MIKROBIOLOGI AIR
6.1 Tujuan Percobaan
Mengetahui ada tidaknya mikroorganisme didalam air sampel
Menghitung nilai Indeks Pencemaran Biologis (IPB) dan menganalisa kualitas air
sampel berdasarkan nilai IPB tersebut
6.2 Dasar Teori
Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup
membutuhkan air. Misalnya sel hidup, baik hewan maupun tumbuhan, sebagian besar
tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel
hewan.
Zonasi ekosistem air tawar dan organisme yang hidup di dalamnya berada di sungai,
kolam, danau, dan sumber air lainnya, dengan rumus : H
2
O + X, dimana X merupakan
faktor yang bersifat hidup (biotik) maupun tidak hidup (abiotik).
Faktor-faktor biotis di dalam air terdiri dari:
1) Bakteria
2) Fungi atau jamur
3) Mikroalgae atau ganggang mikro
4) Protozoa atau hewan bersel tunggal
5) Virus
Kehadiran mikroba di dalam air, mungkin akan mendatangkan keuntungan tetapi juga
mungkin akan mendatangkan kerugian.
Mikroba air yang menguntungkan, berperan sebagai :
Makanan ikan : fitoplankton dan zooplankton. Contoh: mikroalga (chlorella,
scenedesmus, hydrodiction, p innularia, dan lain-lain).
Dekomposer : mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa
.yang berada (masuk) ke dalam badan air. Sehingga kehadirannya telah
dimanfaatkan di dalam rangka pengolahan buangan di dalam air secara biologis.
Produsen : adanya mikroalga yang dapat berfotosintesis sehingga meningkatkan
oksigen terlarut.
Konsumen : hasil rombakan organisme dimanfaatkan oleh mikroalga,
bakteri,jamur.
Penyebab penyakit : Salmonella (tipus / paratipus), Shigella (disentri basiler),
Vibrio.
Penghasil toksin : bakteri anaerobik (Clostridium), bakteri aerobik
(Pseudomonas, Salmonella, Stap hylococcus, dan lain-lain), mikroalgae
(Anabaena, Microcystis)
Mikroba air yang merugikan dapat menyebabkan :
Blooming menyebabkan perairan berwarna, ada endapan, dan bau amis,
disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan mikroalga (Anabaena f los-aquae
dan Microcystis oleh meningkatnya pertumbuhan mikroalga (Anabaena f los-
aquae dan Microcystis aerugynosa)
Bakteri besi : Fe
2+
(oksidasi oleh bakteri Crenothrixsphaerotilus) menjadi Fe
3+
Bakteri belerang : SO
4
2-
(reduksi oleh bakteri Thiobacillus cromatium)
menghasilka H2S (bau busuk)
Kualitas air harus memenuhi 3 persyaratan, yaitu kualitas fisik, kimia, dan biologis.
Kualitas fisik berdasarkan pada kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.
Kualitas kimia adanya senyawa-senyawa kimia yang beracun, perubahan rupa, warna,
dan rasa air, serta reaksi-reaksi yang tidak diharapkan menyebabkan diadakannya standar
kualitas air minum. Standar kualitas air memberikan batas konsentrasi maksimum yang
dianjurkan dan yang diperkenankan bagi berbagai parameter kimia,
karena pada konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur-unsur tersebut dalam air akan
memberikan pengaruh negatif, baik bagi kesehatan maupun dari segi pemakaian
lainnya.
Kualitas biologis didasarkan pada kehadiran kelompok-kelompok mikroba tertentu
seperti mikroba patogen (penyakit perut), pencemar (terutama Coli), penghasil toksin
dsb.
Indikator kehadiran bakteri coliform merupakan polusi kotoran akibat
kondisi sanitasi yang buruk terhadap air dan makanan.
Bakteri coliform ada 2 jenis :
sanitasi yang buruk terhadap air dan makanan.. Bakteri coliform ada 2 j enis :
1. Fekal : berasal dari tinja manusia dan mamalia (misal : Escherichia coli)
2. Nonfekal : berasal dari sumber lain (misal : Enterobacter aerogenes, Klebsiella)
Kualitas perairan juga dapat ditentukan berdasarkan nilai IPB. Penentuan Nilai
IPB (Indeks Pencemar Biologis) atau Biological Indices of Pollution (BIP) suatu
perairan, pada umumnya dilakukan kalau air dari suatu sumber perairan akan digunakan
sebagai bahan baku untuk kepentingan pabrik/industri (sebagai air proses, air pendingin),
untuk kepentingan rekreasi (berenang). Makin tinggi nilai IPB maka makin tinggi
kemungkinan deteriosasi/korosi materi di dalam sistem pabrik (logam-logam yang
mengandung Fe dan S), atau pun terhadap kemungkinan adanya kontaminasi badan air
oleh organisme patogen.
Nilai IPB ditentukan dengan menggunakan rumus :
Nilai IPB =
A : Kandungan mikroba berklorofil
B : Kandungan mikroba tanpa klorofil
Dari nilai IPB yang didapatkan, akan diketahui sampai berapa jauh kualitas air tersebut,
yaitu:
Nilai IPB Kualitas Air
0-8 Bersih, jernih
9-20 Tercemar ringan
21-60 Tercemar sedang
60-100 Tercemar berat
Hasil tersebut akan memberikan besaran yang menyatakan nilai IPB. Perhitungan nilai
dilakukan secara langsung (tanpa pembiakan) yaitu: Sampel air sebanyak 500-1000
ml, selanjutnya dipekatkan sampai menjadi 50 ml baik melalui penyaringan ataupun
sentrifugasi (rata-rata 1500 rpm). Endapan yang terbentuk selanjutnya dianalisis untuk
kehadiran mikroorganisme denganmenggunakan kolum hitung untuk mikroalge, dan
pewarnaan untuk bakteri dan fungi. Kandungan kedua kelompok mikroorganisme
tersebut dapat dijadikan dasar untuk perhitungan nilai IPB.
6.3 Alat dan Bahan
Beaker glass
Pipet tetes
Tabung reaksi
Tissue/kapas
Spatel bengkok
Cawan petri
Inkubator
Colony counter
Mikroskop
Tabung durham
Air sampel (air laboratorium kimia fisika)
Kaldu nutrisi
Nutrisi agar
6.4 Prosedur Percobaan
Sediakan air sampel seckupnya
Melakukan pengenceran dengan cara memipet 1 mL air sampel kemudian
ditambahkan 99 mL kaldu nutrisi, disebut pengenceran 10
-2
=58,7% (tercemar sedang)
Nilai IPB pada pengenceran 10
-6
ditentukan dengan menggunakan rumus :
Nilai IPB :
=
=59,4% (tercemar sedang)
Nilai IPB pada pengenceran 10
-6
ditentukan dengan menggunakan rumus :
Nilai IPB :
=
=59,7% (tercemar sedang)
LEMBAR ASISTENSI
Kelompok : XII
Anggota :
1. Felisitas Raras Ratna D. NIM: 1314023
2. Valentina Mailita NIM: 1314049
3. Zaki Muhajjalin NIM: 1314054
4. Larasati Kusuma NIM: 1314064
5. Karolus Bensa Suri NIM: 1314073
6. Chintya Ayu Putri N. NIM: 1314076
BAB : Mikrobiologi Air
Asistensi awal :
Asistensi terakhir :
Asisten,
Iga Lerian Purwaningtyas
NIM: 1214034
No Tanggal Keterangan
Absen
Paraf
1 2 3 4 5 6
36 36 36
36 36
36
36