Proses Video Streaming Dengan Protocol RTSP
Proses Video Streaming Dengan Protocol RTSP
Dimana,
nTterima =jumlah dari T paket yang diterima
nTkirim =jumlah dari Tpaket yang di
T =Tipe data dalam paket
b. Delay dan J itter
Pada sistem transmisi video delay dari frame dan variasi dari delay frame (jitter) sangat
menentukan kualitas video yang diterima. Video digital terdiri atas frame-frame yang harus
ditampilkan dengan rate yang konstan.
inter-frame/packet time :
0
= 0
0
=
1
dimana, n T =Time-stamp segmen terakhir dari frame ke n. Kumulatif jitter diperoleh dengan:
= (T
R
1
T
s
1
)
N
i=1
Dimana,
N =jumlah paket /frame
TRdf =Beda waktu terima frame (detik)
TSdf =Beda waktu kirim frame (detik
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
c. PSNR
Dimana :
n =jumlah bit yang diperlukan untuk menyajikan setiap piksel
Yref =nilai piksel dari frame referensi
Yprc =nilai piksel dari frame diproses
N, M =jumlah baris atau kolom
2.4 Discrete Cosine Transform (DCT)
Discrete Cosine Transform (DCT) adalah sebuah teknik untuk mengubah sebuah sinyal
kedalam komponen frekuensi dasar. Teknik ini biasanya digunakan dalam kompresi gambar dan
video.
2.4.1 Discrete Cosine Transform Dimensi Satu (1-D DCT)
Discrete Cosine Transform dari sederet n bilangan real s(x), x = 0, ... ,n-1,
dirumuskan sebagai berikut:
() = 2 () () cos
(2 + 1)
2
1
=0
dengan u= 0,...,n- 1
Setiap element dari hasil transformasi S(u) merupakan hasil dot product atau inner
product dari masukan s(x) dan basis vektor. Faktor konstanta dipilih sedemikian rupa
sehingga basis vektornya orthogonal dan ternormalisasi. DCT juga dapat diperoleh dari
produk vektor (masukan) dan n x n matriks orthogonal yang setiap barisnya merupakan basis
vektor. Delapan basis vektor untuk n = 8 dapat dilihat pada gambar II-1. Setiap basis vektor
berkorespondensi dengan kurva sinusoid frekuensi tertentu.
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
2.4.1 Discrete Cosine Transform Dimensi Dua (2-D DCT)
DCT dimensi satu berguna untuk mengolah sinyal-sinyal dimensi satu seperti bentuk
gelombang suara. Sedangkan untuk citra yang merupakan sinyal satu dimensi, diperlukan versi
dua dimensi dari DCT. Untuk sebuah matriks , 2-D DCT dapat dihitung dengan cara: 1-D
DCT diterapkan pada setiap baris dari s dan kemudian hasilnya dihitung DCT untuk setiap
kolomnya. Rumus transformasi 2-D DCT untuk s adalah sebagai berikut:
(, ) =
2
()() (, )
1
=0
1
=0
cos
(2 + 1)
2
cos
(2 + 1)
2
Dengan = 0, , 1; = 0, , 1
Rumus 2-D DCT diatas sering juga disebut sebagai forward discrete cosine transform
(FDCT). 2-D DCT dapat dihitung dengan menerapkan transformasi 1-D secara terpisah pada
baris dan kolomnya, sehingga kita dapat mengatakan bahwa 2-D DCT sparable dalam dua
dimensi.
2.5 Entropi Coding
Entropy coding adalah sebuah skema lossless kompresi berbasis pada properti statistik dari
gambar atau aliran informasi yang dikompres. Meskipun entropy coding diimplementasikan
secara berbeda untuk tiap-tiap standar, dasar dari skema entropy coding adalah dengan
menyandikan pola yang paling sering muncul dengan jumlah bit yang paling kecil. Dengan cara
ini, data dapat dimampatkan dengan faktro tambahan dari 3 atau 4.
Entropy coding untuk aplikasi pemampatan video mempunyai dua proses : Zero-Length
Coding(RLC) dan kode Huffman.
2.6 Protocol Video Streaming
Protokol adalah aturan-aturan yang diterapkan untuk teknologi tertentu. Protokol di
teknologi streaming yang digunakan untuk membawa pesan paket, dan komunikasi terjadi
melalui protocol tersebut . Beberapa protokol yang digunakan dalam teknologi streaming adalah:
a. Session Description Protocol (SDP) : Gambaran format media yang digunakan untuk
menggambarkan session multimedia untuk tujuan pengumuman session, session
undangan, dan bentuk-bentuk inisiasi session multimedia.
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
b. RealTime Transport Protocol (RTP) : Sebuah paket dengan format UDP dan seperangkat
konvensi yang menyediakan fungsi jaringan transportasi end-to-end, cocok untuk aplikasi
transmisi data real-time seperti audio, video atau data simulasi, melalui layanan jaringan
multicast atau unicast.
c. Real-time Control Protocol (RTCP) : RTCP adalah protokol kontrol yang bekerja sama
dengan RTP. Paket kontrol RTCP secara berkala dikirimkan oleh masing-masing paket
dalam sesi RTP untuk semua paket lainnya. RTCP digunakan untuk mengontrol kinerja
dan untuk tujuan diagnostik.
d. Hypertext Transfer Protocol (HTTP) : Sebuah protokol level aplikasi yang terdistribusi,
kolaboratif, dengan system informasi hypermedia. Ini adalah protokol berorientasi objek
yang dapat digunakan untuk banyak tugas, seperti server nama dan sistem manajemen
objek terdistribusi, melalui perpanjangan metode permintaannya.
e. Real Time Streaming Protocol (RTSP) : Sebuah protokol level aplikasi untuk kontrol atas
pengiriman data dengan sifat real-time. RTSP menyediakan kerangka extensible untuk
mengaktifkan kendali pada pengiriman data real-time, seperti audio dan video, dengan
menggunakan Transmission Control Protocol (TCP) atau User Data Protocol (UDP).
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Video Streaming
Video streaming merupakan urutan dari "gambar bergerak" yang dikirim dalam bentuk
terkompresi melalui Internet dan dilihat oleh user. Sebuah sistem video-streaming yang lengkap
melibatkan semua elemen dasar dari menciptakan, memberikan, dan akhirnya memainkan konten
video. Komponen utama dari sistem video streaming yang lengkap terdiri dari Encoding Station,
Video Server, Jaringan Infrastruktur, dan Client-Playback yang diilustrasikan dalam gambar
berikut.
Gambar 1 Sitem Video Streaming
Gambar 1 diatas menunjukkan komponen utama yang diperlukan dalam melakukan video
streaming. Untuk proses streaming yang lebih jelas dan lengkap, dapat dilihat pada gambar 2
berikut ini:
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
Gambar 2 Proses Video Streaming
Gambar 2 diatas menunjukkan proses video streaming dari awal yaitu pengambilan video
(capture), pengubahan format video (edit), pengkodean (encode), penyajian video (server),
hingga akhirnya dapat dilihat oleh user (play). Adapun proses yang lebih jelas adalah sebagai
berikut:
1. Capture
Diagram ini menunjukkan langkah pertama dalam proses pembuatan video streaming
yaitu menangkap video dari sumber analog seperti camcorder atau VHS tape kemudian
mendigitalisasi berkas dan menyimpannya ke disk. Hal ini biasanya dicapai dengan kartu add-in
video capture analog dan software yang digunakan untuk menyesuaikan gambar. Video digital
yang terbaru seperti camcorder video digital dapat menangkap langsung dan disimpan ke disk
dengan Firewire capture board tanpa langkah konversi analog ke digital.
2. Edit/Author
Setelah video dikonversi menjadi digital dan disimpan pada disk yang dapat diedit
dengan menggunakan berbagai alat editing non-linear. Pada tahap ini, terjadi prose
pengintegrasian video dengan multimedia lain ke dalam presentasi, hiburan, atau format
pelatihan dengan menggunakan sebuah authoring tool (Windows Media Player, Video Lan
Converter, Real Media, dll ).
3. Encode
Setelah video itu diedit dan terintegrasi dengan media lain, selanjutnya terjadi proses
pengkodean ke format file yang sesuai dengan streaming. Ini umumnya melibatkan perangkat
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
lunak encoding dari vendor video-streaming dan menentukan resolusi output yang diinginkan,
frame rate, dan data rate untuk file video streaming. Ketika kecepatan data yang diperlukan telah
didukung, beberapa file disesuaikan untuk setiap data rate. Sebagai alternatif, video streaming
teknologi baru membuat satu file yang memiliki penyesuaian bandwidth dinamis untuk tingkat
data yang diperlukan klien.
4. Server
Server video mengelola pengiriman video untuk klien menggunakan protokol jaringan
transportasi yang sesuai melalui koneksi jaringan. Server video terdiri dari sebuah platform
perangkat keras yang telah dikonfigurasi secara optimal untuk pengiriman video real-time plus
software video server yang berjalan di bawah sistem operasi seperti Microsoft Windows NT
yang bertindak sebagai polisi lalu lintas untuk pengiriman video stream . Software video server
umumnya memiliki kapasitas jumlah streaming. Jika jumlah streaming melebihi kapasitas yang
tersedia, maka software tersebut akan menolak permintaan streaming tersebut.
5. Play
Akhirnya, di stasiun pemutar video klien menerima stream video dengan proses buffer
dan bermain ukuran jendela yang sesuai menggunakan user interface seperti VCR. User
umumnya didukung fungsi seperti play, pause, stop, rewind, mencari, dan fast forward. User
Client dapat menjalankan stand-alone atau dapat ActiveX kontrol atau plug-in browser. Mereka
bisa mendecode video menggunakan perangkat lunak atau menggunakan hardware add-in
decoder board.
3.2 Proses Kerja Real Time Streaming Protocol
Real Time Streaming Protocol adalah protokol level aplikasi yang bertujuan untuk
menyediakan sebuah protokol yang kuat untuk multimedia streaming satu ke banyak aplikasi
secara unicast dan multicast, dan untuk mendukung interoperabilitas antara klien dan server dari
vendor yang berbeda. RTSP dianggap lebih dari kerangka daripada protokol. RTSP didesain
untuk bekerja di atas RTP untuk mengontrol dan menyampaikan konten secara real-time.
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
Gambar 3 Operasi RTSP
Dari gambar 3 diatas dapat dilihat Protocol RTSP menempatkan semua metode secara
bersama-sama. Mulai dari mengirim permintaan kontrol, membangun sebuah line, permintaan
URL, dan nomor versi protokol. Kemudian, klien termasuk general header, header permintaan
dan header entitas, membentuk protokol http. Ini dikirim ke server, yang akan mengeksekusi
permintaan jika memungkinkan. Kemudian server meresrespon status-line, general header dan
header entitas. Status line berisi versi protokol, kode status numerik, dan deskripsi tekstual.
Media stream yang tersisa tidak ditentukan oleh RTSP. Hal ini bisa merupakan streaming RTP,
atau bentuk lain dari transmisi media. RTSP hanya menetapkan kontrol dan sampai dengan
perangkat lunak klien dan server untuk menjaga pemetaan antara saluran kontrol dan media
stream.
Sebuah konsep kunci dalam RTSP adalah gagasan tentang session. RTSP bekerja dengan
terlebih dahulu meminta presentasi yang akan dimulai oleh server, menerima session identifier
yang kemudian digunakan dalam semua kontrol berikutnya. Session pengidentifikasi merupakan
state bersama antara client dan server. J ika state hilang, misalnya melalui salah satu mesin yang
sedang reboot, kemudian protokol yang bergantung pada pengangkutan media berhenti secara
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
otomatis, misalnya tidak melalui melalui menerima pesan RTCP jika menggunakan RTP, atau
implementasi menggunakan metode GET_PARAMETER.
Permintaan kontrol dan tanggapan dapat dikirim melalui TCP atau UDP. Karena urutan
hal-hal permintaan, memungkinkan adanya permintaan yang hilang. Jadi jika ada permintaan
yang hilang, mereka harus dipancarkan kembali menggunakan UDP sehingga memerlukan
pembangunan mekanisme retransmission, jadi ada kesempatan sangat sedikit saat aplikasi bisa
lolos dengan menggunakan UDP.
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
BAB IV
SIMPULAN
Adapun simpulan yang dapat diambil dari tulisan ini adalah protocol RTSP mengambil
keuntungan dari streaming yang memecah data ke dalam paket berukuran sesuai dengan
bandwidth yang tersedia antara klien dan server. Ketika klien menerima cukup paket, perangkat
lunak pengguna bisa bermain satu paket, dekompresi, dan mendownload. Hal ini memungkinkan
pengguna untuk mendengarkan atau melihat file real time dengan segera, dan tanpa
mendownload seluruh file media. Hal ini berlaku untuk data secara live serta klip yang
disimpan.
Proses streaming dengan protocol RTSP memiliki beberapa keuntungan antara lain:
a. Menyediakan untuk akses on-demand dari item multimedia.
b. Memungkinkan interoperabilitas antara produk client-server multimedia dari beberapa
vendor.
c. Menyediakan untuk kontrol dan pengiriman real-time media yang memiliki hubungan
yang erat antara server media dan sejumlah besar klien media.
PENGOLAHAN SINYAL MULTIMEDIA
DAFTAR PUSTAKA
- Darma Putra. 2010. Pengolahan Citra Digital. ANDI Yogyakarta.
- Wang Yao.2001. ebook of Video Processing And Communication .
- www.javvin.com/protocol/rfc2326.pdf . Real Time Streaming Protocol (RTSP) ;
diakses pada tanggal 25 April 2011.
- www.informatik.uni-bremen.de/~jo/teaching/cpipmm/.../streaming-00.pdf . Media
Streaming and RTSP ; diakses pada tanggal 23 April 2011.
- www.nimk.nl/en/pdf/video-streaming.pdf . Video streaming ; diakses pada tanggal 23
April 2011.
- www.informatika.org/~rinaldi/Stmik/.../MakalahStmik2006-38.pdf. Kompresi Video
Menggunakan Discrete Cosine Transform ; diakses pada tanggal 23 April 2011
- ejournal.unud.ac.id/abstrak/oka%20w_5_.pdf. VIDEO STREAMING MPEG-4 PADA
JARINGAN WIRELESS IP 802.11 b ; diakses pada tanggal 25 April 2011
- www.wu.ece.ufl.edu/mypapers/streamingVideo_camera.pdf. Streaming Video over the
Internet: Approaches and Directions ; diakses pada tanggal 25 April 2011
- www.dialogic.com/products/docs/.../11489-video-streaming-wp.pdf. Considerations for
Creating Streamed Video Content over 3G-324M mobile network ; diakses pada
tanggal 25 April 2011.
- digitalvideooverview.weebly.com/uploads/2/0/1/9/.../article_6152.pdf. Video Streaming
in Online Learning ; diakses pada tanggal 23 April 2011.