Anda di halaman 1dari 12

Putri Adisti Hasanah

Resume Harmoni III


Pengembangan dari Akor V
7

I. Akor dominan sembilan (V
9
)
Akor dominan sembilan adalah akor V
7
dengan tambahan nada ke sembilan dari
nada alasnya

Inversi akor V
9
:
Inversi I: V

dengan terts sebagai bas


Inversi II: V

dengan septim sebagai bas


Penulisan akor V
9,
V

, dan V



dalam harmoni empat suara:
Nada kuint dihilangkan
Nada sembilan selalu berada pada posisi sopran

Dua suara atas (sopran dan alto) tidak boleh membentuk interval sekonde,
sehingga interval oktaf plus sekonde diperbolehkan

Contoh penggunaan akor V
9,
V

, dan V



dalam progresi empat suara:
Interval kuart augmented dan kuint diminished diselesaikan seperti pada
penyelesaian pada akor V
7



II. Akor dominan tiga belas (V

)
Akor dominan tiga belas adalah akor V
7
dengan tambahan nada ke tiga belas
dari nada alasnya. Nada ke tiga belas sama dengan nada sekta dari nada
alasnya

Inversi akor V

:
Inversi I: V

dengan terts sebagai bas


Inversi II: V

dengan septim sebagai bas


Penulisan akor V

,
V

, dan V



dalam harmoni empat suara:
Nada kuint diganti dengan nada sekta
Nada sekta selalu berada pada posisi sopran

Contoh penggunaan akor V
9,
V

, dan V



dalam progresi empat suara
Interval kuart augmented dan kuint diminished diselesaikan seperti pada
penyelesaian pada akor V
7

Nada Nonharmonik (Nonchord Tones)

Dalam penggarapan harmoni empat suara, tidak semua nada yang digunakan
adalah nada yang masuk dalam pembentukan akor. Ada nada-nada yang
digunakan dengan tujuan memberikan keleluasaan bergerak sehingga melodi
yang dihasilkan tidak terdengar kaku dan lebih indah. Nada di luar akor ini, yang
digunakan dalam penggarapan harmoni, disebut nada nonharmonik.

Nada-nada nonharmonik digunakan dengan cara disisipkan diantara nada-nada
harmonik. Cara penyisipannya bergantung dengan jenis nada nonharmonik yang
ingin disisipkan.

Jenis-jenis nada nonharmonik:
1. Nada ganti (changing tones)
Nada ganti adalah nada dengan interval sekonde yang disisipkan ditengah
dua nada akor dengan pitch yang sama. Nada ganti diletakkan pada ketukan
yang lebih lemah dibanding nada pokoknya. Penggunaan nada ganti sering
ditemukan pada akor yang sama, namun dapat juga digunakan pada
pergantian akor.
Contoh:

Nada ganti bersifat menyisipkan nada nonharmonik di antara nada harmonik.
2. Nada lintas (passing tones)
Nada lintas adalah nada yang selalu bergerak searah (hanya ke atas atau
hanya ke bawah) dengan interval sekonde dari suatu akor ke akor berikutnya.
Nada lintas digunakan pada ketukan yang lebih lemah dari ketukan nada
pokoknya.
Contoh:

Nada lintas bersifat menyisipkan nada nonharmonik di antara nada harmonik.
3. Suspensi (the suspension)
Suspensi adalah penahanan. Pada saat pergantian akor, nada sopran pada
akor pertama ditahan sampai akor tersebut beganti dan kemudian melangkah
ke nada akor yang berikutnya.
Ada tiga tahap dalam suspensi yaitu persiapan, suspensi, dan resolusi. Nada
yang ditahan pada akor pertama disebut persiapan suspensi. Persiapan
suspensi terletak di ketukan yang relatif ringan. Ketika tersebut berada pada
akor yang baru dan merupakan nada di luar akor tersebut, nada tersebut
disebut suspensi. Nada suspensi berada di ketukan yang relatif berat. Nada
suspensi kemudian melangkah sekonde ke nada akor yang baru. Gerakan
melangkah ini disebut resolusi atau penyelesaian suspensi.
Contoh:

Suspensi bersifat menunda nada nonharmonik.
Penyelesaian suspensi dengan pergerakan resolusi ke nada terts pada akor
berikutnya, walaupun akan menyebabkan pendobelan terts, diperbolehkan
selama akor berikutnya merupakan akor minor.
Contoh yang diperbolehkan:

Akan tetapi, apabila akora berikutnya adalah akor mayor, terutama akor
dominan (V), resolusi tersebut harus dihindari karena pendobelan tersebut
akan bersifat mengganggu. Nada terts pada akor dominan merupakan nada
introduktor, oleh karena itu pendobelan nada introduktor harus selalu
dihindari.
Contoh yang harus dihindari:

Di antara suspensi dan resolusinya, dapat disisipkan satu atau beberapa
nada lain, baik nada akor maupun nada di luar akor.
Contoh:

Pada penyelesaian suspensi, perlu diperhatikan agar tidak terjadi paralel
oktaf maupun kuint. Pada tempo cepat dan sedang paralel kuint tidak dapat
diterima, sedangkan pada tempo lambat paralel kuint dapat diterima. Akan
tetapi, paralel oktaf tidak dapat diterima dalam tempo cepat maupun lambat.
Contoh yang tidak diperbolehkan:
Tempo cepat/sedang

Contoh yang dapat diperbolehkan:
Tempo lambat

4. Antisipasi (the anticipation)
Antisipasi adalah nada pada akor kedua yang dibunyikan terlebih dahulu
sebelum pergantian akor. Nada tersebut menjadi nada nonharmonik bagi
akor sebelumnya. Nada ini biasanya berada di ketukan yang cenderung
lemah.
Contoh:

Antisipasi bersifat mendahulukan nada nonharmonik.
5. Nada tetangga (the neighbouring tone)
Pada dasarnya, nada tetangga adalah suspensi tanpa persiapan. Semua
aturan pada suspensi, kecuali mengenai persiapannya, juga berlaku bagi
nada tetangga. Karena tanpa persiapan, nada tetangga merupakan nada
yang berada di ketukan relatif kuat.
Contoh:

Nada tetangga bersifat menambahkan nada nonharmonik dan menunda nada
akor.
6. Nada tetangga melompat (the neighbouring tone left by skip)
Nada tetangga melompat adalah sebuah nada nonharmonik yang bebergerak
dengan interval sekonde dari nada pada akor pertama dan kemudian
bergerak melompat dengan interval terts atau lebih ke nada akor berikutnya.
Nada tetangga melompat berada di ketukan yang relatif lemah.
Contoh:

Nada tetangga melompat bersifat menyisipkan nada nonharmonik di antara
nada nonharmonik.
7. Nada tetangga dari lompatan (the neighbouring tone aproached by skip)
Nada tetangga dari lompatan adalah nada nonharmonik yang melompat
dengan interval terts atau lebih dari akor pertama dan kemudian melangkah
dengan jarak sekonde ke akor yang ke dua. Nada tetangga dari lompatan
berada pada ketukan yang cenderung lemah.
Contoh:

Nada tetangga dari lompatan bersifat menyisipkan nada nonharmonik di
antara nada nonharmonik.

8. Nada bebas
Nada bebas adalah nada yang tidak dapat diidentifikasikan sebagai nada
akor namun juga tidak termasuk ke dalam kategori nada-nada nonharmonik
yang ada
Contoh:

Pada contoh-contoh di atas, nada nonharmonik masih hanya digunakan pada
suara sopran. Sebenarnya, nada nonharmonik juga dapar digunakan pada suara
bas, tenor, maupun alto.
Contoh:

Kesimpulan:
Nada nonharmonik merupakan nada di luar akor yang dapat berada di posisi
sopran, alto, tenor, maupun bas yang berguna memperindah dan memperlancar
melodi pada pengolahan harmoni.
Pada umumnya, nada nonharmonik bersifat menyisip di antara nada-nada
harmonik, menunda, atau mendahulukan datangnya nada harmonik.
Jenis-jenis nada harmonik adalah:
Nada ganti
Nada lintas
Suspensi
Antisipasi
Nada tetangga
Nada tetangga melompat
Nada tetangga dari lompatan
Nada bebas
Nada-nada nonharmonik, kecuali suspensi dan nada tetangga, cenderung
berada pada ketukan yang relatif lemah.

Anda mungkin juga menyukai