Anda di halaman 1dari 6

ET

1
Hernia Nukleus Pulposus
Prof. Dr. dr. Jos Utama, SpS.

PENDAHULUAN
- Medula spinalis (sumsum tulang) dan SSP terdapat di dalam kanalis vertebralis, dibungkus oleh tulang
vertebra. Yang dapat diraba pada punggung adalah proc. spinosus.
- Banyak orang mengatakan bahwa nyeri punggung selalu dianggap bahwa ia menderita HNP (hernia
nukleus pulposus), padahal sebenarnya tidak selalu demikian, pada saat dilakukan pemeriksaan belum
tentu adalah HNP.

ANATOMI & FISIOLOGI
Antara kedua tulang vertebra terdapat diskus intervertebralis. Ukurannya tidak sama besar tiap-tiap
orang, dan diskus invertebralis merupakan komponen yang sangat penting. Fungsi diskus ini adalah untuk
fleksibilitas tubuh. Fleksibilitas terbesar adalah bagian servikal (leher) dan lumbal (punggung bagian
bawah), sehingga pada daerah tersebut didapatkan diskus yang lebih besar. Semakin besar diskus maka
semakin diskus akan fleksibel, namun hal ini membuatnya rentan terkena gangguan.

Gambar 1. Anatomi Tulang Vertebra.
Sumber: Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy & physiology. 12
th
ed. USA: John Wiley & Sons; 2009. p. 219.

Jika diskus kaku, atau bahkan tidak ada, maka punggung kita juga akan menjadi kaku. Jumlah
tinggi diskus adalah 25% dari tinggi badan. Maka pada usia lanjut biasanya akan menjadi lebih pendek
karena diskus ini mengkerut, sehingga tinggi akan turun beberapa cm.

HNP
- HNP dapat terjadi di bagian tulang vertebra manapun.
Namun untuk memastikan HNP, harus dilakukan
anamnesis yang baik pada pasien: nyeri di sebelah mana
(untuk mengetahui letak terjadinya HNP), sudah berapa
lama, bagaimana terjadinya, dan hal yang paling penting
untuk ditanyakan adalah karakterisik rasa nyeri. Pada
HNP maka pada saat bekerja/beraktivitas berat akan
bertambah nyeri dan akan berkurang pada saat istirahat.
Dapat juga ditanyakan pada pasien, pada saat tidur
(kondisi istirahat) nyeri membaik atau tidak. Jika semakin
nyeri artinya menunjukkan adanya neoplasma/tumor
ganas.
- Tanda belum adanya kerusakan yang total (complete spinal transection) adalah ketika pasien datang,
pasien masih dapat berjalan. Jika kerusakan sudah total, maka pasien tidak akan bisa berjalan.
Gambar 2. Hernia Nukleus Pulposus.
Sumber: Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy &
physiology. 12
th
ed. USA: John Wiley & Sons; 2009. p. 229.
CATATAN KULIAH
+ sedikit tambahan
ET
2
- Rasa nyeri yang muncul dapat muncul dari berbagai kemungkinan, seperti kulit,
otot, ligamentum, tulang, sendi, saraf, dan akar saraf (nyeri radikuler). Kita
harus dapat menentukan lokasi nyeri dengan anamnesis & pemeriksaan fisik
dan tes2 lainnya.
- Salah satu pemeriksaan pada cervical adalah dengan spurling test. Selanjutnya
pemeriksaan Hoffman refleks, apakah ada parese atau tidak.
- Bagian cervical adalah bagian sangat penting karena sangat dekat dengan
batang otak/brainstem (mesensefalon, pons, dan medula oblongata). Batang
otak mendapat sirkulasi dari a. carotis & a. vertebralis, membentuk circulus
willis. Pada bagian cervical ini juga terdapat penyilangan serabut saraf yang
disebut deccusatio pyramidalis. Traktus corticospinalis juga menyilang pada
daerah cervical.
- Kerusakan daerah cervical dapat menyebabkan hemiplegia alternans. Jika hemiplegia biasa (tanpa
alternans), adalah kelainan yang kontralateral (jika terkena gangguan pada otak kiri, maka tubuh
bagian kanan yang lumpuh). Namun jika terkena pada kortikobulbar, LMN, dan UMN, ini artinya terjadi
gangguan di cervical, disebut sebagai hemiplegia alternans (lumpuh dengan gangguan yang ipsilateral
+ kontralateral pada beberapa bagian tubuh). Kerusakan di bagian cervical ini selain menyebabkan
nyeri juga dapat menyebabkan parese atau tetraplegia/tetraparesis dari lengan dan tungkai. Gejala
akan pebih parah jika terkena batang otak (terutama medula oblongata) karena mengandung pusat2
vital seperti pusat pernafasan, pusat jantung, pusat suhu, dan tekanan darah. Semuanya diatur oleh
sistem otonom (bekerja tanpa sadar). Jika pasien sedang tidur lalu tiba-tiba meninggal disebut sebagai
sudden cardiorespiratory arrest. Penyebab/etiologinya cukup banyak, tidak hanya karena usia lanjut
(karena degenerasi), namun juga bisa karena diabetes, usia muda, hingga usia bayi (sudden infant
death ! biasanya karena pusat pernafasan tertekan, dsb).
- Low back pain (daerah lumbal) juga harus diperhatikan.
- Secara anatomis, medula spinalis memiliki panjang
yang lebih pendek dibandingkan tulang vertebra.
Bagian bawah medula spinalis berhenti setinggi
vertebra torakal 12. Sisanya disebut conus, dan
cauda merupakan serat2/rambut2 yang terdiri dari
akson/filum terminal sampai ke bawah. Karena di
daerah lumbal sudah kosong (tidak ada medula
spinalis), maka tempat ini digunakan untuk lumbal
pungsi (pungsi LCS) ! antara L2-L3, atau L3-L4.
Pungsi LCS sangat penting untuk mengetahui ada
radang dsb.
- Jika kita masukkan jarum antara T12 dengan L1,
maka yang tertusuk adalah conus, conus
mengandung pusat2 otonom untuk miksi dan defekasi, dan juga untuk seksualitas. Bila ada kerusakan,
maka fungsinya tidak normal, bisa terjadi inkontinensia atau retensio urin.
- Jadi tempat yang paling fleksibel adalah cervical dan pinggang.
- Jika kita ditempatkan di daerah, kita harus melakukan berbagai pemeriksaan fisik. Bila di RS, maka
mudah dilakukan pemeriksaan seperti CT, hingga yang paling baik adalah MRI ! neuroimaging !
dapat melihat kerusakan tulang & saraf. Kadang kerusakan masih belum total (masih baru permulaan),
seperti contoh masih baru ada bulging (penonjolan).
- Diskus vertebralis, bentuknya seperti diskus/gepeng, dan terdapat inti yang disebut nukleus. Nukleus
terdiri dari gelatin yang komposisinya albumin dan mineral. Terdapat juga kolagen dan serat2. Namun
di sekitar nukleus ada jaringan yang sangat kuat yaitu tulang rawan/annulus fibrosus. Sehingga kita
dapat mengangkat beban yang lebih berat dari badan kita. Diskus ini sangat kuat, namun tetap bisa
rusak jika kita jatuh, trauma, gangguan vaskuler, hingga infeksi.
Gambar 3. Spurling
Test.
Gambar 4. Medula Spinalis hingga Cauda Equina.
Sumber: Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy & physiology.
12
th
ed. USA: John Wiley & Sons; 2009. p. 463.

ET
3
- Pada saat diskus ini rusak, maka akan muncul timbul nyeri. Tapi kita harus dapat membedakan nyeri
ini datang dari mana. Jika ragu2, maka dapat dilakukan pemeriksaan yang akurat. Tanyakan
karakteristik nyeri: muncul pada saat bekerja atau istirahat. Kemudian dapat juga dengan
menggunakan MRI untuk melihat baru terjadi bulging/penonjolan, yaitu penonjolan/kerusakan pada
bagian luar/annulus fibrosus yang terdiri dari tulang rawan. Jika sudah menonjol, maka tanda2 locus
minorus resistensi (merupakan titik lemah). Kemudian harus diperhatikan juga kemungkinan arah
kerusakan diskusnya, diskus akan rusak/menonjol ke depan, belakang atau ke samping. Jika ke
anterior (ada abdomen), tidak akan begitu berbahaya. Jika kerusakan ke posterior, maka akan
menekan medula spinalis, hal ini akan sangat gawat. Jika ke arah lateral, juga berbahaya karena
menekan radiks (nyeri radikuler).
- Mengapa sering terjadi kerusakan pada cervical dan lumbal? Karena lokasi inilah yang paling
cenderung terkena kecelakaan/trauma, dan karena memang bentuk ini yang agak menonjol.
- Contoh untuk tulang cervical: saat kita naik mobil, kita tahu di dalam mobil pasti ada safety belt,
namun masih kurang untuk melindungi bagian leher dikarenakan kepala tidak ikut dilindungi, masih
tetap dapat terbentur pada saat kecelakaan, karena kepala juga tidak etis untuk diikat, padahal
sebenarnya perlindungan pada leher itu penting.
- Contoh untuk lumbal: seseorang naik ke atas genteng lalu terjatuh dengan posisi duduk. Pada saat itu
tiba2 tidak bisa berdiri, ternyata ketika di cek terjadi faktur conus cauda. Hal ini sangat berbahaya. Itu
artinya pada bagian motoriknya mengalami paraplegi (gangguan motorik & seksorik pada ekstremitas
bawah). Jika pada bagian cervical yang terkena trauma biasanya disebut sebagai tetraplegia
(kelumpuhan terjadi pada keempat ekstremitas).
- Kedua tungkai diinervasinya oleh serat2 saraf cauda equina. Conus, yaitu ujung bawah dari medula
spinalis, mengandung sel2 neuron. Conus dapat mengalami kerusakan karena jatuh, ataupun karena
tulang vertebra yang tergeser. Jika terjadi lesi/kerusakan pada neuron, maka sudah sangat sulit
diperbaiki, bahkan 100 tahunpun tidak akan bisa mengalami perbaikan. Bahkan sel punca/stem cell-
pun tetap tidak bisa memperbaikinya (karena tidak bisa tumbuh sendiri/harus diimplantasi untuk bisa
hidup kembali, kadang juga terjadi reject dari tubuh pasien, dan dapat juga tumbuh secara tidak
terkendali menjadi semacam tumor). Namun sekarang teknik yang lebih baik adalah electrical
simulation implantation, mungkin sangat mahal.
- Ada kasus: pasien muda <20 tahun, datang dengan keluhan tiba2 lumpuh, miksi defekasi terganggu.
1-2 bulan ditempat tidur di RS saja. Jika tidak dirawat dengan baik, miksi defekasi jadi kotor di kasur,
dibersihkan namun tidak cukup cepat, dapat terjadi ulcus decubitus yang sekaligus terinfeksi karena
terkontaminasi miksi defekasi yang tidak bersih. Setelah 10 bulan orangnya akhirnya meninggal
(pelayanan kesehatan yang masih kurang memadai).
- HNP biasanya terjadi tiba2/akut, namun dapat juga terjadi kronis/lama (jika karena infeksi, gangguan
vaskularisasi, tumor dsb). HNP juga dapat mengenai medula spinalis. Namun kita ingat bahwa medula
spinalis dilapisi oleh leptomeningen, yaitu duramater, arachnoid, dan piamater. Struktur inilah yang
akan lebih dahulu terkena, barulah mengenai medula spinalis. Namun kerusakan medula spinalis
karena HNP biasanya tidak total. Kerusakan yang total biasanya dikarenakan adanya
trauma/jatuh/cedera hebat.
- Hemispinal transection/separuh ! sangat jarang terjadi. Hanya sering
terjadi waktu dahulu saat perang dunia pertama. Pada saat itu perang
masih menggunakan bayonet (sejenis alat tusuk). Jika tertusuk bagian
punggung, dapat hanya mengenai sebelah dari medula spinalis saja,
sehingga dapat terjadi hemispinal transection (Brown-sequard
syndrome).
- Myelitis: radang pada med spin. Mielopati: penyebabnya lebih banyak,
bukan hanya infeksi, namun bisa karena vaskularisasi terganggu,
trauma, autoimun, metabolik disease, hingga idiopatik.

Gambar 5. Brown-Sequard
Syndrome.
Sumber: Snell Clinical Neuroanatomy.
ET
4
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS SKDI 3A
1. CMDT 2013. p. 818
2. Panduan Praktis Diagnosis & Tatalaksana Penyakit Saraf, 2009. p. 124
3. Kapita Selekta p. 54

HNP dapat memberikan gejala yang bervariasi, tergantung pada daerah tulang punggung mana yang
mengalami HNP. Daerah yang paling sering terjadi HNP adalah pada bagian leher (servikal) dan bagian
punggung bagian bawah (lumbal). Jika HNP terjadi pada bagian servikal, maka akan menyebabkan nyeri
pada leher (neck pain). Jika HNP terjadi pada bagian lumbal, maka akan menyebabkan nyeri pada
punggung bagian bawah (low back pain).

HNP NECK PAIN
Penyebab nyeri leher tidak hanya HNP, penyebab lainnya akan dibahas pada differential diagnosis. HNP
pada leher akan menyebabkan nyeri radikuler (nyeri yang menjalar ke lengan sesuai dengan persarafan
dermatom, meskipun terkadang tidak sesuai dengan lokasi dermatom).
1,2


MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri radikuler di leher dan bahu yang menyebar ke lengan, muncul ketika terjadi perubahan posisi
pada leher, dan terdapat pergerakan leher yang terbatas.
2

- Ketika ada peningkatan tekanan intraabdominal seperti batuk, bersin, atau jika terdapat beberapa
pergerakan pada leher, maka nyeri akan muncul, dan dapat pula terjadi spasme pada otot-otot
servikal.
1


PEMERIKSAAN FISIK
- Observasi: perhatikan sikap tubuh saat anamnesis. Perhatikan terutama pada posisi leher dan kepala.
Biasanya pasien menekukkan kepala menjauhi sisi yang cedera dan leher terlihat kaku. Gerakan leher
otomatis terbatas.
2

- Palpasi: kaku & nyeri pada sisi otot maupun radiks saraf yang terkena.
2

- Pemeriksaan motorik: penting untuk menentukan tingkat radiks servikal yang terkena sesuai distribusi
dermatom:
2

Kelemahan abduksi bahu ! C5.
Kelemahan fleksi siku dan ekstensi pergelangan tangan ! C6.
Kelemahan ekstensi siku dan fleksi pergelangan tangan ! C7.
Kelemahan ekstensi ibu jari dan deviasi ulnar pergelangan tangan ! C8.
Penurunan refleks biseps ! C5-C6.
Penurunan refleks triseps ! C7-C8.
- Pemeriksaan sensorik: penting untuk diperhatikan. Biasanya pada HNP servikal
terjadi juga penurunan sensitivitas. Namun, seringkali tidak dapat menunjukkan
dermatom yang terlibat (persarafan sensorik tumpang tindih), serta
pemeriksaan ini sangat subyektif.
1,2

- Tes provokasi:
2

Spurling test: posisi leher ekstensi, kemudian kepala
dirotasikan ke salah satu sisi, kemudian diberi tekanan ke
bawah pada puncak kepala. Tes dikatakan positif jika
terdapat nyeri radikuler kearah ekstremitas ipsilateral sesuai
arah rotasi kepala.
Cervical distraction test (untuk pasien yang masih dengan
nyeri kepala): pasien posisi berbaring terlentang, kemudian
dilakukan penarikan (distraksi) leher secara manual. Tes
dikatakan positif bila nyeri servikal berkurang.
Gambar: Spurling Test.
Gambar: Cervical Distraction Test.
RANGKUMAN
ET
5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2

- Foto polos servikal AP, lateral, dan oblik.
- CT scan servikal (CT scan servikal memang harus dilakukan jika terdapat trauma leher).
- MRI servikal: metode yang terbaik untuk menilai kerusakan pada leher.
- EMG (elektromiografi): EMG digunakan untuk memastikan spasme otot yang terjadi memang bersifat
neurogenik (karena artritis juga dapat menyebabkan spasme otot). EMG juga dapat menentukan
tingkat kompresi radiks.

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
1
- Penyebab nyeri leher lainnya adalah leher terkilir (cervical strain/sprains)
akut atau kronik, osteoarthritis, ankylosing spondylitis, reumatoid artritis,
fibromyalgia, osteomyelitis, neoplasma, polymyalgia rheumatica, fraktur
kompresi, nyeri leher yang berasal dari penjalaran organ lain (cth: angina),
dan gangguan fungsional.

PENATALAKSANAAN
- Bila gejala berat ! tirah baring/bed rest. Pada tahap akut hindari pergerakan leher yang berlebihan.
Edukasi pasien mengenai posisi leher yang benar, dan anjurkan penggunaan cervical collar. Cervical
collar dianjurkan dipakai sepanjang hari. Jika sudah membaik, maka collar dapat
digunakan hanya pada keadaan khusus saja (cth: menyetir kendaraan). Bila
gejala sudah hilang, maka dapat dilepas.
2

- Dapat juga dilakukan cervical traction. Obat yang dapat diberikan adalah
analgesik NSAIDs untuk mengurangi rasa nyeri leher pasien.
1

- Jika terapi konservatif gagal, dapat dilakukan injeksi kortikosteroid epidural pada
daerah servikal. Tindakan bedah dilakukan jika nyeri tidak mereda dan terjadi
kelemahan yang semakin progresif meskipun telah diberikan terapi konservatif.
Dekompresi secara bedah ini biasanya memberikan hasil yang memuaskan pada
70-80% pasien.
1


HNP LOW BACK PAIN
ESSENTIALS OF DIAGNOSIS
1

- Nyeri pada saat fleksi pinggang ataupun pada saat duduk terlalu lama.
- Nyeri radikular dengan kompresi pada struktur neural.
- Kelemahan dan mati rasa/baal pada ekstremitas bawah.

GAMBARAN UMUM
- HNP lumbal biasanya terjadi karena mengangkat beban yang berat dengan posisi fleksi punggung,
sehingga menyebabkan terjadinya herniasi dari nukleus pulposus. Biasanya terjadi pada usia 30-50
tahun (proses degeneratif).
1

- Bagian yang paling sering terkena adalah L5-S1 (90% kasus).
1

- Nyeri radikular disebabkan karena HNP mengkompresi struktur-
struktur saraf disekitarnya, seperti sciatic nerve. Jika kompresi terjadi
pada medula spinalis, maka dapat menyebabkan cauda equine
syndrome, yang membutuhkan tindakan bedah segera.
1


MANIFESTASI KLINIS
- Nyeri punggung bagian bawah pada diskus yang terkena, onset dapat
perlahan-lahan, dan dapat juga mendadak. Nyeri terjadi karena regangan ligamentum longitudinalis
posterior (diskusnya sendiri tidak memiliki persarafan nyeri).
1,3

Gambar 1. Cervical
Traction.
Gambar: Cervical Collar.
Gambar: Sciatic Nerve.
ET
6
- Nyeri khas: memberat saat aktivitas, mengedan, batuk, atau bersin. Gejala juga memberat jika
melakukan fleksi pinggang, seperti membungkuk dan duduk dalam waktu yang cukup lama (cth:
duduk di mobil untuk menyetir).
1,3

- Nyeri hilang ketika pasien berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit
difleksikan.
3

- sciatica menyebabkan nyeri seperti tersetrum listrik (electric shock-like), menjalar sepanjang kaki
pada bagian posterior/posterolateral, mulai dari pinggul ke bawah. Biasanya disertai baal dan
kesemutan. Gejala-gejala ini dapat dibangkitkan dengan tes Laseque (nyeri akan muncul pada
pengangkatan kaki 30-40
o
).
1,3

- Jika hernia yang terjadi cukup signifikan, dapat terjadi kelemahan dan baal:
1

Kelemahan pada saat plantar fleksi ! L5/S1.
Kelemahan pada saat dorsofleksi jari-jari kaki ! L4/L5.
- Kecurigaan terjadi sindrom kauda equina adalah jika terdapat baal perianal, atoni sfingter ani,
inkontinensia urin, inkontinensia alvi (kesulitan defekasi), saddle anesthesia (kehilangan sensorik pada
daerah selangkangan, gluteus & perineum), paralisis progresif.
1,2


PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Foto polos tulang belakang, namun sudah jarang dilakukan karena sudah terdapat CT scan. Namun
foto polos dapat melihat adanya skoliosis, lordosis, penyempitan sela intervertebra (disk space
narrowing), hingga osteoarthritis. Pada HNP bisa terlihat penyempitan sela intervertebra.
1,3

- MRI merupakan modalitas terbaik untuk menilai tingkat dan morfologi hernia yang terjadi, serta
menentukan untuk dilakukannya terapi pembedahan.
1

- CT scan, kegunaannya sangat baik, bahkan ketelitiannya dalam mengevaluasi gangguang radiks lebih
baik dari pada MRI.
3


PENATALAKSANAAN
- Pada keadaan nyeri harus dilakukan bed rest, sekitar 48 jam.
1

- 1
st
line treatment ! modifikasi aktivitas (hindari aktivitas yang memperberat nyeri, membungkuk atau
mengedan, edukasi pasien untuk berpostur badan tegak), NSAIDs dan analgesik lainnya, fisioterapi,
penggunaan korset lumbal untuk mencegah gerakan lumbal yang berlebihan (untuk nyeri ringan),
hingga McKenzie exercises.
1


Gambar: McKenzie Exercises.
- Kortikosteroid injeksi epidural dan tranforaminal dapat cukup bermanfaat, terutama untuk mengatasi
nyeri radikularnya, namun hanya bertahan 3 bulan. Biasanya dilakukan untuk menunda tindakan
operasi.
1

- Oral prednisone dapat digunakan untuk mengurangi inflamasi & mengurangi gejala skiatika akut,
dengan dosis awal 1 mg/kgBB sekali sehari, kemudian dilanjutkan dengan dosis tapering off 10 hari.
- Co-analgesics untuk nyeri neuropatiknya seperti gabapentin, pregabalin, atau antidepresan trisiklik,
dapat cukup berguna.
1

- Operasi menghasilkan outcome yang lebih baik dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima
terapi konvensional.
1

- Pada pasien dengan nyeri yang sangat hebat dianjurkan untuk tirah baring total pada alas ranjang
yang keras.
3

- Indikasi operasi: kegagalan respons terapi konservatif, adanya penekanan diskus pada kauda equina,
kompresi radiks dengan defisit motorik (kelumpuhan quadriceps/tidak dapat melakukan dorsofleksi).
3

Anda mungkin juga menyukai