Anda di halaman 1dari 15

1

I. JUDUL
Penggunaan Kitosan Limbah Udang Sebagai Absorben Logam Berat Pada Limbah Cair
Industri Tekstil.
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Sampai saat ini industri tekstil masih merupakan tulang punggung ekspor
nasional. Namun ini juga membawa dampak negatif terhadap kualitas lingkungan karena
sangat disadari bahwa setiap proses produksi suatu industri pasti akan menghasilkan
limbah. Pada Industri tekstil prosesnya membutuhkan jumlah air yang cukup banyak
sebagai media pelarut bahan pewarna dan zat kimia lainnya. Dari proses ini, tidak dapat
dihindari akan dihasilkan limbah cair yang cukup banyak yang mengandung bahan
pencemar.
Limbah cair tekstil umumnya bersifat asam atau alkali dengan bahan organik
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya nilai BOD (Biological Oxygen Demand) dan
COD nya. Limbah cair tekstil juga mengandung sisa-sisa bahan pewarna seperti fenol
dan juga logam berat seperti Cr, Br, Fe, Mn, Cu, dan Cd. Untuk tubuh, limbah logam
berat dapat mengganggu system peredaran manusia dimana logam-logam yang
terkandung dalam hemoglobin yang saat tertentu dapat terjadi penumpukan dalam system
peredaran darah dan terjadi penyumbatan pembuluh darah. tentu dapat mengganggu
system transportasi tubuh. dan akibat terberat adalah menyebabkan kematian. Limbah
Logam berat sangatlah bebahaya apabila terlepas secara bebas dialam, dimana tidak
adanya suatu tahap pengolahan limbah guna mengurangi kadar logam yang sesuai
ambang batas kadar logam untuk dilepas kealam bebas. dimana kita ketahui bersama
akan pengolahan limbah yang sulit mengalami penguraian oleh mikroorganisme.
Pengolahan limbah tekstil pada umumnya menggunakan prinsip koagulasi dan
flokulasi. Sebagai bahan koagulasi dan flokulasi banyak dipakai bahan kimia seperti ferri
sulfat, selulosa, protein dan senyawa polimer lainnya. Meskipun penggunaan bahan-
bahan kimia dalam proses pengolahan limbah dapat meningkatkan kualitas limbah, yaitu
dengan cara menghilangkan atau mengurangi polutan, tetapi penggunaan bahan kimia ini
juga akan menghasilkan permasalahan baru terhadap lingkungan yaitu membentuk
limbah hasil pengolahan. Untuk itu, perlu dicari alternatif koagulasi dan flokulasi lain
2

yang ramah lingkungan sebagai pengganti bahan kimia pada proses pengolahan limbah
industri tekstil tersebut.
Penggunaan biomaterial merupakan salah satu teknologi yang dapat
dipertimbangkan untuk menghilangkan bahan pencemar perairan, mengingat meterialnya
mudah didapatkan dan membutuhkan biaya yang relatif murah sebagai bahan penyerap
senyawa beracun dalam air limbah.
Udang merupakan anggota filum Arthropoda, sub filum Mandibulata dan
tergolong dalam kelas Crustacea. Seluruh tubuh terdiri dari ruas ruas yang terbungkus
oleh kerangka luar atau eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin dan diperkuat oleh bahan
kapur kalsium karbonat. Sebagian besar limbah udang yang dihasilkan oleh usaha
pengolahan udang berasal dari kepala, kulit dan ekornya. Kulit udang mengandung
protein (25%- 40%), kitin (15%-20%) dan kalsium karbonat (45%-50%).
Saat ini budidaya udang telah berkembang dengan pesat sehingga udang dijadikan
komoditas ekspor non migas yang dapat dihandalkan dan merupakan biota laut yang
bernilai ekonomis tinggi. Udang pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan
yang memiliki nilai gizi tinggi. Udang di Indonesia pada umumnya diekspor dalam
bentuk beku yang telah dibuang kepala, ekor dan kulitnya. Limbah udang dapat
dimanfaatkan menjadi senyawa Chitosan. Namun sampai saat ini limbah tersebut belum
diolah dan dimanfaatkan secara maksimal sehingga menyebabkan pencemaran
lingkungan khususnya bau dan estetika lingkungan yang buruk.
Limbah yang dihasilkan dari proses pembekuan udang, pengalengan udang, dan
pengolahan kerupuk udang berkisar antara 30% - 75% dari berat udang. Dengan
demikian jumlah bagian yang terbuang dari usaha pengolahan udang cukup tinggi
(Anonim, 1994). Limbah kulit udang mengandung konstituen utama yang terdiri dari
protein, kalsium karbonat, khitin, pigmen, abu, dan lain-lain.
Limbah udang yang berupa kulit, kepala, dan ekor dengan mudah didapatkan.
Kulit udang yang mengandung senyawa kimia khitin dan khitosan merupakan limbah
yang mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang banyak, yang selama ini belum
termanfaatkan secara optimal. Senyawa ini dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan
penyerap logam-logam berat yang dihasilkan oleh limbah industri. Hal ini dimungkinkan
karena senyawa khitin dan khitosan mempunyai sifat sebagai bahan pengemulsi
3

koagulasi, reaktifitas kimia yang tinggi dan menyebabkan sifat polielektrolit kation
sehingga dapat berperan sebagai penukar ion (ion exchanger) dan dapat berfungsi sebagai
absorben terhadap logam berat dalam air limbah. Karena berperan sebagai penukar ion
dan sebagai absorben maka khitin dan khitosan dari limbah udang berpotensi dalam
memcahkan masalah pencemaran lingkungan perairan dengan penyerapan yang lebih
murah dan bahannya mudah didapatkan.
III. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas, maka permasahan yang
dibahas dalam program ini adalah:
1. Bagaimana cara memanfaatkan limbah udang menjadi penyerap logam berat?
2. Bagaimana memproses pemanfaatan limbah udang menjadi penyerap limbah
logam berat?
3. Bagaimana keuntungan menggunakan limbah udang sebagai penyerap limbah
logam berat?
IV. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memanfaatkan limbah udang yang belum dapat dimanfaatkan secara
maksimal oleh masyarakat.
2. Mendiskripsikan pengetahuan dan pengenalan kepada Industri tekstil bahwa
sampah plastik dapat dimanfaatkan sebagai penyerap limbah logam berat.
3. Mengurangi limbah berat yang berdar pada lingkungan industri tekstil.
V. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah:
1. Meningkatkan karya kreatifitas inovatif mahasiswa dalam rangka bereksperimen
dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat guna
2. Masyarakat dapat memanfaatkan limbah udang yang pemanfaatannya masih
kurang efektif
3. Pemerintah dapat mengembangkan proses daur ulang limbah udang menjadi
penyerap limbah logam berat


4

VI. KEGUNAAN
Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah:
1. Meningkatkan inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat
dimanfaatkan dalam bidang teknologi.
2. Untuk meningkatkan kreatifitas dan penalaran pada pengembangan ilmu
teknologi tepat guna.
3. Memperkenalkan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan Limbah udang
sebagai penyerap limbah logam berat
VII. TINJAUAN PUSTAKA
Udang merupakan anggota filum Arthropoda, sub filum Mandibulata dan
tergolong dalam kelas Crustacea. Udang adalah binatang yang hidup di perairan,
khususnya sungai, laut, atau danau. Udang biasa dijadikan makanan laut (seafood).
Seluruh tubuh terdiri dari ruas ruas yang terbungkus oleh kerangka luar atau
eksoskeleton dari zat tanduk atau kitin dan diperkuat oleh bahan kapur kalsium
karbonat.
Saat ini budidaya udang telah berkembang dengan pesat sehingga udang dijadikan
komoditas ekspor non migas yang dapat dihandalkan dan merupakan biota laut yang
bernilai ekonomis tinggi. Udang pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan makanan
yang memiliki nilai gizi tinggi. Udang di Indonesia pada umumnya diekspor dalam
bentuk beku yang telah dibuang kepala, ekor dan kulitnya. Limbah udang dapat
dimanfaatkan menjadi senyawa Chitosan. Namun sampai saat ini limbah tersebut belum
diolah dan dimanfaatkan secara maksimal sehingga menyebabkan pencemaran
lingkungan khususnya bau dan estetika lingkungan yang buruk.
Saat ini di Indonesia sebagian kecil dari limbah udang sudah termanfaatkan
dalam hal pembuatan kerupuk udang, petis, terasi, dan bahan pencampur pakan
ternak. Manfaatnya di berbagai industri modern banyak sekali seperti industri farmasi,
biokimia, bioteknologi, biomedikal, pangan, kertas, tekstil, pertanian, dan kesehatan.
Khitin dan khitosan serta turunannya mempunyai sifat sebagai bahan pengemulsi
koagulasi dan penebal emulsi (Lang, 1995).
Sebagian besar limbah udang berasal dari kulit, kepala, dan ekornya. Fungsi kulit
udang tersebut pada hewan udang (hewan golongan invertebrata) yaitu sebagai
5

pelindung (Neely dan Wiliam, 1969). Kulit udang mengandung protein (25 % - 40%),
kalsium karbonat (45% - 50%), dan khitin (15% - 20%), tetapi besarnya kandungan
komponen tersebut tergantung pada jenis udangnya. sedangkan kulit kepiting
mengandung protein (15,60% - 23,90%), kalsium karbonat (53,70 78,40%), dan khitin
(18,70% - 32,20%), hal ini juga tergantung pada jenis kepiting dan tempat hidupnya
(Focher et al., 1992). Kandungan khitin dalam kulit udang lebih sedikit dari kulit
kepiting, tetapi kulit udang lebih mudah didapat dan tersedia dalam jumlah yang banyak
sebagai limbah, lengkapnya ada pada table 1. Berikut adalah susunan kandungan kimia
limbah udang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1. Kandungan Kitin dan Protein Berdasarkan Berat Kering Pada Limbah
Crustaceae(%)

Tabel 2. Kandungan Kimia Limbah Udang (%)

Khitin [-(1-4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-Glukosamin)] dengan
Rumus molekul C
18
H
26
N
2
O
10
termasuk golongan polisakarida yang mempunyai berat
molekul tinggi. Kitin adalah Zat padat yang tak berbentuk (amorphous). Kitin juga
6

polimer khusus Tak larut dalam air, asam anorganik encer, alkali encer dan pekat,
alkohol, dan pelarut organik lainnya tetapi larut dalam asam-asam mineral yang pekat.
Khitosan (-1,4-2 amino-2-dioksi-D-glukosa) adalah khitin yang terdeasetilasi
sebanyak mungkin. Khitosan juga merupakan suatu polimer multifungsi karena
mengandung tiga jenis gugus fungsi yaitu asam amino, gugus hidroksil primer dan
skunder. Khitosan mempunyai kreatifitas kimia yang tinggi (Tokura, 1995). Khitosan
tidak larut dalam air, larutan basa kuat, sedikit larut dalam HCl dan HNO
3
, dan H
3
PO
4
,
dan tidak larut dalam H
2
SO
4
.
Cara untuk memisahkan limbah berat yang biasanya adalah TDS (Total Dissolved
Solid) adalah dengan proses Koagulasi-flokulasi. Pada proses koagulasi terjadi
destabilisasi koloid dan partikel dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan
pembubuhan bahan kimia yang disebut koagulan (Disini kita sebut kitosan limbah
udang). Akibat pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi tidak
stabil karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif. Proses ini
berlanjut dengan pembentukan ikatan antara ion positif dari koagulan dengan ion negatif
dari partikel dan antara ion positif dari partikel dengan ion negatif dari koagulan yang
menyebabkan pembentukan inti flok (presipitat).
Segera setelah terbentuk inti flok, diikuti oleh proses flokulasi, yaitu
penggabungan inti flok menjadi flok berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel
dapat mengendap. Penggabungan flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya
tumbukan antar flok. Tumbukan ini terjadi akibat adanya pengadukan lambat.
VIII. METODE PELAKSANAAN
Penelitian direncanakan melalui 5 tahap :
Tahap 1. Pencucian dan Pengeringan
Limbah cangkang udang dicuci dengan air mengalir, dikeringkan di bawah sinar
Matahari sampai kering,
Tahap 2. Penghalusan
Lalu digiling sampai menjadi serbuk ukuran 40-60 mesh.
Tahap3. Dimineralisasi
Kemudian dicampur asam klorida 1-8% pada suhu kamar dengan perbandingan
10:1 untuk pelarut dibanding kulit udang, lalu dipanaskan pada suhu 90C selama 1-3
7

jam. Residu berupa padatan dicuci dengan air sampai pH netral dan selanjutnya
dikeringkan dalam oven pada suhu 80C selama 24 jam.
Demineralisasi sempurna dapat dicapai dengan memakai asam yang secara
stokiom`etrik melebihi kandungan mineral. Jika reaksi demineralisasi terlampau lama
sampai 24 jam maka degradasi kitin akan terjadi (Synoweiecky and Al-Khateeb, 2003).
Proses demineralisasi menggunakan berbagai pereaksi asam seperti HCl, HNO
3
, H
2
SO
4
,
CH
3
COOH, dan HCOOH, umumnya menggunakan HCl dengan konsentrasi 0,275 - 1 N,
dengan kisaran suhu perendaman 20 sampai dengan 22. Perendaman pada suhu
kamar lebih banyak dilakukan untuk meminimalkan hidrolisis pada rantai polimer. Proses
ini bertujuan memisahkan kitin dari CaCO
3
(Roberts, 1992).
Tahap 4. Deproteinisasi
Limbah udang yang telah dimineralisasi kemudian dicampur dengan larutan
kalium atau natrium hidroksida 3,5 persen dengan perbandingan antara pelarut dan
cangkang udang 6:1. Selanjutnya dipanaskan pada suhu 90C selama satu jam. Larutan
lalu disaring dan didinginkan sehingga diperoleh residu padatan yang kemudian dicuci
dengan air sampai pH netral dan dikeringkan pada suhu 80C selama 24 jam.
Tahap 5. Deasetilisasi khitin menjadi khitosan
Kitin yang diperoleh dari proses deproteinisasi tidak dapat larut dalam sebagian
besar pereaksi kimia. Untuk memudahkan kelarutannya, maka kitin dideasetilasi dengan
pelarut alkali menjadi kitosan. Setelah melalui proses deasetilasi maka daya adsorbsi kitin
meningkat dengan bertambahnya gugus amina. Perubahan kitin menjadi kitosan dapat
dilakukan secara enzimatis dan kimiawi (Muzzarelli, 1977). Proses perubahan kitin
menjadi kitosan dapat dilihat pada Gambar 1. Khitosan dibuat dengan menambahkan
sodium hidroksida (60 persen) dengan perbandingan 20:1 (pelarut dibanding khitin), lalu
dipanaskan selama 90 menit dengan suhu 140C. Larutan kemudian disaring untuk
mendapatkan residu berupa padatan, lalu dilakukan pencucian dengan air sampai pH
netral, kemudian dikeringkan dengan oven suhu 70C selama 24 jam.
8


Gambar 1. Perubahan Kitin Menjadi Kitosan (Iranian Polimer Jurnal,2002)
Beberapa variasi deasetilasi dapat dilihat pada Tabel 3.


Tabel 3. Variasi Deasetilasi








9

IX. JADWAL KEGIATAN
No Kegitan Bulan
I II III IV
A Persiapan
1 Persiapan rancangan kerja
2 Persiapan alat
3 Persiapan bahan
B Pelaksanaan
C Penyusunan laporan


X. ANGGARAN BIAYA
ALAT
NAMA ALAT JUMLAH HARGA
Ayakan 1 Rp. 20.000,00
Blender 1 Rp. 200.000,00
Oven Listrik 1 Rp. 350.000,00
Ember 2 Rp. 80.000,00
Kertas PH 2 Rp. 100.000,00
Cobek 1 Rp. 100.000,00
Tempat Pengeringan 2 Rp. 200.000,00
Total Rp. 1.050.000,00




10

BAHAN
NAMA ALAT JUMLAH HARGA
HCL 0,1 N 1 lt Rp. 80.000,00
NaOH 500 ml Rp. 40.000,00
Limbah Udang 100 Kg Rp. 2.000.000,00
Total Rp. 2.120.000,00

Total Alat dan Bahan: Rp. 3.170.000,00

XI. DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2012.Kandungan nutrisi udang. http://mensting.site90.net/kandungan nutrisi
udang.html. Diunduh pada tanggal 16 April 2013
Anonymous.2013.Manfaat kulit udang. http://klik77.blogspot.com/2013/03/update-manfaat-
kulit -udang-terhadap.html#ixzz2RITCQUvd. Diunduh pada tanggal 16 April 2013
Kompas.2008.Limbah kulit udang untuk diabetes dan hipertensi.http://nasional.kompas.com
/read/2008/01/10/23135026/Chitosan.Limbah.Kulit.Udang.untuk.Diabetes.dan.Hipertensi
. Diunduh pada tanggal 16 April 2013
Anonymous.2006.Limbah kulit udang. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0107/06/ipt02.
html. Diunduh pada tanggal 17 April 2013
Anonymous.2012.Khitin Chitosan. http://www.unila.ac.id/~fp-ikan /index.php? Option=com
content &task=view&id=90&Itemid=123. Diunduh pada tanggal 17 April 2013
Anonymous.2007.Proses limbah kulit udang.http://www.enchantedlearning/shrimp_pr intout.
27 November 2007. Diunduh pada tanggal 18 April 2013
Mandorkawat.2009.Limbah logam berat. http://mandorkawat2009.Wordpress.com/tag/
pencemaran-lingkungan-akibat-logam-berat/.Diunduh pada tanggal 18 April 2013
Bagus.2012.Limbah logam berat. http://www.artikelbagus.com/2012/01/limbah-logam berat .
html. Diunduh pada tanggal 19 April 2013
Markus, Ali.2009.Pencemaran lingkungan akibat logam berat.http://mandorkawat2009
.wordpress.com/tag/pencemaran-lingkungan-akibat-logam-berat/. Diunduh pada tanggal
20 April 2013
Anonymous.2013.Pencemaran lingkungan akibat logam berat. http://rudyct.topcities.com
/pps 702_71034/marganof.html. Diunduh pada tanggal 21 April 2013
11

XII. LAMPIRAN
1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
Biodata Ketua Kelompok
Informasi Personal
1. Nama : Reza Yudhistira
2. Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 19 Oktober 1994
3. NIM : 21030112060056
4. Jurusan : PSD III Teknik Kimia
5. Universitas : Universitas Diponegoro
6. Alamat Rumah :
7. Alamat email : reza_si_pandawa@yahoo.com

Kualifikasi Akademik
1. SD Negeri Bekasi Jaya Indah XIII (2000-2006)
2. SMP Negeri 3 Bekasi (2006-2009)
3. SMA Korpri Bekasi (2009-2012)
4. Universitas Diponegoro, Fakultas Teknik, PSD III Teknik Kimia (2012-Sekarang)
Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat
1. PKM-KC Briket Bonggol Jagung
2. PKM-GT KBK (Kurikulum Berbasis Kebudayaan)
3. Lomba karya tulis ilmiah mahasiswa tingkat nasional Agrotechs Fair 2013
TEKNOLOGI KLONING PADA MANUSIA : ANUGERAH ATAU PETAKA?


Ketua Pelaksana,



Reza Yudhistira
12

Anggota Pelaksana 1
Informasi Personal
1. Nama : Bambang Adhi Permono
2. Tempat, tanggal lahir: Semarang, 12 Desenber 1993
3. NIM : 21030112060057
4. Jurusan : PSD III Teknik Kimia
5. Universitas : Universitas Diponegoro
6. Alamat Rumah : Jl. Aribuana no. 37 Semarang
7. Alamat email : Bam2g_race@yahoo.co.id

Kualifikasi Akademik
1. SDN karang ayu 01 Semarang (2000-2006)
2. SMPN 30 Semarang (2006-2009)
3. SMAN 7 Semarang (2009-2012)
4. Universitas Diponegoro, Fakultas Teknik, PSD III Teknik Kimia (2012-Sekarang)
5.
Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat
1. PKM-K Nasi jagung rasa nano nano
2. PKM-GT KBK (Kurikulum Berbasis Kebudayaan)
3. Lomba karya tulis ilmiah mahasiswa tingkat nasional Agrotechs Fair 2013
TEKNOLOGI KLONING PADA MANUSIA : ANUGERAH ATAU PETAKA?

Anggota Pelaksana,


Bambang Adhi Permono


13

Anggota Pelaksana 2
Informasi Personal
1. Nama : Sigit Wursito Hutomo
2. Tempat, tanggal lahir : Sukoharjo, 21 Maret 1995
3. NIM : 21030112060047
4. Jurusan : PSD III Teknik Kimia
5. Universitas : Universitas Diponegoro
6. Alamat Rumah : Jl. Raya km. 03 banjarsari Ciamis
7. Alamat email : Sigitwursito@gmail.com

Kualifikasi Akademik
1.
2. SMP (2006-2009)
3. SMAN 1 Banjarsari (2009-2012)
4. Universitas Diponegoro, Faskultas Teknik, PSD III Teknik Kimia (2012-Sekarang)
Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat
1. PKM-

Anggota Pelaksana,


Sigit Wursito Hutomo




14


Anggota Pelaksana 3
Informasi Personal
1. Nama : Helmi Sopari
2. Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 2 Agustus 1994
3. NIM : 21030112060093
4. Jurusan : PSD III Teknik Kimia
8. Universitas : Universitas Diponegoro
9. Alamat Rumah : jl. Air tanjung no. 42 Tasikmalaya
10. Alamat email : helmi.t7@gmail.com

Kualifikasi Akademik
1. SDN kawalu 2 (2000-2006)
2. SMPN 2 Tasikmalaya (2006-2009)
3. SMAN 1 Tasikmalaya (2009-2012)
4. Universitas Diponegoro, Faskultas Teknik, PSD III Teknik Kimia (2012-Sekarang)
Karya Ilmiah Yang Pernah Dibuat
1. PKM-K Nata De Fruity
2. PKM-GT KBK (Kurikulum Berbasis Kebudayaan)
3. Lomba karya tulis ilmiah mahasiswa tingkat nasional Agrotechs Fair 2013
Yoghurt Susu Kambing

Anggota Pelaksana,


Helmi Sopari

15


1. Biodata Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Hadi Suyanto, M.Si
b. NIDN : 00-2511-4801
c. Fakultas/Program studi : Teknik / Diploma III Teknik Kimia
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Waktu Untuk Kegiatan PKM : 8 jam/minggu


Semarang, Mei 2013


Ir. Hadi Suyanto, M.Si

Anda mungkin juga menyukai