiri akhirnya mengakui bahwa
rekening tersebut palsu. Perdana Menteri Italia saat itu, Silvio Berlusconi, memerintahkan untuk
melakukan investigasi kecurangan dan menunjuk Enrico Bondi untuk membantu penyelamatan
perusahaan.
Pada bulan Februari tahun 2004, Calisto Tanzi akhirnya mengakui bahwa ia mengambil dana perusahaan
sebesar 500 juta untuk diberikan kepada perusahaan putrinya, Parmatour, dan perusahaan lainnya.
Hal ini menyebabkan putri dan kakaknya juga ikut ditahan di penjara. Dua eksekutif firma akunting yang
melakukan pemeriksaan terhadap perusahan, Grant Thornton dan Deloitte&Touche juga ikut ditahan
dan diinvetigasi.

Isu utama yang dilanggar
Dari pembahasan kasus diatas terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian utama, karena perusahaan
telah melanggarnya.
1. Parmalat kekurangan independensi pada posisi direksi perusahaan. Hal ini disebabkan oleh
karena Parmalat merupakan perusahaan keluarga Tanzi, dimana mereka menduduki jabatan
pimpinan tertinggi perusahaan dan juga CEO perusahaan.
2. Komite audit dan remunerasi perusahaan sangat berpihak kepada keluarga Tanzi
3. Sesuai dengan Sarbanes-Oxley Act, sebuah perusahaan diwajibkan untuk memiliki direktur
independen dalam susunan dewan direksinya dengan komposisi sebesar 50% dari total direktur.
Dalam hal ini, Parmalat hanya mempunyai 1 direktur independen
4. Perusahaan holding dari Parmalat mengatur sebagian besar hak voting, dimana sebagian besar
kepemilikan perusahaan holding dipunyai oleh keluarga Tanzi.
5. Parmalat mempunyai 3 internal auditor yang dipekerjakan oleh Perusahaan, namun tidak ada
yang ditunjuk oleh pemegang saham minoritas untuk melindungi hak mereka.
6. Seusai dengan undang-undang perusahaan di Italia, perusahaan diwajibkan untuk merotasi
eksternal auditor selama 3 tahun sekali. Namun dalam hal ini, perusahaan menggunakan Grant
Thornton dalam kurun waktu selama 9 tahun.

Peran direksi, manajemen dan pihak lainnya
a. Pimpinan dan CEO, Calisto Tanzi
Tidak ada pemisahan tugas Antara pimpinan dengan CEO
Tanpa pengetahuan kondisi keuangan perusahaan dengan baik, melakukan akuisisi
terhadap banyak perusahaan global dan mengakibatkan kerugian keuangan
Memanipulasi lapora keuangan dengan menyembunyika kerugian
Memberikan dana sebesar 500 juta kepada perusahaan putrinya, Parmatour, tanpa
sepengetahuan pemegang saham dan pihak terkait lainnya
b. CFO, Fausto Tonna
Sangat bergantung kepada internal auditor, sehingga sama sekali tidak pernah
memeriksa keuangan perusahaan, karena ditangani oleh internal auditor
Mengumumkan akan menerbitkan surat hutang sebesar 500 juta, tanpa
sepengetahuan direksi dan pemegang saham.
c. Direktur independen
Sebagai direktur independen, tidak pernah mempertanyakan malpraktik yang dilakuka
perusahaan
d. Internal auditor
Memanipulasi laporan posisi keuangan dengan mengurangi jumlah hutang menjadi
setengahnya, sehingga laporan keuangan tampak bagus
Untuk menutupi kerugian, melakukan posting keuntungan yang mewakili bahwa
perusahaan dalam posisi mengakuisisi perusahaan lain secara agresif
e. External auditor, Grant Thornton
Lorenz Penca, chief auditor yang bertanggung jawab dalam pemeriksaan perusahaan
tidak diganti dalam kurun waktu 9 tahun
Terlibat dalam kecurangan laporan keuangan perusahaan dan pencucian uang
Mengonfirmasi bahwa perusahaan memiliki rekening di Bank of America, dengan
menunjukkan konfirmasi pihak ketiga. Padahal rekening tersebut palsu.
f. Senior manajemen
Tidak bekerja secara efisien dalam mengurangi risiko perusahaan dan tidak pernah
menanyakan aktivitas yang dilakukan DIreksi eksekutif.
g. Executive Directors
Secara langsung terlibat dalam malpraktik dan menerima kompensasi atasnya.
h. Investor institusi
Tidak mengetahui kondisi keuangan perusahaan sebenarnya dan melakukan investasi
sebesar 150 juta
Membantu perusahaa untuk go public
i. Bank of America, J.P. Morgan, dan Citigroup
Membantu Parmalat dalam hal memalsukan posisi keuangan mereka dan
menyembunyikan kondisi keuangan actual mereka
Bank of America memeberikan rating yang tinggi terhadap surat hutang Parmalat,
berdasarkan rekening palsu perusahaan
Citigroup dan J.P. Morgan membantu perusahaan dalam pembuatan kecurangan dalam
hal praktik akuntansi
j. External auditor, Deloitte & Touche
Walaupun menggantikan Grant Thornton, chief auditor yang bertanggung jawab tetap
sama, Lorenz Prenca.
Membiarkan perusahaan menjalankan prosedur akuntansi yang salah dan menutupi
kecurangan

Tindakan hukum dan pengaruh terhadap pasar
Secara terpisah pengadilan di Italia menyelenggarakan sidang untuk 27 orang, dimana 11 diantaranya, 3
mantan CFO dari Parmalat, dihukum selama dua setengah tahun penjara. Sedangkan di tempat terpisah,
dua akuntan yang bekerja pada Grant Thornton juga dihukum 2,5 tahun penjara.
Sedangkan untuk Calisto Tanzi dan 12 orang lainnya di tuduh dengan tuduhan yang lebih serius,
termasuk kecurangan dalam pengajuan kebankrutan dan berasosiasi dengan dunia kriminal. Alessandro
Bassi, seorang akuntan berusia 32 tahun yang bekerja dengan CFO Fausto Tonna, bunuh diri dengan cara
melompat dari jembatan dekat kantor pusat Parmalat.
Dengan adanya kasus Parmalat, Consob (OJK-nya Italia) memerintahkan seluruh penerbit surat hutang
untuk diinvestigasi. Perusahaan yang tercatat di bursa diminta untuk menyediakan informasi tambahan
dalam laporan keuangannya, selain itu auditor memakai pendekatan yang lebih ketat saat melakukan
proses audit dan beberapa kasus kebangkrutan dipercepat prosesnya.
Selain itu, dikarenakan adanya kasus ini, penurunan transaksi di pasar obligasi sangat signifikan.
Berdasarkan laporan dari Fitch Ratings, sejumlah perusahaan Italia yang memasuki pasar obligasi
mengalami kebangkrutan.

Anda mungkin juga menyukai