NIM : 124010130
Shofiatun
NIM : 094010065
Reni Fatmawati
NIM : 111020201
Taif Mafkhuri
NIM : 114010107
Judul Kegiatan
Bidang Kegiatan :
Masamo Benih
Lele Berkualitas
Dan Tahan Banting
PKM-K
: Muhammad Abdul Rouf
: 124010130
: Agribisnis
: Wahid Hasyim Semarang
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
Jl Menoreh Tengah
II/14 Sampangan
e. Alamat Rumah
dan No Telp/HP
Semarang,0877314
45358
bolokurowo4@gmail.com
f. Alamat email
4 Anggota Pelaksana Kegiatan
5 Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIP
c. Alamat rumah dan No Telp/HP
6 Biaya Kegiatan Total
a. Dikti
b. Sumber lain (sebutkan)
8 Jangka Waktu Pelaksanaan
4 Orang
RINGKASAN
Kualitas induk lele di Indonesia yang sudah sangat menurun, bikin waktu budidaya semakin
lama. Pasar butuh induk unggul yang gres. Setiapbulan, pembudidaya lele di kota semarang > 500ribu
ekor, kebutuhan tersebut belum terpenuhi dan masih mendatangkan dari daerah lain, Dulu
memelihara lele umur 50 hari atau dua bulan bisa panen, sekarang ini kok sampai 90100 hari,
semakin panjang umurnya. Padahal yang dibudidayakan tetap lele yang sama berarti menurun kualitas
benihnya. Hal itu tidak terlepas dari kualitas induk. Induk lele saat ini kebanyakan keturunan strain
dumbo, lele hibrida yang diintroduksi pada 1986. Nyaris tanpa introduksi strain baru dalam waktu 15
tahun, kecuali Sangkuriang pada 2004, penurunan kualitas genetik induk pun tak terelakkan karena
banyak terjadi perkawinan sedarah (inbreeding). Akibatnya, Lele semakin panjang umur
budidayanya, semakin rentan terhadap perubahan iklim, tingkat stresnya semakin tinggi, kemudian
efisiensi pakannya semakin rendah.
Kota Semarang merupakan salah satu sentra penghasil ikan lele konsumsi. Mayoritas petani
lele membudidayakan ikan lele hanya dalam proses pembesaran saja. Ikan lele menjadi pilihan
masyarakat penikmat daging lele, selain yang mudah didapat, ikan lele juga bergizi tinggi serta
harganya yang terjangkau. Bagi petani sendiri memilih untuk membudidayan ikan lele dikarenakan
ikan lele memiliki pertumbuhan yang cepat, selain itu kondisi lingkungan yang sangat mendukung
seperti sarana dan prasarana yang mudah didapat dan yang paling terpenting petani juga lebih cepat
dalam mengambil hasil panen. Berkembangnya budidaya ikan lele di kota Semarang dirasa masih
kurang maksimal karena masih terbatasnya benih yang kualitas dan masih kekurangan jumlah benih
yang tersedia sehingg menghambat usaha budidaya petani, maka dengan adanya usaha budidaya
pembenihan ikan lele kebutuhan akan benih lele akan sangat strategis dalam memasarkan benih ikan
lele tersebut.
Dipilihnya strain masamo sebagai usulan usaha kami karena ikan jenis ini di nilai lebih
unggul di banding dengan jenis lele lain, lele masamo lebih tahan terhadap berbagai penyakit serta
mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan mampu bertahan di iklim yang ekstrim, dagingnya
pun lebih enak jika dibandingkan dengan jenis lele lain. Tahap pelaksanaan pemasaran terbilang
sangat mudah karena di kota Semarang kebutuhan bibit lele masih sangat tinggi, banyak pengepul
atau padagang bibit lele yang siap menampung hasil pembibitan dan juga kita dapat secara langsung
memasarkan kepada para petani pembesaran ikan lele di kota semarang dan sekitarnya.
Secara perhitungan dapat kita asumsikan bahwa dalam kurun waktu 2 bulan kita akan
memanen hasil benih tersebut dengan taksiran,dari 10 kolam pendadarn dan indukan 3 pasang akan
menaghasilkan 60.000 butir telur per indukan dalam setiap kali pijah,harga jual dengan ukuran benih
ikan lele 5-7 cm yaitu Rp 135, maka dalam 2 bulan akan didapatkan keuntungan dengan nominal Rp
8.100.000 setiap kali pijah dalam 2 bulan, jadi dalam satu tahun kita dapat memproduksi 360.000 ekor
benih, hal itu diharapkan dapat sangat membantu memenuhi kebutuhan benih ikan lele untuk petani
pembesaran lele di Kota Semarang dan sekitarnya. Dengan harapan budidaya pembenihan ikan lele
MASAMO ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya bagi mahasiswa, dan juga
dapat mengoptimalkan dan memanfaatkan segala potensi yang ada dilingkungan sekitar dan
khususnya di daerah Kota Semarang untuk mengembangkan usaha budidaya pembenihan ikan lele
secara efektif dan efisien.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................................
ii
RINGKASAN.................................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah di budidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat
dikarenakan :
1. Dapat diBudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
2. Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3. Pemasarannya relatif mudah dan
4. Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan
oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Budidaya ikan lele dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam Budidaya
ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan
pengeluaran air.
Ikan yang berkulit licin dan berkumis ini sudah lama di konsumsi oleh masyarakan indonesia.
Saat ini, semakin banyak yang gemar menyantap daging dari ikan lele. Hampir setiap lestoran,rumah
makan dan pedagang kaki hampir selalu wajibkan menu olahan lele. Selain daging gurih, harganya
juga relatif terjangkau oleh masyarakat serta mempunyai gizi yang tinggi .
Berikut nilai gizi lele 100 gram. (FAO,1972)
1. Kadar air ( %) 78,5 47,1
2. Sumber energi (cal.) 90 54
3. Protein (gr) 18,7 11,2
4. Lemak (gr) 1,1 O,7
5. Kalsium (Ca) (mgr) 15 9
6. Phosphor (P) (mgr) 260 156
7. Zat besi(Fe) (mgr) 2 1,2
8. Natrium (mgr) 150 90
BAB II
2. METODE PELAKSANAAN
1. Pemilihan Lokasi
Lokasi atau tempat dari pelaksanaan proposal PKM ini adalah Kelurahan Sampangan
Kecamatan Gajah Mungkur Semarang .Alasan pemilihan lokasi ini karena potensi dari
wilayah sebagai salah satu sentra budidaya ikan lele pada tahap pembesaran, terbatasnya
pengadaan benih ikan lele disekitar budidaya menjadi langkah positif bagi kami untuk
membudidayakan ikan lele pada tahapan pembenihan dilokasi tersebut.
Pada tahapan ini adalah pemenuhan kelengkapan alat dan bahan yang diperlukan
dalam budidaya, yaitu menyiapkan alat untuk membuat media budidaya yaitu kolam yang
terbuat dari terpal. Ada beberapa kolam yang harus dibuat pada fase pembenihan, yakni
kolam induk, kolam pemijahan, kolam karantina, kolam penetasan dan kolam pendederan
yang meliputi kolam pendederan I, II, dan III. Setelah itu perlakuan terhadap kolam sebelum
digunakan, serta alat penunjang lainnya seperti kakaban, serok kasar dan serok halus.Untuk
bahan yaitu seleksi indukan, ikan lele jantan dan betina yang akan dijadikan indukan harus
benar-benar lele dewasa yang telah matang kelamin (gonad),serta menyiapkan pakan, pupuk,
obat-obatan, kapur perikanan, serta pengemasan.
Tahap pelaksanaan pemasaran yang kami lakukan terbilang sangat mudah karena
banyak pengepul atau padagang bibit lele yang siap menampung hasil pembibitan para petani
sehingga dapat secara langsung memasarkan kepada para petani ikan lele.
6. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mencari kelebihan dan kelemahan selama
proses pelaksanaan baik dalam persiapan kebutuhan, budidaya serta pemasaran.
BAB IV
Sampai saat ini kami sudah melakukan kegiatan produksi benih/pemijahan sebanyak
dua kali dengan jumlah kolam yang kami gunakan yaitu 7 buah. Hasil panen yang kami dapat
dari pemijahan pertama yaitu sebanyak 21.000 benih, dengan rincian ukuran 2x3 cm
sebanyak 7.500 ekor benih, ukuran 3x4 cm sebanyak 11.500 ekor benih, ukuran 3x5 cm
sebanyak 1.000 ekor benih, serta longgoran (ukuran 8-10 cm) sebanyak 100 ekor benih.
Tanggal 27 Juni 2014 kami melakukan pemijahan yang kedua dengan tingkat penetasan
90%. Pada pemijahan yang kedua ini, kami telah melakukan penyortiran yang pertama pada
tanggal 22 Juli dengan hasil sebagai beriku :
No
.
Ukuran (cm)
Jumlah (ekor)
Rete
200
12
19800
23
66800
34
8000
TOTAL
94800
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Penggunaan dana
Tanggal
Pemasukan
Pengeluaran (Rp)
04 Maret 2014
06 Maret 2014
Kg paku
14 Maret 2014
263.000
20 Maret 2014
5 Ikat bambu
150.000
17 April 2014
1 Kg pelet 782
1 Serok
30.000
5.000
10.000
6.500
23 April 2014
2 Probiotik MA-11
100.000
29 April 2014
44.000
01 Mei 2014
3 Indukan lele
02 Mei 2014
05 Mei 2014
14 Mei 2014
600.000
Transportasi
50.000
72.000
1,5 Kg paku
18.000
1 Sak PF 999
142.000
1 Serok TB
5.000
1 Serok tali
13.000
1 buah rafia
15.000
2 AP 005
80.000
30m selang
30.000
2 Stop kontak
25.000
2 Stekem
5.000
25.000
15 Mei 2014
1 Senter
30.000
18 Mei 2014
20 Mei 2014
10
1 kg Fengli.0
16.500
21 Mei 2014
7.500
60.000
22 Mei 2014
1 AK - 105
25 Mei 2014
20.000
1 kg Fengli.0
16.500
40.000
1 kg Fengli.0
16.500
30 Mei 2014
1 Senter
25.000
31 Mei 2014
1 P3900
160.000
2 AP-005
80.000
25.000
15m Toler/selang
75.000
28 Mei 2014
03 Juni 2014
1 Sak PF 1000
143.000
1 Kg Fengli.1
16.500
1 Kg PF 800
16.000
07 Juni 2014
40m Kabel
08 Juni 2014
1 Kg PF
18 Juni 2014
140.000
100.000
17.000
Penjualan Benih
Ukuran 2x3cm=7.500ekor
=Rp.225.000
Ukuran 3x4cm=9.000ekor
=Rp.540.000
Ukuran 3x5cm=1.000ekor
=Rp.100.000
19 Juni 2014
22 Juni 2014
24 Juni 2014
11
33 Batang bambu
204.000
30.000
1 Kg Paku reng
13.000
1 Buah meteran
14.000
Kg paku reng
4.000
2 Pralon 1 inch
58.000
28 Juni 2014
29 Juni 2014
30 Juni 2014
10 pipa L 1 inch
30.000
1 Solder
10.000
588.000
105.000
10 Pralon inch
148.000
10 Pipa T
20.000
2 Pipa L
4.000
11 Dop
11.000
PF 1000 I Sak
143.000
FF 999 1 Sak
145.000
Fengli 1 1Sak
158.000
1 Box Sterofom
40.000
Transportasi
15.000
TOTAL
4.481.000
1. Persiapan Lahan
2. Pembuatan Kolam
13
4. Pemijahan
5. Penetasan Telur
14
15