Anda di halaman 1dari 31

1

PENGOLAHAN SAMPAH


1. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah merupakan bagian dari penanganan sampah dan menurut
UU no 18 Tahun 2008 didefinisikan sebavai proses perubahan bentuk sambah dengan
mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah. Pengolahan sampah
merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, disamping
memanfaatkan nilai yang masih terkandung dalam sampah itu sendiri bahan daur
ulang, produk lain, dan energi!. Pengolahan sampah dapat dilakukan berupa "
pengomposan, re#y#ling$daur ulang, pembakaran insinersi!, dan lain%lain.
Pengolahan se#ara umum merupakan proses transformasi sampah baik se#ara
fisik, kimia maupun biologi. &asing masing definisi dari proses transformasi tersebut
adalah "
1. Transformasi fisik.
Perubahan sampah se#ara fisik melalui beberapa metoda atau #ara yaitu "
Pemisahan komponen sampah" dilakukan se#ara manual atau mekanis,
'ampah yang bersifat heterogen dipisahkan menjadi komponen%
komponennya, sehingga bersifat lebih homogen. (angkah ini dilakukan
untuk keperluan daur ulang. )emikian pula sampah yang bersifat
berbahaya dan bera#un misalnya sampah laboratorium berupa sisa%sisa
*at kimia! sedapat mungkin dipisahkan dari jenis sampah lainnya, untuk
kemudian diangkut ke tempat pembuangan khusus.
&engurangi volume sampah dengan pemadatan atau kompaksi"
dilakukan dengan tekanan$kompaksi. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk menekan kebutuhan ruang sehingga mempermudah
penyimpanan, pengangkutan dan pembuangan. +eduksi volume juga
bermanfaat untuk mengurangi biaya pengangkutan dan pembuangan.
,enis sampah yang membutuhkan reduksi volume antara lain" kertas,
karton, plastik, kaleng.
&ereduksi ukuran dari sampah dengan proses pen#a#ahan. Tujuan
hampir sama dengan proses kompaksi dan juga bertujuan memperluas
permukaan kontak dari komponen sampah.

2. Transformasi -imia.
Perubahan bentuk sampah se#ara kimia.i dengan menggunakan prinsip
proses pembakaran atau insenerasi. Proses pembakaran sampah dapat
didefinisikan sebagai pengubahan bentuk sampah padat menjadi fasa gas,
#air, dan produk padat yang terkonversi, dengan pelepasan energi panas.
2
Proses pembakaran ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik dan komposisi
sampah yaitu "
1. /ilai kalor dari sampah, dimana semakin tinggi nilai kalor sampah maka
akan semakin mudah proses pembakaran berlangsung. Persyaratan nilai
kalor adalah 0100 k,$kg sampah agar dapat terbakar.
2. -adar air sampah, semakin ke#il dari kadar air maka proses pembakaran
akan berlangsung lebih mudah.
2. Ukuran partikel, semakin luas permukaan kontak dari partikel sampah
maka semakin mudah sampah terbakar.
,enis pembakaran dapat dibedakan atas "
Pembakaran stoikhiometrik, yaitu pembakaran yang dilakukan
dengan suplai udara$oksigen yang sesuai dengan kebutuhan untuk
pembakaran sempurna.
Pembakaran dengan udara berlebih, yaitu pembakaran yang
dilakukan dengan suplai udara yang melebihi kebutuhan untuk
berlangsungnya pembakaran sempurna.
3asifikasi, yaitu proses pembakaran parsial pada kondisi
substoikhiometrik, di mana produknya adalah gas%gas 45, 62, dan
hidrokarbon.
Pirolisis, yaitu proses pembakaran tanpa suplai udara.

2. Transformasi 7iologi
Perubahan bentuk sampah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme
untuk mendekomposisi sampah menjadi bahan stabil yaitu kompos. Teknik
biotransformasi yang umum dikenal adalah"
-omposting se#ara aerobik produk berupa kompos!.
Penguraian se#ara anaerobik produk berupa gas metana, 45
2
dan gas%
gas lain, humus atau lumpur!. 6umus$lumpur$kompos yang dihasilkan
sebaiknya distabilisasi terlebih dahulu se#ara aerobik sebelum
digunakan sebagai kondisioner tanah.

2. Skala Pengolahan Sampah
7erdasarkan metoda pengolahan dan tanggung ja.ab pengelolaan maka skala
pengolahan dapat dibedakan atas beberapa skala yaitu "
1! 'kala individu8 yaitu pengolahan yang dilakukan oleh penghasil sampah
se#ara langsung di sumbernya rumah tangga$kantor!. 4ontoh pengolahan
pada skala individu ini adalah pemilahan sampah atau komposting skala
individu.
3









a! Pemilahan b! -omposting
3ambar 1. Pengolahan 'kala 9ndividu

2! 'kala ka.asan8 yaitu pengolahan yang dilakukan untuk melayani suatu
lingkungan$ ka.asan perumahan, perkantoran, pasar, dll!. (okasi
pengolahan skala ka.asan dilakukan di TP'T Tempat Pengolahan 'ampah
Terpadu!. Proses yang dilakukan pada TP'T umumnya berupa " pemilahan,
pen#a#ahan sampah organik, pengomposan, penyaringan kompos,
pengepakan kompos, dan pen#a#ahan plastik untuk daur ulang.











a! Pemilahan sampah b! Proses komposting
3ambar 2. Proses pengolahan skala ka.asan










4
2! 'kala kota8 yaitu pengolahan yang dilakukan untuk melayani sebagian atau
seluruh .ilayah kota dan dikelola oleh pengelola kebersihan kota. (okasi
pengolahan dilakukan di 9nstalasi Pengolahan 'ampah Terpadu 9P'T! yang
umumnya menggunakan bantuan peralatan mekanis.














a! (okasi &+: skala kota b! Proses komposting skala kota

3ambar 2. Proses pengolahan sampah kota

3. Tanggung Jawab Pengelola
Pengolahan sampah merupakan bagian penting dalam penanganan sampah
untuk merubah sampah menjadi bentuk yang lebih stabil dan tidak men#emari
lingkungan serta mengurangi jumlah sampah yang harus ditimbun di TP; Tempat
Pemrosesan ;khir!. Pengelola dari proses pengolahan ini sangat tergantung dari
dimana proses pengolahan dilakukan.
Pengolahan skala sumber, sangat berperan dalam mengurangi jumlah sampah
yang harus dikelola. ;danya konsep 2+ redu#e, reuse dan re#y#le! serta pengelolaan
sampah berbasis masyarakat mulai merubah pradigma masyarakat tentang sampah.
'ampah adalah sumber daya yang harus dikelola sejak mulai dari sumber sampah.

Pengelola d Skala Sumbe! Sampah dan Skala "awa#an
Pengelolaan sampah berbasis adalah sistem penanganan sampah yang
diren#anakan, disusun, dioperasikan, dikelola dan dimiliki oleh masyarakat. Tujuannya
adalah kemandirian masyarakat dalam mempertahankan kebersihan lingkungan
melalui pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Penanggung ja.ab dari
pengelolaan ini termasuk pengolahannya sangat tergantung dari pengelolaan sampah
di masyarakat. 'ebagai #ontoh dapat dilihat pada 3ambar 0. berikut.
5



























3ambar 0. 'kematik Pengelolaan 'ampah 'kala 'umber


1. -etua +<
- 7ertanggung ja.ab terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan pengolahan
sampah rumah tangga.
% &emberikan arahan dan masukan kegiatan kepada pengurus, baik melalui
ketua maupun melalui pertemuan rutin yang diadakan oleh pengurus.
% &engingatkan pengurus, jika terjadi kegiatan yang tidak sesuai dengan apa
yang telah disepakati dalam kerangka pen#apaian tujuan bersama.
- &emberikan motivasi kepada pengurus untuk tetap konsisten dalam
pengelolaan sampah rumah tangga.



)ivisi )aur Ulang
'ampah -ering
)ivisi
'ampah
7asah
)ivisi
Penjualan
'ekretaris 7endahara
<akil -etua
-etua
-etua +<
-oordinator
;nggota
&asyarakat
6
2. -oordinator
% &elakukan koordinasi dengan pihak terkait baik dari dalam organisasi maupun
dari luar organisasi, seperti kelurahan, ke#amatan dan Pemerintah -ota
'urabaya serta pihak terkait lainnya.
2. -etua
% &enyusun ren#ana kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga dengan
konsep 2+.
% &emimpin diskusi pertemuan rutin untuk membahas perkembangan
pelaksanaan pengelolaan sampah rumah tangga beserta kelebihan dan
kekurangannya.
% &elakukan kegiatan monitoring dan evaluasi program yang telah disusun.
0. <akil -etua
% &embantu ketua dalam pelaksanaan tugasnya mengelola organisasi.
% &e.akili ketua untuk memimpin diskusi pertemuan rutin jika ketua
berhalangan hadir.
1. 'ekretaris
% &en#atat dan mendokumentasikan hasil rapat atau kesepakatan organisasi.
% &engurus surat keluar dan masuk yang ditujukan kepada organisasi.
% &en#atat barang inventaris yang dimiliki
=. 7endahara
% &en#atat jumlah sampah yang telah terkumpul dan terjual.
% &embukukan dan mengelola keuangan organisasi serta memberikan laporan
se#ara transparan untuk kepentingan organisasi sesuai dengan kesepakatan
yang dibuat.
>. )ivisi )aur Ulang 'ampah -ering
% &engkoordinasi pengumpulan sampah yang masih bisa didaur ulang.
% &elakukan daur ulang sampah kering, seperti membuat tas dan tempat
sepatu dari plastik kemasan sabun #u#i atau minyak goreng.
8. )ivisi 'ampah 7asah
% &engkoordinasi pembuatan komposter Takakura atau sejenisnya se#ara
s.adaya.
% &emberikan pelatihan kepada .arga tentang tata #ara penggunaan
komposter Takakura atau sejenisnya.
% &engkoordinasi pelaksanaan pengomposan sampah rumah tangga.
?. )ivisi Penjualan
% &engkoordinasi pengumpulan hasil pemilahan dan daur ulang sampah yang
layak untuk dijual
% &emasarkan dan menjual hasil pemilahan dan daur ulang sampah.
% &en#atat hasil penjualan dari sampah yang telah dipilah dan didaur ulang
10. ;nggota &asyarakat
% &elakukan pemilahan terhadap sampah basah dan kering.
7
% &elakukan kegiatan pengomposan dengan keranjang Takakura di rumah
masing%masing.
% &enyerahkan hasil pemilahan sampah kering kepada )ivisi daur ulang sampah
kering dan divisi penjualan.

Pengelola #kala ko$a
&erupakan pengelolaan yang dilakukan untuk melayani sebagian masyarakat
yang tinggal dalam suatu .ilayah kota yang karena alasan kelayakan ekonomi dan
teknis maka perlu terdiri atas sekurang%kurangnya 10@ dari jumlah penduduk kota
tersebut atau sekurang%kurangnya untuk 1 satu! .ilayah administrasi -e#amatan.
Penanggung ja.ab kegiatan adalah Pemerintah -ota$-abupaten. Pelaksana kegiatan
adalah "
Pengelola -ebersihan -ota
7adan Usaha$'.asta
(embaga -emitraan

%. "ompo# dan P!o#e# "ompo#$ng
-ompos didefinisikan sejenis pupuk organik, dimana kandungan unsur /, P dan -
yang tidak terlalu tinggi , hal ini membedakan kompos dengan pupuk buatan. -ompos
sangat banyak mengandung unsur hara mikro yang berfungsi membantu memperbaiki
struktur tanah dengan meningkatkan porositas tanah sehingga tanah menjadi gembur
dan lebih mampu menyimpan air T#hobanoglous et al.,1??2!. ;dapun manfaat dari
kompos adalah "
% &emperbaiki struktur tanah8
% 'ebagai bahan baku pupuk organik8
% 'ebagai media remediasi tanah yang ter#emar pemulih tanah akibat
pen#emaran bahan kimia yang toAi# terhadap mikroba tanah!8
% &eningkatkan oksigen dalam tanah8
% &enjaga kesuburan tanah8
% &engurangi kebutuhan pupuk inorganik.
4ara atau metoda untuk membuat kompos adalah proses komposting. Proses
komposting ini merupakan proses dengan memanfaatkan proses biologis yaitu
pengembangan massa mikroba yang dapat tumbuh selama proses terjadi. &etoda ini
adalah proses biologi yang mendekomposisi sampah terutama sampah organi# yang
basah! menjadi kompos karena adanya interaksi kompleks dari organisme yang
terdapat se#ara alami. 7erdasarkan prinsip proses biologis ini, maka karakteristik dari
mikroba menjadi penting untuk diperhatikan. ,enis mikroba yang dimaksud adalah
jenis mikroba yang diklasifikasikan dari #ara hidupnya, yaitu "
8
% &ikroba anaerobi# yaitu mikroba yang hidup tanpa oksigen!8 jenis mikroba
ini juga dibagi dalam 2%jenis yaitu " mesophili# hidup pada temperatur 20%
00
o
4!, dan thermophili# hidup pada temperatur 01%>0
o
4!.
% &ikroba aerobi# adalah mikroba yang hanya dapat hidup dengan adanya
oksigen. 'ama dengan mikroba anaerobi# berdasarkan fluktuasi kondisi suhu
di dalam tumpukan kompos dapat dibedakan menjadi mesophili# dan
thermophili#.
Proses komposting merupakan suatu proses yang paling relatif mudah dan
murah, serta menimbulkan dampak lingkungan yang paling rendah. Proses ini hampir
sama dengan pembusukan se#ara lamiah, dimana berbagai jenis mikroorganisme
berperan se#ara serentak dalam habitatnya masing%masing. &akanan untuk
mikorooganisme adalah sampah, sedangkan suplai udara dan air diatur dalam proses
komposting ini.
,enis sampah sangat mempengaruhi proses #omposting ini. 'ampah yang dapat
dikomposkan adalah sampah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis
sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat han#ur
se#ara alami. 4ontohnya adalah sayuran, daging, ikan, nasi, ampas perasan kelapa,
dan potongan rumput $daun$ ranting dari kebun 3ambar 1.!

9


3ambar 1. 'ampah yang dapat dikomposkan B'P, U';9)!



&. Teknolog P!o#e# "ompo#$ng
7erdasarkan teknologi proses, pengolahan kompos dapat dibedakan sebagai
berikut"
a. -omposting aerobik, menggunakan oksigen
b. -omposting anaerobik, tanpa menggunakan oksigen



10
"ompo#$ng ae!obk
-omposting aerobik, adalah komposting yang menggunakan oksigen dan
memanfaatkan respiratory metabolism, dimana mikroorganisme yang menghasilkan
energi karena adanya aktivitas en*im yang membantu transport elektron dari elektron
donor menuju eAternal ele#tron a##eptor adalah oksigen.
+eaksi yang terjadi "
7ahan organik C 5
2
C nutrien kompos C sel baru C 45
2
C 6
2
5 C /6
2

C '5
0
D
C energi

;da beberapa metoda atau teknologi proses komposting se#ara aerobik ini yaitu
"
1. <indro. #omposting didefinisikan sebagai sistem terbuka, pemberian oksigen
se#ara alamiah, dengan pengadukan$pembalikan, dibutuhkan penyiraman air
untuk menjaga kelembabannya.


a! <indro. #omposting b! ;erated stati# pile

3ambar =. <indro. komposting

"eun$ungan "
% 7iaya relatif murah untuk .indro. komposting
% Proses lebih sederhana dan #epat khususnya yang menggunakan aerasi
mekanis!
% )apat dibuat dalam skala ke#il dan mobile in%vessel #omposting! 'ehingga
dapat dibuat dalam bentuk modul%modul!
"e!ugan "
- &asih menimbulkan dampak negatif berupa " bau, lalat, #a#ing dan rodent,
serta air lea#hate
11
- 5perasional kontrol temperatur dan kelembaban sulit, karena kontak
langsung dengan udara bebas, sering tidak men#apai kondisi optimal
- &embutuhkan lahan yang luas untuk sistem .indro. #omposting, karena
proses pengomposan sampai pematangan membutuhkan .aktu minimal =0
hari.

"ompo#$ng anae!obk
Proses komposting tanpa menggunakan oksigen. 7akteri yang berperan adalah
bakteri obligate anaerobik. Proses berlangsung dengan reaksi sebagai berikut "
-omposting #ara anaerobik dengan reaksi"
7ahan organik C 6
2
5 C nutrien kompos C sel baru C 45
2
C
46
0
C /6
2
C 6
2
' C energi

)alam proses ini terdapat potensi hasil sampingan yang #ukup mempunyai arti
se#ara ekonomis yaitu gas bio, yang merupakan sumber energi alternatif yang sangat
potensial. 7erdasarkan pendekatan .aste to energy <TB! diketahui bah.a 1 ton
sampah organik dapat menghasilkan 002 -.h listrik.
"eun$ungan '
% Tidak membutuhkan energi, tetapi justru menghasilkan energi
% )alam tangki tertutup sehingga tedak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan
"e!ugan '
% Untuk pemanfaatan biogas dibutuhkan kapasitas yang besar karena faktor
skala ekonomis, sehingga kurang #o#ok diterapkan pada suatu ka.asan ke#il
% 7iaya lebih mahal, karena harus dalam reaktor yang tertutup.

Untuk menunjang keberhasilan dalam proses komposting ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dan sangat mempengaruhi berjalannya proses ini yaitu "
1. -adar air, untuk menjaga aktivitas mikroorganisme. -adar air berkisar antara
10%=0@, optimum 11@.
2. +asio 4$/, dimana karbon 4! merupakan sumber energi bagi
mikrooganisme, sedangkan nitrogen /! berfungsi untuk membangun sel%sel
tubuh mikroorganisme. /ilai 4$/ berkisar antara 21%10.
2. Temperatur, merupakan faktor penting dalam kehidupan mikroorganisme
agar dapat hidup dengan baik. 'uhu pada hari%hari pertama pengomposan
harus dipertahankan berkisar antara 10%11
o
4, sedangkan pada hari%hari
berikutnya 11%=0
o
4.
0. p6, juga sebagai indi#ator kehidupan mikroorganisme. +entang p6
dipertahankan berkisar antara > sampai >,1.
12
1. Ukuran partikel, berhubungan dengan peningkatan rata%rata reaksi dalam
proses. Ukuran partikel berkisar antara 21%>1 mm.
=. 7lending dan 'eeding , pen#ampuran ini dipengaruhi oleh rasio 4$/ dan
kadar air. (umpur tinja sering ditambahkan pada kompsoting sampah untuk
meningkatkan rasio 4$/.
>. 'uplai oksigen, sangat penting dalam proses pengomposan se#ara aerobi#.
'uplai oksigen se#ara teoritis biasanya ditentukan berdasarkan komposisi
sampah yang dikomposkan.
8. Pengadukan, berfungsi untuk menjaga kadar air, menyeragamkan nutrient
dan mikroorganisme.
?. -ontrol pathogen, dilakukan dengan pengontrolan suhu, dimana pathogen
biasanya akan mati pada suhu =0%>0
0
4 selama 20 jam.

(. Ope!a#onal P!o#e# "ompo#$ng
5perasional proses komposting se#ara umum sangat tergantung dari teknologi
yang digunakan dan tergantung dari alat komposter dan lokasi dimana proses
komposting dilaksanakan. 'e#ara umum proses komposting se#ara aerobik dengan
.indro. komposting untuk skala ka.asan atau kota dapat dilihat pada 3ambar >
berikut.















3ambar >. 5perasional Proses Pengomposan 'e#ara ;erobik
Sampah Kota
Pemilahan
Produk Daur
Ulang
Sisa
Perajangan (jika perlu)
Proses Pengomposan
secara Aerobik
Proses Pematangan
Pengayakan
Hasil Akhir
Kompos
Penghancuran
Sisa Bahan
Organik
Sisa Tidak Dapat
Dikomposkan
Penimbunan
13
1! Pemilahan
Pada pengomposan, sampah dipilah dan bahan organik biodegradable
diproses menjadi kompos. ;da beberapa metode pemilahan yaitu "
'e#ara manual8 dimana sampah dibongkar dan dipilah sepenuhnya
dengan tenaga manusia.
'e#ara semi mekanis yaitu dengan bantuan ban berjalan yang dibantu
oleh petugas pemilah8
'e#ara mekanis "
- 'ampah berjalan diatas #onveyor selanjutnya akan mengalami beberapa
tahapan proses yaitu
- Pemisahan logam besi dengan menggunakan magnet
- Pemisahan sampah ringan dengan air separator
- Pemisahan organik dengan saringan putar rotary s#reen! atau saringan
getar
2! Pen#a#ahan
Pen#a#ahan ini berfungsi untuk memperbesar luas permukaan kontak dari
sampah sehingga memper#epat proses komposting.
Pen#a#ahan pada skala ka.asan
% &otor penggerak mesin #a#ah dihidupkan hingga stationer
- 'ampah organik dituangkan ke dalam hopper hingga ter#a#ah dan keluar
dalam bentuk serpihan dan ditampung untuk proses berikutnya
Pen#a#ahan pada skala kota
- 'ampah dituangkan ke lubang penerimaan hopper!.
- )engan menggunakan #onveyor, sampah dimasukkan kedalam mesin
#a#ah #hrusher!
- Pen#a#ahan dalam mesin dengan menggunakan penghan#ur hammer!
- 'ampah yang telah han#ur berjalan melalui #onveyor menuju proses
selanjutnya.

2! Proses -omposting
<indro. komposting "
- 'ampah organik ditumpuk diatas lorong udara sampai ketinggian 1,1 m
membentuk lajur%lajur ro.! dengan panjang sesuai ren#ana
- ;liran udara dari lorong akan menyediakan udara$oksigen bagi proses
dekomposisi yg berlangsung
% Tumpukan sampah dibalik untuk menjaga agar kelembaban atau suhu
selalu berada dalam batas yang diijinkan
- -ompos akan terbentuk sekitar 1%= minggu
14
% Proses pematangan kompos perlu .aktu 1%2 minggu
Proses 'tati# Pile "
- 'ampah organik ditumpuk diatas lahan yang telah dilengkapi dengan
sistem perpipaan porous untuk pengha.aan
- ;liran udara diberikan melalui perpipaan dengan bantuan blo.er
- -ompos akan terbentuk sekitar 2%0 minggu
- Proses pematangan kompos perlu .aktu 1%2 minggu

0! Proses pematangan
6al lain yang perlu diperhatikan dalam #omposting adalah fase kematangan
kompos. -ematangan kompos didefinisikan sebagai keadaan antara bahan
organi# mentah dengan busuk sempurna atau mati. 9ndikator yang biasanya
digunakan sebagai indikasi kematangan kompos adalah "
1. 'uhu, setelah beberapa lama dalam keadaan termofilik suhu akan
menurun mendekati suhu ruangan. ,ika proses pengadukan tidak
menyebabkan suhu meningkat kembali dan suhu sudah stabil, maka
dapat dianggap kompos men#apai kematangan.
2. +asio 4$/, selama proses berlangsung rasio 4$/ akan mengalami
penurunan. 'tandard pengukuran kematangan kompos adalah rasio 4$/
E 20.
2. 7entuk fisik, se#ara sederhana untuk mengetahui kompos sudah matang
atau tidak adalah dari bentuk fisik yang menyerupai tanah.
0. 7au, jika kompos diambil dalam dua genggaman tangan, dimasukkan
dalam kantong plastik dan diamkan selama 2 A 20 jam. 7ila kantong
palstik menggelembung dan panas atau .aktu kantong dibuka
menimbulkan bau yang menyengat, maka kompos belum matang.

1! Pengayakan
7erfungsi untuk memisahkan sampah halus dan sampah kasar, serta berfungsi
untuk memisahkan antara sampah yang belum menjadi kompos dengan
produk kompos.









3ambar 8. Pengayakan -ompos
15
). S$anda! "ompo#
Pengendalian mutu dari kompos sangat penting diperhatikan karena akan
mempengaruhi kondisi tanah dan tanaman yang akan menyerap unsur%unsur yang
disediakan oleh kompos. 'elain itu kompos dibuat dari bahan seperti sampah dengan
#ampuran lumpur dan kotoran sehingga diharuskan ada Fuality #ontrol untuk
men#egah adanya kontaminasi dari bahan berbahaya yang terkandung dalam bahan
baku pembuat kompos.
'tandard baku mutu kompos berdasarkan '/9 1?%>020%2000 dapat dilihat pada
tabel 1 berikut.

Tabel 1. S$anda! "ual$a# "ompo#

No Pa!ame$e! Sa$uan Mnm Mak# No Pa!ame$e! Sa$uan Mnm Mak#
1 -adar ;ir @ G4 10 1> 4obal 4o! mg$kg H 20
2 Temperatur 'uhu air
tanah
18 4hromium
4r!
mg$kg H 210
2 <arna -ehitaman 1? Tembaga
4u!
mg$kg H 100
0 7au 7erbau
tanah
20 &er#uri 6g! mg$kg 0,8
1 Ukuran Partikel mm 0,11 21 21 /ikel /i! mg$kg H =2
= -emampuan
9kat ;ir
@ 18 22 Timbal Pb! mg$kg H 110
> p6 =,80 >,0? 22 'elenium 'e! mg$kg H 2
8 7ahan ;sing @ H 1,1 20 'eng In! mg$kg H 100
*n#u! Mak!o *n#u! Lan
? 7ahan 5rganik @ 2> 18 21 4alsium @ H 21,10
10 /itrogen @ 0,00 2= &agnesium
&g!
@ H 0,=0
11 -arbon @ ?,80 22 2> 7esi :e! @ H 2,00
12 Phosfor P201! @ 0,10 28 ;luminium
;l!
@ 2,20
12 4$/%rasio 10 20 2? &angan &n! @ 0,10
10 -alium -20! @ 0,20 H +ak$e!
*n#u! Mk!o 20 :e#al 4oli &P/$gr 1000
11 ;rsen mg$kg H 12 21 'almonella
sp.
&P/$0 gr 2
1= 4admium 4d! mg$kg H 2
-eterangan " H /ilainya lebih besar dari minimum atau lebih ke#il dari maksimum



16
,. -au! *lang Sampah
)aur ulang didefinisikan suatu proses mengumpulkan, memisahkan, melakukan
proses , menjual material yang dapat dimanfaatkan kembali atau mengubah menjadi
material baru. )alam pengelolaan sampah terpadu daur ulang merupakan salah satu
bagian penting yang ditunjukkan dengan hirarki seperti pada 3ambar ? berikut.














3ambar ?. 6irarki Pengelolaan 'ampah

;da beberapa kegiatan yang terkait dengan hirarki pengelolaan sampah diatas
yaitu "
1. Pen#egahan Prevention!
mengurangi pola konsumsi berlebihan
menggunakan produk sistem se.a
2. &inimisasi
menggunakan produk dengan kemasan yang dapat digunakan ulang,
menggunakan produk sistem refill
memilah sampah daur ulang
2. Pemanfaatan kembali +euse!
memanfaatkan barang bekas untuk fungsi sama atau berbeda.
menyumbangkan barang bekas ke pihak yang dapat memanfaatkan
0. )aur ulang +e#y#ling!
&engubah bentuk J sifat sampah melalui proses bio%fisik%kimia.i menjadi
produk baru sampah basah diolah menjadi kompos, sampah plastik diolah
menjadi pelet
1. Perolehan energi energy re#overy!
&engubah sampah melalui proses biofisikkimia.i menjadi energi briket
sampah, proses thermal insinerasi, pyrolisis, gasifikasi!, serta biogas

17
=. Pembuangan akhir
&embuang seluruh komponen sampah ke TP;, atau membakarnya dengan
proses in#enerasi
-euntungan yang diperoleh dengan menerapkan daur ulang dalam pengelolaan
sampah antara lain"
1. &enghemat penggunaan sumber daya alam, karena dengan adanya daur
ulang se#ara langsung akan menghemat bahan baku dalam proses
produksi.
2. &enghemat lahan TP;, karena akan mengurangi volume sampah yang
masuk ke TP; sehingga dapat memperpanjang masa pakai TP;.
2. &enghemat energi, karena dapat mempersingkat alur dalam proses
produksi.
0. &en#iptakan lapangan kerja, baik dalam proses pemilahan, pembuatan
produk mapun penjualan.
1. &engurangi biaya pengelolaan sampah, merupakan dampak langsung dari
berkurangnya sampah yang diangkut ke TP;.
=. &eningkatkan kualitas lingkungan, karena dengan adanya daur ulang
volume sampah semakin sedikit.

Program daur ulang dalam peren#anaan dan pelaksanaan memerlukan
beberapa tahap"
1. Pengembangan ren#ana daur ulang.
2. Penentuan kuantitas dan kualitas sampah yang dapat di daur ulang dan
menentukan jenis bahan yang dapat di daur ulang.
2. +en#ana pelayanan ke berbagai sumber timbulan perumahan, komersil
dll!.
0. &eren#anakan dan mempersiapkan fasilitas proses yang diperlukan.
1. &engembangkan pasar dari produk%produk daur ulang.

,enis sampah yang dapat di daur ulang sangat banyak dan dengan berbagai
proses akan menjadi bahan baku untuk proses produksi, antara lain"
Penggunaan langsung" kayu, drum, meubel, dsb
7ahan baku untuk remanufakturing" logam aluminium, besi, kertas, karton,
gelas, plastik, karet, dsb. 'etiap bahan memerlukan spesifikasi yang
ditentukan pembeli, seperti" tingkat kemurnian, densitas, model
pengemasan
7ahan baku untuk konversi biologik dan kimia.i" sampah organik untuk
produksi kompos dan gas
7ahan bakar" re#overy energi panas menjadi listrik melalui proses
pembakaran, melalui konversi sampah menjadi minyak, gas, pelet dsb.
+eklamasi lahan" sampah konstruksi bangunan, kompos

18
7erdasarkan jenis sampah di atas dapat ditentukan se#ara spesifik proses
pengolahan lanjutan yang akan dilakukan, seperti"
Penggunaan langsung" masih dapat digunakan kembali, tingkat kebersihan
#ontoh" sepeda, meubel bekas!
7ahan baku untuk remanufakturing"
- ;luminium" ukuran partikel, tingkat kebersihan, kelembaban, densitas,
jumlah, #ara pengiriman, pembeli
- -ertas J karton" sumber, grade, tidak ada majalah, tidak ada perekat,
kelembaban, jumlah, #ara penyimpanan, pembeli
- 3elas" .arna, tidak ada label, logam, J keramik, tingkat kebersihan,
jumlah, #ara penyimpanan, pembeli
- (ogam besi" sumber, densitas, tingkat kebersihan, tingkat kontaminasi
dengan kaleng, aluminium, timbal, jumlah, #ara pengiriman, pembeli
- (ogam non%besi" bervariasi menurut kebutuhan dan pasar
- Tekstil" jenis bahan, tingkat kebersihan
7ahan baku untuk biokonversi"
- 'ampah kebun" komposisi, ukuran partikel, distribusi ukuran, tingkat
kontaminasi
- 'ampah organik" komposisi, tingkat kontaminasi
7ahan baku untuk bahan bakar"
- sampah kebun" komposisi, ukuran partikel, kadar air
- sampah organik" komposisi, nilai kalori, kelembaban, keterbatasan
penyimpanan, jumlah, pemasaran dan distribusi produk energi
- kayu" komposisi, tingkat kontaminasi.
+eklamasi"
- sampah konstruksi" komposisi, tingkat kontaminasi, peraturan reklamasi
yang berlaku, tata guna lahan

.. Tempa$ Pengolahan Sampah Te!padu /TPST012PST
Tempat Pengolahan 'ampah Terpadu TP'T! atau &aterial +e#overy :a#ility
&+:! didefinisikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemisahan dan
pengolahan sampah se#ara terpusat . -egiatan pokok di &+: ini adalah"
pengolahan lebih lanjut sampah yang telah dipilah di sumbernya
pemisahan J pengolahan langsung komponen sampah kota
peningkatan mutu produk re#overy$re#y#ling
,adi fungsi &+: J &+ &aterial +e#overy!$T: adalah sebagai tempat
berlangsungnya pemisahan, pen#u#ian$pembersihan, pengemasan, dan pengiriman
produk daur ulang sampah. 'edangkan pertimbangan teknis adanya &+: adalah "
1. penetapan definisi dan fungsi &+:
2. penentuan komponen sampah yang akan diolah untuk saat sekarang dan
masa mendatang
19
2. identifikasi spesifikasi produk
0. pengembangan diagram alir proses pengolahan
1. penentuan laju beban pengolahan
=. penentuan lay%out dan disain
>. penentuan peralatan yang digunakan
8. penentuan upaya pengendalian kualitas lingkungan
?. penentuan pertimbangan%pertimbangan estetika
10. penentuan adaptabilitas peralatan terhadap perubahan%perubahan yang
mungkin terjadi

13. 4an5angan TPST12PST
&+: sebagai tempat daur ulang sampah, memerlukan fasilitas berdasarkan
komponen sampah yang masuk dan yang akan dikelola. 'e#ara umum dibedakan atas"
1. :asilitas pre%pro#essing, merupakan tahap a.al pemisahan sampah,
mengetahui jenis sampah yang masuk, meliputi proses%proses sebagai
berikut"
Penimbangan, mengetahui jumlah sampah yang masuk.
Penerimaan dan penyimpanan, menentukan area untuk mengantisipasi
jika sampah yang terolah tidak se#epat sampah yang datang ke lokasi.
2. :asilitas pemilahan, bisa se#ara manual maupun mekanis. 'e#ara manual
akan membutuhkan area dan tenaga kerja untuk melakukan pemilahan
dengan #epat, sedangkan se#ara mekanis akan mempermudah proses
pemilahan dan menghemat .aktu. Peralatan mekanis yang digunakan
antara lain"
;lat untuk memisahkan berdasarkan ukuran " re#ipro#ating s#reen,
trommel s#reen, dis# s#reen. ;lat untuk memisahkan berdasarkan berat
jenis " air #lassifier, pemisahan inersi, dan flotation.
2. :asilitas pengolahan sampah se#ara fisik, setelah dipilah sampah akan
ditangani menurut jenis dan ukuran material tersebut. Peralatan yang
digunakan antara lain " hammer mill dan shear shredder.
0. :asilitas pengolahan yang lain seperti komposting, ataupun +):.










20












3ambar 10. 4ontoh 5perasi &+: TP'T!

:aktor%faktor yang menentukan fungsi dari &+: adalah "
1. Peranan &+: dalam pengelolaan sampah.
2. ,enis komponen yang diolah.
2. 7entuk sampah yang diserahkan ke &+:.
0. Pengemasan dan penyimpanan produk.

Pada tabel 2 berikut dapat dilihat #ontoh bahan yang dapat di daur ulang di &+:,
proses operasi dan kebutuhan peralatan.

Tabel 2. 4ontoh bahan, operasi serta kebutuhan peralatan dalam &+:

+ahan Ope!a# "ebu$uhan pe!ala$an
-ertas dan karton Pemisahan se#ara manual
kertas yang berkualitas
tinggi dan karton, baling
:ront end loader, #onveyor,
baler, forklift
Plastik #ampuran Pemisahan manual PBTB J
6)PB, baling,
penyimpanan
;real penerimaan, #onveyor,
kontainer untuk penyimpanan,
baler, forklift
3elas #ampuran Pemisahan manual gelas
.arna hijau, bening, dan
.arna lain Penyimpanan.
;real penerimaan, #onveyor,
penghan#ur gelas, kontainer
untuk penyimpanan, baler,
forklift
Terkait dengan pengolahan maka ada beberapa proses yang bisa berlangsung
di TP'T atau &+: ini yaitu "
1. Transformasi fisik yaitu " pemisahan sampah dengan berbagai metoda seperti
pemisahan se#ara manual maupun pemisahan se#ara mekanik menggunakan
21
beberapa peralatan, seperti rotating s#reen, magneti# separation dan lain%lain
3ambar 11!


a! +otating '#reen b! &agneti# dan Ble#tri# 4onveyor

3ambar 11. Peralatan Pemisahan 'ampah

'elain itu sampah%sampah lain seperti plastik, kardus dan lain%lain mengalami
proses pemisahan dan pen#a#ahan. Pada 3ambar 12. berikut dapat dilihat alur
pengolahan sampah plastik dan sampah kardus se#ara fisik. Proses kompaksi
juga dapat terjadi di lokasi ini dengan penerapan dari baling.

2. Transformasi biologi yaitu proses pengomposan yang bisa diterapkan baik
dalam skala TP'T mapun 9P'T. Proses pengomposan ini bisa menggunakan
beberapa metoda seperti .indro. #omposting atau komposter angin dan
proses pengomposan yang lain. Pemilihan teknologi sangat tergantung pada
beberapa faktor antara lain " ketersediaan lahan dan kemudahan operasional
proses pengomposan serta meminimalkan dampak negatif yang mungkin
timbul.

2. Transformasi kimia, dengan mengubah sampah menjadi briket sampah.
'ampah dapat digunakan sebagai sumber energi dengan memanfaatkan nilai
kalor yang ada di dalam sampah.





22












a! Pen#a#ahan sampah plastik












b! Pengolahan sampah kardus.
3ambar 12. Pengolahan sampah dengan pen#a#ahan dan kompaksi

'elain keuntungan ada beberapa masalah yang harus diperhatikan dalam
penerapan &+: ini yaitu"
1. (okasi &+: TP'T!
(okasi sebaiknya jauh dari permukiman penduduk dan industri, dengan
pertimbangan &+: akan mendapatkan daerah penyangga yang baik dan
mampu melindungi fasilitas yang ada. Tetapi tidak menutup kemungkinan
lokasi dekat dengan permukiman atau industri, hanya saja dibutuhkan
penga.asan terhadap operasional &+: sehingga dapat diterima di
lingkungan.
2. Bmisi ke lingkungan.
&+: yang akan dioperasikan harus melihat kemampuan lingkungan dalam
menerima dampak yang ditimbulkan dari adanya fasilitas &+:, misalnya "
kebisingan, bau, pen#emaran udara, estetika yang buruk dan lain%lain.
Pendekatan desain yang terbaik adalah meren#anakan dengan baik
23
penentuan lokasi &+:, menerapkan sistem bersih lokasi dan pengoperasian
yang ramah lingkungan.
2. -esehatan dan kemanan masyarakat
-esehatan dan keamanan masyarakat se#ara umum sangat terkait dengan
proses yang ada di dalam &+:. ,ika proses di &+: diren#anakan dan
dilaksanakan dengan baik, maka dampak negatif yang akan ditimbulkan
pada masyarakat dapat diminimalkan.
0. -esehatan dan keselamatan pekerja
Pengoperasian &+: juga menimbulkan resiko terhadap para pekerja, seperti
kemungkinan adanya paparan dari bahan%bahan toksik yang masuk ke lokasi
&+:, sehingga pekerja harus dilengkapi peralatan safety pribadi. 4ontoh
peralatan tersebut pakaian yang aman, sepatu boot, sarung tangan, masker
dan lain%lain.

Pe!an5angan 2PST1TPST

;da beberapa langkah untuk meran#ang dari TP'T$9P'T ini yaitu "
1. &aterial 7alan#e ;nalysis
&engetahui jumlah sampah yang masuk ke lokasi pengolahan termasuk
komposisi dan karakateristik sampah. (angkah ini bertujuan untuk membuat
material balan#e guna mengetahui proses pengolahan yang akan dilakukan
serta berapa banyak produk yang dihasilkan dan residu yang dihasilkan.
(angkah ini juga merupakan langkah a.al untuk menentukan prakiraan luas
lahan serta kebutuhan peralatan bagi sistem di TP'T.
2. 9dentifikasi seluruh kemungkinan pemanfaatan material tersebut
&engetahui karakteristik sampah dan pemanfaatannya untuk bisa
mengembangkan diagram alir proses pemanfaatan dan material balan#e.
2. Perhitungan akumulasi sampah
&enentukan dan menghitung jumlah akumulasi dari sampah, berapa sampah
yang akan ditangani di dalam &+: dan laju akumulasi dengan penetapan
.aktu operasional dari &+:.
0. Perhitungan material loading rate
Perhitungan jumlah pekerja dan alat yang dibutuhkan serta jam kerja dan
.aktu operasional dari peralatan yang digunakan di dalam &+:.
1. (ayout dan desain
Tata letak di dalam lokasi &+: agar mempermudah pelaksanaan pekerjaan.





24
6on$oh !an5angan M471TPST
+en#ana desainnya sebagai berikut "
:asilitas daur ulang sampah diren#anakan pada lokasi depo yang memiliki
luas K 000 mL, sedangkan depo dengan luas M 000 mL digunakan untuk
fasilitas komposting. Pemilihan lokasi juga memperhatikan jumlah depo
masing%masing kelurahan.
TP' Tempat Pembuangan 'ementara! dibagi menjadi 2 bagian utama
yaitu" tempat kontainer, tempat pemilahan dan tempat penyimpanan.
-ontainer hanya digunakan untuk pengumpulan residu yang akan dibuang
ke TP;. 'atu TP' diran#ang hanya membutuhkan satu kontainer. ,enis
kontainer untuk masing%masing TP' diren#anakan seperti yang ter#antum
dalam Tabel 2. (uas lahan yang diperlukan untuk meletakkan kontainer
dapat dilihat pada Tabel 0.
-apasitas pengolahan dihitung berdasarkan kebutuhan lahan yang
diperlukan untuk sorting pemilahan! dan penimbunan tiap 1mN sampah.


Tabel 2. (uas TP'$)epo dan -ontainer yang )igunakan
Lua# Lahan TPS /m80
-men#
Lahan
/m 9 m0
:olume "on$ane!
;ang -gunakan
/m<0
10
100
200
200
000
100
1000
1 A 10
10 A 10
10 A 20
10 A 20
11 A 2>
11 A 20
11 A =>
8
8
10
10
10
10
10









25
Tabel 0. (uas (ahan untuk -ontainer
Lua# Lahan
TPS /m80
-men#1*ku!an
"on$ane! /m 9 m0
Lua# Lahan un$uk
"on$ane! /m80
10
100
200
200
000
100
1000
0 A 1
0 A 10
8 A 10
8 A 10
8 A 11
8 A 11
8 A 11
20
00
80
80
120
120
120


Pe!h$ungan Lua# Tempa$ So!$ng /Pemlahan0
Tinggi maksimum timbulan sampah pada bak pemilah D 0.2 m
(ebar bak pemilah D 2 m, untuk mempermudah pemisahan sampah oleh
pekerja. Pekerja bekerja pada kedua sisi meja sorting pemilahan!.
)alam 1 mN sampah daur ulang diperlukan luas tempat sorting pemilahan!"
(ebar D 2 m
Tinggi D 0.2 m
Panjang D 1.> m
(uas area D luas tempat sorting pemilahan! C luas jarak antara
D 2.0 C ?.18 D 12.18 mL
;pabila diperkirakan .aktu yang diperlukan untuk memilah sampah dengan
volume 1 mN dengan 2 orang pekerja selama 20 menit, maka untuk > jam kerja
dapat dipilah sampah sebesar 10 mN sampah.

Pe!h$ungan Lua# Penmbunan +ahan Te!plah
Oolume bahan terpilah tiap 1 mN sampah input, didapat "
-ertas D 0.2?0>1 mN
(ogam D 0.00=1= mN
Plastik D 0.1>021 mN
-a#a D 0.0008? mN
+esidu ke TP; D 0.12818 mN
)ari nera#a massa di atas, dihitung luas lahan yang diperlukan untuk tiap
komponen terpilah. )engan .aktu penyimpanan maksimum 1 hari atau > jam
kerja, maka volume bak penimbunan yang dibutuhkan "



26
Tabel 1. )imensi 7ak Penimbunan

Ma$e!al
:olume
/m<0
-men# bak
/m0
7!ek.Pengamblan
/kal1ha!0
-ertas 0.0=??0 1.1A0.8A0.1 8
(ogam 0.08= 1.1A0.1A0.1 1
Plastik 2.02? 1.1A0.8A0.1 0
-a#a 0.0120 0.2A0.1A0.1 1
+esidu ke TP; >.0 1.1A0.8A0.1 12



















+ak Pemlah Sampah -au! *lang

+angunan Pelengkap
Untuk penyimpanan material daur ulang yang telah terpilah disediakan gudang
penyimpanan dengan ukuran 2A 2 meter.
'edangkan rumah jaga untuk petugas operasional &+: dengan ukuran 0 A =
meter.
Pengompo#an
'ampah organik yang diterima oleh )epo )aur Ulang 'ampah kemudian
mengalami proses pemilahan oleh petugas sebelum dikomposkan. 'ampah

0.8 m
1.7 m
1.5 m
0.8 m
27
yang mudah dikomposkan, di#a#ah, kemudian ditumpuk untuk proses
pengomposan. ;da beberapa alternatif pengomposan yang dapat dilakukan"
a. P!o#e# Ae!obk
- 'ampah ditumpuk di atas para%para. 'ampah perlu dibalik pada
perioda .aktu tertentu, untuk memastikan pemberian oksigen pada
sampah #ukup merata. (ama pengomposan sampah dengan #ara ini
=0 hari. 4ara ini telah dilakukan di UP)- 7ratang.
- Untuk memper#epat .aktu pengomposan, mengingat keterbatasan
lahan, maka pemberian oksigen dapat dilakukan dengan #ara
memberi oksigen ke dalam tumpukan sampah. Tetapi sebagai
konsek.ensinya, perlu energi tambahan untuk proses pemberian
suplay! oksigen.
- 'ampah dimasukkan ke dalam tong berlubang yang dapat diputar.
-apasitas tong tidak lebih dari 1 m
2
, karena jika terlalu besar,
sampah tidak dapat ter#ampur pada saat diputar.
b. P!o#e# Anae!obk17akul$a$=
- 'ampah yang telah di#a#ah dimasukkan ke dalam bak sampah
tertutup. 'ampah di#ampur dengan biofermentor. (ea#hate yang
diperoleh dari hasil pengomposan juga sudah mengandung mikroba,
sehingga dapat dimanfaatkan kembali pada proses pengomposan
selanjutnya. ,ika lama pengomposan yang diperlukan 20 hari, maka
diperlukan 20 unit bak%bak dengan volume bak sampah sesuai
dengan kapasitas pengolahan setiap hari. ;tau bak dapat diran#ang
untuk menerima sampah selama 1 hari, maka jumlah bak sampah
yang diperlukan menjadi = unit. Penggunaan #ara ini, dapat
mengurangi kebutuhan luas lahan, karena bak dapat dibangun ke
atas.

6on$oh Soal ' -au! *lang d TPS
Model -e#an 7a#l$a# "ompo#$ng
+en#ana desainnya adalah "
1. TP' dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu tempat kontainer, tempat
proses a.al dan lahan pematangan.
2. -ontainer hanya digunakan untuk pengumpulan residu yang akan
dibuang ke TP;.
2. )ilakukan pemilahan a.al se#ara manual untuk bahan yang tidak dapat
dikomposkan.
0. )ilakukan pen#a#ahan bahan hingga men#apai ukuran 2 #m.
1. 'istem komposting terpilih adalah"
28


Al$e!na$= 1 '
se#ara anaerobi# fakultatif, dengan penambahan inokulum B&0.
<aktu proses komposting selama 20 hari.
Al$e!na$= 2 '
se#ara aerobi#, .indro. komposting terbuka, dengan penambahan
inokulum B& 0. <aktu proses komposting selama 20 hari.

Al$e!na$= 1
Pe!h$ungan lua# lahan kompo#$ng '
(uas lahan komposting dihitung dengan kebutuhan lahan yang diperlukan
untuk sorting pemilahan!, alat pen#a#ah dan areal pematangan tiap 1 mN
sampah.

Lahan #o!$ng /pemlahan0 awal
Oolume sampah input " 1 mN
'orting dilakukan dengan garpu penggaruk manual, kedalaman timbulan pada
bak sorting " 0.1 m.
(uas bak sorting D 1 $ 0.1 D 2 mL
&aka " panjang D 2 m, lebar D 1 m
(uas total D (uas bak sorting pemilahan! C luas jarak antara
D 2 mL C 10 mL D 12 mL.
;pabila diperkirakan .aktu yang diperlukan untuk memilah sampah dengan
volume 1 mN dengan 2 orang pekerja selama 20 menit, maka untuk > jam
kerja dapat dipilah sampah sebesar 10 mN sampah.

Pen5a5ahan
Oolume bahan yang di#a#ah D 0.8 A 10! mN$hari D 11.2 mN$hari 80@ yang
akan dimanfaatkan!
-apasitas alat pen#a#ah mekanis " 2 mN$jam
)imensi alat " p A l A t D 1 A 2 A 1 m
)engan jam operasional alat selama > jam maka alat dapat men#a#ah sampah
sebanyak 10 mN1hari.
-ebutuhan luas penampung hasil #a#ahan "
Tinggi D 1 m, Panjang D 1 m, (ebar D 1,1 m
(uas total D luas penampung C luas alat C luas jarak antara
D 1.1 C 2 C 12 D 1=.1 mL.



29
Lua# a!eal pema$angan
Oolume hasil pen#a#ahan D 11.2 mN1hari
)esain .aktu pengomposan " 20 hari pada anaerobi# fakultatif #omposting
dengan penambahan inokulum B& 0.
Perhitungan luas area #omposting"
OD 11.2 mN$hari A 20 hari D 22= mN
7ila dimensi bak komposting "
Tinggi D 1.2 m, (ebar D 1.1 m, Panjang bak D 18= m
(uas area D (uas bak C luas jarak antara
D 2>? C 2>1 D =10 mL

Al$e!na$= 2
Lua# a!eal pema$angan
Oolume hasil pen#a#ahan D 11.2 mN1hari
)esain .aktu pengomposan " 20 hari se#ara aerobi# .indro. komposting
terbuka dengan penambahan inokulum B& 0.
Perhitungan luas area #omposting"
OD 11.2 mN$hari A 20 hari D 22= mN
(uas penampang timbunan UP)-, 1??2!
(
1
D 0.= m T
2
D 0.= m
(
2
D 1.>1 m P D 10 m
T
1
D 1.1 m
(uas penampang D P1.>1 C 1!$2QH1.1
D 2.0=21 m
2
D 2 m
2

-ebutuhan panjang tumpukan D 22= m
2
$ 2 m
2

D 1=8 m
(uas area timbunan D 1=8 A 1.>1 D 2?0 m
2
-ebutuhan luas lahan untuk #omposting se#ara aerobik dapat dilihat pada Tabel
=.











30
Tabel =. -ebutuhan -omposting dengan ;erobi# <indro. 4omposting untuk
1 mN 'ampah 9nput$jam
"ompo#$ng dengan Ae!ob5 >nd!ow
'ampah 9nput

,umlah Pekerja
'ampah 6asil 'orting
pemilahan!

7ak 'orting pemilahan!



Pen#a#ah







;real Pematangan



3udang$unit
+umah jaga$unit
-ontainer
1 mN$20 menit
10 mN$hari!
2 orang$ mN$20menit
0.8 mN$20 menit
11.2 mN$hari!
Panjang D 2 m
(ebar D 1 m
Timbulan D 0.1 m
(uas total D 12 mL
-ap. D 2 mN$jam
)imensi D 1A2A1m
Penampung
Tinggi D 1 m
Panjang D 1 m
(ebar D 1,1 m
(uas total D 1=.1 mL
Tinggi D 1.2 m
Oolume timbulan .indro. D 22= m2
(uas penampang .indro. D 2 m2
(ebar tumpukan D 1.>1 m
;rea tumpukan D 2?0 m
2
2 A 2m ? mL!
0 A = m 20 mL!
lihat Tabel 2 dan Tabel 0
To$al Lua# A!ea
"ompo#$ng
3&&.& m
2
%33 m
2












31
Tabel >. -ebutuhan (ahan :asilitas )aur Ulang dan -omposting dengan ;naerobi#
:a#ultative untuk 1 mN 'ampah 9nput$jam

"ompo#$ng -au! *lang
'ampah 9nput

,umlah Pekerja
'ampah 6asil 'orting
pemilahan!

7ak 'orting
pemilahan!



Pen#a#ah







;real Pematangan



3udang$unit
+umah jaga$unit
-ontainer
1 mN$20 menit
10 mN$hari!
2 orang$ mN$20menit
0.8 mN$20 menit
11.2 mN$hari!
Panjang D 2 m
(ebar D 1 m
Timbulan D 0.1 m
(uas total D 12 mL
-ap. D 2 mN$jam
)imensi D 1A2A1m
Penampung
Tinggi D 1 m
Panjang D 1 m
(ebar D 1,1 m
(uas total D 1=.1 mL

Tinggi D 1.2 m
(ebar D 1.1 m
Panjang D 18= m
(uas area D =10 mL
2 A 2m ? mL!
0 A = m 20 mL!
Tabel 2 dan Tabel 0
1 mN$20 menit
10 mN$hari!
2 orang$ mN$20menit
0.0>2 mN$20 menit
=.=08 mN$hari!
(ebar D 2 m
Panjang D 1.> m
Timbulan D 0.2 m
(uas area D 12.1 mL
%







%



2 A 2m ? mL!
0 A = m 20 mL!
Tabel 2 dan Tabel 0
Lua# A!ea 7a#l$a# )1&.& m
2
%&.& m
2




'umber " &ateri Pelatihan 7erbasis -ompetensi 7idang Persampahan 7alai Teknik ;ir
&inum dan 'anitasi <ilayah 2, <iyung R 'urabaya, 2010!

Anda mungkin juga menyukai