Anda di halaman 1dari 19

HEPATOMA

I. PENDAHULUAN
Kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari
hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma. Hati terbentuk dari
tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-
pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati
(hepatocytes) membentuk sampai 8! dari jaringan hati. "adi, mayoritas dari kanker-
kanker hati primer (lebih dari # sampai #$!) timbul dari sel-sel hati dan disebut
kanker hepatoselular. %an &!-8! kejadian hepatoma terkait dengan in'eksi
hepatitis B pada masa lampau.
(,),*
II. EPIDEMIOLOGI
Kanker hati merupakan penyakit kanker kelima tersering di dunia. %an saat ini
menempati posisi ketiga penyebab kematian yang disebabkan okeh kanker di dunia.
+uatu kanker yang mematikan, kanker hati akan membunuh hampir semua pasien-
pasien yang menderitanya dalam ,aktu satu tahun. -rek,ensi kanker hati di .sia
/enggara dan .'rika +ub-+ahara adalah lebih besar dari ) kasus-kasus per (,
populasi. Berla,anan dengannya, 'rek,ensi kanker hati di .merika 0tara dan 1ropa
Barat adalah jauh lebih rendah, kurang dari lima per (, populasi. %ari 23).
kasus kanker hati di dunia yang terdiagnosa setiap tahunnya, sekitar *$.
dilaporkan di .sia 4asi'ik (lebih dari &!). %i Indonesia sendiri, menurut data
567B78.9 )8, terdapat (3.)38 kasus kanker hati, dengan angka kematian
mencapai ().8)$.
(,$
Bagaimanapun, 'rek,ensi kanker hati diantara pribumi .laska sebanding
dengan yang dapat ditemui pada .sia /enggara. 6ebih jauh, data terakhir menunjukan
bah,a 'rek,ensi kanker hati di .merika secara keseluruhannya meningkat.
4eningkatan ini disebabkan terutama oleh hepatitis 8 kronis, suatu in'eksi hati yang
menyebabkan kanker hati. -rek,ensi kanker hati adalah tinggi diantara orang-orang
.sia karena kanker hati dihubungkan sangat dekat dengan in'eksi hepatitis B kronis.
Ini terutama begitu pada indi:idu-indi:idu yang telah terin'eksi dengan hepatitis B
kronis untuk kebanyakan dari hidup-hidupnya.
(,),*
III. FAKTOR RISIKO
1,2,5
a. In'eksi Hepatitis B
(
4ada pasien dengan :irus hepatitis B kronis dan kanker hati, material genetik
dari :irus hepatitis B seringkali ditemukan menjadi bagian dari material genetik sel-
sel kanker. %iperkirakan, oleh karenanya, bah,a daerah-daerah tertentu dari genom
:irus hepatitis B (kode genetik) masuk ke material genetik dari sel-sel hati. ;aterial
genetik :irus hepatitis B ini mungkin kemudian mengacaukan<mengganggu material
genetik yang normal dalam sel-sel hati, dengan demikian menyebabkan sel-sel hati
menjadi bersi'at kanker.
b. In'eksi Hepatitis 8
In'eksi :irus hepatitis 8 (H8=) juga dihubungkan dengan perkembangan
kanker hati. %i "epang, :irus hepatitis 8 hadir pada sampai dengan &$! dari kasus-
kasus kanker hati. +eperti dengan :irus hepatitis B, kebanyakan dari pasien-pasien
:irus hepatitis 8 dengan kanker hati mempunyai sirosis yang berkaitan dengannya.
4ada beberapa studi-studi retrospekti' dari sejarah alami hepatitis 8, ,aktu rata-rata
untuk mengembangkan kanker hati setelah paparan pada :irus hepatitis 8 adalah kira-
kira )8 tahun. Kanker hati terjadi kira-kira 8 sampai ( tahun setelah perkembangan
sirosis pada pasien-pasien ini dengan hepatitis 8. Beberapa studi-studi prospekti'
1ropa melaporkan bah,a kejadian tahunan kanker hati pada pasien-pasien :irus
hepatitis 8 yang ber-sirosis berkisar dari (.* sampai ).$! per tahun.
c. .lkohol
+irosis yang disebabkan oleh konsumsi alkohol yang kronis adalah hubungan
yang paling umum dari kanker hati di negara berkembang. >ang terjadi adalah bah,a
ketika minum alkohol dihentikan, sel-sel hati mencoba untuk sembuh dengan
regenerasi<reproduksi. .dalah selama regenerasi yang akti' ini bah,a suatu perubahan
genetik (mutasi) yang menghasilkan kanker dapat terjadi, yang menerangkan kejadian
kanker hati setelah minum alkohol dihentikan.
d. .'lato?in B(
.'lato?in B( adalah kimia yang diketahui paling berpotensi membentuk
kanker hati. Ia adalah suatu produk dari suatu jamur yang disebut Aspergillus flavus,
yang ditemukan dalam makanan yang telah tersimpan dalam suatu lingkungan yang
panas dan lembab. "amur ini ditemukan pada makanan seperti kacang-kacang tanah,
beras, kacang-kacang kedelai, jagung, dan gandum. .'lato?in B( telah dilibatkan
pada perkembangan kanker hati di 8hina +elatan dan .'rika +ub-+ahara. Ia
diperkirakan menyebabkan kanker dengan menghasilkan perubahan-perubahan
)
(mutasi-mutasi) pada gen p$3. ;utasi-mutasi ini bekerja dengan mengganggu 'ungsi-
'ungsi penekan tumor yang penting dari gen.
e. 7bat-7bat /erlarang, 7bat-7batan, dan Kimia-Kimia
/idak ada obat-obat yang menyebabkan kanker hati, namun hormon-hormon
,anita (estrogens) dan steroid-steroid pembentuk protein (anabolic) dihubungkan
dengan pengembangan hepatic adenomas. Ini adalah tumor-tumor hati yang jinak
yang mungkin mempunyai potensi untuk menjadi ganas. "adi, pada beberapa
indi:idu-indi:idu, hepatic adenoma dapat berkembang menjadi kanker.
Kimia-kimia tertentu dikaitkan dengan tipe-tipe lain dari kanker yang
ditemukan pada hati. 8ontohnya, thorotrast, suatu agen kontras yang dahulu
digunakan untuk pencitraan (imaging), menyebabkan suatu kanker dari pembuluh-
pembuluh darah dalam hati yang disebut hepatic angiosarcoma. "uga, :inyl chloride,
suatu senya,a yang digunakan dalam industri plastik, dapat menyebabkan hepatic
angiosarcomas yang tampak beberapa tahun setelah paparan.
'. +irosis
Indi:idu-indi:idu dengan kebanyakan tipe-tipe sirosis hati berada pada risiko
yang meningkat berkembang menjadi kanker hati. 4enyebab-penyebab tertentu dari
sirosis lebih jarang dikaitkan dengan kanker hati daripada penyebab-penyebab
lainnya. 8ontohnya, kanker hati jarang terlihat dengan sirosis pada penyakit @ilson
(metabolisme tembaga yang abnormal) atau primary sclerosing cholangitis. Begitu
juga biasanya diperkirakan bah,a kanker hati adalah jarang ditemukan pada primary
biliary cirrhosis (4B8). +tudi-studi akhir ini, bagaimanapun, menunjukan bah,a
'rek,ensi kanker hati pada 4B8 adalah sebanding dengan yang pada bentuk-bentuk
lain sirosis.
3
IV. GEJALA KLINIS
2,5
4ada permulaannya penyakit ini berjalan perlahan, dan banyak tanpa keluhan.
6ebih dari &$! tidak memberikan gejala-gejala khas. .da penderita yang sudah ada
kanker yang besar sampai ( cm pun tidak merasakan apa-apa. Keluhan utama yang
sering adalah keluhan sakit perut atau rasa penuh ataupun ada rasa bengkak di perut
kanan atas dan na'su makan berkurang, berat badan menurun, dan rasa lemas.
Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites, mual, tidak bisa tidur, nyeri
otot, demam, bengkak kaki, kuning, muntah, gatal, muntah darah, melena, dan lain-
lain.
V. DIAGNOSIS
2,5
%engan kemajuan teknologi yang semakin canggih dan maju pesat, maka
berkembang pula cara-cara diagnosis dan terapi yang lebih menjanjikan de,asa ini.
Kanker hati selular yang kecil pun sudah bisa dideteksi lebih a,al terutamanya
dengan pendekatan radiologi yang akurasinya & A #$!, dan pendekatan laboratorium
alphafetoprotein yang akurasinya 2 A &!
($)
.
Kriteria diagnosa Kanker Hati +elular (KH+) menurut 44HI (4erhimpunan 4eneliti
Hati Indonesia), yaituB
(. Hati membesar berbenjol-benjol dengan<tanpa disertai bising arteri.
). .-4 (Alphafetoprotein) yang meningkat lebih dari $ mg per ml.
3. Ultrasonography (0+5), Nuclear Medicine, Computed Tomography Scann (CT
Scann), Magnetic Resonance maging (;CI), Angiography, ataupun !ositron
"mission Tomography (41/) yang menunjukkan adanya KH+.
*. !eritoneoscopy dan biopsi menunjukkan adanya KH+.
$. Hasil biopsi atau aspirasi biopsi jarum halus menunjukkan KH+.
%iagnosa KH+ didapatkan bila ada dua atau lebih dari lima kriteria atau hanya satu
yaitu kriteria empat atau lima.
*
VI. STADIUM PENYAKIT
2,7
0ntuk stadium penyakit dapat diklasi'ikasikan berdasarkan B
D /umor 9ode ;etastasis (/9;)
D 7kuda
D 86I4 (/he 8ancer o' the 6i:er Italian 4rogram)
D B868 (Barcelona 8linic 6i:er 8ancer)
D /he -rench 4rognostic 8lassi'ication
Berdasarkan /9; KH+ dapat diklasi'ikasikan menjadi B
Stadi! I B +atu 'okal tumor berdiameter E 3cm yang terbatas hanya pada salah
satu segment tetapi bukan di segment I hati
Stadi! II B +atu 'okal tumor berdiameter F 3 cm. /umor terbatas pada segement
I atau multi-'okal terbatas pada lobus kanan<kiri
Stadi! III B /umor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment I=) atas ke
lobus kanan segment = dan =III atau tumor dengan in:asi peripheral
ke sistem pembuluh darah (:ascular) atau pembuluh empedu (#illiary
duct) tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.
Stadi! IV B ;ulti-'okal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus
kiri hati.
atau tumor dengan in:asi ke dalam pembuluh darah hati (intra
hepaticvas$uler) ataupun pembuluh empedu (#iliary duct)
atau tumor dengan in:asi ke pembuluh darah di luar hati (e%tra
hepatic vessel) seperti pembuluh darah :ena limpa (vena
lienalis)
atau vena cava inferior
atau adanya metastase keluar dari hati (e%tra hepatic
metastase)&
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2,",#
a. .lpha'etoprotein
+ensiti:itas Alphafetoprotein (.-4) untuk mendiagnosa KH+ 2! A &!,
artinya hanya pada 2! A &! saja dari penderita kanker hati ini menunjukkan
peninggian nilai .-4, sedangkan pada 3! A *! penderita nilai .-4 nya
normal. +pesi'itas .-4 hanya berkisar 2! artinya bila ada pasien yang diperiksa
darahnya dijumpai .-4 yang tinggi, belum bisa dipastikan hanya mempunyai
kanker hati ini sebab .-4 juga dapat meninggi pada keadaan bukan kanker hati
seperti pada sirrhosis hati dan hepatitis kronik, kanker testis, dan terratoma.
b. ."H (aspirasi jarum halus)
Biopsi aspirasi dengan jarum halus (fine needle aspiration #iopsy)
terutama ditujukan untuk menilai apakah suatu lesi yang ditemukan pada
$
pemeriksaan radiologi imaging dan laboratorium .-4 itu benar pasti suatu
hepatoma.
c. 5ambaran Cadiologi
Cadiologi mempunyai banyak peralatanan seperti Ultrasonography
(0+5), Color 'oppler (lo) maging Ultrasonography, Computeri*ed
Tomography Scann (CT Scann), Magnetic Resonance maging (;CI),
Angiography, Scintigraphy dan !ositron "mission Tomography (41/) yang
menggunakan radio isotop. 4emilihan alat mana saja yang akan digunakan apakah
dengan satu alat sudah cukup atau memang perlu digunakan beberapa alat yang
dipilih dari sederetan alat-alat ini dapat disesuaikan dengan kondisi penderita.
VIII. PENGO$ATAN
5,%,&
4emilihan terapi kanker hati ini sangat tergantung pada hasil pemeriksaan
radiologi. +ebelum ditentukan pilihan terapi hendaklah dipastikan besarnya ukuran
kanker, lokasi kanker di bahagian hati yang mana, apakah lesinya tunggal (soliter)
atau banyak, atau merupakan satu kanker yang sangat besar berkapsul, atau kanker
sudah merata pada seluruh hati, serta ada tidaknya metastasis ke tempat lain di dalam
tubuh penderita ataukah sudah ada tumor throm#us di dalam :ena porta dan apakah
sudah ada sirrhosis hati.
/ahap tindakan pengobatan terbagi tiga, yaitu tindakan bedah hati digabung
dengan tindakan radiologi dan tindakan non-bedah dan tindakan transplantasi hati.
1. Ti'da(a' $)da* Hati Di+a,'+ d)'+a' Ti'da(a' Radi-.-+i
/erapi yang paling ideal untuk kanker hati stadium dini adalah tindakan bedah
yaitu reseksi (pemotongan) bahagian hati yang terkena kanker dan juga reseksi daerah
sekitarnya. %ilakukan CT angiography sekaligus membuat peta pembuluh darah
kanker sehingga jelas terlihat pembuluh darah mana yang bertanggung ja,ab
memberikan makanan (feeding artery) yang diperlukan kanker untuk dapat tumbuh
subur. +esudah itu barulah dilakukan tindakan radiologi /rans Arterial "m#olisasi
(TA") yaitu suatu tindakan memasukkan suatu Gat yang dapat menyumbat pembuluh
darah (feeding artery) itu sehingga menyetop suplai makanan ke sel-sel kanker dan
dengan demikian kemampuan hidup (via#ility) dari sel-sel kanker akan sangat
menurun sampai menghilang.
+ebelum dilakukan /.1 dilakukan dulu tindakan Trans Arterial
Chemotherapy (/.8). /indakan /.1 digabung dengan tindakan /.8 yang dilakukan
oleh dokter spesialis radiologi disebut tindakan Trans Arterial Chemoem#olisation
(TAC")& +elain itu /.1 ini juga untuk tujuan supportif yaitu mengurangi perdarahan
2
pada saat operasi dan juga untuk mengecilkan ukuran kanker dengan demikian
memudahkan dokter ahli bedah. +etelah kanker disayat, seluruh jaringan kanker itu
harus diperiksakan pada dokter ahli patologi yaitu satu-satunya dokter yang
berkompentensi dan yang dapat menentukan dan memberikan kata pasti apakah benar
pinggir sayatan sudah bebas kanker. Bila benar pinggir sayatan bebas kanker artinya
sudahlah pasti tidak ada lagi jaringan kanker yang masih tertinggal di dalam hati
penderita.
2. Ti'da(a' N-'/,)da* Hati
/indakan non-bedah merupakan pilihan untuk pasien yang datang pada
stadium lanjut. /indakan non-bedah dilakukan oleh dokter ahli radiologi. /ermasuk
dalam tindakan non-bedah ini adalahB
a. 1mbolisasi .rteri Hepatika (Trans Arterial "m#olisasi H /.1)
b. In'us +itostatika Intra-arterial.
c. Injeksi 1tanol 4erkutan (!ercutaneus "tanol n+e$si , !")
d. /erapi 9on-bedah 6ainnya
/erapi non-bedah lainnya saat ini sudah dikembangkan dan hanya dilakukan
bila terapi bedah reseksi dan Trans Arterial "m#olisasi (TA") ataupun Trans Arterial
Chemoem#olisation ataupun Trans Arterial Chemotherapy tak mungkin dilakukan
lagi. %i antaranya yaitu terapi Radio (re-uency A#lation Therapy (R(A), !roton
.eam Therapy, Three 'imentional Conformal Radiotherapy (/'CRT), Cryosurgery
yang kesemuanya ini bersi'at palliatif bukan $uratif keseluruhannya.
&
". Ti'da(a' T0a'12.a'ta1i Hati
Bila kanker hati ini ditemukan pada pasien yang sudah ada sirrhosis hati dan
ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati terkena
kanker atau sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke :ena porta (throm#us vena porta)
maka tidak ada jalan terapi yang lebih baik lagi dari transplantasi hati. /ransplantasi
hati adalah tindakan pemasangan organ hati dari orang lain ke dalam tubuh seseorang.
6angkah ini ditempuh bila langkah lain seperti operasi dan tindakan radiologi seperti
yang disebut di atas tidak mampu lagi menolong pasien.
8
ILUSTRASI KASUS
/elah dira,at pasien laki-laki $ tahun di bangsal penyakit dalam C+04 dr. ;.
%jamil 4adang, masuk pada tanggal 2 +eptember )() dengan B
K).*a' ta!a B
9yeri pada perut kanan atas meningkat sejak $ hari yang lalu
Ri3a4at P)'4a(it S)(a0a'+ B
9yeri pada perut kanan atas meningkat sejak $ hari yang lalu. 9yeri pada perut kanan
atas sudah dirasakan sejak ( bulan yang lalu. 9yeri tidak terus menerus, dan
berkurang jika minum obat penghilang nyeri.
Bengkak pada perut kanan atas sudah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. ;akin lama
makin bertambah besar, terasa penuh dan menyesak.
4enurunan berat badan sudah dirasakan sejak ) bulan yang lalu. .,alnya berat badan
$3 kg menjadi *3 kg.
4enurunan na'su makan sejak ( bulan yang lalu. 4enurunan na'su makan juga
dipengaruhi karena rasa menyesak di perut.
%emam hilang timbul sejak ( bulan yang lalu. /idak terlalu tinggi, tidak menggigil
dan tidak berkeringat banyak.
Batuk sejak ( hari yang lalu berdahak tidak berdarah. 4asien datang dengan
memba,a rontgent thorak dengan kesan gambaran suatu penjalaran tumor ke paru.
;ual tidak ada, muntah tidak ada, ri,ayat muntah darah tidak ada.
B.K tidak ada kelainan, ri,ayat B.K seperti teh pekat tidak ada.
B.B tidak hitam, ri,ayat B.B hitam tidak ada.
Ri3a4at P)'4a(it Da*. 5
4asien mempunyai ri,ayat sakit kuning pada tahun (#8&.
Ci,ayat menderita %; tidak ada.
#
Ri3a4at P)'4a(it K).a0+a 5
/idak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
.nak pasien yang pertama juga mempunyai ri,ayat sakit kuning.
Ri3a4at P)()06aa', S-1ia., E(-'-!i da' Stat1 P)0(a3i'a'
4asien mempunyai usaha ,arung di rumah.
Ci,ayat merokok disangkal.
Ci,ayat mengkonsumsi alkohol sebelumnya tidak ada.
Ci,ayat trans'usi darah tidak ada.
Ci,ayat sering makan kacang-kacangan disangkal.
Ci,ayat pemakaian jarum suntik, obat-obat teralarang ataupun se? bebas tidak ada.
4asien menikah dengan ( orang istri, dan mempunyai 3 orang anak.
P)!)0i(1aa' U!!
Kesadaraan B 8;8 BB B *3 kg
Keadaan0mum B +edang /B B ($$ cm
/ekanan %arah B ((<& mmHg B;I B (&,#
-rekuensi 9adi B #2 ?<mnt Kesan B under,eight
-rekuensi 9a'as B )) ?<mnt
+uhu B 32,2

8
Ikterus B (-)
1dema B (-)
.nemia B (-)
Kulit B /urgor baik
Kelenjar 5etah Bening B /idak membesar
Kepala B 9ormocephal
Cambut B Hitam, tidak mudah dicabut
;ata B Konjungti:a tidak anemis, sklera tidak iketrik
/elinga B /idak ada kelainan
Hidung B /idak ada kelainan
/enggorokan B /idak ada kelainan
5igi dan ;ulut B 8aries (I)
6eher B "=4 $-) cmH
)
7
(
Pa0 d)2a'
Inspeksi B +imetris kanan H kiri, statis dan dinamis. +pider ne:i (-).
4alpasi B -remitus kanan H kiri
4erkusi B +onor kanan H kiri
.uskultasi B +uara na'as :esikuler, ronkhi (-<-), ,heeGing (-<-)
Pa0 ,).a(a'+
Inspeksi B +imetris kanan H kiri, statis dan dinamis
4alpasi B -remitus tidak bisa dinilai
4erkusi B +onor kanan H kiri
.uskultasi B +uara na'as :esikuler, ronkhi (-<-), ,heeGing (-<-)
Ja't'+
Inspeksi B Iktus tidak terlihat
4alpasi B Iktus teraba ( jari medial 6;8+ CI8 =
4erkusi B Batas "antung kanan B 6+%, .tas B CI8 II, kiri B iktus ( jari
medial 6;8+ CI8 =, /hrill (-)
.uskultasi B Irama teratur, ;( F ;), 4) E .), Bising (-)
A,d-!)'
Inspeksi B /ampak membuncit. =enektasi (-).
4alpasi B Hepar teraba 2 jari B.8, & jari B4J, konsistensi keras,
pinggir tumpul, permukaan tidak rata, nyeri tekan (I), kolateral
(-), lien +(
4erkusi B 4ekak di atas massa, shi'ting dulnes (-)
.uskultasi B Bruit (-), Bising usus (I) 9
4unggung B 8=. B nyeri tekan K nyeri ketok tidak ada
.lat kelamin B /idak ada kelainan
.nus B /idak ada kelainan
.nggota 5erak B Ce'lek 'isiologis (I<I), re'lek patologis (-<-), edema (-)
4almar eritem (-), 'lapping tremor (-)
((
La,-0at-0i!
Hemoglobin B (),& gr<dl
6eukosit B #.# <mm3
Hematokrit B *) !
/rombosit B )(). <mm
3
9a<K<8l B (*< *,(< (3 mmol<6
5%+ B (*$ mg<dl
0reum B )$ mg<dl
Kreatinin B ,# mg<dl
U0i'a.i1i15
;akroskospis Kuning
6eukosit )-3< lpb 4rotein (-) negati'
1ritrosit
+ilinder
Kristal
1pitel
-(< lpb
(-) negati'
(-) negati'
5epeng
5lukosa
Bilirubin
0robilinogen
(-) negati'
(-) negati'
(I) positi'
F)1)1 5
;akroskospis B ;ikroskospisB
@arna B kuning 6eukosit B (-)
Konsistensi B lunak 1ritrosit B (-) negati'
%arah B (-) negati:e .muba B (-) negati:e
6endir B (-) negati:e /elur cacing B (-) negati:e
Indeks Karno'sky B 8!
=isual .nalogue +cale B &
Da7ta0 Ma1a.a* 5
Hepatomegali
0nder,eight
Dia+'-1i1 K)06a 5
Hepatoma dengan metastasis ke paru
Dia+'-1i1 $a'di'+ 5
/umor hati sekunder
T)0a2i 5
()
Istirahat< %H II
I=-% .mino'usin Hepar B /rio'usin, ( B ), 8 jam< kol'
-entanyl patch )$ ug
8urcuma 3 ? ( tab
+istenol 3 ? ( tab
P)!)0i(1aa' a'60a'
.lbumin< 5lobulin
+57/< +54/
Hepatitis marker (Hbs.g, .nti-H8=)
;arker tumor (.-4)
Contgen thorak ulang
0+5 .bdomen
8/ +can .bdomen
F-..-3 U2
Ta'++a. 7 S)2t)!,)0 2812
+< 9yeri perut kanan (I), demam (-)
7< K0 B +edang Ksdrn B 8;8 /% B ()<8 mmHg
9a'as B )* ?< mnt 9adi B 88 ?< mnt +uhu B 32,&

8
La,-0at-0i!
.lbumin B 3,3 g<d6 4/ B ($,# detik
5lobulin B ),) g<d6 a4// B *3,& detik
Bil %irek B ,82 mg<d6 I9C B (,3
Bil Indirek B ,*$ mg<d6 .lkali 'os'atase B ))& u<l
HBs.g B positi' .-4 B F * 0I<ml (9 H -()
K-'1. K-'1.ta' Ga1t0-)'t)0-*)2at-.-+i
Kesan B - +uspek hepatoma dengan sirosis hepatis post nekrotik stadium
kompensata
.d:is B - 0+5 .bdomen
- 8/ +can .bdomen
K-'1. K-'1.ta' P.!-'-.-+i
Kesan B +uspek ;etastasis hepatoma ke paru
.d:is B - Kon'irmasi rontgen
- .tasi penyakit primer
(3
Ta'++a. 18 S)2t)!,)0 281 2
+< 9yeri perut kanan (I), demam (-)
7< K0 B +edang Ksdrn B 8;8 /% B ()<8 mmHg
9a'as B )) ?< mnt 9adi B 8* ?< mnt +uhu B 32,$

8
T).a* di.a((a' USG A,d-!)'
Hepar B membesar, permukaan tidak rata, parenkhim heterogen, kasar, pinggir tumpul,
:ena tidak melebar, duktus biliaris tidak melebar, +76 (I) lobus kiri dan
kanan, :ena portal melebar
Kdg. 1mpedu, pancreas, ginjalB normal
6ien B membesar
Kesan : Hepatoma + Sirosis Hepatis
Ta'++a. 11 S)2t)!,)0 281 2
+< 9yeri perut kanan (I), demam (-)
7< K0 B +edang Ksdrn B 8;8 /% B ()<8 mmHg
9a'as B )3 ?< mnt 9adi B 8) ?< mnt +uhu B 32,&

8
T).a* di.a((a' 9T S:a' A,d-!)'
Hepar B membesar, permukaan ireguler, sudut tumpul, densitas permukaan
inhomogen, dengan lesi hipodens, multiple di kedua lobus hepar. %uktus
biliaris dan :askuler intra hepatal tak melebar, ascites (I)
K1 B dinding tak menebal, batu (-), sludge (-)
6ien B bentuk, ukuran, densitas normal, massa (-)
4ancreas B bentuk, ukuran, densitas normal, massa (-), kalsi'ikasi (-)
Cen de? et sin B bentuk, ukuran, densitas normal, batu (-)
=. 0rinaria B bentuk, ukuran, densitas normal, batu (-)
Kesan : Hepatoma
T).a* di.a((a' R-'+)'t T*-0a(
4ulmo B tampak nodul multiple, ukuran ber:ariasi di kedua lapangan paru
8or B dalam batas normal
+inus dan dia'ragma baik
(*
Kesan : Pulmonary metastasis
K-'1. K-'1. ta' Ga1t0-)'t)0-*)2at-.-+i5
Kesan B - Hepatoma
- /idak perlu biopsy hepar karena nilai .-4 dan radiologis sudah
memenuhi kriteria hepatoma
+ikap B - /erapi paliati'
- 4emberian sora'enib jika pasien mampu
- /ransplantasi hati
K-'1. K-'1.ta' P.!-'-.-+i
Kesan B 4ulmonary metastasis
.d:is B .tasi penyakit dasar
($
DISKUSI
/elah dira,at seorang pasien laki-laki, usia $ tahun di bagian 4enyakit %alam C+04
dr. ;. %jamil 4adang dengan diagnosis akhir B
Hepatoma stadium I=B (metastasis ke paru)
+irosis hepatis post nekrotik stadium kompensata
%iagnosis karsinoma hepatoselular ditegakkan berdasarkan kriteria diagnostik non
in:asi' menurut .arcelona "AS0 Conference, dengan koinsidensi ) cara imaging (0+5<8/-
spiral<;CI<angiogra'i I lesi 'okal F )cm, atau dengan kriteria kombinasi yaitu satu cara
imaging dengan kadar .-4 serum L * ng<ml. .l'a-'etoprotein (.-4) adalah protein serum
normal yang disintesisoleh sel hati 'etal, sel yolk-sac dan sedikit sekali oleh saluran
gastrointestinal 'etal. Centang normal .-4 serum adalah -) ng<m6. Kadar .-4 meningkat
pada &!-8! pada pasien hepatoma, dan kadar lebih dari * ng<m6 adalah diagnostik atau
sangat sugesti' hepatoma. >ang mana semua kriteria radiologis dan laboratorium tersebut
terpenuhi pada pasien ini.
+elain itu, pasien ini juga memenuhi diagnosis hepatoma berdsarkan kriteria diagnosis
Kanker Hati +elular (KH+) menurut 44HI (4erhimpunan 4eneliti Hati Indonesia), %iagnosa
KH+ didapatkan bila ada ) atau lebih dari $ kriteria atau hanya ( yaitu kriteria * atau $ M ()
Hati membesar berbenjol-benjol dengan<tanpa disertai bising arteri. )) .-4
(Alphafetoprotein) yang meningkat lebih dari $ mg per ml. 3)Ultrasonography (0+5),
Nuclear Medicine, Computed Tomography Scann (CT Scann), Magnetic Resonance maging
(;CI), Angiography, ataupun !ositron "mission Tomography (41/) yang menunjukkan
adanya KH+. *) !eritoneoscopy dan biopsi menunjukkan adanya KH+. $) Hasil biopsi atau
aspirasi biopsi jarum halus menunjukkan KH+.
4asien ini juga menderita hepatitis B, diduga sudah kronik, yang menjadi 'aktor resiko
terjadinya KH+ pada pasein ini. ;enurut literatur dikatakan hepatitis B terbukti kuat
mempunyai hubungan dengan timbulnya KH+, baik secara epidemiologis, klinis, maupun
eksperimental. Karsinogenitas :irus hepatitis B terhadap hati mungkin terjadi melalui proses
in'lamasi kronik, peningkatan proli'erasi hepatosit, integrasi HB=%9. ke dalam %9. sel
penjamu, dan akti'itas protein spesi'ik-HB= berintegrasi dengan gen hati. 4ada dasarnya,
perubahan hepatosit dari kondisi inakti' (Nuiescent ) menjadi sel yang akti' bereplikasi
menentukan tingkat karsinogenitas hati.
(2
4ada pasien ini juga sudah didapatkan metastasis ke paru, dimana kejadian
ekstrahepatal metastasis tersering terjadi di paru. %alam sebuah penelitian, didapatkan 8( dari
(*8 pasien merupakan metastasis paru dari hepatoma, atau sekitar $$!. 4enyebaran menuju
paru dapat melalui jalur hematogen. +ehingga menempatkan posisi staging pasien ini pada
+tage I=B menurut 9889 )((. 4ada gambaran rontgen pasien ditemukan multiple nodul
(coin lesion), khas untuk gambaran suatu metastasis pada paru. 5ambaran radiologis pada
suatu metastasis paru dapat berupa milier, coin lesion, canon balls, ataupun gol' balls.
%imana pada pasien ini didapatkan gambaran coin lession pada kedua paru.
0ntuk penatalaksanaan, kemoembolisasi arteri hepatik transketer (/.1, /.81)
merupakan cara terapi yang sering digunakan untuk hepatoma stadium sedang dan lanjut
yang tidak bisa dioperasi reseksi. Hepatoma terutama mendapat pasokan darah dari arteri
hepatik, setelah embolisasi arteri hepatik nodul kanker menjadi iskemik, nekrosis, sedangkan
jaringan hati normal mendapat pasokan darah terutama dari :ena porta sehingga e'ek
terhadap 'ungsi hati secara keseluruhan relati' kecil.
+etelah ditemukannya Sorafeni#, terapi sistemik pertama yang disetujui untuk pasien
kanker hati mendapatkan harapan baru, karena terapi sistemik ini terbukti berhasil
meningkatkan harapan hidup penderita. Sorafeni# merupakan obat oral penghambat
multikinase dimana memblok proli'erasi dari sel tumor, mene$an pertum#uhan tumor dengan
cara menghambat dua jenis (enGim) yang dibutuhkan untuk perkembangan sel kanker dan
suplai darah. +ora'enib dapat diberikan secara oral dengan dosis *mg dua kali sehari.
Berdasarkan uji klinis +H.C4 (+ora'enib H88 .ssesment CandomiGed 4rotocol), +ora'enib
berhasil meningkatkan kemampuan bertahan pasien penderita kanker hati stadium lanjut
hingga ** persen dibandingkan dengan placebo.
Kerusakan hati yang berkelanjutan atau sudah hampir seluruh hati terkena kanker atau
sudah ada sel-sel kanker yang masuk ke :ena porta (throm#us vena porta) maka tidak ada
jalan terapi yang lebih baik lagi dari transplantasi hati. /ransplantasi hati memberikan
kemungkinan untuk menyingkirkan tumor dan menggantikan parenkhim hati yang
mengalami dis'ungsi. 9amun pada pasien ini tidak diindikasikan pelaksanaan transplantasi
hati karena sudah adanya metastasis. Kandidat ideal untuk tranplasntasi pada pasien KH+
dengan Kriteria ;ilan ( single nodul dengan ukuran )cm atau besar dan kurang dari $ cm,
atau tidak lebih dari 3 lesi, yang terbesar kurang dari 3 cm, dengan tanpa bukti in:asi
makro:askuler atau metastasis.
(&
4rognosis pada pasien ini menurut literature adalah jelek. Karsinoma Hepatoseluler
(KH+) adalah yang paling mudah diobati dalam tahap a,al. 9amun pasien sering datang
dengan stadium lanjut, sehingga modalitas pengobatan menjadi terbatas. 4rognosis
tergantung atas stadium penyakit dan penyebaran pertumbuhan tumor. /umor kecil (diameter
E 3 cm) berhubungan dengan kelangsungan hidup satu tahun #,&!M ) tahun $$! dan 3
tahun (),8!. 4asien dengan tumor masi' kurang mungkin dapat bertahan hidup selama 3
bulan. /anpa pengobatan biasanya terjadi kematian kurang dari ( tahun sejak keluhan
pertama.
(8
DAFTAR PUSTAKA
(. Budihusudo 0. 1arsinoma 2ati. %alam Buku .jar Ilmu 4enyakit %alam "ilid ( edisi =.
"akarta B Balai 4enerbit -K0I. )#. Hal 28$-2#(.
). Budihusudo 0. Tumor 2ati. %alam Buku .jar Ilmu 4enyakit Hati 1disi 4ertama. "akarta B
"ayabadi. )&. Hal *2#-*8$.
3. Casyid .bdul. !entingnya !eranan Radiologi 'alam 'ete$si 'ini 'an !engo#atan
1an$er 2ati !rimer& 0+0 e-repository. )2.
*. 1l-serag Hashem. Current concepts hepatocellular carcinoma& /he 9e, 1ngland "ournal
o' ;edicine. )((.
$. CiGka Hani'ah. 1an$er hati dan hepatoma& %iakses dari httpB<<medical-center-
health.blogspot.com<)(<3<kanker-hati-hepatoma.html pada tanggal (* +eptember
)().
2. +iciliano ;aria. 0iver transplantation in adults 3 choosing the appropriate timing& @orld
"ournal o' 5astrointestinal 4harmacology and /herapeutics. )().
&. 4ons -ernando. Staging Syystems in hepatocellular carcinoma& /aylor K -rancis 5roup
6td. )$.
8. Iljas ;. Ultrasonografi 2ati& %alam Buku .jar Cadiologi %iagnostik 1disi Kedua.
-K0IM "akarta. )$. Hal *2&-*&#.
#. 8han +tephen. Advances in clinical practice 3 Targeted therapy of hepatocellular
carcinoma present and future& "ournal o' 5astroenterology and Hepatology. )().
(#

Anda mungkin juga menyukai