Anda di halaman 1dari 58

1

BAHASA INDNESIA
DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN
.

2
Perubahan Pola Asuhan
Keperawatan
Tradisional
Pasien/klien kehilangan rasa kemandirian dan
pengendalian dirinya karena pemberi asuhan
keperawatan terikat sebagai superordinat, yang
berwewenang dan terhormat, sedangkan
pasien/klien seolah-olah tidak diberikan
kesempatan untuk menentukan pilihan
Modern
Pasien/klien menerima asuhan kesehatan atau
keperawatan secara optimal sebagai tanggung
jawab bersama antara pemberi asuhan,
pasien/klien, dan masayarakat
3
Pergeseran Fokus
Asuhan Kesehatan
Telah terjadi pergeseran fokus asuhan
kesehatan atau keperawatan dari peran
kuratif yang didominasi dokter menjadi peran
preventif dan promotif yang mandiri tanpa
melupakan peran kuratif dan rehabilitatif. Hal
ini terkait dengan kecenderungan perubahan
pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi
penyakit degeratif

Dalam pola asuhan yang baru, komunikasi
merupakan kata kunci dan pemakaian bahasa,
termasuk di dalamnya etika berbahasa,
memegang peranan penting dalam membangun
komunikasi yang efektif.

4
Kaitan Bahasa dengan Perubahan
Pola dan Pergeseran Fokus Asuhan
Keperawatan
Adanya perubahan pola Asuhan
Keperawatan dan pergeseran fokus
Asuhan Kesehatan menyebabkan bahasa
memegang peranan penting dalam
pelaksanaan Asuhan Keperawatan.

Ismani, 2001
5
Perbandingan pola
tradisional dan pola modern
Pada pola tradisional penggunaan bahasa sering
bersifat divergen, dalam artian perawat kurang
menyesuaikan diri secara kebahasaan dengan
pasien/klien. Karena mereka memposisikan diri
Pada pola modern penggunaan bahasa bersifat
konvergen, dalam artian perawat harus senantiasa
menyesuaikan diri secara kebahasaan dengan
pasien. Dengan begitu, pasien merasakan adanya
kedekatan hubungan, rasa saling menghargai satu
sama lain. Untuk pilihan bahasa dan ragam bahasa
perawat harus memperhatikan siapa pasiennya.
Bagaimana berkomunikasi dengan klien anak-anak,
remaja, dewasa, orang lanjut usia, ibu-ibu hamil,
orang cacat.

Profil Perawat Profesional
Peran Perawat dalam aktivitas
keperawatan mencakupi:
1) peran sebagai Pelaksana;
2) peran sebagai Pendidik;
3) peran sebagai Pengelola;
4) peran sebagai Peneliti.
Gaffar, 1996
Ismani, 2001
6
7
Pemberi rasa nyaman (comforter)
Pelindung (Protector)
Komunikator
Mediator
Rehabilitator
Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dapat dimengerti
dan untuk menciptakan keakraban hendaknya dipilih
ragam yang biasa digunakan oleh pasien/klien, keluarga,
masyarakat. Dengan demikian komunikasi menjadi lebih
efektif.
Peran Perawat sebagai
Pelaksana
8
Pemberi rasa nyaman (comforter)
Perawat dengan menerapkan berbagai
pendekatan berusaha memberikan ketenangan
dan rasa nyaman kepada pasien.

Pelindung (Protector)
Perawat berusaha melindungi dan membela
kepentingan pasien/klien agar dapat
menggunakan hak-haknya secara optimal
Peran Perawat sebagai Pelaksana
(lanjutan)
9
Komunikator
Perawat saat memberikan penjelasan dengan berkomunikasi kepada
pasien dalam upaya meningkatkan kesehatannya.
Mediator
Perawat memberikan kemudahan kepada pasien untuk mengatakan
kebutuhannya kepada tim kesehatan dan kepada keluarganya agar
dapat membantu memperlancar asuhan kesehatannya.

Rehabilitator
Perawat bertugas mengembalikan kepercayaan terhadap keberadaan
dirinya, baik semasa dirawat di rumah sakit maupun setelah pulang ke
rumah, dapat diterima dengan baik oleh kalangan keluarga dan
masyarakat tempat di tinggal.
Dalam pada ini, komunikasi melalui ragam bahasa yang menyejukkan
dapat membantu kesembuhan pasien.

Peran Perawat sebagai Pelaksana
(lanjutan
10
Dalam perannya sebagai pelaksana, perawat
senantiasa berkomunikasi dengan pasien/klien.
Komunikasi tidak hanya berfungsi
mentransmisi informasi, tetapi juga berguna
untuk membangun hubungan sosial dengan
pasien. Kedekatan secara psikologis amat
menunjang proses penyembuhan pasien.
Dalam hal ini pilihan ragam bahasa harus
disesuaikan dengan si pasien.
Bahasa dan Peran Perawat sebagai
Pelaksana
11
Perawat memberikan pemahaman tentang kesehatan atau
keperawatan yang dibutuhkan kepada pasien/klien, keluarga,
atau masyarakat

Bahasa yang digunakan bisa bahasa ragam formal maupun
informal. Yang dipentingkan dalam konteks ini adalah bahasa
yang mudah dimengerti oleh komunikan.
Pada saat memberikan penyuluhan di lingkungan kampus,
misalnya, perawat dapat menggunakan bahasa ragam baku,
tetapi untuk penyuluhan di masyarakat luas pemilihan ragam
bahasa harus disesuaikan dengan pesuluh.

Peran Perawat sebagai Pendidik
12
Perawat mengelola asuhan keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya, termasuk
membuat catatan dan laporan tentang
pasien/klien

Bahasa yang digunakan, bahasa ragam
nonformal untuk asuhan keperawatan dengan
pasien/klien dan bahasa ragam formal untuk
penyusunan laporan.

Peran Perawat sebagai Pengelola
13
Perawat mengidentifikasi masalah-masalah
penelitian, menerapkan prinsip-prinsip dan
pendekatan penelitian untuk meningkatkan
mutu asuhan keperawatan

Dalam penyusunan laporan penelitian digunakan
bahasa ragam formal

Peran Perawat sebagai Peneliti
14
Sopan santun, lembut, hangat, ramah, merupakan
modal penting bagi perawat sebagai pemberi
layanan kesehatan. Agar dapat menciptakan
suasana yang menyenangkan, perawat harus
selalu memperhatikan etika dan etiket
berkomunikasi.

Etika dan bahasa
15
Etika

Etika adalah
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral;
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak;
Nilai mengenai benar salah yang dianut suatu
golongan masyarakat.

Secara lebih luas
Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang
menitikberatkan tentang nilai kesusilaan.
Etika merupakan perpaduan perilaku
manusia sesuai dengan kesusilaan yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
Etika berkembang sebagai nilai-nilai
kesusilaan dan pedoman tingkah laku yang
berlaku khusus pada jabatan tertentu.
Biasanya disebut kode etik.
16
Perbedaan antara Etika dan Etiket
Etika
1. Etika tidak terbatas pada
cara dilakukannya suatu
perbuatan, tetapi etika
memberi norma tentang
perbuatan itu sendiri.
Apakah perbuatan itu
boleh dilakukan atau
tidak. Misalnya tidak
boleh mencuri.

2. Etika selalu berlaku baik
ada saksi ataupun tidak.

Etiket
1.Etiket menyangkut cara
suatu perbuatan
dilakukan manusia.
Misalnya tidak boleh
menyapa orang tua
dengan namanya saja.


2. Etiket hanya berlaku
dalam pergaulan. Jika
tidak ada orang yang
bersangkutan etiket tidak
berlaku.
17
Perbedaan antara Etika dan Etiket
(lanjutan)
3. Etika bersifat absolut.
Misalnya tidak boleh
mencuri atau membunuh
merupakan etika yang
tidak boleh ditawar-
tawar.

4. Etika menyangkut apa
yang ada di dalam
manusia itu sendiri,
bukan apa yang ada di
luar dirinya.

3. Etiket bersifat relatif.
Apa yang dianggap baik di
suatu tempat belum tentu
dianggap baik di empat
lain

4. Etiket lebih bersifat
lahiriah atau hal dari
luarnya saja.


Bertens (Darmastuti, 2007)
18
SISTEMATIKA ETIKA
ETIKA
Etika Umum
Etika Khusus
Etika Individual
Etika Sosial
19
Etika Sosial
Etika Politik
Etika Lingkungan Hidup
Etika terhadap Sesama
Etika Profesi
Etika Keluarga
20
Etika Profesi
Etika Dokter
Etika Perawat
Etika Bisnis
21
Bahasa Indonesia
yang Baik dan Benar
Baik: memanfaatkan ragam yang tepat dan
serasi dengan pemakai dan pemakaian
atau sesuai dengan situasi dan kondisi.

Benar: yang menerapkan kaidah-kaidah
yang berlaku

Baik dan Benar: memenfaatkan ragam
yang tepat dan menerapkan kaidah-kaidah
yang berlaku.
22
Ragam Bahasa
menurut Poerwadarminta
Ragam Bahasa
Ragam Tutur Ragam Bergaya
Ragam Umum Ragam Khusus
Ragam Sastra
Ragam Ringkas
Ragam Ilmiah
Ragam Jabatan
Ragam Jurnalistik
23
Ragam Bahasa
menurut Anton Moeliono
RAGAM BAHASA
Ragam Berdasarkan Pemakai Ragam Berdasarkan Pemakaian
Daerah
Taraf Pendidikan
Sikap Pemakai
Pokok Persoalan
Sarana
Mengalami Campuran
24
Kode Etik Keperawatan
menurut ICN
1. Tanggung jawab utama Perawat
Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan
kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, memelihara
kesehatan, dan mengurangi penderitaan. Karena itu
perawat harus meyakini
a. kebutuhan akan pelayanan keperawatan di berbagai
tempat sama;
b. pelaksanaan keperawatan dititikberatkan pada
kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi
hak-hak asasi manusia;
c. dalam melaksanakan layanan kesehatan dan/atau
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, perawat mengikutsertakan kelompok dan
instansi terkait.
25
Kode Etik Keperawatan menurut ICN
(lanjutan)
2. Perawat, individu, dan anggota kelompok
masyarakat
Perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan
kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada
di masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta
kepercayaan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat yang menjadi pasien/kliennya. Perawat
dapat memegang teguh rahasia pribadi dan hanya
memberikan keterangan bila diperlukan oleh pihak
yang berkepentingan atau pengadilan.

Di sini perawat juga harus menghargai bahasa ybs.
dengan jalan menyesuaikan diri ke bahasa mereka.
26
Kode Etik Keperawatan menurut ICN
(lanjutan)
3. Perawat dan Pelaksanaan Praktik Keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam
menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang
sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.
Perawat dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki dan setiap saat dapat
mempertahankan sikap sesuai dengan standar
profesi keperawatan.

Untuk pengembangan ilmu yang dipakai bahasa Indonesia ragam
ilmiah, sedangkan untuk pelaksanaan praktik keperawatan
digunakan bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
27
Kode Etik Keperawatan
menurut ICN (lanjutan)
4. Perawat dan Lingkungan
Masyarakat
Perawat dapat memprakarsai
pembaharuan, tanggap, mempunyai
inisiatif, dan dapat berperan serta
secara aktif dalam menemukan
masalah kesehatan dan masalah sosial
yang terjadi di masyarakat.
28
Kode Etik Keperawatan
menurut ICN (lanjutan)
5. Perawat dan Sejawat
Perawat dapat menopang hubungan kerja
sama dengan teman sekerja, baik tenaga
keperawatan maupun tenaga profesi lain di
luar keperawatan. Perawat dapat
melindungi dan menjamin seseorang, bila
dalam masa perawatannya merasa
terancam.
Perawat dapat menggunakan bahasa ragam
keperawatan nonbaku
29
Kode Etik Keperawatan
menurut ICN (lanjutan)
6. Perawat dan Profesi Keperawatan

Perawat
a. memegang peranan penting dalam menentukan
pelaksanaan standar praktik keperawatan dan
pendidikan keperawatan.
a. ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam
menopang pelaksanaan perawatan secara profesional
dan
a. sebagai anggota suatu organisasi profesi, berpartisipasi
dalam menjaga kestabilan sosial ekonomi sesuai
dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan
30
Hubungan Kode Etik Keperawatan
dengan Penggunaan Bahasa
Setiap butir kode etik tersebut
mengandung interaksi dan dalam
interaksi ada komunikasi yang
memerlukan bahasa. Memilih ragam
bahasa yang sesuai termasuk salah
satu etika berbahasa, dan etika
berbahasa memegang peranan dalam
membangun komunikasi yang efektif.
31
Komunikasi
Transmisi informasi
32
Membangun hubungan
sosial
Tegur sapa
Salam
Akomodasi
33
Bahasa yang ditujukan pd anak (Child
Directed Language) CDL
baby talk
Beberapa karakteristiknya
Menyebut anak dengan nama kesayangan (pet
name)
Kalimat-kalimatnya lebih pendek dan tata
bahasanya lebih sederhana.
Banyak mengandung perulangan
Lebih banyak menggunakan penegas, mis.
Question tag
Pengguanaan kata-kata tertentu
Memperluas dan/atau menyelesaikan kaliamt
yang dibuat si anak
34
Bahasa yang ditujukan pd anak (Child
Directed Language) CDL
baby talk (lanjutan)
Nada yang lebih tinggi
Diucapkan lebih lambat
Lebih banyak jeda
Pengucapannya jelas
Intonasinya lebih ditekankan
35
Etika Komunikator dan
Etika Perawat sebagai Komunikator
Seorang komunikator hendaknya memiliki
1) Kompetensi (kompetensi keperawatan)
2) Kejujuran dan kebenaran
3) Integritas
4) Keinginan baik
5) Persiapan
6) Empati
7) Kesungguhan
8) Ketulusan
9) Rasa percaya diri
10)Ketenangan
11)Keramahan
12)Kesederhanaan
36
Hubungan kerja perawat
dengan pasien/klien
Terdapat rasa saling percaya
Perawat memahami dan melindungi hak-hak pasien
Perawat harus sensitif terhadap perubahan pasien
Perawat harus memahami kondisi pasien sehingga
dapat bersikap sabar dan tetap memperhatikan
pertimbangan etis dan moral
Perawat sedapat mungkin menghindari konflik
antara nilai-nilai pribadinya dengan nilai-nilai pribadi
pasien/klien, keluarga, dan teman sejawat serta
doktor untuk kepentingan pasiennya.
37
Komunikasi dalam Keperawatan
Jika diperhatikan kode etik keperawatan di
depan, dapat dilihat bahwa perawat
hendaknya selalu menciptakan hubungan
yang baik dengan pasien/klien. Agar
tercipta hubungan yang memberikan
kenyamanan kepada pasien/klien, perawat
perlu memperhatikan cara-cara
berkomunikasi yang baik.
38

Cara Komunikasi

Komunikasi verbal memakai kata-kata
yang diungkapkan secara lisan maupun
tulis

Komunikasi nonverbal, memakai isyarat,
ekspresi wajah, sentuhan, bahasa tubuh.
39
Faktor-faktor yang memengaruhi
komunikasi verbal
1) Kemaknaan
Kata-kata yang digunakan dapat mengandung
makna denotatif dapat juga konotatif, sesuai
dengan situasi dan kondisi.
2) Perbendaharaan kata
Perawat hendaknya memiliki perbendaharaan
kata yang dikuasai pasiennya dan tidak banyak
menggunakan istilah-istilah teknis keperawatan
Kata kajian
anemia
toraks
dermatitis
insomnia
hipersomnia
obstipasi
injeksi
hideroterapi
laksatif
dehiderasi
sirkulasi
fraktur

kata umum
kekurangan darah
dada
radang kulit
susah tidur
lewah tidur
sembelit
suntikan
terapi air
pencahar
kekurangan cairan
peredaran
patah tulang

40
i
41
Faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi verbal (lanjutan)
3) Kejelasan dan keringkasan
Perawat hendaknya memakai kata-kata yang
lebih mudah dimengerti oleh pasien. Demi
kejelasan, komunikasi verbal dapat didukung
oleh peragaan.
4) Waktu dan relevansi
Perawat harus pandai memilih waktu yang tepat
untuk berkomunikasi dan topik pembicaraan
harus relevan dengan kondisi paien.

42
Faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi nonverbal
Penampilan
Cara berjalan
Raut wajah
Pandangan mata
Isyarat tangan
Sentuhan
43
Komunikasi Terapeutik
Ciri-ciri hubungan terapeutik
1) Berorientasi pada pasien/klien (client-centered)
2) Menghargai pasien/klien sebagai individu yang unik
dan bebas
3) Meningkatkan kemampuan klien untuk berpartisipasi
dengan aktif dalam mengambil keputusan mengenai
pengobatan dan perawatannya.
4) Menghargai keluarga, kebudayaan, kepercayaan, nilai
hidup, dan lain-lain dari klien
5) Menghargai privasi dan kerahasiaan hubungan
perawatklien.
6) Saling percaya, menghargai, dan menerima.
44
Teknik Komunikasi Terapeutik
1) Diam
2) Menerima
yaya, saya tahu, terus

3) Menyatakan pengenalan
Selamat pagi Ibu Dewi.
He adik apa kabar? Namanya siapa?

4) Menawarkan diri
Ibu, Ida, ada yang bisa saya bantu? Tenang Bu Ana,
saya akan menemani Ibu ke ruang Rontgen.

45
Teknik Komunikasi Terapeutik (lanjutan)
5) Memberi penghargaan
Mungkin Ibu mau menanyakan sesuatu, santai saja Ibu, tanya saja.

6) Mengklarifikasi waktu atau urutan kejadian
Klien : Tadi pagi saya sempat mual.
Perawat: Kapan/jam berapa itu terjadi, Apa
sarapan?

7) Menyatakan observasi tanpa menilai
Bapak tampak lebih rileks sekarang.
Bapak kelihatan tegang, tenang Pak, nanti saya temani.

8) Memberanikan diri mengungkapkan persepsi
Apa yang terjadi?
Ada apa?

46
Teknik Komunikasi Terapeutik (lanjutan)
9) Mengungkapkan kembali
Klien : Semalam saya tidak bisa tidur, Sus.
Perawat : Nggak bisa tidur?
Kenapa sayang kangen temen-temen
di sekolah ya?
10) Menunjukkan kenyataan
Wah banyak temen-temen ya Dik?

11) Mengungkapkan keraguan
Sungguhkah?
Nggak sakit kan?

47
Teknik Komunikasi Terapeutik (lanjutan)
12) Memberanikan untuk mengambil keputusan
Seandainya hal itu timbul lagi, apa yang akan Ibu
lakukan?

13) Sentuhan
(Perawat harus sensitif terhadap pribadi pasiennya)

14) Mengklarifikasi
Maaf, saya kurang mengerti maksud Anda.
Bisa diulang sekali lagi.

15) Memberi informasi
Besok Ibu periksa darah. Jadi, Ibu harus (ber)-puasa
mulai pukul 10.00 nanti malam.
48
Teknik Komunikasi Non-Terapeutik
1) Memberi kepastian atau jaminan
Itu hal yang kecil, tidak akan menjadi
masalah, banyak orang yang demikian,
kok.
2) Menyetujui/Menolak
Pasien :Dokter B kurang baik, dia cuek
sama pasien.
Perawat: Dokter B adalah dokter bedah
yang terandal.
49
Teknik Komunikasi Non-Terapeutik
(lanjutan)
3) Memberi nasihat
Daerah dingin kurang baik bagimu, lebih
baik hindari ke daerah dingin!
4) Memeriksa
Mengapa sampai terjadi hal seperti itu?
5) Stereotyping
Wanita suka memakai perasaan, pria suka
memakai otak.
Laki-laki memang sering melakukan
kekerasan.

50
Teknik Komunikasi Non-Terapeutik
(lanjutan)
6) Menjadi defensif
Klien :
Perawat yang dinas tadi malam nonton
TV saja kerjanya. Saya lama memencet
bel baru ada yang datang.
Perawat:
Ibu, mereka itu sangat sibuk. Ibu, ada
beberapa pasien baru yang masuk tadi
malam.
51
Teknik Komunikasi Non-Terapeutik
(lanjutan)
7) Menantang
Pasien: Saya merasa seperti mau mati.
Perawat: Bagaimana Bapak merasa seperti
itu, sedangkan pola makan Bapak
normal.
8) Mengalihkan topik pembicaraan
Pasien:Akhir-akhir ini pacar saya sering
menghindar untuk ketemuan,
nggak tahu kenapa.
Perawat: Kemarin Adik mengeluh kepala
pusing.Bagaimana sekarang, masih
pusing?

52
Teknik Komunikasi Non-Terapeutik
(lanjutan
9) Menilai
Jangan, itu tidak baik!
Itu sama sekali tidak masuk akal.
Pintar itu membuat Adik cepat
sembuh.
53
Hubungan Kerja Perawat
dengan Sejawat
Silih asuh: esema perawat dapat saling
membimbing, menasehati, menghormati, dan
mengingatkan.
Silih asih: setiap perawat dalam menjalankan
tugasnya dapat saling menghargai, mengasihi,
bertenggang rasa dan saling bertoleransi.
Silih asah: perawat yang merasa lebih padai atau
tahu dalam hal ilmu pengetahuan, dapat membagi
ilmu yang dimilikinya kepada rekan sesama
perawat tanpa pamrih.
54
Sumber Rujukan
Bawa, I Wayan dkk. 1990. Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. Denpasar: Ikayana
Baradero, Mary dkk. 2006. Konseling dalam Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Darmastuti, Rini. 2007. Etika PR dan E-PR. Yogyakarta:
Gava Media.
Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan
Profesional. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ismani, Hj. Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya
Medika.

55
Tugas 1
Carilah sepuluh pasang kata - istilah yang berbeda
pemakaian sesuai dengan lawan tutur.

Lawan tutur
pasien/umum

1) Kotoran
2) ..
3) dst

Lawan tutur paramedis
lain dan dokter

1) Faeces
2) .
3) dst.


56
Tugas 2
Kasus
(1) Seorang pasien kakek-kakek yang
pendengarannnya sudah agak terganggu datang
ke Puskesmas diantar oleh cucunya. Keluhan Si
pasien batuk-batuk dan sesak nafas.
(2) Seorang Ibu yang panik datang ke Puskesmas
dengan bayinya yang menderita panas tinggi.
(3) Seorang pasien Ibu hamil menyampaikan
kekhawatirannya kepada perawat karena dokter
menyatakan bahwa jika dalam minggu ini tidak
ada perubahan posisi bayinya, maka dia harus
melahirkan melalui operasi caesar.
(4) Pasien seorang nenek-nenek mengeluh kaki,
pinggang, dan punggungnya sakit, mata kabur.



57
Tugas 2 (lanjutan)
a. Susunlah sebuah percakapan antara
perawat dengan pasien dan/atau
keluarganya.
b. Percakapan itu nantinya disajikan
dengan bermain peran


58
Beberapa Prinsip tentang
Etika Profesi

Tanggung jawab
Kebebasan
Kejujuran
Keadilan
Otonomi

Anda mungkin juga menyukai